Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH PELAKSANAAN PERKERASAN JALAN RAYA

MENGENAL ASPHALT MIXING PLANT


Dosen Pengampu: Danny Setiawan S.T,.M.Sc.

Disusun Oleh:

Faza Adyatma
5160811046

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS TEKNOLOGI YOGYAKARTA

YOGYAKARTA
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah swt. Sebagai tanda syukur
kami karena dapat menyelesaikan tugas makalah ini sesuai dengan yang
diharapkan.

Guna menjunjung tinggi tujuan pendidikan nasional dengan memperhatikan


tahap perkembangan , kesesuaian dengan lingkungan, kebutuhan pembangunan
nasional, dan perkembangan ilmu pengatahuan dan teknologi, serta jenis jenjang
pendidikan, kami membuat makalah ini guna mempermudah dalam pemahaman
Mata Pelaksanaan Perkerasan Jalan Raya

Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari bahwa masih banyak


kekurangan dan keterbatasan yang dirasakan, oleh karena itu kami membuka diri
terhadap segala saran dan kritikan yang bersifat membangun guna penyempurnaan
makalah ini.

Demikian prakata dari kelompok kami. Semoga dapat bermanfaat dan memberikan
wawasan baru kepada kita. Jika ada salah-salah kata mohon dimaafkan, karena
kami hanyalah manusia biasa yang pastinya tidak akan pernah luput dari berbagai
kesalahan. Terima kasih.

Yogyakarta, Februari 2019

Penulis

i
DAFTAR PUSTAKA

KATA PENGANTAR ..............................................................................................i


DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................ii
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................................ 1
1.2 Tujuan ............................................................................................................ 1
BAB II ....................................................................................................................... 2
ASPHALT MIXING PLANT ......................................................................................... 2
2.1 Umum ............................................................................................................ 2
2.2. AMP jenis takaran ........................................................................................ 8
2.2.1 Bin dingin ................................................................................................ 9
2.2.2 Pengering (Dryer) .................................................................................. 13
2.2.3 Pengumpul debu (dust collector) ......................................................... 16
2.2.4 Unit ayakan panas (hot screening unit) ................................................ 17
2.2.5 Bin panas (hot bin) ................................................................................ 19
2.2.6 Sistim pemasok bahan pengisi (filler elevator)..................................... 19
2.2.7 Tangki aspal (asphalt storage) .............................................................. 20
2.2.8 Timbangan agregat (aggregate weight hopper) ................................... 20
2.2.9 Timbangan aspal (asphalt weight hopper) ........................................... 21
2.2.10 Pencampur (mixer atau pugmill) ........................................................ 22
2.2.11. Tenaga penggerak .............................................................................. 23
2.2.12. Ruang pengendali pengontrol atau ruang pengontrol (control room)
....................................................................................................................... 23
BAB III .................................................................................................................... 24
KESIMPULAN ......................................................................................................... 24
3.1 KESIMPULAN................................................................................................ 24

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Salah satu perwujudan dari usaha pemerintah Daerah Sulawesi Selatan
untuk mengembangkan potensi ekonomi adalah dengan membangun dan
meningkatkan prasarana transportasi jalan di wilayah provinsi Sul-Sel.
Pembangunan dan peningkatan jalan ini bertujuan untuk memperlancar hubungan
antara satu daerah satu dengan daerah yang lain. Untuk dapat memenuhi kebutuhan
bahan jalan berupa campuran panas aspal (hotmix) yang memenuhi sisi kualitas dan
kuantitas, diperlukan sarana pengolahan campuran aspal (asphalt mixing
plant/AMP) yang memadai.

1.2 Tujuan
Tujuan dibuatnya makalah ini adalah :

1. Sebagai salah satu bagian dari mata kuliah Pelaksanaan Perkerasan Jalan
Raya
2. Untuk mengetahui proses pembuatan bahan-bahan konstruksi.
3. Melihat proses langsung pembuatan bahan-bahan dasar konstruksi.
4. Lebih dapat memahamikonsep-konsep non akademis didunia kerja.

