Anda di halaman 1dari 11

Membangun Indonesia dengan Peduli

Sampah

Saat di jalan, kadang saya merasa heran ada orang yang membuang sampah
sembarangan. Pejalan kaki membuang sampah di trotoar. Pengendara sepeda dan
sepeda motor membuang begitu saja sampah di tengah jalan. Bahkan mereka yang
naik mobil, yang rata-rata orang berpindidikan dan berpunya tak sungkan membuang
sampah lewat daun jendela. Ini adalah contoh betapa cuek dan tidak pedulinya
masyarakat kita dengan sampah.
Padahal jika tidak dikelola dengan baik dan benar, sampah bisa jadi petaka. Sampah
bisa menghadirkan bencana jangka pendek dan jangka panjang. Apakah yang kalian
pikirkan tentang sampah di Indonesia ini? Apakah kita hanya berdiam dan
menganggap itu hal yang lumrah? Pernahkah terpikir kenapa hal ini bisa terjadi?
Kebiasaan masyarakat Indonesia untuk membuang sampah sembarangan
berlangsung sejak usia dini. Hal ini disebabkan karena para orang tua tidak
mengajarkan anaknya tentang pentingnya membuang sampah pada tempatnya. Hal
itu bisa dilihat dari cara mereka membuang sampah di tempat tempat yang tidak
seharusnya dan menganggap itu hal yang lumrah. Parahnya lagi sebagian besar
masyarakat menganggap hal itu sebagai sesuatau yang tidak salah.
Mari kita urai sedikit mengapa kita harus peduli dengan sampah. Sampah yang
tertumpuk di sumber air akan menyumbat aliran air dan dengan hanya sedikit curah
hujan yang lebih tinggi dari biasanya atau air kiriman dari daerah yang lebih tinggi,
banjir sudah tidak bisa dielakan lagi. Dan jika sudah begini pasti yang akan
disalahkan adalah pemerintah setempat yang dianggap tak becus.
Kita tak mau menyadari dan seolah tak ingin mengetahui dampak dari kerusakan
karena sampah. Salah satu sampah itu ialah sampah plastik, ya sampah plastik.
Sampah yang sulit untuk diuraikan tanah dan membutuhkan ratusan tahun untuk
dapat terurai.
OPINI: Kelola Sampah Dimulai
dari Rumah
Senin, 26 Februari 2018 13:21

lihat foto

Oleh: Dr RM Bagus Irawan ST MSi IPM
Dekan Fakultas Teknik Unimus, Wakil Ketua APTI Pusat, dan Sekretaris DPW Inkalindo
Jateng
TRIBUNJATENG.COM - BARU saja kita memperingati hiruk pikuk perayaan Hari Peduli
Sampah Nasional (HPSN) yang jatuh pada 21 Februari lalu di seluruh pelosok nusantara.
Berbagai kegiatan mulai dari yang sifatnya menggugah semangat dan mencoba mengubah pola
pikir kolot masyarakat seperti seminar, workshop, dan talkshow tentang arti pentingnya peran
serta masyarakat dalam ikut serta mengatasi masalah sampah sampai pada kegiatan yang sifatnya
lebih konkret meskipun hanya temporer, seperti bersih-bersih sungai dan lingkungan
permukiman dari sampah, telah banyak dilakukan di wilayah nusantara ini.
Bahkan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya, pun telah mencanangkan
gerakan Tiga Bulan Bersih Sampah 21 Januari-21 April 2018. Satu pernyataan yang
dikemukakan Menteri LHK adalah “Indonesia tanpa sampah akan terwujud jika kita memiliki
komitmen dan melakukan langkah sinergis berkelanjutan”.
Namun kenyataannya, hasil yang diinginkan masih jauh dari harapan, karena produksi sampah
dari hari ke hari masih meningkat seiring bertambahnya jumlah penduduk saat ini dan pola
konsumsi masyarakat dewasa ini yang tidak ramah lingkungan.
Sebagai produsen atau penghasil sampah, masyarakat lupa dan tidak menyadari bahwa dirinyalah
sendiri sebetulnya yang membuat masalah sampah akan bisa menjadi bom waktu yang siap
meledak jika persoalan serius ini tidak ditangani secara komprehensif dan tidak melibatkan
langsung dengan sumber sampahnya, yaitu manusia itu sendiri.

Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul OPINI: Kelola Sampah Dimulai dari
Rumah, https://jateng.tribunnews.com/2018/02/26/opini-kelola-sampah-dimulai-dari-rumah.

Editor: Catur waskito Edy


NAILA NOVARANTI DAN RIO SIAP
BERSIHKAN SAMPAH MUARA CISADANE
PADA JUNI 2021

Perbesar

Liputan6.com, Jakarta - RIO atau Restoring Integrity To The Ocean, Inc (PT. Indonesia Oceans
Integrity), perusahaan peduli sampah dari Amerika bersama pelatih dan penerjun
payung internasional, Naila Novaranti mengumumkan memundurkan kembali jadwal pengerukan
dan pembersihan sampah di Muara Kali Cisadane, Teluk Burung, Kabupaten Tangerang.
Pengunduran ini diumumkan Naila Novaranti dan RIO karena situasi pandemi Covid-19 yang belum
juga mereda dan mengikuti Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 01 Tahun 2021 tentang
Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM se-Jawa Bali untuk Pengendalian
Penyebaran Covid-19 yang masih diperpanjang sampai 8 Februari mendatang.
Naila Novaranti mengungkapkan bahwa situasi dan kondisi yang tak memungkinkan, membuat Rio
dan tim relawan peduli sampah memutuskan kembali memundurkan jadwal
pembersihan sampah yang sebelumnya akan digelar pada 6 Februari ini.
HARI PEDULI SAMPAH NASIONAL, PENGELOLAAN
LIMBAH MEDIS JADI PERHATIAN

Suara.com - Hari Peduli Sampah Nasional akan diperingati pada tanggal 21 Februari


mendatang. Di masa pandemi, kepedulian tentang sampah, terutama  limbah medis, jadi
perhatian serius.
Sejumlah limbah medis mulai dari face shield, alat pelindung diri (APD) sekali pakai, hingga
alat te PCR yang berasal dari rumah sakit, puskesmas, hingga klinik dan laboratorium harus
dikelola dengan baik.
Pengelolaan limbah medis penting di masa pandemi, mengingat Covid-19 merupakan
penyakit yang sangat mudah menular.
Bahkan menurut Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Hasanuddin
Makassar, Prof. Dr. Anwar Daud, limbah infeksius skala rumah tangga juga berpotensi
menyebarkan virus Corona.
"Peningkatan limbah infeksius rumah tangga penting untuk diketahui dan dilakukan
masyarakat untuk menekan laju penyebaran virus Covid-19," ungkap Prof. Anwar melalui
laporannya pada seminar Peduli Limbah Medis, Senin (15/2/2021).
Sementara itu, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) melaporkan alternatif
penanganan limbah medis di tengah pandemi, yakni tidak dimasukkan sebagai kategori
limbah B3, alias limbah bahan beracun dan berbahaya.
"Kami sebenarnya menawarkan konsep, sebelum pandemi limbah-limbah ini tidak perlu
masuk sebagai limbah B3, asalkan diolah terlebih dahulu. Hal yang sama sebenarnya kita
bisa memastikan bahwa virus yang ada di limbah medis tersebut bisa menjadi sesuatu yang
berharga," ungkap Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan LIPI, Dr. En. Agus Haryono.
Pentingnya pengelolaan limbah medis mewajibkan petugas yang bertanggung jawab di setiap
pemukiman memastikan tidak adanya penggunaan ulang ilegal oleh oknum yang tidak
bertanggung.
Selain berbahaya, penggunaan ulang ilegal juga berisiko menyebarkan virus Corona.
HARI PEDULI SAMPAH, ANIES MINTA MASYARAKAT
UBAH POLA PIKIR TENTANG SAMPAH

