Anda di halaman 1dari 22

Motif-motif batik Yogyakarta beserta makna yang terkandung

Motif Batik Sekar Jagad

Makna yang terkandung : Motif yang berbentuk seperti pulau-pulau ini


memiliki maksud sesuai namanya, yakni sekar jagad. Dalam bahasa Jawa,
“kar jagad” mempunyai makna peta dunia. Motif batik ini mulai berkembang
pada abad ke-18.

Motif Batik Sidomukti Magetan

Makna yang terkandung : Arti dan filosofi dari motif batik sidomukti ini yaitu
harapan untuk memperoleh ketenangan lahir batin.

Motif Batik Keraton


Makna yang terkandung : Awal mulanya, motif batik keraton sangat
eksklusif. Rakyat biasa tak diperbolehkan untuk menggunakan motif ini
karena yang boleh menggunakannya hanya Sultan serta keluarganya saja.
Tetapi belakangan, ketentuan itu dicabut dan rakyat biasa sudah bisa
menggunakan motif ini.

Diantara penyebabnya eksklusifnya motif ini yaitu karena penemu motif


awalnya adalah putri-putri keraton Yogya sendiri yang notabene masihlah
anggota keluarga Sultan. Sebetulnya, sangat banyak jenis baju batik yang
dimiliki oleh Keraton Yogya.

Motif Batik Kawung

Motif batik kawung ini mungkin begitu dikenal oleh kakek-kakek kita sejak
dahulu. Hal ini karena motif ini adalah salah satu motif batik tertua di
Indonesia. Dulu, motif ini hanya bisa digunakan oleh orang-orang kerajaan
sebagai kain sarung raja ataupun permaisurinya.

Motif batik Kawung mempunyai pola bulatan yang serupa dengan buah
Kawung (semacam buah kelapa atau sering juga disebut sebagai buah
kolang-kaling) yang tertata rapi secara geometris. Dalam bentuk lain, motif
batik kawung ini dapat direpresentasikan sebagai gambar bunga teratai
dengan empat helai daun bunga yang merekah. Lotus atau teratai adalah
bunga yang melambangkan umur panjang serta kesucian.

Motif batik Kawung umumnya dinamakan berdasar pada ukuran besar atau
kecilnya bentuk bulat-lonjong yang ada didalam satu motif tertentu.
Contohnya, motif batik Kawung Picis yaitu motif batik kawung yang tersusun
serta tertata oleh bentuk alur bulatan yang kecil. Kata Picis berasal dari mata
uang senilai 10 senyang yang memiliki bentuk relatif kecil.

Sedangkan motif batik Kawung Bribil yaitu motif batik kawung yang tersusun
atau tertata oleh bentuk yang relatif lebih besar dari motif batik kawung
Picis. Sesuai dengan namanya yakni bribil, merupakan mata uang yang
memiliki bentuk relatif lebih besar dari picis serta mempunyai nilai setengah
sen. Berdasarkan bentuknya motif batik kawung yang mempunyai bentuk
bulat-lonjong yang cenderung lebih besar dari motif batik Kawung Bribil
disebut Kawung Sen.

Batik Cuwiri
batik cuwiri jaman dulu digunakan untuk menandakan tingkat derajat yang tinggi untuk
penggunanya. motif batik cuwiri ini dominan menggunakan unsuru gurda serta meru. gambar
via: Kayanabatik
Batik cuwiri merupakan motif batik yang menggunakan zat warna soga alam.
jaman dulu, pengguna motif batik cuwiri ini menandakan tingkat derajat
yang tinggi untuk penggunanya dan atau hanya dipakai untuk upacara adat
tertentu saja, seperti untuk upacara mitoni, yaitu tradisi jawa yang dipakai
untuk memperingati usia kandungan 7 bulan. Juga, motif batik cuwiri ini
digunakan untuk menggendong bayi. Batik cuwiri ini juga biasa dipakai untuk
kemben serta semekan.

Motif batik cuwiri ini dominan menggunakan unsur gurda serta meru. Kata
Cuwiri tersebut memiliki makna kecil-kecil, dan diharapkan pada pemakainya
pantas, harmonis dan dihormati sesuai dengan pandangan hidup orang-
orang jawa yaitu kemakmuran serta kebaikan.

Motif Batik Pringgondani


motif batik pringgondani ini diambil dari nama rumahnya gatotkaca anak bimo. motif batik
ini umumnya menampilkan corak gelap seperti warna biru nila dengan soga alam berwarna
cokelat dipenuhi sulur. gambar via: Ubatik – WordPress.com
Nama batik pringgondani ini diambil dari nama rumahnya Gatotkaca anak
Bimo/Werkudara. Motif batik pringgondani ini umumnya menampilkan corak
gelap seperti warna biru nila (biru indigo) dengan soga alam berwarna coklat
dipenuhi sulur-suluran atau alur kecil yang digabung dengan naga.