1
BAB II
ASPHALT MIXING PLANT

2.1 Umum
Asphalt mixing plant/AMP (unit produksi campuran beraspal) adalah
seperangkat peralatan mekanik dan elektronik dimana agregat dipanaskan,
dikeringkan dan dicampur dengan aspal untuk menghasilkan campuran beraspal
panas yang memenuhi persyaratan tertentu. AMP dapat terletak di lokasi yang
permanen atau berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Apabila ditinjau dari jenis
cara memproduksi campuran beraspal dan kelengkapannya, ada beberapai jenis
AMP, yaitu:
a) AMP jenis takaran (batch plant)
b) AMP jenis drum pencampur (drum mix)
c) AMP jenis menerus (continuous plant)
Namun secara umum kebanyakan AMP dikategorikan atas jenis takaran
(timbangan) atau jenis drum pencampur. Perbedaan utama dari AMP jenis
timbangan dan jenis drum adalah dalam hal kelengkapan dan proses bekerjanya.
Pada AMP jenis timbangan komposisi bahan dalam campuran beraspal ditentukan
berdasarkan berat masing-masing bahan sedangkan pada AMP jenis pencampur
drum komposisi bahan dalam campuran ditentukanberdasarkan berat masing-
masing bahan yang diubah ke dalam satuan volume atau dalam aliran berat per
satuan waktu. Terlepas dari perbedaan jenis dari AMP, tujuan dasarnya adalah
sama. Yaitu untuk menghasilkan campuran beraspal panas yang mengandung
bahan pengikat dan agregat yang memenuhi semua persyaratan spesifikasi .
Proses pencampuran campuran beraspal pada AMP jenis takaran dimulai
dengan penimbangan agregat, bahan pengisi (filler) bila diperlukan dan aspal sesuai
komposisi yang telah ditentukan berdasarkan Rencana Campuran Kerja (RCK) dan
dicampur pada pencampur(mixer/pugmill) dalam waktu tertentu. Pengaturan
besarnya bukaan pintu bin dingin dilakukan untuk menyesuaikan gradasi agregat
dengan rencana komposisi campuran, sehingga aliran material ke masingmasing
bin pada bin panas menjadi lancar dan berimbang.

2
Pada AMP jenis pencampur drum, agregat panas langsung dicampur dengan
aspal panas di dalam drum pemanas atau di dalam silo pencampur di luar drum
pemanas. Penggabungan agregat dilakukan dengan cara mengatur bukaan pintu
pada bin dingin dan pemberian aspal ditentukan berdasarkan kecepatan pengaliran
dari pompa aspal. Perbedaan dalam hal kelengkapan dari kedua jenis AMP tersebut
adalah; AMP jenis takaran dilengkapi saringan panas (hot screen), bin panas (hot
bin), timbangan (weight hopper) dan pencampur (pugmill/mixer) sedangkan pada
AMP jenis pencampur drum kelengkapan tersebut tidak tersedia. Tentunya kedua
jenis AMP tersebut juga mempunyai persamaan yaitu sama-sama dilengkapi bin
dingin, pengontrol dan pengumpul debu serta pencampur.

3
4
Bagian-bagian AMP jenis timbangan adalah :
1. Bin dingin (cold bins)
2. Pintu pengatur pengeluaran agregat dari bin dingin (cold feed gate)
3. Sistem pemasok agregat dingin (cold elevator)
4. Pengering (dryer)
5. Pengumpul debu (dust collector)
6. Cerobong pembuangan (exhaust stack)
7. Sistem pemasok agregat panas (hot elevator)
8. Unit ayakan panas (hot screening unit)
9. Bin panas (hot bins)
10. Timbangan Agregat (weigh box)
11. Pencampur (mixer atau pugmill)
12. Penyimpanan bahan pengisi (mineral filler storage)
13. Tangki aspal (hot asphalt storage)
14. Sistem penimbangan aspal (aspal weigh bucket)

Gambar II.1. AMP jenis takaran ( batch plant )


Sumber:Manual Pemeriksaan Peralatan Unit Pencampur Aspal Panas Buku-I :
Fungsi dan Cara Kerja.

5
Gambar II.2. AMP jenis pencampur drum (drum mix)
Sumber:Manual Pemeriksaan Peralatan Unit Pencampur Aspal Panas Buku-I :
Fungsi dan Cara Kerja.

6
Gambar II.3. Tipikal tata letak AMP jenis takaran dan pencampur drum
Sumber:Manual Pemeriksaan Peralatan Unit Pencampur Aspal Panas Buku-I :
Fungsi dan Cara Kerja.

Di Indonesia sebagian besar jenis AMP yang ada adalah dari AMP jenis
takaran.Sementara jenis drum relatif sedikit dengan kapasitas yang kecil. AMP
jenis menerus seperti yang banyak dimiliki beberapa Kotamadya memiliki beberapa
kelebihan dan kekurangan, yaitu :
 Gradasi agregat kurang begitu terjamin kesesuaiannya dengan gradasi pada
FCK, disebabkan karena kontrolnya hanyalah dilakukan dari bukaan pintu
bin dingin saja, dan tidak terdapatnya kontrol kedua seperti pada jenis AMP
takaran.

7
 Pengaturan jumlah pasokan agregat tidak begitu teliti jika hanya
mengandalkan pengaturan bukaan bin dingin tanpa ada alat kontrol lain
(misalnya pengontrol kecepatan ban berjalan).
 Jumlah pasokan aspal yang diberikan saat pencampuran dengan agregat
panas sangat tergantung dari viskositas aspal, sehingga apabila terjadi
penurunan temperatur aspal akan menyebabkan jumlah aspal yang
diberikan tidak sesuai dengan kadar aspal optimum pada JMF.
 Temperatur campuran kadang-kadang terjadi penyimpangan
 Kelebihan AMP tipe drum adalah pengoperasiannya lebih sederhana dan
mudah, item pengontrolan lebih sedikit.