Hari Peduli Sampah, Anies Minta Masyarakat Ubah Pola Pikir Tentang Sampah Kompas.com -
21/02/2020, 10:31 WIB BAGIKAN: Komentar Lihat Foto Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat
menghadiri Hari Peringatan Peduli Sampah Nasional di Cempaka Putih Timur, Jakarta Pusat, Jumat
(21/2/2020)(KOMPAS.COM/RYANA ARYADITA UMASUGI) Penulis Ryana Aryadita Umasugi |
Editor Ambaranie Nadia Kemala Movanita JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Anies
Baswedan meminta masyarakat mengubah pola pikir tentang sampah. Hal ini disampaikan Anies
saat menghadiri peringatan hari peduli sampah nasional (HPSN), di Cempaka Putih Timur, Jakarta
Pusat, Jumat (21/2/2020). Menurut Anies, masyarakat kerap berpikir bahwa sampah tidak penting.
Padahal justru sebaliknya. Baca juga: Petugas UPK Badan Air Temukan Jenazah Saat Bersihkan
Sampah di Waduk Pluit "Sampah itu kita tempatkan seperti pemahaman kita tentang sampah,
sampah itu tidak penting. Yang harus kita bangun di Jakarta adalah perubahan mindset. Dalam
kegiatan kita ada yang diambil ada yang sisa namanya residu, residu bisa diolah," ucap Anies dalam
sambutannya. Anies mengungkapkan, di DKI Jakarta dalam satu hari masyarakat memproduksi
7.600 ton sampah. Sampah tersebut rata-rata langsung dibuang masyarakat ke tempat sampah dan
diangkut oleh petugas dari Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Padahal sebagian sampah bisa
diolah oleh masyarakat baik di rumah maupun di lingkungan tempat tinggal. "Kita di Jakarta lumayan
aktif memproduksi residu per hari diangkut LH 7600 ton sisa. Sebagian sisa sebenarnya bisa
digunakan kembali tapi kita mindsetnya yang sisa tidak bisa digunakan maka kita buang," jelasnya.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Hari Peduli Sampah, Anies Minta Masyarakat
Ubah Pola Pikir Tentang Sampah", Klik untuk
baca: https://megapolitan.kompas.com/read/2020/02/21/10310581/hari-peduli-sampah-anies-minta-
masyarakat-ubah-pola-pikir-tentang-sampah.
ENAM MAHASISWA ILMU KOMUNIKASI
KAMPANYE PEDULI SAMPAH PLASTIK

Hari Peduli Sampah Nasional jatuh pada 21 Februari, tapi bukan berarti kesadaran ihwal
sampah tak bisa dilakukan tiap saat. Salah satu bentuk kesadaran tersebut adalah
menciptakan Iingkungan yang bersih dari sampah plastik. Sampah jenis ini termasuk sampah
yang tidak ramah Iingkungan.
Penyebabnya karena sampah plastik butuh waktu 200-400 tahun untuk bisa hancur secara alami,
juga sulit didaur ulang sehingga mudah mencemari Iingkungan. Celakanya, hingga kini masyarakat
masih kerap menggunakan plastik di segala situasi.
Fakta yang memprihatinkan itu menggugah niat enam mahasiswa Ilmu Komunikasi angkatan 2014
Universitas Katolik Soegijapranata (Unika), yakni Wiwi Nuraeni, Cristalia Novita, Daniel Okhsa,
Merlin Nathania, Maria Yestamila, dan Maya Christian, untuk berkampanye peduli sampah plastik.
Minggu (6/11) lalu, Wiwi dan timnya beraksi. Mereka berkampanye saat Car Free Day (CFD) di
kawasan Simpanglima Semarang dengan sasaran utama ibu-ibu dan anak muda. Meski kelompok
inti hanya beranggota enam orang, mereka turut dibantu kawan-kawan lain dari jurusan llmu
Komunikasi Unika.
Agar efektif, tim dan partisipan tersebut dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok Lapangan
Simpang lima dan Jalan Pahlawan. "Tukarkan dua botol bekas air mineral dengan satu botol cantik.
Segera tukarkan untuk Semarang yang lebih baik," teriak tim kampanye ke pengunjung CFD.
Ya, selain berkeliling membawa poster dan sesekali meneriakkan kepedulian tentang sampah,
mereka juga memancing pengunjung untuk menukarkan dua botol air mineral bekas dengan satu
botol minuman ramah lingkungan yang berwama-wami menarik.
Makanya banyak yang enggan menghampiri sehingga tim kampanye jemput bola mendatangi
pengunjung CFD yang tengah bersantai. Setelah mengenalkan diri dan menjelaskan tujuan, tim
menyerahkan botol cantik secara cuma-cuma.
REMAJA PEDULI MASA DEPAN LINGKUNGAN

