(RKAB)
EKSPLORASI DAN OPERASI PRODUKSI GALIAN - C
NIB : 2411210053668
Kode WIUP : 21 1114 5 40 2022 007
Nomor SK.Pencadangan : 540/079/KDESDM/2022
Nomor izin : 540/DPMPTSP/309/IUP-EKS./2022
Luas konsesi yang diajukan : 35,44 ha
0
RKAB
KATA PENGANTAR
Laporan RKAB yang disusun oleh PT. Pasir Putih Sejahtera merupakan salah satu
syarat untuk mendapatkan izin operasi penaambangan. Konsesi-A dari PT. Pasir Sejahtera
merupakan satu kesatuan wilayah penambangan yang diajukan oleh PT. Pasir Putih
Sejahtera di sungai Kr. Teunom. Secara keseluruhan, PT. Pasir Putih Sejahtera
mengajukan Konsesi-A, Konsesi-B dan Konsesi-C.
Konsesi-A memiliki luas 35,44 ha dari total luas seluruh permohonan WIUP Kr.
Teunom oleh PT. Pasir Putih Sejahtera 112,00 ha. WIUP-A mencakup wilayah administrasi
Gampong Blang Baro, Pasi Geulima, Pasi Pawang, Teupin Ara dan Rambong Payong yang
berada di Kecamaan Teunom.
Laporan RKAB yang disusun oleh PT. Pasir Putih Sejahtera berdasarkan rencana
kegiatan eksplorasi yang ada. Laporan eksploorasi ini merupakan tahapan yang harus
dilakukan untuk memberikan gambaran kepada Pemerintah tentang rencana kerja dan
rencana pembiayaan dari kegiatan penambangan yang akan dilakukan oleh perusahaan.
Demikian Laporan RKAB ini disusun sebagai bentuk persyaratan operasional dan
dapat dipergunakan sebagai mana peruntukannya.
Sofyan Daud
Direktur Utama
1
RKAB
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................1
DAFTAR ISI..............................................................................................................................2
DAFTAR TABEL......................................................................................................................3
DAFTAR GAMBAR.................................................................................................................4
BAB 1 - PENDAHULUAN......................................................................................................5
1.1. Latar Belakang....................................................................................................5
1.2. Identitas Perusahaan...........................................................................................5
1.3. Letak dan Lokasi Penambangn...........................................................................6
1.4. Akses dan Sarana Pendukung.............................................................................9
1.5. Potensi Bahan Galian.........................................................................................9
1.6. Tujuan.................................................................................................................9
BAB 2 - RENCANA KEGIATAN........................................................................................10
2.1. Tahapan Kegiatan.............................................................................................10
2.1.1. Tahap Persiapan................................................................................................10
2.1.2. Tahap Penelitian...............................................................................................11
2.2. Tahapan Operasi Produksi................................................................................12
2.3. Peralatan Penambangan....................................................................................12
2.4. Sarana Penunjang.............................................................................................13
2.5. Pengangkutan Pasir Menuju Lokasi Pembeli...................................................14
2.6. Perekrutan Tenaga Kerja..................................................................................15
2.7. Kegiatan Penyewaan Lahan.............................................................................16
2.8. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)...........................................................16
BAB 3 - RENCANA KERJA.................................................................................................17
3.1. Nisbah pengupasan.........................................................................................17
3.2. Dimensi penambangan...................................................................................19
3.3. Perhitungan Eksplorasi...................................................................................23
3.3.1. Estimasi Nilai Sedimen Berdasarkan Erosi Lahan.........................................23
3.3.2. Estimasi Volume Sedimen di Badan Sungai Berdasarkan Hidraulika
Sungai.................................................................................................................23
3.3.3. Survey Topografi dan Bathimetri...................................................................33
2
RKAB
BAB 4 - ANGGARAN BIAYA..............................................................................................41
BAB 5 - PENUTUP................................................................................................................44
3
RKAB
DAFTAR TABEL
4
RKAB
DAFTAR GAMBAR
5
RKAB
BAB 1 - PENDAHULUAN
6
RKAB
No. URAIAN KETERANGAN
7
RKAB
8
RKAB
9
RKAB
1.4. Akses dan Sarana Pendukung
Lokasi proyek adalah lembah Sungai Krueng Teunom sepanjang 30 km dari muara ke
arah hulu. Aliran sungai sepanjang 30 km ini melalui beberapa desa disebelah kiri dan kanan
sungai. Sedang secara geografis lokasi proyek terletak pada 95,822 Lintang Utara, 4,432
Bujur Timur, dan 95,922 Lintang Utara, 4,613 Bujur Timur. Lokasi pekerjaan ini dapat
dicapai dari kota Banda Aceh dengan menggunakan kendaraan roda empat melalui jalan
provinsi dalam kondisi yang bagus. Jarak antara lokasi penambangan dengan Kota Banda
Aveh (ibu kota Provinsi Aceh) ± 220,5 km.
1.6. Tujuan
Tujuan dari penyusunan Dokumen Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) ini
adalah untuk memberikan informasi kepada pemerintah Provinsi Aceh dan Kabupaten Aceh
Jaya mengenai tahapan-tahapan kegiatan dan perkiraan/anggaran pembiayaan dari PT. Pasir
Putih Sejahtera untuk kegiatan penambangan pasir dan galian C di sungai Kr. Teunom.