2.2. AMP jenis takaran


Pada AMP jenis takaran agregat digabungkan, dipanaskan dan dikeringkan
serta secara proporsional dicampur dengan aspal untuk memproduksi campuran
beraspal panas.AMP dapat berukuran kecil atau besar tergantung dari kuantitas
campuran yang dihasilkannya, disamping itu ditinjau dari mobilitasnya, pada
umumnya AMP jenis takaran dapat digolongkan atas :
a) AMP yang permanen
b) AMP yang mudah di pindah-pindah dan dapat dipasang di dekat lokasi proyek.
Kapasitas AMP bervariasi dan umumnya berkisar dari 500 kg sampai 1200 kg per
batch atau lebih besar. Proses pencampuran untuk masing-masing batch sekitar 40
menit. Untuk jalan-jalan dengan lalu-lintas padat dan berat disarankan
menggunakan kapasitas AMP yang lebih besar dari 800 kg per batch. Beberapa
keunggulan dari penggunaan kapasitas 800 kg per batch atau lebih adalah sebagai
berikut :
 Penggunaan kapasitas yang besar akan membantu menghasilkan campuran
yang relatif seragam dan mengurangi faktor ketidakpastian.

 Kapasitas yang lebih besar relatif lebih menjamin kelancaran pasokan


campuran beraspal ke unit penghampar. Pasokan yang tidak lancar pada unit
penghampar dapat mengakibatkan permukaan jalan tidak rata dan
kepadatan tidak tercapai, karena campuran di bawah alat penghampar telah
dingin sehingga pada bagian tersebut sulit diratakan dan dipadatkan.

8
 Kapasitas yang besar akan mempercepat penyelesaian pekerjaan, yang
berarti mengurangi gangguan terhadap kelancaran lalu-lintas. Pada jalan-
jalan utama gangguan akibat adanya pekerjaan pelapisan ulang sangat besar
pengaruhnya.
Proses produksi campuran beraspal panas dengan menggunakan AMP jenis
takaran seperti diperlihatkan pada Gambar 4 dimulai dari memasok agregat dingin
dari bin dingin dengan jumlah terkontrol, kemudian dipanaskan dan dikeringkan
melalui pengering (dryer). Selanjutnya agregat disaring dengan unit saringan panas
(hot screen) yang akan memisahkan agregat berdasarkan ukuran fraksinya lalu
dimasukkan ke dalam bin panas. Masing-masing agregat dari bin panas ditimbang
sesuai proporsi yang diinginkan. Bila diperlukan, bahan pengisi (filler)
ditambahkan melalui pemasok bahan pengisi.Selanjutnya dicampur kering dalam
pencampur.Aspal dengan jumlah terkontrol ditambahkan setelah pencampuran
kering.Bila pencampuran agregat dengan aspal telah homogen, campuran
selanjutnya dituangkan ke dalam truk pengangkut dan dibawa ke tempat
penghamparan.

Gambar II.4. Skema pengoperasian AMP jenis takaran


Sumber:Manual Pemeriksaan Peralatan Unit Pencampur Aspal Panas Buku-I
: Fungsi dan Cara Kerja.

2.2.1 Bin dingin

9
Bin dingin (cold bin) adalah bak tempat menampung material agregat dari
tiap-tiap fraksi mulai dari agregat halus sampai agregat kasar yang diperlukan
dalam memproduksi campuran aspal panas (hot mix) .Bagian pertama dari AMP
adalah bin dingin, yaitu tempat penyimpanan fraksi agregat kasar, agregat sedang,
agregat halus dan pasir. Bin dingin harus terdiri dari minimum 3 sampai 5 bak
penampung (bin). Masing-masing bin berisi agregat dengan gradasi tertentu.
Agregat-agregat tersebut harus terpisah satu sama lain, untuk menjaga keaslian
gradasi dari masing masing bin sesuai dengan rencana gradasi pada formula
campuran kerja (FCK/JMF ). Untuk memisahkannya, dapat dipasang pelat baja
pemisah antar bin. Dengan demikian maka loader (alat pengangkut) yang
digunakan mengisi masing-masing bin harus mempunyai bak (bucket) yang lebih
kecil dari mulut pemisah masing-masing bin. Jika pemisah tidak ada maka
pengisian masing-masing bin tidak boleh berlebih yang dapat berakibat
tercampurnya agregat.
Penyimpangan gradasi agregat di bin dingin baik itu karena tercampurnya
agregat pada masing-masing bin atau kalibrasi bukaan yang kurang tepat dapat
mengakibatkan kesulitan pengaturan gradasi di bin panas. Kemungkinan salah satu
bin panas pengisian agregat relatif lebih lama dibanding dengan bin lainnya.
Akibatnya waktu produksi menjadi lama dan selama menunggu terisinya bin
tersebut, terjadi pelimpahan material (overflow) pada bin panas lainnya.
Jenis bin dingin yang umum dikenal [3]adalah : (1) ban berjalan menerus, (2)
getar, dan (3) aliran. Tipikal masing-masing jenis bin dingin tersebut diperlihatkan
pada Gambar 5. Jenis pertama (continuous) cocok untuk agregat halus, sedangkan
yang lainnya cocokuntuk agregat kasar.