Motif Batik Sida Luhur


Makna yang terkandung motiif batik yang mempunyai awalan sida (dibaca
sido) adalah kelompok motif batik yang banyak dibuat oleh para pembatik.
Sedangkan kata “sida” tersebut mempunyai makna menjadi/jadi/terlaksana.
Jadi, motif batik yang berawalan “sida” ini memiliki kandungan harapan agar
apa yang dikehendaki dapat terlaksana. Motif batik Sida Luhur (dibaca Sido
Luhur) mempunyai arti harapan agar bisa meraih kedudukan tinggi, serta
dapat menjadi contoh atau panutan masyarakat.

Ada satu mitos tentang pembuatan motif batik Sido Luhur yang mana
menuntut pembuatnya, diawali dengan menahan nafas cukup lama. Motif
batik Sido Luhur dibuat oleh Ki Ageng Henis, yaitu kakek dari Panembahan
Senopati yang merupakan pendiri kerajaan Mataram Jawa, dan merupakan
cucu dari Ki Ageng Selo.

Konon motif batik Sido Luhur ini dibuat dengan cara khusus oleh Ki Ageng
Henis untuk diberikan pada anak serta keturunannya. Harapan serta doanya
agar si pemakai bisa mempunyai hati dan pikiran yang luhur sehingga dapat
bermanfaat untuk negara serta masyarakat.

Filosofi arti di balik motif batik Sido Luhur juga bermakna berhasil
mengembangkan, menyempurnakan diri menjadi manusia yang berbudi
luhur yang selalu berdoa, mengingat serta bersyukur kepadaNya. Motif ini
merupakan motif yang dipakai oleh pengantin saat pernikahan. Motif ini
berasal dari Keraton Yogyakarta.

Motif Batik Semen Rama

motif batik semen rama dimaknai sebagai penggambaran atau representasi dari satu
kehidupan yang berkembang. gambar via: PT.ITIGA
Batik semen rama dimaknai sebagai penggambaran atau representasi dari
satu “kehidupan yang semi” (kata semi yang bermakna berkembang atau
makmur). Terdapat banyak jenis ornamen utama pada motif batik semen.
Yang pertama, ornamen yang mempunyai hubungan dengan daratan, seperti
binatang berkaki empat atau tumbuhan. Kedua, ornamen yang mempunyai
hubungan dengan udara, seperti burung, garuda, serta megamendung.
Ketiga, ornamen yang mempunyai hubungan dengan laut serta air, seperti
ikan dan katak.

Jenis-jenis ornamen itu kemungkinan besar memiliki hubungan dengan


prinsip Triloka atau Tribawana. Prinsip itu adalah ajaran tentang adanya tiga
dunia yakni dunia tengah tempat manusia menjalani kehidupan, dunia atas
atau nirwana yang merupakan rumah para dewa serta orang suci, dan dunia
bawah yang merupakan tempat orang dimana jalan hidupnya dipenuhi
angkara murka.

Selain mempunyai arti itu motif batik Semen Rama (dibaca; Semen Romo)
itu sendiri kerap kali dihubung-hubungkan dengan kisah cerita Ramayana
yang penuh dengan ajaran Hastha Brata atau ajaran suci keutamaan yang di
lalui dengan delapan jalan. Ajaran itu adalah nasehat keutamaan dari
Ramawijaya pada sang Wibisana saat dinobatkan menjadi raja di kerajaan
Alengka. Sehingga kata “Semen Romo” memiliki kandungan makna sifat
utama yang semestinya dimiliki oleh para raja atau pemimpin rakyat.

Motif Batik Sida Asih


motif batik sida asih bisa diartikan sebagai perlambang suatu kehidupan manusia yang penuh
cinta kasih serta sayang, menentramkan kehidupan manusia di dunia serta di akhirat. gambar
via: Ubatik – WordPress.com
Motif Batik Sida Asih atau Sidoasih masuk dalam salah satu jenis batik
keraton. Batik sidoasih berasal dari bahasa Jawa yakni “sido” serta “asih”.
Kata “Sido” memiliki makna terus menerus/jadi/berkelanjutan. Sedangkan
kata ”asih” memiliki makna kasih sayang. Sehingga batik Sidoasih bisa
diartikan sebagai perlambang suatu kehidupan manusia yang penuh cinta
kasih serta sayang, menentramkan kehidupan manusia di dunia serta di
akhirat.

