Anda di halaman 1dari 20

RUANG LINGKUP STUDI I I-1

BAB II
RUANG LINGKUP STUDI

2.1. IDENTITAS PEMRAKARSA
Nama Perusahaan : Koptam Rukun Sentosa
Alamat Kantor Pusat : RT. 08 Kelurahan Selok Api Darat,
Kecamatan Samboja, Kabupaten Kutai
Kartanegara, Provinsi Kalimatan Timur
Penanggung Jawab : Abdul Samad Tampang
Jabatan : Ketua Koperasi
2.2. RENCANA USAHA DAN ATAU KEGIATAN
1. Nama Rencana Usaha : Kegiatan Pertambangan Batubara Koptam
Rukun Sentosa
2. Lokasi Rencana Usaha :
Lokasi pertambangan Koptam Rukun Sentosa secara administratif terletak
di wilayah Kelurahan Amborawang Darat, Kecamatan Samboja,
Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur. Secara
geografis terletak pada koordinat 117
o
1 00 s/d 117
o
1 30 BT dan 1
o
4
30 s/d 1
o
5 00 LS. (Peta 2.1.)
Wilayah tapak proyek penambangan batubara Koptam Rukun Sentosa ini
meliputi areal penambangan batubara, jalan tambang, pengolahan batubara
dan stockpile batubara.
Berdasarkan peta Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi
Kalimantan Timur tahun 1999 memperlihatkan bahwa areal KP Koptam
Rukun Sentosa sebagian besar berada dalam Areal Penggunaan Lain
(APL) atau Kawasan Budidaya Non Kehutanan (KBNK) (Peta 2.2.).
3. Keadaan Lingkungan :
Keadaan lokasi rencana pertambangan batubara Koptam Rukun Sentosa
disajikan pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1. Keadaan Lokasi Pertambangan Batubara Koptam Rukun
Sentosa
No. Deskripsi Keadaan Areal Kerja
1. Luas 85,84 Ha
2. Perizinan
Keputusan Menteri Pertambangan dan
Energi
456.K/24.03/MPE/1998
Surat Keputusan Bupati Kutai
Kartanegara
540/20/KP-AJ/DPE-
V/IV/2008


RUANG LINGKUP STUDI I I-2

No. Deskripsi Keadaan Areal Kerja
3.

Luas Kajian:

Di dalam Areal Penambangan 37,73 ha
a. PIT (2 PIT) 25,00 ha
b. Disposal area 4,20 ha
c. Fasilitas Tambang 1,00 ha
d. Sedimen Pond 1,00 Ha
e. Jalan angkut diareal penambangan 4,00 Ha
f. Bangunan sarana dan prasarana
penunjang diareal penambangan
0,50 Ha
Buffer Area (Lahan Yang Tidak
Terganggu)
48,11 Ha
Sumber: Koptam Rukun Sentosa , 2010

2.3. GARIS BESAR KOMPONEN RENCANA USAHA DAN ATAU
KEGIATAN.
Kegiatan penambangan batubara Koptam Rukun Sentosa ini dilakukan
melalui empat tahap yaitu pra-konstruksi, konstruksi, operasi dan pasca
operasi. Hal ini sesuai dengan Lampiran IV Keputusan Menteri Negara
Lingkungan Hidup Nomor 16 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan
Dokumen Lingkungan Hidup.
Secara teknis mengenai komponen kegiatan yang akan dikerjakan pada
masing-masing tahap kegiatan dapat dilihat pada uraian berikut ini.
2.3.1. Tahap Pra-Konstruksi
1. Pembebasan Lahan
Kegiatan pembebasan lahan didalam areal penambangan dilakukan dalam
bentuk ganti rugi tanam tumbuh anggota KUD Rukun Sentosa yang terkena
rencana kegiatan operasi produksi. Demikian halnya dengan buffer area
yang merupakan batas konservasi bagi kawasan lindung..
Kegiatan ganti rugi dilaksanakan secara musyawarah dengan melibatkan
pemilik lahan dan instansi yang berwenang. Inventarisasi tanam tumbuh
dilaksanakan oleh Dinas Kehutanan, Dinas Perkebunan dan Pertanian serta
tim yang dibentuk oleh pihak kecamatan bersama kelurahan/desa yang
bersangkutan.
Pembebasan lahan dilakukan secara bertahap dan lahan-lahan yang telah
dibebaskan akan dilakukan pemasangan patok. Pembebasan lahan tahap
awal dilaksanakan pada lahan yang terkena rencana pembuatan jalan
beserta buffer zone dan lokasi pelabuhan, kemudian pembebasan lahan
selanjutnya dilaksanakan secara bertahap disesuaikan rencana pelaksanaan
kegiatan.

