Anda di halaman 1dari 23

MODUL

PROSES PENYESEKAN TENUN TRADISIONAL

PRINGGASELA

Penyusun :

Tim PHP2D BEM Fakultas MIPA

UNIVERSITAS HAMZANWADI

Nara Sumber :

Alimuddin Mesir (Tokoh Budaya)

Kelompok Pokdarwis

Kelompok Nina Penennun

Kelompok Penenun Inges

Pelaku :

Dedare Gubuk Daye

Dedare Gubuk Lauq

Dedare Gubuk Daye timuk

Tim PHP2D BEM FMIPA

ii
DAFTAR ISI

COVER

PENYUSUN, NARA SUMBER DAN PELAKU .......................................................... ii

KATA PENGANTAR ..................................................................................................... iii

SEJARAH TENUN PRINGGASELA........................................................................... 1

PANDUAN PEMBUATAN KAIN TENUN.................................................................. 2

A. Definisi ........................................................................................................................ 2
B. Ruang lingkup tenun ................................................................................................... 2
C. Jenis Alat Tenun Tradisional Pringgasela................................................................... 2
D. Bahan-Bahan Tenun.................................................................................................... 8
E. Proses Pembersihan Benang ....................................................................................... 9
F. Proses Pewarnaan........................................................................................................ 10

PROSES PEMBUATAN KAIN TENUN ...................................................................... 12

A. Proses Nasin/Tajin ..................................................................................................... 12


B. Memuyun benang........................................................................................................ 12
C. Menghane .................................................................................................................... 13
D. Nyusuk suri ................................................................................................................. 14
E. penggulungan benang ................................................................................................. 14
F. Menenun ..................................................................................................................... 15

MACAM-MACAM MOTIF TENUN (SONGKET) PRINGGASELA ..................... 17

A. MOTIF TENUN (SONGKET) LAMA ...................................................................... 17


B. MOTIF TENUN (SONGKET) BARU ....................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan kekuatan, rahmat, dan hidayah-Nya sehingga Tim Program Pengembangan
dan Pemberdayaan Desa (PHP2D) BEM Universitas Hamzanwadi dapat menyelesaikan
penulisan modul dengan baik.

Modul ini merupakan luaran dari hasil kegiatan tim php2d BEM Universitas
Hamzanwadi yang dilaksanakan di Desa Pringgasela dan akan dijadikan sebagai bahan
acuan dalam kegiatan pelatihan menenun. Modul disusun berdasarkan hasil pelatihan
yang dilakukan selama 4 bulan dan wawancara dari tokoh-tokoh terkait di pringgasela
beserta referensi yang ada, dengan tujuan agar regenerasi tenun pringgasela memiliki
pengetahuan, sikap, dan keterampilan di bidang Seni dan Budaya melalui pembelajaran
secara mandiri serta dapat melestarikan Tradisi di Desa Pringgasela.

Proses pembelajaran modul ini menggunakan hasil pelatihan secara langsung


sehingga regenerasi pringgasela dapat mempraktikkan langsung. Pada proses pelatihan
menekankan kemampuan menenun secara baik, kreatif dan sistematis.

Modul ini diharapkan dapat dijadikan pegangan bagi peserta didik SMK-SB
dalam meningkatkan kompetensi keahlian.

Pancor, November 2021 Tim PHP2D BEM Fakultas MIPA

iv
SEJARAH TENUN PRINGGASELA

Sejarah tenun pringgasela memiliki banyak sumber sehingga sampai saat ini
sejarah tenun pringgasela masih menjadi pertanyaan mengenai siapa yang pertama kali
membawa tenun pringgasela. Menurut beberapa narasumber yang telah diwawancarai
mengenai sejarah tenun pringgasela ada beberapa fakta sejarah yang ditemukan,
diantaranya sebagai berikut :

