Anda di halaman 1dari 7

KLIPING

MOTIF BATIK

DISUSUN OLEH:
NAMA : DWI SURYANI
KELAS : VII A
NO. ABSEN : 14

SMP N 40 PURWOREJO
TAHUN PELAJARAN 2020/2021
SEJARAH BATIK

Pada awalnya motif batik hanya terdiri dari 3 (tiga) motif, namun seiring
dengan perkembangan jaman motif batik sangat banyak ragamya, tergantung kreatifitas
dari masing-masing perancangnya.
1. Batik Kawung
Kawung termasuk motif yang sangat tua. Motif ini umumnya hanya berisi
bulatan-bulatan yang saling bersentuhan maupun beririsan satu sama lain.
Batik motif Kawung mempunyai makna yang melambangkan harapan agar
manusia selalu ingat akan asal usulnya. Jaman dahulu, batik motif kawung
dikenakan di kalangan kerajaan. Pejabat kerajaan yang mengenakan batik motif
kawung mencerminkan pribadinya sebagai seorang pemimpin yang mampu
mengendalikan hawa nafsu serta menjaga hati nurani agar ada keseimbangan dalam
perilaku kehidupan manusia.
Sejarah diketemukannya batik motif kawung ini adalah ketika ada seorang
pemuda dari desa yang mempunyai penampilan berwibawa serta disegani di
kalangan kaumnya. Tak lama karena perilaku pemuda ini yang sangat santun dan
bijak, hingga membuat namanya terdengar hingga di kalangan kerajaan Mataram.
Pihak kerajaan merasa penasaran dengan kemashuran nama pemuda ini,
sehingga diutuslah telik sandi untuk mengundang pemuda ini menghadap raja. Sang
telik sandipun berhasil menemukan pemuda ini. Mendengar bahwa putranya
diundang oleh raja, membuat ibunda merasa terharu dan menggantungkan banyak
harapan. Ibunda berpesan agar si pemuda ini bisa menjaga diri & hawa nafsu serta
tidak lupa akan asal-usulnya. Untuk itulah ibunda membuatkan batik dengan motif
kawung, dengan harapan putranya bisa menjadi manusia yang berguna bagi
masyarakat banyak.
Tak lama kemudian setelah dipanggil oleh pihak kerajaan dan diberikan
beberapa pekerjaan yang selalu bisa diselesaikannya, akhirnya pemuda ini diangkat
menjadi adipati Wonobodro. Dalam pengangkatannya sebagai adipati Wonobodro,
pemuda ini mengenakan baju batik pemberian ibundanya dengan batik motif
kawung. Dan akhirnya hingga saat ini, batik motif kawung semakin dikenal
masyarakat. Berikut adalah macam motif kawung, antara lain :
Kawung Sidomukti Kawung Sidomukti

Kawung Kawung

Motif-motif Batik Kawung

2. Batik Ceplok
Batik ceplok berisikan bulatan-bulatan, kotak-kotak, maupun parang. Batik
ini mempunyai motif yang lebih bervariasi dibandingkan batik Kawung.
Sebagian besar Pola Ceplok itu merupakan pola-pola batik kuno yang
terdapat pada hiasan arca di Candi Hindu/Budha dengan bentuk kotak-kotak,
lingkaran, binatang, bentuk tertutup serta garis-garis miring. Pola dasar yang
terdapat pada candi Hindu di arca Ganesha dari Banon Borobudur, arca Hari Hara
dari Blitar, Ganesha dari Kediri dan arca arca Parwati dari Jawa merupakan pola
dasar dari pola Kawung. Dasar pola Ceplok terdapat di arca Budha antara lain
Budha Mahadewa dari Tumpang dan arca Brkhuti dari candi Jago.
Terlihat dari uraian diatas pola Kawung merupakan pola ceplok tertua dan
terdiri dari 4 ragam hias elips atau lingkaran yang disusun sedemikian rupa sehingga
keempatnya besinggungan satu sama lainnya dan ditengahnya terdapat ragam hias
Mlinjon.
Selanjutnya elips/lingkaran ini dimodifikasi dengan menambah ragam hias
isen atau mengubah bentuk sehingga diperoleh pola kawung yang indah dan
beragam dengan nama beragam pula, antara lain kawung prabu, brendi, geger
mendut, gelar, sisik dan sebagainya.
Dari ukuran lingkaran juga diciptakan berbagai pola seperti kawung ndil, sen,
benggol, semar, raja dan lainnya. Pola Kawung seperti halnya pola nitik, pola banji,
pola ganggong karena jumlahnya sangat banyak sering dikelompokan sebagai pola
tersendiri. Dengan demikian pembagian golongan dalam pola geometris menjadi
golongan Ceplokan, golongan pola Kawung, Pola Nitik, Pola Ganggong, Pola Banji,
Pola Parang dan pola Lereng.
Pola Ceplok kuno Yogyakarta adalah dari keraton Kotagede [Mataram]
sedangkan pola Ceplok Surakarta diciptakan setelah pembagian kerajaan Mataram
menjadi dua. Kadang ada pola yang dinamakan sama tetapi polanya beda antara satu
tempat dan lainnya, seperti pola ceplok Yogya kadang mempunyai nama sama
dengan pola semen Surakarta, contohnya pola ceplok Kokrosono di Yogya kalau di
Surakarta dikenal sebagai pola Semen. Berikut adalah macam motif batik ceplok,
antara lain :

