Anda di halaman 1dari 9

CATATAN HASIL BELAJAR MANDIRI

PELATIHAN DASAR-DASAR AMDAL


-----------------------------------------------------------------------------------------------------------

Nama : Ryan Fadhil Kurniawan


Nomor Daftar Kehadiran : 16
Asal Instansi : PT. Indo Tambangraya Megah
Mata Pelatihan : Tugas Mandiri MP5

TUGAS MP5 : IPEM


1. Pilih salah satu dokumen AMDAL yang lengkap pembahasannya,
2. Buatkan ringkasan bab identifikasi, prakiraan dan evaluasi dampak.
3. cuplik tabel yang berisikan hasil identifikasi, prakiraan dan evaluasi dampak rencana usaha dan
kegiatan tersebut. jelaskan
4. Jelaskan metode prakiraan dan evaluasi dampak yang digunakan dalam dokumen andal tersebut.
untuk matrik dan tabel lengkap cek pada lampiran dok.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

1. AMDAL menggunakan AMDAL PT. Kitadin Site Embalut


2. Ringkasan Bab Identifkasi, Prakiraan dan Evaluasi
A. Indentifikasi dan Prakiraan
Pada tahap identifikasi dampak potensial, dimaksudkan untuk mengidentifikasi segenap dampak
lingkungan hidup yang secara potensial akan timbul sebagai akibat dari rencana kegiatan penambangan
batubara PT Kitadin. Identifikasi dampak potensial ini merupakan serangkaian hasil dari observasi
lapangan, diskusi dengan masyarakat sekitar lokasi rencana kegiatan, diskusi dengan instansi
pemerintah, serta hasil dari konsultasi dan diskusi dengan para pakar. Pada tahap identifikasi dampak
potensial ini hanya diinventarisasi dampak potensial yang mungkin akan timbul tanpa memperhatikan
besar/kecilnya dampak, atau penting tidaknya dampak.
1) Tahap Prakonstruksi
a) Pembebasan Lahan dan Penggunaan Lahan
Dampak yang diprakirakan muncul dari kegiatan ini adalah munculnya pola pemanfaatan lahan
akibat dari berubahnya area lahan yang dulunya sebagian besar berupa semak belukar dan area
garapan pertanian/budidaya tanaman masyarakat menjadi area tambang. Potensi terjadinya
penurunan produksi pertanian merupakan dampak lanjutan dari pola pemanfaatan lahan akibat
dari berubahnya area lahan yang dulunya sebagian besar berupa semak belukar dan area
garapan pertanian/budidaya tanaman masyarakat menjadi area tambang.
2) Tahap Operasi
a) Pembersihan Lahan Tambang
Dampak yang diprakirakan timbul adalah terjadinya penurunan kualitas udara ambien dan
peningkatan kebisingan dikarenakan adanya aktivitas alat berat. Akibat dari aktivitas land
clearing adalah terjadinya perubahan tata air, laju erosi, peningkatan sedimentasi, penurunan
kualitas air serta biota perairan.
b) Pengupasan Tanah Pucuk dan Tanah Penutup
Dampak yang diprakirakan timbul adalah terjadinya penurunan kualitas udara ambien dan
peningkatan kebisingan dikarenakan adanya aktivitas alat berat. Adanya kegiatan ini juga akan
menimbulkan dampak terhadap persepsi dan sikap masyarakat yang apabila dalam
pelaksanaannya akan menimbulkan dampak berupa terjadinya konflik sosial

