Anda di halaman 1dari 9

View metadata, citation and similar papers at core.ac.

uk brought to you by CORE


provided by Jurnal Online - Universitas Islam Kalimantan

“Technologia” Vol 8, No.2, April – Juni 2017 53

PENGENALAN MOTIF DASAR PADA KAIN SASIRANGAN


MENGGUNAKAN METODE TEMPLATE MATCHING
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjari Banjarmasin
M Dedy Rosyadi
dedyrosyadi@gmail.com

ABSTRACT

Batik di Indonesia memiliki berbagai macam jenis corak atau pola batik. Pola-pola
tersebut disusun secara berulang untuk menggambarkan motif dasar pada suatu kain
secara keseluruhan. Keberulangan motif pada suatu kain batik dapat disusun baik secara
teratur maupun tidak teratur. Kain sasirangan mempunyai keunikan motif dan cara
pembuatannya yang dipertahankan secara turun-menurun. Upaya untuk melindungi
budaya Banjar ini, telah dilakukan oleh pemerintah melaui dirjen HAKI Depatemen
Hukum dan HAM RI. Terdapat lebih dari 15 motif tradisional yang dimiliki oleh kain
sasirangan antara lain gigi haruan, bintang, naga balimbur, dan masih banyak motif lain.
Dengan banyaknya jenis motif tersebut maka kemampuan untuk mengenali jenis motif
pada kain sasirangan ini mungkin hanya dimiliki orang-orang tertentu yang mempunyai
keahlian pada bidang terkait. Percobaan untuk mengenali pola motif sasirangan pada
data citra kain sasirangan dilakukan dengan metode Template Matching. Algoritma ini
mecocokan setiap pixel pada matriks citra input dengan citra yang digunakan sebagai
template. Hasil dari eksperimen untuk mengenali pola motif pada sasirangan memiliki
tingkat akurasi sebesar 83.33% dari data uji sebanyak 30 citra kain sasirangan dan
masih terdapat kelemahan dengan rentang nilai korelasi adalah -1 hingga 1.

Kata kunci : Pola, Motif, Sasirangan, Template Matching

PENDAHULUAN bahwa batik merupakan hak kebudayaan


Indonesia memiliki keanekaragaman intelektual bangsa Indonesia.
suku yang tersebar di seluruh kepulauan Jika di pulau Jawa terkenal dengan kain
yang dimilikinya. Dari bermacam- tradisional berupa batik, maka
macam suku yang ada di Indonesia ini Kalimantan Selatan juga memiliki kain
masing-masing memiliki ciri khas yang tradisional yang disebut dengan kain
membedakan satu dengan yang lainnya. sasirangan.
Salah satu ciri khas yang telah menjadi Batik di Indonesia memiliki berbagai
warisan budaya yang sangat dikenal di macam jenis corak atau pola Batik. Pola-
Indonesia bahkan di luar negeri adalah pola tersebut disusun secara berulang
warisan budaya berupa batik. Batik untuk menggambarkan motif dasar pada
bukan hanya diakui sebagai warisan suatu kain secara keseluruhan.
budaya Indonesia, pada tanggal 2 Keberulangan motif pada suatu kain
oktober 2009 United Nations Batik dapat disusun baik secara teratur
Educational, Scientific, and Culture maupun tidak teratur [1].
Organization (UNESCO) telah mengakui

Jurnal Ilmiah “Technologia”