Menurut Alimuddin Mesir, selaku pemerhati budaya di wilayah Pringgasela


mengatakan bahwa tenun pringgasela pertama kali dibawa oleh seseorang yang dipercaya
sebagai wali Allah yang bernama Lebae Nursini yang datang dari Sulawesi namun pernah
singgah di pulau sumbawa kemudian berdiam di pulau Lombok (Pringgasela) pada abad
ke-14. Sedangkan Lebae Nursini mengajarkan agama Islam serta mengajarkan
masyarakat cara bertani dan bertenun. Melihat kekayaan alam yang bisa dimanfaatkan
Lebae Nursini Mengajarkan masyarakat pringgasela untuk bertenun dengan
memanfaatkan bunga-bunga kapas yang tumbuh liar. Kemudian kapas-kapas tersebut
dikumpulkan dan dijemur kemudian dipintal dengan alat sederhana yang sekarang
disebut dengan gentian, petuk, saka, dan kanjian. Selanjutnya bunga kapas yang telah
menjadi benang dibersihkan dan diwarnai menggunakan zat pewarna dari tumbuh-
tumbuhan, akar, dan kulit kayu. Selanjutnya disesek (ditenun) menggunakan balok-balok
kayu sederhana yang dirakit menjadi alat tenun sederhana yang disebut alat tenun
gedogan. Kain tenun pertama yang dihasilkan oleh Lebae Nursini disimpan sebagai
pusaka leluhur Desa Pringgasela yang diberi nama “Tunggul” sehingga kain tenun
sampai saat ini dilestarikan sebagai budaya yang sangat sakral. Karena dalam proses
pembuatan kain tenun pringgasela ini terdapat ritual-ritual keagamaan yang dilakukan
seperti puasa, sholat dsb. Pada zaman kolonial, masyarakat dipaksa untuk bekerja
dibidang pertanian dan pembangunan jalan-jalan dengan imbalan yang sangat tidak
sebanding. Sedangkan terkhusus kepada kaum wanita dipaksa untuk membuat kain tenun
gegerot yang disebut ragi Genil atau KNIL untuk keperluan prajurit Belanda. Begitupun
dengan Kolonial Jepang yang memaksa masyarakat untuk menanam kapas dan daun
tarum untuk kepentingan pembuatan kain tenun yang bernama kain osap yang berfungsi
untuk mengobati prajurit jepang yang terluka dan tewas di di medan perang.

1
Panduan Pembuatan Kain Tenun

A. Definisi

Tenun atau kegiatan menenun adalah teknik membuat kain dengan cara
menyilangkan atau menganyam dua kelompok benang yang saling tegak lurus
sehingga membentuk anyaman benang dengan konstruksi tertentu. Tradisional adalah
sikap dan cara berpikir serta bertindak yang selalu berpegang teguh pada norma dan
adat kebiasaan yang ada secara turun-temurun (KBBI). Tenun tradisional merupakan
kain yang dibuat secara turun temurun sebagai tradisi atau adat dari sebuah etnis.

B. Ruang Lingkup Tenun

Tenun memiliki ruang lingkup yang sangat luas dan memiliki ranah yang sangat
jelas yakni sebagai peninggalan turun temurun dari nenek moyang. Tenun merupakan
kebudayan yang memiliki makna yang sangat tinggi dan disetiap bahan dan alat serta
langkah-langkah pembuatan kain tenun memiliki filosofi-filosofi yang sangat menarik
dan mengandung nilai kebudayaan yang tinggi. Sehingga regenerasi di wilayah
tersebut dituntut untuk selalu melestarikan kebudayaan menenun baik itu untuk
pribadi maupun untuk kepentingan perkembangan kebudayaan.

C. Jenis Alat Tenun Tradisional Pringgasela


Alat Tenun Tradisional Pringgasela yaitu perlengkapan sederhana yang terbuat
dari balok balok kayu, bambu, kulit enau dan lain-lain. Adapun jenis alat tenun
tradisional Pringgasela adalah sebagai berikut:

1. Panci besar

Alat ini digunakan untuk memasak bahan-bahan alami yang berasal dari tumbuh-

tumbuhan.

2
1.1.Panci Besar

2. Kanjian

Alat ini digunakan untuk memudahkan proses memuyun benang.

2.1 Kanjian

3. Gantian

Alat ini digunakan untuk mengkols benang yang sudah jadi

3.1 Kanjian

3
4. Peranek

Alat ini digunakan untuk memudahkan pembuatan motif benang yang diinginkan.

4.1 Ranean

5. Sisir/ suri

Alat digunakan untuk Merapikan dan mengatur urutan benang lensung menurut

motif.

5.1 Sisir

6. Tetukan

Alat ini berfungsi sebagai tempat bertautan benang sebelum ditenun

4
7. Gedeng jajak

8. Lampat Jajak

8.1 Lampat Jajak

5
9. Lekot

Alat ini berfungsi untuk tempat bersandar penenun.

9.1 Lekot

10. Belida

Alat ini berfungsi sebagai pemisah antara benang yang satu dengan benang yang

lain ketika proses bertenun.

10.1 Belida

11. Apit

Alat ini sebagai pengait tali untuk lekot (sandaran).

11.1 Apit

6
Nomor 12, 13, 14, 15, 16 Alat ini adalah pelengkap alat tenun.

12. Penggolong

12.1 Penggolong

13. Pelebes

14. Lelidi

7
15. Tropong

16. Peleting

D. Bahan-Bahan Tenun
1. Bahan baku kain tenun

Bahan baku dari pembuatan kain tenun adalah benang yang kemudian
dirapikan dan dibersihkan sehingga dapat diproses ke tahap pewarnaan dan
penyesekan.

