Anda di halaman 1dari 31

 Batik Parang

Parang merupakan motif khas Solo, yang namanya diambil dari kata Pereng
yang artinya adalah lereng. Makna motif batik Parang menggambarkan sebuah
kesinambungan hidup, sesuai dengan coraknya yang mirip huruf S yang saling
bergandengan.

 Batik Cuwiri

Batik Cuwiri adalah motif yang umum dikenakan sebagai kemben. Kain ini juga sering

dipakai untuk upacara adat Jawa yang disebut ‘mitoni’. Secara makna, cuwiri berarti ‘kecil-

kecil’. Ornamen yang menonjol dari motifnya adalah unsur Gurda serta Meru.
 Batik Kawung

Kawung adalah nama buah sejenis kelapa. Inilah asal motif batik Kawung,

dimana coraknya mirip bulatan buah Kawung dengan pola khas bulat-lonjong. Makna

motif batik Kawung menyimbolkan panjang umur dan kesucian bagi pemakainya.

 Batik Sidomukti

Sidomukti biasanya digunakan dalam upacara perkawinan. Makna motif batik

Sidomukti dapat dilihat dari arti namanya. Sido berarti ‘terlaksana’, yang secara

filosofi mengandung harapan agar apa yang dicita-citakan dapat terlaksana.


 Motif Batik Lereng

Design motif batik lereng adalah baris diagonal pola di antara motif parang,

banyak ditemukan untuk polanya hanya deretan garis diagonal sempit penuh dengan

seluruh array pola kecil. Merupakan salah satu pola lama disediakan untuk keluarga

istana kerajaan.

 Batik Kraton

Batik ini adalah awal dari berbagai macam batik yang berkembang di

Indonesia. Pada motifnya terkandung makna serta filosofi hidup. Batik Kraton ini

dikerjakan oleh putrid putrid keraton maupun oleh pembatik ahli yang ada di dalam

lingkungan keraton. Dulunya motif ini terlarang untuk dipakai oleh orang kebanyakan

seperti halnya motif batik Parang Rusak, Parang Barong, Udan Liris serta beberapa

jenis motif yang lain.


 Batik Sekar Jagad

Motif ini merupakan salah satu motif khas batik Indonesia. Makna motif ini

adalah kecantikan atau keindahan yang akan membuat orang yang melihatnya

menjadi terpesona. Ada juga yang berpendapat bahwa kata Sekar Jagad berasal

dari kata dalam bahasa Jawa “kar jagad” (kar: peta, jagad: dunia) yang berarti

motif ini menggambarkan keragaman di seluruh dunia.


 Motif batik Bali

Kota bali merupakan pulau yang terletak di bagian timur indonesia yang

memiliki pesona yang indah dimata Indonesia dan bahkan dunia. Tidak hanya sekedar

candi-candi, dan pantainya yang banyak menjadi perhatian oleh warga, namun Pulau

bali ini juga memiliki kesenian membatik. Bali bisa dipastikan memiliki perpaduan

corak yang ada didalam negeri maupun luar negeri. Banyaknya wisatawan yang

membawa barang-barang yang bermotif ikut mempengaruhi perubahan desain batik

di Bali. Adapun batik bali juga dipengaruhi oleh batik dari jawa, seperti batik

pekalongan. Bisa dikatakan motif - motif yang ada di bali cukup berani bermain

dengan warna yang terang dan berfariatif.


 Motif batik Jombang

Mulai muncul batik jombangan sejak tahun 1993, diawali oleh salah seorang
warganya yang mencoba membuat sebuah kerajinan batik yang kemudian diikuti oleh
warga lainnya. Batik jombang berkiblat kepada solo yang pada waktu itu kaya akan
motifnya. Motif jombanga atau jombangan diadaptasikan dengan pola – pola candi
arimbi yang terdapat di daerahnya, yang berbentuk segi tiga. Sedangkan
penggunaan warna pada batik jombang ini sebagian menggunakan warna alami dan
warna hasil sisa limbah.

