Anda di halaman 1dari 32

Kliping

Batik Jawa Timur

Disusun oleh :
Fatiha Salsabila (7B)
Zulfa Nashirotuz Z. (7B)

SMP NEGERI 3 MADIUN


KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, dengan ini kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang
telah melimpahkan rahmat-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan “KLIPING BATIK JAWA TIMUR” dengan tepat waktu.
Adapun tugas ini ini telah kami usahakan semaksimal mungkin dan
tentunya dengan bantuan dari banyak pihak, sehingga dapat memperlancar
proses penyelesaian tugas ini. Oleh sebab itu, kami juga ingin menyampaikan
rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
membantu kami dalam pembuatan kliping ini terutama kepada Ibu SRI
WAHYUNI, S.Pd selaku Guru Mata Pelajaran SENI BUDAYA yang telah
memberikan bimbingan dan arahan kepada penyusun.     
Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari KLIPING BATIK
JAWA TIMUR ini dapat menambah wawasan sehingga dapat memberikan
inpirasi terhadap pembaca. Selain itu, kritik dan saran dari Anda kami tunggu
untuk perbaikan kliping ini nantinya.

Madiun, November 2018

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................. I
KATA PENGANTAR................................................................................. II
DAFTAR ISI .............................................................................................. iii

BATIK JAWA TIMUR


 Batik Surabaya ...................................................................................... 1
 Batik Malang ......................................................................................... 3
 Batik Madura ......................................................................................... 8
 Batik Madiun ......................................................................................... 11
 Batik Ponorogo....................................................................................... 14
 Batik Magetan ....................................................................................... 17
 Batik Gedog Tuban ............................................................................... 19
 Batik Bondowoso .................................................................................. 21
 Batik Blitar............................................................................................. 23
 Batik blora ............................................................................................. 25

PENUTUP

iii
Batik Surabaya
___________

Batik Surabaya berbeda dengan batik lainnya, dimana batik Surabaya


sulit ditelusuri sejarah perkembangannya, hal itu disebabkan karena surabaya
dulunya merupakan daerah transit perdagangan. Tapi pada umumnya batik
Surabaya tidak mempunyai perbedaan yang yang jauh dengan batik lainnya
seperti batik Kenongoyang bersal dari Sidoarjo maupun batik Madura.

Namun apabila anda mengamati lebih dalam mengenai Batik Surabaya,


maka akan terdapat perbedaan yaitu konsep warna batik Surabaya lebih kuat
dan berani seperti gambaran orang Surabaya yang berani dan kuat. Batik
surabaya memiliki ciri yang khas yaitu, motif Kembang Semanggi, perahu
khas Surabaya, Ayam Jago dalam legenda Sawunggaling  serta ikan Sura dan
Buaya.

Contoh motif batik surabaya adalah batik motif semanggi, semanggi


merupakan makanan khas Surabaya yang keberadaannya kini mulai punah.
Semanggi berwarna hijau cerah akan sangat pas jika dikobinasikan dengan
warna cerah lain seperti, biru, merah dan hijau.

Motif batik khas Surabaya lainnya adalah motif kapal. Seperti motif 
Ujung Galuh yang proses pembuatannya diambil dari cerita Ujung Galuh.
Menceritakan, Raden Wijaya, sebagai orang yang mendirikan kerajaan

1
Majapahit berperang dengan tentara Tar-Tar di sungai Kalimas yang
bermuara di Ujung Galuh. Ujung Galuh merupakan cikal bakal berdirinya
kota Surabaya. Ada juga motif Cheng Ho yang terinspirasi kapal yang
digunakan Laksamana Chengho yang pernah mampir di sungai Kalimas
Surabaya. 

Ada lagi motif Sawunggaling. Motif ini berasal dari kisah Joko Berek
yang suka adu ayam. Joko Berek sendiri adalah nama asli Sawunggaling. ada
lagi satu batik khas kota Pahlawan yang cukup dikenal yakni batik Mangrove
(bakau) atau yang lebih dikenal dengan batik “SeRU” (Seni batik Mangrove
Rungkut). Batik mangrove yang sudah pernah dipamerkan antara lain motif
aegieeras comiculatum, a. floridum, avieennia alba, bruguiera cylindrical,
lummitzera racemaso, acanthus ilicifolius, xycarpus granatum dan
sebagainya.

2
Batik Malang
_____________
Jejak sejarah batik malang tidak ada yang mengungkap secara
eksplisit tentang awal mula kemunculan batik serta budaya Batik Malang,
namun jika kita merujuk pada berbagai macam kegiatan upacara tradisional
pada abad ke XIX, akan banyak ditemui para pria dan wanita
menggunakan medhang koro (hiasan kepala; udeng atau sewek) dengan motif
batik sidomukti. Jika kita cermati bersama, bisa jadi kegiatan membatik ini
merupakan budaya yang ditularkan oleh kerajaan mataram kuno saat
menguasai kerajaan singosari pada tahun 1222 M.
Batik malang atau juga biasa disebut Batik Malangan mempunyai tiga ciri
utama yaitu,
 motif dasaran atau latar dari kain batik malang berupa motif batik
dari Candi Badut (peninggalan kerajaan Kanjuruhan 760 M).
 motif isen-isen berupa gambar Tugu Malang sebagai motif utama
yang disanding oleh rambut singa berwarna putih sebagai lambang
Kabupaten Malang.
 motif hias batik malang berupa bagian boket (hiasan pinggiran kain
batik) untuk tumpal (isen-isen pada pinggiran kain) yang berisi tiga
buah sulur-sulur bunga (seringkali bunga teratai) yang membentuk
pola rantai.
Motif batik Malang yang kita ketahui sekarang ini diantaranya
adalah motif batik malang sawat kembang pring, kucecwara, celaket, Dele
Kecer, Kembang Kopi, Teratai Singo, Kembang Juwet, Kembang Jeruk,

