Anda di halaman 1dari 28

Bab 4

RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL

RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL


2.1
2.1.1

PELINGKUPAN
Proses Pelingkupan
Proses pelingkupan ini dilakukan meliputi langkah-langkah: (1) mempelajari rencana
kegiatan yang akan dilaksanakan dan rona lingkungan hidup awal, (2) identifikasi
dampak potensial untuk memperoleh dampak potensial, (3) evaluasi dampak
potensial untuk memperoleh dampak penting hipotetik, dan (4) klasifikasi dan
prioritas dampak penting hipotetik untuk memperoleh prioritas dampak penting
hipotetik. Proses pelingkupan dapat dilihat pada Gambar 3.13.

Deskripsi Rencana Kegiatan


Dampak Potensial

Prioritas Dampak Penting Hipotetik


Dampak Penting Hipotetik

Rona Lingkungan Hidup

Identifikasi Dampak Potensial


Penelaahan Pustaka
Informasi Pemrakarsa
Diskusi/Brainstorming,dll
Pengamatan lap./observasi
Matriks Identifikasi Dampak

Evaluasi Dampak Potensial Klasifikasi & Prioritas Dampak Penting


KepKa Bapedal No.056/1994
Kaitan secara holistic interdependency dan keterkaitan dampak.
Diskusi/Brainstorming,dll
Penilaian ahli (Professional Judgement)

Gambar 3.13. Bagan Alir Proses Pelingkupan Dampak Penting


Dalam melakukan proses pelingkupan pada rencana Penambangan Bijih Nikel oleh
PT. BUMI MOROWALI UTAMA, maka dilakukan identifikasi rencana kegiatan yang
akan dilakukan dan komponen lingkungan yang akan mengalami perubahan pada
setiap

tahapan

kegiatan.

Keterkaitan

rencana

kegiatan

dengan

komponen

lingkungan yang akan terkena dampak bisa dijadikan bahan penelaahan interaksi
antara keduanya, sehingga dapat diketahui dampak penting hipotetik dan
lingkungan wilayah studi serta batas waktu kajian yang terkait dengan rencana
kegiatan penambangan PT. BUMI MOROWALI UTAMA. Hasil telaah ini akan diuraikan
pada bagian uraian berikutnya.

DOKUMEN ANDAL PENAMBANGAN BIJIH NIKEL PT. BUMI MOROWALI UTAMA


DI KEC. BUNGKU PESISIR KAB. MOROWALI PROVINSI SULAWESI TENGAH

IV - 1

Bab 4

RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL

Pelibatan masyarakat dalam proses pelingkupan merupakan salah satu tahapan


yang cukup penting untuk menjaring isu-isu pokok yang menjadi perhatian
masyarakat

serta

sehubungan

dengan

menampung
rencana

aspirasi

kegiatan

yang

berkembang

penambangan

Bijih

dimasyarakat

Nikel

PT.

BUMI

MOROWALI UTAMA. Adapun pelibatan masyarakat dalam studi AMDAL mengacu


pada Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan No. 08 tahun
2000.
Hasil pelingkupan ini akan dievaluasi yang nantinya akan menjadi focus analisisi
dampak penting. Dampak penting tersebut kemudian akan dikaji dan diklasifikasi
sesuai dengan skala prioritas. Hasil pelingkupan ini selanjutnya digunakan sebagai
dasar dalam proses pemusatan dampak penting utama yang prioritas.

2.1.2

Hasil Pelingkupan
A. Identifikasi Dampak Potensial
Dampak potensial diperoleh melalui identifikasi dampak potensial sebagai hasil
kajian interaksi antara kegiatan yang akan dilaksanakan dengan komponen
lingkungan yang akan menerima dampak. Identifikasi dampak potensial dapat
diperoleh melalui konsultasi dan diskusi dengan berbagai pihak antara lain pakar,
instansi terkait, pemrakarsa, masyarakat yang terkait langsung dengan aktivitas
serta hasil pengamatan lapangan. Identifikasi dampak potensial dalam studi ini
dilakukan dengan menggunakan bagan alir dan matriks. Berdasarkan atas jenis
kegiatan yang akan dilaksanakan serta rona lingkungan yang akan terkena dampak
langsung maupun tidak langsung oleh adanya kegiatan rencana Penambangan Bijih
Nikel yang dilakukan oleh PT. BUMI MOROWALI UTAMA, maka dapat diidentifikasi
jenis dampak potensial yang diprakirakan timbul pada tiap tahapan penambangan
tersebut. Hasil identifikasi dampak selanjutnya dituangkan ke dalam matrik dampak
potensial seperti pada Tabel II-36.
Adapun komponen kegiatan Penambangan Bijih Nikel yang dilakukan oleh PT. BUMI
MOROWALI

UTAMA

dan

berpotensi

menimbulkan

dampak

serta

komponen

lingkungan yang akan terkena dampak disajikan dalam bentuk bagan alir
identifikasi dampak pada Gambar II-44, adalah sebagai berikut :

DOKUMEN ANDAL PENAMBANGAN BIJIH NIKEL PT. BUMI MOROWALI UTAMA


DI KEC. BUNGKU PESISIR KAB. MOROWALI PROVINSI SULAWESI TENGAH

IV - 2

Tabel II-36. Matriks Identifikasi Dampak Potensial Kegiatan Pertambangan Nikel DMP PT. BUMI MOROWALI UTAMA

Keterangan : Interaksi Dampak

Gambar 2.44. Bagan Alir Evaluasi Dampak Penting Penambangan Bijih Nikel DMP. PT. BUMI MOROWALI UTAMA

1. Tahap Pra-konstruksi
1) Kegiatan Survey Lokasi
Dampak potensial yang mungkin timbul adalah;

Persepsi negatif masyarakat; Dampak ini muncul akibat ketidak-jelasan


tentang batas tapak penambangan serta dampak dampak yang akan timbul
sehingga menimbulkan berbagai macam spekulasi bagi sebagian masyarakat
di sekitar tapak proyek.

2) Sosialisasi Publik
Dampak yang akan timbul adalah munculnya persepsi masyarakat luas karena
masyarakat mengetahui secara langsung manfaat Penambangan Bijih Nikel dari
pemrakarsa, konpensasi yang diberikan kepada masyarakat sekitar tambang.
3) Pembebasan Lahan
Dampak penting hipotetik yang diprakirakan timbul adalah :

Timbulnya persepsi negatif penduduk akibat belum jelasnya lokasi lahan


yang akan dibebaskan dan pola pembebasan lahan dan tanam tumbuh.

Keresahan masyarakat merupakan dampak lanjut yang dapat timbul dari


persepsi negatif masyarakat yang dapat berkembang apabila informasi
mengenai lokasi lahan yang akan dibebaskan, belum disampaikan secara jelas
kepada masyarakat yang akan dibebaskan lahannya.

1. Tahap Konstruksi:
1) Mobilisasi dan Demobilisasi Peralatan dan Material
Dampak potensial yang diperkirakan timbul adalah:

Penurunan kualitas udara dan peningkatan kebisingan, dampak ini


terjadi terutama akibat penambahan kadar debu di udara akibat kendaraan
pengangkut peralatan dan bahan material;

Gangguan aksesibilitas pengguna jalan akibat kerusakan badan jalan;

Gangguan kesehatan masyarakat karena menuunnnya kualitas udara


akibat peningkatan kadar debu di udara.

2) Konstruksi Jalan ; dampak potensial yang diperkirakan timbul adalah

Perubahan morfologi lahan. Dampak pada morfologi lahan terjadi karena


pada pembangunan jalan dilakukan kegiatan pemotongan lahan (cutting) dan
perataan tanah, sehingga terjadi perubahan morfologi lahan.

Sampah domestik; Sampah domestik akan muncul oleh sisa-siasa


pembangunan dan aktivitas lainnya dari para pekerja selama kegiatan
konstruksi berlangsung.

3) Konstruksi sarana dan Prasarana : dampak potensial yang diperkirakan


timbul meliputi;

Perubahan morfologi lahan. Dampak pada morfologi lahan terjadi karena


pada pembangunan sarana dan prasarana dilakukan kegiatan pemotongan

lahan (cutting) dan perataan tanah, sehingga terjadi perubahan morfologi


lahan.

