Nomor Daftar Kehadiran : 16 Asal Instansi : PT. Indo Tambangraya Megah Mata Pelatihan : Tugas Mandiri MP5
TUGAS MP5 : IPEM
1. Pilih salah satu dokumen AMDAL yang lengkap pembahasannya, 2. Buatkan ringkasan bab identifikasi, prakiraan dan evaluasi dampak. 3. cuplik tabel yang berisikan hasil identifikasi, prakiraan dan evaluasi dampak rencana usaha dan kegiatan tersebut. jelaskan 4. Jelaskan metode prakiraan dan evaluasi dampak yang digunakan dalam dokumen andal tersebut. untuk matrik dan tabel lengkap cek pada lampiran dok. ------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
1. AMDAL menggunakan AMDAL PT. Kitadin Site Embalut
2. Ringkasan Bab Identifkasi, Prakiraan dan Evaluasi A. Indentifikasi dan Prakiraan Pada tahap identifikasi dampak potensial, dimaksudkan untuk mengidentifikasi segenap dampak lingkungan hidup yang secara potensial akan timbul sebagai akibat dari rencana kegiatan penambangan batubara PT Kitadin. Identifikasi dampak potensial ini merupakan serangkaian hasil dari observasi lapangan, diskusi dengan masyarakat sekitar lokasi rencana kegiatan, diskusi dengan instansi pemerintah, serta hasil dari konsultasi dan diskusi dengan para pakar. Pada tahap identifikasi dampak potensial ini hanya diinventarisasi dampak potensial yang mungkin akan timbul tanpa memperhatikan besar/kecilnya dampak, atau penting tidaknya dampak. 1) Tahap Prakonstruksi a) Pembebasan Lahan dan Penggunaan Lahan Dampak yang diprakirakan muncul dari kegiatan ini adalah munculnya pola pemanfaatan lahan akibat dari berubahnya area lahan yang dulunya sebagian besar berupa semak belukar dan area garapan pertanian/budidaya tanaman masyarakat menjadi area tambang. Potensi terjadinya penurunan produksi pertanian merupakan dampak lanjutan dari pola pemanfaatan lahan akibat dari berubahnya area lahan yang dulunya sebagian besar berupa semak belukar dan area garapan pertanian/budidaya tanaman masyarakat menjadi area tambang. 2) Tahap Operasi a) Pembersihan Lahan Tambang Dampak yang diprakirakan timbul adalah terjadinya penurunan kualitas udara ambien dan peningkatan kebisingan dikarenakan adanya aktivitas alat berat. Akibat dari aktivitas land clearing adalah terjadinya perubahan tata air, laju erosi, peningkatan sedimentasi, penurunan kualitas air serta biota perairan. b) Pengupasan Tanah Pucuk dan Tanah Penutup Dampak yang diprakirakan timbul adalah terjadinya penurunan kualitas udara ambien dan peningkatan kebisingan dikarenakan adanya aktivitas alat berat. Adanya kegiatan ini juga akan menimbulkan dampak terhadap persepsi dan sikap masyarakat yang apabila dalam pelaksanaannya akan menimbulkan dampak berupa terjadinya konflik sosial
c) Pemindahan dan Penimbunan Tanah Pucuk dan Tanah Penutup
Dampak yang diprakirakan timbul adalah terjadinya penurunan kualitas udara ambien dan peningkatan kebisingan dikarenakan adanya aktivitas alat berat. Adanya kegiatan ini juga akan menimbulkan dampak terhadap persepsi dan sikap masyarakat yang apabila dalam pelaksanaannya akan menimbulkan dampak berupa terjadinya konflik sosial d) Pembongkaran Batubara. Dampak yang diprakirakan timbul adalah terjadinya penurunan kualitas udara ambien dan peningkatan kebisingan dikarenakan adanya aktivitas alat berat. Akibat pengambilan material batubara pada lapisan tanah berdampak terjadinya perubahan bentang alam. e) Pemuatan dan Pengangkutan Batubara. Kegiatan ini diperkirakan akan menimbulkan dampak terhadap peningkatan kebisingan dan penurunan kualitas udara ambien yang diakibatkan operasional alat