3
Kembang Tanjung, Kembang Manggar, Kembang Mayang, dan Kembang
Padma atau saat ini lebih kita kenal dengan nama bunga teratai.
Motif batik malang yang menjadi ciri khas tersebut dibuat
berdasarkan ilustrasi candi-candi hindu peninggalan Kerajaan Kanjuruhan
dari abad ketujuh. Salah satu motif batik malang yang paling populer
diantara motif batik lainnya yaitu motif batik bunga teratai. Motif batik
malang yang lain yaitu motif batik malang kucecwara. Motif batik tersebut
mempunyai komposisi perpaduan motif diantaranya, Mahkota, gambar Tugu
Malang, Rumbai Singa, Arca, Bunga Teratai, sulur-sulur juga isen-isen
berbentuk belah ketupat.
Filosofi dari motif batik malang tersebut jika kita tinjau dari motif yang
terbentuk yaitu,
 Gambar tugu malang perlambang kekuasaan wilayah yang bisa
juga kita representasikan sebagai wujud keperkasaan dan ketegaran.
 Mahkota yang yang terdapat pada motif batik tersebut merupakan
representasi dari bentuk mahkota dari raja Gajayana yang pernah
membawa Kerajaan Gajayana menuju puncak kejayaannya. Jika kita
kaitkan dengan kehidupan masyarakat, sebagai wujud suatu harapan
agar yang mengenakan batik malang ini mampu meraih puncak
kejayaan dalam perjalanan hidupnya.
 Rumbai Singa mewakili kultur atau budaya masyarakat Malang
pada waktu itu yang memiliki jiwa pemberani dengan semangat
yang membara dan pantang menyerah seperti “Singo Edan”, hingga
menjadi lambang Malang saat ini.
 Bunga Teratai melambangkan suatu keindahan alam yang penuh
kesuburan. Menurut kisah cerita hindu era kerajaan singosari, bunga
teratai merupakan salah satu jenis bunga Dewa Wishnu sebagai
dewa pemelihata alam. Menurut pendapat pribadi saya, makna yang
terkandung dari bunga ini yaitu kearifan atau kebijaksanaan yang

4
mengakibatkan kemakmuran bagi masyarakat yang dipimpinnya.
Contoh yang paling mudah yaitu kepala keluarga, sehingga sangat
pas sekali jika seorang kepala keluarga mengenakan motif batik
malang ini dalam bekerja atau mencari nafkah.
 Arca candi singosari menjadi salah satu ornamen utama dari motif
batik malang karena memang merupakan identitas Malang itu
sendiri, dimana candi tersebut berada. Selain itu juga untuk
mengingatkan kita akan kejayaan Singosari pada waktu tersebut.
 Sulur-Sulur sebagai perwujudan suatu kehidupan yang tidak kekal
namun selalu tumbuh, berkembang dan senantiasa menunjukkan
bahwa manusia itu pasti akan menerima ajal. Dan sulur bersambung
menunjukkan bahwa akan selalu ada generasi penerus yang akan
melanjutkan tujuan kehidupan. Hal ini menjadi harapan agar
manusia senantiasa introspeksi diri dan nerimo ing pandum guna
mengetahui bahwa manusia memiliki batasan-batasan.
 Isen-Isen Belah Ketupat merupakan representasi dari relief candi
Badut yang memiliki makna pengakuan bahwa manusia tidak
sempurna, tempatnya salah dan tidak layak juga tidak pantas untuk
menyombongkan diri. Hal tersebut sejalan dengan filosofi sulur-
sulur yang berujung pada introspeksi diri.
Berdasarkan penjelasan setiap motif batik diatas bisa kita simpulkan
bahwa motif batik malang tersebut mengharapkan suatu keluhuran dari
pemakainya untuk selalu berdiri tegak, berani, bertanggung jawab dengan
penuh rasa hormat agar mampu menyatu dengan lingkungan dia tinggal.
Saat ini motif batiknya mulai dikembangkan oleh para seniman dan
perajin kreatif Batik Malang seperti motif batik ulat bulu yang terinspirasi
dari keresahan warga Probilinggo akan hama ulat tersebut. detail motifnya
berbentuk ulat bulu yang berada di atas daun dan dihiasi telur ulat. Hasil
pengembangan motif lain yaitu gambar burung dan juga gambar kupu-kupu

5
sebagai wujud keprihatinan warga Malang akan kurangnya pemangsa ulat
yang mengakibatkan endemi ulat bulu di tahun 2013. Motif batik Malang
yang lain diantaranya, Sawat Kembang Pring (motif berbentuk bambu Jawa
sakbarong), motif Teratai Singo, Dele Kecer (hijau-merah), Kembang Kopi
(gambar motif biji kopi yang dibelah dua berwarna hitam), Kembang Tanjung
( berwarna kuning-sawo matang, diselingi gambar bunga bulat tengah dengan
pinggir bergerigi), Kembang Juwet (biru-hijau), Kembang Jeruk (coklat),
Kembang Mayang (warna merah-kuning), Kembang Manggar (warna putih-
kuning), dan Kembang Padma (teratai).
Motif batik malang modern terbaru dikenalkan oleh para mahasiswa
dari Universitas Brawijaya. Batik tersebut dinamakan Kitab Malangan yang
disarikan dari nama kitab[dibaca dari kanan], merupakan dialek warga
Malang yang suka bolak-balik kata. motif kitab malangan berupa kaligrafi
yang membentuk pola sebuah singo edan.