Didalam adat Jawa, batik Sidoasih ini sering digunakan pada acara
pernikahan, dimana kain batik dengan motif Sidoasih ini dipakai sebagai
busana malam pengantin. Dengan mengenakan motif batik Sidoasih, maka
pengantin mempunyai harapan untuk dapat menjalani kehidupan barunya
dengan lebih harmonis, dan makin romantis penuh cinta kasih.

Motif Batik Tambal


motif batik tambal memiliki arti menambal atau melakukan perbaikan suatu hal yang rusak.
kain motif tambal ini juga diakui bisa membantu kesembuhan orang yang sedang sakit
dengan menyelimutinya dengan kain motif tambal ini. gambar via: Ubatik – WordPress.com
Kata Tambal memiliki arti menambal atau melakukan perbaikan suatu hal
yang rusak. Dalam suatu perjalanan kehidupan, manusia harus instrospeksi
atau melakukan perbaikan diri untuk menuju satu kehidupan yang lebih
cemerlang, baik lahir ataupun batin.

Sejak dahulu, kain motif batik tambal diakui bisa membantu kesembuhan
orang yang sedang sakit. Salah satu langkahnya yaitu dengan menyelimuti
orang yang sakit itu dengan kain batik motif tambal. Mitos atau keyakinan
masyarakat jawa ini muncul dikarenakan orang yang sedang sakit dianggap
mempunyai sesuatu “yang kurang”, sehingga untuk proses penyembuhannya
perlu “ditambal”.

Motif Batik Sudagaran


motif batik sudagaran ini adalah motif larangan dari warga keraton, sehingga seniman dari
para saudagar membuat motif baru yang sesuai selera masyarakat saudagar. gambar via:
PERMAI BC
Batik jenis ini adalah motif larangan dari warga keraton, sehingga seniman
dari para saudagar membuat motif baru yang sesuai selera masyarakat
saudagar. Mereka juga mengubah motif larangan dimana motif itu bisa
dipakai oleh masyarakat umum. Motif batik Saudagaran biasanya memiliki
kesan “berani” dalam penentuan warna serta bentuk, pemakaian benda alam
atau satwa, ataupun gabungan corak warna yang dominan dengan warna
soga serta biru tua.

Motif Batik Sudagaran ini menyajikan kualitas yang mumpuni dalam proses
pengerjaan batik dan tingkat kerumitannya dalam menyajikan variasi desain
yang baru. Para pengrajin batik Sudagaran melakukan kreasi pada batik
keraton dengan memberikan isen-isen yang cukup rumit serta mengisinya
dengan cecek (bintik/titik) hingga memberikan kesan batik yang lebih indah.

Motif Batik Petani


motif batik petani adalah jenis batik yang dibuat sebagai selingan para ibu rumah tangga di
rumah selagi tidak pergi ke sawah. batik yang dibuat ini lebih kasar dan mempunyai aksen
kaku dan tak halus. gambar via: Ragam Indonesia
Motif batik petani adalah jenis batik yang dibuat sebagai selingan atau side
job para ibu rumah tangga di rumah selagi tidak pergi ke sawah atau
sewaktu senggang saja. Batik yang dibuat lebih kasar serta mempunyai
aksen kaku dan tak halus.

Motif batik petani secara turun temurun akan menyesuaikan dengan daerah
masing-masing serta batik petani ini dikerjakan secara tak profesional
karena hanya sebagai pengisi waktu senggang saja. Untuk langkah
pewarnaannya juga mengikuti pola batik saudagar.

Motif Batik Truntum


Zat Pewarna: Soga Alam
Kegunaan : Dipakai saat pernikahan
Ciri Khas : Kerokan
Makna Filosofi : Truntum artinya menuntun, diharapkan orang tua bisa menuntun calon
pengantin.
Daerah: Jogja

Motif Batik Tambal

Zat Pewarna: Soga Alam


Digunakan : Sebagai Kain Panjang
Unsur Motif : Ceplok, Parang, Meru dll
Ciri Khas : Kerokan
Makna Filosofi : Ada kepercayaan bila orang sakit menggunakan kain ini sebagai selimut,
sakitnya cepat sembuh, karena tambal artinya menambah semangat baru
Daerah: Jogja
Motif Batik Pamiluto

Zat Warna : Soga Alam


Kegunaan : Sebagai kain panjang saat pertunangan
Unsur Motif : Parang, Ceplok, Truntum dan lainnya
Filosofi : Pamiluto berasal dari kata “pulut”, berarti perekat, dalam bahasa Jawa bisa artinya
kepilut [tertarik].
Daerah: Jogja

