Anda di halaman 1dari 25

Jenis-Jenis Kain

Panjang
Kain di Indonesia dapat dikelompokan menjadi dua
macam, yaitu kain panjang dan kain sarung. Kain tersebut
ada yang terbuat dari tenunan, yakni tenunan ikat dan
tenunan songket. Kain yang umum digunakan sebagai
stelan kebaya yaitu kain panjang yang terbuat dari batik.
Kain panjang berbentuk persegi panjang yang pada
umumnya berukuran kurang lebih 2,25 meter dan lebar 1
meter serta terbuat dari batik. Kain batik yang dipakai
sebagai stelan kebaya adalah kain batik Wonogiri, kain
batik Solo, kain batik Pekalongan, kain batik Garutan dan
sebagainya dengan berbagai motif kain batik tradisional.
Kain panjang dilihat dari segi motifnya,
dapat dikelompokan menjadi empat
bagian yaitu:
Motif geometris, yaitu corak gambar pada batik diambil dari
unsur perpaduan antara garis dan bidang dalam ilmu ukur.
Motif non geometris, yaitu corak gambar pada batik
yang diambil dari unsur-unsur organis.
Motif semen, yaitu corak gambar pada batik dengan
mengambil unsur tumbuh-tumbuhan, alam dan
bintang.
Motif lereng, yaitu corak gambar pada batik di
dalam garis miring.
Berikut contoh kain yang biasa dipakai untuk
stelan kebaya terutama kebaya pengantin:
Batik Sidomulyo

Motif-motif batik berawalan sida
(dibaca sido) merupakan
golongan motif yang banyak
dibuat para pembatik. Kata
“sida” dalam bahasa Jawa sendiri
berarti jadi/menjadi/terlaksana.
Dengan demikian, motif-motif
berawalan “sida” mengandung
harapan agar apa yang
diinginkan bisa tercapai,
sedangkan mulyo berarti mulia.
Batik Sidomukti

Motif batik sida mukti yang termasuk


ke dalam golongan motif semen biasa
digunakan oleh pasangan pengantin
pada waktu upacara panggih. Secara
menyeluruh motif ini sebagai
simbolisasi yang mengandung harapan
bahwa si pengantin nantinya dapat
hidup bahagia, makmur sentosa,
mempunyai sifat pemurah terutama
kepada orang yang dipimpinnya, tabah
dalam menghadapi berbagai cobaan
kehidupan.
Batik Sidoluhur

Motif batik sida luhur yang


menggambarkan proses hidup
ketika hidup di dunia. Sida luhur
berasal dari kata sida dan luhur
dapat dikategorikan kedalam
motif semen. Pola batik sida
luhur terdiri dari motif pohon
hayat, meru, burung, tumbuhan
dan garuda bersayap satu. Motif
batik ini umumnya digunakan
oleh pengantin dan juga kedua
orang tua mempelai pada saat
upacara panggih.
Batik Wonogiri

Batik Wonogiri atau lebih dikenal


dengan sebutan Batik Wonogiren
mempunyai keunikan tersendiri
dibandingkan dengan batik dari
daerah sekitar. Ciri khas Batik
Wonogiren adalah adanya remukan
dalam Motif Batik Wonogiren.
Remukan ini merupakan tekhnik
dalam pembuatan batik, dengan
cara meremuk atau memecah
malam di atas kain. Sehingga ciri
khusus motif yang ada di setiap
batik wonogiren adalah motif
pecah. Awalnya Batik Wonogiren ini
cenderung mempunyai motif
dengan dominan warna hitam dan
coklat (sogan), dengan beberapa
ruang Motif Remukan.
Batik Parang Kusuma

Motif batik parang kusuma secara


keseluruhan tersusun menurut garis
diagonal, motif api atau motif parang
posisinya bertolak belakang dengan
motif mlinjon yang berbentuk segi
empat belah ketupat. Motif batik parang
kusuma semula hanya dipakai untuk
malam selikuran oleh para putra-putri,
namun sekarang telah menjadi busana
untuk pengantin. Motif batik ini dapat
dijumpai pada busana pengantin
kasatrian ageng.
Batik Bali Prada