RUANG LINGKUP STUDI I I-3



RUANG LINGKUP STUDI I I-4


RUANG LINGKUP STUDI I I-5

Mengenai nilai untuk ganti rugi atas tanam tumbuh tersebut akan
disesuaikan dengan nilai penggantian yang mengacu pada peraturan yang
berlaku serta sesuai dengan kesepakatan antara ke dua belah pihak
2. Penerimaan Tenaga Kerja
Pihak manajemen Koptam Rukun Sentosa mempunyai kebijaksanaan
untuk memprioritaskan masyarakat lokal dan anggota KUD Rukun Sentosa
untuk terlibat dalam aktivitas penambangan yang disesuaikan dengan
kualifikasi/persyaratan yang telah ditetapkan oleh perusahaan dan
prosentase masyarakat lokal terlibat akan meningkat seiring dengan
meningkatnya kapasitas produksi. Pembinaan masyarakat lokal agar sesuai
dengan kualifikasi/persyaratan yang telah ditetapkan oleh perusahaan,
pemrakarsa akan melakukan pembinaan melalui pendidikan dan latihan
yang terangkum dalam program CSR.
Jumlah tenaga kerja yang diperlukan untuk mendukung operasi sesuai
rancangan tambang yang ada, maka untuk tenaga kerja yang tidak langsung
berhubungan dengan operasi penambangan jumlahnya relatif tetap selama
umur penambangan, sedangkan untuk kerja yang terlibat langsung dalam
operasi penambangan terutama untuk operator alat berat disesuaikan
dengan jumlah peralatan yang diperlukan beserta kualifikasi selama umur
proyek penambangan. Perekrutan tenaga kerja akan dilakukan langsung
oleh Koptam Rukun Sentosa dengan melibatkan tokoh-tokoh masyarakat,
kepala desa, camat dan instansi teknis terkait dan dilakukan secara
trasnparan.
Tabel 2.2. Jumlah dan Kriteria Tenaga Kerja yang dibutuhkan Koptam
Rukun Sentosa
No. Uraian Jumlah Kualifikasi Pendidikan
1 General Manager 1 Sarjana Ekonomi
2 Kepala Teknik Tambang 1 Sarjana Teknik Tambang
3 Supervisor Operasi Produksi 1 Sarjana Teknik Tambang
4 Supervisor K3 dan Lingkungan 1 Sarjana Teknik Tambang
5 Senior Mechanic 1 Sarjana Teknik / STM
6 Mechanic foreman 1 Sarjana Teknik / STM
7 Mechanic 2 D3 Teknik / STM
8 K3 dan Lingkungan 2 D3/SMA
9 Administrasi/Keuangan 2 SMA / STM
10 Operator 7 SMA / STM
11 Driver 7 SLTP/SLTA
12 Security 2 SLTP/SLTA
13 Fuelman 1 SLTP/SLTA
14 Checker 2 SLTP/SLTA
15 Flagman 2 SLTP/SLTA
16 Dumpman 2 SLTP/SLTA
TOTAL
35

RUANG LINGKUP STUDI I I-6

Dalam pelaksanaan operasional penambangan batubara Koptam Rukun
Sentosa langsung dibawahi oleh General Manager. Struktur organisasi
Koptam Rukun Sentosa disajikan pada gambar berikut











Gambar 2.1. Struktur Organisasi Koptam Rukun Sentosa
Sistem penggajian mengikuti peraturan dari Dinas tenaga kerja dengan jam
kerja, apabila karyawan melakukan kerja lembur maka perusahaan
membayar sesuai dengan perhitungan upah lembur karyawan yang berlaku.
3. Mobilisasi Peralatan
Dalam kegiatan mobilisasi peralatan (alat-alat berat) terutama dari luar
proyek yang masuk ke dalam lokasi proyek, dilakukan melalui darat.
Sebelum dilakukan mobilisasi Koptam Rukun Sentosa akan mengurus ijin
di Dinas Perhubungan, dan Dinas Pekerjaan Umun Kabupaten Kutai
Kartanegara berkaitan dengan kelas jalan yang akan dilalui sebagaimana
diatur dalam Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM.69 Tahun 1993
tentang Penyelenggaraan Angkut Barang di Jalan. Sesuai Perda Provinsi
nomor 4 Tahun 2002 Koptam Rukun Sentosa akan melengkapi pajak
kendaraan bermotor atau bea balik nama kendaraan bermotor khususnya
kendaraan alat berat.
Untuk lebih jelasnya mengenai rencana penggunaan peralatan tambang
dapat dilihat pada Tabel berikut.
Tabel 2.3. Rencana Penggunaan Peralatan Dalam Operasional Tambang
Koptam Rukun Sentosa
No. Nama Alat Model/Type/Merk Kapasitas
A Penanganan Tanah Pucuk
1 Ripping & Dozing D-7
2 Excavating & Loading PC-200
B Penanganan Overburden
1 Ripping & Dozing D-7
2 Spreading D-7
3 Loading PC-320 (Backhoe)
General
Manager
Kepala
Tenik
Tambang
Supervisor Operasi Produksi Supervisor K3 dan Lingkungan
RUANG LINGKUP STUDI I I-7

No. Nama Alat Model/Type/Merk Kapasitas
4 Hauling HD Dump Truck
C Penanganan Batubara
1 Loading PC-320 (Backhoe)
2 Hauling HINO FF 6X4
D Perawatan Jalan dan
Penunjang

1 Motor Grader CAT 140H
2 Water Truck Nissan
3 Diesel Genset
4 Water Pump
E Penunjang
1 Mobil Strada
2 Sepeda Motor
Sumber : Koptam Rukun Sentosa , 2010

2.3.2. Tahap Konstruksi
1. Pembangunan Jalan Tambang
Jalan tambang yang dibangun terdiri dua jalur pengangkutan dump truck
berkecepatan maksimum 40 km/jam. Kecepatan dump truck bermuatan di
tikungan tidak boleh lebih 25 km/jam.


