id/read/13301809/sejarah-tenun-cepuk-rangrang-asal-
nusa-penida
a. Motif Kain Endek Encak Saji
b. Motif Gringsing
kain endek motif gringsing adalah motif-motif yang ditiru dari motif kain gringsing
produksi Desa Tenganan Pegringsingan, Karangasem. Motif seperti: wayang putri, cemplong,
patlikur isi, tali dandan, batung tuung, enjekan siap, dingding sigading. Motif gringsing
merupakan motif yang paling dikenal masyarakat. Sejak 1950-an motif ini terus eksis hingga
sekarang karena keindahannya.
b. Motif wajik:
Motif wajik merupakan motif yang diaplikasikan pada kain endek dengan corak
segiempat terbalik. Motif ini biasanya diaplikasikan pada kain yang digunakan untuk keperluan
kamen atau dimodifikasi sebagai rok, pakaian, tas, sandal dll.
c. Motif prada
Saat minat masyarakat mulai menurun terhadap kain endek pada 1990-an, Tirta Ray
sebagai designer dan juga dosen dari Institut Seni Indonesia membuat desain kejutan untuk
masyarakat. Desain kejutan yang dirancang adalah kain tenun ikat atau endek yang
menggunakan prada. Endek motif prada hampir sama seperti endek lainnya, hanya saja
ditambah motif prada yang berwarna kuning keemasan pada bagian pinggirnya.
d. Motif Flora
Motif flora pada kain endek merupakan pengaplikasian wujud tumbuh-tumbuhan pada
kain endek. Motif flora yang biasanya dibuat oleh perajin yakni kangkung, tumbuhan
merambat, bunga sandat, bunga jepun, bunga pucuk (motif bunga pucuk menjadi ikon endek di
Kabupaten Gianyar).
e. Motif Fauna
Sedangkan untuk motif fauna, adalah pengaplikasian bentukbentuk binatang pada kain
endek. Contohnya hewan angsa, kuda, burungburung, kera, capung, semut dll
f. Motif Wayang
Motif wayang digunakan oleh perajin untuk mengaplikasikan tokoh-tokoh pewayangan
dalam epos mahabarata atau Ramayana ke dalam kain endek. Tokoh yang sering digambarkan
adalah krisnha yang sering digambarkan berwarna hijau, selain itu juga ada tokoh pewayangan
yang lainnya
g. Motif tradisi
Motif tradisi merupakan gagasan dari pemerintah Kabupaten Jembrana untuk
mengaplikasikan tradisi mekepung. Tradisi tersebut adalah tradisi balapan kerbau. Makepung
dalam bahasa Indonesia berarti berkejarkejaran, dimana dalam tradisi Makepung ini digunakan
dua pasang kerbau yang saling berkejar-kejaran guna untuk menjadi pemenang. Tradisi ini
awalnya muncul dari kegiatan membajak sawah yang dilakukan secara gotong royong oleh para
petani selama musim tanam di sawah. Tradisi mekepung digambarkan dalam bentuk kain.
Motif ini khusus digunakan pada seragam pemerintah Kabupaten Jembrana.
h. Motif Patra
Motif patra adalah motif ornamen Bali yang diaplikasikan dalam kain endek. Motif
patra seperti rerambatan, karang goak, karang boma, Motif ini banyak digunakan pada kain
endek dengan warna merah maroon, merah keunguan, merah hitam dll.