c) Pemindahan dan Penimbunan Tanah Pucuk dan Tanah Penutup


Dampak yang diprakirakan timbul adalah terjadinya penurunan kualitas udara ambien dan
peningkatan kebisingan dikarenakan adanya aktivitas alat berat. Adanya kegiatan ini juga akan
menimbulkan dampak terhadap persepsi dan sikap masyarakat yang apabila dalam
pelaksanaannya akan menimbulkan dampak berupa terjadinya konflik sosial
d) Pembongkaran Batubara.
Dampak yang diprakirakan timbul adalah terjadinya penurunan kualitas udara ambien dan
peningkatan kebisingan dikarenakan adanya aktivitas alat berat. Akibat pengambilan material
batubara pada lapisan tanah berdampak terjadinya perubahan bentang alam.
e) Pemuatan dan Pengangkutan Batubara.
Kegiatan ini diperkirakan akan menimbulkan dampak terhadap peningkatan kebisingan dan
penurunan kualitas udara ambien yang diakibatkan operasional alat berat seperti excavator dan
dump truck. Adanya kegiatan ini juga akan menimbulkan dampak terhadap persepsi dan sikap
masyarakat yang apabila dalam pelaksanaannya akan menimbulkan dampak berupa terjadinya
konflik sosial.
f) Penimbunan Batubara
Kegiatan ini diperkirakan akan menimbulkan dampak terhadap peningkatan kebisingan yang
diakibatkan operasional alat berat seperti dump truck. Adanya kegiatan ini juga akan
menimbulkan dampak terhadap persepsi dan sikap masyarakat yang apabila dalam
pelaksanaannya akan menimbulkan dampak berupa terjadinya konflik sosial.
g) Pengolahan Batubara
Kegiatan ini diperkirakan akan menimbulkan dampak terhadap peningkatan kebisingan dan
penurunan kualitas udara ambien yang diakibatkan sebaran debu yang berasal dari crusher
plant.
h) Pemuatan Batubara Ke Ponton
Dampak yang diperkirakan timbul pada kegiatan ini adalah peningkatan kebisingan dan
penurunan kualitas udara ambien yang diakibatkan sebaran debu yang berasal dari conveyor
pada saat loading batubara ke ponton. Adanya kegiatan ini juga akan menimbulkan dampak
terhadap persepsi dan sikap masyarakat yang apabila dalam pelaksanaannya akan menimbulkan
dampak berupa terjadinya konflik sosial
i) Aktivitas Bengkel dan Genset (Kegiatan Domestik)
Pada kegiatan ini dampak yang diprakirakan timbul yaitu peningkatan kebisingan dan
penurunan kualitas udara ambien yang diakibatkan operasional genset maupun mesin unit
peralatan berat lainnya. Selain itu, terjadi kegiatan ini menimbulkan dampak timbulnya Limbah
B3, timbulnya Limbah Domestik, terjadi penurunan kualitas air akibat ceceran oli dan air bekas
cucian pada aktivitas perbengkelan, selanjutnya berimplikasi terhadap penurunan biota
perairan.
j) Reklamasi Lahan
Kegiatan ini diperkirakan akan menimbulkan dampak terhadap peningkatan kebisingan yang
diakibatkan operasional alat berat seperti excavator dan dump truck. Kegiatan reklamasi dan
revegetasi diprakirakan juga akan menimbulkan dampak berupa perubahan suhu (iklim mikro),
perubahan bentang alam, kembalinya satwa liar ke kondisi mendekati rona lingkungan awal.
k) Pengembangan dan Pemberdayaan (PPM) dan CSR
Kegiatan PPM dan CSR akan berimplikasi terhadap persepsi dan sikap masyarakat sekitar. Selain
itu, apabila dalam pelaksanaan rencana program PPM dan CSR tidak terlaksana dengan
keinginan masyarakat akan berpotensi menyebabkan terjadinya konflik sosial.
3) Tahap Pasca Operasi
a) Reklamasi Lahan Lanjutan
Kegiatan reklamasi dan revegetasi lanjutan diprakirakan akan menimbulkan dampak berupa
perubahan suhu (iklim mikro), perubahan bentang alam, kembalinya satwa liar ke kondisi
mendekati rona lingkungan awal. Dampak adanya vegetasi pada permukaan lahan akan
menimbulkan dampak lanjutan perbaikan pada tingkat kesuburan tanah akibat adanya kegiatan
pengelolaan lahan reklamasi baik itu berupa pemberian kapur dan pemupukan, kemudian
terjadi penurunan tingkat aliran permukaan (run off), penurunan laju erosi tanah dan tingkat
sedimentasi akibat adanya pembuatan teras sering untuk mencegah terjadinya longsor.
b) Pengembangan dan Pemberdayaan (PPM) dan CSR Lanjutan
Kegiatan PPM dan CSR lanjutan akan berimplikasi terhadap persepsi dan sikap masyarakat
sekitar. Selain itu, apabila dalam pelaksanaan rencana program PPM dan CSR lanjutan tidak
terlaksana dengan keinginan masyarakat akan berpotensi menyebabkan terjadinya konflik
sosial.
c) Penutupan Tambang dan Pengembalian Wilayah Usaha Pertambangan (WUP)
Dampak yang diprakirakan timbul adalah adanya vegetasi pada permukaan lahan akan
menimbulkan dampak lanjutan perbaikan pada tingkat kesuburan tanah akibat adanya kegiatan
pengelolaan lahan. Kegiatan penutupan tambang diprakirakan akan timbul dampak kembalinya
satwa liar ke kondisi mendekati rona lingkungan awal.
d) Demobilisasi Peralatan
Dampak yang diprakirakan timbul dari kegiatan demobilisasi peralatan adalah munculnya
penurunan kualitas udara ambien dan peningkatan kebisingan akibat penggunaan truk
pengangkut. Kegiatan demobilisasi peralatan dapat menyebabkan terjadinya terjadi dampak
gangguan lalu lintas pada titik perpotongan dengan jalan umum selanjutnya menimbulkan
dampak turunan berupa kecelakaan lalu lintas umum hal menimbulkan dampak lanjutan
terhadap persepsi dan sikap masyarakat kemudian akan berlanjut menjadi konflik sosial.
e) Pemutusan Hubungan Kerja
Kegiatan PHK berdampak terhadap kemungkinan hilangnya kesempatan berusaha dan
kesempatan kerja yang berpengaruh terhadap tingkat pendapatan masyarakat sekitar. Di
samping itu, akibat adanya kegiatan ini berpotensi menyebabkan terjadinya perubahan persepsi
dan sikap masyarakat dan konflik sosial.