Bagi pihak pengusaha, yaitu PT. Pasir Putih Sejahtera, dokumen Rencana Kerja dan
Anggaran Biaya (RKAB) ini akan menjadi acuan kerja beserta anggaran biaya yang akan
menjadi dasar bagi pelaksanaan kegiatan di lapangan, yang meliputi: kegiatan pra-
penambangan, kegiatan penambangan hingga pasca penambangan. Dengan demikian akan
didapatkan hasil kerja yang optimal sesuai dengan sasaran dan target yang telah ditentukan.
10
RKAB
BAB 2 - RENCANA KEGIATAN
1. Tahap Eksplorasi
Yaitu penelitian potensi dan kelayakan pengusahaan penambangan Trass. Kegiatan
yang akan dilakukan didalam tahap ini adalah berupa
a. Penyelidikan umum
b. Studi Eksplorasi
c. Studi Kekayaan
d. Studi Lingkungan (AMDAL)
e. Penyusunan Proposal Teknis
f. Rencana Rehabilitasi Pasca Tambang
2. Tahap Operasi Produksi
Yaitu kegiatan penambangan bahan galian C.
11
RKAB
f. Pemetaan/Pengukuran Topografi detil
Peta topografi ini menberikan informasi rinci mengenai kondisi eksisting dan
dipergunakan sebagai dasar bagi pemetaan/survey geologi detil, perhitungan volume
cadangan, desain tambang dan pembangunan infrastruktur pendukung tambang.
12
RKAB
c. Analisa komponen lingkungan untuk merencanakan pengelolaan dan
pemantauan lingkungan.
13
RKAB
- Bachoe dredger. Fungsi utamanya adalah untuk operasi pengerukan pasir dan
stocking. Sistem pengoperasian bachoe dredger adalah penggali tarik (pull shovel)
- Pompa untuk menaikkan pasir ke ponton
- Ponton untuk mentranportasikan hasil produksi ke pembeli pasir di muara sungai.
- Dump Truck, merek Mitsubishi. Peralatan tersebut berfungsi sebagai pengangkut
a. Base Camp, berupa perumahan semi permanent, untuk staf karyawan di lapangan
serta perlengkapannya.
b. Perkantoran di sekitar areal penambangan yang berfungsi sebagai tempat
melakukan kegiatan- kegiatan administrasi, penyusunan laporan atau data-data,
tempat pertemuan staf dan menerima tamu-tamu di lapangan.
c. Bengkel dan gudang, berfungsi untuk tempat perawatan atau perbaikan alat-alat
berat serta kendaraan-kendaraan dan alat perlengkapan lainnya, juga berfungsi
sebagai tempat penyimpanan bahan/alat-alat yang diperlukan di lapangan.
d. Kendaraan lapangan berupa, 1 unit mobil
e. Generator mesin listrik dengan daya 500 kVA yang akan digunakan untuk
penerangan perumahan (base camp) dan perkantoran, juga untuk menunjang
perbengkelan seperti pengelasan dan penambangan serta pengolahan.
f. Jalan tambang, digunakan untuk menghubungkan front penambangan ke tempat
penampungan (stock pile)
g. Akses alur sungai, digunakan untuk jalur transport pengangkutan hasil produksi
h. Akses jalan darat, digunakan untuk jalur transportasi alat ke sungai dan transportasi
karyawan.
i. Alat komunikasi, digunakan untuk memperlancar hubungan komunikasi di
lapangan antara lokasi yang satu dengan lokasi lainnya yang letaknya cukup
berjauhan dengan kantor pusat.
j. Alat keselamatan kerja dan alat gali sederhana, termasuk di dalam hal ini seperti
pemadam kebakaran, helm, sepatu boots, peralatan PPPK, cangkul, sekop dan
linggis.
14
RKAB
k. Pompa air, digunakan untuk pencucian kebutuhan air untuk base camp dan
perkantoran.
l. Area parkir, area ini digunakan untuk parkir beberapa alat berat dan truck apabila
dalam kondisi istirahat.
