Anda di halaman 1dari 16

ANALISIS PENYEBAB PEMBENGKAKAN REALISASI

BIAYA TERHADAP RENCANA ANGGARAN PELAKSANAAN


PADA PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG

Dosen Pengampu: Adwitya Bhaskara, S.T., M.T.

Disusun Oleh:
Febriana Ayunda Syafitri 5160811002
Andy Prasetyo 5160811010
Titis Oktavian 5160811024
Faza Adyatma 5160811046
Alvin Pradana 5160811049

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS TEKNOLOGI YOGYAKARTA

YOGYAKARTA
2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Suatu pembangunan konstruksi di Indonesia semakin lama semakin
pesat sejalan dengan kebutuhan dasar dari masyarakat. Proyek konstruksi
sendiri merupakan suatu proses rencana atau desain dan spesifikasi para
perencana yang dikonveksikan menjadi suatu struktur dan fasilitas fisik
yang ada. Suatu keberhasilan dalam melaksanakan sebuah proyek
konstruksi yaitu, tepat waktu dengan anggaran yang sesuai dengan rencana
yang sudah dibuat.
Penyimpangan timbul karena keputusan yang dilakukan pada keadaan
darurat akan menimbulkan selisih. Misalnya, selisih sering timbul akibat
keputusan mendadak didalam penerimaan karyawan (karena ada karyawan
yang pensiun, meninggal, dan adanya penambahan ruangan baru), yang
tidak direncanakan sebelumnya.
Sasaran dan harapan pemilik proyek maupun kontraktor. Dalam suatu
pelaksanaanya, banyak pihak yang akan terlibat pada proyek konstruksi
tersebut, dalam hal ini dapat berpotensi terjadinya masalah dalam
melaksanakan suatu proyek tersebut semakin besar suatu proyek berarti
semakin banyak masalah yang harus siap dihadapi. Jika tidak ditangani
dengan benar, berbagai masalah akan mengakibatkan dampak yang salah
satunya adalah akan terjadinya pembengkakan biaya (cost overrun). Oleh
sebab itu harus diperhitungkan sejak awal secara matang mengenai rencana
anggaran pelaksanaan proyek (RAP).
Secara umum, proyek konstruksi itu sendiri tidak bisa lepas dari 4
(empat) aspek yaitu: biaya, waktu, mutu, dan keselamatan kerja. Oleh
karena itu, setiap pelaksanaan proyek konstruksi memerlukan suatu
manajemen proyek yang baik, yang bertujuan untuk menghindari atau
meminimalisir berbagai resiko proyek yang mungkin terjadi diantaranya
resiko terjadinya pembengkakan biaya (cost overrun) dan keterlambatan
waktu pelaksanaan pengerjaan. Suatu proyek akan berhasil dengan baik
apabila sesuai dengan biaya atau anggaran yang telah direncanakan, tepat
waktu, dan sesuai spesifikasi.
Analisis yang erat kaitanya dengan anggaran adalah sebuah analisis
selisih yang berguna untuk menganalisis selisih antara perencanaan
anggaran dengan realisasi yang ada dalam pelaksanaan. Data perencanaan
dan realisasi anggaran bila dibandingkan akan menimbulkan suatu selisih.