B. Evaluasi Dampak Potensial


Evaluasi dampak potensial ini dilakukan untuk menghilangkan/meniadakan dampak yang dianggap tidak
relevan atau tidak penting. Penilaian dampak dinilai penting atau tidak penting dilakukan berdasarkan
pada Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
pasal 22 ayat 2 dan Peraturan Pemerintah RI Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan (khususnya
penjelasan atas Peraturan Pemerintah RI Nomor 27 Tahun 2012 Pasal 3 Ayat 1) tentang Kriteria Dampak
Penting, sehingga diperoleh daftar dampak penting hipotesis yang dipandang perlu dan relevan untuk
ditelaah secara mendalam dalam studi Adendum ANDAL dan RKL-RPL.
Berdasarkan hasil telaahan yang telah diuraikan pada tahap pelingkupan identifikasi dampak potensial,
maka dampak penting hipotesis sebagai hasil dari evaluasi dampak potensial adalah sebagai berikut :
1) Pembebasan Lahan dan Penggunaan Lahan
a) Dampak perubahan persepsi dan sikap masyarakat dan konflik sosial dihipotesis sebagai dampak
penting bila ditinjau dari intensitas dan lamanya dampak berlangsung. Dimana, intensitas dan
lamanya dampak berlangsung akan mempengaruhi kelangsungan pelaksanaan rencana
kegiatan. Dampak hilangnya kesempatan berusaha dan penurunan tingkat pendapatan
masyarakat yang lahan produktifnya terkena pembebasan lahan dihipotesis sebagai dampak
penting jika ditinjau dari berbalik atau tidak berbaliknya dampak. Hilangnya kesempatan
berusaha masyarakat akan berlangsung lama Jika tidak tersedianya lagi lahan di daerah lain
untuk usaha mereka.
2) Tahap Operasi
a) Pembersihan Lahan Tambang Dampak penurunan kualitas udara ambien (SO2, NO2, CO dan
Debu) dihipotesis sebagai dampak tidak penting jika ditinjau dari intensitas dan lamanya dampak
berlangsung yaitu terjadi hanya selama kegiatan ini berlangsung dan unit alat berat yang bekerja
sangat kecil seperti sebuah excavator. Dampak penurunan peningkatan kebisingan dihipotesis
sebagai dampak penting jika ditinjau dari banyaknya komponen lingkungan lainnya yang terkena
dampak, dimana dampak tersebut dapat menimbulkan dampak turunan terhadap kesehatan
pekerja maupun masyarakat sekitar.
b) Pengupasan Tanah Pucuk dan Tanah Penutup
Dampak penurunan kualitas udara ambien (SO2, NO2, CO dan Debu) dihipotesis sebagai
dampak tidak penting jika ditinjau dari intensitas dan lamanya dampak berlangsung yaitu terjadi
hanya selama kegiatan ini berlangsung, dimana dampak tersebut relatif kecil dimana unit alat
berat yang bekerja sangat kecil seperti sebuah excavator. Dampak peningkatan kebisingan
dihipotesis sebagai dampak penting jika ditinjau dari banyaknya komponen lingkungan lainnya
yang terkena dampak, dimana dampak tersebut dapat menimbulkan dampak turunan terhadap
kesehatan pekerja maupun masyarakat sekitar.
c) Pemindahaan dan Penimbunan Tanah Pucuk dan Tanah Penutup
Dampak penurunan kualitas udara ambien (SO2, NO2, dan CO) dihipotesis sebagai dampak tidak
penting jika ditinjau dari intensitas dan lamanya dampak berlangsung yaitu terjadi hanya selama
kegiatan ini berlangsung, dimana dampak tersebut relatif kecil. dan Dampak penurunan kualitas
udara ambien (debu) dan peningkatan kebisingan dihipotesis sebagai dampak penting jika
ditinjau dari banyaknya komponen lingkungan lainnya yang terkena dampak, dimana dampak