m. Pos keamanan yang diletakkan di gerbang masuk area pertambangan
Bahan Galian
Penyelidikan Geologi
Diketahui: jenis mineral/bantuan, pelamparan horizontal, struktur geologi,
stratigrafi, lingkungan pengendapan (genesa dan proses pembentukan bahan
galian)
Penyelidikan Umum
Diketahui: variasi jenis mineral/bantuan, batas pelmparan horizontal struktur
geologi, stratigafi, rona awal dan kondisi lingkungan
Sumberdaya
15
RKAB
Studi Eksplorasi
Diketahui penyebaran horizontal dan vertical, dimensi bahan galian kualitas
bahan galian
Studi Kelayakan
Evaluasi teknis, ekonomis dan lingkungan: diketahui dimensi yang layak dan ekonomis
untuk ditambang
Pendidikan/
No Jabatan Jumlah
Keahlian
I Manajemen
Direksi Perusahaan Manajemen 1
Manajer Perusahaan Manajemen 1
Direksi Tambang Manajemen 1
16
RKAB
Pendidikan/
No Jabatan Jumlah
Keahlian
Manajer Proyek S1 1
Supervisor S1 1
Kepala Teknik Tambang Sarjana 1
pertambangan
II Eksplorasi/ Produksi
Tenaga Ahli Geologi Sarjana Geologi 1
Foremen Tambang STM 1
pembangunan
III Community development (Humas)
Humas 1
IV Operator dan Maintenance
Operator loading Capten 4
(excavator)
Helper SMA 4
V Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) / HSE
HSE Superintendent S1 1
VI Administrasi dan Keuangan
Admin dan keuangan D3 1
Security 3
Bagian Umum dan SMA 1
Drivers
Jumlah 23 orang
17
RKAB
BAB 3 - RENCANA KERJA
Metode enambangan pasir di sungai Kr. Teunom yang dilakuan oleh PT. Pasir Putih
Sejahtera adalah tambang terbuka dengan sistem digging dan dregging. parameter yang
digunakan untuk membuat desain tambang diperoleh dari hasil studi hidraulika sungai dan
geoteknik yang telah dilakukan pada daerah rencana tambang. Faktor-faktor yang
mempengaruhi pada strategi penambangan adalah sebagai berikut :
Nisbah pengupasan atau Stripping ratio (SR), yaitu perbandingan antara tonase
cadangan bahan galian (dalam hal ini adalah pasir) dengan volume material lain
(sumber daya dan atau waste) seperti bahan biotik atau lempung dan lanau, yang
harus digali dan dipindahkan untuk dapat menambang cadangan tersebut. Kadar
nisbah pada eksplorasi PT. Pasir Putih Sejahtera dianalisa dengan menggunakan
Delft2d.
Dimensi penambangan, yaitu batas kedalaman dan kemiringan tebing yang diizinkan
untuk dibentuk karena kegiatan penaambangan pasir di sungai Kr. Teunom.
Kondisi alam, yaitu keadaan di sekitar lokasi tambang maupun pada areal tambang
sendiri, meliputi topografi dan hidrologi daerah rencana tambang. kondisi alam
daerah rencana tambang dapat menjadi masalah teknis dalam penentuan desain
tambang yang akan digunakan.
Potensi cadangan pasir di sungai Kr. Teunom yang dapat ditambang dianalisa dengan
menggunakan perhitungan hidrometri. Analisa kandungan pasir yang diperoleh berdasarkan
hasil pengujian lapangan berada pada nilai rerata 76%. Hasil pengujian laboratorium
memperlihatkan kandungan sedimen dasar yang dapat ditambang di sungai Kr. Teunom
memiliki karakteristik:
18
RKAB
6. Pasir memiliki reaksi negatif terhadap golongan alkali agar saat digunakan untuk
membuat beton menjadi awet.
19
RKAB
20
RKAB
Penetapan kapasitas tampang sungai saat baniir untuk menghindarai dampak penurunan muka
air tanah di area pengaruh sungai. Sedangkan penetapan batas eksplorasi saat banjir untuk
mencapai tujuan pengendalian banjir yang sering terjadi di Kr. Teunom. Berdasarkan laporan
dari Rencana Terpadu Pengelolaan Sumber Daya Air (RTPSDA) Wilayah sungai Teunom-
Lambesoi, debit banjir tahunan yang terjadi di Kr. Teunom sebesar 740 m 3/det. Debit banjir
ini menjadi acuan untuk menentukan kebutuhan luas tampang sungai Kr. Teunom. Hasil
pegujian luas tampang dengan metode coba-coba disajikan pada table berikut.
Tabel 2. Perhitungan luas tampang butuh untuk debit banjir tahunan sungai Kr. Teunom
No.
y B m I n Q1 A P R V Q2
iterasi
1 2.0 220 2 0.0003 0.022 740.00 448.00 228.944 1.957 1.232 551.800
2 3.0 220 2 0.0003 0.022 740.00 678.00 233.416 2.905 1.603 1086.675
3 2.3 220 2 0.0003 0.022 740.00 516.58 230.286 2.243 1.349 696.930
4 2.4 220 2 0.0003 0.022 740.00 539.52 230.733 2.338 1.387 748.303
5 2.38 220 2 0.0003 0.022 740.00 534.93 230.644 2.319 1.379 737.910
6 2.384 220 2 0.0003 0.022 740.00 535.85 230.662 2.323 1.381 740.000
Keterangan:
y = kedalaman banjir (m);
m = kemiringan tebing;
n = koefisien kekasaran;
R = jari-jari hidraulis;
21
RKAB
Hasil perhitungan memperlihatkan kebutuhan kedalaman sungai yag dbutuhkan untuk
mengatasi banjir di sungai Kr. Teunom adalah 2,384 m atau 2,4 m dengan lebar sungai 220,0
m. Kedalaman sungai yang dibutuhkan (2,4 m) ini menjadi acuan bagi PT. Pasir Putih
Sejahtera dalam melakukan penambangan. Sketsa hasil perhitungan tampang sungai disajikan
pada gambar berikut.
