Anda di halaman 1dari 13

KRIYA BATIK TRADISIONAL

Motif Batik Tradisional Modern

Perkembangan Seni
Kriya Batik

Macam Macam Kriya Batik


Dari masa ke masa, dalam kurun waktu satu abad terakhir, seni batik selalu
berkembang dalam keragaman yang artistik. Dalam perkembangannya terdapat
perubahan yang sangat berharga untuk dihayati dan dikaji.

Banyak penulis, baik dari Indonesia maupun mancanegara, yang membahas benturan
dan pergeseran budaya seputar seni kriya batik. Problematikanya sangat menarik dan
unik, terutama yang terdapat di Pulau Jawa. Hal ini tidak terdapat pada kelompok
masyarakay lain di dunia, hanya terdapat di Indonesia.

Pergeseran dan tumpang tindih budaya batik antara lain dituangkan oleh Drs. H.
Hasanudin, M.Sn., dalam tesisnya Pengaruh Etos Dagang Santri pada Batik Pesisiran
(Pascasarjana ITB, 1996) antara lain menggarisbawahi bahwa:
Dalam proses perkembangan antara batik Belanda, batik China, batik Wong Kaji, batik
Wong Cilik dan Batik Klasik saling mempengaruhi dan melengkapi pada susunan
corak, ragam hias, dan warna.

Jika mengkaji budaya batik dari segi simbolisasi, dapat dilakukan dari 4 (empat)
pendekatan:
1.Simbolisasi warna (pendekatan estetika warna dan teknologi).
2.Simbolisasi ragam hias (pattern) termasuk mitor-mitosnya (pendekatan adat mitos
dan lattar foilosofinya).
3.Simbolisasi dari bahan kainnya (pendekatan teknologi kenyamanan dan estetika
bahan kain).
4.Simbolisasi pemakaian kain batik (pendekatan sosiologi antropologi kekuasaan dan
adat).

Seni batik menjadi sangat penting dalam kehidupan, karena kain batik telah terjalin
erat ke dalam lingkaran budaya hidup masyarakat. Sejak lahir, menjalani hidup di
dunia hingga meninggal dunia dibungkus dengan kain batik. Batik sangat dekat
dengan kehidupan, khususnya dalam lingkungan keluarga. Dalam keluarga yang
berperan adalah ibu. Oleh karena itu kriya batik merupakan seni kriya kewanitaan.
Proses pembatikan, sejak dikemplong, ditulis hingga dilorod, dan diperdagangkan di
Macam Macam Kriya
Batik
Motif Batik Udan Liris Motif Batik Parang dan Lereng