Sumadi, I Wayan Suca (2014). Inventarisasi Perlindungan Karya Budaya Endek di Provinsi Bali. BALI: BPNB
BALI. ISBN 602-258-237-3
Salma, I. R., Syabana, D. K., Satria, Y., & Christianto, R. (2018). Diversifikasi Desain Produk Tenun Nusa
Tenggara Timur Dengan Paduan Teknik Tenun dan Teknik Batik. Dinamika Kerajinan Dan Batik: Majalah
Ilmiah, 35(2), 85–94. https://doi.org/10.22322/dkb.v35i2.4174
Dinata , Johanda . Purbadharmaja. 2020. Putu. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan
Industri Tenun Ikat Di Kabupaten Klungkung. E-Jurnal Ekonomi Pembangunan Universitas Udayana,
Vol.9.No.2
FEBRUARI 2020
Motif Cepuk Rang-Rang Merupakan motif endek khas masyarakat daerah Nusa
Penida, Klungkung. Motif Cepuk Rangrang berasal dari kata Cepuk dan Rangrang atau disebut
Cepuk bolong-bolong yang merupakan simbol transparansi. Motif cepuk rang -rang memiliki
tampilan corak yang berbentuk seperti garis-garis zig-zag dengan berbagai kombinasi warna
yang cerah (nationalgeographic.grid.id/, 2021).
Gambar Motif Cepuk Rang – Rang khas Nusa Penida, Klungkung
Sumber: baliya.id, 2021
a. Motif Gringsing
kain endek motif gringsing adalah motif-motif yang ditiru dari motif kain gringsing
produksi Desa Tenganan Pegringsingan, Karangasem. Motif seperti: wayang putri, cemplong,
patlikur isi, tali dandan, batung tuung, enjekan siap, dingding sigading. Motif gringsing
merupakan motif yang paling dikenal masyarakat. Sejak 1950-an motif ini terus eksis hingga
sekarang karena keindahannya.
i. Motif wajik:
Motif wajik merupakan motif yang diaplikasikan pada kain endek dengan corak
segiempat terbalik. Motif ini biasanya diaplikasikan pada kain yang digunakan untuk keperluan
kamen atau dimodifikasi sebagai rok, pakaian, tas, sandal dll.
j. Motif prada
Saat minat masyarakat mulai menurun terhadap kain endek pada 1990-an, Tirta Ray
sebagai designer dan juga dosen dari Institut Seni Indonesia membuat desain kejutan untuk
masyarakat. Desain kejutan yang dirancang adalah kain tenun ikat atau endek yang
menggunakan prada. Endek motif prada hampir sama seperti endek lainnya, hanya saja
ditambah motif prada yang berwarna kuning keemasan pada bagian pinggirnya.
k. Motif Flora
Motif flora pada kain endek merupakan pengaplikasian wujud tumbuh-tumbuhan pada
kain endek. Motif flora yang biasanya dibuat oleh perajin yakni kangkung, tumbuhan
merambat, bunga sandat, bunga jepun, bunga pucuk (motif bunga pucuk menjadi ikon endek di
Kabupaten Gianyar).
l. Motif Fauna
Sedangkan untuk motif fauna, adalah pengaplikasian bentukbentuk binatang pada kain
endek. Contohnya hewan angsa, kuda, burungburung, kera, capung, semut dll
m. Motif Wayang
Motif wayang digunakan oleh perajin untuk mengaplikasikan tokoh-tokoh pewayangan
dalam epos mahabarata atau Ramayana ke dalam kain endek. Tokoh yang sering digambarkan
adalah krisnha yang sering digambarkan berwarna hijau, selain itu juga ada tokoh pewayangan
yang lainnya
n. Motif tradisi
Motif tradisi merupakan gagasan dari pemerintah Kabupaten Jembrana untuk
mengaplikasikan tradisi mekepung. Tradisi tersebut adalah tradisi balapan kerbau. Makepung
dalam bahasa Indonesia berarti berkejarkejaran, dimana dalam tradisi Makepung ini digunakan
dua pasang kerbau yang saling berkejar-kejaran guna untuk menjadi pemenang. Tradisi ini
awalnya muncul dari kegiatan membajak sawah yang dilakukan secara gotong royong oleh para
petani selama musim tanam di sawah. Tradisi mekepung digambarkan dalam bentuk kain.
Motif ini khusus digunakan pada seragam pemerintah Kabupaten Jembrana.
o. Motif Patra
Motif patra adalah motif ornamen Bali yang diaplikasikan dalam kain endek. Motif
patra seperti rerambatan, karang goak, karang boma, Motif ini banyak digunakan pada kain
endek dengan warna merah maroon, merah keunguan, merah hitam dll.