Melihat kondisi lingkungan yang semakin memburuk, para remaja yang peduli
lingkungan ini mencoba mengedukasi kalangan muda, sekaligus melancarkan aksi
penyelamatan lingkungan.

Teens Go Green (TGG), bukan komunitas biasa. Komunitas ini dipelopori tiga lembaga
besar, yaitu PT Pembangunan Jaya Ancol, Yayasan KeHati, dan Dinas Pendidikan
Menengah dan Tinggi.

Peresmian komunitas ini bahkan dilakukan oleh Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo
pada 1 Desember 2007. Sesuai namanya, komunitas ini menampung para remaja yang
memiliki antusiasme besar untuk merawat lingkungan. Para inisiator pun membentuk
suatu program untuk pelajar SMP dan SMA Jakarta, dengan fokus pendekatan
ekosistem lingkungan.
“Konsepnya edutainment supaya pelajar semakin senang mengikutinya,” ujar Bambang
Sutrisno, Koordinator Komunikasi, Kampanye, dan Riset TGG. TGG memiliki kegiatan
rutin yang terbagi dalam tiga grade, yaitu Grade Putih, Grade Biru, dan Grade Hijau.
Grade Putih berupa pembekalan untuk para pelajar tentang pengetahuan ekosistem.

“Diajarkan mulai dari educamp, e-learning seperti ekosistem hulu, meliputi hulu Halimun
dan Cisadane, ekosistem tengah meliputi area-area yang masih hijau di perkotaan, dan
juga hilir seperti pesisir, terumbu karang, dan juga mangrove,” paparnya. Sementara,
Grade Biru adalah pelaksanaan aksi dari yang sudah dipelajari di Grade Putih. “Aksinya
yaitu membuat project untuk menggalang kepedulian masyarakat untuk peduli terhadap
lingkungan,” kata Bambang.
Peringati Hari Peduli Sampah Nasional, Pemerintah
Kabupaten Pasuruan Canangkan Komitmen Bebas Sampah Di
Tahun 2025

