Anda di halaman 1dari 5

NAILA NOVARANTI DAN RIO SIAP

BERSIHKAN SAMPAH MUARA CISADANE


PADA JUNI 2021

Perbesar

Liputan6.com, Jakarta - RIO atau Restoring Integrity To The Ocean, Inc (PT. Indonesia Oceans
Integrity), perusahaan peduli sampah dari Amerika bersama pelatih dan penerjun
payung internasional, Naila Novaranti mengumumkan memundurkan kembali jadwal pengerukan
dan pembersihan sampah di Muara Kali Cisadane, Teluk Burung, Kabupaten Tangerang.
Pengunduran ini diumumkan Naila Novaranti dan RIO karena situasi pandemi Covid-19 yang belum
juga mereda dan mengikuti Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 01 Tahun 2021 tentang
Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM se-Jawa Bali untuk Pengendalian
Penyebaran Covid-19 yang masih diperpanjang sampai 8 Februari mendatang.
Naila Novaranti mengungkapkan bahwa situasi dan kondisi yang tak memungkinkan, membuat Rio
dan tim relawan peduli sampah memutuskan kembali memundurkan jadwal
pembersihan sampah yang sebelumnya akan digelar pada 6 Februari ini.
HARI PEDULI SAMPAH NASIONAL, PENGELOLAAN
LIMBAH MEDIS JADI PERHATIAN

Suara.com - Hari Peduli Sampah Nasional akan diperingati pada tanggal 21 Februari


mendatang. Di masa pandemi, kepedulian tentang sampah, terutama  limbah medis, jadi
perhatian serius.
Sejumlah limbah medis mulai dari face shield, alat pelindung diri (APD) sekali pakai, hingga
alat te PCR yang berasal dari rumah sakit, puskesmas, hingga klinik dan laboratorium harus
dikelola dengan baik.
Pengelolaan limbah medis penting di masa pandemi, mengingat Covid-19 merupakan
penyakit yang sangat mudah menular.
Bahkan menurut Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Hasanuddin
Makassar, Prof. Dr. Anwar Daud, limbah infeksius skala rumah tangga juga berpotensi
menyebarkan virus Corona.
"Peningkatan limbah infeksius rumah tangga penting untuk diketahui dan dilakukan
masyarakat untuk menekan laju penyebaran virus Covid-19," ungkap Prof. Anwar melalui
laporannya pada seminar Peduli Limbah Medis, Senin (15/2/2021).
Sementara itu, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) melaporkan alternatif
penanganan limbah medis di tengah pandemi, yakni tidak dimasukkan sebagai kategori
limbah B3, alias limbah bahan beracun dan berbahaya.
"Kami sebenarnya menawarkan konsep, sebelum pandemi limbah-limbah ini tidak perlu
masuk sebagai limbah B3, asalkan diolah terlebih dahulu. Hal yang sama sebenarnya kita
bisa memastikan bahwa virus yang ada di limbah medis tersebut bisa menjadi sesuatu yang
berharga," ungkap Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan LIPI, Dr. En. Agus Haryono.
Pentingnya pengelolaan limbah medis mewajibkan petugas yang bertanggung jawab di setiap
pemukiman memastikan tidak adanya penggunaan ulang ilegal oleh oknum yang tidak
bertanggung.
Selain berbahaya, penggunaan ulang ilegal juga berisiko menyebarkan virus Corona.
HARI PEDULI SAMPAH, ANIES MINTA MASYARAKAT
UBAH POLA PIKIR TENTANG SAMPAH

Hari Peduli Sampah, Anies Minta Masyarakat Ubah Pola Pikir Tentang Sampah Kompas.com -
21/02/2020, 10:31 WIB BAGIKAN: Komentar Lihat Foto Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat
menghadiri Hari Peringatan Peduli Sampah Nasional di Cempaka Putih Timur, Jakarta Pusat, Jumat
(21/2/2020)(KOMPAS.COM/RYANA ARYADITA UMASUGI) Penulis Ryana Aryadita Umasugi |
Editor Ambaranie Nadia Kemala Movanita JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Anies
Baswedan meminta masyarakat mengubah pola pikir tentang sampah. Hal ini disampaikan Anies
saat menghadiri peringatan hari peduli sampah nasional (HPSN), di Cempaka Putih Timur, Jakarta
Pusat, Jumat (21/2/2020). Menurut Anies, masyarakat kerap berpikir bahwa sampah tidak penting.
Padahal justru sebaliknya. Baca juga: Petugas UPK Badan Air Temukan Jenazah Saat Bersihkan
Sampah di Waduk Pluit "Sampah itu kita tempatkan seperti pemahaman kita tentang sampah,
sampah itu tidak penting. Yang harus kita bangun di Jakarta adalah perubahan mindset. Dalam
kegiatan kita ada yang diambil ada yang sisa namanya residu, residu bisa diolah," ucap Anies dalam
sambutannya. Anies mengungkapkan, di DKI Jakarta dalam satu hari masyarakat memproduksi
7.600 ton sampah. Sampah tersebut rata-rata langsung dibuang masyarakat ke tempat sampah dan
diangkut oleh petugas dari Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Padahal sebagian sampah bisa
diolah oleh masyarakat baik di rumah maupun di lingkungan tempat tinggal. "Kita di Jakarta lumayan
aktif memproduksi residu per hari diangkut LH 7600 ton sisa. Sebagian sisa sebenarnya bisa
digunakan kembali tapi kita mindsetnya yang sisa tidak bisa digunakan maka kita buang," jelasnya.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Hari Peduli Sampah, Anies Minta Masyarakat
Ubah Pola Pikir Tentang Sampah", Klik untuk
baca: https://megapolitan.kompas.com/read/2020/02/21/10310581/hari-peduli-sampah-anies-minta-
masyarakat-ubah-pola-pikir-tentang-sampah.
ENAM MAHASISWA ILMU KOMUNIKASI
KAMPANYE PEDULI SAMPAH PLASTIK