6
Sentra Batik Malang
Sebelumnya batik malang dikerjakan dengan teknik cap dengan alasan
karena faktor tingkat kerumitan dalam pembuatannya, namun seiring dengan
perkembangan jaman dan disadarinya bahwa batik malang merupakan
warisan seni budaya Nusantara maka pemerintah setempat kembali
menggiatkan para perajin batik untuk kembali pada patron awalnya yaitu
dikerjakan kembali dengan tangan seperti dalam proses pembuatan batik tulis.
Perlu diketahui juga bahwa beberapa motif batik malang memiliki hak paten
atas motif batik malang yang tercipta sehingga tidak sembarangan orang
boleh memperbanyak.
Salah satu sentra perajin Batik Malang yang populer terletak di Desa
Druju di Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang. teknik
pembuatan batik Druju sangat berbeda dari batik manapun. Pada umumnya
batik dibuat lembaran, selanjutnya baru dijahit menjadi model baju
batik kekinian. Berbeda dengan motif batik Druju, cara
mengimplementasikan ke dalam baju batik dengan menyambung bagian
depan dan bagian belakang sebab ditorehkan setelah kain batik dijahit
menjadi busana. Batik druju sangat identik dengan warna hitam yang lebih
pekat dari jenis batik manapun. Motif batik malang yang berasal dari desa
Druju ini telah menghasilkan lebih dari lima ratus motif batik dan hampir
setiap bulan tercipta motif-motif baru yang selalu bersinergi dengan alam
seperti hewan dan tumbuhan. Salah satu motif andalan dari batik malang desa
Druju yakni motif batik seribu mimpi.
Sentra batik malang yang lain berada di Kelurahan Samaan, Kecamatan
Klojen Kota Malang, Jawa Timur.
Batik Malang sampai sekarang belum begitu populer di kalangan
masyarakat Indonesia secara keseluruhan namun pemerintah selalu
mengupayakan penggalian motif batik Malang terbaru bersama organisasi

7
terkait lainnya dengan mengadakan pagelaran busana maupun pagelaran
budaya untuk mengunggah khasanah budaya serta untuk lebih mem populer
kan batik malang.

8
Motif Batik Malang

9
Batik Madura
____________
Kain batik Madura mulai dikenal masyarakat luas pada abad ke 16 dan
17 sejak zaman kerajaan. Alkisah bermula ketika sedang terjadi peperangan
di daerah Pamekasan Madura. Peperangan tersebut antara Ke’ Lesap
melawan Raden Azhar (Kiai Penghulu Bagandan). Raden Azhar
adalah ulama penasihat spriritual Adipati Pamekasan yang memiliki nama
Raden Ismail atauAdipati Arya Adikara IV. Sedangkan Ke’ Lesap merupakan
putera Madura asli keturunan Cakraningrat I dengan istri selir.
Raden Azhar memakai pakaian kebesaran batik motif parang atau
dalam bahasa Madura lazim disebut motif leres yaitu kain batik dengan motif
garis melintang simetris dalam peperangan tersebut. Saat memakai kain batik
motif parang, terlihat Raden Azhar memiliki kharisma dan tampak gagah.
Sejak saat itulah, jenis batik menjadi perbincangan di kalangan masyarakat
Madura terutama pembesar-pembesar di Pamekasan.
Di Jogjakarta dan Solo, Jenis kain batik parang adalah pakaian
kebesaran para raja. Konon katanya, mereka yang rakyat biasa pantang
memakainya. tetapi itu dulu, jika sekarang bolehlah asal tidak dipakai saat
bertemu dengan raja. Misalnya dipakai untuk kondangan atau menghadiri
rapat. Tokoh masyarakat penting yang mengenalkan kain batik ke Madura
adalah seorang Adipati Sumenep, Arya Wiraraja yang tidak lain merupakan
sekutu dekat Raden Wijaya, sebagai pendiri kerajaan Majapahit.
Motif batik dari madura memiliki keunikan tersendiri yang tidak
dimiliki oleh beberapa batik dari daerah lainnya. Ciri utama atau khas batik
Madura sebagai usaha rumahan yang mudah dikenali yaitu selalu terdapatnya
warna merah dalam motif bunga ataupun daun. dari beberapa kalangan

10
memberikan penilaian, terdapat kesamaan motif kain batik Jogjakarta dan
Madura. Adanya kesamaan motif kain batik Madura dan Jogjakarta
disebabkan karena ada hubungan darah antara raja Mataram dengan pembesar
di Madura itu sendiri. Kerajaan Bangkalan pada zaman raja Cakraningrat I
adalahbawahan Kesultanan Mataram yang dipimpin oleh Sultan Agung.
Corak dan motif batik madura
 Sejarah Batik Madura