Dalam Rangka memperingati Hari Peduli Sampah Nasional, Kabupaten Pasuruan bekerja sama
dengan Pemerintah daerah, serta Perusahaan swasta seperti, PT. HM Sampoerna, Yayasan
Kaliandra Sejati, serta Desa Bulukandang Kecamatan Prigen. Dengan tema “Gerakan Bersih
Sampah Untuk Indonesia Maju” kegiatan yang dilaksanakan pada hari rabu tanggal (11/032020) di
lapangan Bulukandang tersebut berlangsung lancar dan mampu menarik animo peserta yang hadir.
Di sela-sela kesibukannya, Wakil Bupati Pasuruan, H.A. Mujib Imron menyempatkan hadir untuk
memantau dan ikut serta menanam pohon. Tak lupa beliau memberikan pengarahan sekaligus
menyampaikan apresiasi dan berterima kasih atas sinergitas dari semua pihak sehingga acara
Peringatan Hari Peduli Sampah Nasional ini berjalan dengan lancar.  “Peringatan Hari Peduli
Sampah Nasional sebenarnya jatuh pada tanggal 21 Februari yang bertepatan dengan tragedi
longsor sampah di TPA Leuwigajah, Cimahi, Jawa Barat. Sehingga Pemerintah menjadikan tanggal
itu sebagai peringatan Hari Peduli Sampah Nasional. Sehingga berdasarkan hal tersebut, Pak
Bupati mencanangkan komitmen Kabupaten Pasuruan bebas sampah pada tahun 2025 ”,
ucapnya.Berbagai langkah telah ditempuh oleh Pemerintah Kabupaten Pasuruan untuk
menyukseskan program tersebut. Mulai dari kerja sama dengan berbagai pihak baik dengan
Organisasi Perangkat Daerah (OPD) serta Perusahaan Swasta melalui kegiatan Corporate social
responsibility (CSR). Selain itu, adanya bank sampah di masing-masing desa juga menjadi fokus
utama demi tercapainya program tersebut. “Pada tahap awal tahun dari 365 desa dan kelurahan,
target kami 50% dari jumlah tersebut sudah mempunyai Bank Sampah melalui program Satu Desa
Satu Bank Sampah (SDSB). Untuk mencapi target tersebut, dibuthkan sinergitas tidak hanya dari
Pemerintah terutama Dinas Lingkungan Hidup saja, akan tetapi juga denga Perusahaan swasta
melalui program CSR, kemudian dari Desa melalui Alokasi Dana Desa (ADD)”,tambahnya.
Adanya peringatan tersebut diharapkan tidak hanya mengatasi permasalah pendaur ulangan
sampah namun juga adanya nilai tambah yaitu nilai ekonomis dari upaya daur ulang sampah
tersebut. Karena hal tersebut secara otomatis akan mampu meningkatkan taraf hidup masyarakat
sekitar.
“Dengan fasilitas serta SDM yang sudah tersedia dan dibantu tenaga penyuluh dari DLH maka kami
optimis program pemanfaatan dan pendaur ulangan sampah ini mampu memberikan nilai tambah
dari hasil daur ulang tersebut. Nilai tambah tersebut berupa nilai ekonomis dari hasil daur ulang
tersebut. Sehingga sampah tersebut tidak hanya diolah tapi dimanfaakan dengan baik sesuai
dengan prinsip 3R Reduce, Reuse, Recycle”, jelasnya. (Dani)
PERINGATAN HARI PEDULI SAMPAH NASIONAL TAHUN 2020 DI BARITO
SELATAN  DENGAN MELAKUKAN AKSI PUNGUT SAMPAH

  BUNTOK - Kegiatan HARI PEDULI SAMPAH NASIONAL (HPSN) yang diperingati setiap
tanggal 21 Februari ini adalah mengingat persoalan sampah harus menjadi perhatian
utama yang melibatkan seluruh komponen masyarakat dalam pengelolaannya. Pemerintah
Kabupaten Barito Selatan melalui Dinas Lingkungan Hidup Kab. Barito
Selatan  melaksanakan Aksi pungut sampah untuk memperingati Hari Peduli Sampah
Nasional (HPSN) tahun 2020, Sabtu (14/3/2020). H. Eddy Raya Samsuri selaku orang nomor
satu di barito selatan meminta kepada  masyarakat lebih peduli terhadap kebersihan lingkungan
terutama peduli terhadap sampah. 
“Dengan menjaga kebersihan maka akan memberikan dampak baik buat kesehatan dan
lingkungan” kata Pak Eddy Raya Samsuri. “Berharap dengan dilaksanakannya HPSN ini,
masyarakat barito selatan tidak membuang sampah sembarangan lagi” kata Pak Edi Kristianto
selaku Kadis DLH. Pelaksanaan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) tahun 2020 ini ada di tiga
tempat yaitu di Labuan Bajo, Borobudur dan Danau Toba. "Kegiatan HPSN ini, merupakan
kegiatan program tahunan yang di laksanakan oleh Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Barito
Selatan guna mendukung terciptanya Kota Buntok yang bersih dan Asri, serta mendorong
peran serta masyarakat dalam penanganan sampah domestik” kata Kadis DLH
Kegiatan HPSN merupakan bentuk nyata dukungan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Barito
Selatan  dalam menyukseskan Kegiatan Lomba Lukis Mural dan MUSABAQAH TILAWATIL
QUR’AN TINGKAT PROVINSI KALIMANTAN TENGAH KE XXX TAHUN 2020 di Buntok.
(Sumber: kanalkalimantan.com/fpw)
Peringatan Hari Sampah Sedunia
Masyarakat Harus Sadar