 Batik Motif Pari Kesit

Motif batik pari kesit ini mengandung arti/ makna bahwa untuk mencari
keutamaan maka harus dilandasi dengan kegesitan dan kerja keras. Namun usaha
tersebut juga tidak boleh bertentangan dengan norma yang berlaku di masyarakat.
Usaha keras dan juga gesit namun dilandasi dengan cara yang kotor akan berakibat
buruk bagi dirinya sendiri.
 MOTIF BATIK PARANG KUSUMO (Motif Batik Tulis)

Zat Pewarna: Naphtol


Digunakan : Sebagai kain saat tukar cincin
Unsur Motif : Parang, Mlinjon
Ciri Khas : Kerokan
Makna Filosofi : Kusumo artinya bunga yang mekar, diharapkan
pemakainya terlihat indah

 MOTIF BATIK TRUNTUM

Zat Pewarna: Soga Alam


Digunakan : Dipakai saat pernikahan
Ciri Khas : Kerokan
Makna Filosofi : Truntum artinya menuntun, diharapkan orang tua bisa
menuntun calon pengantin.
 MOTIF BATIK PAMILUTO

Zat Warna : Soga Alam


Kegunaan : Sebagai kain panjang saat pertunangan
Unsur Motif : Parang, Ceplok, Truntum dan lainnya
Filosofi : Pamiluto berasal dari kata “pulut”, berarti perekat, dalam bahasa
Jawa bisa artinya kepilut [tertarik].

 MOTIF BATIK TAMBAL

Zat Pewarna: Soga Alam


Digunakan : Sebagai Kain Panjang
Unsur Motif : Ceplok, Parang, Meru dll
Ciri Khas : Kerokan
Makna Filosofi : Ada kepercayaan bila orang sakit menggunakan kain ini sebagai
selimut, sakitnya cepat sembuh, karena tambal artinya menambah semangat
baru
 Batik KRATON

Penjelasan awal mula dari semua jenis batik yg berkembang di Indonesia


motifnya menggandung makna :fisiolofi hidup ,Batik-batik ini di buat oleh para putri
kraton dan juga pembatik-pembatik ahli yang hidup di lingkungan kraton .Pada
dasarnya motifnya terlarang untuk digunakan oleh orang "biasa"seperti motif batik
parang barong ,batik parang rusak termasuk batik adem liris dan beberapa motif
lainya .

 Batik PRINGGODANI

Penjelasan : Nama kesatriyan tempat tinggal Gatutkaca putera Werkudara


.Motif ini biasanya ditampilkan dalam warna-warna gelap seperti biru indigo (biru
nila )dan soga-coklat ,serta penuh sulur-suluran kecil yang diselingi dengan naga .
 Batik SEKAR JAGAD

Penjelasan Salah satu motif batik khas Indonesia ,Motif ini menggandung makna
kecantikan dan keindahan sehingga orang lain yang melihat akan terpesona .Ada pula yang
beranggapan bahwa motif sekar jagad sebenarnya berasal dari kata "kar jagad "yang
diambil bahasa jawa (kar =peta ; jagad =dunia )sehingga motif ini juga melambangkan
keagamaan di seluruh dunia.

 Batik SIDO LUHUR

Penjelasan Motif -motif berawalan sida (di baca sido ) merupakan golongan motif
yang banyak dibuat para pembatik ,kata "sida "sendiri berarti jadi /menjadi/ terlaksana
.Dengan demikian motif-motif berawalan "sida "menggandung harapan agar apa yang
diinginkan bias tercapai .Mofif sida luhur (dibaca sido luhur )bermakna harapan untuk
mencapai kedudukan yang tinggi ,dan dapat menjadi panutan masyarakat .
 Batik SEMEN RAMA

Penjelasan Dimaknai sebagai penggabaran dari 'kehidupan yang seni


(kehidupan yang berkembang atau makmur ) .Terdapat jenis ornament pokok pada
motif-motif semen .Yang pertama adalah ornament yang berhubungan dengan
daratan ,seperti tumbuh-tumbuhan atau binatang berkaki empat .Kedua adalah
ornament yang berhubungan dengan udara seperti garuda ,burung dan mega
mendung . Sedangkan yang ketiga adalah ornament yang berhubungan dengan laut
dan air ,seperti ular ,ikan dan katak .Jenis ornament tersebut kemunginan besar ada
hubunganya dengan paham triloka atau tribuwana . Paham tersebut adalah ajaran
tentang adanya tiga dunia ,Dunia setengah tempat manusia hidup dunia atas tempat
para dewa dan para suci ,Serta dunia bawah tempat orang yg jalan hidupnya tidak
benar /dipenuhi angkaramurka .Selain makna tersebut motif semen rama (dibaca
semen romo) sendiri sering kali di hibungkan dengan cerita Ramayana yang sarat
dengan ajaran Hasta Brata atau ajaran keutamaan kepada Wibisana ketika
dinobatkan menjadi Raja Alengka . Jadi semen romo menggandung ajaran sifat -
sifat utama yang seharusnya di miliki oleh seorang RAJA atau pemimpin rakyat .
 Batik Sudagaran

