Anda di halaman 1dari 34

Rencana Usaha Dan Atau Kegiatan

RENCANA USAHA DAN ATAU KEGIATAN

2.1. Nama Rencana Usaha Dan Atau Kegiatan

Pemerintah Kabupaten Morowali Utara khususnya Dinas Tenaga Kerja dan


Transmigrasi Kabupaten Morowali Utara merencanakan membangun suatu
kawasan permukiman transmigrasi nelayan yaitu termasuk fasilitas umum yang
diperuntukan bagi masyarakat nelayan di desa Kolo Bawah, dengan nama
kegiatan :

“Pembangunan Perumahan Transmigrasi Nelayan Desa Kolo Bawah pada


areal daratan pesisir/perbukitan rendah seluas ±4,50 ha yang terletak di Desa
Kolo Bawah Kecamatan Mamosalato Kabupaten Morowali Utara, Provinsi
Sulawesi Tengah”

Berdasarkan tipologi desain, maka Perumahan Transmigrasi Nelayan di Desa


Kolo Bawah yang terletak di Kecamatan Mamosalato ini di desain dengan
menggunakan Bentuk Konstruksi Rumah ½ Tembok berbentuk rumah tunggal
atau bukan rumah koppel (rumah gandeng 2) dengan Type Rumah T.36 Semi
Permanen, sebanyak 100 Unit yang menempati areal dengan 3 (tiga) trap
lanscap, dengan rincian : trap 1 pada elevasi ±5 m Dpl, trap 2 pada elevasi ±10
Dpl, dan trap 3 pada elevasi ±15 Dpl. Rumah khusus Transmigrasi Nelayan
berbentuk rumah ½ tembok (semi permanen) merupakan salah satu tipologi
rumah khusus yang dialokasikan untuk daerah-daerah dengan kriteria; sulit
memperoleh bata atau batako, masih terdapat banyak papan atau bahan lain.
Sehingga dengan rumah khusus ½ tembok, beban bangunan relatif lebih ringan
dari pada rumah tembok. Desain konstruksi tersebut merupakan struktur yang
paling cocok untuk mendukung bangunan daratan pesisir pantai yang ramah
lingkungan.

Layout Kawasan Perumahan Transmigrasi Nelayan di Desa Kolo Bawah di desain


dengan 3 (tiga) trap lanscap, dengan rincian: trap 1 pada elevasi ±5 m Dpl, trap 2
pada elevasi ±10 Dpl, dan trap 3 pada elevasi ±15 Dpl. Hal ini dilakukan karena

UKL-UPL Pembangunan Perumahan Transmigrasi Nelayan di Desa Kolo Bawah II - 1


Kecamatan Mamosalato Kab. Morowali Utara Sulawesi Tengah
Rencana Usaha Dan Atau Kegiatan

kondisi wilayah/area lokasi perumahan yang di dominasi oleh perbukitan


rendah/landai (dengan kelerengan mencapai 25-35%), dengan elevasi mencapai
45 m Dpl.

2.2. Lokasi Rencana Usaha Dan Atau Kegiatan

2.2.1 Kesesuaian Lokasi Rencana Usaha dengan Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Morowali Utara

Rencana Kegiatan Pembangunan Perumahan Transmigrasi Nelayan di Kolo


Bawah oleh Pemerintah Kabupaten Morowali Utara melalui Dinas Tenaga Kerja
dan Transmigrasi, terletak di areal daratan pesisir/perbukitan rendah seluas
±4,50 ha Desa Kolo Bawah Kecamatan Mamosalato Kabupaten Morowali Utara,
Provinsi Sulawesi Tengah.

Adapun Lokasi rencana Pembangunan Perumahan Transmigrasi Nelayan Kolo


Bawah meliputi areal seluas ±4,50 ha (termasuk area fasilitas umum), yang
dilengkapi sarana penunjang berupa fasilitas/lokasi tambatan perahu dan dermaga
bagi nelayan, pemasangan/pembuatan tembok atau tanggul pantai (costal area)
sepanjang ±470 m sebagai penahan abrasi laut (pembuatan tembok ini sendiri
bertujuan untuk melindungi pemukiman warga nelayan sekitar pantai dari
ancaman abrasi air laut). Selain itu akan dilakukan Pembangunan Prasarana,
Sarana dan Utilitas (PSU) lainnya, yaitu :

a) Pembangunan jalan akses penghubung menuju ke area perumahan


transmigrasi nelayan sepanjang ±1 km, dan jalan lingkungan.
b) Pembangunan drainase perumahan
c) Pembangunan jaringan listrik
d) Pembangunan jaringan air minum
e) Pembangunan fasilitas persampahan (TPA)
f) Pembangunan fasilitas umum
g) Pembangunan fasilitas sosial dan keagamaan (Mesjid dan Tempat
Pengajian Al’Quran/TPA)

Didasarkan pada Peta Perubahan Peruntukan Kawasan Hutan menjadi Bukan


Kawasan Hutan, Perubahan Fungsi Kawasan Hutan dan Penunjukan Bukan
Kawasan Hutan menjadi Kawasan Hutan (SK. 635/Menhut-II/2013), serta Peta
Tata Batas Kawasan Hutan Kabupaten Morowali Utara Provinsi Sulawesi Tengah
Tahun 2010, menunjukan keseluruhan lokasi Rencana Pembangunan Perumahan
Transmigrasi Nelayan Kolo Bawah yang terletak pada areal daratan

UKL-UPL Pembangunan Perumahan Transmigrasi Nelayan di Desa Kolo Bawah II - 2


Kecamatan Mamosalato Kab. Morowali Utara Sulawesi Tengah
Rencana Usaha Dan Atau Kegiatan

pesisir/perbukitan rendah seluas ±4,50 ha di Kecamatan Mamosalato oleh


Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Morowali Utara berada di luar
kawasan hutan (terutama kawasan lindung pantai dan Cagar Alam Kabupaten
Morowali Utara). Serta berdasarkan Peta Indikatif Penundaan Pemberian Izin Baru
Pemanfaatan Hutan, Penggunaan Kawasan Hutan dan Perubahan Peruntukan
Kawasan Hutan dan APL (Revisi III) (SK Menteri Kehutanan No SK.6315/Menhut-
VII/IPSDH/2012 tanggal 19 Nopember 2012), menunjukkan bahwa lokasi Rencana
Pembangunan Perumahan Transmigrasi Nelayan Kolo Bawah tidak termasuk
dalam wilayah yang ditunda pemberian izinnya. Detil status kawasan hutan dalam
lokasi Rencana Pembangunan Perumahan Transmigrasi Nelayan Kolo Bawah,
disajikan pada Gambar 2.1.

UKL-UPL Pembangunan Perumahan Transmigrasi Nelayan di Desa Kolo Bawah II - 3


Kecamatan Mamosalato Kab. Morowali Utara Sulawesi Tengah
Rencana Usaha Dan Atau Kegiatan

Gambar 2.1. Peta Tata Batas Kawasan Hutan Kabupaten Morowali Utara, Provinsi Sulawesi Tengah (tahun 2013)

UKL-UPL Pembangunan Perumahan Transmigrasi Nelayan di Desa Kolo Bawah II - 4


Kecamatan Mamosalato Kab. Morowali Utara Sulawesi Tengah
Rencana Usaha Dan Atau Kegiatan

Sedangkan berdasarkan Dokumen Percepatan Penyusunan Rencana Tata Ruang


Wilayah (RTRW) Kabupaten Morowali Utara Tahun 2014 – 2034 (Proses
Finalisasi Penyusunan), menunjukkan bahwa tidak terdapat kawasan lindung (non
budidaya) dalam lokasi Rencana Pembangunan Perumahan Transmigrasi
Nelayan Kolo Bawah tersebut, dan merupakan wilayah pencadangan untuk
pengembangan kawasan permukiman wilayah pesisir serta sarana dan prasarana
penunjang di Kecamatan Mamosalato Kabupaten Morowali Utara. Sehingga
keseluruhan areal rencana Pembangunan Perumahan Transmigrasi Nelayan Kolo
Bawah tersebut yang dikelola dalam Dokumen UKL-UPL oleh Dinas Tenaga Kerja
dan Transmigrasi Kabupaten Morowali Utara terletak pada kawasan budidaya
(non kawasan lindung) yang diperuntukkan untuk pengembangan sarana dan
prasarana pembangunan, sehingga rencana kegiatan Pembangunan Perumahan
Transmigrasi Nelayan Kolo Bawah meliputi areal daratan pesisir/perbukitan
rendah seluas ±4,50 ha yang terletak di Kecamatan Mamosalato Kabupaten
Morowali Utara, telah sesuai dengan Peruntukan Wilayah berdasarkan
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Morowali Utara.