Gambar 2.2. Dimensi Jalan Tambang
Pedoman lebar jalan angkut adalah 4 kali lebar alat angkut terbesar.
Dengan asumsi alat angkut terbesar adalah dump truck dengan lebar 2.5
meter, maka lebar jalan angkut adalah 12 meter dan pada tikungan lebar
jalan angkut ditambah karena adanya sudut yang ditimbulkan oleh panjang
alat angkut sehingga lebar di jalan tikungan ditambah menjadi 20 meter.
Kemiringan maksimum 8%. Di kedua sisi jalan angkut perlu dibuat tanggul
yang tingginya 0.25 meter (0,5 x tinggi ban dump truck 20 ton sebesar 0,5
meter). Desain jalan angkut dapat dilihat pada gambar 2.2.
RUANG LINGKUP STUDI I I-8



Gambar 2.3. Super Elevasi Jalan Angkut
Desain jalan untuk pengangkutan bila diperlukan dilakukan pembuatan
gorong gorong jika melalui atau melintas sungai dan alur alur (gully). Hal
ini diperlukan untuk menghindari air yang mengalir sepanjang sungai atau
alur-alur akan terhambat dan akan meluap melintasi jalan tersebut, air ini
akan mengalir melalui gorong - gorong yang tersedia. Sedangkan jalan
yang cross dengan jalan kampung, maka dibuat rambu 40 km/jam untuk
mengurangi kecepatan dan lebih berhati hati.
Material penyusun pondasi jalan tambang terdiri dari:
a. Lapisan Sub Base dengan fungsi sebagai pendukung beban,
membantumenyebarkan beban roda dan mencegah tanah dasar masuk
ke dalamlapis pondasi, materialnya berupa sand clay (tanah setempat)
yang lebihbaik dari tanah dasar dengan tebal 300 mm
b. Lapisan Base berfungsi untuk menahan beban kendaraan
danmendistribusikannya ke lapisan dibawahnya, materialnya berupa
batupecah dengan ketebalan minimum 200 mm. Lapisan ini
dipadatkandengan kompaktor

2. Pembangunan Fasilitas Penunjang
Kegiatan pembangunan fasilitas penunjang (emplasement) disesuaikan
dengan kebutuhan proyek, untuk mendukung gan memperlancar kegiatan
operasional tambang. Lokasi fasilitas penunjang dikonsentrasikan pada
daerah tertentu agar memudahkan dalam pengaturan dan pengawasannya,
yang dekat dengan daerah penambangan. Fasilitas penunjang dapat dilihat
pada Tabel 2.4.
Tabel 2.4. Fasilitas Penunjang Koptam Rukun Sentosa
No Jenis Bangunan
Ukuran/Luas
(m
2
)
Jumlah/Unit
1 Kantor Administrasi 115 1 unit
2 Kantor Engineering 115 1 unit
RUANG LINGKUP STUDI I I-9

No Jenis Bangunan
Ukuran/Luas
(m
2
)
Jumlah/Unit
3 Mess Karyawan Biasa 120 1 unit
4 Mess Karyawan Staf 300 1 unit
5 Tempat Ibadah 90 1 unit
6 Pos Satpam 39 3 unit
7 Pos Timbangan 13 1 unit
8 Stasiun BBM 200 1 unit
9 Stasiun Pembangkit Listrik 200 1 unit
10 Ruang Genset 30 1 unit
11 Bengkel Tambang Alat Berat 200 1 unit
12 Bengkel Tambang Alat Penunjang 120 1 unit
13 Garasi Mobil 75 1 unit
14 Gudang Peralatan 30 1 unit
Luas Keseluruhan 1,647

Sumber : Koptam Rukun Sentosa , 2010
a. Bengkel
Bengkel merupakan tempat perawatan dan perbaikan peralatan tambang
sehingga alat-alat tersebut dapat beroperasi secara kontinue dan tidak
mengalami penurunan produktivitas. Ukuran bengkel 20 x 10 m atau
0.02 ha.
Gudang berfungsi menyimpan suku cadang dan peralatan yang
digunakan. Bangunan gudang ini biasanya satu bangunan dengan
bengkel dan luasnya adalah 12 x 10 m
b. Sarana perkantoran
Merupakan pusat pengendalian dari kegiatan-kegiatan penambangan,
baik kegiatan administrasi maupun kegiatan operasional di lapangan.
Ukurannya masing-masing adalah 11,5 x 10 m. Lokasi dipilih
berdasarkan kemudahan jalan masuk dan keluar daerah tambang.
c. Perumahan/mess
Sarana ini penting sebagai tempat tinggal para pekerja selama kegiatan
penambangan berlangsung. Sarana air bersih, kawasan recreation Hall
dan kantin sebaiknya disediakan dekat perumahan/mess. Rencana akan
dibangun 1 buah mess staf dengan ukuran 10 x 30 m dan 1 buah mess
karyawan berukuran 6 x 20 m.
d. Pos Keamanan
Lokasinya terletak di daerah yang menjadi jalan keluar masuk daerah
tambang.