Corak dari batik Madura sendiri tak lepas dari pengaruh budaya asing


seperti Cina. Warna cerah merupakan salah satu campur tangan dari orang-
orang tionghoa. Batik madura mempunyai warna yang mencolok, seperti
kuning, merah atau hijau. Masing-masing warna memiliki arti tersendiri.
Misalnya, merah melambangkan karakter masyarakat Madura yang kuat dan
keras, hijau melambang warna religi di mana beberapa kerajaan Islam
didirikan dan berkembang di Madura, kuning melambangkan bulir-bulir padi
pertanian penduduknya. Batik Madura juga memiliki perbendaharaan motif
yang beragam. Misalnya, pucuk tombak, belah ketupat, dan rajut. Bahkan,
ada sejumlah motif mengangkat aneka flora dan fauna yang ada dalam
kehidupan sehari-hari masyarakat Madura.
Teknik pewarnaan Batik Madura dilakukan secara khusus yaitu melalui
proses perendaman yang memakan waktu selama enam bulan. Jadi meski
terlihat kasar, namun batik Madura tidak murahan. Bayangkan, harga di
tingkat perajin saja bisa mencapai jutaan rupiah per helai. Keistimewaan lain
dari batik ini, semakin lama warnanya terlihat semakin cerah.

 Jenis Batik Madura

Selain berbagai motif dan corak yang beragam, batik Madura juga


mempunyai berbagai jenis. Diantaranya adalah jenis batik Gentongan. Batik
gentongan ini memiliki harga yang tak murah. Namun meski demikian, batik

11
ini selalu diburu oleh kolektor maupun penggemar batik. Batik ini diberi
nama gentongan karena pada proses pembuatannya, ada sebuah alat yang
sangat memperngaruhi yaitu gentong atau gerabah. Alat gentong atau gerabah
ini digunakan pada saat proses pewarnaan dengan bahan pewarna alami
seperti kulit mengkudu, kulit mundu, kulit buah jelawe, kayu jambal, kayu
jirek, dan yang lainnya.
Proses pewarnaan ini juga tergolong lama yaitu sekitar 3 sampai 6
bulan. Maka batik ini tergolong batik yang mahal karena dalam pembuatan
selembar batik ini diperlukan waktu 1 tahun untuk menyelesaikannya. Cirri
dari batik gentongan adalah warna yang berani, corak bahari seperti kapal,
rumpt laut, dan sebagainya. Yang menarik dari batik gentongan adalah sekilas
batik ini terlihat basah, namun jika dipegang, teksturnya halus dan kering.

12
Batik Madiun
____________
Jika kamu menganggap kalau batik Madiun baru ada sejak beberapa
tahun belakangan, berarti kamu benar-benar keliru. Sebab, batik Madiun ini
bisa dibilang sudah memiliki cerita sejarah nan panjang. Batik madiun sudah
eksis sejak jaman Kerajaan Mataram. Mengapa demikian? Sebab jika kita
tilik sejarah, Madiun adalah salah satu daerah yang termasuk kedalam
kekuasaan Kerajaan Mataram.
Ketika Kerajaan Mataram bubar, batik Madiun juga mengalami
kesurutan. Sebelum akhirnya pada zaman Belanda kerajinan batik ini mulai
menggeliat lagi. Hingga akhirnya pada tahun 1960 hingga 1980 menjadi
tahun-tahun dimana batik ini mencapai puncak kejayaannya.
Corak Batik Khas Madiun

Batik Madiun juga punya banyak corak khasnya tersendiri. Berbagai


macam corak itu menjadi simbol jika sejarah membatik di daerah ini juga
terbilang kaya dan penuh dengan filosofi. Orang Madiun mungkin kenal
dengan motif Keris. Senjata kebanggan orang Jawa itu dituangkan menjadi

13
motif batik khas daerah ini. Motif keris terinsipirasi dari sejarah panjang
Madiun.
Selain batik Keris ada juga batik Porang. Berbeda dengan keris yang
terlihat bercorak maskulin. Batik porang ini mencitrakan sebuah tumbuhan
bernama Porang yang tumbuh subur dipinggiran hutan Desa Kenongrejo.
Batik ini lebih bercorak ceria namun tetap elegan saat dipakai.
Tidak sampai disitu. Ada juga bercorak batik lain yang tak kalah
sedap dipandang. Batik itu adalah batik Retno Kumolo. Batik ini terinspirasi
dari seorang perempuan pada zaman Kerajaan Mataram yang bernama Retno
Dumilah. Perempuan tersebut adalah seorang Ksatria yang selalu berjuang
demi memertahankan wilayah Kadipaten Madiun. Batik ini biasanya
bernuansa biru. Biru sendiri dipercaya melambangkan kesejukan dan
ketentraman bumi Madiun. Sebagai daerah lumbung padi. Pengrajin batik di
Madiun menciptakan corak batik bertajuk Beras Kutah. Beras Kutah diambil
dari istilah Bahasa Jawa yang dalam Bahasa Indonesia berarti beras tumpah.
Cukup menarik menamainya dengan nama beras tumpah, meski begitu secara
tidak langsung pembatik di Madiun ingin mengumumkan jika kekayaan
pangan di kota gadis ini tak perlu lagi diragukan.