Sampah domestik; Sampah domestik akan muncul oleh sisa-siasa


pembangunan dan aktivitas lainnya dari para pekerja selama kegiatan
konstruksi berlangsung.

2. Tahap Operasi/Produksi;
1) Mobilisasi Tenaga Kerja:
Dampak potensial yang diperkirakan timbul adalah:

Tersedianya

kesempatan

kerja

dan

kesempatan

berusaha

bagi

penduduk setempat;

Peningkatan pendapatan bagi penduduk setempat yang berkerja dan


berusaha disektor nonformal;

Timbulnya persepsi positif dan negatif yang merupakan dampak


turunan dari tersedianya kesempatan bekerja dan berusaha. Dampak positif
muncul jika masyarakat setempat dapat diterima sebagai tenaga kerjas.
persepsi negatif muncul jika pihak pemrakarsa lebih memprioritaskan tenaga
kerja dari luar;

Proses-proses

sosial:

kegiatan

mobilisasi

tenaga

kerja

tahap

operasional diperkirakan dapat menimbulkan dampak pada proses-proses


sosial antara tenaga kerja pendatang dan masyarakat setempat.
2) Pembersihan Lahan
Dampak potensial yang diperkirakan dapat timbul adalah:

Perubahan iklim mikro. kedaaan ini disebabkan oleh adanya kegiatan


pembersihan lahan melalui penebangan vegetasi penutup tanah pada tapak
kegiatan;

peningkatan kebisingan yang berasal dari deru mesin penebang pohon


(Chain saw);

Gangguan hydrologi: peningkatan erosi dan sedimentasi. kegiatan


pembersihan lahan potensial berdampak terhadap hydrologi yaitu peningkatan
aliran air permukaan dan berdampak lanjut terhadap peningkatan erosi dan
sedimentasi; Kualitas air dan biota perairan, Dampak ini merupakan dampak
turunan dari mpeningkatan laju erosi dan sedimentasi. Adanya erosi dan
sedimentasi akan meningkatkan kandungan TSS dan kekeruhan air sungai
yang menjadi sumber air bersih masyarakat diwilayah tersebut. Hal ini
berdampak pada biota peraairan;

Biota darat dan estetika, Kegiatan pembersihan lahan potensial


memberikan dampak terhadap biota darat dan estetika, karena menyebabkan
hilangnya berbagai jenis tanaman yang ada pada tapak kegiatan;

Kesehatan masyarakat dampak ini merupakan dampak turunan dari


peningktan kebisingan.

Proses-proses sosial akibat dari penurunan kualitas udara, kesehatan


masyarakat dan penurunan kualitas air sungai.

3) Kegiatan Pengoperasian Sarana dan Prasarana Penunjang.


Dampak potensial yang diperkirakan timbul adalah:

Penurunan kualitas air. Dampak penurunan kualitas air bersumber dari


buangan air limbah akibat kegiatan operasional sarana dan prasarana;

Gangguan terhadap biota air; dampak ini merupakan dampak turunan


dari penuruanan kualitas air.

Gangguan kesehatan masyarakat; dampak ini merupakan dampak


turunan dari penurunan kualitas air;

Persepsi positif masyarakat; kegiatan pengoperasioan sarana dan


prasarana penunjang seperti gedung, klinik, sarana ibadah, area spotr akan
menciptakan dampak positif masyarakat terhadap kegiatan Penambangan Bijih
Nikel;

Potensi oil spileage pengoperasian genset, bengkel dll serta emisi gas
buang dari alat-alat semacam genset, compresor, dll.

4) Pengupasan Tanah Pucuk dan Tanah Penutup.


Dampak potensial yang diperkirakan akan timbul adalah:

Gangguan hidrologi,

erosi

dan sedimentasi.

akan menyebabkan

terjadinya peningkatan aliran air permukaan dan berdampak lanjut terhadap


erosi dan sedimentasi;

Kualitas air dan biota peraiaran; merupakan dampak turunan dari


peningkatan laju erosi dan sedimentasi saat kegiatan pengupasan tanah pucuk
dan tanah penutup. Hal ini akan berdampak lanjut terhadap kehidupan biota
perairan;

Morfologi lahan: dampak ini bersumber dari pengupasan tanah pucuk


tdan tanah penutup sehingga terjadi perubahan bentang lahan;

kesehatan masyarakat; merupakan dampak turunan dari penurunan


kualitas air akibat kegiatan pengupasan tanah pucuk dan tanah penutup;

persepsi

dan

proses-proses

sosial.

Dampak

ini

bersumber

dari

penurunan kualitas air dan gangguan kesehatan masyarakat selama kegiatan


pengupasan tanah penutup dan tanah pucuk secara sinergis mrnimbulkan
dampak lanjutan terhadap persepsi negatif masyarakat dan keresahan
masyarakat.

Potensi hilangnya/berkurangnya kesuburan tanah pucuk akibat metode


penimbunan yang salah, tidak terjaga kelembaban sehingga tanah pucuk tidak
produktif untuk reklamasi lahan.

5) Penggalian/Penambangan Bijih Nikel.

Penurunan

kualitas

udara.

Dampak

penurunan

kualitas

udara

bersumber dari peningktan partikel debu di udara pada tapak Peningkatan


erosi dan sedimentasi yang merupakan dampak turunan dari peningkatan
aliran permukaan akibat kegiatan penggalian Bijih Nikel; hal ini lebih lanjut
akan berdampak terhadap penurunan kualitas air dan biota peraiaran;

Gangguan proses hidrologi. Dampak ini berupa peningkatan aliran


permukaan, bersumber dari kegiatan dilakukan penggalian Bijih Nikel;

Penurunan kualitas air dan gangguan terhadap biota air. Dampak ini
merupakan dampak turunan dari peningkatan laju erosi dan sedimentasi ke
badan air sungai saat kegiatan penggalain Bijih Nikel.

perubahan morfologi lahan. Dampak ini

bersumber dari pengerukan

tanah untuk penggalian Bijih Nikel. metode penambangan yang dilakukan


adalah metode tambag terbuka (open cut mining) yang akan menyebabkan
terjadinya perubahan bentang lahan.

Akibat

dari

penggalian

yang

akan

mengubah

morfologi,

maka

kestabilan lereng akan terganggu.

Gangguan Kesehatan masyarakat. Dampak ini merupakan dampak


turunan dari penrunan kualitas air akibat kegiatan penggalian Bijih Nikel

Peningkatan pendapatan daerah, dampak ini bersumber dari hasil


penarikan pajak dan retribusi pada penggalian Bijih Nikel. dll.

6) Pengangkutan Bijih Nikel.


Dampak potensial yang diperkirakan timbul adalah:

Penurunan kualitas udara dan bising. Dampak ini bersumber dari


peningkatan partikel debu di udara sedangkan dampak bising bersumber dari
bunyi kendaraan pengangkut hasil tambang.

Aksesibilitas. Dampak aksesibilitas berupa kerusakan

sarana dan

prasaran jalan yang bersumber dari kegiatan pengangkutran Bijih Nikel.

Kesehatan masyarakat. Dampak ini merupakan dampak turunan dari


penurunan kualitas udara dan bising.

Persepsi negatif dan keresahan. Dampak penurunan kualitas udara,


gangguan aksesibilitas akibat penganggutan hasil tambang secara simultan
menimbulkan dampak lanjutan terhadap persepsi negative dan keresahan
masyarakat.

7) Penyaringan Bijih Nikel (Grizzling)


Dampak potensial yang diperkirakan timbul adalah:

Penurunan kualitas udara. Dampak ini bersumber dari peningktan


partikel debu di udara.

Peningkatan erosi dan sedimentasi. Dampak ini bersumber dari


bawaan sediment yang berasal dari penyaringan terutama pada musim hujan.

Penurunan

kualitas

air.

Kegiatan

penyaringan

Bijih

Nikel

akan

menimbulkan dampak terhadap penurunan kualitas air. Hal ini disebabkan


karena Bijih Nikel yang disaring bertebaran ke mana-mana di sekitar lokasi
penyaringan yang dapat mengalir kebadan air terutama pada musim hujan.