berat seperti excavator dan dump truck. Adanya kegiatan ini juga akan menimbulkan dampak terhadap persepsi dan sikap masyarakat yang apabila dalam pelaksanaannya akan menimbulkan dampak berupa terjadinya konflik sosial. f) Penimbunan Batubara Kegiatan ini diperkirakan akan menimbulkan dampak terhadap peningkatan kebisingan yang diakibatkan operasional alat berat seperti dump truck. Adanya kegiatan ini juga akan menimbulkan dampak terhadap persepsi dan sikap masyarakat yang apabila dalam pelaksanaannya akan menimbulkan dampak berupa terjadinya konflik sosial. g) Pengolahan Batubara Kegiatan ini diperkirakan akan menimbulkan dampak terhadap peningkatan kebisingan dan penurunan kualitas udara ambien yang diakibatkan sebaran debu yang berasal dari crusher plant. h) Pemuatan Batubara Ke Ponton Dampak yang diperkirakan timbul pada kegiatan ini adalah peningkatan kebisingan dan penurunan kualitas udara ambien yang diakibatkan sebaran debu yang berasal dari conveyor pada saat loading batubara ke ponton. Adanya kegiatan ini juga akan menimbulkan dampak terhadap persepsi dan sikap masyarakat yang apabila dalam pelaksanaannya akan menimbulkan dampak berupa terjadinya konflik sosial i) Aktivitas Bengkel dan Genset (Kegiatan Domestik) Pada kegiatan ini dampak yang diprakirakan timbul yaitu peningkatan kebisingan dan penurunan kualitas udara ambien yang diakibatkan operasional genset maupun mesin unit peralatan berat lainnya. Selain itu, terjadi kegiatan ini menimbulkan dampak timbulnya Limbah B3, timbulnya Limbah Domestik, terjadi penurunan kualitas air akibat ceceran oli dan air bekas cucian pada aktivitas perbengkelan, selanjutnya berimplikasi terhadap penurunan biota perairan. j) Reklamasi Lahan Kegiatan ini diperkirakan akan menimbulkan dampak terhadap peningkatan kebisingan yang diakibatkan operasional alat berat seperti excavator dan dump truck. Kegiatan reklamasi dan revegetasi diprakirakan juga akan menimbulkan dampak berupa perubahan suhu (iklim mikro), perubahan bentang alam, kembalinya satwa liar ke kondisi mendekati rona lingkungan awal. k) Pengembangan dan Pemberdayaan (PPM) dan CSR Kegiatan PPM dan CSR akan berimplikasi terhadap persepsi dan sikap masyarakat sekitar. Selain itu, apabila dalam pelaksanaan rencana program PPM dan CSR tidak terlaksana dengan keinginan masyarakat akan berpotensi menyebabkan terjadinya konflik sosial. 3) Tahap Pasca Operasi a) Reklamasi Lahan Lanjutan Kegiatan reklamasi dan revegetasi lanjutan diprakirakan akan menimbulkan dampak berupa perubahan suhu (iklim mikro), perubahan bentang alam, kembalinya satwa liar ke kondisi mendekati rona lingkungan awal. Dampak adanya vegetasi pada permukaan lahan akan menimbulkan dampak lanjutan perbaikan pada tingkat kesuburan tanah akibat adanya kegiatan pengelolaan lahan reklamasi baik itu berupa pemberian kapur dan pemupukan, kemudian terjadi penurunan tingkat aliran permukaan (run off), penurunan laju erosi tanah dan tingkat sedimentasi akibat adanya pembuatan teras sering untuk mencegah terjadinya longsor. b) Pengembangan dan Pemberdayaan (PPM) dan CSR Lanjutan Kegiatan PPM dan CSR lanjutan akan berimplikasi terhadap persepsi dan sikap masyarakat sekitar. Selain itu, apabila dalam pelaksanaan rencana program PPM dan CSR lanjutan tidak terlaksana dengan keinginan masyarakat akan berpotensi menyebabkan terjadinya konflik sosial. c) Penutupan Tambang dan Pengembalian Wilayah Usaha Pertambangan (WUP) Dampak yang diprakirakan timbul adalah adanya vegetasi pada permukaan lahan akan menimbulkan