10
Gambar II.5 Jenis-jenis bin dingin
Sumber:Manual Pemeriksaan Peralatan Unit Pencampur Aspal Panas Buku-I :
Fungsi dan Cara Kerja.

11
2.2.1.1 Pintu pengeluar agregat pada bin dingin
Pintu pengeluaran agregat pada bin dingin (cold feed gate) dipasang di
bagian bawah dari bin dingin, lubang pintu ini dilengkapi dengan skala yang
angkanya menunjukkan besarnya lubang bukaan yang dapat diatur sedemikian rupa
sehingga sesuai dengan kebutuhan. Besarnya bukaan pintu pada setiap bin dingin
yang telah berisi agregat dan siap untuk digunakan dalam pencampuran, harus
dikalibrasi terlebih dahulu pada setiap kondisi dan jenis agregat yang akan
digunakan. Kelancaran pasokan agregat ke bin panas dapat terganggu jika pintu
pengeluaran bin dingin tersumbat oleh batu atau lainnya. Untuk menjaga kelancaran
pasokan dari bin dingin, biasanya ada personil khusus yang mengawasi kelancaran
pasokan tersebut. Pada musim hujan, jika agregat halus tidak dilindungi terhadap
hujan, dapat juga menyebabkan penyumbatan pintu pasokan akibat
menggumpalnya agregat halus di pintu pengeluaran/pasokan.

2.2.1.2 Sistim pemasok agregat dingin


Sistim pemasok agregat dingin dipasang pada empat atau lebih bin dingin,
melalui bukaan atau pintu yang dapat diatur, agregat dingin diangkut melalui
reciprocating feeder dan atau ban berjalan (belt conveyor) dan diteruskan
menggunakan elevator dingin (cold elevator) menuju ke drum pengering, tipikal
sistim pemasok agregat dingin diperlihatkan pada Gambar 6.

Gambar II.6. Tipikal pemasokan agregat dari bin dingin


Sumber:Manual Pemeriksaan Peralatan Unit Pencampur Aspal Panas Buku-I :

12
Kesinambungan aliran material dari bin dingin ini sangat berpengaruh
terhadap produksi campuran beraspal, untuk itu perlu pengendalian mutu yang ketat
pada bin dingin salah satu penyimpangan yang sering terjadi pada bin dingin adalah
tidak dipasangnya pembatas antara mulut pasokan agregat pada bin dingin sehingga
agregat dari bin dingin yang satu bercampur dengan agregat dari bin dingin lainnya.
Faktor–faktor yang harus mendapat perhatian pada bin dingin (cold bin) adalah:
 Tidak ada perubahan gradasi agregat. Perubahan gradasi dapat disebabkan
karena perbedaan quari atau suplier. Jika terjadi perubahan gradasi agregat
maka harus dilakukan pembuatan FCK (JMF) kembali.

 Agregat tidak tercampur. Pencampuran agregat antar bin yang berdekatan


dapat dicegah dengan membuat pemisah yang cukup dan pengisian tidak
berlebih.

 Bukaan bin dingin dikalibrasi secara periodik.

 Tidak ada penghalang pada bukaan bin dingin. Bukaan bin dingin agregat
halus kadang-kadang tersumbat jika agregat halus basah, agregat
terkontaminasi tanah lempung, atau penghalang lain yang tidak umum
seperti batu dan kayu.

 Tidak terjadi perubahan kecepatan conveyor dan ada operator yang


mengontrol aliran agregat untuk membuang material yang tidak perlu.

2.2.2 Pengering (Dryer)


Dari bin dingin agregat dibawa melalui elevator dingin dinaikkan ke dalam
pengering (dryer) untuk dipanaskan dan dikeringkan pada temperatur yang diminta.
Pengering ini berbentuk silinder dengan panjang dan diameter tertentu berdasarkan
kapasitas maksimum produksi yang direncanakan per jamnya .
Pengering mempunyai fungsi: (1) menghilangkan kandungan air pada
agregat; dan (2) memanaskan agregat sampai temperatur yang disyaratkan.
Komponen yang terdapat pada sistim pengering adalah:

13
• Silinder berputar (pengering) yang umumnya berdiameter 91 cm sampai 305 cm
dan panjang 610 cm sampai 1219 cm.

• Ketel pembakar (burner) yang berisi gas atau minyak bakar untuk menyalakan
pemanas.

• Kipas (fan) sebagai bagian dari system pengumpul debu dan mempunyai fungsi
utama untuk memberikan udara atau oksigen dalam sistim pemanas.