Selisih anggaran yang terjadi sangat perlu mendapatkan perhatian baik oleh
pemilik proyek dan pelaksana proyek karena selisih adalah perbedaan antara
biaya menurut standar (budget) dengan biaya yang sesungguhnya terjadi.
Penyebab dari adanya selisih tersebut perlu di uraikan dengan baik agar
tidak terjadi penambahan biaya yang di keluarkan oleh pemilik proyek.
Pelaksana proyek sebaiknya mampu meminimalisir pembengakakan Recana
Anggaran Pelaksanaan (RAP).
Sebuah proyek rencana anggaran pelaksanaan (RAP) digunakan untuk
memperkiraan biaya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu proyek
konstruksi, RAP dibuat oleh kontraktor agar estimasi biaya yang dibutuhkan
tidak melebihi anggaran. RAP yang digunakan pada suatu proyek berbeda
dengan rencana anggaran biaya (RAB), jika RAP digunakan untuk
memperkirakan biaya yang dibutuhkan, berbeda dengan RAB yang
digunakan sebagai dasar untuk melakukan kontrak kerja.
Suatu proyek RAP juga digunakan sebagai pedoman kontraktor untuk
melakukan perjanjian kontrak kerja dengan subkontraktor ataupun dengan
owner, atau dapat digunakan sebagai acuan negoisasi agar dapat mengetahui
keuntungan dan kerugian pada proyek tersebut. Namun apabila mengalami
kerugian, dengan adanya RAP maka suatu kontraktor dapat mencari jalan
keluar atau solusi agar mendapatkan keuntungan.
Ketika melaksanakan proyek, banyak yang kita lihat proyek yang
mengalami pembengkakan biaya dikarenakan banyak sekali pertimbangan
karena rentan terhadap kegagalan proyek. Oleh karena itu setiap pelaksaan
proyek konstruksi memerlukan manajemen proyek yang baik, yang
bertujuan untuk menghindari dan meminimalisir berbagai resiko proyek.
Pada pelaksanaan proyek sangat membutuhkan tingkat keahlian,
pengalaman, dan pengetahuan yang tinggi dalam mengistimasi biaya proyek
agar tidak terjadi pembengkakan biaya pada suatu proyek. Perlu ditinjau
juga dalam pengelolaan arus kas dalam tahap pelaksanaan, keahlian dalam
mengkoordinir sumber daya proyek agar tidak merugikan kontraktor.
Kontraktor di Indonesia beranggapan bahwa biaya adalah aspek yang
penting dan sangat diperhatikan dalam perencanaan dan pelaksanaan proyek
konstruksi. Menurut para kontraktor, tolak ukur tingkat keberhasilan suatu
proyek konstruksi ditinjau dari segi biaya ketika biaya proyek konstruksi
dapat ditekan seminimal mungkin sehingga diperoleh keuntungan yang
maksimal, atau ketika suatu pelaksanaan proyek konstruksi tidak mengalami
pembengkakan biaya selama tahap pelaksanaan, dan dapat berjalan sesuai
dengan estimasi biaya awal untuk menjauhi dari pembengkaan perlu
diperhatikan faktor faktor yang dengan baik dan mempertimbangkan biaya
setiap tahap pembangunan proyek kontruksi gedung.