Penjelasan Merupakan motif larangan dari kalangan kraton yang membuat


seniman dari kaum sudagar untuk menciptakan motif baru yang sesuai selera
masyarakat sudagar .Mereka juga mengubah motif larangan sehinga motif tersebut
dapat dipakai masyarakat umum .Desain batik Sudagar umumnya terkesan"
berani"dalam memilih bentuk ,Stilisasi atas benda-benda atau alam satwa ,maupun
kombinasi warna yang didominasi warna soga dan biru tua .Batik Sudagar menyajikan
kualitas dalam proses pengerjaan serta kerumitan dalam menyajikan ragam hias
yang baru. Pencipta batik Sudagar mengubah batik keraton dengan isen-isen yang
rumit dan mengisinya dengan cecek (bintik) sehingga tercipta batik yang amat
indah.
 Batik Petani

Penjelasan : Merupakan batik yang di buat sebagai selingan kegiatan ibu


rumah tangga dirumah dikala tidak pergi kesawah atau saat waktu senggang
.Biasanya batik ini kasar dan kagok serta tidak halus .Motifnya turun temurun
sesuai dengan daerah masing-masing dan batik ini di kerjakan secara tidak
professional karena hanya sebagai sambilan ,untuk pewarna pun di ikutkan ke
Sudagar .

 Batik Kraton

Penjelasannya: Batik ini adalah awal dari berbagai macam batik yang
berkembang di Indonesia. Pada motifnya terkandung makna serta filosofi hidup.
Batik Kraton ini dikerjakan oleh putrid putrid keraton maupun oleh pembatik ahli
yang ada di dalam lingkungan keraton. Dulunya motif ini terlarang untuk dipakai oleh
orang kebanyakan seperti halnya motif batik Parang Rusak, Parang Barong, Udan
Liris serta beberapa jenis motif yang lain.
 Batik Kawung

Penjelasan: Motif batik Kawung mempunyai pola berupa bulatan seperti buah Kawung,
yaitu sejenis kelapa atau kolang kaling yang disusun rapid dan geometris.
Motif ini juga kadang diwujudkan sebagai gambar bunga teratai (lotus) dengan 4 lembar
daun bunga yang merekah. Teratai sendiri adalah bunga yang melambangkan panjang umur
dan kesucian. Umumnya pemberian nama nama motif batik Kawung didasarkan atas besar
kecilnya bentuk bulatan yang terdapat dalam motif. Sebaga contoh, Kawung Picis adalah
batik kawung yang motifnya tersusun atas bulatan bulatan yang kecil (picis adalah nama
mata uang sepuluh sen yang ukurannya kecil). Kemudian Kawung Bribil adalah batik kawung
yang motifnya tersusun atas bulatan bulatan yang ukurannya lebih besar dari kawung picis
(bribil adalah nama mata uang yang ukurannya juga lebih besar bila dibandingkan dengan
picis). Sedang Kawung Sen mempunyai bentuk bulat dan lonjong yang lebih besar disbanding
Kawung Bribil.

 Batik Parang atau lereng

Menurut pakem nya hanya boleh digunakan oleh sentono dalem ( anak dari ratu).
Lereng berasal dari kata mereng (lereng bukit). Sejarah motif ini diawali ketika terjadi
pelarian keluarga kerajaan dari Kraton Kartasura. Para keluarga Raja terpaksa bersembunyi
di daerah pegunungan agar terhindar dari bahaya.
 Batik Motif Abstrak

Ini adalah motif yang paling bebas. Motif ini menggabungkan berbagai unsur warna.
Penciptanya mengarahkan arti ini pada kehidupan yang lain: hidup setelah mati, sehingga
penggambarannya abstrak. Walaupun ada beberapa motif tradisional yang menggambarkan
kehidupan setelah mati, misalnya motif burung huk, tetapi motif ini sering dianggap tidak
memiliki jiwa muda.