Ariati, ayu. 2020. Motif Kain Endek Bali. Diakses 17/10/2021 https://tetamian.com/motif-kain-
endek/
Mediasi Indonesia. 2019. Ibu Negara Kagumi Kain Endek. Diakses 17/10/2021.
https://mediaindonesia.com/
Sumber: https://mediaindonesia.com/nusantara/265601/ibu-negara-kagumi-kain-endek
Salma, I. R., Syabana, D. K., Satria, Y., & Christianto, R. (2018). Diversifikasi Desain Produk Tenun Nusa
Tenggara Timur Dengan Paduan Teknik Tenun dan Teknik Batik. Dinamika Kerajinan Dan Batik: Majalah
Ilmiah, 35(2), 85–94. https://doi.org/10.22322/dkb.v35i2.4174
Makki, A. I., Mayseptheny, R., & Putri, W. R. (2017). Pengembangan Desain Motif Kain Tenun Garut
Berdasarkan Indonesia Trend Forecasting. Arena Tekstil, 32(1), 35–40.
https://doi.org/http://dx.doi.org/10.31266/ at.v32i1.2657
a. Peraturan daerah Provinsi Bali Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pemajuan dan Penguatan
Kebudayaan Bali.
(Mulyanto,2017)
Priangga, I. K. S., Sudarmawan, A., & Ardana, I. G. N. S. (2016). PEWARNA ALAMI KAIN TENUN DESA
SERAYA TIMUR, KARANGASEM. Jurnal Pendidikan Seni Rupa Undiksha, 6(1).
Motif Cepuk dan Rang-Rang Merupakan motif endek khas masyarakat daerah Nusa
Penida, Klungkung. Motif Cepuk Cepuk berasal dari kata “cepukang” yang berarti
mempertemukan. Endek cepuk digunakan sebagai busana adat dalam ritual magis keagamaan
(panca yadnya), pertunjukan drama tari ritual magis, penyembuhan tradisional, dan upacara
penobatan raja pada era kerajaan (Visnu Adeha. 2016). Sedangkan motif rang -rang memiliki
tampilan corak yang berbentuk seperti garis-garis zig-zag dengan berbagai kombinasi warna
yang cerah (nationalgeographic.grid.id/, 2021).
b.
c. Penamplikan, yang berfungsi untuk membentangkan benang,
d. Pemalpalan, yang berfungsi untuk menggulung benang pakan dan merapikan susunan
helaian benang pakan yang sudah dicatri,
e. Undar, berfungsi untuk membentangkan benang agar mudah dipindahkan ke dalam
ulakan,
f. Pengeredegan/pengehengan, berfungsi untuk menggulung benang ke dalam ulakan,
g. Pemaletan, berfungsi untuk menggulung benang pakan.
Sedangkan berikut merupakan motif ragam hias kain endek yang menjadi ciri khas di
masing – masing daerah di Bali, yang meliputi Kabupaten Klungkung, Karangasem, Gianyar,
Buleleng, Jembrana, Kota Denpasar , dan Kabupaten Badung yaitu sebagai berikut:
Motif Wajik Ukir lebih dikenal dengan nama kain endek Klungkung. Disebut
demikian sebab motif endek Wajik Ukir adalah hasil karya pengerajin endek dari kabupaten
Klungkung Bali. Kemeja kantor, dress, dan jenis busana lainnya dengan bahan endek pada
umumnya menggunakan motif Wajik Ukir. (tetamian.com, 2021)
A B C
Gambar 2.4 : A endek motif anggur, B endek motif bunga Tunjung, C endek
motif singa
Sumber : Di Pertenunan, A. D, 2016
https://www.busanabali.com/,2021
Pada Kabupaten Tabanan dan Bangli belum terdapat pertenunan kain endek bali, tetapi
pada kabupaten Tabanan masih dalam proses untuk membuat pertenunan
Serta motif dan ragam hias kain tenun Belakangan ini muncul produk kain bermotif
seperti tenun endek Bali hasil buatan pabrik, yang bukan hasil kerajinan masyarakat Bali.