4,00
2
1
0.577
1
220,00 M
Gambar 5 menjadi acuan pada strategi penetapan geometri jenjang. Untuk kegiatan
eksplorasi pasir di sungai Kr. Teuom, geometri jenjang memperhatikan:
1. tinggi jenjang
2. sudut lereng jenjang
3. lebar jenjang penangkap
Geometri jenjang terdiri dari tinggi jenjang, sudut lereng jenjang tunggal, lebar dari
jenjang penangkap (Catch Bench). Rancangan geoteknik jenjang biasanya dinyatakan dalam
bentuk parameter-parameter untuk ketiga aspek ini. Dalam pelaksanaan penambangan,
pengontrolan sudut lereng biasanya dilakukan dengan menandai lokasi pucuk jenjang (crest)
sesuai dengan desain yang telah dibuat menggunakan bendera kecil. Operator alat mekanis
diharapkan dapat menggali sampai batas lokasi bendera tersebut. Lokasi lobang tembak dapat
pula menjadi pedoman. Penggalian sebaliknya dilakukan dari bagian atas material, agar
berada pada posisi kerja yang aman (untuk menghindari longsoran saat penggalian material).
Komponen dasar pada tambang terbuka adalah jenjang.
22
RKAB
23
RKAB
3.3. Perhitungan Eksplorasi
Qs = 0.0864.c.Qw
maka diperoleh debit angkutan sedimen Kreung Teunom adalah sebagai berikut:
Qs = 0,0864 x 16 mg/l x 740 m3/det
= 1.022,98 ton/detk = 88.385.472 ton/hari
Untuk Muatan sedimen menggunakan persamaan MS = Qs : A
= 88.385.472/ 262,537
= 336,659 ton/ha/th
SDR = 0,41 x A¯0,2
= 0,41 x 262,537¯0,2
= 0,0338
Berdasarkan perhitungan yang diperoleh bahwa dengan adanya kegiatan Navigasi dan
Pembukaan Alur Sungai maka muatan sedimen akan terjadi sebesar 336.659 ton/Ha/th.
Berdasarkan kriteria bahwa muatan sedimen tersebut dikategorikan sangat tinggi.
Kecepatan geser
Kecepatan geser yang terjadi di dasar sungai dapat dihitung dengan menggunakan
persamaan sebagai berikut :
33 z
U z =5. 75⋅U ¿⋅Log
k
12 h
U h =5 .75⋅U ¿⋅Log
k
24
RKAB
U* = Kecepatan geser (m/s)
z = Kedalaman sungai (m)
h = Kedalaman rata-rata sungai (m)
Dalam hal ini z sama dengan h.
k = Koefisien kekasaran dasar sungai
U 2 cr=0. 04
¿
( ρw )
ρ s− ρ w
gD 50
U ¿ cr =√ U 2 cr ¿
Metode Meyer-Peter-Muller
Jumlah sedimen di dalam sungai ditentukan berdasarkan diameter butiran dengan
persentase 50% (D50), dapat dihitung berdasarkan rumus sebagai berikut :
U ¿ =√ g⋅R⋅S
33 h
U h =5 .75⋅U ¿⋅Log
k
12 R
C k=18 Log
k
.
12 R
CD 90=18 Log
D90
( )
3/ 2
Ck
μ=
CD 90
( )
1/3
Q γ
γ w s μ hS=0 . 047 ( γ s −γ w ) D50+0. 25 w ⋅T 2/3
Q g b
( ) (
1/ 2
)
Tb ρw 1 1/ 2
Φ¿ =
ρ s− ρw ρ s− ρw g⋅D 50
26
RKAB
Persamaan Frijlink :
Tb
Φ¿ =
D50 √ g⋅μ⋅R⋅S
U ¿ =√ g⋅R⋅S
33 h
U h =5 .75⋅U ¿⋅Log
k
12R
Ck=18 Log
k
( ) ( )( )
Ck 3/2 ρs−ρw D50
¿μ= ¿¿ψ= ¿
CD90 ρw μRS
D90 ¿
CD90=18Log12R¿
¿
Φ * = Intensitas angkutan sedimen dasar
Tb = Berat butiran sedimen dasar tiap satuan lebar dan satuan waktu (t/m/s)
D50 = Diameter butiran dengan persentase 50 %
g = Gravitasi bumi (9.81 m/s2)
= Ripple factor
R = Jari-jari hidrolis (m)
h = Kedalaman air (m)
S = Kemiringan dasar sungai
U* = Kecepatan yang terjadi (m/s)
Uh = Kecepatan aliran di permukaan air (m/s)
Ck = Koefisien berdasarkan nilai k
CD90 = Koefisien berdasarkan nilai D90
ψ = Koefisien sedimen dasar
s = Berat jenis sedimen dasar (t/m3)
w = Berat jenis air (t/m3)
27
RKAB
Sampel # T01
Dari data Hidraulis dan butiran yang telah dijelaskan di atas, maka dapat dihitung
tegangan geser dan tegangan geser kritis yang terjadi di beberapa lokasi pengambilan sampel
sebagai berikut :
Tegangan geser :
Pada sungai, o = w . g . R . S
o = 1000 . 9.81 . 0.85 . 0.0031
o = 25.85 N/m2
Tegangan geser kritis :
Pada dasar sungai, ocr = 0.038 (s - w) g . D50
ocr = 0.038 (2690 - 1000) 9.81 . 0.01590
ocr = 10.02 N/m2
o = 25.85 N/m2 > ocr = 10.02 N/m2 (Butiran tidak bergerak)
Sampel # T01
Kedalaman aliran, h = 5.00 m
28
RKAB
Lebar rata-rata dasar sungai, b = 150.00 m
5 . 00
=0 . 03<5
Perbandingan h/b = 150 .00
Jari-jari hidrolis, R = 5.00 m
Kemiringan memanjang, S = 0.0006