 Batik Pekalongan

Motif Batik Pekalongan sedikit banyak dipengaruhi pembauran masyarakat


Pekalongan, Jawa Tengah, dengan berbagai bangsa seperti Cina, Belanda, Arab, India,
Melayu, dan Jepang pada masa lalu. Beberapa jenis motif batik pengaruh berbagai negara
itu kemudian dikenal sebagai identitas batik Pekalongan. Motif itu adalah batik Jlamprang
diilhami India dan Arab, batik Encim dan Klangenan dipengaruhi peranakan Cina, batik
Belanda, batik Pagi Sore, dan batik Hokokai yang tumbuh pesat sejak pendudukan Jepang.
Warna cerah dan motif beragam membuat batik Pekalongan maju pesat
 Batik Yogyakarta

Di Yogyakarta khususnya, warna batik tradisional adalah biru-hitam, serta


soga cokelat dan putih dari pewarna alam. Biru-hitam diambil dari daun tanaman
indigofera yang disebut juga nila atau tom yang difermentasi. Sementara warna
soga atau cokelat diambil dari campuran kulit pohon tinggi warna merah, kulit pohon
jambal warna merah cokelat, dan kayu tegeran warna kuning. Karakter motif batik
Yogya adalah tegas, formal, sedikit kaku, dan patuh pada pakem. Konon, karakter ini
berhubungan dengan keraton Yogya yang anti-kolonial.

 Motif Batik Geometris

Motif Geometris adalah motif-motif batik yang ornament-ornamennya merupakan


susunan geometris. Ciri ragam hias geometris ini adalah motif tersebut mudah dibagi-bagi
menjadi bagian-bagian yang disebut satu “raport”. Golongan geometris ini pada
dasarnya dapat dibedakan atas dua macam, yaitu:
a. Raportnya berbentuk seperti ilmu ukur biasa, seperti bentuk-bentuk segiempat,
segiempat panjang atau lingkaran. Motif batik yang memiliki raport segi empat
adalah golongan Banji, Ceplok, Ganggang, Kawung.
b. Raportnya tersusun dalam garis miring, sehingga raportnya berbentuk semacam
belah ketupat. Contoh motif ini adalah golongan parang dan udan liris.

Motif Batik Non Geometris

Motif non geometris adalah motif-motif batik yang tidak geometris. Termasuk dalam motif ini adalah
motis Semen, Buketan, Terang Bulan. Motif-motif golongan non geometris tersusun dari ornament-
ornamen tumbuhan, Meru, Pohon Hayat, Candi, Binatang, Burung, Garuda, Ular (Naga) dalam susunan
tidak teratur menurut bidang geometris meskipun dalam
bidang luas akan terjadi berulang kembali susunan motif tersebut.

Ornamen Motif Batik

Ornamen motif batik terdiri atas ornamen utama dan ornamen pengisi bidang.

a. Ornamen utama adalah suatu ragam hias yang mempunyai arti, sehingga susunan ornamen- ornamen
itu dalam suatu motif membuat jiwa atau arti daripada motif itu sendiri.
Contoh:

 Sawat atau lar, melambangkan mahkota atau penguasa tertinggi


 Meru melambangkan gunung atau tanah
 Lidah api atau Modang, melambangkan nyala api
 Ular/naga, melambangkan air
 Burung, melambangkan angin

Contoh ragam Hias :


b.Ornamen tambahan tidak mempunyai arti dalam pembentukan motif dan berfungsi sebagai pengisi
bidang. Bentuk lebih kecil dan sederhana. Dalam satu motif dapat diisi satu atau beberapa ornament
pengisi.

Isen motif batik


Motif batik terdiri dari ornamen utama dan ornamen pengisi. Isen motif batik adalah berupa titik-titik,
garis-garis, gabungan titik dan garis yang berfungsi untuk mengisi ornamen-ornamen dari motif atau
pengisi bidang diantara ornamen-ornamen tersebut. Isen motif ada bermacam- macam dan sekarang
masih berkembang, seperti: cecek, cecek pitu, sisik melik, cecek sawut, cecek sawu daun, sisik gringsing,
galaran, rambutan, sirapan, cacah gori, dan sebagainya.