Dimana yang akan mengancam keberadaan kain tenun endek Bali (Pemerintah Provinsi Bali,
2021). Maka dari itu pengerajin tenun endek Bali perlu berinovasi dalam pengembangan kain
tenun endek Bali tanpa meninggalkan pakem-pakem tradisi, agar menciptakan kain tenun endek
bali yang lebih berkualitas dan memberikan dampak positif pada kain endek, baik dari segi
nilai tambah secara produksi, nilai ekonomis maupun dalam rangka pelestarian budaya.
Kata pengembangan yang dimaksud disini adalah hal-hal apa saja yang dibuat atau
diciptakan dalam rangka memberikan dampak positif pada kain endek baik dari segi nilai
tambah secara produksi atau lebih jauh adalah nilai ekonomis maupun dalam rangka
pelestarian budaya. Pengembangan kain tenun endek bali yaitu sebagai berikut :
Pada awalnya proses menenun menggunakan alat cagcag kemudian seiring dengan
berjalannya waktu digantikan dengan Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM). Dimana Kabupaten
Gianyar, sudah bergerak menggunakan pengembangan ATBM yaitu dengan menggunakan
Teknik dobby dan teknik ATBM Jacquard (Sudarsana, 2019).
Teknik dobby adalah tenunan yang dihasilkan dari alat tenun dobby, yakni alat tenun
yang dapat menghasilkan motifmotif geometris pada struktur kain. Tenun dobby memiliki dua
macam metode dalam pembentukan motif. Pada metode yang lebih lama, pola tenunan di
kontrol oleh plat plastik yang dilubangi, namun pada metode yang baru, untuk membuat pola
tenunan pada kain diperlukan komputer untuk mengontrol posisi pergerakan benang. Sistem ini
lebih cepat dan kompatibel dengan beberapa komputer yang berbasis desain/ Computer Aided
Design (CAD) (Sara J. Kadolph, Anna L. Langford, 2008: 198). Alat tenun dobby memiliki 2
macam bentuk, yakni dengan sistem kartu plat, dan sistem manual. Sistem kartu plat
merupakan sistem desain dengan mengisi lubang-lubang pada plat kayu/ plastik dengan baut
sehingga terbentuk sebuah perintah pada alat tenun untuk membentuk motif sesuai dengan
keinginan. Sedangkan alat tenun dobby dengan sistem manual adalah sistem desain dengan
memindahkan kait-kait pada gun secara bergantian setiap langkah penenunan .
Alat tenun Jacquard ditemukan oleh seorang perajin topi jerami yang bernama Joseph
Marie Jacquard pada tahun 1804 - 1805. Alat tenun jacquard dapat menghasilkan motif-motif
struktur yang kaya dan beraneka ragam bentuk dan dijalankan dengan sistem kartu yang
dilubangi. Dimana mekanisnya kartu-kartu yang terbuat dari kertas duplex, dengan melalui
suatu mekanisme tertentu, akan menghasilkan gerakan mengangkat benang lusi yang
terhubung dengan lubang tersebut. Sebaliknya, bagian yang tidak berlubang adalah kode
perintah mekanik untuk tidak mengangkat benang lusi. Di dalam teknik pembuatan kain tenun
terutama yang bermotif gambar, teknik pengaturan benang lusi ini, yaitu kapan ia harus naik
dan kapan pula ia harus turun, menjadi titik sentralnya. Makin kompleks motif kain yang ingin
dibuat makin kompleks pula urutan pengaturan naik turun helaian benang-benang lusi
tersebut, yang jumlahnya bisa mencapai ribuan. Alat tenun jacquard memiliki sistem penggerak
independen pada setiap helai benangnya, sehingga dapat menghasilkan struktur gambar dan
bentuk yang sangat beragam (Soji Muramatsu, 1958).
A B
Selain itu Penggunaan bantuan listrik pada beberapa bagian proses pengerjaan kain
endek, yakni pada proses pengkelosan, penghanian, penginciran dan pemaletan yang
semula menggunakan tenaga manusia untuk memutar kini pada beberapa pengrajin telah
menggunakan bantuan mesin sederhana untuk menggulung benang (wawancara, 2021).