tersebut dapat menimbulkan dampak turunan terhadap kesehatan pekerja maupun masyarakat
sekitar.
d) Pembongkaran Batubara
Dampak peningkatan kebisingan dihipotesis sebagai dampak penting jika ditinjau dari
banyaknya komponen lingkungan lainnya yang terkena dampak, dimana dampak tersebut dapat
menimbulkan dampak turunan terhadap kesehatan pekerja dan masyarakat sekitar akibat dari
bunyi yang ditimbulkan dari alat berat yang digunakan untuk proses pembongkaran batubara
seperti bulldozer, excavator, dan dump truck. Dampak penurunan kualitas udara ambien (SO2,
NO2, CO dan Debu) dihipotesis sebagai dampak tidak penting jika ditinjau dari intensitas dan
lamanya dampak berlangsung yaitu hanya pada saat proses kegiatan pembongkaran batubara
dimana dampak tersebut relatif kecil akibat unit alat berat yang bekerja relatif sedikit seperti
sebuah excavator, sehingga tidak akan menimbulkan dampak turunan terhadap kesehatan
pekerja.
e) Pemuatan dan Pengangkutan Batubara
Dampak penurunan kualitas udara ambien (SO2, NO2, dan CO) dihipotesis sebagai dampak tidak
penting jika ditinjau dari intensitas dan lamanya dampak berlangsung yaitu terjadi hanya selama
kegiatan ini berlangsung, dimana dampak tersebut relatif kecil dan dampak penurunan kualitas
udara ambien (Debu) dan peningkatan kebisingan dihipotesis sebagai dampak penting jika
ditinjau dari banyaknya komponen lingkungan lainnya yang terkena dampak, dimana dampak
tersebut dapat menimbulkan dampak turunan terhadap kesehatan pekerja maupun masyarakat
sekitar.
f) Penimbunan Batubara
Dampak peningkatan kebisingan dihipotesis sebagai dampak penting jika ditinjau dari
banyaknya komponen lingkungan lainnya yang terkena dampak, dimana dampak tersebut dapat
menimbulkan dampak turunan terhadap kesehatan pekerja akibat dari bunyi yang ditimbulkan
dari unloading batubara dari dump truck. Dampak perubahan persepsi dan sikap masyarakat
dihipotesis sebagai dampak penting bila ditinjau dari luas wilayah persebaran dampak yang
meliputi seluruh wilayah Desa yang terdekat dengan kegiatan tambang. Wilayah persebaran
dampak tersebut berpengaruh terhadap sifat kumulatif dan intensitas dampak yang pada
akhirnya akan mempengaruhi kelangsungan pelaksanaan rencana kegiatan. Dampak konflik
sosial dihipotesis sebagai dampak penting bila ditinjau dari intensitas dan lamanya dampak
berlangsung.
g) Pengolahan Batubara
Dampak penurunan kualitas udara ambien (SO2, NO2, dan CO) dihipotesis sebagai dampak tidak
penting jika ditinjau dari intensitas dan lamanya dampak berlangsung yaitu terjadi hanya selama
kegiatan ini berlangsung, dimana dampak tersebut relatif kecil dan dampak penurunan kualitas
udara ambien (debu) dan peningkatan kebisingan dihipotesis sebagai dampak penting jika
ditinjau dari banyaknya komponen lingkungan lainnya yang terkena dampak, dimana dampak
tersebut dapat menimbulkan dampak turunan terhadap kesehatan pekerja maupun masyarakat
sekitar.
h) Pemuatan Batubara ke Ponton
Dampak penurunan kualitas udara ambien (SO2, NO2, dan CO) dihipotesis sebagai dampak tidak
penting jika ditinjau dari intensitas dan lamanya dampak berlangsung yaitu terjadi hanya selama
kegiatan ini berlangsung, dimana dampak tersebut relatif kecil dan dampak penurunan kualitas