Makna Masing Masing Motif Batik


Untuk lebih memahami makna batik, ada dua daerah asal batik yang perlu dipelajari yaitu daerah
Yogyakarta dan daerah Solo.

1. Batik daerah Solo

Daerah Solo merupakan kerajaan dengan segala tradisi dan adat istiadatnya. Ragam hias batik
diciptakan dengan pesan dan harapan semoga membawa kebaikan bagi pemakai. Semua dilukiskan
secara simbolis, misalnya:
a. Ragam hias larangan dan dianggap sakral, hanya dikenakan raja dan keluarganya yaitu parang rusak
barong, sawat dan kawung.

b. Ragam hias slobog, berarti agak besar/longgar dipakai untuk melayat. harapannya semoga arwah
yang meninggal tidak mendapat halangan.

c. Sidomukti, dipakai pengantin. Sido berarti terus menerus dan mukti berarti hidup berkecukupan.

d. Truntum, dipakai orang tua pengantin.

Truntum berarti menuntun, maknanya orang tua menuntun mempelai memasuki hidup baru

e. Satria Manah, dipakai wali pengantin pria ketika meminang dengan harapan semoga lamaran sang
pria dapat diterima dengan baik oleh pihak wanita.

f. Semen Rante, dipakai wali pengantin wanita ketika menerima lamaran. Rantai melambangkan ikatan
yang kokoh.Harapannya jika lamaran telah diterima, pihak wanita menginginkan hubungan erat dan
kokoh yang tidak
dapat lepas lagi.

g. Parang Kusumo, dipakai gadis pada upacara tukar cincin. kusumo berarti bunga yang sedang
mekar

h. Pamiluto, dikenakan ibu si gadis pada upacara tukar cincin. Berasal dari kata pulut,
melambangkan harapan ibu agar pasangan dara dan pria tidak terpisahkan lagi.

i. Bondet, dipakai pengantin wanita pada malam pertama. Berasal dari kata bundet berarti
saling mengikat

k. Ceplok Kasatriyan, dipakai sebagai kain untuk upacara kirab pengantin. Batik ini digunakan oleh
golongan menengah ke bawah. Pemakainya agar terlihat gagah dan memiliki sifat ksatria.

2. Batik daerah Yogyakarta

Perpaduan tata ragam hias Yogyakarta cenderung pada perpaduan berbagai jenis ragam hias geometris
dan berukuran besar, misalnya:
a. Ragam hias Grompol, dikenakan pada upacara perkawinan. Grompol berarti berkumpul atau
bersatu, merupakan pengharapan berkumpulnya segala sesuatu yang baik-baik seperti rejeki,
kebahagiaan, keturunan, hidup rukun dan sebagainya.

b. Tambal digunakan untuk selimut orang sakit. Tambal diambil dari pengertian menambal, yaitu
berarti menambah atau memperbaiki sesuatu yang kurang sehingga kemudian dianggap dapat
menyehatkan yang sakit.

Batik tidak hanya sekedar wastra, tetapi karya seni budaya, yang pada awalnya selalu dihadirkan pada
upacara-upacara tradisi dalam masyarakat Jawa. Batik selalu menyertai setiap tahapan dalam daur
hidup manusia. Filosofi dalam pola batik yang merupakan harapan atau doa-doa itulah yang
menyebabkan batik selalu ada pada setiap upacara-upacara masyarakat Jawa, dan di indonesia pada
umumnya.