1.2. Rumusan Masalah


Permasalahan yang menjadi bahan penelitian dirumuskan sebagai
berikut ini:
1. Bagaimana hubungan RAP dengan pembengkakan realisaasi
biaya?
2. faktor apa saja yang menjadi pembengkakan dalam
merealisasikan biaya terhadap RAP?
3. Apakah dampak bagi suatu proyek, bila terjadi pembengkakan
RAP

1.3. Tujuan Masalah


Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan maka memperoleh
tujuan dari penelitian ini sebagai berikut:
1. Mengetahui hubungan RAP dengan pembengkakan realisasi
biaya.
2. Mengetahui faktor-faktor dalam pembengkakan dalam
merealisasikan biaya.
3. Mengetahui dampak yang ditimbulkan bila terjadi
pembengkakan RAP.

1.4. Batasan Masalah


Penelitian ini berkaitan dengan:
1) Analisis penggunaan Rencana Anggaran Pelaksanaan berserta
dengan penyimpangan yang umumnya terjadi pada
penggunaan RAP.
2) Menguraikan cara untuk meminimalisir pembengkakan biaya
pada penggunaan Rencana Anggaran Pelaksanaan.

1.5. Keaslian Penelitian


Keaslian penelitian in diambil dari beberapa penelitian terdahulu yang
sudah ada dan mempunyai karekteristik yang relatif sama dalam hal tema
kajian, namun berbeda dari segi subjek dan metode yang digunakan.
Penelitian yang akan dilakukan mengenai Analisis Faktor-Faktor Penyebab
Pembengkakan Realisasi Biaya terhadap Rencana Anggaran Pelaksanaan
Pada Proyek Konstruksi Gedung. Penelitian terkait analisis penggunaan
Rencana Anggaran Pelaksanaan berserta dengan penyimpangan yang
umumnya terjadi pada penggunaan RAP serta berkaitan dengan uraian
untuk meminimalisir pembengkakan biaya pada penggunaan Rencana
Anggaran Pelaksanaan.
Berdasarkan uraian di atas, maka walau telah ada penelitian namun
penilitian ini tetap berbeda dengan penelitian yang lain. Dengan demikian,
maka topik penelitian yang peneliti lakukan ini benar-benar asli.

1.6. Manfaat Penelitian


Manfaat dari penelitian ini adalah,
1) Memberikan jawaban dari permasalahan-permasalahan yang
telah dirumuskan dan bermanfaat sebagai pedoman pelaksana
untuk menguraikan masalah yang sering terjadi pada realisasai
penggunaaan RAP.
2) Dapat dijadikan acuan untuk mengurangi penyimpangan
penggunaan RAP dan tidak menyebabkan pembengkakan
biaya.
3) Dijadikan bahan pembelajaran agar bisa lebih memahami
secara lebih detail dengan adanya permasalahn yang sering
terjadi di proyek, dengan adanya analisis langsung disuatu
proyek.
4) Mendapatkan pengetahuan lebih mendalam tentang
permasalahan cost overrun yang sering terjadi pada suatu
proyek.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu


Menurut UU Nomor 2 Tahun 2017, Pelaksanaan kegiatan konstruksi gedung
terdapat berbagai kegiatan, kegiatan proyek merupakan suatu kegiatan
sementara dan berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi
sumber dana tertentu. Menurut (Dipohusodo,1996). Semakin besar suatu
proyek, berarti semakin kompleks mekanismenya yang berarti semakin
banyak masalah yang harus dihadapi. Jika tidak ditangani dengan benar,
berbagai masalah tersebut akan mengakibatkan dampak berupa kelambatan
penyelesaian proyek, penyimpangan mutu hasil, pembiayaan membengkak,
pemborosan sumber daya, persaingan tak sehat di antara para pelaksana.
Menurut R. Amperawan Kusjadmikahadi,1999 (dalam Gesti Leonda, 2008)
bahwa, keterlambatan proyek konstruksi berarti bertambahnya waktu
pelaksanaan penyelesaian proyek yang telah direncanakan dan tercantum
dalam dokumen kontrak.
2.1.1
Menurut Andreas Wibowo, “Survei Persepsi Pengajuan Klaim Atas
Keterlambatan Akibat Pihak Pemilik Pada Proyek Konstruksi Pemerintah”,
Jurnal, 2008. Menjelaskan proyek konstruksi merupakan proses hasil desain
oleh perencana yang kemudian dikonversikan menjadi fisik kosntruksi
gedung. Pelaksanaan proyek konstruksi banyak dijumpai proyek mengalami
pembengkakan biaya (cost overrun) maupun keterlambatan. Tujuan penelitian
ini adalah untuk mengidentifikasi faktor-faktor penyebab terjadinya overrun,
mengidentifikasi faktor dominan penyebab terjadinya cost overrun dan
mengetahui upaya mitigasi terhadap faktor penyebab terjadinya cost overrun.
Metode pada penelitian ini adalah studi literatur terhadap penelitian-penelitain
terdahulu yang memiliki relevansi dengan tujuan penelitian. Setelah
mendapatkan literatur-literatur tersebut maka selanjutnya dilakukan
perbandingan, pengumpulan dan penginventarisasian faktor penyebab serta
upaya mitigasi terjadinya cost overrun yang terdapat pada penelitian-
penelitian tersebut. Didapat hasil faktor dominan penyebab terjadinya cost
overrun ditentukan berdasarkan nilai modus dari lima peringkat teratas hasil
penelitian yang dikaji adalah sebanyak empat kelompok faktor yaitu aspek
keuangan proyek, material, tenaga kerja dan kelayakan ekonomi.
2.1.2
Menurut R. Amperawan Kusjadmikahadi,1999 (dalam Gesti Leonda, 2008)
bahwa, keterlambatan proyek konstruksi berarti bertambahnya waktu
pelaksanaan penyelesaian proyek yang telah direncanakan dan tercantum
dalam dokumen kontrak. Peran aktif manajemen merupakan salah satu kunci
utama keberhasilan pengelolaan proyek. Masalah-masalah seperti itu dapat
menjadi penyebab terhambatnya pekerjaan proyek, sehingga proyek tersebut
tidak dapat berlangsung sesuai dengan rencana yang telah ditentukan. Maka
dari itu Dengan demikian diharapkan dapat diketahui subfaktor yang paling
mempengaruhi dan faktor apa yang paling mempengaruhi keterlambatan
proyek konstruksi yang diteliti. Motode yang digunakan ialah metode
pengumpulan data dalam penentuan jumlah sampel penelitian ini, dipilih
dengan menggunakan teknik nonprobability sampling yaitu sampling kuota.
faktor dominan penyebab keterlambatan pelaksanaan proyek konstruksi
adalah Faktor Tenaga Kerja / Labors dengan nilai RI sebesar 0,769, Faktor
Perubahan dengan nilai RI sebesar 0,753 dan Faktor Karakteristik Tempat
dengan nilai RI sebesar 0,748
2.1.3.
Fahirah (2005) dalam jurnalnya menyampaikan kutipan Holt (2002) tentang
cost overrun Pembengkakan biaya (cost overrun) pada tahap pelaksanaan
merupakan penggunaan biaya yang melebihi anggaran yang telah ditetapkan.
Hal ini bergantung pada perencanaan, koordinasi dan pengendalian dari
kontraktor, dan estimasi. Oleh karenanya membutuhkan pengetahuan,
keahlian, dan pengalaman semua pihak yang terlibat di dalam pelaksanaan
konstruksi tersebut. Tujuannya untuk mengetahui analisis frekuensi terjadinya
faktor-faktor penyebab pembengkakan biaya, berapa besarnya pengaruh
faktor penyebab pembengkakan biaya tersebut, dan bagaimana hubungan
frekuensi dengan pengaruh pada setiap faktor penyebab pembengkakan biaya
itu pada proyek konstruksi gedung di kota Bandung. Penelitian ini dilakukan
dengan mengedarkan kuesioner kepada responden yaitu pihak-pihak terlibat
dalam pelaksanaan proyek. Pada faktor-faktor tersebut dilakukan uji validitas
dan uji reliabilitas untuk memilih faktor-faktor penyebab pembengkakan yang
valid dan reliabel. Berdasarkan hasil penelitian, faktor penyebab
pembengkakan biaya pada proyek konstruksi gedung di kota Bandung dengan
peringkat teratas pada frekuensi terjadi adalah keterlambatan pengiriman
material dan peralatan dan peringkat teratas pada pengaruh adalah harga sewa
peralatan yang tinggi.
BAB 3
DASAR TEORI

3.1 Manajemen
3.1.1. Pengertian Manajemen

Kata Manajemen berasal dari bahasa Perancis kuno

ménagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan

mengatur. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)

Manajemen adalah “penggunaan sumber daya secara efektif

untuk mencapai sasaran” atau “pimpinan yang bertanggung

jawab atas jalannya. Menurut Stoner (Handoko 2011:8)

manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian,

pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para anggota

organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya agar

mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan

Manajemen adalah suatu proses perencanaan

pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan, usaha-usaha

para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya-sumber

daya organisasi lainnya agar tercapai tujuan organisasi yang

telah ditetapkan.