“Technologia” Vol 8, No.2, April – Juni 2017 54

Kain sasirangan ini mempunyai 2. Motif Batik


keunikan motif dan cara pembuatannya Motif batik adalah suatu dasar atau
yang dipertahankan secara turun- pokok dari suatu pola gambar yang
temurun. Upaya untuk melindungi merupakan pangkal atau pusat suatu
budaya Banjar ini, telah diakui oleh rancangan gambar, sehingga makna dari
pemerintah melalui Dirjen HAKI tanda, simbol, atau lambang dibalik
Departemen Hukum dan HAM RI. motif batik tersebut dapat diungkap.
Terdapat lebih dari 15 motif tradisional Motif adalah kerangka gambar yang
yang dimiliki oleh kain sasirangan mewujudkan batik secara keseluruhan.
contohnya gigi haruan, bintang, naga Motif batik disebut juga corak batik atau
behambur, dan masih banyak motif yang pola batik. Motif batik dalam Kamus
lain. Bahasa Indonesia diartikan suatu
gambaran yang menjadi pokok. Dari
TUJUAN PENELITIAN pendapat diatas, penulis menyimpulkan
Penelitian ini bertujuan untuk mengenali bahwa motif batik merupakan gambar
motif pada kain sasirangan dengan hias yang terdapat pada sehelai kain
metode template matching berdasarkan batik.
template yang telah dibuat sebelumnya. 3. Motif Sasirangan
Kain sasirangan merupakan kain adat
MANFAAT PENELITIAN suku Banjar di Kalimantan Selatan yang
Penelitian ini adalah diharapkan mampu meiliki berbagai macam motif yang
memberikan manfaat pengetahuan untuk didapat dari teknik-teknik jahitan dan
masyarakat dalam mengenali jenis motif ikatan.. Upaya untuk melindungi budaya
kain sasirangan khas adat suku Banjar. banjar ini, telah diakui oleh pemerintah
Penelitian ini juga diharapkan dapat melalui Dirjen HAKI Departemen
menjadi referensi untuk pembelajaran Hukum dan HAM RI beberapa motif
dan sebagai acuan untuk penelitian sasirangan sebagai berikut :
selanjutnya khususnya yang terkait a. Iris Pudak
dengan penelitian tentang pengenalan b. Kambang Raja
motif kain sasirangan. c. Bayam Raja
d. Kulit Kurikit
BATIK e. Ombak Sinapur Karang
1. Pola Batik f. Bintang Bahambur
Pola batik adalah gambar di atas kertas g. Sari Gading
yang nantinya akan dipindahkan ke kain h. Kulit Kayu
batik untuk digunakan sebagai motif atau i. Naga Balimbur
corak pembuatan batik. Artinya, pola j. Jajumputan
batik adalah gambar-gambar yang k. Turun Dayang
menjadi blue print pembuatan batik. l. Kambang Tampuk Manggis
Pola-pola batik sangat dipengaruhi oleh m. Daun Jaruju
keadaan alam, lingkungan, falsafah, n. Kangkung Kaombakan
pengetahuan, adat istiadat, dan unsur- o. Sisik Tanggiling
unsur lokal yang khas di setiap daerah. p. Kambang Tanjung
Dengan pengaruh unsur-unsur tersebut
pola batik tentu mengalami Selain motif diatas Syamsiar Seman
pengembangan dan kemajuan dalam menyebutkan beberapa motif sasirangan
memodifikasi dan penyempurnaan akan khas Kalimantas Selatan beserta contoh
suatu pola yang khas.

Jurnal Ilmiah “Technologia”


“Technologia” Vol 8, No.2, April – Juni 2017 55

motif dasarnya. Beberapa motif


sasirangan berserta gambar motifnya :

a. Gigi Haruan Gambar 8 Motif kangung kaubakan

i. Ombak Sinampur Karang


Gambar 1 Motif gigi haruan

b. Kembang Kancang

Gambar 2 Motif kembang kancang Gambar 9 Motif sinampur karang

c. Hiris Gagatas j. Bayam Raja

Gambar 3 Motif gagatas

d. Kambang Sakaki

Gambar 10 Motif bayam raja

Gambar 4 Motif sakaki


k. Ulat Karikit

e. Daun Jaruju Gambar 11 Motif ulat karikit

l. Hiris Pudak

Gambar 12 Motif hiris pudak


Gambar 5 Motif daun jaruju m. Ular Lidi
f. Tampuk Manggis

Gambar 13 Motif ular lidi

Gambar 6 Motif tampuk manggis n. Mayang Murai

g. Bintang

Gambar 14 Motif mayang murai

o. Naga Balimbur

Gambar 7 Motif bintang


Gambar 15 Motif naga balimbur
h. Kangkung Kaubakan

Jurnal Ilmiah “Technologia”


“Technologia” Vol 8, No.2, April – Juni 2017 56

p. Data Manginang PENGOLAHAN CITRA


Tidak ada data gambar Pengolahan citra merupakan bidang
yang bersifat multidisiplin, yang terdiri
q. Turun Dayang
dari banyak aspek, antara lain fisika,
Tidak ada data gambar
elektronika, matematika, seni, fotografi,
r. Ramak Sahang dan teknologi komputer. Gambar 2
menunjukkan hubungan antara informasi
dan citra. Jika sumbernya adalah citra
dan keluaran juga citra maka termasuk
Gambar 16 Motif ramak sahang
dalam pengolahan citra. Jika sumbernya
s. Gelombang citra dan menghasilkan informasi maka
dinamakan pegenalan pola (pattern
recognition).