dampak lanjutan perbaikan pada tingkat kesuburan tanah akibat adanya kegiatan pengelolaan lahan. Kegiatan penutupan tambang diprakirakan akan timbul dampak kembalinya satwa liar ke kondisi mendekati rona lingkungan awal. d) Demobilisasi Peralatan Dampak yang diprakirakan timbul dari kegiatan demobilisasi peralatan adalah munculnya penurunan kualitas udara ambien dan peningkatan kebisingan akibat penggunaan truk pengangkut. Kegiatan demobilisasi peralatan dapat menyebabkan terjadinya terjadi dampak gangguan lalu lintas pada titik perpotongan dengan jalan umum selanjutnya menimbulkan dampak turunan berupa kecelakaan lalu lintas umum hal menimbulkan dampak lanjutan terhadap persepsi dan sikap masyarakat kemudian akan berlanjut menjadi konflik sosial. e) Pemutusan Hubungan Kerja Kegiatan PHK berdampak terhadap kemungkinan hilangnya kesempatan berusaha dan kesempatan kerja yang berpengaruh terhadap tingkat pendapatan masyarakat sekitar. Di samping itu, akibat adanya kegiatan ini berpotensi menyebabkan terjadinya perubahan persepsi dan sikap masyarakat dan konflik sosial.
B. Evaluasi Dampak Potensial
Evaluasi dampak potensial ini dilakukan untuk menghilangkan/meniadakan dampak yang dianggap tidak relevan atau tidak penting. Penilaian dampak dinilai penting atau tidak penting dilakukan berdasarkan pada Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pasal 22 ayat 2 dan Peraturan Pemerintah RI Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan (khususnya penjelasan atas Peraturan Pemerintah RI Nomor 27 Tahun 2012 Pasal 3 Ayat 1) tentang Kriteria Dampak Penting, sehingga diperoleh daftar dampak penting hipotesis yang dipandang perlu dan relevan untuk ditelaah secara mendalam dalam studi Adendum ANDAL dan RKL-RPL. Berdasarkan hasil telaahan yang telah diuraikan pada tahap pelingkupan identifikasi dampak potensial, maka dampak penting hipotesis sebagai hasil dari evaluasi dampak potensial adalah sebagai berikut : 1) Pembebasan Lahan dan Penggunaan Lahan a) Dampak perubahan persepsi dan sikap masyarakat dan konflik sosial dihipotesis sebagai dampak penting bila ditinjau dari intensitas dan lamanya dampak berlangsung. Dimana, intensitas dan lamanya dampak berlangsung akan mempengaruhi kelangsungan pelaksanaan rencana kegiatan. Dampak hilangnya kesempatan berusaha dan penurunan tingkat pendapatan masyarakat yang lahan produktifnya terkena pembebasan lahan dihipotesis sebagai dampak penting jika ditinjau dari berbalik atau tidak berbaliknya dampak. Hilangnya kesempatan berusaha masyarakat akan berlangsung lama Jika tidak tersedianya lagi lahan di daerah lain untuk usaha mereka. 2) Tahap Operasi a) Pembersihan Lahan Tambang Dampak penurunan kualitas udara ambien (SO2, NO2, CO dan Debu) dihipotesis sebagai dampak tidak penting jika ditinjau dari intensitas dan lamanya dampak berlangsung yaitu terjadi hanya selama kegiatan ini berlangsung dan unit alat berat yang bekerja sangat kecil seperti sebuah excavator. Dampak penurunan peningkatan kebisingan dihipotesis sebagai dampak penting jika ditinjau dari banyaknya komponen lingkungan lainnya yang terkena dampak, dimana dampak tersebut dapat menimbulkan dampak turunan terhadap kesehatan pekerja maupun masyarakat sekitar. b) Pengupasan Tanah Pucuk dan Tanah Penutup Dampak penurunan kualitas udara ambien (SO2, NO2, CO dan Debu) dihipotesis sebagai dampak tidak penting jika ditinjau dari intensitas dan lamanya dampak berlangsung yaitu terjadi hanya selama kegiatan ini berlangsung, dimana dampak tersebut relatif kecil dimana