Kecepatan air permukaan, Uh = 2.00 m/s
Berat volume air, w = 1.00 t/m3
Faktor koreksi =1
Data analisa ukuran butiran :
Diameter butiran D50 = 0.190 mm = 0.00019 m
Diameter butiran D90 = 0.330 mm = 0.00033 m
Berat volume butiran, s = 2.876 t/m3
( )
3/2
28 .59
Ripple factor, = 94 . 67 = 0.17
Jumlah sedimen, Tb =
( )
1.0⋅1⋅0.17⋅5.00⋅0.0006−0.047(2.876−1.0)0.00019
⋅3600⋅24⋅365⋅150
( )
1/3
1.0
0.25
9.81
Jumlah sedimen, Tb = 666.582,47 m3/tahun → asumsi debit minimum
Jumlah sedimen, Tb = 1.411.002,11 m3/tahun → asumsi debit rata-rata
Jumlah sedimen, Tb = 1.981.192,81 m3/tahun → asumsi debit 60% dari debit banjir
29
RKAB
Langkah-langkah pada perhitungan jumlah sedimen sungai dengan metode Einstein
sebagai berikut :
1. Tentukan koefisien sedimen dasar.
2. Tentukan intensitas angkutan sedimen dasar yang diperoleh dari grafik S7.
3. Hitung jumlah sedimen yang terjadi.
Sampel # T01
Kedalaman aliran, h = 5.00 m
Lebar rata-rata dasar sungai, b = 150.00 m
5 . 00
=0 . 03<5
Perbandingan h/b = 150
Jari-jari hidrolis, R = 5.00 m
Kemiringan memanjang, S = 0.0006
Kecepatan air permukaan, Uh = 2.00 m/s
Berat jenis air, w = 1000 Kg/m3
Data analisa ukuran butiran :
Diameter butiran D50 = 0.19 mm = 0.00019 m
Diameter butiran D90 = 0.33 mm = 0.00033 m
Berat jenis butiran, s = 2876 Kg/m3
( )
3/2
28 .59
Ripple factor, = 94 . 67 =0.17
30
RKAB
( )
1/2
2876−1000
10.00 ( 9.81⋅0.00019 3)1/2 ¿3600⋅24⋅365⋅150.00
Jumlah sedimen, Tb = 1000
Jumlah sedimen, Tb = 658.047,45 m3/tahun → asumsi debit minimum
Jumlah sedimen, Tb = 1.509.991,72 m3/tahun → asumsi debit rata-rata
Jumlah sedimen, Tb = 2.012.012,34 m3/tahun → asumsi debit 60% dari debit banjir
31
RKAB
( )
3/2
28 .59
Ripple factor, = 94 . 67 = 0.17
Perhitungan jumlah sedimen dengan Metode Meyer-Peter-Muller asumsi debit 60% dari debit
banjir tahunan
No. Persentase Diameter Diameter Persentase Diameter
Tb (m3/Thn)
Sampel Butiran (mm) (m) Butiran (m)
T01 D50 0,190 0,00019 D90 0,00033 2,012,012.34
T02 D50 0,270 0,00027 D90 0,00070 2,361,432.77
32
RKAB
T03 D50 0,220 0,00022 D90 0,00040 2,090,503.53
T04 D50 0,205 0,00021 D90 0,00044 2,288,850.42
T05 D50 0,168 0,00017 D90 0,00032 1,930,690.64
Rata-rata 2,136,697.94
Perhitungan jumlah sedimen dengan Metode Einstein asumsi debit 60% dari debit banjir
tahunan
No. Persentase Diameter Diameter Tb
Sampel Butiran (mm) (m) (m3/Thn)
T01 D50 0,19 0,00019 2,012,012.34
T02 D50 0,27 0,00027 3,376,213.88
T03 D50 0,22 0,00022 2,499,901.16
T04 D50 0,21 0,00021 2,200,958.60
T05 D50 0,17 0,00017 1,695,697.82
Rata-rata 2,356,956.76
Perhitungan jumlah sedimen dengan Metode Frijlink asumsi debit minimum
No. Persentase Diameter Diameter
Tb (m3/Thn)
Sampel Butiran (mm) (m)
T01 D50 0,190 0,00019 329.023,73
T02 D50 0,270 0,00027 552.111,16
T03 D50 0,220 0,00022 408.808,02
T04 D50 0,205 0,00021 359.922,04
T05 D50 0,168 0,00017 277.296,92
Rata-rata 385.432,37
33
RKAB
T02 D50 0,270 0,00027 1,375,783.38
T03 D50 0,220 0,00022 1,018,692.10
T04 D50 0,205 0,00021 896,875.11
T05 D50 0,168 0,00017 690,984.93
Rata-rata 960,443.28
Perhitungan jumlah sedimen dengan Metode Frijlink asumsi debit 60% dari debit banjir
tahunan
No. Persentase Diameter Diameter
Tb (m3/Thn)
Sampel Butiran (mm) (m)
T01 D50 0,190 0,00019 1,001,011.09
T02 D50 0,270 0,00027 1,679,725.03
T03 D50 0,220 0,00022 1,243,744.22
T04 D50 0,205 0,00021 1,095,015.10
T05 D50 0,168 0,00017 843,639.13
Rata-rata 1,172,626.91
Pada kegiatan ini, pengukuran poligon dilakukan untuk membuat titik tetap yang
mempunyai koordinat posisi bidang horisontal (x,y). Poligon menjadi kerangka dasar dari
pemetaan. Pengukuran poligon ini diikatkan pada titik triangulasi atau titik tetap lapangan
(bench mark) sebagaimana telah diketahui koordinat dan elevasinya di atas. Pengukuran
polygon dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut.
