Anda di halaman 1dari 3

Nama : Veni Nur Mayanti

NIM : 2020007088

Kelas : Membatik 3E

Prodi : PVKK

UJIAN TENGAH SEMESTER (UTS)

MEMBATIK

Membuat Motif Batik Klasik 3 Kombinasi


A. Motif Batik Parang
Batik Parang merupakan salah satu motif batik yang paling tua di Indonesia. Parang
berasal dari kata Pereng yang berarti lereng. Perengan menggambarkan sebuah garis
menurun dari tinggi ke rendah secara diagonal. Susunan motif S jalin-menjalin tidak
terputus melambangkan kesinambungan. Bentuk dasar huruf S diambil dari ombak samudra
yang menggambarkan semangat yang tidak pernah padam. Batik ini merupakan batik asli
Indonesia yang sudah ada sejak zaman keraton Mataram Kartasura (Solo). Batik Parang
memiliki makna yang tinggi dan mempunyai nilai yang besar dalam filosofinya. Batik motif
dari Jawa ini adalah batik motif dasar yang paling tua. Batik parang ini memiliki makna
petuah untuk tidak pernah menyerah, ibarat ombak laut yang tak pernah berhenti bergerak.
Batik Parang juga menggambarkan jalinan yang tidak pernah putus, baik dalam arti upaya
untuk memperbaiki diri, upaya memperjuangkan kesejahteraan, maupun bentuk pertalian
keluarga.

Batik Parang bahkan menggambarkan kain yang belum rusak, baik dalam arti
memperbaiki diri, kesejahteraan upaya mereka, serta bentuk hubungan dimana batik parang
pada masa lalu adalah hadiah yang mulia untuk anak-anaknya. Dalam konteks ini, pola
berisi dewan orang tua untuk melanjutkan perjuangan parang dilanjutkan. Garis diagonal
lurus melambangkan penghormatan dan cita-cita, serta kesetiaan kepada nilai yang
sebenarnya. Dinamika dalam pola parang ini juga disebut ketangkasan, kewaspadaan, dan
kontituinitas antara pekerja dengan pekerja lain. Batik Parang biasanya digunakan untuk
acara pembukaan. Misalnya: Senapati yang ingin pergi berperang, agar pulang membawa
kemenangan.
 '"Parang berarti perang, para raja jawa dan kesatria jawa selalu memakai batik parang
yang berarti perang melawan hawa nafsu nya setiap hari, terus menerus. Hanya para raja
ksatria lah yang boleh pakai batik parang. itu sebagai agama nya, sebagai maujud
ageman nya setiap hari, ucap tekat laku lampah.''
 "Batik artinya Bakti, Bekti, Dhama bakti, para raja ksatria jawa harus berbakti kepada
nusa bangsa keluarga dan agama nya. Ageman dari Batik menjadi agama nya, ucap
tekat laku lampah seorang menuju sampurna '".

B. Motif Batik Kawung


Batik Kawung adalah motif batik yang bentuknya berupa bulatan mirip buah kawung
(sejenis kelapa atau kadang juga dianggap sebagai aren atau kolang-kaling) yang ditata rapi
secara geometris. Kadang, motif ini juga ditafsirkan sebagai gambar bunga lotus (teratai)
dengan empat lembar mahkota bunga yang merekah. Lotus adalah bunga yang
melambangkan umur panjang dan kesucian.
Motif kawung bermakna kesempurnaan, kemurnian dan kesucian.Dalam kaitannya
dengan kata suwung yang berarti kosong, motif kawung menyimbolkan kekosongan nafsu
dan hasrat duniawi, sehingga menghasilkan pengendalian diri yang sempurna. Kekosongan
ini menjadikan seseorang netral, tidak berpihak, tidak ingin menonjolkan diri, mengikuti
arus kehidupan, membiarkan segala yang ada disekitarnya berjalan sesuai kehendak alam.
Semar, manusia titisan dewa yang berakhlak sangat baik dan bijaksana, selalu mengenakan
motif kawung ini
Terdapat beberapa pendapat mengenai asal kata kawung, di antaranya sebagai berikut:
a. Kawung dalam bahasa Jawa berarti buah pohon aren/kolang-kaling.
b. Kawung dalam bahasa Jawa berarti daun pohon aren, umumnya digunakan untuk
melinting rokok.
c. Kawung berasal dari kata bahasa Jawa, kwangwung atau dalam bahasa Indonesia
dikenal sebagai kumbang tanduk.
d. Salah satu pendapat kata kawung berasal pada kata bahasa Jawa suwung, yang artinya
kosong.

C. Motif Batik Tuntrum


Batik Truntum merupakan motif batik yang diciptakan oleh Kanjeng Ratu Kencana
(Permaisuri Sunan Pakubuwana III). Motif batik ini bermakna cinta yang tumbuh kembali.
Dia menciptakan motif ini sebagai simbol cinta yang tulus tanpa syarat, abadi, dan semakin
lama semakin terasa subur berkembang (tumaruntum). Karena maknanya, kain bermotif
truntum biasa dipakai oleh orang tua pengantin pada hari pernikahan. Harapannya adalah
agar cinta kasih yang tumaruntum ini akan menghinggapi kedua mempelai. Kadang
dimaknai pula bahwa orang tua berkewajiban untuk “menuntun” kedua mempelai untuk
memasuki kehidupan baru.

Motif Batik Yang sudah dijiplak di atas kain

Anda mungkin juga menyukai