Disusun Oleh:
Faza Adyatma
5160811046
YOGYAKARTA
2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah swt. Sebagai tanda syukur
kami karena dapat menyelesaikan tugas makalah ini sesuai dengan yang
diharapkan.
Demikian prakata dari kelompok kami. Semoga dapat bermanfaat dan memberikan
wawasan baru kepada kita. Jika ada salah-salah kata mohon dimaafkan, karena
kami hanyalah manusia biasa yang pastinya tidak akan pernah luput dari berbagai
kesalahan. Terima kasih.
Penulis
i
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Tujuan dibuatnya makalah ini adalah :
1. Sebagai salah satu bagian dari mata kuliah Pelaksanaan Perkerasan Jalan
Raya
2. Untuk mengetahui proses pembuatan bahan-bahan konstruksi.
3. Melihat proses langsung pembuatan bahan-bahan dasar konstruksi.
4. Lebih dapat memahamikonsep-konsep non akademis didunia kerja.
1
BAB II
ASPHALT MIXING PLANT
2.1 Umum
Asphalt mixing plant/AMP (unit produksi campuran beraspal) adalah
seperangkat peralatan mekanik dan elektronik dimana agregat dipanaskan,
dikeringkan dan dicampur dengan aspal untuk menghasilkan campuran beraspal
panas yang memenuhi persyaratan tertentu. AMP dapat terletak di lokasi yang
permanen atau berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Apabila ditinjau dari jenis
cara memproduksi campuran beraspal dan kelengkapannya, ada beberapai jenis
AMP, yaitu:
a) AMP jenis takaran (batch plant)
b) AMP jenis drum pencampur (drum mix)
c) AMP jenis menerus (continuous plant)
Namun secara umum kebanyakan AMP dikategorikan atas jenis takaran
(timbangan) atau jenis drum pencampur. Perbedaan utama dari AMP jenis
timbangan dan jenis drum adalah dalam hal kelengkapan dan proses bekerjanya.
Pada AMP jenis timbangan komposisi bahan dalam campuran beraspal ditentukan
berdasarkan berat masing-masing bahan sedangkan pada AMP jenis pencampur
drum komposisi bahan dalam campuran ditentukanberdasarkan berat masing-
masing bahan yang diubah ke dalam satuan volume atau dalam aliran berat per
satuan waktu. Terlepas dari perbedaan jenis dari AMP, tujuan dasarnya adalah
sama. Yaitu untuk menghasilkan campuran beraspal panas yang mengandung
bahan pengikat dan agregat yang memenuhi semua persyaratan spesifikasi .
Proses pencampuran campuran beraspal pada AMP jenis takaran dimulai
dengan penimbangan agregat, bahan pengisi (filler) bila diperlukan dan aspal sesuai
komposisi yang telah ditentukan berdasarkan Rencana Campuran Kerja (RCK) dan
dicampur pada pencampur(mixer/pugmill) dalam waktu tertentu. Pengaturan
besarnya bukaan pintu bin dingin dilakukan untuk menyesuaikan gradasi agregat
dengan rencana komposisi campuran, sehingga aliran material ke masingmasing
bin pada bin panas menjadi lancar dan berimbang.
2
Pada AMP jenis pencampur drum, agregat panas langsung dicampur dengan
aspal panas di dalam drum pemanas atau di dalam silo pencampur di luar drum
pemanas. Penggabungan agregat dilakukan dengan cara mengatur bukaan pintu
pada bin dingin dan pemberian aspal ditentukan berdasarkan kecepatan pengaliran
dari pompa aspal. Perbedaan dalam hal kelengkapan dari kedua jenis AMP tersebut
adalah; AMP jenis takaran dilengkapi saringan panas (hot screen), bin panas (hot
bin), timbangan (weight hopper) dan pencampur (pugmill/mixer) sedangkan pada
AMP jenis pencampur drum kelengkapan tersebut tidak tersedia. Tentunya kedua
jenis AMP tersebut juga mempunyai persamaan yaitu sama-sama dilengkapi bin
dingin, pengontrol dan pengumpul debu serta pencampur.