Gangguan terhadap biota air. Dampak ini merupakan dampak turunan


dari penurunan kualitas air akibat kegiatan penyaringan Bijih Nikel.

Kesehatan masyarakat. Dampak ini merupakan dampak turunan dari


penurunan kualitas udara dan kualitas air.

Persepsi dan keresahan. Dampak ini merupakan dampak turunan dari


penurunan kualitas udara, yang menimbulkan dampak lanjutan terhadap
persepsi negatif dan keresahan masyarakat.

8) Penimbunan Bijih Nikel (stock Pile)


Dampak potensial yang diperkirakan timbul adalah:

Peningkatan laju erosi dan sedimentasi: Dampak ini merupakan dapak


dari adanya bawaan sedimen yang berasal dari stock file terutama pada
musim hujan.

Penurunan kualitas air: kegiatan ini akan berdampak terhadap kualitas


air, hal ini disebabkan karena Bijih Nikel yang ditimbun masih bercampur
dengan tanah yang dapat mengalir kebadan air terutama musim hujan.

Gangguan Terhadap Biota Air: Dampak ini merupakan dampak turunan


dari dari penurunan kualitas air akibat kegiatan penimbunan Bijih Nikel.

9) Reklamasi Pasca Tambang (Reklamasi bertahap Block Tambang)


Dampak potensial yang diperkirakan timbul adalah:

Perubahan iklim mikro dan penurunan kualitas udara. Pada kegiatan


reklamasi bekas tambang akan dilakuan penanaman tanaman pada lahan
bekas tambang. Setelah tanaman tumbuh dengan baik maka akan berdampak
terhadap perubahan iklim mikro dan kualitas udara pada tapak proyek

Perubahan proses hidrologi. Kegiatan penanaman pada lahan bekas


tambang akan meningkatkan laju infiltrasi dan menurunkan aliran permukaan
sehingga berdampak positif terhadap hidrologi.

Penurunan laju erosi dan sedimentasi. Dampak penurunan laju erosi


dan sedimentasi merupakan dampak turunan dari penurunan aliran permukaan
akibat dari kegiatan reklamasi lahan bekas tambang.

Perubahan morfologi lahan. Kegiatan pengebalian tanah pucuk dan


tanah penutup pada lahan bekas tambang akan berdampak terhadap
perubahan morfplogi lahan.

Peningkatan jenis vegetasi dan estetika. kegiatan penanaman vegetasi


pada lahan bekas tambang menyebabkan terjadinya perubahan dari lahan
terbuka menjadi lahan yang ditumbuhi vegetasi.

Penurunan kualitas air dan gangguan terhadap biota air. Dampak


penurunan kualitas air merupakan dampak lanjut dari penurunan laju erosi dan
sedimentasi akibat kegiatan reklamasi lahan bekas tambang.

Gangguan kesehatan masyarakat. Dampak ini merupakan dampak


turunan dari peningkatan kualitas udara akibat kegiatan reklamasi lahan bekas
tambang.

Munculnya persepsi masyarakat. Dampak positif berupa perbaikan


kualitas udara, iklim mikro, kualitas air dan kesehatan masyarakat akibat
kegiatan reklamasi lashan pasca tambang secara simultan menimbulkan
dampak lanjutan terhadap persepsi masyarakat.

3. Tahap Pasca Operasi


1) Kegiatan Rehabilitasi lahan Pasca Tambang.
Dampak potensial yang diperkirakan timbul adalah:

Perubahan iklim mikro dan peningkatan kualitas udara. Kegiatan


rehabilitasi lahan setelah tahap operasional akan dilakukan penanaman
vegetasi pada lahan bekas tambang yang belum direklamasi. setelah tanaman
akan tumbuh dengan baik maka akan berdampak pada perubahan iklim mikro
dan kualitas udara pada tapak kegiatan penambangan;

Perbaikan

proses

hydrologi;

kegiatan

rehabilitasi

lahan

akan

berdampak pada peningkatan laju infiltrasi dan menurunkan aliran permukaan


sehingga berdampak positif terhadap proses hidrologi; serta peningkatan
kualitas air, perbaikan kehidupan biota air, penurunan laju erosi dan
sedimentasi, munculnya persepsi positif masyarakat serta perbaikan kesehatan
masyarakat. Hasil identifikasi dampak selanjutnya dituangkan dalam matrik
dampak potensial seperti terlihat pada tabel berikut:

Penurunan tingkat erosi dan sedimentasi; setelah tanaman tumbuh


dengan baik, maka akan menurunkan aliran permukaan yang berdampak lanjut
terhadap penurunan laju erosi dan sedimentasi pada tapak proyek.

Munculnya persepsi positif. Dampak ini merupakan dampak turunan


dari peningkatan kesehatan masyarakat

Perbaikan kesehatan masyarakat. Dampak ini merupakan dampak


turunan dari peningkatan kualitas udara akibat kegiatan rehabilitasi lahan
setelah kegiatan operasi.

2) Pembongkaran Fasilitas (sarana dan prasarana)


Dampak potensial yang diperkirakan akan timbul adalah:
Adanya

penutupan

peralatan/fasilitas yang

tambang
sudah

tidak

sekaligus

pembongkaran

dipergunakan

oleh

terhadap

perusahaan,

dan

kemudian didemobilisasi ketempat yang telah ditentukan. Dampak kegiatan


mengakibatkan persepsi negatif terhadap masyarakat karena beberapa fasilitas

penunjang

yang

masih

dapat

dimanfaatkan

oleh

masyarakat

namun

didemobilisasi oleh pemrakarsa.


3) Kegiatan penanganan tenaga Kerja;
Dampak potensial yang diperkirakan akan timbul adalah:

Persepsi negatif dan keresahan masyarakat Dampak persepsi dan


keresahaan bagi tenaga kerja, karyawan dan keluarganya karena adanya
penutupan tambang berarti akan kehilangan lapangan pekerjaan;

Berkurangnya pendapatan masyarakat lokal, baik sebagi tenaga kerja


maupun sumber pendapatan dari sektor informal.

B. Evaluasi Dampak Penting Hipotetik


1. Tahap Pra-konstruksi
1) Kegiatan Survey Lokasi
Dampak penting hipotetik yang diprakirakan timbul adalah :

Kegiatan

survey

menggunakan

lokasi

beberapa

terbatas
orang

pada

penduduk

penggunaan
saja

tenaga

sehingga

ahli

dan

relative

kecil

dampaknya terhadap komponen lingkungan. Oleh karena itu prakiraan


dampaknya bersifat negatif tidak penting hipotetik. Dengan demikian, maka
dampak survey lokasi terhadap kegiatan survey lokasi tidak perlu dikaji lebih

lanjut pada studi ANDAL.


Persepsi negatif dan keresahan masyarakat. Ketidakjelasan mengenai batas
tapak proyek dan luas lahan yang akan dibebaskan dapat menimbulkan
berbagai macam spekulasi bagi sebagaian masyarakat. Dampak ini sangat
dirasakan oleh penduduk setempat sehingga terjadinya keresahan. Dengan
demikian, prakiraan dampak kegiatan survey lokasi akan menimbulkan dampak
negatif penting hipotetik pada persepsi dan keresahan masyarakat. Oleh
karena itu dampak ini perlu dikaji lebih lanjut pada studi ANDAL.

2) Pembebasan Lahan
Dampak penting hipotetik yang diprakirakan timbul adalah :

Timbulnya persepsi negatif penduduk akibat belum jelasnya lokasi lahan yang
akan dibebaskan dan pola pembebasan lahan dan tanam tumbuh Dampak ini
merupakan dampak negatif penting karena dapat menyebabkan timbulnya

dampak lanjutan berupa keresahan sosial.


Keresahan masyarakat merupakan dampak lanjut yang dapat timbul dari
persepsi negatif masyarakat yang dapat berkembang apabila informasi
mengenai lokasi lahan yang akan dibebaskan, belum disampaikan secara jelas
kepada masyarakat yang akan dibebaskan lahannya. Dampak ini merupakan
negatif penting karena menyangkut masyarakat luas.