Gambar 17 Motif gelombang

t. Daun Katu

Gambar 19 disiplin ilmu citra


Gambar 18 Motif daun katu
TEMPLATE MATCHING
CITRA GAMBAR Template matching adalah salah satu
Citra sebagai salah satu komponen teknik dalam pengolahan citra digital
multimedia memegang peranan sangat yang berfungsi untuk mencocokan tiap-
penting sebagai bentuk informasi visual, tiap bagian dari suatu citra dengan citra
secara harafiah, citra (image) adalah yang menjadi template (acuan) [11].
gambar pada bidang dwimatra (dua Citra masukan dibandinkan dengan citra
dimensi), dan jika ditinjau dari sudut template yang ada didalam basis data,
pandang matematis, citra merupakan kemudian dicari kesamaannya dengan
fungsi kontinyu dari intensitas cahaya menggunakan suatu aturan tertentu [12].
pada bidang dua dimensi. Sumber Pencocokan citra yang menghasilkan
cahaya menerangi objek, objek tingkat kemiripan / kesamaan yang
memantulkan kembali sebagian dari tinggi menentukan suatu citra tersebut
berkas cahaya tersebut. Pantulan cahaya dikenali sebagai salah satu dari citra
ini ditangkap oleh alat-alat optik template.
sehingga bayangan objek tersebut Metode template matching adalah salah
terekam [3]. satu metode terapan dari teknik
Dalam perwujudannya, citra dibagi konvolusi. Metode ini sering digunakan
menjadi dua yaitu still images (citra untuk mengidentifikasi citra karakter
diam) dan moving images (citra huruf, angka, sidik jari ( fingerprint ) dan
bergerak). Citra diam adalah citra aplikasi-aplikasi pencocokan citra
tunggal yang tidak bergerak. Citra lainnya. Secara umum teknik konvolusi
bergerak adalah rangkaian citra diam didefinisikan sebagai suatu cara untuk
yang ditampilkan secara berurutan mengkombinasikan dua buah deret
sehingga memberi kesan pada mata kita angka yang menghasilkan deret angka ke
sebagai gambar yang bergerak. tiga.

Jurnal Ilmiah “Technologia”


“Technologia” Vol 8, No.2, April – Juni 2017 57

bentuk persegi panjang dengan warna


latar putih.

Gambar 21 media pengambilan gambar


EKSPERIMEN DAN PENGUJIAN
Algoritma yang digunakan dalam
penelitian ini akan di terapkan dalam
mengenali motif kain sasirangan. Data
yang digunakan adalah data citra kain
sasirangan yang telah dikumpulkan dan
di seleksi. Gambaran umum tahapan
eksperimen yang akan dilakukan adalah Gambar 22 jarak pengambilan gambar
sebagai berikut :

Gambar 23 hasil pengambilan gambar

TEMPLATE
Template merupakan potongan gambar
yang di ambil dari hasil pengambilan
data citra. Untuk Template Gambar akan
di croping dengan resolusi 30 x 30
piksel. Berikut ini adalah contoh
template gambar menggunakan motif
Gambar 20 gambaran umum eksperimen gagatas.

PENGAMBILAN DATA CITRA


Data untuk penelitian ini adalah data
citra sasirangan yang di dapatkan dengan Gambar 24 template gagatas
cara memfoto kain sasirangan DATA CITRA INPUT
menggunakan kamera digital dan Untuk membuat data citra input croping
dilakukan didalam ruangan dengan dilakukan pada ukuran 150 x 150 piksel.
meletakan kain pada frame yang dengan Croping pada data citra sasirangan di

Jurnal Ilmiah “Technologia”


“Technologia” Vol 8, No.2, April – Juni 2017 58

ambil pada bagian kain yang mewakili


dari citra sasirangan tersebut.