8
E. Proses Pembersihan Benang
Proses membersihkan benang memiliki beberapa tahapan, diantaranya :
1. Merendam benang di dalam bak yang sudah berisi air
2. Benang diangkat kemudian diperas dan dipukul oleh kayu sampai benar-benar
kering
3. Benang yang sudah dipukul direndam lagi dalam bak berisi air baru
4. Kemudian benang ditarik satu sama lain oleh kedua tangan sehingga helai benang
beraturan
5. Setelah benang bersih, benang digantung sampai benar-benar kering

Pencucian benang

9
memukul benang

F. Proses Pewarnaan
Pewarnaan benang melalui beberapa proses sehingga dapat menimbulkan warna yang
bagus, sedangkan pewarnaan benang yang beragam juga dihasilkan dari bahan-bahan
yang beragam seperti :

1. Kayu Bakau

10
2. Daun Tarum

3. Kayu Nangka dan Kayu Banten

11
Proses Pembuatan

A. Proses Nasin/Tajin
Nasin adalah proses tahap pembersihan benang yang sudah diwarnai
menggunakan ¼ beras ketan dan kanji yang sudah dimasak dengan air
secukupnya sampai mendidih. Kemudian adonan ketan dan kanji yang sudah
menjadi bubur encer diratakan keseluruh helai benang, setelah itu benang
diangkat dan disisir agar benang tidak mengkerut kemudian dijemur pada terik
matahari.

B. Memuyun benang

Tahap memuyun dilakukan setelah benang benar-benar kering, kemudian dipuyun


atau dipintal dengan menggunakan alat yang disebut dengan kanjian. Ada dua bentuk
setelah benang dipuyun, yakni :

1. Puyunan benang menggunakan batu kecil yang dilapisi kertas bekas hingga
sebesar bola kasti ini untuk benang lesung
2. Puyunan benang menggunakan pelting sampai berbentuk sate (lonjong)
3. Masing-masing puyunan benang dipuyun dengan masing-masing warna untuk
memudahkan pembuatan motif

12
Memuyun Benang

C. Menghane
Menghane adalah tahap pembuatan motif kain tenun, proses pembuatannya sebagai
berikut :
1. Benang yang telah dipuyun (bentuk bola) sebelumnya dijajar pada mangkok kecol
2. Menyiapkan benang (gun) sebagai jarak antara helai benang pada ala thane.
3. Tarik satu per satu benang dalam puyunan bentuk bola, kemudian kaitkan pada
ujung-ujung alat hane
4. Proses menghane dilakukan dengan cara menyilangkan benang pada alat hane
5. Memasukkan warna sesuai dengan motif yang diinginkan
6. Menghitung berapa helai benang yang dipakai sehingga memudahkan ketika
melakukan tahapan nyusuk suri
7. Setelah selesai angkat pelan-pelan gulungan benang lesung yang telaj jadi
motifnya.

13
D. Nyusuk suri
Proses nyusuk suri adalah proses memasukkan helai-helai benang lensing yang
sudah dihane (diberi motif) ke dalam setiap lubang sisir tanpa terkecuali yang
biasanya menggunakan ganggang sendok dengan hati-hati. Nyusuk suri ini bertujuan
untuk :
1. Merapikan dan mengatur urutan benang lensing menurut motif
2. Menentukan tebal tipisnya kain
3. Menentukan halus dan kasarnya kain
4. Menentukan lebar kain

Nyusuk suri

E. Penggulungan benang
Penggulungan benang ini dilakukan dengan Teknik sebagai berikut :
1. Benang lensing yang telah dimasukkan ke dalam sisir tadi lalu dibuka kembali
pelan-pelan
2. Kemudian ujung bertautan benang bawah dan benang atas yang dimasukkan
kedalam tutukan kemudian digulung.
3. Penggulungan ini dilakukan oleh tiga orang dimana orang pertama berada di
depam jajak untuk menggulung dan mengatur kerapian benang pada tutukan,
sedangkan orang kedua bertugas mengencangkan benang dengan menggunakan
lekot dan apit depan, dan orang ketiga mengatur benang pada bagian tengah
dengan mengatur posisi sisir dan lelidi

14
4. Selanjutnya memasukkan daun kelapa atau lelidi sebagai gun pertama sebelum
meyesek.

Proses ini bertujuan untuk memperpendek jarak jajak dengan apit agar dapat
terjangkau dengan kemampuan tangan dan kaki yang bertumpu pada saat menenun.

Penggulungan Benang

F. Menenun

Proses ini adalah tahap terahir dalam pembuatan kain tenun dan membutuhkan
kesabaran dan ketekunan serta ketelitian karena dilakukan dalam waktu yang cukup
lama yakni 7 hari sampai dengan 30 hari. Langkah-langkah menenun sebagai berikut

1. Benang yang telah melewati proses penggulungan tadi dipasang pada alat tenun
gedogan.
2. Penenun mengambil posisi duduk tegak, kaki menjulur ke depan dan bertumpu
pada jajak.
3. Pasang lekot pada apit depan posisinya tepat pada perut dan mengaitkan tali pada
lekot sesuai kadar kenyamanan.