2.2.2 Tata Letak Lokasi dan Batas Lahan untuk Rencana Kegiatan

Lokasi rencana Pembangunan Perumahan Transmigrasi Nelayan Kolo Bawah


meliputi areal daratan pesisir/perbukitan rendah seluas ±4,50 ha secara
administratif terletak di Desa Kolo Bawah Kecamatan Mamosalato, Kabupaten
Morowali Utara, Provinsi Sulawesi Tengah, dengan posisi geografis berada pada
koordinat 121°53'23.15" BT s/d 121°53'28.14" BT, dan 01°41'19.42" LS s/d
01°41'06.66" LS.

Lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan menempati areal dengan kondisi


topografi landai/datar hingga perbukitan rendah (kemiringan lereng 0 – 35%, yang
dominan merupakan area perbukitan rendah), ketinggian elevasi mencapai 45 m
Dpl., dengan batas lokasi sebagai berikut :

 Sebelah Utara berbatasan dengan perbukitan rendah, semak belukar, kawasan


hutan mangrove dan perairan pesisir laut, serta kebun-kebun warga Desa Kolo
Bawah.
 Sebelah Timur berbatasan dengan perbukitan rendah, semak belukar, serta
kebun-kebun warga Desa Kolo Bawah, Jalan Utama menuju ke Jalan Poros
Bungku Utara-Mamosalato

UKL-UPL Pembangunan Perumahan Transmigrasi Nelayan di Desa Kolo Bawah II - 5


Kecamatan Mamosalato Kab. Morowali Utara Sulawesi Tengah
Rencana Usaha Dan Atau Kegiatan

 Sebelah Barat berbatasan dengan kawasan perairan laut tanjung Kolo teluk
Tolo, dan Pulau Kubur.
 Sebelah Selatan berbatasan dengan kawasan perairan laut teluk Tolo, dan
permukiman penduduk Nelayan suku Bajo Desa Kolo Bawah.

Secara rinci, informasi Lokasi Rencana Kegiatan Pembangunan Perumahan


Transmigrasi Nelayan Kolo Bawah oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Kabupaten Morowali Utara dapat dilihat pada Peta Situasi Lokasi Kegiatan yang
disajikan pada peta Orientasi dan Layout pada Gambar 2.4. dan Gambar 2.5.

Dari hasil survey lapangan pada areal lokasi Pembangunan Perumahan


Transmigrasi Nelayan Kolo Bawah, diperoleh hasil sebagai berikut :

· Kondisi topografi pada area rencana proyek di dominasi pada elevasi/


ketinggian tempat 5-45 m dpl., dengan tipikal kelerengan meliputi datar
(13,25%), landai sampai agak curam (perbukitan rendah) mencapai 74 – 86%.
· Tanjung Kolo terletak di daerah teluk berjarak sekitar ±1,20 Km arah barat daya
dari rencana Permukiman Transmigrasi Nelayan, sehingga lokasi rencana
perumahan cukup terlindung dari gelombang dengan adanya pulau-pulau yang
terletak di depan rencana perumahan nelayan yakni Pulau Kubur.
· Kondisi hydrografi pantai cukup landai.
· Pada area/lokasi yang termasuk area proyek perumahan transmigrasi nelayan
tersebut, tidak ditemukan komunitas hutan mangrove, kecuali pada area
berjarak sekitar 500-600 m ke arah utara dari lokasi proyek ditemukan
komunitas hutan mangrove yang tumbuh alami, sangat terawat dan terus
dilindungi/dijaga oleh masyarakat local suku bajo setempat.
· Posisi atau jarak lokasi rencana perumahan transmigrasi nelayan dengan
perkampungan Desa Kolo Bawah cukup dekat, yaitu sekitar 2 km jalan darat
atau sekitar 600 m lewat jalur laut dengan menggunakan perahu nelayan
bermesin tempel.
· Terdapat aktiftas warga suku bajo desa Kolo Bawah membuat perahu, baik
keperluan sendiri untuk menangkap ikan, dan juga melayani pesanan
pembuatan (perahu untuk menangkap ikan dan perahu penumpang) yang
berasal dari luar daerah (diantaranya dari daerah Gorontalo dan Mamuju),
keahlian dalam pembuatan perahu ini telah diwariskan secara turun-temurun
dari para pendahulunya di desa Kolo Bawah yang terus dilestarikan sebagai
salah satu peluang usaha.

UKL-UPL Pembangunan Perumahan Transmigrasi Nelayan di Desa Kolo Bawah II - 6


Kecamatan Mamosalato Kab. Morowali Utara Sulawesi Tengah
Rencana Usaha Dan Atau Kegiatan

Kondisi permukiman nelayan desa Kolo Kondisi Eksisting Jalan menuju Desa Kolo
Bawah sekitar lokasi rencana Perumahan Bawah setelah melalui jalan Poros Baturube-
Luwuk/Mamosalato

Kondisi hutan mangrove yang terdapat sekitar lokasi rencana


Pembangunan Perumahan (±600 m ke arah utara)

Kondisi topografi dengan perbukitan rendah Aktifitas pembuatan perahu (perahu nelayan dan
di lokasi rencana Pembangunan Perumahan penumpang) desa Kolo Bawah yang diwariskan
turun-temurun

Gambar 2.2. Kondisi Eksisting di area dan sekitar lokasi rencana Pembangunan
Perumahan Transmigrasi Nelayan di Desa Kolo Bawah

UKL-UPL Pembangunan Perumahan Transmigrasi Nelayan di Desa Kolo Bawah II - 7


Kecamatan Mamosalato Kab. Morowali Utara Sulawesi Tengah
Rencana Usaha Dan Atau Kegiatan

Gambar 2.3. Peta Orientasi Lokasi Rencana Pembangunan Perumahan Transmigrasi Nelayan Kolo Bawah di Kecamatan Mamosalato.

UKL-UPL Pembangunan Perumahan Transmigrasi Nelayan di Desa Kolo Bawah II - 8


Kecamatan Mamosalato Kab. Morowali Utara Sulawesi Tengah
Rencana Usaha Dan Atau Kegiatan

Gambar 2.4. Peta Situasi/Lokasi Studi Rencana Pembangunan Perumahan Transmigrasi Nelayan Kolo Bawah di Kecamatan Mamosalato

UKL-UPL Pembangunan Perumahan Transmigrasi Nelayan di Desa Kolo Bawah II - 9


Kecamatan Mamosalato Kab. Morowali Utara Sulawesi Tengah
Rencana Usaha Dan Atau Kegiatan

Gambar 2.5. Peta Rencana Infrastruktur Pembangunan Perumahan Transmigrasi Nelayan Kolo Bawah di Kecamatan Mamosalato

UKL-UPL Pembangunan Perumahan Transmigrasi Nelayan di Desa Kolo Bawah II - 10


Kecamatan Mamosalato Kab. Morowali Utara Sulawesi Tengah
Rencana Usaha Dan Atau Kegiatan

Gambar 2.6. Lay Out Rencana Infrastruktur Pembangunan Perumahan Transmigrasi Nelayan Kolo Bawah di Kecamatan Mamosalato

UKL-UPL Pembangunan Perumahan Transmigrasi Nelayan di Desa Kolo Bawah II - 11


Kecamatan Mamosalato Kab. Morowali Utara Sulawesi Tengah
Rencana Usaha Dan Atau Kegiatan

2.3. Skala Rencana Usaha Dan Atau Kegiatan

Rencana Kegiatan Pembangunan Perumahan Transmigrasi Nelayan Kolo Bawah


oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Morowali Utara, adalah
berupa pembangunan rumah nelayan ramah bencana dan ramah lingkungan yang
didesain dengan menggunakan Bentuk Konstruksi Rumah ½ Tembok,
dilengkapi dengan fasilitas/lokasi tambatan perahu dan dermaga bagi nelayan,
pemasangan/pembuatan tembok atau tanggul pantai (costal area), serta
pembangunan prasarana, sarana dan utilitas (PSU) lainnya, dengan luas areal
±4,50 ha yang terdiri dari areal daratan pesisir dan perbukitan rendah, dengan
uraian sebagai berikut :
 Pembangunan rumah nelayan dengan Konstruksi Rumah ½ Tembok
berbentuk rumah tunggal atau bukan rumah koppel (rumah gandeng 2) dengan
Type Rumah T.36 Semi Permanen, sebanyak 100 unit.
 Pembuatan/penyediaan fasilitas/lokasi tambatan perahu dan dermaga nelayan
bagi warga perumahan transmigrasi nelayan.
 Pemasangan/pembuatan tembok atau tanggul pantai (costal area) sepanjang
±470 m sebagai penahan abrasi laut (pembuatan tembok ini sendiri bertujuan
untuk melindungi pemukiman warga nelayan sekitar pantai dari ancaman
abrasi air laut).