Corak Batik Khas Madiun yang Mulai Langka


Lalu, ada motif batik Kenongo. barangkali tak banyak orang yang
tahu soal batik ini. Sebab bisa dibilang corak ini sudah termasuk corak batik
yang langka. Menurut sebuah laman di Internet mengabarkan jika pengrajin
batk kenongo di Madiun ini hanya tersisa satu orang saja. Akan sangat
disayangkan jika motif batik ini benar-benar punah. Sebab motif batik
kenongo sendir menampilkan corak bunga kenangan yang memiliki warna
tegas. Batik kenongo sendiri memiliki makna harum ataupun wangi. Meski
bermotif bunga, moti ini tetap cocok dipakai oleh pria sekalipun. Sebab

14
memang corak kenongo ini punya kesan sederhana namun tetap elok untuk
dipandang.
Jika kamu mau tahu soal dimana batik-batik ini dibuat. Kamu bisa
pergi ke Desa Kenongrejo Kecamatan Pilangkenceng. Barangkali letaknya
sekitar 9 KM dari Caruban. Sentra batik didesa Kenongrejo ini sekarang
dapat membatik sekitar 100 hingga 300 meter kain tiap bulannya. Hal ini jauh
menurun ketika masa jaya batik Madiun dulu yang sebulannya dapat
menghasilkan 6 ribu sampai 7 ribu meter perbulan. Selain di Kenongrejo,
kamu juga bisa menjumpainya di Pandean, Kecamatan Taman Kota Madiun.
Disana juga salah satu sentra batik Madiun.
Ada juga sentra batik Sewulan yang letaknya di Madiun Selatan.
Sayangnya, geliat membatik disentra ini kini mulai berkurang. Padahal, batik
corak Madiun ini cukup istimewa. Batik-batik ini sangat laku dijual tidak
hanya di Madiun, tapi juga di kota-kota lain semisal Bandung, Surabaya,
Jakarta bahkan Pekalongan sebagai kota utama dalam urusan batik.
Salah satu tantangan eksistensi batik madiun kedepan adalah
regenerasi. Kian hari para pembatik di daerah ini mulai menurun.
Penyebabnya karena orang-orang muda mulai sukar untuk membatik. Mereka
lebih senang hanya membeli langsung di toko maupun swalayan terdekat.
Padahal batik adalah bagian penting dari Madiun sekaligus Indonesia.
Melestarikan batik sama artinya dengan melestarikan Indonesia dan Madiun
itu sendiri. Jadi, jangan sampai identitas Madiun ini lekang dimakan jaman,
dan anak cucu kita hanya bisa mengenal batik Madiun dari tulisan sejarah
yang entah ditulis oleh siapa.

15
Batik
Ponorogo___________
Batik Masuk Ke Ponorogo Sejak Abad Ke 15, saat itu ketika Ki
Ageng Hasan Besari Tegalsari menikah dengan salah satu Putri Keraton
Surakarta. Saat Itu juga kebudayaan Keraton Surakarta di bawa ke Ponorogo
termasuk batik. Hingga kemudian pada awal Abad Ke 20 (Sekitar Tahun
1900-1930an), adalah era dimulainya industri batik di Ponorogo.
Konon ada seorang pengusaha Tionghoa bernama Wi-Sing memiliki
sebuah usaha produksi batik yang besar, mampu memproduksi kain batik
dalam jumlah banyak. Produksi batik dari rumah produksi batik Wi-Sing ini
dipasarkan hingga ke Malaysia dan Jepang. Kesuksesan Wi-Sing inilah
kemudian menginspirasi masyarakat Ponorogo mendirikan industri batik.
Bermula belajar dari para teknisi batik asal Tulungagung yang datang ke
Ponorogo, maka industri batik Ponorogo semakin berkembang dan banyak
masyarakat Ponorogo yang menekuni industri batik.
Semakin banyak masyarakat Ponorogo yang terjun di industri Batik,
hingga kemudian pada tahun 1948, berdirilah koperasi batik yang pertama di
Ponorogo, yaitu “Koperasi Batik Bakti”. Pada waktu itu masih sedikit yang
menjadi anggota koperasi, hingga kemudian tahun 1955, terkumpul lebih dari
300 anggota, yang semuanya adalah pengusaha dan pengrajin batik.
Sentra Industri batik di Ponorogo waktu itu tersebar hingga ke
daerah Kertosari, Patihan Wetan (Kauman Pasar Pon, dulu), Pondok, Cekok,
Kadipaten, Ngunut  dan Kanten di wilayah kecamatan Babadan. Di wilayah
kecamatan Ponorogo seperti di Nologaten, Bangunsari, Banyudono,
Cokromenggalan dan Mangunsuman.  Untuk wilayah kecamatan Jenangan di
Setono dan wilayah kecamatan Siman di Kelurahan Ronowijayan. Banyaknya

