Salah satu motif batik yang paling terkenal dari Yogyakarta adalah motif kawung. Motif batik
ini berbentuk bulatan-bulatan yang menyerupai buah kawung atau buah aren yang disusun
secara geometris. Dalam kebudayaan Jawa, motif kawung yang disusun geometris ini
diartikan sebagai lambang terjadinya kehidupan manusia. Harapannya, agar manusia tidak
melupakan asal usulnya. Selain itu, motif batik kawung juga dikenal sebagai lambang
keperkasaan dan keadilan. Tak heran jika dulunya, batik kawung hanya boleh dikenakan oleh
orang-orang tertentu saja, seperti pejabat kerajaan.
Inilah salah satu motif batik paling tua dengan filosofi dan makna yang sangat dalam. Motif
batik parang mengandung nilai sekaligus petuah agar manusia tidak mudah menyerah
terhadap segala yang terjadi dalam kehidupan. Pola garisnya yang saling berkesinambungan
menggambarkan konsistensi manusia dalam memperbaiki diri dari waktu ke waktu, pantang
menyerah untuk mencapai kesejahteraan, serta menggambarkan bagaimana manusia terus
memperbaiki hubungan dengan Tuhan, alam, maupun sesamanya.
3. Motif Batik Sekar Jagad: Keragaman
Sekar jagad adalah salah satu motif batik yang berasal dari Solo dan Yogyakarta. Sekar jagad
diambil dari kata “kar” yang dalam Bahasa Belanda berarti peta dan “jagad” dalam Bahasa
Jawa yang berarti dunia, sehingga bermakna peta dunia. Motif ini menggambarkan indahnya
keragaman, baik di Indonesia maupun dunia. Selain itu, motif sekar jagad juga memiliki
makna keindahan atau kecantikan yang membuat orang yang memandangnya jadi terpesona.
Sobat Pesona pasti sudah tak asing lagi dengan motif batik yang satu ini, kan? Ya, motif batik
ini sering kita jumpai di pernikahan adat Jawa. Namanya adalah batik truntum. Truntum
diambil dari Bahasa Jawa “taruntum” yang berarti tumbuh kembali atau bersemi kembali.
Nah, asal usul batik ini selalu dikaitkan dengan cerita Ratu Kencana, lho.
Batik bergambar kuntum atau kembang di langit ini punya sejarah yang panjang. Diawali
pada abad ke-18, Ratu Kencana merasa diabaikan oleh Sunan Pakubuwana III Surakarta
Hadiningrat karena sunan memiliki selir baru di keraton. Sang ratu kemudian melampiaskan
kecemburuannya pada goresan lukisan gambar bintang dan bunga tanjung pada sehelai kain.
Melihat sang ratu yang tengah membatik, hati sunan kembali tersentuh. Rasa kasih sayang
dan cinta bersemi kembali di hati sang sunan. Dari sinilah awal sejarah batik truntum yang
kita kenal sekarang. Motif ini menyimbolkan cinta dan kasih sayang yang selalu bersemi di
antara pasangan.
Selain Jawa, Bali juga memiliki motif batik khasnya sendiri, lho. Salah satu motif batik dari
Bali yang cukup dikenal luas adalah motif batik ulamsari mas. Jika Sobat Pesona perhatikan,
gambar yang terdapat pada batik ini adalah berupa gambar udang dan ikan. Gambar udang
dan ikan dalam batik ini menyimbolkan sumber daya alam bawah laut Bali yang kaya dan
banyak dijadikan sumber mata pencaharian oleh masyarakatnya. Sehingga, gambar udang
dan ikan pada motif ulamsari mas ini dapat juga diartikan sebagai simbol kesejahteraan
masyarakat Bali.