DISUSUN OLEH:
M. SAIGUN
NURDINI HIDAYANI
FAKULTAS TARBIYAH
T.A 2021/2022
A. SEJARAH TENUN DI PRINGGASELA
Pada tahun 1800-an ada salah satu warga sesepuh yang berasal dari Bayan
bernama Raden Sri Nandi. Beliau adalah orang pertama di Lombok Bayan yang
membuat serat benang dari kapas, beliau berfikir benang kapas yang begini
bentuknya ituuntuk jadi apa? Lalu kata beliau kayaknya bisa dibikin menjadi
benang. Kemudian beliau berfikir bagaimana cara memisahkan biji kapas dan
serat kapas. Lalu alat apa yang akan digunakan? Lalu beliau membuat sebuah alat
yang dpakai untuk memisahkan serat kapas dan bijinya yang bernama Golongan
yang dibuat dari kayu. Setelah kapas itu dipisahkan, kemudian beliau membuat
alat pengurai yang bernama Petuk. Petuk dibuat dari sebilah bambu yang ujung-
ujungnya diikat oleh serat nanas sebrak (sutra).
Jadi, orang yang pertama kali nyesek di lombok adalah orang bayan yang
bernama DEWI PURMA. Ia adalah anak dari Raden Sri Nandi. Dewi Purma
membuat suatu kain kira-kira berukuran panjangnya 17 meter dan bercita-cita
menyelesaikan dalam satu hari satu malam. Kemudian dewi purma tidak sanggup
menyelesaikan dalam jangka waktu yang sangat singkat. Maka dewi purma ini
mengundang temannya yang bernama AURTA, biasa dipanggil Balok Orta. Dewi
Purma memanggil Balok Orta untuk datang kebayan, kemudian mereka
menyesek/menenun dibawah pohon bambu. Sehingga yang menyelesaikannya
adalah Balok Orta.
Sepulang dari bayan, Balok Orta nyesek lagi dirumahnya yaitu didesa
Pringgasela. Kemudian ia meminjam semua alat yang dibuat oleh Raden Sri
Nandi untuk meniru alatnya. Setelah semua alat tersebut jadi, ia mengembalikan
alat tersebut kepada Raden Sri Nandi.Setelah Balok Orta bisa, ia mengundang
teman-temannya yang sakti-sakti itu yang berasal dari seluruh Lombok untuk
belajar menyesek/menenun. Sehingga tersebar luaslah cara membuat kain
tenun/sesek di Lombok.
B. BENTUK DAN CIRI KHAS TENUN
Nilai filosofis dari setiap kain itu berbeda-beda, contohnya kain motif
Sundawa yang mempunyai nilai filosofis di buat atau diambil dari sebuah kali
yang berada di tengah-tengah desa pringgasela yang ada di lereng Gunung.
Dulunya kain motif Sundawa dan kain motif Sari Menanti hanya digunakan
sebagai sarung, namun setelah di lihat kemudian bekerja sama dengan Desainer
ternyata cocok dibuat untuk fasion. Sehingga motif sundawa dan motif sari
menanti bisa dibuat menjadi baju, sepatu, sendal, dll.
Gambar I.3 Contoh Baju & Sepatu dibuat Dari Kain Tenun
1. Alat
a. Gedogan/Jajak. Terdiri dari:
Lampat jajak
Daun jajak
Tutukan
Janggel (tempat bersandar kaki orang yang nyesek/nenun)
Pelurus gurun (untuk memegang helai benang)
Belida/pemukul
Sisir/suri
Apit
Lekot
Teropong
Gamb
ar I.3 Alat Dan Hasil Kerajinan Kain Tenun
2. Bahan-Bahan
a. Benang. Terdiri dari:
Benang kapas
Benang katun
Benang Mercerized
Benang Rayon
3. Pewarnaan
Dalam membuat kain tenun mempunyai dua proses pembuatan warna
yaitu warna Alam dan warna Kimia. Warna alam itu dibuat langsung oleh
orang yang menyesek/menenun, namun jarang sekali ada yang bisa
membuat langsung dari pewarnaan warna alam tersebut. Sedangkan
pewarnaan warna kimia itu memakai celup yang biasa dijual ditoko-toko.
Pewarnaan warna Alam:
a. Warna Coklat, diambil dari kulit kayu
b. Warna Hijau, diambil dari daun kayu
c. Warna Kuning, diambil dari kuning nangka yakni dari (galih nangka),
kuning podang dari (kunyit, akar mengkudu, dan daun tua ketapang
yang merah)
d. Warna Merah (Merah Bata), diambil dari daun muda jati emas
e. Warna Ungu, diambil dari daun tapal kuda ungu
f. Warna Biru, diambil dari sari daun tarum
g. Warna Hitam, diambil dari abu tulang dan dari rendaman air jemari.
Gam
bar I.4 Contoh Proses Pembuatan Warna Alam
E. PERANAN DALAM MENDONGKRAK PEREKONOMIAN
DOKUMENTASI: