PELINGKUPAN
Proses Pelingkupan
Proses pelingkupan ini dilakukan meliputi langkah-langkah: (1) mempelajari rencana
kegiatan yang akan dilaksanakan dan rona lingkungan hidup awal, (2) identifikasi
dampak potensial untuk memperoleh dampak potensial, (3) evaluasi dampak
potensial untuk memperoleh dampak penting hipotetik, dan (4) klasifikasi dan
prioritas dampak penting hipotetik untuk memperoleh prioritas dampak penting
hipotetik. Proses pelingkupan dapat dilihat pada Gambar 3.13.
tahapan
kegiatan.
Keterkaitan
rencana
kegiatan
dengan
komponen
lingkungan yang akan terkena dampak bisa dijadikan bahan penelaahan interaksi
antara keduanya, sehingga dapat diketahui dampak penting hipotetik dan
lingkungan wilayah studi serta batas waktu kajian yang terkait dengan rencana
kegiatan penambangan PT. BUMI MOROWALI UTAMA. Hasil telaah ini akan diuraikan
pada bagian uraian berikutnya.
IV - 1
Bab 4
serta
sehubungan
dengan
menampung
rencana
aspirasi
kegiatan
yang
berkembang
penambangan
Bijih
dimasyarakat
Nikel
PT.
BUMI
2.1.2
Hasil Pelingkupan
A. Identifikasi Dampak Potensial
Dampak potensial diperoleh melalui identifikasi dampak potensial sebagai hasil
kajian interaksi antara kegiatan yang akan dilaksanakan dengan komponen
lingkungan yang akan menerima dampak. Identifikasi dampak potensial dapat
diperoleh melalui konsultasi dan diskusi dengan berbagai pihak antara lain pakar,
instansi terkait, pemrakarsa, masyarakat yang terkait langsung dengan aktivitas
serta hasil pengamatan lapangan. Identifikasi dampak potensial dalam studi ini
dilakukan dengan menggunakan bagan alir dan matriks. Berdasarkan atas jenis
kegiatan yang akan dilaksanakan serta rona lingkungan yang akan terkena dampak
langsung maupun tidak langsung oleh adanya kegiatan rencana Penambangan Bijih
Nikel yang dilakukan oleh PT. BUMI MOROWALI UTAMA, maka dapat diidentifikasi
jenis dampak potensial yang diprakirakan timbul pada tiap tahapan penambangan
tersebut. Hasil identifikasi dampak selanjutnya dituangkan ke dalam matrik dampak
potensial seperti pada Tabel II-36.
Adapun komponen kegiatan Penambangan Bijih Nikel yang dilakukan oleh PT. BUMI
MOROWALI
UTAMA
dan
berpotensi
menimbulkan
dampak
serta
komponen
lingkungan yang akan terkena dampak disajikan dalam bentuk bagan alir
identifikasi dampak pada Gambar II-44, adalah sebagai berikut :
IV - 2
Tabel II-36. Matriks Identifikasi Dampak Potensial Kegiatan Pertambangan Nikel DMP PT. BUMI MOROWALI UTAMA
Gambar 2.44. Bagan Alir Evaluasi Dampak Penting Penambangan Bijih Nikel DMP. PT. BUMI MOROWALI UTAMA
1. Tahap Pra-konstruksi
1) Kegiatan Survey Lokasi
Dampak potensial yang mungkin timbul adalah;
2) Sosialisasi Publik
Dampak yang akan timbul adalah munculnya persepsi masyarakat luas karena
masyarakat mengetahui secara langsung manfaat Penambangan Bijih Nikel dari
pemrakarsa, konpensasi yang diberikan kepada masyarakat sekitar tambang.
3) Pembebasan Lahan
Dampak penting hipotetik yang diprakirakan timbul adalah :
1. Tahap Konstruksi:
1) Mobilisasi dan Demobilisasi Peralatan dan Material
Dampak potensial yang diperkirakan timbul adalah:
2. Tahap Operasi/Produksi;
1) Mobilisasi Tenaga Kerja:
Dampak potensial yang diperkirakan timbul adalah:
Tersedianya
kesempatan
kerja
dan
kesempatan
berusaha
bagi
penduduk setempat;
Proses-proses
sosial:
kegiatan
mobilisasi
tenaga
kerja
tahap
Potensi oil spileage pengoperasian genset, bengkel dll serta emisi gas
buang dari alat-alat semacam genset, compresor, dll.
Gangguan hidrologi,
erosi
dan sedimentasi.
akan menyebabkan
persepsi
dan
proses-proses
sosial.
Dampak
ini
bersumber
dari
Penurunan
kualitas
udara.
Dampak
penurunan
kualitas
udara
Penurunan kualitas air dan gangguan terhadap biota air. Dampak ini
merupakan dampak turunan dari peningkatan laju erosi dan sedimentasi ke
badan air sungai saat kegiatan penggalain Bijih Nikel.
Akibat
dari
penggalian
yang
akan
mengubah
morfologi,
maka
sarana dan
Penurunan
kualitas
air.
Kegiatan
penyaringan
Bijih
Nikel
akan
Perbaikan
proses
hydrologi;
kegiatan
rehabilitasi
lahan
akan
penutupan
peralatan/fasilitas yang
tambang
sudah
tidak
sekaligus
pembongkaran
dipergunakan
oleh
terhadap
perusahaan,
dan
penunjang
yang
masih
dapat
dimanfaatkan
oleh
masyarakat
namun
Kegiatan
survey
menggunakan
lokasi
beberapa
terbatas
orang
pada
penduduk
penggunaan
saja
tenaga
sehingga
ahli
dan
relative
kecil
2) Pembebasan Lahan
Dampak penting hipotetik yang diprakirakan timbul adalah :
Timbulnya persepsi negatif penduduk akibat belum jelasnya lokasi lahan yang
akan dibebaskan dan pola pembebasan lahan dan tanam tumbuh Dampak ini
merupakan dampak negatif penting karena dapat menyebabkan timbulnya
2. Tahap Konstruksi
1) Mobilisasi Peralatan dan Material
Dampak penting hipotetik yang diprakirakan timbul adalah :
relatif
tinggi
terutama
pada
poros
jalan
yang
terdapat
dan
bising.
Kegiatan
mobilisasi
peralatan
dan
material
dapat
peralatan
dan
material
merupakan
dampak
negatif
penting
hipotetik.
Aksesibilitas. Dampak pada aksesisbilitas berupa sarana dan prasarana jalan
serta kemacetan lalu lintas bersumber dari bertambahnya volume kendaraan
dan peningkatan beban jalan yang dilalui oleh kendaraan penggangkut
material dan alat berat. Dampak ini akan berlangsung lama sehingga
intensitasnya relatif tinggi sehingga kegiatan mobilisasi peralatan dan material
merupakan dampak negatif penting hipotetik pada aksesibilitas sehingga perlu
dikaji lebih lanjut pada studi ANDAL.
pile,
sedangkan
jalan
hauling
mulai
dari
stock
pile
sampai
proses hidrologi.
Peningkatan erosi dan sedimentasi. dampak pada peningkatan laju erosi dan
sedimen marupakan dampak turunan dari peningkatan aliran permukaan
akibat kegiatan pemotongan dan perataan lahan saat pembuatan jalan.
Dampak ini berlangsung lama sehingga diprakirakan akan memberikan
hipotetik.
Munculnya persepsi negatif dan keresahan. Dampak ini merupakan dampak
turunan dari penurunan kualitas air dan kesehatan masyarakat. Oleh karena itu
Munculnya
persepsi
positif
dan
negatif
masyarakat
lokal.
Dampak
ini
3. Tahap Operasi
1) Pengoperasian Jalan Tambang
Dampak penting hipotetik yang diprakirakan timbul adalah:
Penurunan kualitas udara yang berasal dari emisi gas buang kendaraan dan
peningkatan kadar debu. Dampak ini dinilai merupakan dampak negatif
kegiatan
eksplorasi
detail,
kegiatan
pembangunan
sarana
dan
prasarana, pembuatan jalan, dan kegiatan pengalian. Oleh karena luas lahan
yang akan di buka cukup besar sehingga di prakirakan intensitas dampak ini
cukup tinggi. Dampak kegiatan pembersiahn lahan terhadap iklim mikro
penutup telinga.