Adapun Pembangunan Prasarana, Sarana dan Utilitas (PSU) penunjang lainnya


yang akan dibangun, adalah terdiri dari :

a) Pembangunan jalan akses penghubung menuju ke area perumahan


transmigrasi nelayan sepanjang ±1 km, dan jalan lingkungan.
b) Pembangunan Saluran Draenasi type 80/50 di setiap level trap lanscap
perumahan dan Bak Kontrol, berbentuk saluran draenase lereng.
c) Instalasi jaringan listrik dan Genset
d) Pembangunan jaringan air minum
e) Pembangunan fasilitas persampahan (TPA), serta penyediaan Tempat
Penampungan Sampah Sementara (TPS) sejumlah 5 buah
f) Pembangunan fasilitas sosial dan keagamaan (Mesjid dan Tempat
Pengajian Al’Quran/TAP)
g) Pembangunan fasilitas umum (lapangan olah raga dll)

Sebagai Informasi, bahwa pembangunan Perumahan Transmigrasi Nelayan Kolo


Bawah oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Morowali Utara,
umumnya berada pada areal perbukitan rendah dengan tipikal kelerengan meliputi
datar (13,25%), landai sampai agak curam (perbukitan rendah) mencapai 74 –
86% sehingga didesain dengan 3 (tiga) level trap lanscap, dengan rincian : trap 1

UKL-UPL Pembangunan Perumahan Transmigrasi Nelayan di Desa Kolo Bawah II - 12


Kecamatan Mamosalato Kab. Morowali Utara Sulawesi Tengah
Rencana Usaha Dan Atau Kegiatan

terletak pada ketinggian elevasi ±5 m Dpl, trap 2 pada elevasi ±10 Dpl, dan trap 3
pada elevasi ±15 Dpl. Selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 2.7.

Gambar 2.7. Rencana Desain Perumahan Transmigrasi Nelayan dengan 3 (tiga) level trap
lanscap di Desa Kolo Bawah Kecamatan Mamosalato

Pembangunan Rumah khusus Transmigrasi Nelayan berbentuk rumah ½ tembok


(semi permanen) merupakan salah satu tipologi rumah khusus yang dialokasikan
untuk daerah-daerah dengan kriteria; sulit memperoleh bata atau batako, masih
terdapat banyak papan atau bahan lain (seperti bebak, sejenis bambu kecil yang
lazim dipergunakan sebagai bahan dinding di Nusa Tenggara Timur (NTT) dan
daerah-daerah dengan daya dukung tanah relatif rendah, sehingga dengan rumah
khusus ½ tembok, beban bangunan relatif lebih ringan dari pada rumah tembok.
Khusus untuk masyarakat nelayan, sebaiknya bangunan rumah khusus disediakan
tidak jauh dari sumber pencaharian nelayan (bisa nelayan laut, nelayan sungai
atau nelayan danau), sehingga tidak diperlukan biaya untuk transportasi. Masalah
klasik yang terjadi pada rumah nelayan adalah, rumah nelayan umumnya berdiri di
atas air (untuk nelayan laut), yang tidak sesuai dengan ketentuan GSP (Garis
Sempadan Pantai) yang mensyaratkan jarak 100 m dari dari pasang tertinggi air
laut untuk pantai landai.

UKL-UPL Pembangunan Perumahan Transmigrasi Nelayan di Desa Kolo Bawah II - 13


Kecamatan Mamosalato Kab. Morowali Utara Sulawesi Tengah
Rencana Usaha Dan Atau Kegiatan

Lokasi rencana Pembangunan Perumahan Transmigrasi Nelayan Kolo Bawah


tersebut berada di areal daratan pesisir dan perbukitan rendah Desa Kolo
Bawah dan jaraknya cukup dekat ke arah Selatan dengan kawasan
perkampungan Desa Kolo Bawah, yaitu sekitar 2 km jalan darat atau sekitar 600 m
lewat jalur laut dengan menggunakan perahu nelayan bermesin tempel. Di sekitar
lokasi tersebut tidak terdapat Muara Sungai sehingga mengurangi resiko
terjadinya pendangkalan akibat sedimentasi di muara sungai. Selanjutnya jalan
akses utama poros Baturube-Mamosalato jaraknya cukup jauh dari lokasi
Pembangunan Perumahan Transmigrasi Nelayan Kolo Bawah yaitu berjarak
sekitar ±2,7 Km, dengan kondisi jalan belum beraspal (lebar badan jalan ±8 m)
dan masih dalam proses pengerasan dengan material sirtu.
Peta rencana lay out atau tata letak infrastruktur Pembangunan Perumahan
Transmigrasi Nelayan Kolo Bawah dapat dilihat pada Gambar 2.6.

2.4. Garis Besar Komponen Rencana Usaha Dan Atau Kegiatan

Rencana Kegiatan Pembangunan Perumahan Transmigrasi Nelayan Kolo Bawah


pada areal daratan pesisir dan perbukitan rendah seluas ±4,50 ha di
Kecamatan Mamosalato merupakan salah satu upaya Pemerintah Kabupaten
Morowali Utara dalam hal mengatasi permasalahan prasarana/infrastruktur dasar
khususnya penyediaan perumahan khusus bagi masyarakat pesisir/nelayan yang
belum mampu menyediakan rumah layak huni; selain itu bantuan rumah khusus
transmigrasi nelayan ini ditujukan bagi masyarakat nelayan berpenghasilan
rendah, yang tidak memiliki rumah, tidak memilik tanah yang dapat di bangun
rumah dengan pendekatan swadaya. Pada sub-bab ini akan dijelaskan garis besar
komponen rencana kegiatan Pembangunan Perumahan Transmigrasi Nelayan
Kolo Bawah dengan besaran berdasarkan rencana kegiatan dari Dinas Tenaga
Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Morowali Utara Provinsi Sulawesi Tengah,
yang dibagi menjadi 3 tahapan utama yaitu Tahap Pra Konstruksi, Tahap
Konstruksi, dan Tahap Pasca Konstruksi/Operasi. Uraian masing-masing tahapan
adalah sebagai berikut:

2.4.1. Tahap Pra Konstruksi

Kegiatan-kegiatan yang termasuk dalam tahap pra-konstruksi rencana


Pembangunan Perumahan Transmigrasi Nelayan Kolo Bawah di wilayah

UKL-UPL Pembangunan Perumahan Transmigrasi Nelayan di Desa Kolo Bawah II - 14


Kecamatan Mamosalato Kab. Morowali Utara Sulawesi Tengah
Rencana Usaha Dan Atau Kegiatan

daratan pesisir dan perbukitan rendah seluas ±4,50 ha Desa Kolo Bawah
Kecamatan Mamosalato, dapat dibedakan menjadi beberapa kegiatan yaitu
survei pendahuluan dan sosialisasi, pembebasan lahan, dan pembuatan rencana
detail atau teknis.

a) Survei Pendahuluan dan Sosialisasi Publik

Kegiatan survei pendahuluan dan sosialisasi rencana kegiatan Pembangunan


Perumahan Transmigrasi Nelayan Kolo Bawah di Wilayah daratan pesisir
dan perbukitan rendah Desa Kolo Bawah merupakan salah satu bagian
pelaksanaan studi dampak lingkungan hidup dalam bentuk studi UKL-UPL.
Kegiatan ini dilaksanakan dengan maksud mendapatkan gambaran
penetapan lokasi serta memberikan informasi dan pemahaman kepada
masyarakat mengenai keberadaan, jadwal, tahapan, dan hal lain yang
berkaitan dengan dampak-dampak yang ditimbulkan akibat rencana usaha
dan/atau kegiatan. Kegiatan sosialisasi dimaksudkan untuk menghindari
adanya sikap kontra-produktif dari masyarakat, terutama masyarakat di sekitar
lokasi rencana usaha. Bentuk sosialisasi yang diterapkan adalah dengan
pengumuman di media massa, pemasangan papan pengumuman rencana
usaha di sekitar lokasi proyek, dan pertemuan langsung dengan warga
masyarakat terutama tokoh agama, tokoh masyarakat dan pemuka adat di
sekitar areal proyek. Untuk pelaksanaan sosialisasi berupa pertemuan secara
langsung dengan masyarakat di sekitar lokasi proyek berkoordinasi dengan
instansi terkait dari tingkat kecamatan dan desa, serta melibatkan tokoh
masyarakat dan pemuka adat.

Untuk kegiatan ini Tim teknis dari Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Kabupaten Morowali Utara serta Konsultan UKL-UPL, secara terpisah telah
melakukan sosialisasi publik kepada beberapa stakeholder (masyarakat,
tokoh masyarakat, dan Pemerintah Desa) terkait rencana Pembangunan
Perumahan Transmigrasi Nelayan Kolo Bawah tersebut; point penting yang
dihasilkan adalah :

a. Masyarakat sangat mendukung kegiatan Pembangunan Perumahan


Transmigrasi Nelayan Kolo Bawah tersebut, dan mengharapkan
penyelesaian dan pelaksanaan pekerjaan sesuai prosedur sehingga tidak
terbengkalai dan tertunda.

UKL-UPL Pembangunan Perumahan Transmigrasi Nelayan di Desa Kolo Bawah II - 15


Kecamatan Mamosalato Kab. Morowali Utara Sulawesi Tengah
Rencana Usaha Dan Atau Kegiatan

b. Masyarakat mengharapkan segera dilakukan Perbaikan dan Peningkatan


Jalan, dari jalan utama/poros Baturube-Mamosalato menuju ke
Permukiman warga di Desa Kolo Bawah sepanjang ±2,70 Km (saat ini
kondisinya “pengerasan material sirtu”), dan jalan akses menuju ke lokasi
Proyek Pembangunan Perumahan Transmigrasi Nelayan Kolo Bawah
sepanjang ±1,00 Km (saat ini masih berupa rencana jalan/trase jalan).

c. Mengkomunikasikan status dan prosedur pembebasan lahan, terutama


lahan-lahan yang sebagian besar telah ditanami tanaman perkebunan
seperti Cengkeh dan Kelapa.

d. Mengakomodir keluhan masyarakat sekitar mengenai permasalahan


penurunan kualitas lingkungan yang dialami selama ini (al. drainase yang
jelek, resiko longsor di sekitar perbukitan yang terkena pekerjaan cut and
fill).
e. Mengevaluasi kesesuaian RTRW Kabupaten Morowali Utara terhadap
lokasi Pembangunan Perumahan Transmigrasi Nelayan Kolo Bawah,
sehingga sesuai dengan Peruntukan Pengembangan Wilayah
Pedesaan dan Perkotaan.

b) Pembebasan Lahan

Status lahan pada lokasi rencana Pembangunan Perumahan Transmigrasi


Nelayan Kolo Bawah di Kecamatan Mamosalato Kabupaten Morowali Utara
sebagian besar telah dibebaskan oleh Pemda Kabupaten Morowali Utara
(70%), selebihnya (30%) masih milik masyarakat sekitar, karena proses
pembebasan lahan oleh Pemda Kabupaten Morowali masih berlangsung (baik
melalui negosiasi yang dimediasi oleh Kepala Desa setempat).

Berdasarkan rencana peruntukan lahan rencana Pembangunan Perumahan


Transmigrasi Nelayan Kolo Bawah tersebut (Gambar 2.6.) bahwa luas
keseluruhan areal yang dipersiapkan sekitar ±4,50 ha, yang meliputi areal
daratan pesisir dan perbukitan rendah yang keseluruhannya berada di wilayah
daratan, kecuali area dermaga nelayan dan tambatan perahu nelayan.

Pada saat studi UKL/UPL dilakukan, di sekitar lokasi rencana proyek tersebut
merupakan areal perkebunan masyarakat desa Kolo Bawah, dimana sebagian
besar telah ditanami tanaman perkebunan seperti cengkeh, mente dan kelapa
dalam, sebagian lagi areal di lokasi proyek kondisinya semak belukar yang

UKL-UPL Pembangunan Perumahan Transmigrasi Nelayan di Desa Kolo Bawah II - 16


Kecamatan Mamosalato Kab. Morowali Utara Sulawesi Tengah
Rencana Usaha Dan Atau Kegiatan

tidak pernah ditanami tanaman produktif karena struktur tanahnya bebatuan


cadas di sepanjang perbukitan tepi laut banyak di dominasi oleh batu-batu
cadas dari pada tanah gembur yang siap untuk ditanami, yang akan/telah
dibebaskan oleh Pemda Kabupaten Morowali Utara serta sebagian besar
lahan/area rencana Perumahan Transmigrasi tersebut (70%) telah
dibebaskan oleh Pemda. Prosedur pembebasan lahan dimulai dengan
melakukan inventarisasi kepemilikan tanah masyarakat yang dibuktikan
dengan adanya surat kepemilikan tanah yang sah ataupun surat penetapan
penguasaan tanah dari instansi yang berwenang, ataupun berdasarkan
keterangan tertulis dari aparat tingkat RT/RW/kelurahan dan saksi-saksi tokoh
masyarakat setempat. Tahap selanjutnya dilakukan pengukuran lapangan
bersama-sama dengan pemilik tanah, aparat dari instansi terkait tingkat desa,
kelurahan, kecamatan, kabupaten, dan juga melibatkan saksi-saksi dari RT,
RW, dan tokoh masyarakat yang ada. Kesepakatan yang dicapai pada proses
inventarisasi dan pengukuran lapangan selanjutnya dituangkan dalam berita
acara, dan digunakan sebagai dasar pelaksanaan pembayaran ganti rugi
dengan harga yang telah disepakati. Pelepasan hak dan penerimaan ganti
rugi tanah tersebut nantinya harus disaksikan oleh anggota-anggota panitia
pengadaan tanah Kabupaten Morowali Utara.

Pelepasan hak dan penerimaan ganti rugi tanah tersebut di atas, disertai
dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut:

1) Bahwa bidang tanah ini bebas dari pembebanan hak tanggungan serta
tanggungan-tanggungan lainnya.
2) Bahwa apabila dikemudian hari terdapat gugatan-gugatan mengenai
bidang tanah tersebut, demikian pula berupa tagihan-tagihan yang berupa
tunggakan pajak sampai dengan tanggal berita acara tersebut, menjadi
tanggung jawab sepenuhnya dari pihak yang melepaskan hak dan
penerimaan ganti rugi.
3) Bahwa hak atas bidang tanah tersebut dilepaskan haknya dengan maksud
untuk dipergunakan menjadi lokasi Pembangunan Perumahan
Transmigrasi Nelayan Kolo Bawah.

Pada tahap kegiatan pengadaan lahan ini diprakirakan akan muncul dampak
berupa terjadinya perubahan fungsi lahan, perubahan jenis/sumber mata
pencaharian penduduk sekitar, perubahan pola kepemilikan lahan penduduk.

UKL-UPL Pembangunan Perumahan Transmigrasi Nelayan di Desa Kolo Bawah II - 17


Kecamatan Mamosalato Kab. Morowali Utara Sulawesi Tengah
Rencana Usaha Dan Atau Kegiatan

Pengadaan lahan yang dimiliki oleh masyarakat dilakukan dengan cara ganti
rugi, maka hal tersebut akan meningkatkan pendapatan/penghasilan
masyarakat setempat. Peningkatan pendapatan dari para pemilik lahan ini
akan dapat menimbulkan persepsi positif bagi para pemiliknya, namun
sebaliknya apabila dalam kegiatan pengadaan lahan tersebut tidak sesuai
dengan apa yang diharapkan oleh pemilik lahan, akan berpotensi
memunculkan konflik sosial di masyarakat yang pada akhirnya akan dapat
menyebabkan munculnya persepsi negatif masyarakat terhadap rencana
kegiatan.

c) Pemasangan Pal/Pagar Batas Lokasi Perumahan Nelayan

Pal batas rencana lokasi perumahan di pasang pada beberapa titik di


sekeliling lahan yang telah dibebaskan. Pal batas yang berbatasan langsung
dengan jalan umum dan permukiman menggunakan Pagar Beton Pra-cetak
sedangkan yang berfungsi hanya sebagai pembatas lahan milik
menggunakan Pagar Kawat. Keseluruhan Pal batas Beton Pra-cetak dan
Pagar Kawat akan dilapisi dengan Pagar Tanaman seperti jenis tanaman
pelindung pantai untuk memberikan nilai estetika yang tinggi dan untuk
penghijauan Lingkungan yang berfungsi memperbaiki kualitas udara,
menahan erosi dan dapat menyimpan air tanah lebih baik.

d) Pembangunan Basecamp

Base camp diperlukan untuk operasional tenaga kerja dan juga berfungsi
sebagai gudang peralatan selama pembangunan/konstruksi. Pembangunan
base camp berada dekat/di sekitar tapak kegiatan Pembangunan Perumahan
Transmigrasi Nelayan Kolo Bawah, letaknya yang strategis dan tidak jauh dari
rencana relokasi, dan sumber material. Dari hasil survei awal diketahui, bahwa
material pasir, batu dan krikil (sirtu) banyak terdapat di Sungai Wine/Momo
(berjarak 6-7 Km dari tapak proyek), Selain itu tempat parkir peralatan berat
juga dapat berfungsi sebagai bengkel sementara bagi peralatan yang rusak
ringan dan juga berfungsi sebagai kantor proyek.

