Anda di halaman 1dari 2

Rencana Anggaran Pelaksanaan merupakan titik fokus dari keseluruhan proses perencanaan

dan pengendalian anggaran membantu manager dalam merencanakan kegiatan dan memonitor
kinerja operasi serta laba yang dihasilkan oleh pertanggungjawaban.

Rencana Anggaran Pelaksanaan juga berfungsi sebagai alat pembanding untuk mengevaluasi
realisasi kegiatan perusahaan. Dengan membandingkan antara apa yang tertuang dalam
anggaran dan realisasinya, maka dapat dinilai keberhasilan perusahaan dalam pelaksanaan
anggaran. Disamping itu, dengan adanya perbandingan tersebut dapat diketahui sebab-sebab
penyimpangan, sehingga dapat diketahui kelemahan dan kekuatan yang ada dalam perusahaan.

Penyimpangan yang mungkin terjadi adalah akibat kesalahan dalam menyajikan pelaporan
pada anggaran, baik yang telah berbentuk angka-angka pada rencana maupun data aktual.

Penyimpangan timbul karena pertimbangan dan keputusan khusus para anggota manajemen
berubah dari waktu ke waktu demi memperbaiki efisiensi.

Penyimpangan timbul karena keputusan yang dilakukan pada keadaan darurat akan
menimbulkan selisih. Misalnya, selisih sering timbul akibat keputusan mendadak didalam
penerimaan karyawan (karena ada karyawan yang pensiun, meninggal, dan adanya
penambahan ruangan baru), yang tidak direncanakan sebelumnya.

Analisis yang erat kaitanya dengan anggaran adalah analisis selisih yang berguna untuk
menganalisis selisih antara perencanaan anggaran dengan realisasi yang ada dalam
pelaksanaan. Data perencanaan dan realisasi anggaran bila dibandingkan akan menimbulkan
suatu selisih. Selisih anggaran yang terjadi sangat perlu mendapatkan perhatian dari perusahaan
karena selisih adalah perbedaan antara biaya menurut standar (budget) dengan biaya yang
sesungguhnya terjadi, penyebab dari adanya selisih tersebut bagi manejemen perlu diketahui
dengan menganalisa selisih yang terjadi, karena selisih merupakan petunjuk adanya
ketidaktepatan, ketidak effesiennya dari pelaksanaan atau sebaliknya yaitu tidak tepatnya
standar. Atas selisih yang terjadi itu maka diperlukan analisis selisih sebab selisih yang terjadi
antara anggaran dengan realisasi dianalisis untuk memberikan gambaran yang lebih jelas atas
penyebab terjadinya selisih tersebut (Wiyasha,2007).

Secara umum, proyek konstruksi itu sendri tidak bisa lepas dari 4 (empat) aspek yaitu: biaya,
waktu, mutu, dan keselamatan kerja. Oleh karena itu, setiap pelaksanaan proyek konstruksi
memerlukan suatu manajemen proyek yang baik, yang bertujuan untuk menghindari atau
meminimalisir berbagai resiko proyek yang mungkin terjadi diantaranya resiko terjadinya
pembengkakan biaya (cost overrun) dan keterlambatan waktu pelaksanaan pengerjaan. Suatu
proyek akan berhasil dengan baik apabila sesuai dengan biaya atau anggaran yang telah
direncanakan, tepat waktu, dan sesuai spesifikasi. Kontraktor di Indonesia beranggapan bahwa
biaya adalah aspek yang penting dan sangat diperhatikan dalam perencanaan dan pelaksanaan
proyek konstruksi. Menurut para kontraktor, tolak ukur tingkat keberhasilan suatu proyek
konstruksi ditinjau dari segi biaya adalah ketika biaya proyek konstruksi dapat ditekan
seminimal mungkin sehingga diperoleh keuntungan yang maksimal, atau ketika suatu
pelaksanaanproyek konstruksi tidak mengalami pembengkakan biaya selama tahap
pelaksanaan, dan dapat berjalan sesuai dengan estimasi biaya awal (Koolma, 2007). Dengan
demikian sangat dibutuhkan tingkat keahlian, pengetahuan, dan pengalaman yang tinggi dalam
mengestimasi biaya proyek sampai pengelolaan arus kas proyek selama tahap pelaksanaan,
keahlian dalam mengkoordinasi 3 sumber daya proyek, dan kontrol proyek yang baik sehingga
tidak terjadi pembengkakan biaya (cost overrun) yang dapat merugikan kontraktor. Namun
pada kenyataannya, sering dijumpai permasalahan munculnya pembengkakan biaya (cost
overrun) suatu proyek konstruksi selama tahap pelaksanaan pekerjaan. Hal ini dapat
disebabkan oleh beberapa faktor yakni: faktor intern dan extern dari proyek konstruksi itu
sendiri. Dengan demikian, hendaknya setiap faktor diperhatikan dengan baik atau selalu
dipertimbangkan ditahap estimasi awal, sehingga dapat dicegah atau dihindari terjadinya
pembengkakan (cost overrun) pada proyek konstruksi.

Rumusan masalah

Untuk Memperjelas permasalahan yang akan diteliti, penulis merumuskan permasalahan


penelitian sebagai berikut.
1. Bagaimana hubungan RAP dengan pembengkakan realisaasi biaya?
2. faktor apa saja yang menjadi pembengkakan dalam merealisasikan biaya terhadap
RAP?
3. Apakah dampak bagi suatu proyek, bila terjadi pembengkakan RAP

Tujuan Masalah
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan
1. mengetahui hubungan Rap dengan pembengkakan realisasi biaya
2. mengetahui faktor faktor dalam pembengkakan dalam merealisasikan biaya
3. mengetahui dampak yang ditimbulkan bila terjadi pembengkakan RAP

Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memberikan jawaban dari permasalahan-permasalahan yang telah
dirumuskan dan bermanfaat sebagai pedoman pelaksana untuk menguraikan masalah yang
sering terjadi pada realisasai penggunaaan RAP. Selain itu dapat dijadikan acuan untuk
mengurangi penyimpangan penggunaan RAP dan tidak menyebabkan pembengkakan biaya

Anda mungkin juga menyukai