2. Tahap Konstruksi
1) Mobilisasi Peralatan dan Material
Dampak penting hipotetik yang diprakirakan timbul adalah :

Penurunan kualitas udara dan bising. Dampak penurunan kualitas udara


bersumber dari peningkatan partikel debu di udara, sedangkan dampak bising
bersumber dari bunyi kendaraan peralatan dan pengangkutan material.
Peralatan alat berat yang akan dimobilisasi adalah excavactor, Buldoser, Dump
Truck, Whell Loader, Grader, Genset, dan lain-lain. sedangkan mobilitas
material meliputi pasir, batu kaili, Semen, Besi, kayu dan bahan bagunan
lainnya. Dampak ini akan berlangsung lama dan sifatnya kumulatif sehingga
intensitasnya

relatif

tinggi

terutama

pada

poros

jalan

yang

terdapat

pemukiman yang disekitarnya. Dengan demikian, kegiatan mobilisasi peralatan


dan material diperkirakan akan menimbulkan dampak negatif penting hipotetik

pada kualitas udara dan bising.


Gangguan Kesehatan Masyarakat. Merupakan dampak turunan dari kualitas
udara

dan

bising.

Kegiatan

mobilisasi

peralatan

dan

material

dapat

menimbulkan dampak negatif penting hipotetik pada penurunan kualitas udara


yang selanjutnya berdampak pada kesehatan masyarakan. Oleh karena
dampak ini akan dirasakan oleh jumlah masyarakat di sepanjang jalan yang
dilalui, sehingga dampak penurunan kesehatan masyarakat akibat kegiatan
mobilisasi

peralatan

dan

material

merupakan

dampak

negatif

penting

hipotetik.
Aksesibilitas. Dampak pada aksesisbilitas berupa sarana dan prasarana jalan
serta kemacetan lalu lintas bersumber dari bertambahnya volume kendaraan
dan peningkatan beban jalan yang dilalui oleh kendaraan penggangkut
material dan alat berat. Dampak ini akan berlangsung lama sehingga
intensitasnya relatif tinggi sehingga kegiatan mobilisasi peralatan dan material
merupakan dampak negatif penting hipotetik pada aksesibilitas sehingga perlu
dikaji lebih lanjut pada studi ANDAL.

2) Konstruksi Jalan Tambang


Dampak penting hipotetik yang diperkirakan timbul adalah:

Perubahan morfologi wilayah. Kegiatan pembuatan jalan diprakirakan akan


memberikan dampak negatif terhadap morfologi lahan. Pembuatan jalan
dilakukan dengan mengikuti pola kontur yang ada pada peta kerja perencanaan
proyek, sehingga kegiatan pembuatan jalan tidak terlalu banyak dilakukan
pemotongan lahan (cutting). Dampak ini diprakirakan intensitasnya relatif

rendah sehingga merupakan dampak negatif tidak penting hipotetik.


Gangguan proses hidrologi. Jalan yang akan dibuat terdiri dari jalan tambang
(jalan produksi) dan jalan hauling. Jalan tambang mulai dari mine site sampai
Stock

pile,

sedangkan

jalan

hauling

mulai

dari

stock

pile

sampai

jetty/pelabuhan. Kegiatan ini akan menimbulkan dampak terhadap pemadatan


tanah yang mengganggu proses hidrologi. Dengan demikian kegiatan ini
diprakirakan akan memberikan dampak negatif penting hipotetik perhadap

proses hidrologi.
Peningkatan erosi dan sedimentasi. dampak pada peningkatan laju erosi dan
sedimen marupakan dampak turunan dari peningkatan aliran permukaan
akibat kegiatan pemotongan dan perataan lahan saat pembuatan jalan.
Dampak ini berlangsung lama sehingga diprakirakan akan memberikan

dampak negatif penting hipotetik.


Gangguan biota darat. Kegiatan pembuatan jalan potensil memberikan dampak
dampak negatif terhadap biota darat. Dampak ini disebabkan karena pada
kegiatan pembuatan jalan dilakukan penebangan tanaman sehingga berbagai
jenis tanaman yang ada pada tapak proyek akan hilang. Oleh karena itu

dampak ini merupakan dampak negatif penting hopotetik.


Gangguan aksesibilitas. Kegiatan pembuatan jalan yang akan dilakukan mulai
dari mine site sampai ke pelabuhan, jalan tersebut tidak menggunakan jalan
yang telah ada sehingga aksesibilitas penduduk selama pembuatan jalan tidak
terganggu. Dengan demikian dampak ini bersifat negatif tidak penting

hipotetik.
Munculnya persepsi negatif dan keresahan. Dampak ini merupakan dampak
turunan dari penurunan kualitas air dan kesehatan masyarakat. Oleh karena itu

dampak ini bersifat negatif penting.


Gangguan kesehatan masyarakat. Dampak ini merupakan dampak turunan dari
penurunan kualitas air sungai yang dimanfaatkan oleh masyarakat untuk
berbagai peruntukan. Mengingat kegiatan berlangsung di kawasan hutan yang
tidak banyak masyarakat, maka dampak ini tergolong negatif tidak penting.

3) Konstruksi Sarana dan Prasarana Penunjang


Dampak penting hipotetik yang diprakirakan timbul adalah:

Tersedianya kesempatan kerja dan berusaha. Berbagai spesifikasi tenaga kerja


akan diperlukan mulai dari tahap persiapan sampai tahap operasional, mulai
dari tenaga finance, tenaga project, tenaga export, tenaga laboraturium,
tenaga transport (driver). Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan cukup tinggi
yang dapat diisi oleh penduduk lokal. Demikian pula kegiatan ini akan
menimbulkan kesempatan berusaha bagi masyarakat lokal untuk menyediakan
kebutuhan tenaga kerja berupa pemondokan dan kebutuhan sehari-hari. Oleh
karena itu, intensitas dampak ini relatif tinggi dan berlangsung lama, sehingga
diprakirakan kegiatan penerima tenaga kerja akan menimbulkan dampak

positif penting hipotetik terhadap kesempatan kerja dan berusaha.


Peningkatan pendapatan. Dampak ini adalah dampak turunan dari kesempatan
kerja, sehingga merupakan dampak positif penting hipotetik.

Munculnya

persepsi

positif

dan

negatif

masyarakat

lokal.

Dampak

ini

merupakan dampak turunan dari kesempatan kerja dan pendapatan, sehingga

persepsi merupakan dampak positif dan negatif penting hipotetik.


Interaksi masyarakat. Mobilisasi tenaga kerja pendatang untuk dipekerjakan
pada proyek utamanya pada pekerjaan-pekerjaan yang tidak dapat dikerjakan
oleh tenaga kerja lokal dapat mengakibatkan dampak negatif atau positif
terhadap interaksi sosial. Jika budaya dan kebiasaan kebiasaan yang dibawa
oleh tenaga kerja pendatang tidak sesuai dan berkenan bagi penduduk
setempat, maka interaksi sosial akan mengarah ke konflik dan keresahan
sosial. Namun jika terdapat kesamaan budaya dan kebiasaan, maka akan
terjadi interaksi positif.

3. Tahap Operasi
1) Pengoperasian Jalan Tambang
Dampak penting hipotetik yang diprakirakan timbul adalah:

Penurunan kualitas udara yang berasal dari emisi gas buang kendaraan dan
peningkatan kadar debu. Dampak ini dinilai merupakan dampak negatif

penting karena intensitasnya tinggi dan berlangsung lama.


Peningkaten kebisingan dari deru mesin kendaraan. Dampak ini dinilai
merupakan dampak negatif tidak penting karena kebisingannya dapat diredam

oleh vegetasi di kiri kanan jalan.


Peningkatan aksebilitas masyarakat dari satu tempat ke tempat lain. Dampak
ini dinilai merupakan dampak positif penting karena akan meningkatkan

mobilitas masyarakat dan membuka keterisolasian dari daerah sekitarnya.