Untuk pengamanan dan tidak terganggunya aktifitas masyarakat dipasang


tanda/rambu-rambu lalu-lintas pada beberapa titik tapak proyek
Pembangunan Perumahan Transmigrasi Nelayan Kolo Bawah tersebut.
Pemasangan rambu-rambu lalu-lintas tersebut dilakukan bersifat sementara

UKL-UPL Pembangunan Perumahan Transmigrasi Nelayan di Desa Kolo Bawah II - 18


Kecamatan Mamosalato Kab. Morowali Utara Sulawesi Tengah
Rencana Usaha Dan Atau Kegiatan

dengan system mobile "traffic sign", yang berfungsi sebagai perintah.


larangan, peringatan, dan juga petunjuk bagi pengguna jalan.

2.4.2. Tahap Konstruksi

a) Mobilisasi Tenaga Kerja Konstruksi

Pada tahap konstruksi Pembangunan Perumahan Transmigrasi Nelayan Kolo


Bawah menggunakan jasa kontraktor pelaksana dan diperkirakan akan
menggunakan tenaga kerja sebanyak ±68 orang dari berbagai kualifikasi
keahlian, terdiri dari staff 9 orang, tenaga kerja langsung 55 orang dan tenaga
kerja tidak langsung 4 orang. Pemenuhan tenaga kerja tersebut akan
memanfaatkan tenaga kerja lokal sesuai dengan spesifikasi pekerjaan dan
tingkatan kemampuan pekerja lokal. Selain itu juga akan didatangkan tenaga
kerja dari luar sesuai dengan spesifikasi keahliannya apabila tidak terpenuhi
dari tenaga kerja lokal. Jam kerja tenaga kerja sesuai dengan UU No. 13
tahun 2003 tentang Ketenaga kerjaan yaitu maksimal 8 jam kerja. Untuk
pembangunan perumahan ini jam kerja (buruh) yang dapat diterapkan yaitu
jam 08.00 – 16.00 dengan waktu istirahat pada jam 12.00 – 13.00. Perkiraan
jumlah tenaga serta spesifikasi keahlian tenaga kerja selengkapnya disajikan
pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1. Perkiraan Jumlah dan Posisi tenaga Kerja Konstruksi Pembangunan
Perumahan Transmigrasi Nelayan Kolo Bawah
Jumlah
No. Posisi Tenaga Kerja (Orang) Spesifikasi
I Staff
1 Manager proyek 1 S1
2 Site manager/engineer 2 S1
3 Keuangan 2 D3/SMK
4 Administration staff 4 SMA

II Tenaga Kerja Langsung


1 Operator peralatan kerja 15 D3/SMK
2 Mandor 6 STM
3 Pelaksana 4 STM
4 Logistik 2 STM
5 Ass. Surveyor 2 STM
6 Ass. Logistik 2 STM
7 Driver/sopir 4 STM
8 Helper/Buruh 20 STM

UKL-UPL Pembangunan Perumahan Transmigrasi Nelayan di Desa Kolo Bawah II - 19


Kecamatan Mamosalato Kab. Morowali Utara Sulawesi Tengah
Rencana Usaha Dan Atau Kegiatan

Jumlah
No. Posisi Tenaga Kerja (Orang) Spesifikasi
III Tenaga Kerja Tidak Langsung
1 Supervisor 1 D3
2 Surveyor 2 D3
3 Design Engineer 1 S1
Sumber : Prakiraan dan Analogi dari Kegiatan yang Sejenis, 2019.

Penerimaan tenaga kerja konstruksi akan menimbulkan dampak timbulnya


kesempatan kerja dan peluang berusaha serta persepsi masyarakat terhadap
proyek.

b) Mobilisasi Alat-Alat Berat dan Material Bangunan

Pembangunan Pembangunan Perumahan Transmigrasi Nelayan dan fasilitas


pendukungnya memerlukan peralatan berat maupun material bangunan.
Mobilisasi alat-alat berat ke tapak proyek dilakukan oleh kontraktor pelaksana.
Material bangunan didatangkan dari Luwuk, dan Makassar/Palu. Bahan
timbunan berupa pasir dan krikil didatangkan dari lokasi terdekat dengan
rencana kegiatan. Sedangkan peralatan seperti loader, dump truck, exavator,
buldozer, akan didatangkan dari luar daerah. Berikut rincian peralatan yang
akan digunakan untuk operasional pekerjaan pembangunan Konstruksi
disajikan dalam Tabel 2.2.

Tabel 2.2. Daftar Peralatan yang akan Dimobilisasi

No. Jenis Peralatan Spesifikasi Peralatan Jumlah


A Pekerjaan Tanah
1 Excavator PC-200 2
2 Dump Truck 4-6 Ton 3
3 Loader - 1
4 Buldozer - 2
5 Sovel Loader - 1
6 Backhoe - 1

B Pekerjaan Lapis Pondasi/Beton


1 Excavator PC-200 1
2 Concrete Mixer Winget 500 liter 1
3 Dump Truck 4-6 Ton 1
4 Generator Set 60 KVA - 250 KVA 2

C Transportasi
1 Cargo Truck 6t 1
2 Pick up 2000 cc 1

D Kendaraan
1 Ford Ranger 2600 cc 2

UKL-UPL Pembangunan Perumahan Transmigrasi Nelayan di Desa Kolo Bawah II - 20


Kecamatan Mamosalato Kab. Morowali Utara Sulawesi Tengah
Rencana Usaha Dan Atau Kegiatan

No. Jenis Peralatan Spesifikasi Peralatan Jumlah


E Lain-lain
1 Compressor 175 CFM 1
Sumber : Prakiraan dan Analogi dari Kegiatan yang Sejenis, 2019.

Mobilisasi material bangunan ke tapak proyek dilakukan dengan truk atau


trailler (long vehicle). Material bangunan yang akan diangkut adalah batu
belah, semen, pasir, besi beton, kayu dan atap.
Penyimpanan bahan bangunan yang mudah rusak seperti semen oleh
pengaruh iklim, terutama hujan dan panas akan disirnpan pada gudang
tertutup, sedangkan bahan bangunan lainnya akan ditempatkan dalam lokasi
yang telah disediakan dan diatur sehingga tidak tercecer. Material atau bahan
bangunan yang akan digunakan untuk pekerjaan ini dapat diiihat pada Tabel
2.3.
Mobilisasi alat berat dan material bangunan akan menimbulkan dampak
penurunan kualitas udara, peningkatan kebisingan, gangguan terhadap
sarana prasarana lalu lintas darat serta gangguan kesehatan masyarakat.

Tabel 2.3. Daftar Bahan Bangunan Yang Akan Digunakan Pada Tahap
Konstruksi
Jenis Bahan Sumber/
No Penggunaan
Bangunan Asal
1 Tanah urug Perataan lahan (laydown area, dll) Dibeii
2 Batu belah Pondasi bangunan dan turap/causeway Dibeii
3 Sirtu Pengerasan permukaan jalan Dibeli
4. Pasir Pembuatan adukan semen Dibeli
5. Semen Pembuatan adukan semen Dibeli
6. Atap Atap bangunan Dibeli
7. Kayu Cor beton , bangunan penunjang Dibeli
8 Besi beton Cor beton/kerangka bangunan Dibeli
Sumber : Prakiraan dan Analogi dari Kegiatan yang Sejenis, 2019.

c) Pembersihan dan Pematangan Lahan

Lahan yang dibersihkan adalah lahan yang digunakan untuk lokasi


Pembangunan Perumahan Transmigrasi Nelayan, areal jalan akses
sepanjang ± 1,0 km, dan fasilitas PSU penunjang lainnya, dengan luas areal
±4,50 ha yang meliputi areal daratan pesisir/perbukitan rendah.

Untuk dapat melakukan pembangunan proyek tersebut, diperlukan lahan yang


harus bersih dari tanaman. Pada saat studi UKL/UPL dilakukan, di lokasi

UKL-UPL Pembangunan Perumahan Transmigrasi Nelayan di Desa Kolo Bawah II - 21


Kecamatan Mamosalato Kab. Morowali Utara Sulawesi Tengah
Rencana Usaha Dan Atau Kegiatan

rencana proyek tersebut (area pembangunan perumahan transmigrasi


nelayan) sebagian sedang/sudah dilakukan tahapan pembersihan dan
pematangan lahan yaitu kegiatan Pengupasan (Stripping) dilanjutkan dengan
Pekerjaan galian dan timbunan (Cut and Fill).

 Pekerjaan Penumbangan Pohon, meliputi :

a) Pembabatan/Penebasan semak belukar.

Sebelum penumbangan pohon diameter >30 cm, di lakukan penebasan


semak belukar termasuk pohon – pohon kecil yang berdiameter kurang dari
30 cm dengan peralatan sederhana seperti parang atau chainsaw
berukuran kecil.

b) Penebangan/Penumbangan pohon-pohonan

Penebangan/Penumbangan dilakukan terhadap pohon-pohon yang


berdiameter lebih dari 30 cm, dan dilakukan pemotongan batang dan
ranting dengan panjang tidak lebih dari 2 meter. Batang dan ranting pohon
yang telah di potong kemudian di tumpuk di beberapa tempat sehingga
tidak mengganggu penggalian dan tidak tertimbun di dalam tanah
timbunan.