3
4
Bagian-bagian AMP jenis timbangan adalah :
1. Bin dingin (cold bins)
2. Pintu pengatur pengeluaran agregat dari bin dingin (cold feed gate)
3. Sistem pemasok agregat dingin (cold elevator)
4. Pengering (dryer)
5. Pengumpul debu (dust collector)
6. Cerobong pembuangan (exhaust stack)
7. Sistem pemasok agregat panas (hot elevator)
8. Unit ayakan panas (hot screening unit)
9. Bin panas (hot bins)
10. Timbangan Agregat (weigh box)
11. Pencampur (mixer atau pugmill)
12. Penyimpanan bahan pengisi (mineral filler storage)
13. Tangki aspal (hot asphalt storage)
14. Sistem penimbangan aspal (aspal weigh bucket)
5
Gambar II.2. AMP jenis pencampur drum (drum mix)
Sumber:Manual Pemeriksaan Peralatan Unit Pencampur Aspal Panas Buku-I :
Fungsi dan Cara Kerja.
6
Gambar II.3. Tipikal tata letak AMP jenis takaran dan pencampur drum
Sumber:Manual Pemeriksaan Peralatan Unit Pencampur Aspal Panas Buku-I :
Fungsi dan Cara Kerja.
Di Indonesia sebagian besar jenis AMP yang ada adalah dari AMP jenis
takaran.Sementara jenis drum relatif sedikit dengan kapasitas yang kecil. AMP
jenis menerus seperti yang banyak dimiliki beberapa Kotamadya memiliki beberapa
kelebihan dan kekurangan, yaitu :
Gradasi agregat kurang begitu terjamin kesesuaiannya dengan gradasi pada
FCK, disebabkan karena kontrolnya hanyalah dilakukan dari bukaan pintu
bin dingin saja, dan tidak terdapatnya kontrol kedua seperti pada jenis AMP
takaran.
7
Pengaturan jumlah pasokan agregat tidak begitu teliti jika hanya
mengandalkan pengaturan bukaan bin dingin tanpa ada alat kontrol lain
(misalnya pengontrol kecepatan ban berjalan).
Jumlah pasokan aspal yang diberikan saat pencampuran dengan agregat
panas sangat tergantung dari viskositas aspal, sehingga apabila terjadi
penurunan temperatur aspal akan menyebabkan jumlah aspal yang
diberikan tidak sesuai dengan kadar aspal optimum pada JMF.
Temperatur campuran kadang-kadang terjadi penyimpangan
Kelebihan AMP tipe drum adalah pengoperasiannya lebih sederhana dan
mudah, item pengontrolan lebih sedikit.
8
Kapasitas yang besar akan mempercepat penyelesaian pekerjaan, yang
berarti mengurangi gangguan terhadap kelancaran lalu-lintas. Pada jalan-
jalan utama gangguan akibat adanya pekerjaan pelapisan ulang sangat besar
pengaruhnya.
Proses produksi campuran beraspal panas dengan menggunakan AMP jenis
takaran seperti diperlihatkan pada Gambar 4 dimulai dari memasok agregat dingin
dari bin dingin dengan jumlah terkontrol, kemudian dipanaskan dan dikeringkan
melalui pengering (dryer). Selanjutnya agregat disaring dengan unit saringan panas
(hot screen) yang akan memisahkan agregat berdasarkan ukuran fraksinya lalu
dimasukkan ke dalam bin panas. Masing-masing agregat dari bin panas ditimbang
sesuai proporsi yang diinginkan. Bila diperlukan, bahan pengisi (filler)
ditambahkan melalui pemasok bahan pengisi.Selanjutnya dicampur kering dalam
pencampur.Aspal dengan jumlah terkontrol ditambahkan setelah pencampuran
kering.Bila pencampuran agregat dengan aspal telah homogen, campuran
selanjutnya dituangkan ke dalam truk pengangkut dan dibawa ke tempat
penghamparan.
9
Bin dingin (cold bin) adalah bak tempat menampung material agregat dari
tiap-tiap fraksi mulai dari agregat halus sampai agregat kasar yang diperlukan
dalam memproduksi campuran aspal panas (hot mix) .Bagian pertama dari AMP
adalah bin dingin, yaitu tempat penyimpanan fraksi agregat kasar, agregat sedang,
agregat halus dan pasir. Bin dingin harus terdiri dari minimum 3 sampai 5 bak
penampung (bin). Masing-masing bin berisi agregat dengan gradasi tertentu.
