Anda di halaman 1dari 8

PERENCANAAN AMDAL PADA PEMBANGUNAN HOTEL SIDAPORE DI KOTA

SALAKAN KABUPATEN BANGGAI KEPULAUAN SULAWESI TENGAH

Disusun Oleh:
MARIA BELAROSA STIBIS (19071008)

FAKULTAS PARIWISATA UNIVERSITAS KATOLIK DE LA SALLE MANADO


TAHUN 2021
AMDAL PARIWISATA

RENCANA KEGIATAN / USAHA


a. Nama Rencana Kegiatan / Usaha
Rencana pembangunan Hotel dan Mall SIDAPORE bertujuan memberi pelayanan lebih
baik kepada pengunjung dan wisatawan atau masyarakat sebagai tamu yang menginap,
menyerap tenga kerja local meningkatkan perekonomian daerah sekitarnya yang
pembangunannya berbasis pengelolaan lingkungan yang telah dirintis sejak tahun 2018
dan diperkirakan selesai pada Desember 2021.
b. Lokasi Rencana Kegiatan / Usaha
Berlokasi di wilayah Kota Salakan Kabupaten Banggai Kepulauan Sulawasi Tengah
Indonesia.

Garis Besar Komponen Rencana Usaha dan/atau Kegiatan meliputi:


1. Kegiatan pada Tahap Pra Konstruksi
 Penentuan Rencana Kegiatan Peningkatan Usaha
Dengan penentuan rencana peningkatan usaha, pembuat perencana kegiatan
harus berkordinasi dengan dinas terkait serta dilakukannya sosialisasi kepada
masyarakat sekitar.

2. Kegiatan pada Tahap Konstruksi meliputi:


 Mobilisasi tenaga kerja konstruksi
Kegiatan Mobilisasi tenaga kerja konstruksi dilakukan sesuai dnegan tingkat
keahlian dari pekerja serta spesifikasi tahapan kegiatan proyek yang harus
diselesaikan.
 Mobilisasi bahan/material dan peralatan
Dilakukan dengan disediakannya penempatan material yang memadai agar tidak
mengganggu lingkungan sekitar. Serta mobilisasi peralatan dilakukan sesuai
dengan jenis dan tahap kegiatan yang dilaksanakan agar tidak menghabiskan
ruang yang tersedia dalam pelaksanaan proyek. Agar tidak terjadi kemacetan
atau terganggunya lalu lintas maka pengangkutan bahan/material peralatan di
jam yang tidak sibuk seperti sore atau malam hari.
 Pembangunan sistem pengolahan limbah dan penataan pertamanan.

 Pengadaan sarana dan prasarana penunjang kebutuhan hotel seperti jaringan


listrik, air, kebutuhan meuble, kebutuhan untuk taman(lampu taman) dan lain
sebagainya.

3. Kegiatan tahap operasional meliputi:


Penyediaan air bersih, adanya system pengelolaan limbah cair dan limbah
padat/sampah, operasional Gudang, tempat parkir, tenaga listrik serta tersedianya
tempat untuk pembuangan sampah sementara.

DAMPAK LINGKUNGAN YANG DITIMBULKAN DAN UPAYA PENGELOLAAN


LINGKUNGAN HIDUP SERTA UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP

Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan Rencana Usaha Dan/Atau Kegiatan.


1. Tahap Pra konstruksi
Penentuan Rencana Kegiatan Peningkatan Usaha:
 Sumber dampak : adanya kordinasi dengan dinas terkait dan sosialisasi proyek untuk
masyarakat sekitar.
 Jenis dampak : dampak yang ditimbulkan yaitu dampak sosial seperti munculnya pro dan
kontra.
 Besaran dampak : seluruh warga.

2. Tahap Konstruksi
a. Mobilisasi Tenaga Kerja Konstruksi
 Sumber dampak : timbulnya keinginan dari masyarakat setempat yang punya keahlian
dalam bidang konstruksi untuk bekerja sebagai tenaga kerja serta kemungkinan
timbulnya gangguan keamanan dan ketertiban akibat dari rasa tidak puas terhadap
system penerimaan tenaga kerja bangunan di lokasi proyek.
 Jenis dampak : timbulnya penurunan kualitas udara dan timbul kebisingan serta timbul
gangguan lalu lintas.
 Besaran dampak : meningkatnya polusi udara dan kebisingan di area proyek dan
lingkungan sekitar, kemacetan sepanjang lokasi kegiatan dan kerusakan jalan karena
mobilitas bahan material yang diangkut untuk pembangunan hotel.

b. Mobilisasi Bahan / Material dan Peralatan


 Sumber Dampak : bahan material yang disediakan diusahakan tidak mengganggu
lingkungan sekitar
 Jenis dampak : dalam hal pengangkutan kemungkinan dapat menyebabkan kemacetan
dan terganggunya lalu lintas.
 Besaran dampak : jalan raya dan area sekitar proyek.

