Anda di halaman 1dari 1

Pasca gempa 2006, sumber2 air di lokasi Dsn Gandok Kadilobo dan sekitarnya, banyak yg mengering.

Dilatarbelakangi kebutuhan akan air bersih, warga menganggap fisik air yang jernih adalah air yg sehat,
itu adalah salah. Selain itu, adanya kandang ternak di sekitar rumah, menyebabkan pencemaran di
sekitar sumber air.

Selanjutnya, diadakan program PAB Swadaya, agar dapat mendapat air bersih secara kualitas dan
kuantitas terjamin, dan bertahan lama. Lalu, tokoh masyarakat yang dituakan diminta doa dan saran
untuk menemukan titik air, diadakanlah kenduri (syukuran). Tokoh muda mengadakan penggalangan
dana, mengerjakan secara gotong royong, bagaimana agar air tetap lestari, dan program pengawasan
kualitas.

Guna mengembalikan dana patungan (iuran), maka dibebankan kepada konsumen, lewat biaya retribusi
air, pemasangan instalasi air.

Selain itu, untuk melestarikan air maka pepohonan keras (Mahoni, Gayam, Beringin) tetap
dipertahankan. Setiap kali pasangan akan menikah, maka wajib menanam 5 pohon keras. Kewajiban
pada rumah tangga yaitu berhemat, tidak membuang/membakar sampah, perawatan instalasi PAB
merupakan tanggung jawab bersama.

PAB dalam hal pendistribusiannya dialirkan ke konsumen (gravitasi), ditampung ke reservoir. Konsumen
yang berada paling bawah, untuk mengakali agar air tetap terbagi secara seimbang, dipakai teknik N,
agar air dapat ditahan supaya tidak langsung mengalir ke konsumen paling bawah.

Setiap RT ada sumber air sendiri, 4 sumber air, distribusi interlup, setiap 3 bln sekali membersihkan
reservoir, sumur, setiap 6 bln pengecekan kualitas air.

Anda mungkin juga menyukai