Gambar II.7. Pengering pada drum pengering AMP jenis takaran


Sumber:Manual Pemeriksaan Peralatan Unit Pencampur Aspal Panas Buku-I :
Fungsi dan Cara Kerja.
Pada sistim pengering dipasang serangkaian baris sudu-sudu yang terbuat
dari pelat logam cekung yang dilas dalam bentuk yang bervariasi dan melekat pada
permukaan di bagian dalam silinder tersebut.Sudu-sudu ini (flight cup) digunakan
untuk mengangkat dan menjatuhkan agregat sehingga pengeringan agregat menjadi
merata.Tipikal sudu-sudu (flight up) diperlihatkan pada Gambar 8. Bentuk
pengering, kecepatan putaran, diameter , panjang, jumlah dan disain dari sudusudu
(flight cup) mempengaruhi lamanya waktu yang diperlukan untuk proses

14
pengeringan di dalam sistim pengering agregat. Oleh karena itu jumlah, bentuk dan
susunan sudu-sudu harus diperhatikan untuk efisiensi pengeringan.Selanjutnya
agregat yang telah dikeringkan dialirkan menuju elevator panas (hotelevator)
melalui pintu pengeluar yang terdapat pada ujung alat pengering.

Gambar II.8. Tipikal sudu-sudu pada pengering


Sumber:Manual Pemeriksaan Peralatan Unit Pencampur Aspal Panas Buku-I :
Fungsi dan Cara Kerja.
Pada unit pengering (dryer) perlu diperhatikan beberapa faktor agar
diperoleh campuran beraspal yang memenuhi syarat, yaitu antara lain :
 Kalibrasi alat pengukur temperatur dan pemeriksaan temperatur pemanasan.
Perubahan kuantitas agregat yang masuk ke unit pengering akibat dari
pengaturan bukaan bin dingin dapat menyebabkan pemanasan berlebih
(jumlah agregat yang masuk berkurang sementara panas pembakar tetap).

 Pembakaran harus sempurna, hal ini dapat diindikasikan dari warna asap
yang keluar dari cerobong asap adalah putih dan nyala api pembakaran
berwarna biru. Warnaasap yang hitam menandakan pembakaran tidak
sempurna. Contoh dari akibat pembakaran yang tidak sempurna adalah,
pada saat pengambilan agregat dari hot bin, agregat terlihat berwarna hitam
terselimuti jelaga. Akibat dari hal tersebut aspal tidak dapat masuk ke pori-
pori agregat dan juga tidak dapat melekat dengan baik ke agregat.
 Kadar air pada agregat harus seminimum mungkin, oleh karena itu lakukan
pemeriksaan kadar air secara cepat; ambil contoh secukupnya, kemudian
lewatkan cermin yang kering, atau spatula diatas agregat tersebut. Amati

15
jumlah kadar air yang mengembun pada permukaan cermin atau spatula.
Agregat yang masih mengandung kadar air akan menghalangi melekatnya
aspal ke agregat, sehingga campuran beraspal berprilaku seolah-olah
kelebihan aspal.

2.2.3 Pengumpul debu (dust collector)


Alat pengumpul debu (dust collector) harus berfungsi sebagai alat
pengontrol polusi udara di lingkungan lokasi AMP[3]. Gas buang yang keluar dari
sistim pengering ditambah dengan dorongan kipas pengeluar (exhaust fan) akan
dialirkan ke pengumpul debu. Alat pengumpul debu yang tidak berfungsi dengan
baik akan menyebabkan terjadinya polusi udara, dan ini terlihat jelas dari adanya
kotoran atau debu di pohon-pohon atau atap rumah di sekitar lokasi AMP. Secara
umum terdapat beberapa jenis kombinasi sistim pengumpul debu, antara lain :
 Sistim pengumpul debu jenis kering (dry cyclone dust collector), debu
yang terbawa gas buangan diputar, sehingga partikel berat ke bagian
bawah dan gas yang telah bersih keluar dari cerobong asap. Partikel berat
selanjutnya dikembalikan ke bin panas (hot bin) melalui sistim pengatur
udara (air lock damper).
 Sistim pengumpul debu jenis basah (wet scrubber dust collector), debu yang
terbawa gas buangan disemprot dengan air, sehingga partikel berat akan
terjatuh ke bawah dan gas yang telah bersih keluar dari cerobong asap.
Partikel berat tersebut kemudian dialirkan ke bak penampung (bak air). Jika
pada bak air penampung terlihat jelaga yang mengambang dengan jumlah
yang cukup banyak, maka hal ini menunjukkan terjadi pembakaran yang
tidak sempurna pada pengering (dryer). Untuk mencegah hal yang tidak
diinginkan maka segera lakukan koreksi atau perbaikan pada pengering
(dryer).
Tipikal dari kedua jenis pengumpul debu diperlihatkan pada Gambar 9. Muatan
udara yang mengandung partikel debu, asap dan gas harus dikontrol sampai ambang
batas yang telah ditentukan sesuai dengan peraturan yang berlaku mengenai
dampak lingkungan.

16
Jenis kering (dry cyclone dust collector) Jenis basah (wet scrubber dust
collector)
Gambar II.9. Tipikal jenis-jenis pengumpul debu Lubang
Sumber:Manual Pemeriksaan Peralatan Unit Pencampur Aspal Panas Buku-I :
Fungsi dan Cara Kerja.

