Anda di halaman 1dari 7

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ke hadirat ALLAH SWT karena atas berkat dan rahmat-
Nya,penulis dapat menyelesaikan Makalah Tenun Songket Khas Riau ini. Makalah ini
disusun berdasarkan data-data atau informasi yang penulis peroleh dengan melakukan
kunjungan ke pusat industri tenun yang ada di Riau tepat nya di Rengat. Makalah ini berisi
sejarah perkembangan tenun songket khas Riau .Makalah ini di buat dengan maksud untuk
memperkenalkan kepada khalayak tentang kekayaan budaya yang ada di Riau salah satunya
adalah Tenun songket ,tapi di sini penulis menjelaskan tentang tenun songket Indragiri.

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada guru pembimbing
dan tentunya kepada sumber informasi,ibu-ibu yang melestarikan kain tenun songket yang
ada di pusat kerajinan tenun di Rengat yang telah membantu dalam penulisan makalah ini.
Penulis berharap makalah yang di buat dapat bermanfaat dan mampu menarik minat rekan-
rekan untuk melestarikan tenun songket khas Indragiri, Riau.Penulis menyadari penulisan
makalah ini masih jauh dari sempurna.Oleh karena itu,kritik dan saran yang membangun
sangat berguna untuk penyempurnaan makalah ini.

Kampar, 19 Januari 2022

Penulis
Daftar isi

Kata pengantar

Bab I. PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

1.2.Perumusan masalah

1.3.Tujuan penelitian

Bab II. PEMBAHASAN

A Sejarah perkembangan tenun.

B Tenun indragiri sekarang.

C Alat dan Bahan yang digunakan

D Proses menenun

Bab IV. PENUTUP

1 Kesimpulan
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Di era globalisasi yang serba modern ini,di era perkembangan teknologi yang tanpa
batas,kita semakin mengenal produk-produk yang serba canggih yang semua nya
menggunakan mesin. Tapi zaman yang serba canggih menghapuskan kebudayaan-
kebudayaan yang bersifat kuno.Generasi muda sudah tidak mengenal lagi kebudayaan
negaranya,sehingga di khawatirkan kebudayaan itu menghilang karena tidak ada penerus
yang dapat melestarikannya.Salah satu warisan dari Riau yang kita kenal adalah Tenun
songket.

Riau kaya akan kerajinan,tenun berkembang di Siak dan di Indragiri.Namun ada


perbedaan di antara tenun yang dihasilkan oleh ke dua daerah tersebut . Jarang sekali
generasi muda yang tahu akan sejarah kain tenun yang menjadi kekayaan Indragiri,apa-
apa saja alat yang di butuhkan,dan bagaimana proses pembuatan.Semua itu akan kita
bahas disini.jadi kita wajib dan harus melestarikan kebudayaan agar tidak hilang dan
sebagai generasi muda kita lah yang lebih berperan penting.

1.2. Perumusan Masalah

Sejarah perkembangan tenun Alat dan Bahan yang digunakan untuk menenun Cara
pembuatan kain Waktu yang diperlukan untuk menghasilkan 1 kain Harga dari kain-kain
songket yang dihasilkan tersebut

1.3. Tujuan penulisan Adalah untuk :

Mengetahui sejarah tenun di Indragiri Mengetahui alat yang di gunakan dalam menenun
Mengetahui bahan yang di gunakan untuk menenun Mengetahui proses menenun
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Perkembangan tenun Indragiri

Menenun adalah kegiatan yang di lakukan masyarakat indonesia dari masa


lalu,dan sekarang menjadi suatu kerajinan yang menghasilkan kain tenun yang
menjadi kekayaan budaya bangsa indonesia.Kain tenun yang berupa songket yang
berbagai motif dimiliki oleh berbagai daerah di indonesia.Tenun yang lazim di sebut
songket itu dalam sejarah yang panjang telah melahirkan beragam jenis motif,yang
mengandung makna dan falsafah tertentu.

Motif-motif yang lazimnya di angkat dari tumbuh-tumbuhan atau hewan(sebagian


kecil) padukan menjadi variasi-variasi yang serat dengan simbol-simbol yang
mencerminkan nilai-nilai asas kepercayaan dan budaya melayu. Asal mula kain tenun
Indragiri dibawa oleh orang-orang perehu atau disebut dengan orang dagang yang
menetap di Indragiri yang berpusat di Kota Rengat. Masyarakat pendatang ini oleh
kerajaan Indragiri melalui Tenun Muda Indragiri, diberi suatu daerah untuk
bermukiman sampai saat ini. Daerah tersebut dikenal dengan nama Kampung Dagang.
Dari tempat inilah awal mula berkembangnya tenun Indragiri, dengan bahan baku
berasal dari benang sutera.

Pada masa kejayaannya Kerajaan Indragiri terkenal sebagai penghasil karet yang
diperjual belikan sampai ke Singapur oleh pedagang cina di Kota Rengat. Kepada
pedagang Cina inilah tenun indragiri diperdagangkan dengan cara titip beli . Lama
kelamaan karena kesulitan dalam mendapatkan benang sutera, maka bahan baku
diganti dengan katun yang dipadukan dengan benang emas. Pada awalnya alat tenun
Indragiri adalah alat tenun tumpu, yang kemudian berganti dengan nama Kik dan
ATBM. Bertenun dengan menggunkan Kik, sama halnya dengan tenun siak, akan
memakan waktu hampir satu bulan untuk menyelesaikan satu helai kain. Bertenun ini
juga dilakukan oleh para wanita yang pada mulanya adalah untuk keperluan sendiri,
kemudian berkembang menjadi usaha rumah tangga Pada masa tertentu sesudah
berakhirnya masa Kerajaan Indragiri, tenun ini sempat menghilang dan sulit dicari.

