Anda di halaman 1dari 5

Ragam Hias dari daerah Lampung

Didaerah lampung memiliki beberapa ragam hias contohnya seperti batik lampung
dan kain tenun lampung atau yang biasa disebut ‘Kain Tapis’.

-Kain tapis adalah pakaian wanita suku Lampung yang berbentuk kain sarung terbuat
dari tenun benang kapas dengan motif atau hiasan bahan sugi, benang perak atau
benang emas dengan sistem sulam.

Contoh kain tapis yang digunakan untuk perempuan

Contoh kain tapis yang digunakan untuk laki laki


Ragam Hias dari daerah banten
Salah satu ragam hias dari daerah banten adalah kain batik, yang
menjadi ciri khas utama batik Banten adalah motif datulaya. Motif ini
memiliki dasar belah ketupat berbentuk bunga dan lingkaran dalam
figura sulur-sulur daun. Warna yang digunakan, motif dasar berwarna
biru, variasi motif pada figura sulur-sulur daun berwarna abu-abu, pada
dasar kain berwarna kuning.

Batik Banten motif surosowan


JENIS JENIS BATIK PEKALONGAN

Salah satu contoh nama motif batik Pekalongan yang terkenal adalah Jlamprang,
dimana coraknya tidak memiliki gambar makhluk hidup dan hanya berupa bentuk
geometris. Motif lainnya adalah Buketan, Terang Bulan, Pisan Bali, Semen, Liong,
Sekar Jagad, dan Lung-lungan. Beberapa diantaranya memakai isian corak Cecek,
Sawung, Cacahgori, Parang, Gringsing, Sawut, dan Ukel.

Jika kita mendalami tiap pengertian motif batik Pekalongan dan maknanya, dapat
disimpulkan bahwa kain batik Pekalongan memiliki filosofi yang sangat terbuka.
Selain warnanya cukup bervariasi dan berani, motifnya juga sangat dinamis karena
menerima pengaruh dari banyak budaya Arab, China, India, hingga Belanda.
Pengrajinnya juga sering berinovasi sesuai trend motif-motif terbaru, sehingga
mempunyai daya tarik yang membuat harga batik Pekalongan sebanding dengan
kualitasnya.

Itulah berbagai gambar jenis batik dan penjelasannya. Tapi ini baru sebagian kecil
saja, karena kekayaan corak kain tradisional ini sangatlah banyak dan nyaris tak
terbatas jumlahnya. Maka kita harus bangga dengan keragaman batik Indonesia.
JENIS BATIK SOLO DAN PENJELASANNYA

Sebelum membahas lebih jauh tentang macam-macam motif batik Solo dan penjelasannya, perlu
diketahui bahwa jenis batik Solo mempunyai ciri yang sangat khas. Ciri khas paling unik adalah
pewarnanya yang memakai bahan lokal yang disebut dengan soga. Proses pembuatannya, baik
dengan cara cap ataupun tulis, umumnya selalu menggunakan soga.

Selain itu, tiap corak batik Solo juga memiliki nilai sejarah serta karateristik yang unik. Hal ini
membuat banyak orang tertarik untuk mempelajari berbagai macam jenis batik Solo dan
maknanya.

Nama-nama motif batik Solo dan keterangannya dapat Anda lihat pada daftar di bawah ini,
diantaranya adalah motif-motif yang cukup terkenal:

 Parang Rusak
Motif Parang memiliki kelas yang eksklusif, karena dibuat khusus untuk keluarga keraton
(kerajaan), baik di Solo maupun Yogyakarta. Kawung, Sawat, dan Barong juga termasuk
sebagai corak yang dianggap sakral.
 Slobog
Motif Slobog hanya dipakai saat sedang berduka, umumnya digunakan saat ada sanak
keluarga yang meninggal dunia.
 Sidomukti
Sidomukti adalah motif untuk hajatan perkawinan. Sesuai namanya, Sido bermakna
‘terlaksanas’ dan Mukti berarti ‘berkecukupan’, sesuai dengan filosofi tujuan sebuah
pernikahan yakni agar selalu bahagia dan langgeng.
 Truntum
Ini adalah motif yang umumnya dikenakan orang tua pengantin. Truntum memiliki
makna ‘menuntun’. Ada beberapa jenisnya, diantaranya adalah Truntum Mangkoro dan
Truntum Wahyu Tumurun.

Masih ada beragam macam batik Solo lainnya, seperti motif Satrio Manah, Semen Rante, Parang
Kusumo, Pamiluto, Ceplok Kasatriyan, Semen Gendong, dan Bondet. Khusus mengenai
keterangan batik Solo motif Bondet, biasanya digunakan pengantin wanita saat malam pertama,
dan memiliki beberapa pola motif yakni: Sido Asih, Ratu Ratih, Parang Kusuma, Bokor
Kencana, dan Sekar Jagad.

Tiap motif batik Solo dan filosofinya memiliki makna serta fungsinya sendiri-sendiri
berdasarkan sejarah pembuatannya pada masa lampau. Tapi sekarang kain batik Solo modern
sudah lebih bebas pemakaiannya, tidak terlalu terikat dengan tradisinya lagi.
Motif Batik Sido Luhur

Bagi orang jawa motif batik sido luhur ini memiliki makna keluhuran, keluhuran
disini adalah mencari keluhuran materi dan non materi. keluhuran materi adalah
keluhuran ragawi yang tercukupi, Yang didapat dengan cara bekerja keras sesuai
dengan profesi, pangkat dan kedudukannya di masyarakat. Keluhuran materi ini
hendaknya didapatkan dengan cara yang halal, sah dan tidak bertentangan dengan
peraturan dan norma yang berlaku dimasyarakat.

Sedangkan keluhuran nonmateri yang dimaksud adalah keluhuran budi pekerti,


tindakan seseorang, budi pekerti orang itu. Seseorang yang bisa dipercaya oleh
orang lain adalah memiliki budi pekerti yang baik sehingga bisa dianggap
memiliki keluhuran non materi. Sesuai dengan falsafat orang jawa bahwasanya
seseorang hidup di dunia ini tidak untuk dirinya sendiri namun juga hidup untuk
bisa memberikan manfaat kepada keluarga, orang lain dan masyarakat sekitar,
serta tidak lupa dengan ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.

Anda mungkin juga menyukai