A B
Fairclough (1995: 27), komodifikasi merupakan suatu konsep yang luas, tidak hanya
mencakup masalah produksi komoditas dalam pengertian perekonomian, melainkan
mencakup suatu permasalahan bagaimana barang-barang tersebut diproduksi,
didistribusikan, serta dikonsumsi/digunakan. Pada komodifikasi makna tenun berdampak
pada pergeseran nilai sakral ke profan, Seperti yang awalnya kain tenun endek sebagai ritual
adat kemudian mengalami pergeseran atau pertambahan fungsi menjadi fashion, yang masih
menampakkan nilai-nilai lokal (Lodra, 2016).
Harga : Rp. 25.000 (Media kain ukuran 30 x 30 cm) dengan bingkai kayu ( plangkan ).
Kawasan budidaya adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan, atas
dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya buatan.
Kawasan strategis adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh
sangat penting dalam lingkup kabupaten terhadap ekonomi, sosial, budaya, pariwisata dan/atau
lingkungan.
b. Batas Fisik
Batasan fisik mengacu pada batasan dalam pembangunan proyek Pusat Pelatihan
dan Industri Kerajinan Tekstil Rangrang di Klungkung, yang di dalamnya
meliputi:
- Lokasi proyek yang mudah diakses dan didukung oleh komponen-komponen
di sekitar tapak yang mampu menunjang kegiatan pada tapak yang nantinya
akan berlangsung.
- Pola tata ruang wilayah yang mengatur peruntukkan lahan yang akan dibangun.
- KLB dan KDB yang ada pada peraturan pemerintah dan mempertimbangkan
potensi Kabupaten Klungkung sehingga dapat menaikkan potensi Klungkung
itu sendiri.
Pusat Pelestarian kain tenun endek Bali merupakan suatu fasilitas untuk mewadahi
pelestarian kain tenun endek Bali. Fasilitas pelestarian tersebut berupa pameran kain tenun endek
Bali yang menjadi wadah pendokumentasian dari kain tenun endek Bali, serta sebagai tempat
edukasi proses pembuatan kain tenun endek bali dengan memperlihatkan atraksi proses pembuatan
kain tenun endek Bali.
Tujuan perancangan pusat pelestarian kain tenun endek bali yaitu sebagai tempat untuk
mewadahi kegiatan pelestarian kain tenun endek Bali, dalam bentuk pendokumentasian kain
tenun endek Bali berupa pameran dan edukasi mengenai proses pembuatan kain tenun endek
Bali. Tujuan pedokumentasian kain tenun endek Bali yaitu untuk memberikan informasi pasti
kepada masyarakat akan keberagaman dari kain tenun endek Bali serta sekaligus sebagai wadah
promosi hasil karya endek dari buatan penenun. Edukasi kain tenun dalam bentuk atraksi proses
pembuatan kain tenun endek Bali bertujuan untuk mengedukasi masyarakat khususnya generasi
muda agar meningkatkan pengetahuan dan minat untuk mendalami kain tenun endek Bali.
A. Fungsi Utama, Fungsi utama dari Pusat Pelestarian kain tenun endek bali yaitu
memfasilitasi kegiatan pelestarian berupa pendokumentasian dan edukasi tentang kain
tenun endek Bali untuk melestarikan kain tenun endek Bali.
B. Fungsi Penunjang, Fungsi penunjang dari Pusat pelestarian kain tenun endek bali yaitu
memfasilitasi kegiatan pelatihan kain tenun endek bali.
C. Fungsi Pendukung, Fungsi pendukung dari Pusat Pelestarian kain tenun endek Bali yaitu
memfasilitasi kegiatan oprasional dan kelangsungan kegiatan yang dapat menunjang
keberlangsungan fungsi utama dan pendukung bangunan, sehingga fungsi ini termasuk ke
dalam kategori tersier seperti mewadahi kegiatan, pengelola dan pegawai, servis, dan
pemeliharaan bangunan
Terdapat beberapa fasilitas yang ada pada Pusat Pelestarian Kain Tenun Endek Bali,
berdasarkan tinjauan teori dan studi fasilitas sejenis, yaitu pameran kain tenun endek Bali dan
ruang atraksi proses pembuatan kain tenun endek, workshop, toko cinderamata, Cafetaria, Garden
Area , Back Office, Lavatory, servis dan lain - lain.