unit alat berat yang bekerja sangat kecil seperti sebuah excavator. Dampak peningkatan kebisingan dihipotesis sebagai dampak penting jika ditinjau dari banyaknya komponen lingkungan lainnya yang terkena dampak, dimana dampak tersebut dapat menimbulkan dampak turunan terhadap kesehatan pekerja maupun masyarakat sekitar. c) Pemindahaan dan Penimbunan Tanah Pucuk dan Tanah Penutup Dampak penurunan kualitas udara ambien (SO2, NO2, dan CO) dihipotesis sebagai dampak tidak penting jika ditinjau dari intensitas dan lamanya dampak berlangsung yaitu terjadi hanya selama kegiatan ini berlangsung, dimana dampak tersebut relatif kecil. dan Dampak penurunan kualitas udara ambien (debu) dan peningkatan kebisingan dihipotesis sebagai dampak penting jika ditinjau dari banyaknya komponen lingkungan lainnya yang terkena dampak, dimana dampak tersebut dapat menimbulkan dampak turunan terhadap kesehatan pekerja maupun masyarakat sekitar. d) Pembongkaran Batubara Dampak peningkatan kebisingan dihipotesis sebagai dampak penting jika ditinjau dari banyaknya komponen lingkungan lainnya yang terkena dampak, dimana dampak tersebut dapat menimbulkan dampak turunan terhadap kesehatan pekerja dan masyarakat sekitar akibat dari bunyi yang ditimbulkan dari alat berat yang digunakan untuk proses pembongkaran batubara seperti bulldozer, excavator, dan dump truck. Dampak penurunan kualitas udara ambien (SO2, NO2, CO dan Debu) dihipotesis sebagai dampak tidak penting jika ditinjau dari intensitas dan lamanya dampak berlangsung yaitu hanya pada saat proses kegiatan pembongkaran batubara dimana dampak tersebut relatif kecil akibat unit alat berat yang bekerja relatif sedikit seperti sebuah excavator, sehingga tidak akan menimbulkan dampak turunan terhadap kesehatan pekerja. e) Pemuatan dan Pengangkutan Batubara Dampak penurunan kualitas udara ambien (SO2, NO2, dan CO) dihipotesis sebagai dampak tidak penting jika ditinjau dari intensitas dan lamanya dampak berlangsung yaitu terjadi hanya selama kegiatan ini berlangsung, dimana dampak tersebut relatif kecil dan dampak penurunan kualitas udara ambien (Debu) dan peningkatan kebisingan dihipotesis sebagai dampak penting jika ditinjau dari banyaknya komponen lingkungan lainnya yang terkena dampak, dimana dampak tersebut dapat menimbulkan dampak turunan terhadap kesehatan pekerja maupun masyarakat sekitar. f) Penimbunan Batubara Dampak peningkatan kebisingan dihipotesis sebagai dampak penting jika ditinjau dari banyaknya komponen lingkungan lainnya yang terkena dampak, dimana dampak tersebut dapat menimbulkan dampak turunan terhadap kesehatan pekerja akibat dari bunyi yang ditimbulkan dari unloading batubara dari dump truck. Dampak perubahan persepsi dan sikap masyarakat dihipotesis sebagai dampak penting bila ditinjau dari luas wilayah persebaran dampak yang meliputi seluruh wilayah Desa yang terdekat dengan kegiatan tambang. Wilayah persebaran dampak tersebut berpengaruh terhadap sifat kumulatif dan intensitas dampak yang pada akhirnya akan mempengaruhi kelangsungan pelaksanaan rencana kegiatan. Dampak konflik sosial dihipotesis sebagai dampak penting bila ditinjau dari intensitas dan lamanya dampak berlangsung. g) Pengolahan Batubara Dampak penurunan kualitas udara ambien (SO2, NO2, dan CO) dihipotesis sebagai dampak tidak penting jika ditinjau dari intensitas dan lamanya dampak berlangsung yaitu terjadi hanya selama kegiatan ini berlangsung, dimana dampak tersebut relatif kecil dan dampak penurunan kualitas udara ambien (debu) dan peningkatan