Anda di halaman 1dari 5

Sejarah tenun

Secara kesejarahan nenek moyang bangsa kita berbagi jenis kerajinan.apalagi penduduk kita
kebanyakan bekerja sebagai pertanian. Pada kenyataanya banyak waktu luang yang di
manpaatkn. Tidak terlalu pasti kapan kerajinan tenun di indonesia di mulai. Namun
berdasarkan penelusuran sejarah,terbukti dngan adanya artepak yang terbuat dari tanah
liat,batu,tetunan,perunggu,diduga sejak puluhan ribu tahun sebelum, masehi.

Kerajinan tenun teradisional sudah ada sejak jaman perasejarah terutama di daerah
pedalaman kalimantan dan sulawesi. Tenun teradisional mulai berkembang setelah masuknya
para pedagang dari india dan arab yang membawa tetunan tenun ke indonesia dan selanjutnya
di pelajari oleh masyarakat indonesia khususnya masyarakat pesisir.kemudian tenun
berkembang pesat di beberapa daerah seperti lombok,bali,ntt,lampung,dan lain-lain.

Di lombok,kerajinan tenun teradisonal telah ada sejak abad ke 14 M. Sering dengan


berkembangnya perdagangan di pulau lombok yang di tandai banyak para pegadang saruing
dan rempah-rempah yang berasal dari sulawesi, palembang ,jawa,gersik dan banten.mula-
mula para pedagang ini datang untuk berdagang,kemudian banyak diantara mereka yang
menetap bertempat tinggal bahkan mendirikan perkampungan-perkampungan. Melalui para
pedagang muslim ini agama islam mulai memasuki lombok dan di perkuat degan datangnya
pasukan sunan praper meng-islamkan raja-raja yg berkuasa di lombok.

Tenun tradisional gedongan desa peringgasela telah ada seiring dengan lahirnya desa
peringasela yaitu tahun 1522 silam terdapat nama huma (Bebalik) yang di buat
(perigi;lombok) oleh penduduk sekitar menamakan Bebalik Batu Perigi.yang akhirnya
menjadi sebuah dusun yang disebut dusun prigi.dusun prigi adalah bagian dari wilayah
kekuasaan kerajaan selaparang.Dusun perigi berbatasan kali belimbing yang biasanya
digunakan sebagai tempat pertahanan dari serangan musuh.sebagain besar penduduk dusun
prigi berasal dari keturunan selaparang sehingga dusun prigi di beri nama pringgasela.pringga
artinya prajurit batu/generasi/raga/keturunan,dan sela berarti selaparang jadi pringgasela
berarti generasi selaparang.

Sebelum lahirnya desa pringgasela,salah seorang tokoh agama islam bernama lebae
nursini,beliau menyebarkan agama islam.oleh penduduk pringgasela menganggapnya sebagai
seorang wali,karena ketaqwaan dan ketekunannya mengajar kan agama islam.sambil
mengajarkan agmama islam kepada penduduk,iapun mengajarkan cara bertani, dan menenun.
Dengan memanfaatkan bunga-bunga kapas yang tumbuh liar disepanjang huma-huma. Kapas
itu dikumpulkan dan dijemur lalu dipintal dengan menggunakan alat sederhana yang disebut
(gentian),petuk,saka dan kajian. Selanjutnya bunga kapas yang telah menjadi benang diberi
warna dengan zat pewarna yang terbuat dari tumbuh tumbuhan,akar dan kulit kayu.yang
selajutnya disesek (ditenun) dengan menggunakan balok balok kayu sederhana yang dirakit
sedemikian rupa menjadi alat tenun sederhana yang disebut alat tenun gedogan. Sampai saat
ini tetunan tenun yang dibuat oleh lebai nursini masi tersimpan sebagai pusaka leluhur desa
pringgasela yang disebut reragian.disamping itu terdapat umbul umbul/penjor pertama dan
tertua di indonesia yang berumur sekitar 288 tahun dan terbuat dari rajutan potongan tetunan
tenun yang disebut tunggul.kata tunggul disarikan dari kata tunggal / satu/ esa. Yang
dihubungkan dengan nilai dan norma agama bahwa Tuhan Yang Maha Esa itu hanya satu
yaitu Allah SWT. Tunggul yang panjangnya sekitar 35 meter pernah didirikan pada tahun
1974 dalam upacara perkawinan yang disebut acara “boteng tunggul gawe desa “ oleh
masyarakat pringgasela kedua benda pusaka ini dianggap mempunyai kekuatan magis dan
dipercaya dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit. Sehingga sampai saat ini kedua
benda pusaka itu masih tersimpan rapi sebagai pasek desa dan induk dari semua tetunan
tenun yang dibuat para penrajin sampai saat ini.

Pada zaman colonial, ketika lombok ini menjadi bagian dari wilayah kekuasaan belanda,
penduduk dipaksak bekerja dibidang pertanian dan pembangunan jalan-jalan dengan imbalan
yang tidak sebanding . sedangkan ibu-ibu dan gadis-gadis dipaksakan nyesek ( menenun)
tetunan gegerot yang disebut ragi genil atau knil untuk keperluan serdadu-serdadu belanda.

Pada zaman penjajahan jepang, rakyat sangat menderita. Hasil pertanian dan harta benda
rakyat diambil untuk kepentingan perang asia timur raya. Para petani diwajibkan menanam
kapas dan tarum (indigo) untuk bahan membuat tetunan. Pintalan rakyat serta hasil tenunan
tenunan disita, para pengrajin hanya boleh menenun untuk kepentingan jepang. Ibu-ibu dan
gadis-gadis dipaksa untuk menenun tetunan osap, dan bebasak sejenis tetunan kapan yang
sangat jarang untuk perban tentara jepang yang luka dan tewas dimedan perang. Sejak saat itu
tetunan tenun tradisional gedongan ini terkenal dan dibuat secara massal.