Motif Bledak Sidoluhur

Kegunaan : Upacara Mitoni ( Upacara Masa 7 Bulan bagi Pengantin Putri saat hamil pertama
kali)
Filosofi : Yang menggunakan selalu dalam keadaan gembira.
Daerah: Jogja

Motif Sido Wirasat

Nama motif : Sido Wirasat


Daerah :
Jenis Batik :
Dikenakan : Orang tua temanten
Makna : Orang tua memberi nasehat

Motif Wahyu Tumurun

Nama motif : Wahyu Tumurun


Daerah : Pura Mangkunegaran
Jenis Batik : Batik Kraton
Motif Cakar Ayam

Kegunaan : Upacara Mitoni, Untuk Orang Tua Pengantin pada saat Upacara Tarub, siraman.
Filosofi : Cakar ayam melambangkan agar setelah berumah tangga sampai keturunannya nanti
dapat mencari nafkah sendiri atau hidup mandiri.

Motif Cuwiri

Kegunaan : Mitoni, menggendong bayi


Filosofi : Cuwiri= bersifat kecil-kecil, Pemakai kelihatan pantas/ harmonis.

Motif Grageh Waluh


Kegunaan : Harian (bebas)
Filosofi : Orang yang memakai akan selalu mempunyai cita-cita atau tujuan tentang sesuatu.

Motif Grompol

Kegunaan : Dipakai oleh Ibu mempelai puteri pada saat siraman


Filosofi : Grompol, berarti berkumpul atau bersatu, dengan memakai kain ini diharapkan
berkumpulnya segala sesuatu yang baik-baik, seperti rezeki, keturunan, kebahagiaan hidup, dll.

Motif Kasatrian
Kegunaan : Dipakai pengiring waktu upacara kirab pengantin
Filosofi : Si pemakai agar kelihatan gagah dan memiliki sifat ksatria.

Motif Kawung Picis

Kegunaan : Dikenakan di kalangan kerajaan


Filosofi : Motif ini melambangkan harapan agar manusia selalu ingat akan asal-usulnya, juga
melambangkan empat penjuru dan melambangkan bahwa hati nurani sebagai pusat pengendali
nafsu-nafsu yang ada pada diri manusia sehingga ada keseimbangan dalam perilaku kehidupan
manusia.

Motif Mega Mendung


Filosofi: Dalam faham Taoisme, bentuk awan melambangkan dunia atas atau dunia luas, bebas
dan mempunyai makna transidental (Ketuhanan).
Daerah: Cirebon

Motif Bango Tulak ( Bangun Tulak)

Filosofi: Bango-tulak diambil dari nama seekor burung yang mempunyai warna hitam dan putih
yaitu tulak. Warna hitam diartikan sebagai lambang kekal (Jawa: langgeng), sedang warna putih
sebagai lambang hidup (sinar kehidupan), dengan demikian hitam-putih melambangkan hidup
kekal.
Daerah ; Yogyakarta

Motif Gurda
(Garuda)
Filosofi: Kata gurda berasal dari kata garuda, yaitu nama sejenis burung besar yang menurut
pandangan hidup orang Jawa khususnya Yogyakarta mempunyai kedudukan yang sangat
penting. Menurut orang Yogyakarta burung ini dianggap sebagai binatang yang suci.
Daerah: Yogyakarta

Motif Meru

Filosofi: Meru berasal dari kata Mahameru, yaitu nama sebuah gunung yang dianggap sakral
karena menjadi tempat tinggal atau singgasana bagi Tri Murti yaitu Sang Hyang Wisnu, Sang
Hyang Brahma dan Sang Hyang Siwa. Sebagai simbol harapan agar mendapatkan berkah dari
Tri Murti.

Motif Parang curigo Ceplok kepet

Kegunaan : Berbusana, menghadiri pesta


Filosofi : Curigo = keris, kepet = isis
Si pemakai memiliki kecerdasan, kewibawaan serta ketenangan.

Motif Parang Kusumo


Kegunaan : Berbusana pria dan wanita
Filosofi : Parang Kusumo = Bangsawan
Mangkoro = Mahkota
Pemakai mendapatkan kedudukan, keluhuran dan dijauhkan dari marabahaya.

Motif Kawung

Zat Pewarna: Naphtol


Kegunaan : Sebagai Kain Panjang
Unsur Motif : Geometris
Makna Filosofi : Biasa dipakai raja dan keluarganya sebagai lambang keperkasaan
Daerah: Yogyakarta

Motif Sidoluhur

Daerah : Kraton Surakarta


Jenis Batik : Batik Kraton
Dikenakan : Temanten Putri (malam pengantin)
Makna : Dua jiwa menjadi satu

Anda mungkin juga menyukai