Dari beberapa pendapat di atas, maka disimpulkan bahwa

manajemen itu adalah proses perencanaan, pengaturan,

pengkontrolan, dan pengkoordinasian kegiatan- kegiatan kerja

dan penggunaan sumber daya agar tercapainya suatu hasil dan

tujuan yang diinginkan.


3.1.2. Fungsi – fungsi manajemen

Dalam manajemen terdapat fungsi-fungsi manajemen yang terkait

erat di dalamnya. Pada umumnya ada fungsi manajemen yang banyak

dikenal masyarakat, yaitu :

1. Perencanaan (planning) Perencanaan adalah suatu kegiatan

membuat tujuan perusahaan dan diikuti dengan membuat

berbagai rencana untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan

2. Pengorganisasian (organizing) Pengorganisasian adalah suatu

kegiatan pengaturan pada sumber daya manusia dan sumber daya

fisik lainnya yang dimiliki oleh perusahaan untuk menjalankan

rencana yang telah ditetapkan serta menggapai tujuan perusahaan.

3. Pengarahan (directing) Pengarahan adalah suatu fungsi

kepemimpinan manajer untuk meningkatkan efektifitas dan

efisien kerja secara maksimal serta menciptakan lingkungan kerja

yang sehat, dinamis, dan lain sebagainya.

4. Pengendalian (controlling) Pengendalian adalah suatu aktifitas

menilai kinerja yang sudah dikerjakan berdasarkan standar yang

telah diubuat untuk kemudian dibuat perubahan atau perbaikan

jika diperlukan.

3.2 Manajemen Proyek Kontruksi

Manajemen konstruksi (construction management), adalah


bagaimana agar sumber daya yang terlibat dalam proyek konstruksi dapat
diaplikasikan oleh Manajer proyek secara tepat. Proyek konstruksi
merupakan rangkaian kegiatan yang hanya satu kali dilaksanakan dan
umumnya berjangka waktu pendek. Dalam rangkaian kegiatan tersebut,
terdapat suatu proses yang mengolah sumber daya proyek yang menjadi
suatu hasil kegiatan yang berupa bangunan. Karakteristik proyek
konstruksi dapat dipandang dalam tiga dimensi yaitu unik, melibatkan
sejumlah sumber daya, dan membutuhkan organisasi (Ervianto, 2005).

Menurut Husen, (2009) manajemen konstruksi adalah suatu ilmu


pengetahuan tentang seni memimpin organisasi atas kegiatan perencanaan,
pelaksanaan dan pengendalian, terhadap sumber-sumber daya yang
terbatas dalam usaha mencapai tujuan dan sasaran yang efektif dan efisien.
Tujuan manajemen adalah mendapatkan metode atau cara teknis yang
paling baik agar dengan sumber daya yang terbatas diperoleh hasil
maksimal dalam hal ketepatan, kecepatan, penghematan, dan keselamatan
kerja secara komprehensif.

Proyek adalah suatu tugas yang perlu didefinisikan dan terarah ke


suatu sasaran yang dituturkan secara konkrit serta harus diselesaikan
dalam kurun waktu tertentu dengan menggunakan tenaga manusia terbatas
dan dengan alat-alat terbatas pula, dan demikian rumit atau barunya,
sehingga diperlukan suatu jenis pimpinan dan bentuk kerjasama yang
berlainan dari pada yang biasa digunakan (Koolma dan Van de Schoot,
1988).