Gambar 25 citra input motif gagatas Gambar 27 konversi grayscale citra input

PROSES EKSTRAKSI IMPLEMENTASI PENELITIAN


Proses selanjutnya adalah melakukan Proses selanjutnya adalah melakukan
konversi citra RGB ke Grayscale untuk pengenalan motif dengan metode
mengubah warna citra menjadi keabu- Template Matching dengan persamaan
abuan, masing-masing piksel RGB dari sebagai berikut :
data citra diambil nilainya dan dilakukan
pengambilan mean dari ketiga nilai RGB
tersebut. Nilai RGB akan diinisialisasi
dengan nilai rata-ratanya. Konversi citra
RGB ke Grayscale menggunakan fungsi
dari Matlab dengan persamaan sebagai
berikut : Pada penelitian ini, pengenalan motif
didapatkan dari nilai korelasi yang
Grayscale dihasilkan. Nilai korelasi berkisar antara
(g)=0.299*R+0.587*G+0.114*B -1 hingga 1, semakin mendekati nilai 1
maka tingkat kemiripan semakin besar.
Diantara banyak motif yang ada pada
data citra input dikenali satu pola motif
yang mempunyai nilai korelasi terdekat
dengan template. Dari percobaan yang
dilakukan didapatkan hasil dengan nilai
Gambar 26 konversi grayscale template korelasi 0,7344. Mencari nilai korelasi
dapat di implementasikan pada Matlab
dengan perintah sebagai berikut :

c = normxcorr2(T1(:,:,1),S1(:,:,1));
[max_c, imax] = max(abs(c(:)));

Jurnal Ilmiah “Technologia”


“Technologia” Vol 8, No.2, April – Juni 2017 59

pengujian. Berikut ini adalah tabel hasil


pengujian dengan menggunakan salah
satu motif gagatas sebagai bahan
percobaan.

Tabel 1 Pengujian motif gagatas

No Nilai
Citra Hasil
Korelasi
1
Gambar 28 nilai korelasi Berhasil
0.6433
Selanjutnya adalah membuat
rectangle untuk mengetahui posisi motif
yang dianggap memiliki kemiripan 2
dengan template. Membuat rectangle
Berhasil
pada Matlab dapat di implementasikan
0.5852
dengan perintah sebagai berikut :

[ypeak, xpeak] = 3
ind2sub(size(c),imax(1)); Gagal
offset = [(xpeak-size(T1,2)) 0.3578
(ypeak-size(T1,1))];
4.
xoffset=offset(1)+1;
Berhasil
yoffset=offset(2)+1;
0.5395

[ypeak, xpeak] = 5.
ind2sub(size(c),imax(1));
Berhasil
offset = [(xpeak-size(T1,2)) 0.5181
(ypeak-size(T1,1))];

6.
xoffset=offset(1)+1;
Berhasil
yoffset=offset(2)+1;
0.4929

7.
Berhasil
0.4494

8.

Gambar 29 hasil deteksi citra Berhasil


0.4795
Pada Pengujian ini menggunakan tiga
macam motif yang akan dilakukan

Jurnal Ilmiah “Technologia”


“Technologia” Vol 8, No.2, April – Juni 2017 60

9. melakukan implementasi dalam


mengenali sebuah pola pada data citra.
Berhasil
0.4140 Algoritma ini mencocokan setiap pixel
pada suatu matriks citra input dengan
citra yang digunakan sebagai template.
10. Saat dilakukan eksperimen untuk
mengenali pola motif pada sasirangan
Berhasil
0.5254 memiliki tingkat akurasi sebesar
83.33%. Dimana masih terdapat
kelemahan pada data citra yang memiliki
motif yang sama tetapi mempunyai
HASIL EKSPERIMEN ukuran yang berbeda
1. Dari seluruh percobaan yang Rentang nilai korelasi adalah antar -
dilakukan, proses dalam mengenali 1 hingga 1. Jika nilai korelasi mendekati
pola motif pada kain sasirangan ini 1 maka tingkat kesamaan / kemiripan
antara data testing dengan template
berhasil sebesar x 100 = 83.33% semakin besar. Perbedaan bentuk antara
2. Pada penelitian ini pengambilan template dan data testing akan sangat
gambar dilakukan pada waktu dan mempengaruhi hasil dari nilai korelasi
tempat yang berbeda, pencahayaan tersebut.
pada saat pengambilan gambar tidak
menggunakan peralatan lengkap DAFTAR PUSTAKA
untuk photograpy seperti lampu dan [1] Kurniawardhani, Suciati, dan
peralatan lainnya, pencahayaan Arieshanti — Klasifikasi Citra
didapatkan langsung dari ruangan Batik Menggunakan Metode
yang mendapat masukan dari sinar Ekstraksi Ciri Tekstur yang
matahari. Invariant Terhadap Rotasi, JUTI -
3. Motif yang ada pada kain sasirangan Volume 12, Nomer 2, Juli 2014: 48
secara keseluruhan mempunyai - 60
bentuk yang berbeda walaupun
[2] Fitri Yaning Tyas “Analisis
motifnya disebut dengan nama yang
Semiotika Motif Batik Khas
sama. Motif yang berbeda ini sangat
Samarinda,” eJournal Ilmu
mempengaruhi pada proses
Komunikasi, Volume 1 Nomor 4,
pengenalan motif terhadap template.
2013: 328-339, Universitas
Tabel 2 Hasil Pengujian tiga motif sasirangan Mulawarman, Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik, 2013
Jenis Jumlah Berhasil Gagal Presentasi
Motif Gambar [3] R. C. Gonzalez dan R. E. Woods,
Digital Image Processing Second
Gagatas 10 9 1 90%
Edition, Tom Robbins, 2002
Bintang 10 9 1 90%
[4] Rinaldi Munir, “Pengolahan Citra
Tampuk
10 7 3 70% Digital dengan Pendekatan
Manggis
Algoritma”, 2004.
[5] Johanes Widagdho Yodha, Achmad
PENUTUP Wahid Kurniawan. 2014.
KESIMPULAN “Pengenalan Motif Batik
Algoritma Template Matching Menggunakan Deteksi Tepi Canny
merupakan algoritma sederhana untuk Dan K-Nearest Neighbor”.

