Anda di halaman 1dari 7

ISU-ISU POKOK

Langkah awal dalam pengkajian Amdal adalah melakukan pelingkupan (scoping).

Pelingkupan merupakan suatu proses berkesinambungan untuk menentukan lingkup

permasalahan dan mengidentifikasi dampak potensial, serta lingkup dan kedalaman studi

AMDAL dampak penting hipotetik dan isu pokok yang terkait dengan rencana kegiatan.

Pengkajian isu pokok didasarkan pada informasi rencana kegiatan dan rona lingkungan

hidup awal yang diformulasikan melalui diskusi antara pemrakarsa dan konsultan seta

pengkajian pustaka. Proses pelingkupan ditentukan dengan membangun Matriks Interaksi

Dampak dan Bagan Alir Dampak dari informasi yang diperoleh tersebut.

Langkah-langkah dalam proses pelingkupan yang akan dilakukan sebagaimana adalah

sebagai berikut:

a. Identifikasi dampak potensial

Metodenya menggunakan matrisk interaksi dari kegiatan proyek dengan lingkungan,

hasilnya diperoleh dampak potensial.

b. Evaluasi dampak potensial

Dilakukan dengan memilih yang penting-penting menurut pertimbangan pakar, tokoh

masyarakat dan instansi yang bertanggung jawab. Hasil evaluasi ini adalah dampak

penting hipotetik.

c. Pemusatan

Dilakukan dengan pengelompokan dampak penting hipotetik berdasarkan lingkungan atau

sumber dampak. Dalam langkah ini akan dihasilkan suatu hal yang menjadi pegangan

dalam membuat Kerangka Acuan ANDAL yaitu isu pokok.

Pada Matriks Interaksi Dampak memperlihatkan komponen dan sub-komponen yang

akan terkena dampak kegiatan, sedangkan pada Bagan Alir Dampak merupakan pola pikir yang

memperlihatkan terjadinya alur dampak maupun turunan dampak. Dampak yang mungkin
terjadi dapat berupa dampak langsung (primer) maupun dampak tidak langsung (sekunder,

tersier, dan selanjutnya). Keseluruhan dampak bermuara pada persepsi (masyarakat dan

pemerintah), terhadap rencana kegiatan secara keseluruhan. Pendekatan Matriks Interaksi

Dampak dan Bagan Alir Dampak tersebut akan saling melengkapi justifikasi isu pokok terpilih.

Berdasarkan proses pelingkupan yang dilakukan terhadap komponen rencana kegiatan

dikaitkan dengan rona lingkungan awal diperoleh beberapa isu pokok, sebagai berikut:

1. Tahap Konstruksi

1) Penurunan kualitas udara, peningkatan kebisingan dan getaran disekitar lokasi

akibat kegiatan keluar masuk kendaraan pengangkut tanah galian, alat dan

bahan material konstruksi.

2) Pengotoran dan pengrusakan badan jalan serta peningkatan arus lalu lintas

disekitar proyek akibat pengangkutan galian, bahan dan peralatan konstruksi.

3) Meningkatnya volume sampah padat akibat kegiatan pekerja konstruksi yang

menghasilkan sampah dan sisa puing bangunan.

4) Menurunnya estetika dan sanitasi lingkungan akibat eceran tanah galian dan

bertumpuknya sampah sisa konstruksi jika tidak dikelola dengan baik.

5) Terbukanya kesempatan kerja dan peluang berusaha.

6) Persepsi negative masyarakat akibat pengotoran lingkungan dan meningkatnya

lalu lintas disekitar lokasi serta pekerjaan konstruksi.

7) Gangguan kantibmas akibat pengangkutan tanah galian, mobilisasi alat dan

bahan dan konstruksi proyek

2. Tahap Operasi

1) Menurunnya kualitas udara dan peningkatan kebisingan akibat aktifitas lalu

lintas serta pengunjung gedung Amplaz 2.


2) Penurunan kualitas air tanah disekitar lokasi akibat pemakaian air tanah saat

beroperasi.

3) Penurunan kualitas air saluran drainase akibat kegiatan Amplaz 2 yang

menghasilkan limbah cair.

4) Meningkatnya sampah padat yang dapat menurunkan estetika dan sanitasi

lingkungan.

5) Terbukanya kesempatan kerja dan peluang usaha bagi masyarakat disekitar

lokasi

6) Munculnya persepsi negative masyarakat akibat meningkatnya volume

lalulintas, limbah cair, sampah padat dan kebisingan.

7) Gangguan kantibmas akibat pengoperasian Amplaz 2.

Unsur-unsur tersebut diatas merupakan dampak penting potensial yang diperkirakan

akan timbul akibat kegiatan pembangunan Amplaz 2. Secara skematis digambarkan melalui:

PRA KONSTRUKSI

Survey Awal

Perijinan Perijinan Desain Teknis Penyiapan Lahan

Perubahan Tata Perubahan Kontur


Guna Lahan tanah
Persepsi
Masyarakat
Diagram alir pelingkupan Amplaz 2

Batas Wilayah Studi dan Batas Waktu Kajian

Berdasarkan dampak besar dan penting yang akan ditimbulkan, maka wilayah studi

meliputi daerah yang dibatasi oleh batas proyek, batas ekologis, batas sosial dan batas

administratif yang dijelaskan sebagai berikut:

o Batas Proyek

Batas proyek adalah ruang dimana suatu rencana atau usaha atau kegiatan akan

melakukan aktivitas prakonstruksi, konstruksi dan operasi, dari ruang ini lah bersumber

dampak terhadap lingkungan. Batas proyek ditentukan berdasarkan batas tapak proyek

rencana tata letak kegiatan pembangunan “Ambarukmo Plaza 2”yang mana saat ini

sebagian besar lahan adalah persawahan dan lahan kosong milik warga disekitar

Kecamatan Temon.

o Batas Ekologis

Batasan ekologis adalah ruang persebaran dampak dari kegiatan ”Ambarukmo

Plaza 2” menurut media transportasi limbah (air dan udara), dimana proses alami
berlangsung yang diperkirakan menimbulkan dampak. Rencana pembangunan

”Ambarukmo Plaza 2” secara ekologis memberi dampak seperti udara dan transportasi di

Desa Kebonrejo dan sekitarnya. Sedangkan air/limbah cair, sesuai dengan badan

air/penerima limbah cair nantinya, yaitu menurut aliran saluran air.

o Batas Sosial

Batasan sosial adalah ruang sekitar rencana ”Ambarukmo Plaza 2” yang

merupakan tempat berlangsungnya berbagai interaksi sosial di Kecamatan Temon,

Kabupaten Kulon Progo. Untuk pembanguanan ambarukmo plaza 2 ini penduduk terkena

dampak adalah para petani yang memiliki lahan pertanian di sekitar Kecamatan Temon.

o Batas Administratif

Batasan administratif adalah ruang dimana ”Ambarukmo Plaza 2” dan masyarakat

melakukan kegiatan sosial ekonomi dan sosial budaya atas dasar uraian : a, b, c yaitu di

Kecamatan Temon, Kabupaten Kulon Progo.


Keterangan :

: batas proyek

: batas ekologi

: batas administratif

Di luar proyek : batas sosial

Anda mungkin juga menyukai