Dalam bahasa Jawa “prada” berarti


emas. Jadi Batik Prada itu sebenarnya
merupakan kain batik tulis, batik cap
atau batik kombinasi yang sebagian
dari motifnya (gambarnya) diberi
sentuhan unik berupa lapisan warna
keemasan sesuai dengan selera dan
kebutuhan pemakainya
Batik Simbar Lintang

Motif batik simbar lintang yang


menggambarkan rupa angkasa pada
malam hari biasa digunakan sebagai
busana pengantin pria dan wanita
pada upacara sepasaran. Simbar
lintang sendiri mempunyai makna,
agar pasangan pengantin nantinya
akan senantiasa meraih anugerah
yang berupa kebahagiaan,
kecukupan sandang pangan, dan
hidup sejahtera selamanya.
Batik Grompol

Motif batik grompol masuk kedalam


kelompok motif ceplok yang biasa
digunakan pada waktu upacara
siraman oleh calon pengantin,
dengan harapan orang yang
mengenakan kain batik tersebut,
akan memiliki masa depan yang
cerah, selalu mendapat rahmat,
banyak rejeki, banyak anak,
tentram, rukun, sejahtera, dan
damai selamanya.
Batik Truntum

Motif truntum digambarkan


sebagai bunga. Motif batik
truntum ini biasa dipakai oleh
kedua orang tua mempelai pada
waktu upacara midodareni dan
panggih. Dengan harapan dalam
hidup berkeluarga hendaknya
suami istri selalu menjaga
hubungan harmonis dan penuh
dengan kasih sayang.
Batik Cakar Ayam

Motif batik cakar ayam termasuk


kedalam jenis motif ceplok yang
tersusun atas titik-titik, garis
putus-putus, dan variasinya yang
sepintas terlihat seperti motif
pada anyaman. Motif cakar ayam
dalam batik melambangkan
semangat hidup manusia di masa
mendatang dalam mencari nafkah
sendiri dan mewujudkan
kesejahteraan seumur hidup.
Perkembangan kain panjang:

1. Kain panjang dan sarung pada awalnya dipakai dengan cara


melilitkannya di pinggang. Bentuknya lurus ke bawah atau
agak melebar ke bawah dan tanpa wiron, untuk
mengencangkain kain ini dipakai stagen yang tidak terlalu
panjang.
2. Perkembangan berikutnya, bentuk kain agak lurus ke bawah
dan tidak terlalu lebar serta sudah ada yang menggunakan
wiron yakni berupa lipit kain yang bertumpuk menyerupai
kipas yang biasanya ditempatkan di bagian muka. Jumlah
wiron selalu ganjil, yaitu 9, 11, 13 atau 15 lipatan. Ukuran
lebar wiron antara 2 sampai 2,5 cm untuk wanita dan 5 cm
untuk pria.
3. Perkembangan selanjutnya adalah dilihat dari bentuk kain
yang tidak lurus dan tidak longgar, tetapi agak ketat dan
bagian bawah menyempit, tetapi masih leluasa saat berjalan.
4. Perkembangan pemakaian kain ini yaitu kain wiron yang siap
pakai atau disebut juga dengan kain jadi. Kain jadi biasanya
tanpa gunting, yakni kain dilipat kemudian dibentuk dengan
beberapa kupnat yang dijahit serta menggunakan tutup
tarik. Kain kadi biasanya dipergunakan oleh wanita yang
belum terampil memakai kain dengan cepat dan rapih.
Langkah Pemakaian
Kain panjang digunakan dengan cara melilitkan kain tersebut
melingkari badan bagian bawah dan tarik sedemikian rupa
sehingga ujung kain yang diwiron terletak pada posisi yang
dikehendaki dan bagian bawah kain menjadi agak ketat.

Langkah memakai kain panjang:


• Letakan satu kaki kearah muka, satu kaki dibengkokkan, kain
tersebut dililitkan dari kiri menuju kanan.
• Ujung kain sebelah dalam bagian atas ditarik sampai kain
tersebut membentuk badan bagian bawah, tetapi kaki masih
dapat digerakan dengan leluasa.
• Pada bagian pinggang diberi tali sebagai pengikat pinggang
atau sebagai penahan kain panjang tersebut.

Anda mungkin juga menyukai