Penurunan kesehatan masyarakat, yang merupakan dampak turunan dari
kualitas udara. Dampak ini dinilai merupakan dampak negatif tidak penting
karena kurangnya masyarakat yang tinggal di kiri kanan jalan.

2) Kegiatan Pembersihan Lahan (land clearing)


Dampak penting hipotetik yang diprakirakan timbul adalah:

Perubahan iklim mikro. Kegiatan pembersihan lahan dimaksudkan untuk


menghilangkan vegetasi penutup tanah pada tapak proyek. Luas lahan yang
akan di bersihkan cukup luas yaitu tujuan pelaksanaan kegiatan penyelidikan
umum,

kegiatan

eksplorasi

detail,

kegiatan

pembangunan

sarana

dan

prasarana, pembuatan jalan, dan kegiatan pengalian. Oleh karena luas lahan
yang akan di buka cukup besar sehingga di prakirakan intensitas dampak ini
cukup tinggi. Dampak kegiatan pembersiahn lahan terhadap iklim mikro

merupakan dampak negatif penting hipotetik.


Peningkatan kebisingan yang berasal dari deru mesin penebang pohon (chain
saw). Dampak ini dinilai negatif tidak penting karena bising dapat diredam oleh

vegetasi di sekitarnya dan pekerja selalu di wajibkan menggunakan alat

penutup telinga.
Peningkatan laju erosi dan sedimentasi. Kegiatan pembersihan lahan potensi
berdampak terhadap peningkatan aliran air permukaan dan berdampak lanjut
terhadap peningkatan erosi dan sedimentasi. Lahan yang akan dibersihkan
cukup luas dan berlangsung lama sehingga penggaruhnya pada peningkatan
laju aliran air permukaan cukup tinggi. Oleh karena itu kegiatan pembersih

lahan diperkirakan akan memberikan dampak negatif penting hipotetik.


Biota darat dan estetika. Terdapat banyak jenis vegetasi pada tapak proyek
yang akan hilang karena kegiatan pembersihan lahan. Oleh karena luas lahan
yang akan dibersihkan cukup luas sehingga intensitas lahannya cukup tinggi
dan berlangsung lama. Dengan demikian maka kegiatan pembersihan lahan
diprakirakan akan memberikan dampak negatif penting hipotetik terhadap

biota darat dan estetika.


Penurunan kualitas air dan gangguan biota air. Dampak ini merupakan dampak
lanjutan

dari

peningkatan

erosi

dan

sedimentasi.

Dampaknya

berupa

peningkatan kadar Total Suspended Solid (TSS) yang berasal dari sediment dan
dapat menimbulkan dampak lanjut berupa gangguan terhadapa biota air. Oleh
karena dampak kegiatan pembersihan lahan terhadap pada laju erosi dan
sedimentasi signifikan, maka dampak lanjutan pada penurunan kualitas air dan

gangguan biota air merupakan dampak negatif penting hipotetik.


Gangguan terhadap kesehatan masyarakat. Dampak ini merupakan dampak
lanjut dari penurunan kualitas air sungai yang digunakan oleh masyarakat
setempat untuk berbagai peruntukan rumah tangga, sehingga dampak
kegiatan pembersihan lahan terhadap kesehatan masyarakat merupakan

dampak negatif penting hipotetik.


Persepsi dan keresahan. Dampak kegiatan ini merupakan dampak lanjut dari
perubahan iklim mikro, penurunan kualitas air dan gangguan kesehatan
masyarakat penggunaan air sungai diprakirakan tergolong dampak negatif
penting hipotetik yang perlu dikaji lebih lanjut dalam studi ANDAL. Dampakdampak tersebut secara simultan menimbulkan dampak lanjutan terhadap
persepsi negatif dan keresahan masyarakat. Oleh karena itu, maka dampak ini
merupakan dampak negatif penting hipotetik.

3) Kegiatan Pengoperasian Sarana dan Prasarana Penunjang


Evaluasi dampak penting hipotetik yang diprakirakan timbul adalah:

Penurunan kualitas air. Kegiatan pengoperasian sarana dan prasarana seperti


pengoperasian kantor administrasi, mess staf dan non staf, mess kontraktor,
ruang pertemuan, gedung poliklinik, sarana ibadah, gudang logistik, sport area
dan bengkel serta kantor keamanan akan berdampak terhadap perubahan
kualitas air akibat dari air limbah kegiatan pengoperasian sarana dan

prasarana tersebut. Intensitas dampak ini rendah sehingga dampak tergolong

dampak negatif tidak penting hipotetik.


Gangguan terhadap biota air. Dampak gangguan kehidupan biota peairan
merupakan dampak lanjut dari penurunan kualitas air akibat kegiatan
pengoperasian sarana dan prasarana. Dengan demikian dampak ini tergolong

negatif tidak penting hipotetik.


Gangguan kesehatan masyarakat. Dampak negatif ini merupakan dampak
turunan dari penurunan kualitas air. Dampak ini merupakan dampak negatif

tidak penting hipotetik.


Persepsi positif. Kegiatan pengoperasian sarana dan prasarana penunjang
seperti gedung klinik, sarana ibadah dan sport area akan menciptakan persepsi
positif terhadap kegiatan proyek. Dampak ini merupakan dampak positif
penting terutama bagi perusahaan, karena masyarakat akan merasa ikut
memiliki.

4) Pengupasan Tanah Pucuk dan Tanah Penutup


Dampak penting hipotetik yang diprakirakan timbul adalah:

Gangguan hidrologi, peningatan erosi dan sedimentasi. Hasil pengupasan


tanah pucuk dan tanah penutup menyebabkan peningkatan aliran permukaan.
Kegiatan ini akan di lakukan pada areal lahan yang cukup luas dan berlangsung
lama sehingga intensitas dampaknya cukup tinggi. Oleh karena itu, maka

dampaknya bersifat negatif penting hipotetik.


Penurunan kualitas air dan gangguan pada tergadap biota air. Dampak penurun
kualitas air merupakan dampak turunan dari peningkatan laju erosi dan
sedimentasi akibat kegiatan pengupasan tanah pucuk dan tanah penutup.
Selanjutnya dampak penurunan kualitas air akan berdampak lanjut terhadap
kehidupan biota perairan dengan demikian maka kegiatan penguasan tanah
pucuk dan tanah penutup memberikan dampak negatif penting terhadap

penurunan kualitas air dan gangguan biota air.


Morfologi lahan. Dampak ini bersumber dari kegiatan pengupasan tanah pucuk
dan tanah penutup sehingga terjadi perubahan bentang lahan. Ketebalan
lapisan tanah pucuk dan tanah penutup bervariasi, umumnya hanya berkisar
antara 5 cm sampai 30 cm. Dengan demikian kegiatan pengupasan tanah
pucuk dan tanah penutup akan berdampak negatif tidak penting terhadap

morfologi lahan.
Gangguan kesehatan masyarakat. Dampak ini merupakan dampak turunan dari
penurunan kualitas air akibat kegiatan pengupasan tanah pucuk dan tanah
penutup. Oleh karena itu, maka dampak ini bersifat dampak negatif penting

hipotetik.
Persepsi dan keresahan. Dampak ini merupakan dampak turunan dari
penurunan kualitas air sungai dan kesehatan masyarakat akibat kegiatan
pengupasan tanah pucuk dan tanah penutup. Kedua dampak ini secara sinergis

menimbulkan dampak lanjutan terhadap timbulnya persepsi negatif dan


keresahan masyarakat. Oleh karena itu, maka dampak kegiatan pengupasan
tanah pucuk dan tanah penutup terhadap persepsi kesehatan masyarakat
merupakan dampak negatif penting hipotetik.
5) Penempatan Tanah Pucuk dan Tanah penutup
Evaluasi dampak penting hipotetik yang diprakirakan timbul adalah:

Gangguan hidrologi, peningkatan erosi dan sedimentasi. Kegiatan penempatan


tanah

pucuk

dan

tanah

penutup

berpotensi

menyebabkan

terjadinya

peningkatan aliran permukaan dan berdampak lanjut terhadap erosi dan


sedimentasi. Dengan demikian maka dampak ini dinilai sebagai dampak

negatif penting karena intensitasnya tinggi.


Kualitas air dan biota perairan. Dampak ini merupakan dampak turunan dari
peningkatan laju erosi dan sedimentasi saat kegiatan pengupasan tanah pucuk
dan tanah penutup. Adanya erosi sedimentasi akan meningkatkan kandungan
TSS dan kekeruhan air sungai. Hal ini berdampak lanjut pada kehidupan biota
perairan. Dengan demikian maka dampak ini dinilai sebagai negatif penting

karena intensitasnya tinggi.


Morfologi lahan. Dampak ini bersumber dari kegiatan pengupasan tanah pucuk
dan tanah penutup sehingga terjadi perubahan bentang lahan. Dampak ini
hanya bersifat sementara karena akan dikembalikan lagi (back filling). Dengan
demikian maka dampak ini dinilai sebagai negatif tidak penting.

6) Penggalian/Penambangan Bijih Nikel


Dampak penting hipotetik yang diprakirakan timbul adalah:

Penurunan kualitas udara. Dampak penurunan kualitas udara bersumber dari


peningkatan partilkel debu di udara pada tapak proyek akibat kegiatan
penggalian/penambangan

Bijih

Nikel.

Penggalian

dilakukan

dengan

menggunakan alat berat seperti excavator, dozer dan sebagainya sehingga


dapat meningkatkan partikel debu pada tapak proyek. Dengan demikian,

dampak ini merupakan dampak negatif penting hipotetik.


Gangguan proses hidrologi. Dampak proses hidrologi berupa peningkatan aliran
permukaan bersumber dari kegiatan pengerukan lahan pada saat di lakukan
penggalian Bijih Nikel. Intensitas dampak ini relatif tinggi karena pengalian
akan di lakukan pada areal lahan yang luas, berlangsung lama terutama jika
kegiatan di lakukan pada musim hujan sehingga dampak ini bersifat negatif

penting.
Peningkatan erosi dan sedimentasi. Dampak pada peningkatan laju erosi dan
sedimentasi merupakan dampak turunan dari peningkatan aliran permukaan
akibat kegiatan penggalian Bijih Nikel. Laju erosi dan sedimentasi yang terjadi
cukup tinggi sehingga intensitas dampaknya tergolong tinggi dan berlangsung

lama. Dengan demikian dampak kegiatan penggalian Bijih Nikel terhadap erosi

dan sedimentasi merupakan dampak negatif penting hipotetik.


Penurunan kualitas air dan gangguan biota air. Dampak ini merupakan dampak
dari peningkatan laju erosi dan sedimentasi ke badan air sungai saat kegiatan
penggalian Bijih Nikel. Dampak ini berlangsung dalam waktu lama sehingga

merupakan dampak negatif penting hipotetik.


Perubahan morfologi lahan. Dampak ini bersumber dari penggerukan tanah
untuk penggalian Bijih Nikel. Metode penambangan yang digunakan adalah
metode tambang terbuka (Open Pit Mining) yang akan menyebabkan
terjadinya perubahan bentang lahan (landscape), penggalian Bijih Nikel akan
dilakukan hingga kedalaman 20 meter, walaupun pada lokasi tertentu
kedalaman rencana penggalian lebih dari 5 meter namun akan merubah
bentang secara signifikan. Intensitas dampak ini cukup tinggi berlangsung lama
dan berdampak lanjut pada komponen lainnya, sehingga dampak ini tergolong

dampak negatif penting hipotetik.


Peningkatan pendapatan asli daerah (PAD). Dampak ini bersumber dari hasil
penarikan pajak pada kegiatan penggalian Bijih Nikel. Dampak ini dinilai positif
penting karena dapat menimbulkan efek domino terhadap kesejahteraan

masyarakat.
Gangguan kesehatan masyarakat. Dampak ini merupakan dampak turunan dari
penurunan kualitas air akibat kegiatan penggalian Bijih Nikel. Gangguan
kesehatan akan muncul pada masyarakat yang menggunakan air sungai
sebagai air baku. Karena menyangkut jumlah manusia yang banyak, maka
dampak ini tergolong negatif penting hipotetik.

7) Pengangkutan Bijih Nikel


Dampak penting hipotetik yang diprakirakan timbul adalah:

Penurunan kualitas udara dan bising. Kegiatan penggangkutan Bijih Nikel ke


lokasi penimbunan (stock pile) dilakukan dengan menggunakan dump truck
dengan kapasitas >10 ton. Kegiatan ini menyebabkan terjadi dampak
peningkatan partikel debu di udara dan kebisingan. Isntensitas dampak ini
cukup tinggi dan berlangsung lama dan dirasakan oleh hampir semua
masyarakat yang bermukim di sekitar jalur jalan pengangkutan Bijih Nikel.
Dengan demikian, maka dampak ini tergolong dampak negatif penting

hipotetik.
Peningkatan aksesibilitas. Kegiatan pengangkutan Bijih Nikel menyebabkan
terjadinya penambahan volume beban jalan sehingga dapat terjadi kerusakan
sarana dan prasarana jalan serta kemacetan lalulintas. Intensitas dampak ini
cukup tinggi dan berlangsung lama sehingga dampak ini merupakan dampak
negatif penting hipotetik.

Gangguan kesehatan masyarakat. Dampak kesehatan masyarakat merupakan


dampak turunan dari penurunan kualitas udara dan bising. Dengan demikian

dampak ini merupakan dampak negatif penting hipotetik.


Persepsi negatif dan keresahan. Dampak ini merupakan dampak turunan
kesehatan masyarakat akibat kegiatan penggangkutan Bijih Nikel sehingga
dampak ini tergolong dampak positif penting hipotetik.

8) Penyaringan Bijih Nikel (Grizzling)


Dampak penting hipotetik yang diprakirakan timbul adalah:

Penurunan kualitas udara.Dampak ini bersumber dari peningktan partikel debu


di

udara.Dampak

ini

dinilai

sebagai

dampak

negatif

penting

karena

intensitasnya besar.
Peningkatan erosi dan sedimentasi. Dampak ini bersumber dari penyaringan
Bijih Nikel yang tersebar disekitar penyaringan dan mempermudah terjadinya
erosi dan sedimemtasi terutama pada musim hujan. Dampak yang ditimbulkan

dinilai negatif penting.


Penurunan kualitas air. Dampak ini merupakan lanjutan dari erosi dan
sedimentasi. Dengan banyaknya sediment yang akan masuk ke dalam badan
perairan/sungai maka kualitas air akan menurun. Dampak ini marupakan

dampak negatif penting.


Gangguan terhadap biota air. Dampak ini merupakan dampak turunan dari
penurunan kualitas air akibat kegiatan penyaringan Bijih Nikel. Dampak ini

merupakan dampak negatif penting.


Kesehatan masyarakat. Dampak ini

merupakan

dampak

turunan

dari

penurunan kualitas udara. Dampak ini dinilai sebagai dampak negatif penting
karena pekerja telah dilengkapi dengan alat K3 berupa masker dll.

Persepsi dan keresahan. Dampak ini merupakan dampak turunan dari


penurunan kualitas udara, yang menimbulkan dampak lanjutan terhadap
persepsi negatif dan keresahan masyarakat. Dampak ini dinilai sebagai
dampak negatif penting karena tidak ada masyarakat umum yang dapat masuk
ke area penambangan.

9) Penimbunan Bijih Nikel (stock Pile)


Dampak penting hipotetik yang diprakirakan timbul adalah:

Peningkatan laju erosi dan sedimentasi: Kegiatan penimbunan Bijih Nikel


menyebabkan terjadinya proses erosi dan sedimentasi pada badan air sungai
yang ada.

Sedimen Bijih Nikel akan tersangkut oleh aliran permukaan ke

badan air. Hal ini menyebabkan terjadinya dampak peningkatan sedimentasi.


Laju sedimentasi yang terjadi cukup tinggi sehingga intensitas dampaknya
tergolong tinggi dan berlangsung lama. Dengan demikian dampak penimbunan
Bijih Nikel terhadap erosi dan sedimentasi merupakan dampak negatif penting
hipotetik.