 Pekerjaan Galian dan Timbunan (Cut and Fill)

Pekerjaan ini terdiri dari penggalian dan pembuangan tanah ke tempat


yang lebih rendah atau kegiatan pekerjaan galian dan timbunan (Cut and
Fill).

Pengalian dan penimbunan tanah dilakukan secara bertingkat (trap),


sampai terbentuk 3 (tiga) level trap lanscap, dengan rincian : trap 1
terletak pada ketinggian elevasi ±5 m Dpl, trap 2 pada elevasi ±10 Dpl, dan
trap 3 pada elevasi ±15 Dpl (lihat Gambar 2.7). Lokasi menggali dan
membuang hasil galian di tentukan oleh direksi atau pengawas lapangan.
Tanah timbunan hasil galian harus diamankan sedemikian rupa agar tidak
lonsor atau terbawa air hujan.

 Pekerjaan Timbunan Tanah

Pekerjaan timbunan tanah dilakukan dengan menggunakan bahan material


tanah atau pasir urug yang diperoleh dari sekitaran area proyek. Timbunan
dilakukan untuk mencapai elevasi lantai atau elevasi permukaan jalan yang

UKL-UPL Pembangunan Perumahan Transmigrasi Nelayan di Desa Kolo Bawah II - 22


Kecamatan Mamosalato Kab. Morowali Utara Sulawesi Tengah
Rencana Usaha Dan Atau Kegiatan

sesuai gambar rencana. Material timbunan berupa pasir dan krikil


didatangkan dari lokasi terdekat dengan rencana kegiatan yang
mempunyai deposit tanah yang memenuhi standar tanah timbunan dengan
jumlah yang mencukupi, yaitu di Sungai Wine/Momo (berjarak 6-7 Km dari
tapak proyek). Bahan timbunan diangkut menggunakan ±25 dump truck
atau 150 sampai 200 Kubik di letakkan di dalam lokasi pekerjaan.

 Perataan dan Pemadatan

Untuk memperoleh hasil penimbunan yang baik, maka penimbunan


dilakukan secara berlapis yaitu untuk setiap ketebalan 20 cm timbunan
diratakan dan dipadatkan kemudian ditimbun kembali dan tetap
memperhatikan kemiringan lahan untuk saluran pembuangan/drainase.

Kegiatan pembersihan lahan akan berdampak penurunan populasi flora dan


fauna darat, gangguan ekosistem pesisir pantai. Sedangkan pematangan
lahan akan berdampak penurunan kualitas udara, peningkatan kebisingan,
penurunan kualitas air laut, gangguan biota perairan serta gangguan
kesehatan masyarakat.

d) Pekerjaan Jalan

Sistim jaringan jalan yang direncanakan mempunyai dua fungsi yaitu sebagai
penghubung antar fungsi kegiatan di dalam kompleks perumahan dan sebagai
penghubung perumahan dengan daerah di luarnya.

a) Adapun existing jalan penghubung perumahan dengan daerah di


luarnya sebelum adanya kegiatan masih berupa trase jalan/mata jalan
untuk kenderaan motor roda 2 yang membutuhkan pelebaran hingga 12 m,
sehingga membutuhkan pengerasan hingga pengaspalan; jarak antara
jalan utama dengan lokasi proyek yaitu ±1,0 km.
b) Untuk pembangunan jalan ditekankan sebagai penghubung di dalam
perumahan, yang berfungsi sebagai pembentuk kesatuan antar setiap
penggunaan lahan yang direncanakan. Adapun jaringan jalan yang
direncanakan yaitu jalan kompleks perumahan yang disebut juga jalan lokal
sekunder atau jalan lingkungan, yang menghubungkan antara perumahan
nelayan baik kompleks perumahan di bagian trap 1 sampai trap 3 dan
sebagai akses menuju fasilitas umum dan social yang tersedia.

UKL-UPL Pembangunan Perumahan Transmigrasi Nelayan di Desa Kolo Bawah II - 23


Kecamatan Mamosalato Kab. Morowali Utara Sulawesi Tengah
Rencana Usaha Dan Atau Kegiatan

e) Pekerjaan Konstruksi Perumahan

Rencana Kegiatan Pembangunan Perumahan Transmigrasi Nelayan Kolo


Bawah oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Morowali Utara,
adalah berupa pembangunan rumah nelayan ramah bencana dan ramah
lingkungan yang didesain dengan menggunakan Bentuk Konstruksi Rumah
½ Tembok, dilengkapi dengan fasilitas/lokasi tambatan perahu dan dermaga
bagi nelayan, pemasangan/pembuatan tembok atau tanggul pantai (costal
area), serta pembangunan prasarana, sarana dan utilitas (PSU) lainnya,
dengan luas areal ±4,50 ha yang terdiri dari areal daratan pesisir dan
perbukitan rendah, dengan uraian sebagai berikut :
 Pembangunan rumah nelayan dengan Konstruksi Rumah ½ Tembok
berbentuk rumah tunggal atau bukan rumah koppel (rumah gandeng 2)
dengan Type Rumah T.36 Semi Permanen, sebanyak 100 unit.
 Pembuatan/penyediaan fasilitas/lokasi tambatan perahu dan dermaga
nelayan bagi warga perumahan transmigrasi nelayan.
 Pemasangan/pembuatan tembok atau tanggul pantai (costal area)
sepanjang ±470 m sebagai penahan abrasi laut (pembuatan tembok ini
sendiri bertujuan untuk melindungi pemukiman warga nelayan sekitar
pantai dari ancaman abrasi air laut).

Gambar 2.8. Sketsa Denah Rumah Transmigrasi Nelayan Type T.36 Semi
Permanen di Desa Kolo Bawah Kecamatan Mamosalato

UKL-UPL Pembangunan Perumahan Transmigrasi Nelayan di Desa Kolo Bawah II - 24


Kecamatan Mamosalato Kab. Morowali Utara Sulawesi Tengah
Rencana Usaha Dan Atau Kegiatan

Gambar 2.9. Tampak Depan dan Samping Desain Rumah Transmigrasi Nelayan
Konstruksi Rumah ½ Tembok berbentuk rumah tunggal di Desa
Kolo Bawah Kecamatan Mamosalato.

Adapun tahapan dari pembangunan perumahan nelayan transmigrasi adalah


sebagai berikut;

UKL-UPL Pembangunan Perumahan Transmigrasi Nelayan di Desa Kolo Bawah II - 25


Kecamatan Mamosalato Kab. Morowali Utara Sulawesi Tengah
Rencana Usaha Dan Atau Kegiatan

1) Pekerjaan Pondasi
Pekerjaan pondasi untuk bangunan ini disesuaikan dengan gambar rencana
di lampiran. Adapun peralatan yang digunakan adalah; dump truck, mollen,
serta alat yang sesuai dengan jenis pondasi yang akan digunakan sehingga
tahan terhadap gempa. Adapun spesifikasi dan denah pondasi rumah
transmigrasi nelayan dapat dilihat pada Gambar 2.10.

Gambar 2.10. Spesifikasi dan denah pondasi rumah transmigrasi nelayan Perumahan
Transmigrasi Nelayan di Desa Kolo Bawah Kecamatan Mamosalato

UKL-UPL Pembangunan Perumahan Transmigrasi Nelayan di Desa Kolo Bawah II - 26


Kecamatan Mamosalato Kab. Morowali Utara Sulawesi Tengah
Rencana Usaha Dan Atau Kegiatan

2) Pekerjaan sloof beton


Sloof adalah struktur dari bangunan yang terletak di atas fondasi, berfungsi
untuk meratakan beban yang diterima oleh fondasi, juga berfungsi sebagi
pengunci dinding agar apabila terjadi pergerakan pada tanah (gempa), dinding
tidak roboh. Sehingga sloof sangat berperansekali terhadap kekuatan dari
bangunan, bahan yang digunakan adalah beton dengan campuran 1 semen :
2 Pasir : 3 split (koral). Pekerjaan sloof beton untuk bangunan ini disesuaikan
dengan gambar rencana.

3) Pemasangan jendela dan pintu


Pemasangan kusen pintu dapat dilakukan bersamaan dengan pemasangan
batu bata, atau untuk kusen kayu kelas II dilakukan setelah balok gantung dan
dinding terpasang. Sedangkan untuk pemasangan pintu dan jendela dapat
dilakukan kemudian, atau ketika pekerjaan lantai selesai dilakukan namun
tetap memperhatikan gambar detail yang ada pada shop drawing.