kebisingan dihipotesis sebagai dampak penting jika ditinjau dari banyaknya komponen lingkungan lainnya yang terkena dampak, dimana dampak tersebut dapat menimbulkan dampak turunan terhadap kesehatan pekerja maupun masyarakat sekitar. h) Pemuatan Batubara ke Ponton Dampak penurunan kualitas udara ambien (SO2, NO2, dan CO) dihipotesis sebagai dampak tidak penting jika ditinjau dari intensitas dan lamanya dampak berlangsung yaitu terjadi hanya selama kegiatan ini berlangsung, dimana dampak tersebut relatif kecil dan dampak penurunan kualitas udara ambien (debu) dan peningkatan kebisingan dihipotesis sebagai dampak penting jika ditinjau dari banyaknya komponen lingkungan lainnya yang terkena dampak, dimana dampak tersebut dapat menimbulkan dampak turunan terhadap kesehatan pekerja maupun masyarakat sekitar. i) Aktivitas Bengkel dan Genset (Kegiatan Domestik) Dampak penurunan kualitas udara ambien (SO2, NO2, dan CO) dan peningkatan kebisingan dihipotesis sebagai dampak penting jika ditinjau dari banyaknya komponen lingkungan lainnya yang terkena dampak, dimana dampak tersebut dapat menimbulkan dampak turunan terhadap kesehatan pekerja. j) Reklamasi Lahan Dampak peningkatan kebisingan dihipotesis sebagai dampak penting jika ditinjau dari banyaknya komponen lingkungan lainnya yang terkena dampak, dimana dampak tersebut dapat menimbulkan dampak turunan terhadap kesehatan pekerja maupun masyarakat sekitar. Dampak perubahan bentang alam dihipotesis sebagai dampak penting jika ditinjau dari luas wilayah persebaran dampak, dimana luas wilayah persebaran dampak meliputi areal yang cukup luas meliputi wilayah bukaan blok tambang. Dampak peningkatan vegetasi penutup lahan dihipotesis sebagai dampak penting jika ditinjau dari banyaknya komponen lingkungan lainnya yang terkena dampak, dimana dampak ini menimbulkan dampak turunan berupa penurunan laju erosi. Dampak perubahan peningkatan kesuburan tanah dihipotesis sebagai dampak tidak penting jika ditinjau dari luas wilayah persebaran dampak, dimana luas wilayah persebaran dampak meliputi areal yang cukup luas meliputi wilayah bukaan blok tambang. k) Pengembangan dan Pemberdayaan (PPM) dan CSR Dampak persepsi dan sikap masyarakat dihipotesis sebagai dampak penting bila ditinjau dari luas wilayah persebaran dampak yang meliputi seluruh Desa. Wilayah persebaran dampak tersebut berpengaruh terhadap sifat kumulatif dan intensitas dampak yang pada akhirnya akan mempengaruhi kelancaran pelaksanaan rencana kegiatan. 3) Tahap Pasca Operasi a) Reklamasi Lahan Lanjutan Dampak perubahan bentang alam dihipotesis sebagai dampak penting jika ditinjau dari luas wilayah persebaran dampak, dimana luas wilayah persebaran dampak meliputi areal yang cukup luas meliputi wilayah bukaan blok tambang. Dampak peningkatan vegetasi penutup lahan dihipotesis sebagai dampak penting jika ditinjau dari banyaknya komponen lingkungan lainnya yang terkena dampak, dimana dampak ini menimbulkan dampak turunan berupa penurunan laju erosi. Dampak perubahan peningkatan kesuburan tanah dihipotesis sebagai dampak tidak penting Jika ditinjau dari luas wilayah persebaran dampak, dimana luas wilayah persebaran dampak meliputi areal yang cukup luas meliputi wilayah bukaan blok tambang. b) Pengembangan dan Pemberdayaan (PPM) dan CSR Lanjutan Dampak persepsi dan sikap masyarakat dihipotesis sebagai dampak penting bila ditinjau dari luas wilayah persebaran dampak yang meliputi seluruh Desa. Wilayah persebaran dampak tersebut berpengaruh terhadap sifat kumulatif dan intensitas dampak yang pada akhirnya akan mempengaruhi kelancaran pelaksanaan rencana kegiatan. Dampak konflik sosial dihipotesis sebagai dampak tidak penting bila ditinjau dari intensitas dan lamanya dampak berlangsung. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung tidak akan mempengaruhi kelangsungan pelaksanaan rencana kegiatan bila pelaksanaan kegiatan PPM dan CSR dilakukan dengan baik. c) Penutupan Tambang dan Pengembalian Wilayah Usaha Pertambangan (WUP) Dampak peningkatan kesuburan tanah dihipotesis sebagai dampak tidak penting jika ditinjau dari luas wilayah persebaran dampak, dimana luas wilayah persebaran dampak meliputi areal yang cukup luas meliputi wilayah bukaan. Dampak peningkatan vegetasi penutup lahan dihipotesis sebagai dampak penting jika ditinjau dari banyaknya komponen lingkungan lainnya yang terkena dampak, dimana dampak ini menimbulkan dampak turunan berupa penurunan laju erosi. Dampak peningkatan aliran permukaan dihipotesis sebagai dampak penting jika ditinjau dari banyaknya komponen lingkungan lainnya yang terkena dampak, dimana dampak ini menimbulkan dampak turunan berupa peningkatan aliran laju erosi. Dampak penurunan laju erosi dihipotesis sebagai dampak penting jika ditinjau dari banyaknya komponen lingkungan lainnya yang terkena dampak, dimana dampak tersebut menimbulkan dampak turunan terhadap tingkat sedimentasi dan kualitas air permukaan. Dampak peningkatan sedimentasi dihipotesis sebagai dampak penting jika ditinjau dari banyaknya komponen lingkungan lainnya yang terkena dampak, dimana dampak tersebut dapat menimbulkan dampak turunan terhadap kualitas air. Dampak terhadap kualitas air dihipotesis sebagai dampak penting jika ditinjau dari berbalik atau tidak berbaliknya dampak, dimana dampak bersifat berbalik Jika kegiatan reklamasi tidak dilaksanakan secara baik d) Demobilisasi Peralatan Dampak penurunan kualitas udara ambien (SO2, NO2, CO dan Debu) dan peningkatan kebisingan dihipotesis sebagai dampak tidak penting jika ditinjau dari intensitas dan lamanya dampak berlangsung yaitu terjadi hanya sesat ketika alat angkut melintas. Dampak perubahan pola penyakit dihipotesis sebagai dampak tidak penting jika ditinjau dari intensitas dan lamanya dampak berlangsung karena kegiatan diprakirakan tidak menyebabkan perubahan mendasar pada komponen lingkungan. e) Pemutusan Hubungan Kerja Dampak hilangnya kesempatan berusaha dan kesempatan kerja dihipotesis sebagai dampak penting jika ditinjau dari banyaknya komponen lingkungan lainnya yang terkena dampak, dimana dampak tersebut menimbulkan dampak turunan terhadap tingkat pendapatan masyarakat. Dampak penurunan tingkat pendapatan masyarakat dihipotesis sebagai dampak penting jika ditinjau dari luas wilayah persebaran dampak yang meliputi seluruh desa sekitar lokasi kegiatan. 3. a. Cuplikan Tabel Hasil Identifkasi dan Prakiraan b. Cuplikan Tabel Hasil Evaluasi 4. Metode Prakiraan dan Evaluasi yang digunakan a. Untuk melakukan identifikasi dampak yang mungkin akan timbul, metode yang digunakan adalah matrik sederhana (simple matrik), yaitu dengan melihat interaksi antara komponen rencana kegiatan dengan komponen lingkungan yang akan terkena dampak baik secara langsung maupun tidak langsung. b. Metode yang digunakan untuk melakukan evaluasi dampak ini adalah interaksi kelompok dalam Tim Studi Adendum ANDAL dan RKL-RPL /Konsultan, penelaahan pustaka, dengan mempertimbangkan hasil konsultasi dan diskusi dengan para pakar, instansi yang bertanggung jawab serta masyarakat yang berkepentingan