Penurunan kualitas air: Lokasi penimbunan (stock pile) terletak di sekitar tapak
proyek Bijih Nikel yang ditimbun pada lokasi pertama masih bercampur tanah
yang dapat mengalir ke badan air terutama pada musim hujan. Dengan
demikian penurunan kualitas air merupakan dampak negatif penting hipotetik.

Gangguan Terhadap Biota Air: Dampak gangguan kehidupan biota perairan


merupakan dampak lanjut dari penurunan kualitas air yang dapat menurunkan
kualitas ekosistem perairan. Dengan demikian dampak ini tergolong dampak
negatif penting hipotetik.

10)

Kegiatan Reklamasi Pasca Tambang


Dampak penting hipotetik yang diperkirakan akan timbul adalah;

Perubahan iklim mikro dan penurunan kualitas udara. Kegiatan reklamasi


dilakukan dengan mengembalikan tanah pucuk dan tanah penutup pada saat
kegiatan penggalian telah dilaksanakan. Selanjutnya dilakukan penanaman
vegetasi pada lahan bekas tambang. Setelah tanaman tersebut tumbuh
dengan baik, maka menyebabkan terjadinya perbaikan iklim mikro dan kualitas
udara pada tapak proyek. Intensitas dampak ini relative tinggi dan berlangsung
lama sehingga dampaknya tergolong dampak positif penting hipotetik.

Perubahan proses hidrologi, seperti dijelaskan diatas bahwa pada kegiatan


reklamasi juga dilakukan penanaman vegetasi pada lahan bekas tambang.
Setelah tanaman tumbuh dengan baik, maka akan meningkatkan laju
sedimentasi dan menurunkan aliran permukaan pada tapak proyek. Dampak ini
relative tinggi dan berlangsung lama sehingga dampak tergolong positif
Penting hipotetik.

Penurunan laju erosi dan sedimentasi. Dampak penurunan laju erosi dan
sedimentasi merupakan dampak turunan dari penurunan aliran permukaan.
Intensitas dampak ini relative tinggi, penurunan laju erosi dan sedimentasi
cukup tinggi dan berlangsung lama sehingga dampak ini merupakan dampak
positif penting hipotetik

Perubahan morfologi lahan. Kegiatan pengembalian tanah pucuk dan tanah


penutup pada lahan bekas tambang akan berdampak terhadap perubahan
morfologi lahan. Luas lahan yang akan direklamasi sama dengan luas lahan
yang telah digali pada kegiatan penggalian. Dengan demikian intensitas
damapk ini cukup tinggi dan berlangsung lama sehingga dampak ini bersifat

positif penting hipotetik


Peningkatan jenis dan jumlah vegetasi serta estetika. Kegiatan penanaman
vegetasi pada lahan bekas tambang menyebabkan terjadinya perubahan dari
lahan terbuka menjadi lahan yang ditumbuhi vegetasi. Dengan demikian
intensitas dampak ini cukup tinggi sehingga merupakan dampak positif penting
hipotetik.

Peningkatan kualitas air dan penurunan gangguan terhadap biota air. Dampak
peningkatan kualitas air merupakan dampak lanjut dari penurunan laju erosi
dan sedimentasi akibat kegiatan reklamasi lahan bekas tambang. Dampak ini
cukup besar dan serius sehingga dampak lanjutannya terhadap normalnya
kehidupan biota perairan tergolong besar. Oleh karena itu, maka kedua dampak

ini merupakan dampak positif penting hipotetik


Peningkatan kesehatan masyarakat. Dampak ini merupakan dampak turunan
dari peningkatan kualitas udara akibat kegiatan reklamasi lahan bekas

tambang sehingga dampak ini merupakan dampak positif penting hipotetik.


Munculnya persepsi masyarakat. Dampak ini merupakan dampak turunan dari
peningkatan kesehatan masyarakat akibat kegiatan reklamasi lahan bekas
tambang. intensitas damapk ini dinilai tinggi karena berlangsung lama dan
dirasakan oleh masyarakat sekitar proyek. Oleh karena itu, maka dampak ini
dipandang tergolong positif penting hipotetik

4. Tahap Pasca Operasi


1) Kegiatan penanganan tenaga Kerja.
Dampak penting hipotetik yang diperkirakan timbul adalah:

Persepsi negatif dan proses-proses sosial : bagi tenaga kerja, karyawan dan
keluarganya karena akan adanya penutupan tambang yang berarti akan

kehilangan lapangan pekerjaan;


Berkurangnya pendapatan masyarakat lokal, baik sebagai tenaga kerja
maupun sumber pendapatan dari sektor informal. Dengan demikian dampak ini
tergolong dampak negatif penting Hipotetik.

2) Kegiatan Rehabilitasi lahan.


Dampak penting hipotetik yang diperkirakan timbul adalah :

Perubahan iklim mikro dan peningkatan kualitas udara. Kegiatan rehabilitasi


lahan

setelah

operasi

dilakuan

secara

menyeluruh

pada

akhir

tahap

operasional. Kegiatan ini dengan mengembalikan tanah pucuk dan tanah


penutup, selanjutnya dilakuan penanaman vegetasi pada lahan tersebut.
Setelah tanaman tumbuh dengan baik, maka terjadi perubahan iklim mikro dan
kualitas udara pada tapak proyek. Intensitas dampak ini relative tinggi dan

berlangsung lama sehingga berdampak positif penting hipotetik


Peningkatan proses hydrologi; kegiatan rehabilitasi lahan akan berdampak
pada peningkatan laju infiltrasi dan menurunkan aliran permukaan sehingga
berdampak positif terhadap proses hidrologi; serta peningkatan kualitas air,
Intensitas dampak ini relative tinggi dan berlangsung lama sehingga dampak

ini tergolong dampak positif penting hipotetik.


Penurunan tingkat erosi dan sedimentasi. Setelah tanaman tumbuh dengan
baik, maka akan menurunkan aliran permukaan yang berdampak lanjut
terhadap penurunan laju erosi dan sedimentasi pada tapak proyek. Intensitas

dampak ini relative tinggi dan berlangsung lama sehingga dapak tergolong

dampak positif penting hipotetik


Munculnya persepsi positif masyarakat. Dampak ini merupakan dampak
turunan

dari

peningkatan

kesehatan

masyarakat

tergolong dampak positif penting hipotetik.


Perbaikan kesehatan masyarakat dan sanitasi

sehingga

dampak

ini

lingkungan.

Dampak

ini

merupakan dampak turunan dari peningkatan kualitas udara akibat kegiatan


rehabilitasi lahan selama operasi maupun pasca operasi. Dampak ini tergolong
dampak positif penting hipotetik.

Tabel II-37. Matriks Evaluasi Dampak Penting Hipotetik Kegiatan Pertambangan Nikel DMP. PT. BUMI MOROWALI UTAMA

Keterangan : Interaksi Dampak

2.1.3

Klasifikasi dan Prioritas Dampak Penting


Dampak penting hipotetik yang telah diperoleh, selanjutnya diklasifikasikan
berdasarkan skala prioritas dampak penting. Hasil kajian klasifikasi atas dampak
penting hipotetik menghasilkan sejumlah prioritas dampak penting, yaitu :
Dampak penting hipotetik yang telah diperoleh, selanjutnya diklasifikasikan
berdasarkan prioritas dampak penting. Hasil kajian klasifikasi atas dampak penting
hipotetik menghasilkan sejumlah prioritas dampak penting, yaitu :
1) Munculnya keresahan masyarakat dan bahkan timbul konflik horizontal akibat
pembebasan lahan dan penerimaan tenaga kerja pada tahap pra-konstruksi;
2) Menurunnya kualitas air dan biota perairan pada tahap konstruksi dan
operasional;
3) Menurunnya kualitas udara pada kegiatan konstruksi jalan dan mobilisasai dan
demobilisasi bahan dan material;
4) Menurunnya kesehatan masyarakat akibat gangguan kesehatan lingkungan oleh
debu dari kegiatan penggalian, pengangkutan dan penumpukan Bijih Nikel pada
tahap operasional;
5) Peningkatan dan proses hidrologi, laju erosi dan sedimentasi pada kegiatan
Penambangan Bijih Nikel;
6) Penurunan dan peningkatan keanekaragaman jenis/diversitas vegetasi dan
satwa;
7) Perubahan morfologi lahan (landscape);
8) Perubahan iklim mikro;
9) Meningkatkan kesejahteraan dan ekonomi masyarakat akibat terbukanya
kesempatan bekerja dan berusaha pada tahap konstruksi dan operasional.
10) Persepsi positif dan negative masyarakat terhadap seluruh tahapan kegiatan
perusahaan.