RUANG LINGKUP STUDI I I-10

e. Ruangan P3K
Lokasinya dekat dengan fasilitas perumahan karyawan. Sedangkan
keperluan P3K disediakan di dalam bangunan-bangunan fasilitas yang
ada seperti kantor. bengkel dan fasilitas lainnya.
f. Mushola
Lokasi mushola dibuat dekat dengan fasilitas perumahan karyawan,
sedangkan dikantor disediakan ruangan khusus untuk karyawan kantor.
g. Tangki bahan bakar
Untuk lokasi tangki bahan bakar dipilih yang dekat dengan lokasi
penambangan, terlindungi dari bahaya petir dan dipagari dengan kawat
duri. Kapasitas tangki bahan bakar dibuat untuk stok bahan bakar
selama kira-kira 1 (satu) bulan produksi.
h. Pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD)
Merupakan sumber tenaga listrik untuk keperluan penerangan bagi
daerah tambang, juga untuk pengoperasian alat-alat listrik serta sumber
tenaga bagi pemompaan air dari dalam tambang ke luar tambang.
Besarnya daya pembangkit disesuaikan dengan kebutuhan pemakaian.
Lokasinya yaitu dekat dengan lokasi bengkel dan didistribusikan ke
berbagai tempat yang memerlukan listrik, sedangkan untuk keperluan
operasi di malam hari di beberapa tempat kerja digunakan genset-prime
mover (air cooled) dengan menara lampu.
i. Fasilitas lainnya yang harus disediakan yaitu : tempat pembibitan
tanaman untuk reklamasi daerah bekas tambang.
Dalam pelaksanaannya pemrakarsa akan berkoordinasi dengan Dinas
Kesehatan terkait klinik dan kantin, baik untuk tempat maupun
ketersediaan tenaga pelaksana.
2.3.3. Tahap Operasi
1. Pembersihan Lahan
Kegiatan pembersihan lahan (land clearing) akan dilakukan pada saat
membuka areal penambangan untuk kegiatan tambang. Pembukaan lahan
dilakukan secara bertahap sesuai dengan arah kemajuan kegiatan. Peralatan
yang digunakan untuk pembersihan lahan adalah parang, kapak, dan
chainsaw dan bulldozer.
Batang pohon yang berukuran kecil dan semak belukar didorong dengan
bulldozer dan akan ditimbun pada di suatu tempat, sedangkan pohon yang
berukuran besar pemotongannya dilakukan dengan menggunakan chainsaw,
kemudian kayunya dikumpulkan selain digunakan untuk keperluan
konstruksi kegiatan tambang juga akan dimanfaatkan baik oleh perusahaan
maupun masyarakat setempat. Namun sebelum kayu tersebut dimanfaatkan
RUANG LINGKUP STUDI I I-11

Koptam Rukun Sentosa akan melengkapi perijinan pemanfaatan dan
berkoordinasi dengan Dinas Kehutanan.
Setelah lahan dibersihkan maka langsung dilakukan kegiatan pengupasan
tanah pucuk (top soil), yang mana jeda waktu antara kegiatan pembersihan
lahan dan pengupasan tanah pucuk tidak berlangsung lama.
2. Pengupasan dan Penimbunan Tanah Pucuk
Pengupasan tanah pucuk dengan ketebalan rata-rata 0,5 meter dilakukan
dengan Excavator dibantu bulldozer dan alat angkut yang dipergunakan
adalah Dump Truck berkapasitas 20 ton, kemudian ditimbun di tempat
penimbunan tanah pucuk, guna pemanfaatan lebih lanjut pada saat kegiatan
reklamasi.

Pengolahan tanah pucuk meliputi:

1. Material didorong dan kemudian dikumpulkan dengan bulldozer dan
dimuat dengan backhoe ke dump truck untuk diangkut ke
lokasipenimbunan.
2. Penggalian sebaiknya dilakukan pada saat musim kemarau agar unsur
hara yang terkandung pada top soil dapat terjaga.
3. Tempat penimbunan top soil harus stabil dengan tinggi bench maximal 3
meter dan kemiringan 300.
4. Untuk menghindari terjadinya gully pada tempat penimbunan, sebaiknya
dilakukan penanaman cover crop.
5. Untuk menjaga unsur hara yang terkandung pada top soil, maka dilakukan
pemupukan dan penyiraman pada saat musim kemarau.
3. Pengupasan dan Penimbunan Tanah Penutup
Pengupasan tanah penutup dilakukan dengan penggalian oleh Excavator
CAT 375. Pembongkaran tanah yang terletak di atas lapisan batubara level
kerja dilakukan dengan penggaruan dan penggusuran, alat mekanis yang
dipergunakan adalah Bulldozer CAT D 7 R yang dilengkapi dengan bilah
tipe straight dan alat garu.
Pemindahan tanah penutup menuju lokasi penimbunan dilakukan dengan
menggunakan dump truck menuju lokasi penimbunan yang telah
direncanakan. Tempat pembuangan tanah penutup penanganannya
dibedakan menjadi dua, yaitu :
a. Pembuangan tanah penutup ke lokasi galian tambang (out side dump)
berjarak 100 -1.000 meter dari lokasi penambangan.
b. Pembuangan tanah penutup ke dalam areal tambang (in side dump) yaitu
digunakan sebagai penimbun kembali ke bekas tambang (back filling).
RUANG LINGKUP STUDI I I-12