Terdapat beberapa hal yang dijadikan sebagai batasan pada Pusat Pusat Pelestarian Kain Tenun
Endek Bali, yaitu :
Surat edaran (SE) Nomor 04 Tahun 2021 Tentang Penggunaan Kain Tenun Endek Bali/Kain
Tenun Tradisional. Pemerintah dan masyarakat Bali harus berpihak dan berkomitmen
terhadap sumber daya lokal dengan berperan aktif untuk melestarikan, melindungi, dan
memberdayakan Kain Tenun Endek Bali/Kain Tenun Tradisional Bali.
Kelompok kegiatan yang difasilitasi berdasarkan atas fungsi utama yaitu kegiatan
pelestarian berupa pameran untuk pendokumentasian kain tenun endek Bali, serta
edukasi berupa proses atraksi pembuatan kain tenun endek Bali.
Kain Tenun endek yang di pamerkan merupakan kain tenun endek yang menjadi ciri khas
dari setiap daerah penghasil kain tenun endek, kain tenun endek yang memiliki makna
sakral dan kain tenun endek yang corak yang khas dan unik, serta pameran peralatan dan
bahan pembuatan kain tenun endek secara tradisional.
Pada fungsi penunjang terdapat workshop yang berfungsi sebagai tempat pelatihan
membuat kain tenun endek Bali bagi pengunjung yang ingin belajar dan mendalami kain
tenun endek Bali, serta dapat difungsikan sebagai tempat produksi kain tenun endek Bali
sebagai biaya oprasional tambahan pada fasilitas ini.
Gambar 3. 1 Hasil Kuisioner Online terkait fasilitas penujang di Pusat Pelestarian Kain Tenun Bali, di
Kabupaten Klungkung
Sumber : Data olahan, 2021
Fungsi Sub Fungsi Fasilitas
Fungsi Komersial Fungsi promosi melaui penjualan
Fasilitas Galeri Komersial
produk kain tenun endek Bali
Fungsi promosi melalui
penyelenggaraan fashion show
Fasilitas Fashion Show
penggunaan kain tenun endek
Bali
Fungsi promosi melalui kegiatan Fasilitas Auditorium
pertunjukan dan seminar yang
bertujuan untuk memperkenalkan
dan mempromosikan kain tenun
endek Bali
Penjualan dan pembelian Fasilitas Restaurant
makanan dan minuman
Penarikan tunai / transaksi Fasilitas ATM
banking
Bersantai dan istirahat dari Fasilitas Bersantai
Fungsi Rekreasi kegiatan
Berfoto/ swafoto Fasilitas Hiburan
Kedatangan dan kepulangan
pengunjung
Fasilitas Lobby
Bertemu (meeting point) dan
Fungsi Penerima
menunggu
Penjualan tiket/registrasi dan
Fasilitas Resepsionis
memperoleh informasi
Penenun
Penenun yang berkunjung ke fasilitas ini yaitu penenun yang ingin mendalami
pengembangan, serta motif kain tenun endek Bali, untuk mencari referensi dan
meningkatkan nilai produksi serta kulitas produk kain tenun endek Bali yang diproduksi.
Desainer Fashion
Desainer Fashion yang berkunjung yaitu desainer yang ingin mendalami pengembangan
desain kain tenun endek Bali, serta menyaksikan hasil fashion dari kain tenun endek Bali.
Alur Barang Barang-barang kebutuhan balai seperti bahan dan alat pertanian, kebutuhan
dapur/konsumsi, peralatan kantor dapat langsung didistribusikan pada fasilitas yang dituju. Adapun alur
barang tersebut dapat dilihat pada Gambar 4.6