Anda di halaman 1dari 7

KATAPENGANTAR

Pertama-tama, terima kasih kepada orang tua, guru pembimbing dan rekan-rekan sekalian atas
dukungan nya sehingga kami dapat mengetahui tata cara perevisian karya tulis sehingga
perevisian karya tulis dari ini bisa selesai guna untuk menyelesaikan tugas pembuatan makalah
pembangkit listrik tenaga arus laut.
Puji syukur saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan karunia-Nya saya
masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa saya ucapkan kepada
dosen pembimbing dan teman-teman yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan
makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh sebab itu
penulis angat mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Dan semoga dengan selesainya
makalah ini dapat bermanfaat. Amin...
PEMBAHASAN

Pembangkit Listrik Tenaga Arus Laut di Dunia


Perkembangan teknologi pemanfaatan energi samudera khususnya arus laut sebagai energi baru
terbarukan di dunia saat ini berkembang dengan pesat, seiring dengan meningkatnya tuntutan
akan kebutuhan energi listrik masyarakat kawasan pesisir serta semakin maraknya issu
pemanasan global yang mendorong untuk membatasi penggunaan bahan bakar hidrokarbon.

Prinsip yang dikembangkan pada aplikasi teknologi pemanfaatan energi dari laut adalah melalui
konversi tenaga kinetik masa air laut menjadi tenaga listrik. Tercatat beberapa negara telah
berhasil melakukan instalasi pembangkit energi listrik dengan memanfaatkan energi arus dan

pasang surut, mulai dari prototype turbin pembangkit hingga mencapai turbin skala komersial
dengan kapasitas 1,2 MW/turbin, seperti yang telah dibangun di Skotlandia, Swedia, Perancis,
Norwegia, Inggris, Irlandia Utara, Australia, Italia, Korea Selatan dan Amerika Serikat.

Potensi Energi Arus Laut di Perairan Indonesia


Kecepatan arus pasang-surut di perairan pantai-pantai Indonesia umumnya kurang dari 1,5
m/detik, kecuali di selat-selat diantara pulau-pulau Bali, Lombok, dan Nusa Tenggara Timur,
kecepatan signifikannya bisa mencapai 2,5 - 3,4 m/detik.

Arus pasang-surut terkuat yang tercatat di Indonesia adalah di Selat antara Pulau Taliabu dan
Pulau Mangole di Kepulauan Sula, Propinsi Maluku Utara, mencapai kecepatan 5,0 m/detik,
namun durasinya hanya mencapai 2-3 jam per hari. Berbeda dengan energi gelombang laut yang
hanya terjadi pada kolom air di lapisan permukaan saja, arus laut bisa terjadi sampai pada lapisan
yang lebih dalam dan bahkan sampai ke dasar laut. Kelebihan karakter fisik arus laut ini
memberikan peluang yang lebih optimal dalam pemanfaatan konversi energi kinetic menjadi
energi listrik.

Konversi Energi Arus Laut Menjadi Listrik


Pada dasarnya, arus laut merupakan gerakan horizontal massa air laut, sehingga arus laut
memiliki energi kinetik yang dapat digunakan sebagai tenaga penggerak rotor atau turbin
pembangkit listrik. Secara global, laut dunia mempunyai sumber energi yang sangat besar yaitu
mencapai total 2,8 x 1014 (280 Triliun) Watt-jam. Selain itu, arus laut ini juga menarik untuk
dikembangkan sebagai pembangkit listrik karena sifatnya yang relatif stabil, periodik dan dapat
diprediksi pola atau karakteristiknya.

Pengembangan teknologi ekstraksi energi arus laut lazimnya dilakukan dengan mengadopsi
prinsip teknologi energi angin yang telah lebih dulu berkembang, yaitu dengan mengubah energi
kinetik arus laut menjadi energi rotasi dan energi listrik. Daya yang dihasilkan oleh turbin arus
laut jauh lebih besar dari pada daya yang dihasilkan oleh turbin angin, karena rapat massa air laut
hampir 800 kali rapat massa udara. Kapasitas daya yang dihasilkan dapat dihitung dengan
pendekatan matematis yang memformulasikan daya yang melewati suatu permukaan atau luasan.
Misalkan suatu aliran fluida yang menembus suatu permukaan A dalam arah yang tegak lurus
permukaan, maka rumus umum yang digunakan adalah formulasi Fraenkel (1999) yaitu: 12P=
12 A V3 ' type="#_x0000_t75">, dimana P= daya (watt); = rapat massa air (kg/m); A=
luas penampang (m); dan V= kecepatan arus (m/s).