Peningkatan laju erosi dan sedimentasi. Kegiatan pembersihan lahan potensi
berdampak terhadap peningkatan aliran air permukaan dan berdampak lanjut
terhadap peningkatan erosi dan sedimentasi. Lahan yang akan dibersihkan
cukup luas dan berlangsung lama sehingga penggaruhnya pada peningkatan
laju aliran air permukaan cukup tinggi. Oleh karena itu kegiatan pembersih
dari
peningkatan
erosi
dan
sedimentasi.
Dampaknya
berupa
peningkatan kadar Total Suspended Solid (TSS) yang berasal dari sediment dan
dapat menimbulkan dampak lanjut berupa gangguan terhadapa biota air. Oleh
karena dampak kegiatan pembersihan lahan terhadap pada laju erosi dan
sedimentasi signifikan, maka dampak lanjutan pada penurunan kualitas air dan
morfologi lahan.
Gangguan kesehatan masyarakat. Dampak ini merupakan dampak turunan dari
penurunan kualitas air akibat kegiatan pengupasan tanah pucuk dan tanah
penutup. Oleh karena itu, maka dampak ini bersifat dampak negatif penting
hipotetik.
Persepsi dan keresahan. Dampak ini merupakan dampak turunan dari
penurunan kualitas air sungai dan kesehatan masyarakat akibat kegiatan
pengupasan tanah pucuk dan tanah penutup. Kedua dampak ini secara sinergis
pucuk
dan
tanah
penutup
berpotensi
menyebabkan
terjadinya
Bijih
Nikel.
Penggalian
dilakukan
dengan
penting.
Peningkatan erosi dan sedimentasi. Dampak pada peningkatan laju erosi dan
sedimentasi merupakan dampak turunan dari peningkatan aliran permukaan
akibat kegiatan penggalian Bijih Nikel. Laju erosi dan sedimentasi yang terjadi
cukup tinggi sehingga intensitas dampaknya tergolong tinggi dan berlangsung
lama. Dengan demikian dampak kegiatan penggalian Bijih Nikel terhadap erosi
masyarakat.
Gangguan kesehatan masyarakat. Dampak ini merupakan dampak turunan dari
penurunan kualitas air akibat kegiatan penggalian Bijih Nikel. Gangguan
kesehatan akan muncul pada masyarakat yang menggunakan air sungai
sebagai air baku. Karena menyangkut jumlah manusia yang banyak, maka
dampak ini tergolong negatif penting hipotetik.
hipotetik.
Peningkatan aksesibilitas. Kegiatan pengangkutan Bijih Nikel menyebabkan
terjadinya penambahan volume beban jalan sehingga dapat terjadi kerusakan
sarana dan prasarana jalan serta kemacetan lalulintas. Intensitas dampak ini
cukup tinggi dan berlangsung lama sehingga dampak ini merupakan dampak
negatif penting hipotetik.
udara.Dampak
ini
dinilai
sebagai
dampak
negatif
penting
karena
intensitasnya besar.
Peningkatan erosi dan sedimentasi. Dampak ini bersumber dari penyaringan
Bijih Nikel yang tersebar disekitar penyaringan dan mempermudah terjadinya
erosi dan sedimemtasi terutama pada musim hujan. Dampak yang ditimbulkan
merupakan
dampak
turunan
dari
penurunan kualitas udara. Dampak ini dinilai sebagai dampak negatif penting
karena pekerja telah dilengkapi dengan alat K3 berupa masker dll.
Penurunan kualitas air: Lokasi penimbunan (stock pile) terletak di sekitar tapak
proyek Bijih Nikel yang ditimbun pada lokasi pertama masih bercampur tanah
yang dapat mengalir ke badan air terutama pada musim hujan. Dengan
demikian penurunan kualitas air merupakan dampak negatif penting hipotetik.