Tanah penutup yang telah dibongkar dengan menggunakan Excavator Cat
Type 385 B kapasitas mangkuk 5,5 m3 kemudian dimuat kedalam dump
truck merk Nissan CWB kapasitas 20 ton menuju lokasi penimbunan yang
telah ditentukan (out side dump atau in side dump).
4. Penambangan Batubara
Setelah kegiatan penimbunan lapisan tanah penutup (overburden) maka
kegiatan yang selanjutnya dilakukan adalah penggalian batubara. Kegiatan
ini menggunakan excavator yang dikombinasikan dengan bulldozer dan
peralatan penunjang lainnya.
Berdasarkan data yang meliputi bentuk dan karakteristik lapisan batubara
serta lapisan penutupnya, sistem penambangan yang diterapkan oleh Koptam
Rukun Sentosa adalah sistem tambang terbuka (open pit).
Berdasarkan bentuk lapisan batubaranya, kegiatan tambang akan dilakukan
dengan contour mining. Teknik penggaliannya bertahap dari elevasi yang
paling tinggi ke elevasi yang rendah sampai kedalaman batas penambangan
yang telah ditentukan. Kemajuan penambangan betubara selanjutnya akan
mengikuti arah penyebaran lapisan batubara pada setiap pit yang akan
ditambang.













Gambar 2.4. Bagan Alir Penambangan Batubara
Penggalian batubara pada kegiatan tambang Koptam Rukun Sentosa
dilaksanakan dengan menggunakan Bulldozer yang dilengkapi garu. Setelah
batubara terbongkar kemudian dikumpulkan dengan Bulldozer yang
menggunakan Blade. Kemajuan penambangan batubara selanjutnya akan
mengikuti arah penyebaran batubara pada Pit yang akan ditambang.
Pada penambangan batubara biasanya akan terjadi air tirisan tambang, hal
ini merupakan konsekuensi logis dari suatu kegiatan penambangan karena
disatu pihak lokasi tambang dikehendaki kering, akan tetapi dilain pihak air
RUANG LINGKUP STUDI I I-13

tirisan tambang terus mengalir baik berasal dari air larian permukaan (run
off) pada waktu hujan maupun dari rembesan air tanah.

Dengan adanya air tirisan, maka fenomena air asam tambang (Acid Mine
Drainage) dapat terjadi baik di lokasi penambangan batubara, di lokasi
penimbunan tanah penutup (waste dump area), maupun dilokasi penimbunan
akhir (stockpile). Terbentuknya air asam tambang pada umumnya
disebabkan adanya kandungan mineral sulfida (FeS
2
) baik yang ada di dalam
batubara (sulfur) dan batuan sekitarnya, adanya zat oksidan berupa oksigen
(O
2
) dari udara dan adanya air (H
2
O), dimana ketiga bahan pembentuk asam
tersebut saling bereaksi dan akan membentuk senyawa ferro sulfat dan asam
sulfat yang dapat menyebabkan penurunan pH air. Oleh karena itu pihak
pemrakarsa akan melakukan treatment terhadap air tirisan yang ada di
settling pond dengan penambahan kapur guna menaikan pH air.

Kegiatan penambangan dimulai dari PIT 1 dimana pada blok ini akan
dikerjakan lebih kurang selama 1 tahun dengan tingkat produksi sebesar
97.375 MT/tahun. Metode penambangan yang dilakukan adalah dengan
menggunakan metode backfilling dimana dalam metode ini diusahakan
penutupan kembali pada bekas lubang bukaan sebelumnya tetapi pada awal
penambangan untuk topsoil dan overburden ditempatkan pada tempat yang
telah direncanakan.
Kemudian pada tahun kedua panambangan akan dilakukan pada PIT 2 yang
terletak dibagiann tengah KP dengan tingkat produksi per tahunnya 88.975
MT/tahun, dimana untuk overburden dan topsoil pada tiap blok
penambangan akan ditempatkan pada blok penambangaan sebelumnya,
begitu juga selanjutnya sedangkan pada tahun ketiga atau hingga akhir
penambangan akan dilakukan pada PIT 3, PIT 4 dan PIT 5 dengan tingkat
produksi rata-rata 100.000 MT/tahun. Pada rona akhir penambangan yang
rencana pengelolaannya nantinya akan dimanfaatkan sebagai kolam ikan.
Rencana produksi dapat dilihat pada table berikut :
Tabel 2.6. Rencana produksi dan pengangkutan batubara Koptam Rukun
Sentosa
PIT Tahun Kegiatan Luas
Rencana Produksi
(m
3
/tahun)
1
2012-2013 4,93 97.375
2
2013-2014 4,35 88.975
3
2014-2015 5,60 102.350
4
2015-2016 5,52 98.040
5
2016-2017 4,60 107.070
Jumlah 25,00 493.810
Sumber : Koptam Rukun Sentosa