a. Pengukuran polygon, dilakukan pada semua patok pada tanggul kiri dan kanan sungai
Tamiang section yang diukur.
b. Pengukuran sudut dengan Theodolith digital atau setara dengan T2.
c. Pengukuran polygon dengan loop terbuka.
d. Pengukuran jarak dengan rollmeter dan dikontrol secara optis.
34
RKAB
e. Pengukuran poligon sudut-sudutnya harus dilakukan secara 2 (dua) seri ganda (B, LB, B,
LB) untuk tiap station dengan ketelitian < 10”.
f. Ketelitian sudut 10”N, dimana N adalah jumlah titik poligon diukur dengan
menggunakan alat electronic distance measurement (EDM) Sokkisha Red 2. Jarak diukur
minimal 2 (dua) kali, ke muka dan ke belakang dengan pembacaan jarak sebanyak 5 kali,
dan dengan ketelitian linier kesalahan penutup jarak 1:2.500.
g. Tiap jarak 1 km dipasang titik tetap dengan neut beton, dan pada setiap km dipasang BM
dengan mempunyai kode yang jelas.
h. Azimuth yang digunakan adalah azimuth hasil pengamatan matahari dengan ketelitian
10".
i. Setiap titik poligon ditandai dengan patok kayu.
j. Mengusahakan dengan titik poligon seminimal mungkin.
k. Orientasi arah awal dan akhir pada pengukuran poligon dengan melakukan pengamatan
matahari tau menggunakan GPS Geodetic Stratus.
l. Jarak diukur minimal 2 kali ke muka, dan ke belakang dengan pegas ukur. Kesalahan
jarak tunggal maksimum 1: 5.000.
m. Pengukuran poligon harus menggunakan alat theodolit Wild T2 atau yang sederajat, dan
seijin tim teknis atau petugas yang ditunjuk agar pekerjaan dapat dilaksanakan dengan
baik.
Pengukuran sipat datar dilakukan dengan maksud pengukuran sipat datar adalah
membuat titik tetap yang mempunyai posisi vertikal/tinggi sebagai kerangka dasar vertikal.
Sipat datar adalah salah satu metode untuk menentukan posisi vertikal titik-titik di permukaan
bumi. Umumnya titik-titik tersebut dinyatakan dengan sistem elevasi yang dihitung dari
bidang acuan tersebut, yaitu sistem datum neut water peil (NWP) sistem.
Prinsip dasar pengukuran sipat datar (leveling) adalah untuk menentukan beda tinggi
antara titik-titik yang diukur dengan menggunakan alat ukur waterpass. Apabila salah satu
titik telah diketahui elevasinya, maka elevasi titik-titik lainnya dapat mudah ditentukan.
Pengukuran sipat datar ini harus diikatkan pada titik referensi tinggi yang kondisinya
masih baik dan dengan persetujuan tim teknis. Syarat–syarat yang harus dipenuhi untuk
pelaksanaan pengukuran ini adalah sebagai berikut.
a. Pengukuran leveling harus diikatkan pada minimal 2 titik ikat yang telah diketahui
elevasinya yang akan ditunjukkan tim teknis dan harus melalui titik–titik poligon. Metode
35
RKAB
pengukuran leveling digunakan cara pulang pergi atau double stand, dan apabila di
lapangan hanya ada 1 bench mark maka pengukuran harus dilakukan secara close circuit.
b. Kesalahan penutup tinggi dari pengukuran pulang pergi atau double stand tidak boleh
melebihi 8L mm dengan L adalah jumlah jarak dalam km. Apabila pengukuran
dilakukan cara double stand maka selisih setiap stand pada tiap slag tidak boleh melebihi
2 mm.
c. Pengukuran waterpass dilakukan pada semua patok dan BM baik di tanggul kiri maupun
kanan. Waterpassing dengan metode pulang pergi atau kring.
d. Toleransi penutup 10D mm, dimana D = jarak dalam km. Titik ikat adalah benchmark
sebagaimana disebutkan di atas, dan atau sesuai konsultasi dengan pemilik pekerjaan.