3.3 Triple Konstrain


Menurut Soeharto (1999), tiap proyek memiliki tujuan khusus dan di
dalam proses pencapaian tujuan tersebut ada batasan yang harus dipenuhi
yaitu besarnya biaya (anggaran) yang dialokasikan, jadwal, serta mutu
yang harus dipenuhi. Ketiga hal tersebut merupakan parameter penting
bagi penyelenggaraan proyek yang sering diasosiasikan sebagai sasaran
proyek. Ketiga batasan di atas disebut tiga kendala (triple konstrain).
Gambar 3.1 triple konstrain.
Sumber : Soeharto, 1999
3.4.1. waktu
Waktu adalah seluruh rangkaian saat ketika proses, perbuatan, atau keadaan
berada atau berlangsung. Dalam hal ini, skala waktu merupakan interval antara
dua buah kadaan/kejadian, atau bisa merupakan lama berlangsungnya kejadian.
Proyek harus dikerjakan sesuai dengan kurun waktu dan tanggal akhir yang telah
ditentukan. tetapi jika terjadi keterlambatan aktivitas pasti menyebabkan
perpanjangan waktu, dan pada akhirnya dapat menyebabkan perpanjangan waktu
pada keseluruhan proyek.

3.4.2. biaya
Cost merupakan aspek kendala dalam mengelola keuangan atau budget dari
proyek yang dibangun. Seorang Project Manager harus bisa menglola,
menentukan dan membuat strategi pengeluaran dan pemasukan untuk proyek
yang dibangun. Hal ini diperlukan agar proyek yang dibangun tidak mengeluarkan
dana yang melebihi perjanjian proyek ataupun agar budget yang dimiliki cukup
untuk mengelola proyek hingga implementasi.

3.4.3. Pengendali mutu


Menurut Ervianto (2002) pengendalian adalah proses penetapan apa yang telah
dicapai, evaluasi kinerja, dan langkah perbaikan bila diperlukan. Tujuan dan ruang
lingkup pengendalian pelaksanaan konstruksi ialah untuk menjamin
keseimbangan ekonomi di dalam penggunaan kelima (M) yang menjadi perhatian
manajemen (Men, Money, Machines, Materials & Methods) dengan batasan-
batasan yang diberikan di dalam petunjuk-petunjuk pelaksanaan tersebut
(Soekoto, 1995). Pengendalian adalah kegiatan bimbingan, dorongan, pemberian
instruksi, dan mengadakan koordinasi antar berbagai kegiatan oleh atasan kepada
bawahan dengan maksud agar pelaksanaan tugas dapat berjalan dengan lancar
(Djojowirono, 2002).
3.4 Efektivitas dan efisiensi
Wiltshire (1975), telah mengakui bahwa hubungan efektivitas dan efisiensi selalu
tidak jelas. Mungkin secara singkat (simple) dapat dikatakan bahwa efektivitas
adalha “bekerja dengan cara yang benar” (doing the right thing), sedangkan
efisiensi diartikan “mengerjakan sesuatu dengan benar (doing thing right). Lebih
ksusus lagi bahwa suatu program dikatakan efektif apablia di dalam pelaksanaan
mampu mencapai tujuan (tanpa menghitungkan biaya dan waktu) di pihak
efisiensi lebih menunjuk kepda biaya setiap unit output dari program yang paling
sedikit
1. Efisiensi
Pengertian Efisiensi menurut (Susilo, 2011) adalah suatu kondisi atau
keadaan, dimana penyelesaian suatu pekerjaan dilaksanakan dengan benar dan
dengan penuh kemampuan yang dimiliki. Menurut (Lubis, 2011), Pengertian
Efisiensi ialah suatu proses internal atau sumber daya yang diperlukan oleh
organisasi untuk menghasilkan satu satuan output. Oleh sebab itu efisiensi
dapat diukur sebagai ratio output terhadap input. (Adisasmita, 2011)
mengungkapkan Pengertian Efisiensi merupakan komponenkomponen input
yang digunakan seperti waktu, tenaga dan biaya dapat dihitung
penggunaannya dan tidak berdampak pada pemborosan atau pengeluaran yang
tidak berarti.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi keempat tahun 2008, efisiensi
adalah:
1. Ketepatan cara (usaha, kerja, dan sebagainya) dalam menjalankan sesuatu
dengan tidak membuang waktu, tenaga dan biaya yang bertujuan untuk
mencapai kedayagunaan dan ketepatgunaan yang maksimal.
2. Kemampuan menjalankan tugas dengan baik dan tepat dengan tidak
membuang waktu, tenaga dan biaya.
3. Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa efisiensi
adalah ketepatan cara dan kemampuan menjalankan tugas dengan baik,
tepat, dan mendapatkan hasil yang maksimum tanpa mengganggu
keseimbangan antara faktor – faktor tujuan, alat, tenaga dan waktu.
“Efisiensi mengacu untuk mendapatkan hasil output yang maksimal dari
jumlah input yang sedikit. Karena manajer berurusan dengan input yang
langka, termasuk sumber daya seperti manusia, uang dan peralatan. Maka
mereka fokus dengan efisiensi penggunaan sumber daya tersebut. Efisiensi
sering disebut sebagai "melakukan hal yang benar" yaitu, tidak menyia-
nyiakan sumber daya”. (Robbins & Mary, 2009).
2. Efektivitas
Efektivitas berasal dari kata efektif yang mengandung pengertian
dicapainya keberhasilan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Efektivitas selalu terkait dengan hubungan antara hasil yang diharapkan
dengan hasil yang sesungguhnya dicapai. Efektivitas dapat dilihat dari
berbagai sudut pandang (view point) dan dapat dinilai dengan berbagai
cara dan mempunyai kaitan yang erat dengan efisiensi. Seperti yang
dikemukakan oleh Arthur G. Gedeian dkk mendefinisikan efektivitas,
sebagai berikut: “That is, the greater the extent it which an organization’s
goals are met or surpassed, the greater its effectiveness” (Semakin besar

