KLIPING P5
Anggota Kelompok:
Benaya Lumban Tobing
Neo Pandu Mangatur Marbun
Bara Jiwa Yudayumi
Trecia Putri Natasya
Shany Angeline
1. Batik Merak
● Asal: Jawa timur ( Ponorogo )
● Sejarah : Kota Ponorogo Jawa Timur tak hanya terkenal
dengan reognya, tapi juga batik dengan corak khas merak
dan reog. Sejarah pembatikan Ponorogo berkaitan dengan
perkembangan agama Islam dan kerajaan-kerajaan dahulu.
Karena Raden Batoro Katong yang juga disebut sebagai
Raden Katong Dan Adipati Ponorogo merupakan pejuang
Islam dan petilasan yang ada sekarang adalah sebuah
masjid di daerah Patihan Wetan. Perkembangan
selanjutnya, di daerah Tegalsari Ponorogo, ada sebuah
pesantren yang diasuh Kyai Hasan Basri atau yang dikenal
dengan sebutan Kyai Agung Tegalsari. Pesantren Tegalsari
ini selain mengajarkan agama Islam juga mengajarkan
ilmu ketatanegaraan, ilmu perang dan kesusasteraan. Kyai
Hasan Basri ini diambil menjadi menantu oleh raja
Keraton Solo. Saat itu seni batik baru terbatas dalam
lingkungan keraton. Putri keraton Solo yang menjadi istri
Kyai Hasan Basri diboyong ke Tegalsari dan diikuti oleh
pengiring-pengiringnya. Disamping itu banyak pula
keluarga keraton Solo belajar di pesantren ini. Peristiwa
inilah yang membawa seni batik keluar dari kraton menuju
ke Ponorogo. Pemuda-pemudi yang dididik di Tegalsari
ini, dalam masyarakat akan menyumbangkan dharma
batiknya dalam bidang-bidang kepamongan dan agama.
● Makna filosofi: motif batik merak memiliki makna
kekuatan,keindahan,kekuasaan,dan keberanian.
● Penjelasan lain lain: Batik klasik Ponorogo ini merupakan
motif batik merak berlatar warna ireng yang diilhami dari
kesenian reog yang menjadi ikon daerah Ponorogo. Motif
merak yang sangat kental dengan kesenian budaya
tradisional Ponorogo memiliki arti keindahan yang
dikemas dengan kemewahan bulu-bulu burung merak.
Sumber:https://fitinline.com/article/read/batik-ponorogo/
● Sumber: http://goodnewsfromindonesia.id
3.Batik Tuban
● Sejarah Batik Pekalongan: Batik Pekalongan sudah ada sejak
masa kerajaan Majapahit, diperkirakan sekitar tahun 1800-an.
Pada zaman itu, kain batik hanya dipakai oleh anggota keluarga
kerajaan dan para abdi dalem di istana. Lalu, dengan berjalannya
waktu seni membatik mulai dikenalkan kepada masyarakat, dan
disebarluaskan di luar Keraton. Hingga akhirnya, batik tersebut
menjadi motif pakaian yang dikenal umum dan dipakai oleh
masyarakat Pekalongan dan sekitarnya.
● Makna filosofi:
Motif batik Pring Sedapur sendiri memiliki makna filosofis yang
cukup mendalam.Objek utamanya yaitu tanaman bambu adalah jenis
tanaman yang tumbuh secara bergerombol, melambangkan persatuan
atau kekuatan.Tanaman Bambu juga dapat dikumpulkan menjadi satu,
dirangkai menjadi tali yang erat dan kuat. Artinya manusia tak bisa
hidup sendiri sehingga kerukunan dan kebersamaan harus selalu
dijaga. Bambu juga kerap digunakan sebagai alat untuk berperang
pada zaman dahulu. Para pahlawan melawan penjajah dengan
menggunakan senjata berupa bambu runcing. Oleh karena itu, batik
dengan motif bambu ini juga memiliki nilai-nilai filosofis perjuangan
para leluhur kita.Batik Pring Sedapur merupakan salah satu dari motif
batik khas Sidomukti. Batik Sidomukti sendiri memiliki filosofi yang
diambil dari namanya, yaitu ‘Sido’ yang mempunya makna ‘mau’,
dan ‘mukti’ yang artinya mulia dan sejahtera.Oleh karena itu, motif
batik Sidomukti memiliki harapan agar pemakainya dapat menjadi
seseorang yang mulia, sejahtera, serta harapan agar keinginannya
dapat terwujud.
● Sumber:
https://id.theasianparent.com/batik-pring-sedapur