e. Pembacaan rambu harus dilakukan dengan pembacaan tiga benang lengkap yaitu benang
atas, benang tengah dan benang bawah sebagai kontrol 2 BT = BA+ BB.
f. Alat yang digunakan adalah automatic level seperti zeiss Ni2 atau yang sederajat dan
seijin tim teknis. Setiap slag diusahakan alat di tengah–tengah dari dua titik yang diukur
dengan jarak maksimum 50 m ke rambu muka dan rambu belakang.
g. Saat perpindahan rambu, rambu belakang dijadikan sebagai rambu depan tetap pada
posisi semula sebagai rambu belakang dengan cara hanya memutar di atas landasan
rambu. Rambu landasan memakai logam yang dapat tertancap di atas tanah. Rambu ukur
harus dilengkapi dengan niveau kotak yang terletak di belakang rambu dan dapat untuk
mengetahui bahwa rambu benar-benar vertikal pada saat pengukuran.
Pengukuran detail survei adalah pengukuran detail/rinci pada lokasi yang ditentukan
pada bangunan baru yang diusulkan, dan rencana bangunan lama yang akan diperbaiki.
a. Pengukuran detail/rinci harus menggunakan minimal alat Theodolit digital atau yang
sederajat, dan dikombinasikan dengan spot height untuk elevasi bangunan.
b. Luas pengambilan situasi meliputi sepanjang, dan selebar sungai ditambah ± 5.0 m ke kiri
dan ke kanan dari tepi sungai.
c. Jarak–jaraknya harus diukur secara langsung dengan pita ukur. Apabila pada lokasi detail
survei ada bangunan air, maka dimensinya harus diukur dengan pita ukur.
d. Pengukuran detail/rinci harus lengkap disertai dengan gambar sketsa yang jelas sehingga
secara keseluruhan akan memberikan gambaran yang jelas lokasi yang bersangkutan.
Survei bathimetri sungai dengan pengukuran echosounding dilaksanakan dengan
mempersiapkan lebih dahulu data, dan peralatan sebagai berikut.
36
RKAB
a. Peta sungai skala 1:5.000. e. Sextant.
b. Kedudukan dan elevasi titik–titik f. Kapal/perahu survei.
referensi. g. Handy Talkie.
c. Echosounder Raytheon DE 719 B yang h. Baterry Accu.
telah dikalibrasi. i. Rollmeter.
d. Global Positioning System (GPS). j. Baak Palm.
Pelaksanaan echosounding menggunakan GPS untuk menentukan posisi kapal. Cara
penentuan posisi kapal dengan menempatkan GPS di dalam kapal/perahu, kemudian
koordinat posisi dapat dibaca.
a. Sebelum digunakan, alat echosounder terlebih dulu dilakukan kalibrasi yaitu untuk
kedalaman 1 m, 2 m, 3 m, 4 m, 5 m, 6 m, dan 5m, 4m, 3 m, 2 m, 1 m. Berdasarkan hasil
kalibrasi tersebut, hasil pegukuran kedalaman rawa adalah hasil yang telah dikalibrasi.
b. Membuat titik–titik triangulasi positioning system dengan menggunakan theodolite,
sextant dan roll meter.
c. Pemasangan tanda–tanda untuk jalur atau sounding track dengan menempatkan bendera
berwarna.
d. Persiapan peralatan untuk sounding survei dengan menyiapkan kapal/perahu survei,
memasang tranducer, echosounder, dan GPS. Selanjutnya melaksanakan kalibrasi
echosounder/barcheck, dan melakukan levelling BM untuk pemasangan pasang surut.
37
RKAB
e. Kapal/perahu survei melaksanakan survei untuk lokasi yang terlindung ombak, dengan
menggunakan echosounder frekuensi 210 KHz, power supply baterry accu 12V–50 Amp,
dan kecepatan rata–rata kapal 3 knot.
f. Track/jalur dari kapal/perahu survei dipandu dengan global positioning system (GPS)
dengan interval 25 m, dan posisi sounding boat untuk kedalaman di-cutting oleh GPS.
g. Kedalaman air terekam pada sounding paper di dalam echosunding, dan pengamatan
pasang surut selama melaksanakan sounding diamati dan dicatat dengan interval waktu 10
menit.
h. Proses penggambaran dilaksanakan di kantor yang dituangkan pada kertas kalquer dengan
skala sesuai kebutuhan.
i. Hasil pengukuran kedalaman rawa ini berupa print out yang menunjukkan kedalaman
dalam satuan milimeter yang diperhitungkan berdasarkan tinggi muka air terhadap datum
(mm).
Pelaksanan survei pengukuran dapat dilakukan beberapa metode yang akan diuraikan
sebagai berikut.
38
RKAB
Gambar 11. Pelaksanaan pengukuran di sungai Kr. Teunom Desa Pasi Geulima
39
RKAB
40
RKAB
Pada dasarnya volume tanah antara dua penampang Cross Section dapat dihitung
apabila luas dari penampang-penampang tersebut diketahui terlebih dahulu. Untuk
mengetahui luasan penampang melintang dapat dilakukan dengan bantuan software
AutoCAD.