2.2.4 Unit ayakan panas (hot screening unit)


Kebanyakan AMP menggunakan unit ayakan panas (hot screening unit)
jenis mendatar dengan sistim penggetar yang umumnya terdiri dari empat susunan.
Agregat yang telah dikeringkan dan dipanaskan diangkut dengan mangkok elevator
panas (hot elevatorbucket) untuk disaring dengan susunan unit ayakan panas dan
dipisahkan dalam beberapa ukuran yang selanjutnya dikirim ke bin panas (hot bin).
Tipikal unit ayakan panas diperlihatkan pada Gambar II.10. Umumnya pada proses
penyaringan terjadi pelimpahan agregat, misalnya yang semestinya masuk ke bin
panas I tetapi terbawa ke bin panas II. Pelimpahan ini pada kondisi normal terjadi
kurang dari 5 % dan cenderung konstan sehingga tidak terlalu mengganggu kualitas
produksi. Akan tetapi presentase tersebut dapat bertambah jika : lubang saringan
tertutup agregat, kecepatan produksi ditambah sehingga agregat yang disaring
bertambah sementara efisiensi operasi penyaringan tetap, agregat halus basah
sehingga pada saat pengeringan dan pemanasan agregat halus tersebut
akanmenggumpal dan masuk ke hot bin yang tidak semestinya. Kemungkinan lain

17
adalah lubang-lubang pada saringan sudah ada yang rusak, sehingga beberapa
agregat masuk ke bin panas yang tidak semestinya.
Faktor-faktor tersebut dapat menyebabkan terjadinya penyimpangan
gradasi dan kadar aspal secara serius. Unit bagian atas dari susunan ayakan
merupakan penutup dari dek dan merupakan saringan pertama yang biasa disebut
pemisah (scalping). Pada susunan unit ayakan dengan ukuran lubang terbesar
berfungsi membuang agregat yang mempunyai diameter yang lebih besar dari
ukuran agregat maksimum yang diminta (oversize) agar tidak masuk ke bin panas
(hot bin) dan membuangnya pada pintu pembuang.

Gambar II.10. Tipikal unit ayakan panas


Sumber:Manual Pemeriksaan Peralatan Unit Pencampur Aspal Panas Buku-I :
Fungsi dan Cara Kerja.
Pemasangan saringan pada unit ayakan panas harus tidak pada ukuran yang
berdekatan. Contoh susunan ayakan untuk campuran beraspal dengan ukuran butir
agregat maksimum 19 mm adalah :
 Saringan pertama / teratas berukuran 19 mm, butir agregat yang ukurannya
lebih besar (oversize) dibuang ke saluran pembuang

 Saringan ke-dua berukuran 12,5 mm (1/2 inchi). Ukuran butir agregat antara
19 mm sampai 12,5 mm masuk ke bin 1

18
 Saringan ke-tiga berukuran 4,75 mm (No. 4). Ukuran butir agregat antara
9,5 sampai dengan 4,75 mm masuk ke bin 2.

 Saringan ke-empat berukuran 2,36 mm (No. 8). Ukuran butir agregat antara
4,75 sampai dengan 2,36 mm masuk ke bin 3. Sementara agregat yang lolos
saringan 2,36 mm masuk ke bin 4.
Unit ayakan panas harus dibersihkan dan diperiksa setiap hari untuk
menghindarkan dari kemungkinan rusak atau robek.

2.2.5 Bin panas (hot bin)


Bin panas (hot bin) dipasang pada AMP jenis takaran (batch). Pada AMP
jenis takaranumumnya akan terdapat 4 bin yang dilengkapi dengan pembatas yang
rapat dan kuatdan tidak boleh berlubang serta mempunyai tinggi yang tepat
sehingga mampumenampung agregat panas dalam berbagai ukuran fraksi yang
telah dipisah-pisahkanmelalui unit ayakan panas.Pada bagian bawah dari tiap bin
panas harus dipasang saluran pipa untuk membuangagregat yang berlebih dari tiap
bin panas yang dapat dioperasikan secara manual atauotomatis.Jika agregat halus
masih menyisakan kadar air (pengering kurang baik) setelahpemanasan, maka
agregat yang sangat halus (debu) akan menempel dan menggumpalpada dingding
bin panas dan akan jatuh setelah cukup berat. Hal tersebut dapatmenyebabkan
perubahan gradasi agregat, yaitu penambahan material yang lolossaringan No.
200.
2.2.6 Sistim pemasok bahan pengisi (filler elevator)
Bahan pengisi (filler) sangat sensitif untuk mengeras karena pengaruh kadar
air, oleh karena itu diperlukan wadah khusus (silo) agar bahan pengisi bebas dari
pengaruh air. Umumnya bahan pengisi dimasukkan ke dalam AMP melalui
penimbang yang biasa disediakan untuk menimbang agregat panas, namun terdapat
juga AMP yang menyediakan penimbang khusus untuk bahan pengisi.Terdapat dua
sistim untuk memasok bahan pengisi ke dalam AMP yaitu sistim pneumatik dan
mekanik. Untuk sistim pneumatik, bahan pengisi dimasukkan ke dalam pencampur
dengan cara pengaliran seperti bahan cair, sedangkan untuk sistim makanik bahan
pengisi dari silo dimasukkan ke dalam pencampur dengan menggunakan
wadahwadah yang dirangkai dengan ban berjalan sehingga merupakan elevator