Motif Batik Parang Kusuma Motif Batik Mega Mendung

Motif Batik Parang Rusak Barong Motif Batik Nitik Karawitan

Motif Batik Abstrak Motif Batik Burung Huk


Motif ini mengandung makna
ketabahan dan harus tahan
menjalani hidup prihatin biarpun
dilanda hujan dan panas. Orang
yang berumah tangga, apalagi
pengantin baru, harus berani dan
mau hidup prihatin ketika banyak
halangan dan cobaan. Ibaratnya
tertimpa hujan dan panas, tidak
boleh mudah mengeluh. Segala
halangan dan rintangan itu harus
bisa dihadapi dan diselesaikan
bersama-sama.
Suami atau istri merupakan
bagian hidup di dalam rumah
tangga. Jika salah satu
menghadapi masalah, maka
pasangannya harus ikut
membantu menyelesaikan,
bukan justru menambahi
masalah.
Misalkan, bila suami sedang
mendapat cobaan tergoda oleh
perempuan lain, maka sang istri
harus bisa bijak mencari solusi
dan mencari penyelesaian
permasalahan. Begitu pula
sebaliknya, jika sang istri
mendapat godaan dari lelaki lain,
tentu suami harus bersikap arif
Motif BatikParang Kusuma,
bermakna hidup harus
dilandasi dengan perjuangan
untuk mencari kebahagiaan
lahir dan batin, ibarat
keharuman bunga (kusuma).
Contohnya, bagi orang Jawa,
yang paling utama dari hidup
di masyarakat adalah
keharuman (kebaikan)
pribadinya tanpa
meninggalkan norma-norma
yang berlaku dan sopan
santun agar dapat terhindar
dari bencana lahir dan batin.
Mereka harus mematuhi
aturan hidup bermasyarakat
dan taat kepada perintah
Tuhan.
Kondisi ini memang tidak
mudah untuk direalisasikan,
tetapi umumnya orang Jawa
berharap bisa menemukan
hidup yang sempurna lahir
batin. Mereka akan
rnengusahakan banyak hal
Motif batik parang rusak barong ini berasal
dari kata batu karang dan barong (singa).
Parang barong merupakan parang yang
paling besar dan agung, dan karena
kesakralan filosofinya, motif ini hanya boleh
digunakan untuk raja, terutama dikenakan
pada saat ritual keagamaan dan meditasi.
Motif ini diciptakan Sultan Agung
Hanyakrakusuma yang ingin
mengekspresikan pengalaman jiwanya
sebagai raja dengan segala tugas
kewajibannya dan kesadaran sebagai seorang
manusia yang kecil di hadapan Sang Maha
Pencipta.
Kata barong berarti sesuatu yang besar dan
ini tercermin pada besarnya ukuran motif
tersebut pada kain. Motif parang rusak barong
ini merupakan induk dari semua motif
parang. Motif ini mempunyai makna agar
seorang raja selalu hati-hati dan dapat
mengendalikan diri.
Ini adalah motif yang paling
bebas. Motif ini
menggabungkan berbagai
unsur dan warna.
Penciptanya mengarahkan
arti ini pada kehidupan yang
lain: hidup setelah mati,
sehingga penggambarannya
abstrak. Walaupun ada
beberapa motif tradisional
yang menggambarkan
kehidupan setelah mati,
misalnya motif burung huk,
tetapi motif ini sering
dianggap tidak memiliki jiwa
muda.
Oleh karena itu, banyak
pencipta desain batik yang
menggunakan motif abstrak
yang lebih bebas dan
ekspresif dalam
menggambarkan kehidupan
setelah mati. Motif ini
biasanya digunakan pada
lukisan dengan
penggambaran yang bebas
Batik parang atau lereng
menurut pakemnya
hanya boleh digunakan
oleh sentono dalem (anak
dari ratu). Lereng berasal
dari kata mereng (lereng
bukit). Sejarah motif ini
diawali dari pelarian
keluarga kerajaan dari
Keraton Kartasura. Para
keluarga raja terpaksa
bersembunyi di daerah
pegunungan agar
terhindar dari bahaya.
Mereka berada di daerah-
daerah yang sulit
dijangkau musuh. Motif
ini berarti juga topo broto
para raja yang dilakukan
di lereng-lereng
pegunungan untuk
mendapatkan wahyu atau
wangsit. Dalam tapa
brata itulah mereka dapat
Pada bentuk mega mendung,
bisa kita lihat garis lengkung
dari bentuk garis lengkung
yang paling dalam (mengecil)
kemudian melebar keluar
(membesar) yang
menunjukkan gerak yang
teratur harmonis. Bisa
dikatakan bahwa garis
lengkung yang beraturan ini
membawa pesan moral dalam
kehidupan manusia yang
selalu berubah (naik dan
turun).
Hal itu kemudian berkembang
keluar untuk mencari jati diri
(belajar atau menjalani
kehidupan sosial agama). Pada
akhirnya, membawa dirinya
memasuki dunia baru menuju
ke dalam penyatuan diri
setelah melalui pasang surut
(naik dan turun) dan pada
akhirnya kembali ke asalnya
(sunnatullah).
Dengan demikian, kita bisa
lihat bentuk mega mendung
selalu terbentuk dari
Kebijaksanaan menjadi
inti dari filosofi batik
bermotif nitik
karawitan. Dengan
demikian, para
pemakainya
diharapkan akan
menjadi orang yang
bijaksana. Itulah
mengapa orang-orang
yang dituakan di
lingkungannya banyak
menggunakan batik
motif ini.
Bentuk dasar ragam hias
motif burung huk adalah
seekor anak burung yang
baru menetas,
menggeleparkan kedua
sayapnya yang masih
lemah, berusaha lepas dari
cangkang telurnya, serta
separuh badan dan kedua
kakinya masih berada di
dalam cangkang. Motif
burung huk juga sering
disebut dengan motif
burung merak.
Ide dasarnya adalah
pandangan hidup tentang
kemana jiwa manusia
sesudah mati. Dan
gambaran tersebut
disimpulkan bahwa
kematian hanyalah
kerusakan raga, sedangkan
jiwanya tetap hidup
menemui Sang Pencipta.
Keunikan motif ini adalah ia
TERIMA KASIH

NAMA : FAZA ADYATMA


KELAS : S MIA 5

Anda mungkin juga menyukai