c. Pembangunan Struktur, Bangunan dan Penataan Pertamanan


 Sumber dampak : pemindahan bahan untuk membuat beton serta bahan penataan
pertamanan dan struktur bangunan.
 Jenis dampak : pengaruh pada komponen kualitas udara dan kebisingan serta terjadi
penurunan kualitas air sehingga timbul kekeruhan di selokan yang terjadi akibat
pengecoran beton dapat mengganggu habitat di lokasi proyek.
 Besaran dampak : kehidupan manusia, lingkungan sekitar seperti tumbuhan dan hewan
disekitar lokasi proyek.

d. Pengadaan sarana dan prasarana penunjang


 Sumber dampak : sarana jaringan listrik ke area pembangunan proyek.
 Jenis dampak : timbulnya dampak terhadap perubahan dan penambahan distribusi aliran
listrik dan air ke area proyek sehingga kegiatan lain akan terpengaruh.
 Besaran dampak : mempengaruhi fasilitas penunjang di tempat lain.

Tahap Operasional
a. Operasional Sistem Pengolahan Limbah Cair
 Sumber dampak : pengelolaan limbah cair dari kegiatan operasional hotel.
 Jenis dampak : terkait dengan hidrologi dan lingkungan sosial seperti pencemaran air
permukaan dan penurunan kualitas air.
 Besaran dampak : jumlah limbah cair bisa sangat banak sehingga pengelolaan yang
baik harus dilakukan agar tidak berdampak buruk terhadap lingkungan sekitar.

b. Operasional Sistem Pengelolaan Limbah Padat (Sampah)


 Sumber dampak : penanganan limbah padat (sampah) hasil dari kegiatan operasional
hotel.

 Jenis dampak : dampak yang timbul akibat sampah yang tidak dikelola dengan baik.
 Besaran dampak : sampah yang dihasilkan berupa sampah organik, sampah anorganik
yang berdampak di lingkungan sekitar.
c. Operasional Parkir
 Sumber dampak : berkaitan dengan kendaraan yang keluar masuk di lokasi kegiatan.
 Jenis dampak : timbul akibat konflik dalam memanfaatkan lahan sebagai jalan masuk
parkir dan terjadi kebisingan dan udara tercemar.
 Besaran dampak : kendaraan yang beroperasi dapat meningkatkan emisi karbon
sehingga timbul polusi dan kemacetan dapat menimbulkan dampak di lingkungan
sekitar kegiatan.

d. Operasional Sistem Pemadam Kebakaran


 Sumber dampak : berhubungan dengan operasional hotel yang menggunakan tenaga
listrik, gas, api, dsb yang bisa menimbulkan kebakaran.
 Jenis dampak : berpengaruh pada keamanan tamu dan masyarakat sekitar dan
menimbulkan kerugian.
 Besaran dampak : pengaruh pada tamu, operasional hotel, dan lingkungan sekitar.

e. Aktivitas Sosial Dengan Masyarakat


 Sumber dampak : berkaitan dengan pengunjung dengan masyarakat di area sekitar
lokasi kegiatan.
 Jenis dampak : bisa memungkinkan terjadi interaksi yang tidak seimbang antara pihak
pengelola dan masyarakat sehingga bisa mengganggu aktivitas masyarakat dan usaha
pengelolaan dari pihak hotel agar hotel tidak dijadikan tempat yang menyimpang yang
dapat meresahkan masyarakat.
 Besaran dampak : masyarakat sekitar area kegiatan dan seluruh masyarakat.

f. Interaksi Karyawan Dengan Manajemen Pengelola.


 Sumber dampak : berkaitan dengan hak dan kewajiban karyawan yang diterapkan pihak
pengelola.
 Jenis dampak : berkaitan dengan perlindungan hak dan kewajiban karyawan.
 Besaran dampak : seluruh karyawan.

Bentuk Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup


1. Tahap Pra Konstruksi
Tingkat pemahaman masyarakat yang bervariasi akan muncul berupa keluhan masyarakat
dalam pertemuan informal maupun formal.
 Upaya pengelolaan lingkungan : dilakukan sosialisasi rencana pembangunan proyek pada
masyarakat dan meminta saran dari masyarakat dan instansi terkait tentang rencana
pembangunan proyek, hal ini bertujuan agar dapat mencegah dampak negative yang timbul.
 Lokasi pengelolaan lingkungan hidup : area hotel dan lingkungan sekitar
 Periode pengelolaan lingkungan hidup : sebelum dan proses pengerjaan kegiatan.