udara ambien (debu) dan peningkatan kebisingan dihipotesis sebagai dampak penting jika
ditinjau dari banyaknya komponen lingkungan lainnya yang terkena dampak, dimana dampak
tersebut dapat menimbulkan dampak turunan terhadap kesehatan pekerja maupun masyarakat
sekitar.
i) Aktivitas Bengkel dan Genset (Kegiatan Domestik)
Dampak penurunan kualitas udara ambien (SO2, NO2, dan CO) dan peningkatan kebisingan
dihipotesis sebagai dampak penting jika ditinjau dari banyaknya komponen lingkungan lainnya
yang terkena dampak, dimana dampak tersebut dapat menimbulkan dampak turunan terhadap
kesehatan pekerja.
j) Reklamasi Lahan
Dampak peningkatan kebisingan dihipotesis sebagai dampak penting jika ditinjau dari
banyaknya komponen lingkungan lainnya yang terkena dampak, dimana dampak tersebut dapat
menimbulkan dampak turunan terhadap kesehatan pekerja maupun masyarakat sekitar.
Dampak perubahan bentang alam dihipotesis sebagai dampak penting jika ditinjau dari luas
wilayah persebaran dampak, dimana luas wilayah persebaran dampak meliputi areal yang cukup
luas meliputi wilayah bukaan blok tambang. Dampak peningkatan vegetasi penutup lahan
dihipotesis sebagai dampak penting jika ditinjau dari banyaknya komponen lingkungan lainnya
yang terkena dampak, dimana dampak ini menimbulkan dampak turunan berupa penurunan
laju erosi. Dampak perubahan peningkatan kesuburan tanah dihipotesis sebagai dampak tidak
penting jika ditinjau dari luas wilayah persebaran dampak, dimana luas wilayah persebaran
dampak meliputi areal yang cukup luas meliputi wilayah bukaan blok tambang.
k) Pengembangan dan Pemberdayaan (PPM) dan CSR
Dampak persepsi dan sikap masyarakat dihipotesis sebagai dampak penting bila ditinjau dari
luas wilayah persebaran dampak yang meliputi seluruh Desa. Wilayah persebaran dampak
tersebut berpengaruh terhadap sifat kumulatif dan intensitas dampak yang pada akhirnya akan
mempengaruhi kelancaran pelaksanaan rencana kegiatan.
3) Tahap Pasca Operasi
a) Reklamasi Lahan Lanjutan
Dampak perubahan bentang alam dihipotesis sebagai dampak penting jika ditinjau dari luas
wilayah persebaran dampak, dimana luas wilayah persebaran dampak meliputi areal yang cukup
luas meliputi wilayah bukaan blok tambang. Dampak peningkatan vegetasi penutup lahan
dihipotesis sebagai dampak penting jika ditinjau dari banyaknya komponen lingkungan lainnya
yang terkena dampak, dimana dampak ini menimbulkan dampak turunan berupa penurunan
laju erosi. Dampak perubahan peningkatan kesuburan tanah dihipotesis sebagai dampak tidak
penting Jika ditinjau dari luas wilayah persebaran dampak, dimana luas wilayah persebaran
dampak meliputi areal yang cukup luas meliputi wilayah bukaan blok tambang.
b) Pengembangan dan Pemberdayaan (PPM) dan CSR Lanjutan Dampak persepsi dan sikap
masyarakat dihipotesis sebagai dampak penting bila ditinjau dari luas wilayah persebaran
dampak yang meliputi seluruh Desa. Wilayah persebaran dampak tersebut berpengaruh
terhadap sifat kumulatif dan intensitas dampak yang pada akhirnya akan mempengaruhi
kelancaran pelaksanaan rencana kegiatan. Dampak konflik sosial dihipotesis sebagai dampak
tidak penting bila ditinjau dari intensitas dan lamanya dampak berlangsung. Intensitas dan
lamanya dampak berlangsung tidak akan mempengaruhi kelangsungan pelaksanaan rencana