Ceplok Ceplok

Ceplok ambar kumitir Nam-naman ceplok rider

Motif-motif Batik Ceplok

3. Batik Parang
Parang dalam bahasa Jawa berarti pedang/pisau. Sesuai dengan motifnya,
bentuk mofit parang menyerupai deretan pedang/pisau dengan lengkungan-
lengkungan yang teratur.
Jenis-Jenis Motif Parang :
1) Parang Rusak
Motif ini merupakan motif batik sakral yang hanya digunakan di
lingkungan kraton. Pada jaman dahulu, Parang Rusak biasanya digunakan
prajurit setelah perang, untuk memberitahu Raja bahwa mereka telah
memenangkan peperangan.
Parang Rusak

Motif ini diciptakan oleh Panembahan Senopati, pendiri Kerajaan


Mataram. Konon, sang raja sering bertapa di sepanjang pesisir selatan Pulau
Jawa yang dipenuhi oleh jajaran pegunungan seribu yang terlihat seperti pereng
(tebing) berbaris. Akhirnya, ia menamai tempat bertapanya dengan pereng yang
kemudian berubah menjadi parang. Di salah satu tempat bertapa tersebut, ada
bagian yang terdiri dari tebing-tebing atau pereng yang rusak karena terkikis
deburan ombak laut selatan, sehingga lahirlah ilham untuk menciptakan motif
batik yang kemudian diberi nama Parang Rusak

2) Parang Barong
Motif batik ini berasal dari kata “batu karang” dan “barong” (singa).
Parang Barong merupakan parang yang paling besar dan agung, dan karena
kesakralan filosofinya motif ini hanya boleh digunakan untuk Raja, terutama
dikenakan pada saat ritual keagamaan dan meditasi.
Motif ini diciptakan Sultan Agung Hanyakrakusuma yang ingin
mengekspresikan pengalaman jiwanya sebagai raja dengan segala tugas
kewajibannya, dan kesadaran sebagai seorang manusia yang kecil di hadapan
Sang Maha Pencipta.

Parang Barong
Kata barong berarti sesuatu yang besar, dan ini tercermin pada besarnya
ukuran motif tersebut pada kain. Motif Parang Rusak Barong ini merupakan
induk dari semua motif parang. Motif ini mempunyai makna agar seorang raja
selalu hati-hati dan dapat mengendalikan diri.
3) Parang Klitik
Motif batik yang menyimbolkan perilaku halus dan bijaksana. Dulu motif
batik ini hanya dikenakan oleh para putri raja.

Parang Klitik

4) Parang Slobog
Motif batik yang menyimbolkan keteguhan, ketelitian, dan kesabaran.
Motif ini dulu dipakai pada upacara pelantikan para pejabat pemerintahan,
karena melambangkan harapan agar para pejabat selalu diberi petunjuk dan
kelancaran dalam menjalankan semua tugas-tugas yang menjadi tangung
jawabnya.

Parang Slobog

Selain untuk pelantikan pejabat, Slobokan atau parang Slobog hanya


boleh dikenakan dalam acara pemakaman saja. Hal ini merupakan simbolisasi
harapan agar arwah yang meninggal mendapatkan kemudahan dan kelancaran
dalam perjalanan menghadap Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, sedangkan
keluarga yang ditingalkan juga diberi kesabaran dalam menerima cobaan
kehilangan salah satu keluarganya.

Selain motif-motif batik parang diatas, masih terdapat bermacam motif


parang yang lainnya, yaitu seperti pada gambar di bawah ini:
Parang Parang

Parang Kusumo Truntum Parang

Motif-motif Batik Parang

4. Batik Modern
Batik modern cenderung mengekspor gambar-gambar nyata, seperti burung
atau gambar binatang lainnya, daun-daunan atau bunga. Dari sisi pewarnaan, batik
modern juga lebih kaya warna dan lebih berani menampilkan warna-warna cerah.
Contoh batik modern seperti di bawah ini:

Batik Modern

Anda mungkin juga menyukai