Jurnal Ilmiah “Technologia”


“Technologia” Vol 8, No.2, April – Juni 2017 61

Techno.com, Vol. 13, No. 4, Vision”, John Willey & Sons. Inc.
November 2014: 251-262 [13] Rehna Kalam,K.Manikandan,
[6] Hartanto Suryo, Aris Sugiharto, "Enhancing K-Means Algorithm for
Sukmawati Nur Endah. 2012. Image Segmentation", IEEE,2011.
“Optical Character Recognition [14] Komputer, Wahana, “Teknik
Menggunakan Algoritma Template Pengolahan Image Bitmap dengan
Matching Correlation”. Jurnal of GIMP”, Penerbit Andi, Yogyakarta,
Informatics and Technology, 2004
Volume 1, No.1, Tahun 2012 (hal [15] Pratt, William K. Digital Image
11- 20) Processing Second Edition. New
[7] Made Sulatri Dewi, Made Windu York: John Wiley & Sons, Inc.,
Antara Kesiman, I Made Gede 1991
Sunarya. 2014. “Aplikasi [16] Anita Ahmad Kasim, Agus
Pembelajaran Pengenal Aksara Bali Harjoko. “Klasifikasi Citra Batik
Menggunakan Template Matching”. Menggunakan Jaringan Syaraf
“Jurnal Nasional Pendidikan Teknik Tiruan Berdasarkan Gray Level Co-
Informatika (JANAPATI)”, Volume Occurrence Matrices (GLCM)”,
3, Nomor 1, Maret 2014 (hal 41 - Seminar Nasional Aplikasi
50) Teknologi Informasi (SNATI)
[8] Adhitya Wisnhu Wardhana, Yudi Yogyakarta, 21 Juni 2014.
Prayudi. “Penggunaan Metode [17] Wulandari, Ari. 2011. Batik
Template Matching Untuk Nusantara Makna Filosofis, Cara
Identifikasi Kecactan Pada PCB”, Pembuatan, dan Industri Batik.
Seminar Nasional Aplikasi Yogyakarta : CV. Andi Offset.
Teknologi Informasi 2008 (SNATI
2008) [18] Alvian A. Pratama, Nanik Suciati,
Diana Purwitasari. “ Implementasi
[9] Yusron Rijal, Riza Dhian Fuzzy C-Means untuk
Ariefianto. “Deteksi Wajah Pengelompokan Citra Batik
Berbasis Segmentasi Model Warna Berdasarkan Motif dengan Fitur
Menggunakan Template Matching
Tekstur”, Jurnal Teknik Pomits
Pada Objek Bergerak”, Seminar Vol.1, No. 1, (2012) 1-4
Nasional Aplikasi Teknologi
Informasi 2008 (SNATI 2008)
[10] Gurum Ahmad Pauzi, Warsito, Sri
Wahyu Suciyati dan Sahtoni,
“Analisis Pemanfaatan Teknik
Template Matching pada Sistem
Akuisisi dan Pengenalan Karakter
Citra Plat Nomor Kendaraan”,
JURNAL Teori dan Aplikasi Fisika,
Vol 01, No 01. Januari 2013
[11] Putra, Darma, 2010, “Pengolahan
Citra Digital”, Penerbit Andi,
Yogyakarta
[12] Brunelli Roberto, 2009, “Template
Matching Techniques In Computer

Jurnal Ilmiah “Technologia”

Anda mungkin juga menyukai