pencapaian tujuan-tujuan organisasi semakin besar efektivitas).


Berdasarkan pendapat di atas, bahwa apabila pencapaian tujuan-

tujuan daripada organisasi semakin besar, maka semakin besar pula


efektivitasnya. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan adanya
pencapaian tujuan yang besar daripada organisasi maka makin besar pula
hasil yang akan dicapai dari tujuan-tujuan tersebut.

Efektivitas merupakan keadaan yang berpengaruh terhadap suatu hal yang


berkesan, kemanjuran, keberhasilan usaha, tindakan ataupun hal yang
berlakunya. Hal yang sama juga dikemukakan oleh Supriyono dalam
bukunya Sistem Pengendalian Manajemen mendefinisikan pengertian
efektivitas, sebagai berikut:
“Efektivitas merupakan hubungan antara keluaran suatu pusat tanggung
jawab dengan sasaran yang mesti dicapai, semakin besar konstribusi
daripada keluaran yang dihasilkan terhadap nilai pencapaian

sasaran tersebut, maka dapat dikatakan efektif pula unit tersebut”.9


Dengan demikian efektivitas merupakan suatu tindakan yang

mengandung pengertian mengenai terjadinya suatu efek atau akibat yang


dikehendaki dan menekankan pada hasil atau efeknya dalam pencapaian
tujuan.
Daftar Pustaka

http://conference.unsri.ac.id/index.php/uniid/article/view/605/216

https://media.neliti.com/media/publications/177010-ID-kajian-faktor-penyebab-
cost-overrun-pada.pdf

https://www.neliti.com/publications/177010/kajian-faktor-penyebab-cost-overrun-
pada-proyek-konstruksi-gedung

(http://library.usu.ac.id/download/fe/manajemen-ritha1.pdf)

https://repository.widyatama.ac.id/xmlui/bitstream/handle/123456789/6601/Bab%202
.pdf?sequence=10

http://sir.stikom.edu/1839/4/BAB_II.pdf

https://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2015-1-00267-MN%20Bab2001.pdf

https://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2015-1-00267-MN%20Bab2001.pdf

Nasution. Sosiologi pendidikan. (Jakarta:Bumi aksara)1983. Hal.56

Anda mungkin juga menyukai