RUANG LINGKUP STUDI I I-14

5. Pengangkutan Batubara
Batubara dari lokasi tambang diangkut dengan menggunakan dump truck
berkapasitas 20 ton dengan melewati jalan tambang yang dibangun PT.
Merindo Jaya Mandiri sepanjang 11 km. Selanjutnya ditimbun pada area
yang telah dipersiapkan port area stockpile dengan kapasitas 162.000 MT
milik PT Merindo Jaya Mandiri yang berlokasi di Kelurahan Amborawang
Kecamatan Samboja Kabupaten Kutai Kartanegara. Jalan hauling yang akan
digunakan sejauh total 4 km merupakan jalan hauling yang dibangun
Koptam Rukun Sentosa, dimana jalan hauling yang dibuat mempunyai lebar
bersih 10 m ditambah dengan 1 meter safety berm di sebelah kiri dan kanan
jalan. sedangkan 7 km menggunakan fasilitas jalan hauling milik PT.
Merindo Jaya Mandiri. Fungsi dari safety berm di kiri dan kanan tersebut
adalah untuk keselamatan kerja dump truck yang lewat dan juga berfungsi
sebagai tanggul saluran drainase pada saat kondisi hujan.
Dalam menjaga kondisi jalan pengakutan batubara tetap keadaan baik dan
aman, maka perlu dilakukan maintenance jalan secara rutin. Dalam
pekerjaan maintenance meliputi penggantian material jalan yang rusak,
pembentukan kembali paritan di sebelah kiri dan kanan jalan, pengompakan
kembali material jalan yang telah diganti, perataan jalan dan pembukaan
kembali saluran-saluran yang tertutup.
Untuk mengurangi polusi debu diudara khususnya pada musim kemarau
maka dilakukan penyiraman badan jalan tambang setiap hari dengan interval
waktu 3 4 jam sekali dengan menggunakan mobil tangki air. Untuk
pemeliharaan jalan digunakan grader dan compactor.
6. Penimbunan Batubara
Batubara dari stockpile selanjutnya dimasukkan ke dalam hopper dengan
menggunakan wheel loader.
Timbunan batubara di area stockpile dalam keadaan terbuka. Apabila terjadi
hujan, maka air limpasan yang berasal dari timbunan batubara akan
membawa serta bahan tercemar berupa kotoran yang terbawa bersama
batubara, butiran halus batubara, dan senyawa asam hasil oksidasi mineral
phyrite.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut dari areal timbunan batubara
perlu dibangun beberapa unit kolam pengendap dilokasi stockpile.
7. Operasional Bengkel dan Genset
Kegiatan perbengkelan meliputi perbaikan dan pemeliharaan kendaraan alat
berat seperti: bulldozer, wheel loader, backhoe excavator, grader dan dump
truck dan alat-alat penunjang lainnya seperti truck tangki air dan BBM,
mobil operasional dan lain-lain yang digunakan dalam kegiatan
penambangan, maupun perbaikan dan pemeliharaan peralatan
pengolahan/preparasi batubara, sedangkan operasional genset merupakan
RUANG LINGKUP STUDI I I-15

aktivitas pengunaan energi listrik untuk memperlancar operasional
penambangan.
Fasilitas perbengkelan untuk perawatan peralatan tambang disediakan di
area tambang, sedangkan fasilitas perbengkelan untuk perawatan peralatan
pengolahan/preparasi batubara berada di arael pengolahan/preparasi batubara
yang hanya menangani perawatan perbaikan mesin dan listrik.
Dalam aktivitasnya kegiatan perbaikan dan pemeliharaan kendaraan alat
berat serta operasional genset akan menghasilkan limbah cair seperti ceceran
BBM, oli/pelumas bekas yang perlu penenganan lebih hati-hati karena
termasuk jenis limbah B3. Oleh karena itu pemrakarsa akan melengkapi unit
perbengkelannya dengan oil trap untuk menampung limbah oil dan pelumas
bekas tersebut dan kemudian dikumpulkan di dalam drum untuk diserahkan
kepada pengumpul yang mempunyai ijin dari Kementerian Lingkungan
Hidup. Jika terjadi ceceran segera ditaburkan serbuk kayu agar terserap,
kemudian serbuk dibersihkan dan dikumpulkan terpisah untuk dibakar
ditempat yang telah ditentukan pada area yang aman (tempat penimbunan
sampah bengkel).
Penanganan Oli/BBM akan mengikuti standart operasional procedur (SOP)
mengacu pada Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan
Nomor 225/BAPEDAL/09/1996 tentang Tata Cara dan Persyaratan Penyim-
panan dan Pengumpulan Minyak Pelumas Bekas. Sedangkan untuk
pengukuran dan pemantauan emisi dari genset akan dibuat desain cerobong
untuk emisi gas buang dengan mengacu Keputusan Kepala Badan
Pengendalian Dampak Lingkungan Nomor 205/BAPEDAL/07/1996.
Bengkel yang akan dibangun dilengkapi dengan bak pengolahan oil bekas
(oil treatment/oil trap) untuk mengantisipasi ceceran oil bekas, oli bekas
dikumpulkan dan dijual pada pihak ketiga yang memiliki ijin. Desain bak
pengolahan oil dapat dilihat pada gambar 2.7.