19
bahan pengisi. Karena pengaruh bahan pengisi dalam campuran cukup besar, maka
diperlukan pemeriksaan secara berkala. Penambahan bahan pengisi akan
menyebabkan campuran menjadi lebih kaku (stiff), akan tetapi penambahan yang
terlalu banyak akan berpengaruh negatif, yaitu lapisan beraspal menjadi getas dan
mudah retak.
2.2.7 Tangki aspal (asphalt storage)
Tangki aspal pada AMP harus cukup besar sehingga dapat menampung
aspal yang memenuhi kebutuhan aspal saat AMP dioperasikan, dan aspal yang
terdapat di dalamnya dapat dengan mudah terlihat.Pada beberapa AMP terdapat
beberapa tangki aspal yang saling berhubungan satu dengan lainnya.Tangki
pertama mempunyai fungsi menampung aspal yang baru datang dari pemasok, dan
tangki lainnya mempunyai fungsi untuk menampung aspal yang telah dipanaskan
dan siap untuk ditimbang dan dimasukkan ke dalam pencampur (mixer/pugmill).
Setiap tangki harus dilengkapi dengan sebuah alat sensor thermometric yang telah
dikalibrasi sehingga temperatur aspal dari tiap tangki akan terkontrol.
Aspal harus cukup cair untuk dapat dialirkan dengan baik, oleh karena itu
diperlukan penangas aspal. Terdapat beberapa jenis penangas aspal di dalam tangki,
antara lain dengan sistim sirkulasi uap panas atau sirkulasi oli panas di dalam tangki
aspal atau dapat juga dengan sistim elektrik.
Pada sirkulasi aspal terdapat dua jenis pipa, yaitu pipa pemasok yang
berfungsi mengalirkan aspal panas untuk ditimbang dan pipa pengembali yang
berfungsi mengalirkan aspal kembali ke dalam tangki.Tangki aspal, pipa pemasok,
pipa pengembali, dan timbangan aspal harus mempunyai pelindung panas sehingga
dapat menjamin temperatur aspal sesuai dengan yang ditentukan.Pada sirkulasi
aspal pipa pengembali harus terletak di bawah pipa pemasok aspal.Untuk mencegah
terjadinya kekosongan dalam pipa pengembali aspal, perlu dipasang dua atau tiga
buah lubang pada pipa pengembali di atas ambang atas tertinggi aspal dalam tangki.
2.2.8 Timbangan agregat (aggregate weight hopper)
Pada AMP jenis takaran terdapat dua macam timbangan untuk agregat yaitu
timbangan untuk agregat dan timbangan untuk bahan pengisi (filler). Timbangan
untuk agregat ditempatkan langsung di bawah bin panas (hot bin). Hasil
penimbangan dari agregat langsung ditransmisikan oleh mekanisme timbangan

20
pada skala penunjuk tanpa pegas, sehingga berat agregat tiap bin serta jumlah tiap
takaran dapat dibaca.
Pada bagian ini operator AMP sangat berperan. Jika keseimbangan waktu
pencapaian berat bin panas sulit tercapai, maka operator harus melakukan
pengecekan aliran material mulai dari bin dingin. Akan tetapi jika ketidak
seimbangan waktu tersebut dipaksakan terus berjalan, maka dapat dipastikan akan
terjadi penyimpangan gradasi sebagai akibat proporsi masing-masing hot bin tidak
sesuai. Temperatur agregat juga akan berfluktuasi akibat dari kuantitas aliran
agregat pada pengering (dryer) yang tidak stabil.
Urutan penimbangan tiap bin panas harus diamati secara teliti dan sebaiknya
penimbangan fraksi agregat kasar didahulukan. Sebelum AMP dioperasikan, skala
timbangan dibersihkan, tiap bagian diperiksa dan harus dilakukan kalibrasi
timbangan secara periodik oleh instansi berwenang.AMP sebaiknya menggunakan
sistim kontrol yang otomatis untuk memperoleh komposisi campuran yang sesuai.
Faktor-faktor penting pada unit timbangan agregat yang perlu mendapat perhatian
antara lain sebagai berikut :
- Kalibrasi timbangan.
- Weigh box tergantung bebas.
- Kontrol harian terhadap kinerja operator AMP.

2.2.9 Timbangan aspal (asphalt weight hopper)


Setelah aspal dipanaskan dalam tangki aspal pada temperatur yang
ditentukan berdasarkan tingkat keencerannya, maka aspal panas dialirkan melalui
pipa pemasok untuk ditimbang beratnya sesuai dengan yang dibutuhkan sebelum
dimasukkan ke dalam pencampur (mixer/pugmill).Gambar skematik aliran aspal
dan pengukuran aspal diilustrasikan pada Gambar II.11.Kuantitas aspal yang
dialirkan ke dalam pencampur (mixer) harus selalu diamati dan secara berkala
timbangannya dikalibrasi, sehingga diperoleh jumlah aspal yang tepat dengan
toleransi sesuai dengan spesifikasi.

