Anda di halaman 1dari 9

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

PERENCANAAN PERTAMBANGAN BATUBARA

KOTA BANDAR LAMPUNG

Oleh :

1. Amalia Mega Berliana (25116005)

2. Intan Elisa Bertha (25116007)

3. Benny Isman Hadi (25116010)

4. Linda Natalia (25116012)

5. Alif M Ihsan (25116026)

Teknik Lingkungan ITERA

A. Latar Belakang

Batubara merupakan kekuatan dominan di dalam pembangkitan listrik. Paling


sedikit 27 persen dari total output energi dunia dan lebih dari 39 persen dari seluruh
listrik dihasilkan oleh pembangkit listrik bertenaga batubara. Dikarenakan kelimpahan
jumlah batubara, sehingga proses ekstraksinya yang relatif mudah dan persyaratan-
persyaratan infrastruktur yang lebih murah dibandingkan dengan sumberdaya energi
lainnya.

Sekitar 66 persen dari pembangkit listrik di tanah air hingga saat ini adalah
pembangkit listrik berbasis batubara (PLTU). Pasokan batubara untuk kebutuhan PLTU
dalam negeri diperkirakan akan meningkat signifikan dalam kurun waktu lima tahun ke
depan. Realisasi di tahun 2015 sekitar 70.8 juta ton dan di tahun 2020 diperkirakan
sekitar 177.5 juta ton. Maka diperlukan penambahan armada tambang batubara untuk
memenuhi peningkatan kebutuhan suplay batubara.

B. Dasar Hukum
 PerMen LH No. 05 tahun 2012 Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib
Memiliki Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup
 Undang-Undang No 4 tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara
C. Maksud dan Tujuan
 Maksud dari pembuatan KAK perencanaan pembangunan Penambangan Batubara agar
dapat memenuhi kebutuhan bahan bakar seperti transportasi (kereta api) dan
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).
 Tujuan dari pembuatan KAK ini adalah untuk mendapatkan hasil perencanaan berupa
Dokumen Amdal.
D. Sasaran Kegiatan

Sasaran kegiatan ditujukan kepada masyarakat dan lingkungan sekitar yang


dapat terpengaruh dengan adanya penambangan batubara.

E. Lokasi

Jl. Soekarno-Hatta, Panjang, Bandar Lampung, Provinsi Lampung.

F. Sumber Pendanaan

Sumber dana pekerjaan perencanaan didapat dari pihak ke tiga atau perbankan
dan APBN.

G. Nama dan Organisasi Pejabat Pembuat Komitmen

Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

H. Data Dasar
 Peta Dasar

Kecamatan Panjang

Gambar 1. Peta Dasar Kota Bandar Lampung


Sumber : Wikipedia
 Data Penduduk

Jumlah Penduduk, Luas Wilayah dan Kepadatan Penduduk Kota


Bandar Lampung Tahun 2011-2015

Kecamatan Jumlah Luas Kepadatan


Penduduk Wilayah Penduduk
Kecamatan Populasi Area (km 2 ) Kepadatan
penduduk
(1) (2) (3) (4)
Teluk Betung Barat 29 799 11,02 2 704

Teluk Betung 41 645 14,83 2 808


Timur
Teluk Betung 39 353 3,79 10 383
Selatan
Bumi Waras 56 742 3,75 15 131

Panjang 74 506 15,75 4 731


Tanjung Karang 37 108 2,03 18 280
Timur
Kedamaian 52 592 8,21 6 406

Teluk Betung 50 593 4,33 11 684


Utara
Tanjung Karang 51 126 4,05 12 624
Pusat
Enggal 28 084 3,49 8 047
Tanjung Karang 54 710 14,99 3 650
Barat
Kemiling 65 637 24,24 2 708
Langkapura 33 944 6,12 5 546

Kedaton 49 055 4,79 10 241


Rajabasa 48 027 13,53 3 550
Tanjung Senang 45 775 10,63 4 306

Labuhan Ratu 44 843 7,97 5 626

Sukarame 56 921 14,75 3 859


Sukabumi 57 334 23,6 2 429
Way Halim 61 493 5,35 11 494

2015 979 287 197,22 4 965


2014 960 695 197,22 4 871
2013 942 039 197,22 4 777
2012 902 885 197,22 4 578
2011 891 374 197,22 4 520
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Bandar Lampung
I. Studi Terdahulu
J. Standar Teknis
Standar teknis yang diperlukan meliputi:
 Standar teknis untuk bahan/matertial dan peralatan yang diperlukan, harus
memenuhi standar yang ditetapkan.
 Hasil yang dapat diproduksi/diselesaikan harus memenuhi standar mutu/kualitas
sesuai yang ditetapkan.
 Dll.
K. Referensi Hukum
 PerMen LH No. 05 tahun 2012 Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang
Wajib Memiliki Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup
 PerMen ESDM No 26 tahun 2018 tentang Pelaksanaan Kaidah Pertambangan
yang Baik dan Pengawasan Pertambangan Mineral dan Batubara
 PerMen ESDM No 25 tahun 2018 tentang Pengusahaan Pertambangan Mineral
dan Batubara
 Undang-Undang No 4 tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara
 KepMen LH No. 113 tahun 2003 tentang Baku Mutu Air Limbah bagi usaha dan
atau Kegiatan Pertambangan Batubara.
 SNI 5015:2011tentang Pedoman Pelaporan, Sunber daya dan cadangan batubara.
 SNI 6621:2016 tentang Tata cara pengelolaan Tanah Pucuk pada kegiatan
Pertambangan.
 SNI 7082:2016 tentang Tata cara penimbunan batuan penutup untuk pencegahan
pembentukan air asam tambang pada kegiatan tambangan terbuka batubara.
L. Lingkup Kegiatan

Lingkup kegiatan ini tidak terbatas pada :

1. Tahap Persiapan Pada tahap persiapan ini dilakukan kegiatan-kegiatan:


a. Pengumpulan data-data sekunder diantaranya peta RTRW (Kota Bandar Lampung),
peta Tata Guna Lahan, dan lain-lain.
b. Survey pendahuluan untuk melihat kondisi eksisting lokasi rencana kegiatan untuk
penentuan lingkup wilayah studi.
c. Penentuan lingkup komponen studi.
d. Pengecekan mengenai ijin prinsip kegiatan oleh instansi yang berwenang.
e. Pengecekan (validasi) dan Pengurusan Permohonan Kesesuaian lokasi rencana
kegiatan dengan tata ruang pada instansi yang berwenang.

Bagian ini menjelaskan mengenai Kesesuaian lokasi rencana usaha dan/atau


kegiatan dengan rencana tata ruang sesuai ketentuan peraturan perundangan.

2. Penyusunan Dokumen AMDAL, tahapannya sebagai berikut :


a. Proses penapisan (screening) wajib AMDAL Proses penapisan atau kerap juga disebut
proses seleksi wajib AMDAL adalah proses untuk menentukan apakah suatu rencana
kegiatan wajib menyusun AMDAL atau tidak. Di Indonesia, proses penapisan
dilakukan dengan sistem penapisan satu langkah.
b. Proses pengumuman dan konsultasi publik Setiap rencana kegiatan yang diwajibkan
untuk membuat AMDAL wajib mengumumkan rencana kegiatannya kepada
masyarakat sebelum melakukan penyusunan AMDAL. Tata cara dan bentuk
pengumuman serta tata cara penyampaian saran, pendapat dan tanggapan
diatur dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 17 Tahun 2012 Tentang
Pedoman Keterlibatan Masyarakat dalam Proses AMDAL dan Izin Lingkungan.
Pengumuman dilakukan di surat kabar setempat (lokal dan/atau nasional) dan di
kantor kelurahan, kantor kecamatan dan rencana lokasi pembangunan selama 10
(sepuluh) hari kerja.
c. Proses pelingkupan (scoping) Pelingkupan merupakan suatu proses awal (dini)
untuk menentukan lingkup permasalahan dan mengidentifikasi dampak penting
(hipotetis) yang terkait dengan rencana kegiatan. Tujuan pelingkupan adalah untuk
menetapkan batas wilayah studi, mengidentifikasi dampak penting terhadap
lingkungan, menetapkan tingkat kedalaman studi, menetapkan lingkup studi, menelaah
kegiatan lain yang terkait dengan rencana kegiatan yang dikaji. Hasil akhir dari
proses pelingkupan adalah dokumen KA-ANDAL. Saran dan masukan masyarakat
harus menjadi bahan pertimbangan dalam proses pelingkupan. Pada proses ini
dilakukan sosialisasi atau konsultansi publik kepada seluruh masyarakat yang
terkena dampak dan juga masyarakat pemerhati lingkungan.
Pelaksanaan konsultansi publik berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup
Nomor 17 Tahun 2012. Muatan pelingkupan berisi tentang :