Gambar 2.5. Desain Bengkel
RUANG LINGKUP STUDI I I-16















Gambar 2.6. Desain Bak Oil Trap
Pembangkit listrik ditujukan untuk keperluan penerangan dan pengoperasian
alat-alat listrik untuk keperluan perkantoran, mess karyawan, workshop
maupun kebutuhan lainnya yang memerlukan tenaga listrik terletak dekat
dengan lokasi bengkel dan didistribusikan ke berbagai tempat yang
memerlukan listrik. Sedangkan untuk keperluan operasional pada malam
hari digunakan genset primer mover (air cooled) dengan menara lampu.
Bangunan generator ini dibuat dengan luasan 30 m
2
. Untuk lebih jelasnya
mengenai desain ruang dan cerobong genset disajikan pada gambar 2.8.
berikut.
















Gambar 2.7. Desain Ruang Genset dan Cerobong Genset
1 m
Bengkel
Genset
Fuel Tank
Air + Oli
Air
Filter
Bak I Bak II
Air
Bak III
Oli Oli
Oli
Filter
Bak IV
Air
Pompa Ke Drum
0,75 m 0,75 m 0,75 m 0,75 m
RUANG LINGKUP STUDI I I-17


8. Corporate Social Responsibility (CSR)
Sebagai bentuk kepedulian perusahaan dalam memberikan kontribusi
terhadap masyarakat yang berada disekitar wilayah kegiatan penambangan,
maka Koptam Rukun Sentosa setiap bulannya melakukan kegiatan
pengembangan masyarakat (community development) atau yang dewasa ini
lebih terkenal dengan sebutan Corporate Social Responsibility (CSR) dengan
besaran Rp. 1.000,-/ton, rencana progam CSR kedepannya dapat dilihat pada
Tabel berikut ini.
Tabel 2.7. Progam Pengembangan CSR oleh Koptam Rukun Sentosa
No. Jenis Kegiatan Keterangan
1
Infrastruktur :
Peningkatan SDM :
Bantuan pembangunan/renovasi sekolah
Bantuan pendirian sarana ibadah & TPA
Bantuan pembuatan tandon air minum
Lokasi di
Kelurahan
Amborawang Darat
Kecamatan
Samboja
2
Pendidikan :
Bantuan buku pelajaran SD, buku
perpustakaan, alat olah raga dan
kelengkapan sekolah, serta beasiswa
Pembinaan TPA dan BKPM
Memberikan kesempatan kepada calon
tenaga kerja lokal untuk
magang/pelatihan kerja.
Lokasi di
Kelurahan
Amborawang Darat
Kecamatan
Samboja
3
Kesehatan :
Bantuan obat obatan P3K
Bantuan Posyandu, penyuluhan ttg
kesehatan
Bantuan sunatan massal
Lokasi di
Kelurahan
Amborawang Darat
Kecamatan
Samboja


2.3.4. Tahap Pasca-Operasi
1. Rasionalisasi tenaga kerja
Dengan berakhirnya kegiatan penambangan, maka Koptam Rukun Sentosa
akan melaksanakan rasionalisasi tenaga kerja atau pemutusan hubungan
kerja (PHK) terhadap tenaga yang dimiliki. Proses pemutusan hubungan
kerja akan dilaksanakan berdasarkan peraturan dan perundang-undangan
tenaga kerja yang berlaku. Koptam Rukun Sentosa akan memberikan
uang pesangon sesuai dengan peraturan yang dikeluarkan oleh Pemerintah
melalui Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi dimana uang
pesangon tersebut dapat dijadikan sebagai modal kerja, modal usaha
maupun modal lainnya yang akan menunjang kehidupan tenaga kerja
tersebut setelah lepas dari perusahaan.
RUANG LINGKUP STUDI I I-18