16
jumlah pengusaha dan pengrajin batik ini kemudian menginspirasi untuk
membuat sebuah koperasi batik sendiri, setelah Koperasi Batik Bakti.
Koperasi batik yang baru ini hasil gabungan dari 3 koperasi batik
yang sudah ada–Koperasi Batik Kertosari, Koperasi Batik Patihan Wetan dan
Koperasi Perbaikan di desa Pondok, Babadan–hingga kemudian
terbentuklah koperasi batik yang di beri nama “Koperasi Pembatik” pada
tanggal 9 Desember 1953. Kantor Koperasi Pembatik ini pada awalnya
berada di rumah Bapak Wongsohartono di desa Pondok kecamatan
Babadan. Kemudian Dalam waktu yang singkat, pada tahun 1955, Koperasi
Pembatik telah mempunyai 150 anggota dan mencatatkan omzet hingga 5juta
rupiah setiap bulannya.
Tahun 1960, Koperasi Pembatik memulai mendirikan pabrik tekstil
“Sandang Buana”, berlokasi di Jl.Arif Rahman Hakim, sekarang digunakan
menjadi Pabrik Es. Pabrik tekstil ini beroperasi tahun 1964 dan secara
bertahap kemudian mempunyai kurang lebih 200 mesin, yang mampu
memproduksi kain mori kasar (kain blacu) sebanyak 25 meter per hari, per
mesin. Hasil produksi kain mori kasar ini kemudian di finishing di Solo,
menjadi kain mori halus. Seperti halnya pabrik tekstil milik Koperasi Bakti,
hasil dari pabrik tekstil Sandang Buana juga hanya untuk memenuhi
kebutuhan anggota Koperasi Pembatik saja. Senasib dengan pabrik tekstil
milik Koperasi Bakti, pabrik tekstil Sandang Buana pun akhirnya tutup dan
tidak beroperasi lagi sejak tahun 2004. Sampai saat ini di Ponorogo masih ada
2 koperasi batik yang besar yaitu Koperasi Bakti & Koperasi Pembatik,
hanya saja para anggotanya sudah tidak memproduksi batik .
Industri batik di Ponorogo meredup sekitar akhir tahun ‘60an hingga
tahun ‘70an. Banyak faktor yang mempengaruhi surutnya industri batik di
Ponorogo. Salah satunya adalah munculnya batik printing (batik dengan cetak
sablon). Batik printing ini harganya lebih murah karena biaya produksi lebih
ekonomis dan mampu memproduksi masal hanya dalam waktu yang singkat.

17
Semenjak itu, jatah bahan mentah untuk batik dari koperasi–seperti
kain,bahan pewarna,malam, dsb–akhirnya di jual dengan begitu saja, tidak
untuk memproduksi batik. Dari penjualan bahan mentah batik ini saja, para
pengusaha dan pengrajin batik anggota koperasi sudah mendapatkan untung
yang berlipat, demikian yang dituturkan Bapak Muchsin, sesepuh Koperasi
Batik Bakti.
Lambat laun, semakin banyak pengusaha dan pengrajin batik yang
tidak memproduksi batik lagi, bahkan kemudian beralih profesi/bidang
usaha . Sisa-sisa kejayaan industri batik Ponorogo masih bisa kita saksikan di
gaya arsitektur rumah dan bangunan yang ada di daerah-daerah sentra industri
batik. Rumah dan bangunannya kebanyakan kurang lebih sama, yaitu sedikit
berbau arsitektur Eropa dengan konstruksi yang tebal dan kokoh, atap yang
tinggi, pilar yang besar, pintu dan jendela kaca.

18
Ba
tik Magetan ____________
Sejarah Motif Batik Magetan dan Penjelasannya. Kota Magetan
merupakan salah satu tempat yang paling terkenal dengan pusat kerajinan
kain batik tulis yang tidak kalah menariknya dengan wilayah lainnya. Kota
Magetan juga mempunyai potensi pembuatan kain batik tulis sebagai bagian
dari ciri khas Kabupaten Magetan yang dikerjakan oleh masyarakat asli kota
Magetan. Masyarakat setempat biasa menyebutnya dengan istilah Batik
Sidomukti Magetan atau Batik Pring. Karena memang motif batik magetan
yang satu ini menggunakan motif bambu yang biasa dalam bahasa Jawa
diistilahkan dengan sebutan pring.
Mulai tahun 1970-an sejarah batik sidomukti magetan dimulai, batik
tulis ini mulai menjadi ciri khas kota Magetan. Pembuatan batik tulis ini
dikerjakan di Dusun Papringan, Desa Sidomukti, Plaosan, Magetan.
Sesungguhnya para pengrajin batik tulis di desa tersebut tidak hanya
membuat motif batik jenis Pring Sedapur saja. Namun, masih banyak motif
batik tulis lainnya yang dapat mereka kerjakan, seperti motif batik Cucak
Rowo, motif batik Pring Temu Rose, motif batik Parang Rusak, dan

19
sebagainya. Namun yang paling menonjol diantaranya yaitu motif batik
“Pring Sedapur”. Motif batik pring sedapur dijadikan ciri khas karena faktor
banyaknya tumbuhan bambu yang mengelilingi daerah Papringan, Desa
Sidomukti.
Motif Batik Magetan
Ciri khas dari motif batik Pring adalah gambar rumpun bambu tegak
yang di bagian atasnya terdapat gambar bulan. Akan tetapi ada juga yang
motif batiknya tanpa ada gambar bulan pada bagian atas gambar rumpun
bambu tersebut. Motif Batik Magetan memiliki suatu karakter yang cukup
kuat, yang dicirikan dengan bebas, dengan kombinasi warna yang relatif
berani (merah, hijau muda, dan kuning). Untuk membuat batik tulis ini,
membutuhkan waktu pengerjaan antara 3 sampai dengan 7 hari untuk
menyelesaikan sebuah motif batik saja. Para pengrajin batik tulis banyak
melakukan memodifikasi terhadap motif batik Pring Sedapur dengan
mengkombinasi motif batik lain yang sedang tren dipasaran.