21
Gambar II.11. Tipikal penimbangan dan aliran aspal

2.2.10 Pencampur (mixer atau pugmill)


Setelah aspal, agregat dan bahan pengisi (bila perlu) ditimbang sesuai
dengan komposisi yang direncanakan, bahan tersebut dimasukkan ke dalam
pencampur (mixer/pugmill). Waktu pencampuran harus sesingkat mungkin untuk
mencegah oksidasi yang berlebih namun harus diperoleh penyelimutan yang
seragam pada semua butir agregat. Pencampur terdiri dari ruang (chamber) dan
poros kembar (twin shaft) yang dilengkapi dengan dengan kayuh atau pedal
(paddle). Untuk menghasilkan pengadukan yang baik, pedal harus dalam kondisi
baik (tidak aus) dan posisinya sedemikian rupa sehingga ruang bebas (clearance)
antara ujung pedal dan dinding ruang pencampuran kurang dari 1,5 kali ukuran
maksimum agregat. Pengisian yang terlalu banyak akan menyebabkan hasil
pengadukan menjadi kurang sempurna,sementara pengisian terlalu sedikit tidak
efisien. Dalam pugmill terjadi dua jenis pencampuran, yaitu pencampuran kering
dan pencampuran basah (setelah ditambah aspal).Lamanya pencampuran kering
diusahakan sesingkat mungkin untuk meminimalkan degradasi agregat, umumnya
1 atau 2 detik.Pencampuran basah juga diusahakan seminimal mungkin untuk
menghindari degradasi dan oksidasi atau penuaan (aging) dari aspal.Apabila
agregat kasar (tertahan saringan No. 8) telah terselimuti aspal maka pencampuran
basah dihentikan, karena dapat dipastikan agregat halus juga telah terselimuti
aspal.Umumnya waktu pencampuran sekitar 30 detik.

22
2.2.11. Tenaga penggerak
Untuk menjalankan semua bagian-bagian atau komponen-komponen AMP
sumber tenaga utamanya adalah generator set atau gen set. Pada umumnya genset
ini diputar oleh mesin diesel.Kekuatan atau kapasitas genset ini harus cukup untuk
melayani kebutuhan motor-motor listrik yang dipakai serta peralatan-peralatan lain
yang memakai tenaga listrik dan untuk penerangan.Semua sambungan-sambungan
aliran listrik harus tertutup untuk mencegah arus pendek serta untuk keamanan
lingkungan.

2.2.12. Ruang pengendali pengontrol atau ruang pengontrol (control room)


Seluruh kegiatan operasi unit peralatan pencampur aspal panas (AMP) dikendalikan
dari ruang pengontrol atau control room ini. Ada 3 cara pengendalian operasi yang
dikenal; yaitu cara manual, cara semi otomatis dan cara otomatis. Pada
pengendalian operasi cara manual, pengaturan/pengoperasian komponen atau
bagian-bagian peralatan pencampur aspal panas (AMP) dilakukan dengan mengatur
sakelar atau tombol mengunakan tangan. Yaitu pengaturan pemasokan agregat,
aspal, pembakaran pada burner, penimbangan, pencampuran serta pengeluaran
campuran dari pencampur atau pugmill.Pengendalian secara semi otomatis,
beberapa pengaturan pembukaan dan penimbangan masih dikontrol secara manual,
termasuk bukaan pintu pengeluaran pugmill.
Pengendalian operasi secara otomatis, maka semua operasinya sudah diatur
secara otomatis dengan sistem komputerisasi, termasuk kontrol apabila ada
kesalahankesalahan atau ketidakcocokan dan ketidaklancaran operasi dari satu atau
beberapa bagian kegiatan/ operasi, misalnya temperatur agregat panas rendah maka
terkontrol pada burnernya, misalnya ditingkatkan pemanasannya. Pada
pengendalian operasi secara otomatis harus lebih teliti pengamatan alat-alat
ukurnya serta hubungan-hubungan sirkuit dari peralatan pencampur aspal panas
(AMP) ke ruang pengendalian, karena besaran-besaran yang sudah diprogram bisa
saja bersalahan akibat sirkuit yang terganggu, sehingga kemungkinan produk akhir
berada di luar spesifikasi yang sudah dirancang atau diformulasikan sebelumnya.

23
BAB III
KESIMPULAN

3.1 KESIMPULAN
Berdasarkan uraian diatas maka penulis dapat menarik beberapa kesimpulan
diantaranya sebagai berikut :
1. Asphalt mixing plant/AMP (unit produksi campuran beraspal) adalah
seperangkat peralatan mekanik dan elektronik dimana agregat
dipanaskan, dikeringkan dan dicampur dengan aspal untuk
menghasilkan campuran beraspal panas yang memenuhi persyaratan
tertentu.
2. Di Indonesia sebagian besar jenis AMP yang ada adalah dari AMP jenis
takaran.Sementara jenis drum relatif sedikit dengan kapasitas yang
kecil.

24

Anda mungkin juga menyukai