Agregat-agregat tersebut harus terpisah satu sama lain, untuk menjaga keaslian
gradasi dari masing masing bin sesuai dengan rencana gradasi pada formula
campuran kerja (FCK/JMF ). Untuk memisahkannya, dapat dipasang pelat baja
pemisah antar bin. Dengan demikian maka loader (alat pengangkut) yang
digunakan mengisi masing-masing bin harus mempunyai bak (bucket) yang lebih
kecil dari mulut pemisah masing-masing bin. Jika pemisah tidak ada maka
pengisian masing-masing bin tidak boleh berlebih yang dapat berakibat
tercampurnya agregat.
Penyimpangan gradasi agregat di bin dingin baik itu karena tercampurnya
agregat pada masing-masing bin atau kalibrasi bukaan yang kurang tepat dapat
mengakibatkan kesulitan pengaturan gradasi di bin panas. Kemungkinan salah satu
bin panas pengisian agregat relatif lebih lama dibanding dengan bin lainnya.
Akibatnya waktu produksi menjadi lama dan selama menunggu terisinya bin
tersebut, terjadi pelimpahan material (overflow) pada bin panas lainnya.
Jenis bin dingin yang umum dikenal [3]adalah : (1) ban berjalan menerus, (2)
getar, dan (3) aliran. Tipikal masing-masing jenis bin dingin tersebut diperlihatkan
pada Gambar 5. Jenis pertama (continuous) cocok untuk agregat halus, sedangkan
yang lainnya cocokuntuk agregat kasar.
10
Gambar II.5 Jenis-jenis bin dingin
Sumber:Manual Pemeriksaan Peralatan Unit Pencampur Aspal Panas Buku-I :
Fungsi dan Cara Kerja.
11
2.2.1.1 Pintu pengeluar agregat pada bin dingin
Pintu pengeluaran agregat pada bin dingin (cold feed gate) dipasang di
bagian bawah dari bin dingin, lubang pintu ini dilengkapi dengan skala yang
angkanya menunjukkan besarnya lubang bukaan yang dapat diatur sedemikian rupa
sehingga sesuai dengan kebutuhan. Besarnya bukaan pintu pada setiap bin dingin
yang telah berisi agregat dan siap untuk digunakan dalam pencampuran, harus
dikalibrasi terlebih dahulu pada setiap kondisi dan jenis agregat yang akan
digunakan. Kelancaran pasokan agregat ke bin panas dapat terganggu jika pintu
pengeluaran bin dingin tersumbat oleh batu atau lainnya. Untuk menjaga kelancaran
pasokan dari bin dingin, biasanya ada personil khusus yang mengawasi kelancaran
pasokan tersebut. Pada musim hujan, jika agregat halus tidak dilindungi terhadap
hujan, dapat juga menyebabkan penyumbatan pintu pasokan akibat
menggumpalnya agregat halus di pintu pengeluaran/pasokan.
12
Kesinambungan aliran material dari bin dingin ini sangat berpengaruh
terhadap produksi campuran beraspal, untuk itu perlu pengendalian mutu yang ketat
pada bin dingin salah satu penyimpangan yang sering terjadi pada bin dingin adalah
tidak dipasangnya pembatas antara mulut pasokan agregat pada bin dingin sehingga
agregat dari bin dingin yang satu bercampur dengan agregat dari bin dingin lainnya.
Faktor–faktor yang harus mendapat perhatian pada bin dingin (cold bin) adalah:
Tidak ada perubahan gradasi agregat. Perubahan gradasi dapat disebabkan
karena perbedaan quari atau suplier. Jika terjadi perubahan gradasi agregat
maka harus dilakukan pembuatan FCK (JMF) kembali.
Tidak ada penghalang pada bukaan bin dingin. Bukaan bin dingin agregat
halus kadang-kadang tersumbat jika agregat halus basah, agregat
terkontaminasi tanah lempung, atau penghalang lain yang tidak umum
seperti batu dan kayu.
13
• Silinder berputar (pengering) yang umumnya berdiameter 91 cm sampai 305 cm
dan panjang 610 cm sampai 1219 cm.
• Ketel pembakar (burner) yang berisi gas atau minyak bakar untuk menyalakan
pemanas.
• Kipas (fan) sebagai bagian dari system pengumpul debu dan mempunyai fungsi
utama untuk memberikan udara atau oksigen dalam sistim pemanas.