Road Map Penelitian dan Pengembangan Energi Arus Laut


di Indonesia
Penelitian karakteristik arus laut yang telah dilakukan oleh Puslitbang Geologi Kelautan
(PPPGL) diawali pada tahun 2005 berkolaborasi dengan Program Studi Oceanografi ITB.
Pengukuran arus laut dilakukan menggunakan ADCP (Accoustic Doppler Current Profiler) di
Selat Lombok dan Selat Alas dalam kaitan dengan rencana penyiapan lokasi dan instalasi untuk
Turbin Kobold buatan Italia yang berkapasitas 300 kW di bawah koordinasi Kementerian Riset
dan Teknologi.

Instalasi pengukur arus laut ACDP yang ditempatkan di dasar laut


Tahun 2006 - 2010 telah dilaksanakan penelitian karakteristik arus laut di berbagai selat di Nusa
Tenggara Timur, yaitu di Selat Lombok , Selat Alas, Selat Nusa Penida, Selat Flores, dan Selat
Pantar.
Prototipe turbin pertama telah dibangun secara kemitraan bersama Kelompok Teknik T-Files ITB
dan PT Dirgantara Indonesia, dengan mengadopsi dan memodifikasi model turbin Gorlov skala
kecil (0,8 kW/cel). Kelompok T-Files ITB adalah kelompok mahasiswa yang terdiri dari berbagai
latar belakang keilmuan yang secara langsung dibimbing oleh Prof. Iskandar Alisyahbana
(Alm), mengembangkan berbagai jenis pembangkit listrik tenaga arus laut skala kecil. Salah satu
prototipe perangkat pembangkit listrik hasil rakitan perdana telah diuji-coba di kolam uji PPPGL
Cirebon dan tahun 2008, dilanjutkan dengan uji lapangan tahun 2009 di Selat Nusa Penida
sehingga telah berhasil memperoleh "proven design" yang cocok untuk diterapkan pada perairan
yang berkarakteristik selat (arus pasang surut).

Ujicoba lapangan pembangkit listrik tenaga arus laut prototype T-Files ITB di Selat
Nusapenida, Bali
Prototipe dalam skala besar (> 80 kW) direncanakan akan dilaksanakan pada tahun 2012-2014
oleh institusi terkait lainnya yang berkewenangan (Ditjen Energi Baru, Terbarukan dan
Konservasi Energi, Puslitbangtek EBTKE, Kementerian Ristek, BPPT, dsb.) untuk
mengembangkan dan meningkatkan status skala prototipe menjadi skala pilot dan skala
komersial.
Diharapkan pada tahun 2025 energi listrik tenaga arus laut yang dihasilkan dari berbagai
pembangkit (PLTAL) akan menunjang pencapaian proporsi 5% berbagai energi terbarukan dari
sasaran kebijakan energi 25% bauran energi Indonesia, sesuai dengan visi bauran energi 25-25.
Road map penelitian karakteristik arus laut serta estimasi daya listrik yang telah dilaksanakan
oleh PPPGL sampai tahun 2010 di perairan Nusa Tenggara, seperti yang ditunjukkan table
dibawah ini.

No.

Selat
Lombok

Selat
Penida

Nusa Selat
Larantuka

1,8-8-2,4 m/det 0,5-3,2 m/det

15 m2

40 m2

70-150 kW

200-400 kW

Selat
Pantar

Keterangan

1,5-3,4 m/det

1,5-3,1 m/det

Kecepatan arus

40 m2

40 m2

Luas Turbin

50-250 kW

Daya Listrik

Tahun 2006

Tahun 2007 dan Tahun 2008


2009

Tahun 2010

MAKALAH PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ARUS LAUT ( PLTAL)

NAMA
NPM
PRODI

: ELWIN FADLI
:14.6.21.201.C.0737
:TEKNIK MESIN S1

SEKOLAH TINGGI TEKNIK WIWOROTOMO PURWOKERTO

Anda mungkin juga menyukai