kegiatan bila pelaksanaan kegiatan PPM dan CSR dilakukan dengan baik.
c) Penutupan Tambang dan Pengembalian Wilayah Usaha Pertambangan (WUP)
Dampak peningkatan kesuburan tanah dihipotesis sebagai dampak tidak penting jika ditinjau
dari luas wilayah persebaran dampak, dimana luas wilayah persebaran dampak meliputi areal
yang cukup luas meliputi wilayah bukaan. Dampak peningkatan vegetasi penutup lahan
dihipotesis sebagai dampak penting jika ditinjau dari banyaknya komponen lingkungan lainnya
yang terkena dampak, dimana dampak ini menimbulkan dampak turunan berupa penurunan
laju erosi. Dampak peningkatan aliran permukaan dihipotesis sebagai dampak penting jika
ditinjau dari banyaknya komponen lingkungan lainnya yang terkena dampak, dimana dampak
ini menimbulkan dampak turunan berupa peningkatan aliran laju erosi. Dampak penurunan laju
erosi dihipotesis sebagai dampak penting jika ditinjau dari banyaknya komponen lingkungan
lainnya yang terkena dampak, dimana dampak tersebut menimbulkan dampak turunan
terhadap tingkat sedimentasi dan kualitas air permukaan. Dampak peningkatan sedimentasi
dihipotesis sebagai dampak penting jika ditinjau dari banyaknya komponen lingkungan lainnya
yang terkena dampak, dimana dampak tersebut dapat menimbulkan dampak turunan terhadap
kualitas air. Dampak terhadap kualitas air dihipotesis sebagai dampak penting jika ditinjau dari
berbalik atau tidak berbaliknya dampak, dimana dampak bersifat berbalik Jika kegiatan
reklamasi tidak dilaksanakan secara baik
d) Demobilisasi Peralatan
Dampak penurunan kualitas udara ambien (SO2, NO2, CO dan Debu) dan peningkatan
kebisingan dihipotesis sebagai dampak tidak penting jika ditinjau dari intensitas dan lamanya
dampak berlangsung yaitu terjadi hanya sesat ketika alat angkut melintas. Dampak perubahan
pola penyakit dihipotesis sebagai dampak tidak penting jika ditinjau dari intensitas dan lamanya
dampak berlangsung karena kegiatan diprakirakan tidak menyebabkan perubahan mendasar
pada komponen lingkungan.
e) Pemutusan Hubungan Kerja
Dampak hilangnya kesempatan berusaha dan kesempatan kerja dihipotesis sebagai dampak
penting jika ditinjau dari banyaknya komponen lingkungan lainnya yang terkena dampak,
dimana dampak tersebut menimbulkan dampak turunan terhadap tingkat pendapatan
masyarakat. Dampak penurunan tingkat pendapatan masyarakat dihipotesis sebagai dampak
penting jika ditinjau dari luas wilayah persebaran dampak yang meliputi seluruh desa sekitar
lokasi kegiatan.
3. a. Cuplikan Tabel Hasil Identifkasi dan Prakiraan
b. Cuplikan Tabel Hasil Evaluasi
4. Metode Prakiraan dan Evaluasi yang digunakan
a. Untuk melakukan identifikasi dampak yang mungkin akan timbul, metode yang digunakan
adalah matrik sederhana (simple matrik), yaitu dengan melihat interaksi antara komponen
rencana kegiatan dengan komponen lingkungan yang akan terkena dampak baik secara
langsung maupun tidak langsung.
b. Metode yang digunakan untuk melakukan evaluasi dampak ini adalah interaksi kelompok dalam
Tim Studi Adendum ANDAL dan RKL-RPL /Konsultan, penelaahan pustaka, dengan
mempertimbangkan hasil konsultasi dan diskusi dengan para pakar, instansi yang bertanggung
jawab serta masyarakat yang berkepentingan

Balikpapan, 22 November 2023

Ryan Fadhil Kurniawan

Anda mungkin juga menyukai