Kerajinan tenun tradisional gedongan diwarisi secara turun temurun dari genersi ke generasi
hingga saat ini. Pada awalnya semua desa yang ada di wilayah lombok timur
mengembangkan tenun sebagai pekerjaan rumah tangga khusunya kaum ibu. Tetepi yang
masi bertahan hingga saat ini hanya di desa pringgasela.

IV. KESESUAIAN DATA DUKUNG

A.ALAT TENUN TRADISIONAL GEDOGAN PRINGGASELA

Alat tenunan gedogan,yaitu alatnya sangat sederhana, terbuat dari balok kayu, bambu,kulit
enau dan lain-lain.dengan alat tenun teradisional gedogan ini para pengerajin dapat
menyelesaikan sepuluh hari sampai satu bulan untuk satu lembar tenunan dengan ukuran
panjang 4,5 meter dan lebarnya maksimal 70 cm. Jenis tenunan yang dihasilkan disebut
ragi(tetunan).songket (sungkit).

Adapun jenis alat tenun tradisional pringgasela adalah sebagai berikut:

1. petuk

Alat peminal ini digunakan untuk memisahkan kapas dengan bijinya.

2. Gantian

Alat ini berfungsi untuk memimpikan kapas yang sudah terpisah dari bijinya.
3. Giser

Alat untuk memintal kapas menjadi benang.

4. Saka

Alat saka digunakan untuk megkelos benang yang sudah jadi.

5. Lampat : Terdapat dari balok kayu kelapa atau nangka berukuran panjang 1,5
meter,tebal 12 x 12cm sebanyak 2 buah.

6. jajak : terbuat dari balok kayu atau sejenisnya, berukuran panjang 50 cm tebal 15x10 cm.

7. tutukan :terbuat dari kayu enau berbentuk pipih dengan ukuran 2 meter, tebel 2cm.

8. Apit : balok kayu berukuran 1,5 m dan tebal 5 cm yang kedua ujungnya dibuatkan pengait.

9. Anak apit : kayu enau berbentuk bulat panjang dengan ukuran 1a,3 m diameter 1cm.

10. Lekot : terbuat dari kayu sebagai sandaran dibelakang dengan dihubungkan dengan
apit.

11. Belida : kayu enau berbentuk padang ukuran 1,2 m.

12. Sisir ( suri ) : terbuat dari irisan bamboo

13. Penggolong ( gun ) : dari ruas bamboo 1,3 m.

14. Lelidi : dari kayu enau ukuran 1,4 m.

15. Pelting : dari kayu enau ukuran 30 m.

16. Tropong : potongan bamboo buluh 25 cm.

17. Jejanggel : dari lempengan besi kuning.

18. Kanjian : dari kayu, bambu, untuk mengkelos benang.

19. Ranean : alat untuk membuat motif tetunan ( hane ) sebelum ditenun.

B. BAHAN BAKU TENUN TRADISIONAL GEDOGAN PRINGGASELA

Bahan Baku Benang

Bahan baku benang terdiri dari:

a) Bahan baku benang alami, dan


b) Bahan baku benang dari pabrik.
c) Bahan baku benang alami.

Bahan baku benang alami adalah kapas yang ditanam oleh para petani kapas. Zaman dahulu
kapas ditanam secara massal untuk memenuhi kebutuhan tekstil dalam negeri dan eksport
keluar negeri dan sisanya dipintal oleh para pengrajin dengan menggunakan alat pemintal
sederhana.

b. Bahan baku benang pabrik

Bahan baku benang pabrik ini mulai dipakai oleh para pengrajin sekitar 1970-an. Benang
pabrik biasanya didatangkan dari pulau jawa. Para pengrajin tinggal membeli di toko-toko
benang yang ada. Jenis benang yang biasa dipakai oleh pengrajin Desa Pringgasela adalah:

a) Benang bordur
b) Katun
c) Rayon
d) Mize rize

A. PROSES TENUN TRADISIONAL GEDOGAN PRINGGASELA

A. AWAL PROSES

1. Proses nyesek atau menenun diawali dengan berpuasa selama 44 hari.

2. Selama berpuasa kegiatan pengumpulan bahan baku kapas untuk diproses menjadi
helai benang

3. Selanjutnya mengumpulkan bahan baku pewarna alam dari berbagai jenis


tumbuhan, kayu, daun, darah kerbau atau sapi dan kapur.

4 Dalam proses pembuatan warna alam tidak diperbolehkan memakai parfum atau
pewangi.

5. Dilanjutkan dengan pencelupan benang kedalam bahan pewarna alam.

6. Penjemuran di sinar matahari sambil menyisir benang hinnga kering.

B. Proses Nasin/Tajin

Tajin dibuat dengan bahan-bahan:

1. Beras
2. Kanji
3. Air secukupnya
4. Beras ketan dan kanji dicampur dan dimasak menjadi bubur encer
5. Benang yang sudah bewarna kemudian di cuci tanpa memakai sabun untuk
menghilangkan kelebihan zat pewarna yang masih tinggal atau tidak rata.
6. Dalam keadaan basah benang dituangkan adonan bubur beras ketan, lalu di bilas
hingga merata.
7. Benang yang sudah rata dengan adonan beras ketan lalu diangkat dan disisir ditempat
penjemuran, tujuan agar benang tidak mengkerut dan mudah untuk dikelos.
8. Setelah disisir, dijemur pada terik matahari hingga kering betul.

Anda mungkin juga menyukai