SKETSA – 21 Februari ini bertepatan dengan diperingatinya Hari Sampah Sedunia.
Sebuah seruan yang ditujukan kepada masyarakat agar berhenti abai terhadap
sampah. Tahun 2015, National Aeronautics and Space Administration (NASA)
menunjukkan sebuah data bahwa per tahunnya ada sekitar delapan juta ton
sampah berakhir di lautan. Bisa dibayangkan ada berapa pulau sampah lahir setiap
tahunnya. Menanggapi isu lingkungan tersebut, Irwan Syamsir, mahasiswa Fakultas
Ilmu Budaya menyebut dunia telah menampung jutaan sampah dan itu adalah
peringatan. Masyarakat mesti sadar keberadaan lingkungan sekitarnya. Sebab,
hanya dengan begitu dunia dapat terhindar dari sampah. “Saya pernah melakukan
aksi bersama memungut sampah di tepi sungai dan gunung. Bahkan betapa
buruknya, saya sering menemukan sampah yang intim, bekas-bekas perbuatan
tabu oleh orang-orang yang berkemah di gunung,” tukas mahasiswa asal Mandar
itu.
Hal itu turut disadari Rizky Amalia, mahasiswa Hubungan Internasional ini
beranggapan Hari Sampah Sedunia merupakan momen bagus. Mengajak
masyarakat untuk ingat membersihkan dan membuang sampah pada tempatnya.
“Bukan cuma di hari sampah sedunia doang, setiap hari bahkan setiap waktu tetap
buang sampah pada tempatnya,” imbuhnya.
Pengalaman Rizky membuat dia paham bahwa sampah yang dibiarkan bisa jadi hal
mengerikan. Saat itu ia bersama mahasiswa HI yang lain turun meninjau langsung
sampah yang berseliweran di sungai Karang Mumus. Awalnya ia sedikit terpaksa
karena tak tahan bau dan kotor dari sampah yang begitu banyak. Tetapi, tidak
berlangsung lama karena ketika berada di atas perahu dan berinteraksi langsung
dengan sungai Karang Mumus baru Rizky mengerti. “Baru saat itu sadar dan miris
banget lihat kondisi sungai yang harusnya bersih dan jadi sumber kehidupan
manusia malah berubah jadi tong sampah umum. Habis itu jadi tulus buat pungut
sampah dan ikut bersihkan Karang Mumus. Meskipun cuma bisa bantu pungut
beberapa helai setidaknya bisa ikut berpartisipasi,” tuturnya. Sementara itu di
wawancara terpisah, Teguh bin Sabar, ketua BEM KM Unmul mengaku peringatan
Hari Sampah Sedunia belum dapat dilaksanakan. Sebagai ganti BEM KM
mendukung kegiatan dari lembaga-lembaga lain. Adapun, dalam waktu dekat BEM
KM telah mencanangkan kegiatan bertajuk Unmul Cinta Lingkungan. “Rencana
Maret kami sudah pengin gerak,” imbuhnya. (wal, e1)

Anda mungkin juga menyukai