20
Batik Gedog
Tuban_________
Sejarah awal Batik Tulis Tradisional Tuban hanya dikenal dalam suatu
wilayah kecamatan bernama Kerek, khusunya di Desa Margirejo, Desa Gaji,
Desa Kedongrejo, dan Desa Karanglo. Karena memang dikecamatan kerek
inilah pertama kali orang mulai memintal benang dan menenun kain. Dalam
perkembangannya desa-desa lain yang kemudian juga ikut menghasilkan
batik tulis tradisional ini antara lain Desa Karang, Desa Prunggahan Kulon
Kecamatan Semanding dan Desa Sumurgung Kecamatan Tuban.
Keistimewaan Batik Gedog, bukan hanya pada proses pembuatannya
saja, tetapi juga terdapat pada motifnya seperti Ganggeng, Kembang Randu,
Kembang Waluh, Cuken, Melati Selangsang, Satriyan, Kijing Miring,
Likasan Kothong, Guntingan, Panjiori, Kenongo Uleren, Panji Krentil, Panji
Serong, dan Panji Konang. Pada 3 motif batik terakhir pada zaman dulu
konon hanya dipakai pangeran. Batik Motif Panji Krentil berwarna nila justru
diyakini bisa menyembuhkan penyakit.
Batik Gedog pertama kali dibawa langsung Laksamana Cheng Ho dari
China (kini Tiongkok) pada masa pemerintahan Majapahit. Nuansa China
dari batik ini sangat melekat. Itu terlihat dari gambar burung Hong yang
menjadi kekhasan batik tersebut.
Setelah masuk Tuban, batik ini diadopsi oleh Ki Jontro, pengikut
Ronggolawe. Saat Ronggolawe memberontak Majapahit, dia dan pengikutnya
bersembunyi di hutan. Dalam persembunyian itulah, Jontro yang kemudian
namanya dipakai nama alat tenun tradisional membuat pakaian untuk
pasukannya. Semula, pakaian dari kain tenun tersebut bermotif garis-garis
sesuai alur benang. Namun, setelah terpengaruh batik Lokcan dari Laksamana

21
Cheng Ho, kain tenunnya dibatik seperti batik tersebut. Nama Gedog
kemudian diambil dari bunyi proses penenunan yang berbunyi Gedog.
Di zaman Sunan Bonang, batik ini juga dipakai oleh pengikutnya. Kini,
sebagian batik peninggalan pengikut Sunan Bonang itu disimpan di museum
Kambang Putih. Nama batik gedog berasal dari daerah asal dari batik ini,
yaitu Tuban, Jawa Timur. Batik ini memiliki ciri khas dalam corak batiknya
yaitu bercorak sirip pada tepi-tepi tiap coraknya. Ada beberapa tempat
penghasil Batik Gedog utama di daerah Tuban, yaitu daerah Karang,
Sumurgung, dan daerah Kerek. Kualitas yang ditawarkan dari batik di tiap
daerah tadi juga berbeda-beda.

22
Batik
Bondowoso__________

Daerah Bondowoso merupakan sebuah wilayah yang ada di Jawa Timur.


Daerah ini walaupun masih belum terlalu terkenal dan juga belum banyak
yang mengetahui bahwa daerah ini adalah penghasil kain batik dan juga baju
batik yang memiliki bentuk unik dan juga tidak kalah indah dari motif baju
batik kota lainnya. Seni batik di kota ini baru mulai bergerak beberapa tahun
belakangan ini dan pembuatan baju batik di kota ini pada masa dahulu hanya
dilakukan oleh perorangan dan bukan berupa sebuah industri seperti saat ini.
Pembuatan batik di daerah ini tidak memiliki catatan sejarah karena pada
masa lalu pembuatan batik di daerah ini tidak besar. Motif baju batik yang
dibuat oleh masyarakat Bondowoso memiliki ciri tersendiri dan juga jenis
motif batik yang beda dengan batik kota lainnya. Motif yang dibuat oleh
seniman batik kota ini banyak mendapatkan ide dari bentuk daun singkong
dan juga daun tembakau. Bentuk daun yang unik ini membuat motif batik
kota Bondowoso juga menjadi sangat unik dan berbeda. Motif batik dengan
bentuk daun Singkong dan juga dengan motif daun tembakau ini adalah

23
beberapa motif baju batik yang terkenal dari daerah Bondowoso dan memiliki
banyak peminat. Motif batik ini banyak yang menyebut dengan nama batik
Singkong Maesan dan juga dengan sebutan batik Sumbersari. Motif baju
batik yang menggambarkan bentuk daun singkong dan juga bentuk tembakau
ini merupakan cerminan dari kehidupan masyarakat Bondowoso yang
kebanyakan mendapatkan penghasilan dari dua benda tersebut. Masyarakat
daerah Bondowoso ini banyak yang bertani tembakau dan juga merupakan
penghasil tape yang berasal dari singkong. Hal inilah yang menyebabkan
motif baju batik dengan bentuk singkong dan tembakau adalah batik yang
menjadi ciri bagi daerah ini. Kedua motif baju batik ini memiliki keindahan
dan juga bentuk yang menarik dengan cara mereka masing masing sehingga
membuat batik ini menjadi semakin kaya akan motif yang bagus dan juga
unik. Masyarakat yang berada di daerah Sumbersari, Bondowoso ini adalah
tempat di mana para seniman batik menciptakan motif batik ini. Walaupun
batik di daerah ini baru muncul pada tahun seribu sembilan ratus delapan
puluh lima. Motif baju batik yang dibuat oleh masyarakat Bondowoso
memiliki bentuk motif yang cukup beragam, bahkan saat ini telah banyak
tercipta motif batik dengan aliran kontemporer dan juga motif batik modern.