4) Pemasangan ring balok


Pelaksanaan pekerjaan ini sama dengan pelaksanaan pekerjaan kolom,
hanya saja dalam pengerjaan bekisting perlu adanya tambahan kayu
dolken/ubar. Kayu ini berfungsi sebagai steger/penopang dari bekisting agar
bekisting tetap pada tempatnya (tidak terjadi lendutan). Kayu steger tersebut
ditegakkan dengan jarak sekitar 40 cm. Pelaksanaan pengecoran balok atau
ring balok, biasanya seiringan dengan pelaksanaan pelat lantai. Alat yang
digunakan yaitu mollen.

5) Pekerjaan Atap
Tahap pekerjaan atap yaitu pekerjaan kuda-kuda dan pekerjaan rangka atap.
Setelah kedua tahap selesai, pekerjaan selanjutnya adalah proses kerja
penutupan atap dan plafon rumah tidak diperbolehkan tertutup keseluruhan
agar adanya sirkulasi udara.

6) Pekerjaan Lantai
Pekerjaan lantai yang dilakukan dalam pembangunan perumahan
transmigrasi nelayan ini meliputi pekerjaan cor lantai atau lantai beton tumbuk
setebal 5 cm, dan pekerjaan finishing lantai tanpa keramik, pekerjaan dan
pemasangan keramik dinding kamar mandi.

UKL-UPL Pembangunan Perumahan Transmigrasi Nelayan di Desa Kolo Bawah II - 27


Kecamatan Mamosalato Kab. Morowali Utara Sulawesi Tengah
Rencana Usaha Dan Atau Kegiatan

f) Pekerjaan Utilitas

1) Air Limbah
Limbah rumah tangga adalah limbah yang berasal dari dapur, kamar mandi,
cucian, limbah bekas industri rumah tangga dan kotoran manusia. Limbah
merupakan buangan atau sesuatu yang tidak terpakai berbentuk cair, gas dan
padat. Dalam air limbah terdapat bahan kimia yang sukar untuk dihilangkan
dan berbahaya. Bahan kimia tersebut dapat memberi kehidupan bagi bakteri-
bakteri penyebab penyakit: 1) disentri, 2) tipus, 3) kolera dan penyakit lainnya.
Air limbah tersebut harus diolah agar tidak mencemari dan tidak
membahayakan kesehatan lingkungan. Air limbah harus dikelola untuk
mengurangi pencemaran.

 Limbah Rumah Tangga dari Buangan Closet (WC) setiap rumah


Closet (WC) adalah suatu cara pembuangan air kotoran manusia agar air
kotoran tersebut tidak mengganggu kesehatan dan lingkungan. dalam
pembangunan perumahan ini untuk penanganan limbah rumah tangga dari
buangan closet (WC) dibuat bak penampung kotoran (septik tank kumunal)
yang terdiri dari bak pengumpul dan bak peresapan serta dihubungkan
dengan saluran pipa paralon. Air limbah closet (WC) dialirkan melalui pipa
paralon ke bak penampung kotoran berdinding kedap air. Peresapan air
pada closet tergantung dari kapasitas tangki/bak dan jenis tanahnya.
Semakin kecil bak peresapan, maka akan semakin kecil resapannya.
Gambar desain peletakkan Septic Tank disajikan pada Gambar 2.8.
Sketsa Denah Rumah Transmigrasi Nelayan Type T.36 Semi Permanen.

 Limbah Rumah Tangga dari Saluran Air Pembuangan di setiap rumah


Selain dari buangan closet (WC) limbah bekas air buangan kamar mandi
dan bekas air cucian juga harus dikelola dengan baik. Pada pembangunan
perumahan ini penanganan limbah bekas air buangan kamar mandi dan
bekas air cucian dari dalam rumah dialirkan ke selokan (drainase) di
lingkungan rumah dan berakhir di system air limbah Kumunal yang di buat
oleh pemrakarsa.

2) Saluran Drainase
Sistem drainase pada perumahan berfungsi untuk mengorganisasi sistem
instalasi air dan sebagai pengendali keperluan air serta untuk mengontrol

UKL-UPL Pembangunan Perumahan Transmigrasi Nelayan di Desa Kolo Bawah II - 28


Kecamatan Mamosalato Kab. Morowali Utara Sulawesi Tengah
Rencana Usaha Dan Atau Kegiatan

kualitas air tanah. Drainase perumahan direncanakan untuk mengendalikan


erosi yang dapat menyebabkan kerusakan pada bangunan serta
mengendalikan air hujan yang berlebihan atau genangan air pada rumah
tinggal.

Saluran air limbah dibuat lebih miring agar kotoran cepat keluar dari saluran
dan tidak menyebabkan penyumbatan pada saluran tersebut. Saluran
drainase ini dibangun mengikuti pola jaringan jalan perumahan dengan lebar
dasar 50 cm, lebar atas 80 cm, dan langsung berhubungan dengan drainase
jalan akses yang menghubungkan lokasi proyek menuju ke Jalan Poros
Bungku Utara-Mamosalato

Air hujan yang jatuh ke badan jalan dan perumahan dialirkan kesaluran
drainase. Saluran ini diharapkan mengalirkan kelebihan air permukan
sehingga tidak terjadi genangan pada badan jalan dan perumahan. Genangan
air yang terjadi dapat menyebabkan kerusakan badan jalan dan mengganggu
kenyamanan lingkungan.

Gambar 2.11. Desain Potongan Saluran Drainase Lereng (merupakan kombinasi


saluran drainase dan dinding penahan tanah)

3) Sistem Pembuangan Sampah (Fasum)


Sampah adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber
aktivitas manusia maupun proses alam yang belum memiliki nilai ekonomis.

UKL-UPL Pembangunan Perumahan Transmigrasi Nelayan di Desa Kolo Bawah II - 29


Kecamatan Mamosalato Kab. Morowali Utara Sulawesi Tengah
Rencana Usaha Dan Atau Kegiatan

Penanganan sampah kompleks perumahan biasanya diambil dengan gerobak


sampah/truk sampah dan di buang ke tempat lain hal ini dilakukan secara rutin
untuk mencegah dampak tercemarnya lingkungan akibat sampah.

Sistem pembuangan sampah pada kawasan perumahan ini yaitu pemrakarsa


menyediakan fasilitas tempat pembuangan sampah (TPS) di lingkungan
perumahan berupa 1 (satu) unit tempat sampah yang diletakkan di setiap
perumahan. Sampah tiap rumah langsung dibuang ke TPS yang kemudian
diangkut oleh pengangkut sampah (motor Kaisar) ke TPA (yang telah
disediakan oleh Pemda/Pemrakarsa). Sistem pembuangan sampah ini akan
dikoordinasikan dengan RT/RW setempat.

4) Air Bersih/Minum (Fasum)


Sumber air bersih/minum yaitu sumur bor. Untuk menjaga tersedianya air di
dalam tahan maka di lakukan penanaman pohon yang perakarannya dapat
menyimpan cukup air di dalam tanah dan dengan membuat lubang pori tanah
sehingga dapat menampung air hujan di dalam tanah.

5) Pemasangan Instalasi Listrik (Fasum)


Pemasangan instalasi listrik sesuai dengan gambar desain, RKS dan
spesifikasi teknis pekerjaan elektrikal dan mekanikal. Pelaksanaan pekerjaan
elektrikal dan mekanikal sesuai dengan perencanaan dan membutuhkan
kontrol yang lebih lanjut, sehingga dikerjakan oleh orang yang berkompeten di
bidangnya. Untuk pekerjaan instalasi listrik di setiap perumahan
menggunakan daya 450 watt (kategori listrik subsidi), dan ducting dilakukan
sebelum plesteran dinding dan pemasangan plafond. Instalasi Stop Kontak
dan saklar-saklar dipasang pada dinding dengan rapi sesuai penempatannya
pada gambar-gambar rencana, setelah semua instalasi titik api dan instalasi
stop kontak dan saklar terpasang barulah diberi lampu-lampu sesuai dengan
spesifikasi teknis dan gambar-gambar rencana. Adapun Penanggulangan
Kebakaran di sediakan tabung Hydran 5 buah di sekitar dapur perumahan
transmigrasi nelayan Kolo Bawah.

6) Pekerjaan Perlindungan Pantai/Pemasangan Tanggul Pantai (costal area)


Pekerjaan perlindungan pantai (breakwater struktur rubblemound/timbunan
batu) sepanjang ±470 m sebagai penahan abrasi laut (pembuatan tanggul ini
sendiri bertujuan untuk melindungi pemukiman warga nelayan sekitar pantai

UKL-UPL Pembangunan Perumahan Transmigrasi Nelayan di Desa Kolo Bawah II - 30


Kecamatan Mamosalato Kab. Morowali Utara Sulawesi Tengah
Rencana Usaha Dan Atau Kegiatan

dari ancaman abrasi air laut). Jenis konstruksinya berupa pembangunan


pasangan batu sepanjang tepi pantai kawasan perumahan transmigrasi
nelayan dan area fasilitas umum/penunjang. Batu yang digunakan dari jenis
batu kali yang didatangkan dari sekitar lokasi kegiatan yang berjarak sekitar 5-
8 km. Batu ini akan dipasang tanpa perekatan atau berupa pasangan batu
kosong. Seluruh material didatangkan melalui darat bersamaan dengan bahan
material sirtu dan kerikil.