MAKNA FILOSOFI BEBERAPA MOTIF BATIK

Batik Keraton Yogyakarta dan Surakarta


Batik Keraton Yogyakarta merupakan warisan dari pola-pola batik zaman Sultan Agung Hanyakrakusuma,
kerajaan Mataram Kotagede. Ketika Mataram mengalami perpecahan tahun 1755 menjadi Kasultanan
Yogyakarta Hadiningrat da Surakarta Hadiningrat, Yogyakarta mendapat warisan budaya Mataram. Sedangkan
Surakarta akan membuat pola pola budaya baru. Oleh karena itu seluruh busana keraton Mataram diboyong
dari Kasunanan Surakarta ke Kasultanan Yogyakarta atas permintaan Sultan Hamengku Buwana ke I.
Sedangkan Sunan Paku Buwana III sepakat akan membuat pola pola batik dan busana baru

Bentuk pola desain batik Mataram sangat teratur, sebagian besar polanya ditata secara geometris,
perpaduan warnanya sangat tegas, bahkan terkesan menyolok antara warna coklat dan putihnya, sehingga
seringkali menimbulkan kesan agak kaku. Batik Yogyakarta mempunyai warna soga coklat kemerahan atau
coklat tua, warna putih bersih dan biru tua.

Batik Kasunanan Surakarta diciptakan setelah tahun 1755, yaitu sejak masa pemerintahn Sunan PB III.
Penataan pola-polanya masih mengikuti aturan-aturan tertentu dan setiap ornament motifnya melambangkan
arti filosofis dari pengaruh budaya-budaya tersebut, namun ornamen hiasnya lebih beragam dan cenderung
terkesan feminin. Batik keraton Surakarta mempunyai warna-warna coklat kemerahan, biru tua dan warna
putihnya cenderung mengarah pada krem atau berwarna coklat kekuningan atau sogan.

BEBERAPA RAGAM MOTIF BATIK dan MAKNA FILOSOFINYA

CIPTONING

ornamen hias berupa sisik/gringsing, wayang, parang dan gurdo. Simbol kebijaksanaan. Pemakainya pada
zaman kerajaan, biasanya para pejabat pemerintahan dengan harapan agar bijaksana dlm mengatur negara.

PARANG: simbol ketajaman berpikir, keberanian, kepemimpinan

Motif parang termasuk ragam hias larangan, artinya hanya raja dan kerabatya diijinkan memakai. Besar
kecilnya motif parang juga menyimbolkan status sosial pemakainya di dalam lingkungan kerajaan. Parang
Barong, merupakan parang paling besar, diatas 20 cm ukuran besarnya garis putih

Misal, para bupati hanya diperkenankan memakai parang ukuran 4 cm. Sedangkan raja, permaisuri,
putra mahkota bebas memakai ukuran berapa pun. Para putra putri permaisuri diijinkan memakai ukuran 10 cm,
sedangkan para selir raja dibawah ukuran tersebut (8 cm). Motif ini sangat baik dikenakan ksatria karena
menyimbolkan usahanya dalam mempertahankan negara dari ancaman musuh. Parang pantang dipakai
mempelai ketika prosesi panggih. Konon, rumah tangga mereka bakalan perang terus.

Untuk gaya putri Jogja : arah parang dari kiri atas ke kanan bawah

Untuk laki laki jogja : arah parang dari kanan atas ke kiri bawah

Untuk gaya surakarta, laki laki dan putri sama arahnya, yaitu dari kanan atas ke kiri bawah

Pemakaian batik motif parang gaya Surakarta


SEGARAN CANDI BARUNA

Baruna merupakan dewa lautan, dewa yang mengajarkan makna hidup dan kehidupan kpd Bima dlm
pencariannya mengenai hakiki hidup. Motif ini menjadi kebanggaan raja raja di Pura Pakualaman

ABIMANYU

Abimanyu merupakan putra Arjuna (Pandawa). Ia akan mempunyai keturunan (Parikesit) yg akan
menurunkan ksatria yg menjadi raja-raja Jawa. Motif ini menyiratkan harapan agar pemakainya dapat memiliki
sifat sifat ksatria seperti sang Abimanyu.

Kawung

Motif Kawung berupa empat lingkaran atau elips mengelilingi lingkaran kecil sebagai pusat dengan susunan
memanjang menurut garis diagonal miring ke kiri atau ke kanan berselang-seling. Melambangkan 4 arah angin
atau sumber tenaga yang mengelilingi yang berporos pada pusat kekuatan, yaitu : timur (matahari terbit:
lambang sumber kehidupan), utara (gunung: lambang tempat tinggal para dewa, tempat roh/kematian), barat
(matahari terbenam : turunnya keberuntungan) selatan (zenit:puncak segalanya).

