Anda di halaman 1dari 13

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ke hadirat ALLAH SWT karena atas


berkat dan rahmat-Nya,penulis dapat menyelesaikan Makalah
Tenun Songket Khas Inhu,Riau ini.
Makalah ini disusun berdasarkan data-data atau informasi
yang penulis peroleh dengan melakukan kunjungan ke pusat
industri tenun yang ada di Rengat.
Makalah ini berisi sejarah perkembangan tenun songket
khas Riau .Makalah ini di buat dengan maksud untuk
memperkenalkan kepada khalayak tentang kekayaan budaya
yang ada di Riau salah satunya adalah Tenun songket ,tapi di sini
penulis menjelaskan tentang tenun songket Indragiri.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima
kasih kepada guru pembimbing dan tentunya kepada sumber
informasi,ibu-ibu yang melestarikan kain tenun songket yang ada
di pusat kerajinan tenun di Rengat yang telah membantu dalam
penulisan makalah ini.
Penulis berharap makalah yang di buat dapat bermanfaat
dan mampu menarik minat rekan-rekan untuk melestarikan
tenun songket khas Indragiri,Riau.Penulis menyadari penulisan
makalah ini masih jauh dari sempurna.Oleh karena itu,kritik dan
saran yang membangun sangat berguna untuk penyempurnaan
makalah ini.
Penulis

Daftar isi
Kata pengantar
Bab I PEMBAHASAN
A. Alat dan Bahan yang digunakan
B. Proses menenun
Bab II PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
LAMPIRAN

Bab I
PEMBAHASAN
A. Alat dan Bahan yang digunakan untuk menenun.
1.ATBM(alat tenun bukan mesin)

ATBM(alat tenun bukan mesin)


2.Benang katun dan benang emas.

Benang yang di gunakan untuk menenun

Untuk menenun,hal pertama yang harus di lakukan dengan


memilah-milah benang untuk disusun di bagian BOMM
ATBM.Benang yang di susun sebanyak 14.000 helai tersebut
membutuhkan waktu kurang lebih tiga hari.Apabila benang kusut
alat yang digunakan untuk merapikannya disebut
KINCIR.Kemudian setelah disusun di BOMM,benang tersebut di
masukkan ke IGUN satu per satu.kemudian ke bagian SISIR.di
bagian SISIR inilah kita membentuk kain sesuai motif dengan
tambahan benang yang di gulungkan di TEROPONG.

Bagian BOMM pada ATBM

kincir

IGUN(TEMPAT MEMASUKKAN BENANG)

SISIR

Teropong
Motif tenun yang digunakan tenun indragiri adalah motif
pucuk rebung,sebelumnya di buat dulu polanya sebagai acuan
dalam pembuatan.Motif ini sama seperti tenun siak,hanya saja
ada perbedaan di antara kedua tenunan tersebut.Perbedaan
tersebut terletak pada besarnya motif,untuk motif indragiri
besarnya kotak pada setiap motif yaitu 2 cm sedangkan untuk
tenun siak besarnya 3-4 cm.

MOTIF PUCUK REBUNG


3.4 Proses menenun hingga menghasilkan kain

Proses
menginjak

menenun
kayu

yang

dilakukan

dengan

terhubung

memulai

dengan

dengan

igun.mula-mula

menginjak dua buah kayu di sebelah kanan.

Dan

tangan

menarik

sisir

ke

depan,kemudian

kaki

menginjak dua kayu di sebelah kiri lalu mendorong sisir ke


belakang.

Lalu memasukkan benang emas untuk membentuk motif


dengan menggunakan suban dan terakhir kaki menginjak dua
kayu yang ada di tengah .Begitu lah sampai akhirnya selesai.

Untuk menyelesaikan 1 kain(2 meter) membutuhkan waktu


selama 2 minggu,dalam sebulan 1 org dapat menghasilkan 4
M.Banyak pekerja di pusat kerajinan tenun di Rengat adalah 6
org,jadi pusat kerajinan itu menghasilkan 24m kain dalam satu
bulan.

Kain yang sudah selesai dapat dijual dengan harga mulai


dari Rp.300.000,- hingga Rp.1.500.000,- tergantung kualitas kain
yang dihasilkan.

Pembina sentral ini,Bpk.Agus Weber membawa kain yang


siap di tenun ke tempatnya,jika konsumen ingin membeli maka
konsumen sendirilah yang mengunjungi Pak Agus Weber
tersebut.
Tenun songket ini juga sering di tampilkan dalam berbagai
acara yang menampilkan kerajinan-kerajinan yang dimiliki oleh
daerah.

BAB II
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tenun adalah salah satu warisan budaya yang dimiliki
bangsa indonesia yang diwariskan oleh bangsa-bangsa zaman
dulu.Tenun indragiri mulai di angkat kembali pada tahun
1992.Hingga sekarang,kerajinan tenun masih berjalan yaitu di
sebuah rumah di jln kerajinan.Dari sanalah kerajinan tenun
indragiri di hasilkan secara manual dengan menggunakan alatalat yang tradisional yang mampu menghasilkan tenunan yang
bernilai seni tinggi.
Dari pembahasan yang diuraikan sebelumnya,dapat di ambil
kesimpulan.

Tenun indragiri merupakan kekayaan budaya yang

harus dilestarikan
Butuh ketelitian dan kesabaran dalam menenun agar

mendapatkan kain yang berkualitas tinggi


Alat dan Bahan yang digunakan sentral industri di

Rengat masih tradisional


Bagi generasi muda yang tertarik dapat belajar
langsung di sentarl industri tersebut

B. Saran
Adapun saran penulis kepada pembaca setelah membaca
makalah ini

Diharapkan timbul rasa peduli terhadap warisan

budaya dan tertarik untuk mempelajari


Ikut mengembangkan dan melestarikan warisan
budaya tenun ini

Dan bangkitlah menjadi generasi penerus yang tidak


hanya ahli dalam era globalisasi tapi juga bisa
memahami warisan bangsa dulu.

Demikianlah makalah ini di buat,untuk mengenalkan tenun


indragiri kepada generasi muda agar warisan bangsa kita tidak
hilang begitu saja. Maka bagi generasi muda,hendaklah kita
bangkitkan kembali semangat kita dan melestarikan kebudayaan
yang ada.Pelajari dan lestarikan agar kekayaan ini tidak hilang
begitu saja di telan zaman.

LAMPIRAN

Palet
benang emas

Kain tenun songket

Anda mungkin juga menyukai