Kain hasil tenunan lam tersebut hanya dimiliki orang orang tertentu, yaitu
keluarga raja atau pembesar kerajaan yang menyimpannya dengan hati-hati sekali.
Barulah pada sekitar tahun 1992 Pemerintah Daerah Kabupaten Indragiri Hulu
kembali mengkaji dan mengangkat tenun ini dan menumbuhkan kembali tenun
songket indragiri.

Berkat pembinaan Pemerintah dan Dekranasda Kabupaten Indragiri, alat tenun


tradisional kemudian ditingkatkan menjadi Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM).

B. Tenun Indragiri sekarang

Pada penelitian kali ini, yaitu Di sebuah tempat sentral kerajinan tenun yang
masih berdiri di Jln.Kerajinan,Rengat. Sentral industri ini berdiri dibawah
pengawasan Dewan Kerajinan Daerah INHU.
Yang di Kepalai oleh Bpk.Agus Weber.Proses penenunan saat ini masih
menggunakan ATBM yang di ekspor dari Cina .

Karyawan yang bekerja di sana yang sebagian besar adalah ibu rumah tangga
berjumlah 6 org.Mereka menyelesaikan tenunan dengan cermat dan penuh
ketelitian,agar kain yang dihasilkan bernilai seni tinggi. Dan kita lihat sentral tersebut
tidak berkembang,mengapa???????karena tidak adanya generasi muda sebagai
penerus yang mempromosikannya,kurangnya promosi kepada orang-orang asing atau
daerah lain untuk mengenal budaya kita.Bahkan yang disayangkan lagi,banyak
generasi muda yang malah tidak mengenai sentral ini meskipun mereka menetap di
Rengat,selain itu faktor dari dalam juga mempengaruhi,keterbatasan jumlah
pegawai,kurangnya bahan yang tersedia juga sangat menghambat sentral ini untuk
memproduksi lebih banyak.

C. Alat dan Bahan yang digunakan untuk menenun.1.ATBM(alat tenun bukan mesin)

1. ATBM(alat tenun bukan mesin)


2. Benang katun dan benang emas
Benang yang di gunakan untuk menenun

Untuk menenun,hal pertama yang harus di lakukan dengan memilah-milah


benang untuk disusun di bagian BOMM ATBM.Benang yang di susun sebanyak
14.000 helai tersebut membutuhkan waktu kurang lebih tiga hari.Apabila benang
kusut alat yang digunakan untuk merapikannya disebut KINCIR.Kemudian
setelah disusun di BOMM,benang tersebut di masukkan ke IGUN satu per
satu.kemudian ke bagian SISIR.di bagian SISIR inilah kita membentuk kain
sesuai motif dengan tambahan benang yang di gulungkan di TEROPONG.

3. Bagian BOMM pada ATBM

4. Kincir

5. IGUN(TEMPAT MEMASUKKAN BENANG)

6. SISIR

7. Teropong

Motif tenun yang digunakan tenun indragiri adalah motif pucuk


rebung,sebelumnya di buat dulu polanya sebagai acuan dalam pembuatan.Motif
ini sama seperti tenun siak,hanya saja ada perbedaan di antara kedua tenunan
tersebut.Perbedaan siak besarnya 3-4 cm. tersebut terletak pada besarnya
motif,untuk motif indragiri besarnya kotak pada setiap motif yaitu 2 cm
sedangkan untuk tenun

8. MOTIF PUCUK REBUNG

D. Proses menenun hingga menghasilkan kainProses menenun dilakukan dengan


memulai dengan menginjak kayu yang terhubung dengan igun.mula-mula menginjak
dua buah kayu di sebelah kanan.
Dan tangan menarik sisir ke depan,kemudian kaki menginjak dua kayu di
sebelah kiri lalu mendorong sisir ke belakang.

Lalu memasukkan benang emas untuk membentuk motif dengan menggunakan


suban dan terakhir kaki menginjak dua kayu yang ada di tengah .Begitu lah sampai
akhirnya selesai.

Untuk menyelesaikan 1 kain(2 meter) membutuhkan waktu selama 2


minggu,dalam sebulan 1 org dapat menghasilkan 4 M.Banyak pekerja di pusat
kerajinan tenun di Rengat adalah 6 org,jadi pusat kerajinan itu menghasilkan 24m
kain dalam satu bulan.

Kain yang sudah selesai dapat dijual dengan harga mulai dari
Rp.300.000,hingga Rp.1.500.000,- tergantung kualitas kain yang dihasilkan.

Pembina sentral ini,Bpk.Agus Weber membawa kain yang siap di tenun ke


tempatnya,jika konsumen ingin membeli maka konsumen sendirilah yang
mengunjungi Pak Agus Weber tersebut. Tenun songket ini juga sering di tampilkan
dalam berbagai acara yang menampilkan kerajinan-kerajinan yang dimiliki oleh
daerah.
BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan Tenun adalah salah satu warisan budaya yang dimiliki bangsa indonesia
yang diwariskan oleh bangsa-bangsa zaman dulu.

Anda mungkin juga menyukai