Dalam hal ini raja sebagai pusat yang dikelilingi rakyatnya. Kerajaan merupakan pusat ilmu, seni budaya,
agama, pemerintahan, dan perekonomian. Rakyat harus patuh pada pusat, namun raja juga senantiasa
melindungi rakyatnya.

Kawung juga melambangkan kesederhanaan dari seorang raja yang senantiasa mengutamakan kesejahteraan
rakyatnya. Motif ini juga berarti sebagai symbol keadilan dan kesejahteraan.

Ada yang beranggapan bahwa kawung merupakan salah satu jenis pohon palem atau aren dengan buah yang
berbentuk bundar lonjong, berwarna putih agak jernih yang disebut “kolang-kaling”. Pendapat lain mengatakan
bahwa kawung merupakan bentuk stirilisasi teratai (Lotus) yang bermakna kesakralan dan kesucian. Pada
zaman klasik (pengaruh Hindu Budha), lotus merupakan simbol dewa-dewa. Oleh karena itu motif ini diartikan
sebagai segal sesuatu yang murni, suci, kembali ke putih.

Pada intinya motif kawung diartikan sebagai bentuk bulat lonjong atau elips.

Udan Riris :

Mengharapkan rejeki yang datang terus-menerus, meski tidak besar namun berlangsung secara
berkesinambungan, seperti halnya hujan gerimis yang telah memberi kehidupan di bumi sehingga biji-bijian
dapat bersemai dan tumbuh menjadi tanaman untuk dimakan manusia (memberi kesejahteraan/prosperity)

Arti kedua, menggambarkan perasaan yang tengah berduka seperti rintik rintik air hujan.
Motif GRINGSING

(Gringsing buketan-Yogyakarta)

Bentuknya seperti sisik ikan, di bagian tengah terdapat titik hitam. Menurut kamus van der Tuuk, geringsing
adalah nama pakaian wayang jaman dulu. Pada umumnya gringsing menunjukkan motif bintik hitam.

Warna geringsing adalah hitam dan putih. Makna warna hitam melambangkan kekekalan. Sedangkan warna
putih lambang kehidupan. Keduanya bermakna sama dengan Bango Tulak. Motif ini dipakai sebagai penolak
malapetaka

Sekar Jagad

Sekar=bunga, Jagad= dunia,

Ornamen motif ini berupa aneka bunga dan tanaman yang tumbuh di seluruh dunia, tersusun di dalam bentuk-
bentuk elips.

Sekar jagad melambangkan luapan kegembiraan hati serta kebahagiaan. Oleh karena itu pada berbagai
kesempatan acara keluarga, sering dipakai, misal pada pertunangan, wisuda, syukuran, dll.

Pada acara ijab kabul dipakai orang tua pengantin putri. Melambangkan kegembiraan hati orang tua karena
putrinya telah mendapatkan jodoh.

Sido Mukti

(sido mukti, Surakarta)

Berasal dari kata sido yang berarti jadi, menjadi atau terus menerus. Mukti berarti bahagia, sejahtera,
berkecukupan. Motif ini melambangkan harapan suatu kehidupan masa depan yang baik, penuh kebahagiaan,
dan kesejahteraan yang kekal untuk pengantin tanpa melupakan Tuhan yang telah memberi kehidupan.

Sido Asih

filosofinya : agar mendapatkan cinta kasih, welas asih. Bagus dipakai ketika prosesi pernikahan bagi
kedua mempelai Asih artinya kasih sayang. Motif ini bermakna agar hidup rumah tangga kedua pengantin selalu
dipenuhi rasa kasih sayang sehingga mereka selalu merasa bahagia dalam suka maupun duka.

Sido Mulya

Mulya berarti mulia. Motif ini menyimbolkan harapan agar keluarga yang dibina akan terus menerus
mendapat kemuliaan meskipun mendapat suatu kesulitan. Namun dengan doa dan usaha yang tekun serta
sabar maka kesulitan tersebut akan teratasi. Mereka pun tetap diberi anugerah kemuliaan.

motif Huk

Motif ini merupakan motif larangan, sebelum pemerintahan Sultan HB IX (1940-88), hanya boleh dipakai putra
mahkota dan Raja. Simbol bahwa sbg pemimpin harus bertanggung jawab penuh pd rakyat. diibaratkan seperti
Burung Hantu yang tajam penglihatannya, meskipun malam menyelimuti kerajaan, seorang pemimpin tetap
waspada mengayomi rakyatnya. Huk merupakan kata lain dari burung hantu

Sido Luhur

Luhur berarti luhur. Dengan mengenakan kain motif tersebut diharapan kedua pengantin selalu berbudi
luhur.