Hari Peduli Sampah Nasional jatuh pada 21 Februari, tapi bukan berarti kesadaran ihwal
sampah tak bisa dilakukan tiap saat. Salah satu bentuk kesadaran tersebut adalah
menciptakan Iingkungan yang bersih dari sampah plastik. Sampah jenis ini termasuk sampah
yang tidak ramah Iingkungan.
Penyebabnya karena sampah plastik butuh waktu 200-400 tahun untuk bisa hancur secara alami,
juga sulit didaur ulang sehingga mudah mencemari Iingkungan. Celakanya, hingga kini masyarakat
masih kerap menggunakan plastik di segala situasi.
Fakta yang memprihatinkan itu menggugah niat enam mahasiswa Ilmu Komunikasi angkatan 2014
Universitas Katolik Soegijapranata (Unika), yakni Wiwi Nuraeni, Cristalia Novita, Daniel Okhsa,
Merlin Nathania, Maria Yestamila, dan Maya Christian, untuk berkampanye peduli sampah plastik.
Minggu (6/11) lalu, Wiwi dan timnya beraksi. Mereka berkampanye saat Car Free Day (CFD) di
kawasan Simpanglima Semarang dengan sasaran utama ibu-ibu dan anak muda. Meski kelompok
inti hanya beranggota enam orang, mereka turut dibantu kawan-kawan lain dari jurusan llmu
Komunikasi Unika.
Agar efektif, tim dan partisipan tersebut dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok Lapangan
Simpang lima dan Jalan Pahlawan. "Tukarkan dua botol bekas air mineral dengan satu botol cantik.
Segera tukarkan untuk Semarang yang lebih baik," teriak tim kampanye ke pengunjung CFD.
Ya, selain berkeliling membawa poster dan sesekali meneriakkan kepedulian tentang sampah,
mereka juga memancing pengunjung untuk menukarkan dua botol air mineral bekas dengan satu
botol minuman ramah lingkungan yang berwama-wami menarik.
Makanya banyak yang enggan menghampiri sehingga tim kampanye jemput bola mendatangi
pengunjung CFD yang tengah bersantai. Setelah mengenalkan diri dan menjelaskan tujuan, tim
menyerahkan botol cantik secara cuma-cuma.
REMAJA PEDULI MASA DEPAN LINGKUNGAN

Melihat kondisi lingkungan yang semakin memburuk, para remaja yang peduli
lingkungan ini mencoba mengedukasi kalangan muda, sekaligus melancarkan aksi
penyelamatan lingkungan.

Teens Go Green (TGG), bukan komunitas biasa. Komunitas ini dipelopori tiga lembaga
besar, yaitu PT Pembangunan Jaya Ancol, Yayasan KeHati, dan Dinas Pendidikan
Menengah dan Tinggi.

Peresmian komunitas ini bahkan dilakukan oleh Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo
pada 1 Desember 2007. Sesuai namanya, komunitas ini menampung para remaja yang
memiliki antusiasme besar untuk merawat lingkungan. Para inisiator pun membentuk
suatu program untuk pelajar SMP dan SMA Jakarta, dengan fokus pendekatan
ekosistem lingkungan.
“Konsepnya edutainment supaya pelajar semakin senang mengikutinya,” ujar Bambang
Sutrisno, Koordinator Komunikasi, Kampanye, dan Riset TGG. TGG memiliki kegiatan
rutin yang terbagi dalam tiga grade, yaitu Grade Putih, Grade Biru, dan Grade Hijau.
Grade Putih berupa pembekalan untuk para pelajar tentang pengetahuan ekosistem.

“Diajarkan mulai dari educamp, e-learning seperti ekosistem hulu, meliputi hulu Halimun
dan Cisadane, ekosistem tengah meliputi area-area yang masih hijau di perkotaan, dan
juga hilir seperti pesisir, terumbu karang, dan juga mangrove,” paparnya. Sementara,
Grade Biru adalah pelaksanaan aksi dari yang sudah dipelajari di Grade Putih. “Aksinya
yaitu membuat project untuk menggalang kepedulian masyarakat untuk peduli terhadap
lingkungan,” kata Bambang.

Anda mungkin juga menyukai