2. Tahap Konstruksi
a. Penurunan kualitas udara di sekitar proyek.
 Upaya pengelolaan lingkungan : pengaturan jadwal mobilitas bahan, material dan
peralatan dan semua pekerja di lokasi proyek menggunakan APD (Alat Pelindung Diri).
 Lokasi pengelolaan lingkungan hidup : di dalam area hotel.
 Periode pengelolaan lingkungan hidup : selama proses pengerjaan kegiatan.

b. Keluhan kebisingan masyarakat di sekitar proyek.


 Upaya pengelolaan lingkungan : agar tidak mengganggu kehidupan masyarakat kegiatan
dijadwakan sebaik mungkin serta menggunakan peralatan yang berfungsi baik dan
kontraktor berpengalaman agar pekerjaan dilakukan dengan cepat.
 Lokasi pengelolaan lingkungan hidup : lingkungan sekitar
 Periode pengelolaan lingkungan hidup : selama proses pengerjaan kegiatan.
c. Peningkatan partikel debu dan gangguan pencemaran udara dan suara serta kekeruhan
air permukaan
 Upaya pengelolaan lingkungan : adanya kegiatan penyiraman secara rutin di area yang
berpotensi timbulnya debu, dilakukan penutupan material proyek.
 Lokasi pengelolaan lingkungan hidup : area hotel dan lingkungan sekitar.
 Periode pengelolaan lingkungan hidup : selama operasional pengerjaan kegiatan.

d. Perubahan dan penambahan distribusi listrik dan air ke lokasi proyek


 Upaya pengelolaan lingkungan : memperoleh ijin penggunaan listrik dan air yang bisa
digunakan secara efisien dan cermat.
 Lokasi pengelolaan lingkungan hidup : area hotel
 Periode pengelolaan lingkungan hidup : selama proses pengerjaan kegiatan.

3. Tahap Operasional
a. Keluhan masyarakat yang ingin menjadi karyawan.
 Upaya pengelolaan lingkungan : dilakukan pendekatan dengan instansi daerah setempat
terkait dengan ketenaga kerjaan yang memperhitungkan kondisi perusahaan, kualifikasi
tenaga kerja yang dibutuhkan dan tersedianya lowongan pekerjaan
 Lokasi pengelolaan lingkungan hidup : kantor bagian manajemen hotel.
 Periode pengelolaan lingkungan hidup : selama proses operasional kegiatan

b. Potensi pencemaran limbah cair.


 Upaya pengelolaan lingkungan : dilakukannya manajemen pengelolaan limbah cair,
serta mengingatkan penghematan air bagi seluruh karyawan dan tamu.
 Lokasi pengelolaan lingkungan hidup : area pengelolaan limbah cair
 Periode pengelolaan lingkungan hidup : selama proses kegiatan.

c. Peningkatan volume limbah padat (sampah)


 Upaya pengelolaan lingkungan : system manajemen pengelolaan limbah padat(sampah)
dioptimalkan seperti penggunaan produk berbahan plastik, melakukan recycle, dan
tempat sampah diperbanyak
 Lokasi pengelolaan lingkungan hidup : area pengelolaan limbah padat, kamar, Gudang.
 Periode pengelolaan lingkungan hidup : selama proses operasional kegiatan

d. Peningkatan gangguan lalu lintas, kebisingan, dan polusi udara


 Upaya pengelolaan lingkungan : dioptimalkan pengaturan parkir dengan menyediakan
petugas parkit agar tidak timbul kemacetan dan kebisingan.
 Lokasi pengelolaan lingkungan hidup : area parkir
 Periode pengelolaan lingkungan hidup : selama proses kegiatan

e. Penurunan kualitas air, dan udara serta penyebaran penyakit


 Upaya pengelolaan lingkungan : melakukan pengolahan limbah dengan baik, penataan
ruang yang nyaman dan higienis.
 Lokasi pengelolaan lingkungan hidup : area kamar
 Periode pengelolaan lingkungan hidup : selama proses kegiatan

f. Potensi terjadinya kebakaran


 Upaya pengelolaan lingkungan : system keselamatan dan kesehatan kerja karyawan,
tamu di optimalkan dengan menyediakan tabung pemadam kebakaran dan alat sensor
pendeteksi kebakaran.
 Lokasi pengelolaan lingkungan hidup : area hotel meliputi operasional listrik, parkir,
hotel, kegiatan tamu, struktur atap bangunan.
 Periode pengelolaan lingkungan hidup : selama proses operasional kegiatan.
Institusi Pengelola Dan Pemantauan
Lingkungan Hidup Pendekatan institusional yang dilakukan ada kegiatan atau usaha ini adalah
sebagai berikut:
1. Menjaga keamanan lewat Kerjasama dengan pihak kepolisian dan pihak pemerintah
setempat agar tidak terjadi tindak kriminal dan hal yang membahayakan dalam kegiatan
atau usaha.
2. Melakukan pencegahan dan penanganan terhadap pencemaran lingkungan.

DAFTAR PUSTAKA

PDF contoh yang sir berikan.

Anda mungkin juga menyukai