15
4. Kemudian masukkan benang gun ke dalam sela lapisan benang lensing dengan
menggunakan teropong yang di dalamnya telah ditaruh benang gun yang dipelting
5. Sesek dengan belida benang gun yang telah dimasukkan tadi dengan
menggunakan kedua belah tangan dan agak keras sambal diulangi dua atau tiga
kali.
6. Sesuaikan kekuatan sesekan agar benang tidak putus
7. Susunlah motif kain dengan mengungkit benang lensing menggunakan lelidi sesui
dengan motif yang diinginkan
8. Langkah di atas dilakukan secara berulang dengan tahap yang sama dan berurutan
sampai benang gun habis.

Menenun

16
MACAM-MACAM MOTIF TENUN (SONGKET) PRINGGASELA

Dalam proses menenun (menyesek) kain tenun tradisional Lombok terdapat


berbagai macam motif yang disebut dengan reragian. Macam-macam motif kain tenun
sebagai berikut :

A. MOTIF TENUN (SONGKET) LAMA


1. Ragi Genil
Adalah motif kain tenun yang dominan berwarna biru dan hitam.
Awalnya diperuntukkan kepada prajurit kenil (kolonial) yang
dipergunakan sebagai selimut.
2. Ragi Kembang Komak

Adalah motif kain tenun yang digunakan oleh masyarakat sebagai


londong (sarung) untuk laki-laki dan lempot (selendang) untuk
perempuan.

3. Ragi Anteng
Ragi anteng biasanya dipergunakan untuk menggendong bayi yang
baru lahir.
4. Ragi Osap
Ragi osap dikenal memiliki nilai mistis yang tinggi, dikarenakan
pada zaman dahulu ragi osap ini dipergunakan untuk
membersihkan dan mengobati luka para kolonial ketika di medan
perang, serta sebagai penutup orang yang sudah meninggal.
5. Ragi kemalau
Kemalau berasal dari kata kemilau yang berarti berwarna emas,
motif ini biasanya digunkan oleh ibu-ibu untuk menghadiri acara
pernikahan.

B. MOTIF TENUN (SONGKET) BARU

17
1. Motif Seri Menanti
Motif ini dibuat oleh salah seorang masyarakat yang bernama sri, motif ini
dibuat untuk menggambarkan lelahnya seorang sri menanti kepulangan
suaminya dari rantauan Malaysia .
2. Motif Lambai
Motif ini biasanya digunakan sebagai pasangan kain kebaya dan juga
digunakan sebagai penambah bahan pada baju.
3. Motif Sundawa
Mempunyai fungsi sebagai dodot di acara pernikahan dan bermotif garis-
garis.
4. Motif Timuk
Motif ini sebenarnya sama dengan motif sundawa namun digunakan untuk
selimut dan baju
5. Motif Polak Ate
Motif ini dikatakan polka ate karena mematahkan satu kain menjadi dua
bagian sehingga motifnya berada di tengah-tengah kain.
6. Motif Nyimak
Motif ini digunkan pada kain tenun yang difungsikan untuk sarung setiap
hari
7. Motif Bayu
Motif ini dipergunakan oleh pada gadis untuk menyambut pengantin saat
nyongkolan.
8. Motif Samarindah
Motif ini difungsikan untuk kain sehari-hari yang bermotif kotak-kotak.

Kain tenun tradisional Lombok memiliki berbagai macam variasi motif


dan warna serta penggunaan. Namun motif ini terdiri dari dua jenis yakni motif
lama dan motif baru, dimana motif baru ini dapat dibuat oleh siapa saja namun
harus dengan filosofi yang jelas.

18
Daftar Pustaka

Mesir Alimuddin. 2010 Tenun Tradisional Gedogan Lombok. Pustaka Widya:


Mataram-NTB

Buku Tradisi Tenun, Pringgasela Lombok Timur-Bayan Lombok Utara

Mulyanto MTh, Sri Budiastuti. 2018. PANDUAN PENDIRIAN USAHA TENUN


TRADISIONAL. Badan Ekonomi Kreatif: Jakarta

ARTIKEL ILMIAH YUDA IRWANDI A1D113070.pdf

625-Article Text-5404-2-10-20210805.pdf

https://www.scribd.com/document/388207449/Modul-Pelatihan-Kewirausahaan-Tenun-Ikat-
Lengkap

https://id.wikipedia.org/wiki/Tenun

https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpnbbali/sejarah-lahirnya-kain-tenun-
pringgasela/

https://media.neliti.com/media/publications/308718-kajian-tentang-tenun-sesek-
dari-desa-pri-9683d32e.pdf

19

Anda mungkin juga menyukai