10)
Penurunan laju erosi dan sedimentasi. Dampak penurunan laju erosi dan
sedimentasi merupakan dampak turunan dari penurunan aliran permukaan.
Intensitas dampak ini relative tinggi, penurunan laju erosi dan sedimentasi
cukup tinggi dan berlangsung lama sehingga dampak ini merupakan dampak
positif penting hipotetik
Peningkatan kualitas air dan penurunan gangguan terhadap biota air. Dampak
peningkatan kualitas air merupakan dampak lanjut dari penurunan laju erosi
dan sedimentasi akibat kegiatan reklamasi lahan bekas tambang. Dampak ini
cukup besar dan serius sehingga dampak lanjutannya terhadap normalnya
kehidupan biota perairan tergolong besar. Oleh karena itu, maka kedua dampak
Persepsi negatif dan proses-proses sosial : bagi tenaga kerja, karyawan dan
keluarganya karena akan adanya penutupan tambang yang berarti akan
setelah
operasi
dilakuan
secara
menyeluruh
pada
akhir
tahap
dampak ini relative tinggi dan berlangsung lama sehingga dapak tergolong
dari
peningkatan
kesehatan
masyarakat
sehingga
dampak
ini
lingkungan.
Dampak
ini
Tabel II-37. Matriks Evaluasi Dampak Penting Hipotetik Kegiatan Pertambangan Nikel DMP. PT. BUMI MOROWALI UTAMA
2.1.3
Gambar 2.45. Diagram Alir Proses Pelingkupan Dampak Penting Kegiatan Penambangan Nikel DMP PT. BUMI MOROWALI UTAMA (PT.
BMU)
2.1.4
UTAMA,
kegiatan
Kecamatan
Bungku
Pesisir
tersebut
Kabupaten
berada
Morowali
di
daerah/Blok
Sulawesi
Laroenai,
Tengah
(Peta
terlampir).
2) Batas Ekologis
Dalam studi ini batas ekologis meliputi lokasi-lokasi Penambangan Bijih Nikel
serta di luar kegiatan yang berkaitan dengan ekosistem kawasan di sekitarnya
yang diprakirakan merupakan daerah sebaran dampak. Kawasan/ ekosistem
tersebut terdiri dari kawasan/area hutan, area lahan kering dan pegunungan,
daerah perkebunan, saluran air/sungai dan pemukiman penduduk. Dalam studi
ini batas ekologinya merupakan ekosistem hutan/pegunungan dan perairan/DAS
di sekitar lokasi rencana kegiatan. Ekosistem hutan dan perairan tersebut
diprakirakan dapat mengalami perubahan mendasar akibat terkena dampak dari
persebaran pencemaran yang diprakirakan timbul oleh kegiatan Penambangan
Bijih Nikel (Peta terlampir).
3) Batas Sosial
Batas sosial adalah ruang di sekitar rencana kegiatan yang merupakan tempat
berlangsungnya berbagai interaksi sosial yang mengandung norma dan nilai
tertentu yang sudah mapan (struktur sosial) sesuai dengan dinamika kelompok
masyarakat yang diprakirakan terpengaruh akibat kegiatan Penambangan Bijih
Nikel. Batas sosial proyek rencana kegiatan penambangan Bijih Nikel DMP PT.
BUMI MOROWALI UTAMA adalah :
Kecamatan
Desa Laroenai
Bungku
Pesisir
Desa Buleleng
4) Batas Administrasi
Batas administrasi adalah wilayah administrasi desa/kelurahan dimana kegiatan
penambangan berlangsung. Wilayah administrasi desa/dusun di sekitar kegiatan
tersebut atau wilayah lingkar tambang yang diprakirakan terkena dampak dari
aktifitas penambangan tersebut di Blok Tambang Laroenai Kecamatan Bungku
Pesisir, yaitu Desa Laroenai, dan Desa Buleleng, dengan beberapa Dusun dalam
wilayah Desa Lingkar Tambang.