Anda di halaman 1dari 5

1.

Batik Ciptoning

Batik ini berasal dari daerah Yogyakarta, namun daerah lainnya banyak
yang memproduksi dengan pengembangan motif dan warnanya. Motif ciptoning
termasuk dalam pola ceplok (bentuk geometris yang diulang dan saling
berhubungan). 

Motif ini menceritakan Arjuna yang mesu diri, manembah, dan manekung
sehingga berhasil mengalahkan segala godaan dan hawa nafsu jahat dan menjadi
Begawan Ciptoning Mintaraga. 

Dengan harapan yang mengenakan dapat meneladaninya. Dahulu kain motif


ini dikenakan oleh para ksatria.Batik motif ciptoning tersusun dari beberapa motif
yaitu motif wayang, motif parang, motif gurda, motif burung, isen-isen, yang
kesemuanya dipadukan menjadi satu kesatuan motif yang cantik dan menarik. 

2. Batik Cuwiri

Batik Cuwiri berasal dari Surakarta dan Yogyakarta, namun di daerah


lain juga ada yang mengembangkan motif batik ini. Motif Batik Cuwiri termasuk
ke dalam kelompok motif Semen yang memiliki ornamen “Meru” berbentuk
lengkungan menyerupai gunung. Kata “Meru” sendiri diambil dari “Semeru”
yakni nama gunung tertinggi dan paling sakral di pulau Jawa. Proses
pewarnaannya menggunakan zat warna soga alam. Motif ini kebanyakan
menggunakan unsur meru dan gurda.
3. Batik Mega Mendung

Motif batik yang merupakan salah satu ciri khas lain kota yang terkenal
dengan kota udang, Cirebon, ini ternyata memiliki kisah sejarah. Motif batik
megamendung konon katanya merupakan sebuah hasil asimilasi budaya antara
penduduk asli Cirebon dengan pemahaman filsafat yang dibawa masyarakat
China. Mereka dulu masuk ke Cirebon melalui pelabuhan di Cirebon yang konon
dulu salah satu pelabuhan perdaganan yang cukup ramai.

Seperti namanya motif batik mega mendung berbentuk  menyerupai awan


dengan corak warna yang menggambarkan nuasa mendung. Motif yang
dituangkan ke atas kain pada dasaranya berupa garing-garis lengkung yang
membentuk gambar awan yang menggumpal

4. Batik Liris

Batik Motif Udan Liris merupakan salah satu motif busana daerah di
Wonopringgo. Wonopringgo terletak di daerah selatan kota Pekalongan,
tepatnya diantara kota Pekalongan dan kabupaten Pekalongan.

motif batik udan liris mengajarkan kepada kita generasi penerus bangsa untuk
tetap istiqomah dalam menjalankan ikhtiar mencari rejeki. Halangan dan rintangan
bukan menjadi kendala, tetapi justru sebaliknya bisa menjadikan pemicu untuk
mencapai hasil yang jauh lebih baik.
5. Batik Krawung

Batik Kawung adalah motif tua yang berasal dari tanah Jawa yang
berbentuk seperti kolang-kaling disusun pada empat sudut persegi. Motif ini
menurut catatan penelitian sudah ada sejak abad ke-9 dulu. Namun konon batik
Kawung baru mulai berkembang pada jaman Kesultanan Ngayogyakarta
Hadiningrat, yaitu tahun 1755 pada abad ke-18.
6. Batik Krawitan

Batik nitik karawitan berasal dari jogjakarta .digunakan sebagai kain


panjang oleh mereka yang dituakan dalam suatu lingkungan.setiap goresannya
menggambarkan kebijaksanaan pemakainya.suatu filosofi yang terkandung dalam
warisan budaya indonesia
7. Batik Parang

Batik parang rusak berasal dari daerah yogyakarta. Asal usul nama Parang
berasal dari Pereng yang berarti lereng. Nama ini bersesuaian dengan pola
Perengan pada kain. Perengan merupakan penggambaran sebuah garis menurun
dari tinggi ke rendah secara diagonal. Desain garis turun ini merupakan lambang
estafet (lanjutan) perjuangan dari golongan tua kepada para pemuda. Hingga
kemudian, batik ini sering dijadikan sebagai hadiah oleh raja-raja kepada anak-
anaknya.
8. Batik Garuda

Asal daerah: Keraton Surakarta, Jawa Tengah. Kata gurda berasal dari kata
garuda, yaitu nama sejenis burung besar mempunyai dua buah sayap (lar) dan
ditengah-tengahnya terdapat badan dan ekor. Ia dipercaya mempunyai kedudukan
yang sangat penting juga dianggap sebagai binatang yang suci karena digunakan
Sang Hyang Wisnu (dewa matahari) sebagai kendaraan menuju nirwana.
Berdasarkan peristiwa diatas, Gurda dijadikan lambang matahari yang selalu
menerangi kehidupan umat manusia di dunia, juga lambang kekuasaan yang adil
dan mengayomi rakyat.
9. Batik Meru

Batik Meru berasal dari daerah Yogyakarta. Motif meru, menurut


kepercayaan orang Yogyakarta motif ini juga memiliki latar belakang
tersendiri yang secara garis besarnya adalah sebagai berikut. Meru berasal
dari kata Mahameru, yaitu nama sebuah gunung yang dianggap sakral
karena menjadi tempat tinggal atau singgasana bagi Tri Murti yaitu Sang
Hyang Wisnu, Sang Hyang Brahma dan Sang Hyang Siwa. Menurut salah
seorang informan, di puncak Gunung Mahameru terdapat air keramat yang
dinamakan tirta kamandalu, yaitu air yang merupakan sumber kehidupan
abadi. 
10.Batik Merak

Batik Merak Berasal dari daerah di wilayah Priangan. Burung burung yang
menghiasi atap atap dan langit langit wilayah udara Indonesia memiliki narasi
cerita perjalanan asal usul dari mana rumah mereka berasal.

Dan beberapa jenis diantaranya digambarkan sebagai motif karya seni


kerajinan berbagai media visual.

Keindahan motif gambar burung, dari beragam burung yang seolah


bergantung di langit langit bumi Nusantara yang dituangkan baik sebagai motif
utama maupun ornamen penghias, berasal dari rantai biologi evolusioner menurut
berbagai pendapat ilmuwan.

Anda mungkin juga menyukai