 Deskripsi rencana usaha dan/atau kegiatan yang akan dikaji;


 Deskripsi rona lingkungan hidup awal (environmental setting);
 Hasil pelibatan masyarakat;
 Dampak penting hipotetik;
 Batas Wilayah Studi dan Batas Waktu Kajian.
d. Penyusunan dan penilaian dokumen Kerangka Acuan Penyusunan dokumen kerangka
acuan (KA) bertujuan untuk:
• Merumuskan lingkup dan kedalaman studi ANDAL;
• Mengarahkan studi ANDAL agar berjalan secara efektif dan efisien sesuai biaya,
tenaga dan waktu yang tersedia. Fungsi dokumen Kerangka Acuan (KA) adalah:
• Sebagai rujukan penting bagi pemrakarsa, penyusun dokumen ANDAL, dan instansi
lingkungan hidup, serta tim teknis Komisi Penilai ANDAL tentang lingkup dan
kedalaman studi ANDAL yang akan dilakukan;
• Sebagai salah satu rujukan bagi penilai dokumen ANDAL untuk mengevaluasi hasil
studi ANDAL. Setelah Kerangka Acuan selesai disusun, selanjutnya adalah
mengajukan dokumen kepada Komisi Penilai AMDAL untuk dinilai. Pada proses
penilaian Kerangka Acuan, wakil masyarakat diundang untuk persidangan, begitu juga
dengan instansi terkait. Penyedia jasa berkewajiban melakukan perbaikan konsep
dokumen Kerangka Acuan, sampai Komisi Penilai AMDAL menerbitkan persetujuan
Kerangka Acuan.
M. Keluaran

Keluaran yang dihasilkan oleh Konsultan Perencana berdasarkan Kerangka


Acuan Kerja ini minimal meliputi:

a. Gambar rencana teknis bangunan lengkap.

b. Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS).

c. Dokumen AMDAL.

N. Jangka waktu penyelesaian kegiatan


Jangka waktu pelaksanaan kegiatan ini adalah sebagai berikut:
O. Personil atau anggota
- Ketua : Prof. Ir. H. Alif Ahmad Ahsan
- Anggota : Amalia Mega S.T.,M.Eng
Intan Bertha S.T.,M.T
Linda Natalia S.T., M.Si
Ir. Benny Isman
- Tenaga Ahli
Untuk melaksanakan tujuannya, Konsultan perencana harus menyediakan
Tenaga Ahli yang memenuhi ketentuan dari pejabat pembuat komitmen,baik
ditinjau dari segi lingkup kegiatan maupun tingkat kompleksitas pekerjaan, Tenaga
Ahli dan Tenaga Pendukung yang dibutuhkan dalam perencanaan kegiatan
Penambangan Batubara terdiri dari:

a. Ahli Sipil : 1 orang

b. Ahli Arsitektur : 2 orang


c. Ahli Geomatika : 1 orang

d. Ahli Teknik Lingkungan : 1 orang

e. Ahli Teknik Geologi : 1 orang

- Tenaga Profesional : 10 orang


P. Rincian Biaya

Biaya Pekerjaan Perencanaan dan tata cara pembayaran akan diatur secara
kontraktual setelah melalui tahapan proses Seleksi Pengadaan Jasa Konsultasi sesuai
peraturan yang berlaku, antara lain terdiri dari :

Gambar 2. Rincian anggaran Biaya

Anda mungkin juga menyukai