14
pengeringan di dalam sistim pengering agregat. Oleh karena itu jumlah, bentuk dan
susunan sudu-sudu harus diperhatikan untuk efisiensi pengeringan.Selanjutnya
agregat yang telah dikeringkan dialirkan menuju elevator panas (hotelevator)
melalui pintu pengeluar yang terdapat pada ujung alat pengering.
Pembakaran harus sempurna, hal ini dapat diindikasikan dari warna asap
yang keluar dari cerobong asap adalah putih dan nyala api pembakaran
berwarna biru. Warnaasap yang hitam menandakan pembakaran tidak
sempurna. Contoh dari akibat pembakaran yang tidak sempurna adalah,
pada saat pengambilan agregat dari hot bin, agregat terlihat berwarna hitam
terselimuti jelaga. Akibat dari hal tersebut aspal tidak dapat masuk ke pori-
pori agregat dan juga tidak dapat melekat dengan baik ke agregat.
Kadar air pada agregat harus seminimum mungkin, oleh karena itu lakukan
pemeriksaan kadar air secara cepat; ambil contoh secukupnya, kemudian
lewatkan cermin yang kering, atau spatula diatas agregat tersebut. Amati
15
jumlah kadar air yang mengembun pada permukaan cermin atau spatula.
Agregat yang masih mengandung kadar air akan menghalangi melekatnya
aspal ke agregat, sehingga campuran beraspal berprilaku seolah-olah
kelebihan aspal.
16
Jenis kering (dry cyclone dust collector) Jenis basah (wet scrubber dust
collector)
Gambar II.9. Tipikal jenis-jenis pengumpul debu Lubang
Sumber:Manual Pemeriksaan Peralatan Unit Pencampur Aspal Panas Buku-I :
Fungsi dan Cara Kerja.
17
adalah lubang-lubang pada saringan sudah ada yang rusak, sehingga beberapa
agregat masuk ke bin panas yang tidak semestinya.
Faktor-faktor tersebut dapat menyebabkan terjadinya penyimpangan
gradasi dan kadar aspal secara serius. Unit bagian atas dari susunan ayakan
merupakan penutup dari dek dan merupakan saringan pertama yang biasa disebut
pemisah (scalping). Pada susunan unit ayakan dengan ukuran lubang terbesar
berfungsi membuang agregat yang mempunyai diameter yang lebih besar dari
ukuran agregat maksimum yang diminta (oversize) agar tidak masuk ke bin panas
(hot bin) dan membuangnya pada pintu pembuang.
Saringan ke-dua berukuran 12,5 mm (1/2 inchi). Ukuran butir agregat antara
19 mm sampai 12,5 mm masuk ke bin 1
18
Saringan ke-tiga berukuran 4,75 mm (No. 4). Ukuran butir agregat antara
9,5 sampai dengan 4,75 mm masuk ke bin 2.
Saringan ke-empat berukuran 2,36 mm (No. 8). Ukuran butir agregat antara
4,75 sampai dengan 2,36 mm masuk ke bin 3. Sementara agregat yang lolos
saringan 2,36 mm masuk ke bin 4.
Unit ayakan panas harus dibersihkan dan diperiksa setiap hari untuk
menghindarkan dari kemungkinan rusak atau robek.
19
bahan pengisi. Karena pengaruh bahan pengisi dalam campuran cukup besar, maka
diperlukan pemeriksaan secara berkala. Penambahan bahan pengisi akan
menyebabkan campuran menjadi lebih kaku (stiff), akan tetapi penambahan yang
terlalu banyak akan berpengaruh negatif, yaitu lapisan beraspal menjadi getas dan
mudah retak.
2.2.7 Tangki aspal (asphalt storage)
Tangki aspal pada AMP harus cukup besar sehingga dapat menampung
aspal yang memenuhi kebutuhan aspal saat AMP dioperasikan, dan aspal yang
terdapat di dalamnya dapat dengan mudah terlihat.Pada beberapa AMP terdapat
beberapa tangki aspal yang saling berhubungan satu dengan lainnya.Tangki
pertama mempunyai fungsi menampung aspal yang baru datang dari pemasok, dan
tangki lainnya mempunyai fungsi untuk menampung aspal yang telah dipanaskan
dan siap untuk ditimbang dan dimasukkan ke dalam pencampur (mixer/pugmill).
Setiap tangki harus dilengkapi dengan sebuah alat sensor thermometric yang telah
dikalibrasi sehingga temperatur aspal dari tiap tangki akan terkontrol.