Aturan Simpson dapat digunakan untuk mencari luas dan volume dari angka yang
tidak teratur. Aturan didasarkan pada asumsi bahwa batas-batas angka tersebut merupakan
kurva yang mengikuti hitungan matematika pasti. Bila diterapkan pada irisan melintang
mereka memberikan pendekatan yang baik untuk luas dan volume. Akurasi jawaban yang
diperoleh akan tergantung pada jarak dari koordinat dan pada seberapa dekat kurva berikut
hukum
Volume merupakan hasil perkalian luas segmen/cross section dengan jarak antar
segmen/cross section. Metode perhitungan luas dengan koordinat dapat dituliskan dalam
bentuk persamaan sebagi berikut:
Dengan X dan Y adalah koordinat dari masing-masing titik pada segmen/cross section yang
ditinjau. Sebagai contoh, disajikan hasil perhitungan pada P-1 untuk batu <250 kg/unit.
41
RKAB
BAB 4 - ANGGARAN BIAYA
42
Tabel 3. Analisa Biaya Investasi dan Produksi
T. PASCA
IUP EKSPLORASI TAHAP OPERASI PRODUKSI
TAMBANG
No PERAMETER ANALISIS EKONOMI TAHUN 2022 2022 2023 2024 2024
Bulan 1-3 Bulan 3-6 Bulan 5-6
1 BIAYA PRODUKSI
1.1 Biaya Investasi Eksplorasi (Tahap Pendahuluan)
Pengurusan di Kabupaten Aceh Jaya (Penggandaan Dokumen, Pengukuran Pensil dan
1.1.1 130.000.000
Perijinan (Ijin Prinsip, Wiup, Dll))
1.1.2 Study Ekplorasi 10.000.000
1.1.3 Study Kelayakan 30.000.000
1.1.4 Study Lingkungan 300.000.000
1.1.5 Proposal Teknis 10.000.000
1.1.6 Rencana Rehabilitasi Pasca Tambang 10.000.000
1.2 Biaya Investasi Pengembangan (Development)
1.2.1 Sewa lahan untuk mess, kantor, stockpile (1 ha @Rp 50.000.000,00) 50.000.000
1.2.2 Sewa lahan untuk jalan akses pekerja 10.000.000
1.3 Biaya Investasi infrastruktur tambang
1.3.1 Pembuatan kantor 5.000.000
1.3.2 Pembuatan fasilitas tambang (mess, dll) 15.000.000
1.3.3 Aktifitas kantor 1.746.000.000 1.746.000.000 582.000.000 582.000.000
1.4 Biaya investasi peralatan pendukung
1.4.1 Peralatan utama operasional tambang 6.050.000.000
1.4.2 Peralatan pendukung operasional tambang 229.827.957 229.827.957 76.609.319 76.609.319
1.4.3 Kendaraan operasional dan untility 45.000.000 45.000.000 15.000.000 15.000.000
1.5 Biaya modal kerja
1.5.1 Modal sendiri (ekuisitas) 1.500.000.000
1.5.2 Hutang (pinjaman bank) 500.000.000
1.6 Pengembangan masyarakat (community development)
-Distribusi per-tahun produksi 40.000.000
1.7 Program kesehatan dan keselamatan kerja (K3)
-Distribusi per-tahun produksi 42.840.000,00
1.8 Jaminan Reklamasi
-Distribusi per-tahun produksi 15.000.000,00
1.9 Biaya Reklamasi
-Distribusi per-tahun produksi 25.000.000,00
2.0 Jaminan Kesungguhan 10.000.000
2.1 Jaminan Pasca Tambang 50.000.000
SUB TOTAL BIAYA INVESTASI 2.260.000.000 6.542.840.000
TOTAL BIAYA INVESTASI
TOTAL BIAYA PRODUKSI 8.802.840.000
2.020.827.957 2.020.827.957 673.609.319
TOTAL BIAYA REHABILITASI 673.609.319
43
RKAB
2.6 Ekskalasi
2.6.1 Komponen biaya produksi : 2% per-Tahun 40.416.559 40.416.559 13.472.186
Sub-Total Ekskalasi 94.305.305
44
BAB 5 - PENUTUP
Demikian Laporan Rencana Kerja dan Anggaran Biaya untuk kegiatan Eksplorasi dan
Operasi Produksi penambangan Galian C di sungai Kr. Teunom Kecamatan Teunom
Kabupaten Aceh Jaya. Dokumen RKAB ini adalah merupakan panduan kegiatan dan tahapan
pekerjaan dodalam perencanaan dan pelaksanaan penambangan galian C dan
estimasi/perkiraan anggaran dana yang dibutuhkan. Diharapkan dengan adanya Dokumen
RKAB ini maka perencanaan dan pelaksanaan kegiatan penambangan Galian C di sungai Kr.
Teunom Kecamatan Teunom Kabupaten Aceh Jaya ini dapat dilaksanakan secara baik.
Permasalahan yang dapat timbul dilapangan yang akan menghambat kegiatan
penambangan Galian C di sungai Kr. Teunom Kecamatan Teunom Kabupaten Aceh Jaya.ini
adalah :
45