2.4.3. Tahap Operasi (Pasca Konstruksi)

Perumahan Transmigrasi Nelayan yang telah terbangun akan dioperasikan


sebagai salah satu bentuk pemenuhan sandang bagi para warga nelayan di
Desa Kolo Bawah dan sekitarnya dan masyarakat di Kecamatan Mamosalato
pada umumnya. Pengoperasian Perumahan Transmigrasi Nelayan akan
memberikan kenyamanan berupa terpenuhinya kebutuhan akan pemukiman
sebagai kebutuhan utama setelah pangan bagi masyarakat nelayan Desa Kolo
Bawah dan sekitarnya.

a) Demobilisasi Tenaga Kerja

Demobilisasi tenaga kerja adalah kegiatan pengurangan tenaga kerja, yang


bekerja di proyek Pembangunan Perumahan Transmigrasi Nelayan Kolo
Bawah, secara bertahap sesuai dengan penurunan volume pekerjaan.
Pengurangan tenaga kerja dari lokasi pembangunan perumahan ini
diperkirakan sebanyak 50 hingga 82 orang dari berbagai keahlian. Proses
pengurangan tenaga kerja, dilaksanakan bekerja sama dengan aparat terkait
dan pemerintahan desa setempat.
Selanjutnya pada akhir kegiatan konstruksi pembangunan perumahan
dilakukan pemutusan hubungan kerja (PHK). Pemutusan hubungan kerja
tersebut sesuai dengan perjanjian tidak diberikan pesangon.

b) Demobilisasi Peralatan

Demobilisasi peralatan berat adalah kegiatan pengembalian peralatan berat


yang telah selesai dipergunakan untuk Pembangunan Perumahan
Transmigrasi Nelayan Kolo Bawah. Pengembalian tersebut dapat langsung ke
lokasi proyek berikutnya ataupun lokasi gudang peralatan milik kontraktor.
Dalam pelaksanaan demobilisasi ini menggunakan pelabuhan Ferri Siliti dan

UKL-UPL Pembangunan Perumahan Transmigrasi Nelayan di Desa Kolo Bawah II - 31


Kecamatan Mamosalato Kab. Morowali Utara Sulawesi Tengah
Rencana Usaha Dan Atau Kegiatan

pelabuhan konstruksi temporary untuk transportasi laut dan alat angkut trailer
melalui transportasi darat.

c) Operasional Perumahan, Fasilitas Umum dan Penunjang

Perumahan yang telah selesai dapat di operasikan. Kemudian diikuti dengan


kegiatan pemeliharaan perumahan. Jenis fasum dan fanun yang akan
dioperasikan adalah tempat ibadah, lahan untuk taman, sarana olah raga, pos
keamanan dan ruang sosial atau balai pertemuan. Fasilitas umum dan
penunjang ini manfaatnya selain untuk warga pengguna kompleks perumahan
nelayan juga untuk masyarakat umum yang ada di sekitar kompleks.

 Pengoperasian Saluran Drainase

Saluran drainase yang akan dioperasikan adalah saluran yang hanya


terletak pada sisi lereng (“saluran drainase lereng”) di area jalan
penghubung dalam kawasan perumahan transmigrasi nelayan tersebut
serta saluran drainase utama yang akan mengalirkan air ke luar dari
kawasan perumahan nelayan.

 Penanganan Limbah Domestik

Dampak yang ditimbulkan berkaitan dengan limbah domestik telah ada


sejak di mulai dari tahap persiapan/pra-konstruksi, tahap konstruksi sampai
dengan tahap operasi. Jenis dan potensi limbah tersebut belum termasuk
dalam kategori limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun), namun perlu
mendapat penanganan dan pengelolaan secara serius.

Limbah yang berasal dari pemukiman nelayan biasanya adalah limbah


rumah tangga, sampah-sampah plastik, sampah organik dari kegiatan-
kegiatan industri pengolahan ikan, tumpahan oli dari perahu-perahu
nelayan itu sendiri, dan juga limbah Pertanian yaitu berasal dari kegiatan
pertanian masyarakat pemukiman Nelayan. Untuk pengolahan limbah dari
pemukiman nelayan tersebut dibutuhkan beberapa tahapan pengolahan
yang berbeda-beda. Adapun tahapan pengolahan limbahnya adalah
sebagai berikut: (lihat Gambar 2.12).

 Screening

Tahap screening (penyaringan) ini bertujuan untuk melakukan


pembersihan limbah dari benda – benda padat yaitu sampah-sampah

UKL-UPL Pembangunan Perumahan Transmigrasi Nelayan di Desa Kolo Bawah II - 32


Kecamatan Mamosalato Kab. Morowali Utara Sulawesi Tengah
Rencana Usaha Dan Atau Kegiatan

plastik dan sampah yang lainnya baik yang mengapung dan


mengendap untuk memudahkan proses pengolahan limbah selanjutnya.
Setelah limbah padat dan cair terpisah, keduanya akan diproses lagi
dengan pengolahan yang berbeda. Pada limbah padat akan dibedakan
lagi berupa limbah padat organik dan anorganik. Limbah padat
anorganik akan di daur ulang sedangkan limbah padat organik akan di
alirkan menuju kolam penampungan yang bertujuan untuk mengurai
limbah organik.

 Bak Sedimentasi (Pengendapan)


Tahapan ini bertujuan untuk menghilangkan zat – zat yang terlarut pada
air limbah selain itu juga untuk menghilangkan lemak, oli dan sisa – sisa
bahan bakar dengan metode pengendapan. prinsip kerja dari tahap ini
adalah penambahan bahan-bahan kimia yang berfungsi untuk mengikat
partikel-partikel terlarut, lemak, oli dan sisa bahan bakar lainnya
sehingga terbentuk flok-flok yang berukuran besar dan berat yang
akhirnya akan menyebabkan flok-flok tersebut mengendap di dasar bak.
Proses ini disebut floakulasi. Bahan kimia yang digunakan dalam proses
ini disebut floagulant, yang mana biasanya mengandung aluminium
(Al3+) atau yang mengandung Besi (Fe3+).

 Kolam Aerasi
Pada tahap ini menggunakan pengolahan secara biologi. Kolam aerasi
ini dirancang untuk mengurangi bahan–bahan organik dengan
menggunakan bantuan mikroorganisme. Pada tahap ini limbah yang
diproses biasanya adalah limbah dari buangan MCK yang mengandung
bahan organik terutama air limbah dari air kencing. Pada dasarnya
prinsip kerja pada pengolahan air limbah tahap ini adalah menggunakan
mikroorganisme untuk menghilangkan/mengurangi bahan organik yang
terkadung dalam air limbah. Bahan–bahan organik tersebut digunakan
sebagai bahan makanan bagi mikroorganisme untuk mendukung
pertumbuhannya sehingga lama kelamaan kandungan bahan organik
dalam air limbah akan menurun karena bahan organic dimakan oleh
mikroorganisme didalam air limbah tersebut dan biomassa dari
mikroorganisme akan mengendap didasar kolam, sedangkan aerasi
digunakan untuk mensuplai oksigen bagi mikroorganisme.

UKL-UPL Pembangunan Perumahan Transmigrasi Nelayan di Desa Kolo Bawah II - 33


Kecamatan Mamosalato Kab. Morowali Utara Sulawesi Tengah
Rencana Usaha Dan Atau Kegiatan

 Kolam Treatment (Bak Penjernihan)

Pada tahap ini pengolahan limbah dirancang untuk menjernihkan air


limbah agar pada saat dibuang ke lingkungan tidak membuat keruh.
Pada tahap ini biasanya digunakan organisme yang mampu menyerap
zat-zat yang berbahaya atau merugikan. Misalnya berupa rumput laut,
enceng gondok ataupun kerang-kerangan sehingga air keluaran dari
kolam mini sudah tidak berbahaya apabila dialirkan ke sungai atau
perairan laut Kolo Bawah di teluk Tolo.

Gambar 2.12. Desain Pengelolaan Air Limbah Kawasan Pemukiman Nelayan

UKL-UPL Pembangunan Perumahan Transmigrasi Nelayan di Desa Kolo Bawah II - 34


Kecamatan Mamosalato Kab. Morowali Utara Sulawesi Tengah

Anda mungkin juga menyukai