Aspal harus cukup cair untuk dapat dialirkan dengan baik, oleh karena itu
diperlukan penangas aspal. Terdapat beberapa jenis penangas aspal di dalam tangki,
antara lain dengan sistim sirkulasi uap panas atau sirkulasi oli panas di dalam tangki
aspal atau dapat juga dengan sistim elektrik.
Pada sirkulasi aspal terdapat dua jenis pipa, yaitu pipa pemasok yang
berfungsi mengalirkan aspal panas untuk ditimbang dan pipa pengembali yang
berfungsi mengalirkan aspal kembali ke dalam tangki.Tangki aspal, pipa pemasok,
pipa pengembali, dan timbangan aspal harus mempunyai pelindung panas sehingga
dapat menjamin temperatur aspal sesuai dengan yang ditentukan.Pada sirkulasi
aspal pipa pengembali harus terletak di bawah pipa pemasok aspal.Untuk mencegah
terjadinya kekosongan dalam pipa pengembali aspal, perlu dipasang dua atau tiga
buah lubang pada pipa pengembali di atas ambang atas tertinggi aspal dalam tangki.
2.2.8 Timbangan agregat (aggregate weight hopper)
Pada AMP jenis takaran terdapat dua macam timbangan untuk agregat yaitu
timbangan untuk agregat dan timbangan untuk bahan pengisi (filler). Timbangan
untuk agregat ditempatkan langsung di bawah bin panas (hot bin). Hasil
penimbangan dari agregat langsung ditransmisikan oleh mekanisme timbangan
20
pada skala penunjuk tanpa pegas, sehingga berat agregat tiap bin serta jumlah tiap
takaran dapat dibaca.
Pada bagian ini operator AMP sangat berperan. Jika keseimbangan waktu
pencapaian berat bin panas sulit tercapai, maka operator harus melakukan
pengecekan aliran material mulai dari bin dingin. Akan tetapi jika ketidak
seimbangan waktu tersebut dipaksakan terus berjalan, maka dapat dipastikan akan
terjadi penyimpangan gradasi sebagai akibat proporsi masing-masing hot bin tidak
sesuai. Temperatur agregat juga akan berfluktuasi akibat dari kuantitas aliran
agregat pada pengering (dryer) yang tidak stabil.
Urutan penimbangan tiap bin panas harus diamati secara teliti dan sebaiknya
penimbangan fraksi agregat kasar didahulukan. Sebelum AMP dioperasikan, skala
timbangan dibersihkan, tiap bagian diperiksa dan harus dilakukan kalibrasi
timbangan secara periodik oleh instansi berwenang.AMP sebaiknya menggunakan
sistim kontrol yang otomatis untuk memperoleh komposisi campuran yang sesuai.
Faktor-faktor penting pada unit timbangan agregat yang perlu mendapat perhatian
antara lain sebagai berikut :
- Kalibrasi timbangan.
- Weigh box tergantung bebas.
- Kontrol harian terhadap kinerja operator AMP.
21
Gambar II.11. Tipikal penimbangan dan aliran aspal
22
2.2.11. Tenaga penggerak
Untuk menjalankan semua bagian-bagian atau komponen-komponen AMP
sumber tenaga utamanya adalah generator set atau gen set. Pada umumnya genset
ini diputar oleh mesin diesel.Kekuatan atau kapasitas genset ini harus cukup untuk
melayani kebutuhan motor-motor listrik yang dipakai serta peralatan-peralatan lain
yang memakai tenaga listrik dan untuk penerangan.Semua sambungan-sambungan
aliran listrik harus tertutup untuk mencegah arus pendek serta untuk keamanan
lingkungan.
23
BAB III
KESIMPULAN
3.1 KESIMPULAN
Berdasarkan uraian diatas maka penulis dapat menarik beberapa kesimpulan
diantaranya sebagai berikut :
1. Asphalt mixing plant/AMP (unit produksi campuran beraspal) adalah
seperangkat peralatan mekanik dan elektronik dimana agregat
dipanaskan, dikeringkan dan dicampur dengan aspal untuk
menghasilkan campuran beraspal panas yang memenuhi persyaratan
tertentu.
2. Di Indonesia sebagian besar jenis AMP yang ada adalah dari AMP jenis
takaran.Sementara jenis drum relatif sedikit dengan kapasitas yang
kecil.
24