Gambar 2.45. Diagram Alir Proses Pelingkupan Dampak Penting Kegiatan Penambangan Nikel DMP PT. BUMI MOROWALI UTAMA (PT.
BMU)

2.1.4

Lingkup Wilayah Studi Dan Batas Waktu Kajian


A. Lingkup Wilayah studi
Wilayah studi AMDAL Pertambangan Nikel oleh Perusahaan PT. BUMI MOROWALI
UTAMA di wilayah Blok Laroenai Kecamatan Bungku Pesisir Kabupaten Morowali
ditetapkan dengan mempertimbangkan batas proyek, batas ekologis, batas sosial
dan batas administrasi, dengan lingkungan sekitarnya memungkinkan terjadi
dampak pada ruang tertentu, selama periode waktu tertentu, serta berpengaruh
pada komponen lingkungan tertentu pula.
1) Batas Proyek/Kegiatan
Batas tapak kegiatan adalah ruang dimana suatu rencana usaha dan/atau
kegiatan akan berlangsung dari tahap pra-konstruksi, konstruksi, operasi sampai
tahap pasca operasi. Penentuan batas proyek didasarkan pada rencana kegiatan
Pertambangan Nikel dengan lahan seluas 2.008 ha., sesuai SK. Bupati Morowali
No. 540.2/SK.012/DESDM/II/2010 tertanggal 18 Februari 2010 tentang Pemberian
Izin Usaha Pertambangan (IUP) Eksplorasi Bijih Nikel DMP. kepada PT. BUMI
MOROWALI

UTAMA,

kegiatan

Kecamatan

Bungku

Pesisir

tersebut

Kabupaten

berada
Morowali

di

daerah/Blok

Sulawesi

Laroenai,

Tengah

(Peta

terlampir).
2) Batas Ekologis
Dalam studi ini batas ekologis meliputi lokasi-lokasi Penambangan Bijih Nikel
serta di luar kegiatan yang berkaitan dengan ekosistem kawasan di sekitarnya
yang diprakirakan merupakan daerah sebaran dampak. Kawasan/ ekosistem
tersebut terdiri dari kawasan/area hutan, area lahan kering dan pegunungan,
daerah perkebunan, saluran air/sungai dan pemukiman penduduk. Dalam studi
ini batas ekologinya merupakan ekosistem hutan/pegunungan dan perairan/DAS
di sekitar lokasi rencana kegiatan. Ekosistem hutan dan perairan tersebut
diprakirakan dapat mengalami perubahan mendasar akibat terkena dampak dari
persebaran pencemaran yang diprakirakan timbul oleh kegiatan Penambangan
Bijih Nikel (Peta terlampir).
3) Batas Sosial
Batas sosial adalah ruang di sekitar rencana kegiatan yang merupakan tempat
berlangsungnya berbagai interaksi sosial yang mengandung norma dan nilai
tertentu yang sudah mapan (struktur sosial) sesuai dengan dinamika kelompok
masyarakat yang diprakirakan terpengaruh akibat kegiatan Penambangan Bijih
Nikel. Batas sosial proyek rencana kegiatan penambangan Bijih Nikel DMP PT.
BUMI MOROWALI UTAMA adalah :

a. Penduduk yang bermukim secara permanen dan melaksanakan aktivitas


pertanian di semua Desa lingkar tambang yang diprakirakan terkena dampak
(dampak langsung atau tidak langsung, yaitu Desa Laroenai, dan Desa
Buleleng dalam wilayah Kecamatan Bungku Pesisir Kabupaten Morowali).
b. Penduduk yang bermukim secara permanen dan memanfaatkan air sungai/
sumber mata air yang mengalir di dalam dan di sekitar areal rencana
Penambangan Bijih Nikel, di Kecamatan Bungku Pesisir Kabupaten Morowali.
Berdasarkan pertimbangan tersebut di atas maka batas sosial dalam studi ini
mencakup kelompok sosial masyarakat yang secara umum telah mengalami
proses sosialisasi dan berintegrasi dengan suku-suku pendatang yang ada di
Kabupaten Morowali.
Tabel 4.2
Desa desa yang menjadi batas sosial kegiatan Pertambangan Nikel
PT. BUMI MOROWALI UTAMA di Kec. Bungku Pesisir Kabupaten Morowali
Desa/Dusu
n Studi

Kecamatan

Desa Laroenai

Bungku
Pesisir
Desa Buleleng

Justifikasi Batas Sosial


Jalur utama maupun transit mobilisasi material &
alat konstruksi
Gangguan sumber mata air untuk operasi
produksi.
Gangguan air sungai untuk jalan pengangkutan
bahan tambang ke stockpile dan jetty
Tempat mobilisasi peralatan dan material untuk
pembangunan Jetty di Pesisir pantai
Gangguan kualitas udara dan kebisingan untuk
pengangkutan bahan tambang ke stockpile & jetty.
Gangguan pesisir pantai, terutama ekosistem
mangrove yang terkena lokasi Jetty.
Gangguan terhadap kualitas udara & kebisingan
akibat Mobilisasi material & alat konstruksi
Gangguan air sungai untuk jalan pengangkutan
bahan tambang ke stockpile dan jetty
Pembukaan lahan untuk stockyard transito, jetty,
rute jalan & kegiatan penambangan Bijih Nikel.
Gangguan air sungai untuk jalan pengangkutan
bahan tambang ke stockpile dan jetty

4) Batas Administrasi
Batas administrasi adalah wilayah administrasi desa/kelurahan dimana kegiatan
penambangan berlangsung. Wilayah administrasi desa/dusun di sekitar kegiatan
tersebut atau wilayah lingkar tambang yang diprakirakan terkena dampak dari
aktifitas penambangan tersebut di Blok Tambang Laroenai Kecamatan Bungku
Pesisir, yaitu Desa Laroenai, dan Desa Buleleng, dengan beberapa Dusun dalam
wilayah Desa Lingkar Tambang.

5) Batas Wilayah Studi

Batas wilayah studi merupakan kesatuan dari keempat batas/lingkup wilayah


kajian tersebut di atas. Berdasarkan pertimbangan tersebut maka batas Wilayah
studi kegiatan Penambangan Bijih Nikel PT. BUMI MOROWALI UTAMA di Blok
Laroenai Kecamatan Bungku Pesisir Kabupaten Morowali mencakup suatu
kawasan, disajikan pada peta terlampir.
B. Batas Waktu Kajian
Dalam proses pelingkupan ini batas waktu kajian kegiatan Penambangan Bijih Nikel
DMP PT. BUMI MOROWALI UTAMA (PT. BMU) yang dirancang yaitu untuk kurun waktu
lebih dari 13 tahun ke depan {sesuai umur proyek, yaitu jumlah cadangan Bijih
Nikel yang harus ditambang adalah sebesar 13,830,030.00 ton bijih nikel basah
(Wet Metric Ton)}, dengan asumsi bahwa rencana kegiatan serupa di wilayah studi
yaitu kegiatan Penambangan Bijih Nikel terealisasi terlebih dahulu. Penentuan batas
waktu kajian akan digunakan sebagai dasar untuk melakukan penentuan perubahan
rona lingkungan tanpa adanya rencana usaha dan/atau kegiatan atau dengan
adanya rencana usaha dan/atau kegiatan. Hasil prakiraan dan evaluasi didasarkan
atas perbandingan dinamika atau kecenderungan perubahan lingkungan 5-10 tahun
ke depan bila tanpa adanya kegiatan ini dan dengan adanya rencana kegiatan ini.

Anda mungkin juga menyukai