Grompol atau Grombol

Grompol dalam bahasa Jawa berarti berkumpul atau bersatu. Melambangkan harapan orang tua agar
semua hal yang baik akan berkumpul, yaitu rejeki, kebahagiaan, kerukunan hidup, ketentraman untuk kedua
keluarga pengantin. Selain itu, juga bermakna harapan supaya pasangan keluarga baru itu dapat berkumpul
atau mengingat keluarga besarnya ke mana pun mereka pergi. Harapan yang lain agar semua sanak saudara
dan para tamu akan berkumpul sehingga pesta pernikahan berjalan meriah.

Tambal

(Tambal Kanoman, Surakarta)

Tambal dalam bahasa Jawa artinya menambal atau memperbaiki sesuatu menjadi lebih baik. Motif ini
merupakan perpaduan berbagai motif yang diilhami pakaian para pendeta yang terbuat dari kain
bertambal.Dipercaya pakaian pendeta itu dapat melawan pengaruh-pengaruh jahat atau tolak bala.

Konon, orang sakit yang menggunakan motif tambal sebagai selimut akan lekas sembuh. Menurut Serat
Sanasunu karya R.Ng. Yasadipura II, rakyat biasa dilarang memakai motif Tambal Kanoman karena
menimbulkan sesuatu yang tidak baik. Motif ini pun sebaiknya tidak dipakai pengantin karena dikhawatirkan
akan mendapat kesulitan ekonomi. Seperti telah disebutkan di atas motif tambal diilhami dari pakaian pendeta
yang bertambal. Pakaian itu sering dianggap sebagai pakaian orang miskin.

MOTIF SLOBOG

artinya agar longgar. bagusnya untuk melayat. jangan dipakai untuk menghadiri pernikahan, dianggap
memujikan agar cepat menuju kematian

Diposkan oleh WAHYU PASURYO di 02.44


Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

5 komentar:

1.
Bachtiar Ersa22 Oktober 2015 01.01

Temukan berbagai macam informasi batik yang ada di Indonesia beserta


makna/arti/cerita tentang batik tersebut yang ada di indonesia dan juga artikel-artikel
tentang batik di tentangbatik.com dan like page facebook tentangbatik.com

Balas

2.

Dwi Sulistiyani4 Januari 2016 18.20

Tertarik untuk mempelajari cara membuat batik tulis, cara membuat batik cap, serta
teknik pewarnaan batik?.. Anda bisa memesan paket cd belajar membatik di Fitinline..

Balas

3.

Giriloyo Art Center16 Februari 2016 21.29

mantab nih,,, sangat menarik untuk di pelajari...salam Kampung Batik Giriloyo

Balas

4.

Noferi Yatno16 Maret 2016 20.51

menambah referansi tentangperbatikan d Indonesia salah satunya batik jogja

Balas

5.

G. Priyono16 Mei 2016 23.21

Ada Baju Muslim Motif Batik disini lho

Gamis Etnique
Gamis Batik
Balas

Muat yang lain...

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

Langganan: Poskan Komentar (Atom)

vv

Hit Pages Stats

Ceas Digital
Arsip Blog
 ▼ 2014 (5)
o ► Februari (1)
o ▼ Januari (4)
 ASAL MULA HARI BATIK ( 2 OKTOBER ) Di Indonesia, ...
 MACAM-MACAM MOTIF BATIK BATIK SOLOBatik Solo...
 ASAL MULA BATIK - Sejarah Asal Mula Batik Indone...
 Berbagai Macam Motif Batik dan MaknanyaBatik merup...

Mengenai Saya

WAHYU PASURYO

Lihat profil lengkapku

dddeeemon

divine-music.info
DEMON KILL

Template Awesome Inc.. Diberdayakan oleh Blogger.

o
d
o
d
i
W
o
y
r
u
s

Anda mungkin juga menyukai