24
Batik
Blitar_______________
Blitar telah lama memiliki seni batik. Bahkan kain batik khas dari
Blitar ini telah dipamerkan di museum Leiden Belanda. Motif batik tersebut
merupakan sebuah petunjuk tentang sejarah dalam kesenian batik di daerah
Blitar. Saat ini ditengah tingginya minat masyarakat akan berbagai produk
batik, para seniman di Blitar kembali membuat berbagai macam motif batik
baru yang dapat mewakili budaya Blitar. Salah satu motif baju batik yang
khas dari kota ini adalah kain batik tutur. Motif batik ini memiliki makna
yang mendalam dan motif batik nya merupakan rangkaian nasihat yang baik
bagi masyarakat. Selain motif batik tutur, para seniman batik Blitar telah
berhasil membuat banyak jenis motif batik diantaranya adalah motif batik
Singo Barong, motif batik Sido Mulyi, motif

Batik Kopi Blitar, motif batik Koi Penataran, motif batik Cinde


Gading, Motif batik Gambir Sepuh, Motif batik Awu nanas, motif batik winih
semi, motif batik jalu watu, motif batik celeret dubang dan masih banyak
motif batik lainnya. Motif batik khas Blitar yang bernama singo barong
merupakan motif batik yang memiliki simbol baju batik adat yang dipakai

25
untuk perang dalam mempertahankan wilayah. Motif batik jenis ini akan
membuat seorang pemakainya memiliki aura kewibawaan yang tinggi dan
sangat pantas untuk menjadi pemimpin di perusahaan atau organisasi. Motif
batik ini memang biasa dipakai oleh para petinggi baik di pemerintahan
maupun dalam perusahaan. Sementara itu motif batik yang lain adalah sido
mulyo yang merupakan baju batik yang memiliki simbol adat masyarakat
timur yang memiliki peran penting dalam kemuliaan seorang raja. Para
pemakai baju batik dengan motif ini diharapkan memiliki jiwa kepemimpinan
yang tinggi serta sifat yang mulia dan dapat menjadi panutan bagi orang
banyak. Motif kopi Blitar adalah simbol yang memperlihatkan kepemimpinan
dan yang memiliki jiwa yang adil dalam memberikan keputusan terhadap
suatu masalah. Motif ini diperuntukkan bagi para pemimpin perusahaan dan
juga pemerintahan sehingga mereka dapat memiliki jiwa yang adil ketika
memutuskan masalah yang sangat penting.

26
Batik
Blora_______________

Batik Blora hadir dan memberikan ragam jenis batik yang baru untuk
di koleksi oleh para pecinta baju batik di seluruh nusantara. Motif baju
batik yang ada di Blora ini memiliki pola yang berbeda dengan batik yang
lain dan terkenal dengan pola yang khas dari lingkungan kota mereka.
Beberapa motif baju batik khas kota ini diantaranya adalah motif batik jati
jagad, motif batik cangkang daun, dan juga motif batik ron selatar. Jenis motif
batik yang baru saja disebutkan merupakan motif baju batik yang paling
banyak disukai oleh penduduk kota ini dan juga penduduk kota lainnya.
Namun saat ini, seniman batik Blora yang mampu membuat motif batik
tersebut masih terbilang sedikit dan hanya beberapa diantara mereka yang
mampu membuat motif batik tersebut dengan pas. Salah seorang seniman
batik di kota Blora adalah Kustinah Destiana. Pembuatan batik yang khas
milik nya telah dimulai sejak tahun 2009 dan membuat motif baju batik yang

27
menggunakan tema lingkungan hutan jati sebagai motif batik utamanya. Tina
memiliki prinsip bahwa dalam membuat motif batik, seorang seniman batik
tidak boleh sembarangan dan haru memiliki makna dan juga filosofi ketika
sang seniman menggambarkan motif batik tersebut. Motif cangkang daun
adalah motif batik yang permukaan kainnya dipenuhi dengan bentuk
cangkang atau ranting dan juga daun. Motif batik yang khas ini memiliki
makna akan kehidupan manusia yang walaupun menghadapi banyak
rintangan namun harus tetap bergerak maju. Cangkang itu sendiri memiliki
makna rintangan dan daun adalah wakil dari makna kehidupan. Karya batik
yang dihasilkan oleh Tina ini telah terkenal dengan kualitasnya yang sangat
baik. Bahkan beberapa karya batik yang dia buat pernah ikut dalam lomba
desain batik tulis dan berhasil menjadi juara pertama pada kompetisi tersebut
untuk tingkat provinsi. Sementara ketika ikut dalam pertandingan tingkat
nasional, motif batik yang beliau desain berhasil menjadi juara ketiga. Dalam
perlombaan tersebut bahkan membuat para juri sangat terkesan dengan motif
batik jati yang dia buat dan mengharapkan agar motif batik jati ini dapat
menjadi ikon dan lambang dari kota Blora.

28
PENUTUP
Demikianlah yang dapat kami sampaikan mengenai materi yang menjadi
bahasan dalam kliping ini, tentunya banyak kekurangan dan kelemahan
kerena terbatasnya pengetahuan kurangnya rujukan atau referensi yang kami
peroleh hubungannya dengan kliping ini. Penulis banyak berharap kepada
para pembaca yang budiman memberikan kritik saran yang membangun
kepada kami demi sempurnanya kliping ini. Semoga kliping ini dapat
bermanfaat bagi penulis dan para pembaca khusus pada penulis.

Anda mungkin juga menyukai