Selain itu, dengan perekrutan yang telah dilaksanakan oleh Koptam Rukun
Sentosa akan menciptakan tenaga kerja yang mempunyai keterampilan
dan jika terjadi pelepasan tenaga kerja maka karyawan ini akan lebih
mudah diterima di perusahaan penambangan batubara lain yang beroperasi
di sekitarnya.
2. Demobilisasi Peralatan
Dengan berakhirnya kegiatan penambangan pada tahap pasca-operasi,
maka kegiatan demobilisasi peralatan (alat-alat berat) dari lokasi proyek
ke luar lokasi proyek sebagian besar dilakukan melewati jalan darat
dengan menggunakan Trailer yang melewati ruas jalan raya yang ada.
3. Reklamasi dan Revegetasi Lahan
Reklamasi dan revegetasi lahan bekas tambang dilakukan ketika
pertambangan dimulai pada blok pertambangan tahun pertama dengan
jangka waktu minimal sebulan setelah ditambang. Kegiatan ini bertujuan
untuk memulihkan kondisi lahan sehingga mendekati kondisi awal
sebelum pertambangan. Dalam pelaksanaannya, Koptam Rukun Sentosa
mengacu kepada Peraturan Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral
Nomor 18 Tahun 2008 tentang Reklamasi dan Penutupan Tambang.
Pekerjaan yang dilakukan dalam kegiatan reklamasi dan revegetasi lahan
dapat dilihat pada uraian berikut ini :
a. Persiapan Lahan
1) Pengamanan lahan bekas tambang, kegiatan ini meliputi ;
- Pemindahan/pembersihan seluruh peralatan dan prasarana yang
tidak digunakan di lahan yang akan direklamasi.
- Perencanaan secara tepat lokasi pembuangan limbah beracun
dan berbahaya dengan perlakuan khusus agar tidak mencemari
lingkungan.
- Melarang dan menutup jalan masuk ke lahan bekas tambang
yang akan direklamasi.
2) Pengaturan bentuk lahan
Pengaturan bentuk lahan disesuaikan dengan kondisi topografi dan
hidrologi setempat dan pengaturan bentuk lahannya dapat dilihat
pada uraian berikut ini ;
- Pengaturan bentuk lereng ;
Pengaturan bentuk lereng dimaksudkan untuk mengurangi
kecepatan air limpasan, sedimentasi, erosi, dan longsor.
Kemudian lereng yang terlalu tinggi atau terjal dibentuk
berteras-teras.
- Pengaturan saluran pembuangan air ;
Pengaturan saluran pembuangan air (SPA) dimaksudkan untuk
pengatur air agar mengalir pada tempat tertentu dan dapat
RUANG LINGKUP STUDI I I-19

mengurangi kerusakan lahan akibat erosi. Selanjutnya jumlah
dan bentuk SPA tergantung dari bentuk lahan (topografi) dan
luas areal yang direklamasi.
b. Kegiatan back filling dan penghamparan top soil
Pada kegiatan ini adalah menimbun kembali lubang galian bekas
tambang dengan material over burden yang berasal dari disposal area
(waste dump) dan/atau dari kegiatan pengupasan tanah penutup yang
sedang berjalan. Selanjutnya setelah areal back filling tertata rapi,
tahap berikutnya dilakukan penghamparan top soil sebanyak dengan
ketebalan maksimal 75 100 cm. Pada kegiatan back filling tersebut
dilakukan tindakan pemulihan kesuburan tanah dengan cara
pengapuran, pemupukan organik dan anorganik serta pemberian
gypsum apabila dilahan reklamasi terdapat kerak (crusting).
c. Kegiatan Revegetasi
Revegetasi pada tahap awal dilakukan dengan jenis cover crop yang
berfungsi untuk mengembalikan struktur dan kesuburan tanah,
kemudian dilanjutkan dengan penanaman jenis pionir yang tahan
terhadap keasaman tanah dan kekeringan seperti Accasia, Sungkai dan
Sengon. Selain itu diupayakan dilakukan penanaman jenis tanaman
lokal seperti Meranti, Gmelina, Bengkirai, dan tanaman buah seperti
rambutan, cempedak, dan durian. Penanaman akan dilakukan dengan
jarak tanam 3 x 3 m atau 1.111 pohon/ha. Pemeliharaan dan perawatan
tanaman dilakukan hingga tahun ketiga. Pemeliharaan dan perawatan
tanaman pada tahun pertama dilakukan setiap 3 bulan sekali, pada
tahun kedua dan ketiga dilakukan setiap 6 bulan sekali.
Pada kegiatan revegetasi ini Koptam Rukun Sentosa akan membuat
persemaian atau pembibitan untuk pemenuhan akan bibit tanaman
dengan melibatkan masyarakat setempat baik sebagai penyedia bibit
tanaman maupun keterlibatan dalam penanaman dan pemeliharaan
tanaman. Selain itu pihak pemrakarsa juga akan menyamakan persepsi
dengan keinginan Pemda dan masyarakat setempat dalam kegiatan
reklamasi dan revegetasi lahan.
4. Pengembalian lahan
Pada akhir kegiatan tahap pasca-operasi penambangan ini, sejalan dengan
tingkat keberhasilan kegiatan reklamasi dan revegetasi lahan secara
menyeluruh, maka areal bekas tambang yang telah direklamasi dan
direvegetasi terlebih dahulu dievaluasi oleh Tim Pemerintah Kabupaten
Kutai Kartanegara dan dinyatakan telah mendekati rona awal (memenuhi
kriteria) dengan jangka waktu evaluasi lahan yang telah direklamasi dan
direvegetasi tersebut diperkirakan sekitar 2 3 tahun setelah pasca-
tambang dan setelah dinyatakan berhasil, baru lahan tersebut dan bekas
jalan angkut batubara (main haul road) serta bekas lokasi prasarana dan
sarana penunjang (emplasement) dikembalikan kepada Pemerintah
Kabupaten Kutai Kartanegara.

RUANG LINGKUP STUDI I I-20

Anda mungkin juga menyukai