Disusun Oleh :
NAMA : NIM :
NURUL FADILAH SYAFITRI -5211143005
NADYA THASYA -5212143001
ADE RAHMI HASIBUAN -5211143009
NUR RAHMAYANTI SOFIA -5211143003
Dosen Pengampu:
Prof,DR. Dina Ampera,M.Si
Ibuk Yudhistira Anggraini, M.Pd
KELAS A
Penulis,
DAFTAR ISI
JUDUL………………………………………………………………………………………. i
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………….... ii
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………...iii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................
A…Latar Belakang Masalah……………………………………1
B…Rumusan Masalah…………………………………………..2
C…Tujuan Pembahasan………………………………………...
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………….
A…
B…
C…
BAB III PENUTUP…………………………………………………….
A…Kesimpulan………………………………………………....
DAFTAR PUSAKA…………………………………………………...
BAB I
PENDAHULUAN
C. TujuanPembahasan
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di
atas, maka menjadi tujuan penulisan adalah :
1. Mengetahui pengertian tenun
2. Mengetahui dan memahami macam-macam tenunan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Tenun
Tenun merupakan salah satu seni budaya kain
tradisional lndonesia yang diproduksi di berbagai wilayah
di seluruh Nusantara (Sumatera, Kalimantan, Bali,
Sulawesi, lombok, Sumbawa, dan lainya. Tenun memiliki
makna, nilai sejarah, dan teknik yang tinggi dari segi
warna, motif, dan jenis bahan serta benang yang
digunakan dan tiap daerah memiliki ciri khas masing-
masing.
Tenun sebagai salah satu warisan budaya tinggi
(heritage) merupakan kebanggaan bangsa Indonesia, dan
mencerminkan jati diri bangsa. Oleh sebab itu, tenun baik
dari segi teknik produksi, desain dan produk yang
dihasilkan harus dijaga dan dilestarikan keberadaannya,
serta dimasyarakatkan kembali penggunaannya.
Terkait dengan banyaknya daerah yang menjadi
produsen tenun, keberagaman motif tidak perlu
dipertanyakan. Adanya perbedaan latar belakang budaya
dan lingkungan, akan menciptakan keunikan hasil tenun
pada setiap daerah.
B. Macam-macam Tenunan
1. Tenun Ikat
Tenun Lurik
Berasal dari Jawa Tengah, Solo dan Yogyakarta.
Dahulu tenun lurik dibuat menggunakan non-
mesin.Karena Lurik sangat populer, kini
produksinya sudah menggunakan mesin.Lurik
memiliki motif garis-garis dengan warna yang
solid.
Tenun ulos
Ulos berasal dari Sumatera Utara. Hingga kini
Ulos juga digunakan untuk berbagai momen
formal.Ulos digunakan sebagai selendang atau
sarung pada adat Batak. Memiliki karakteristik
warna yang hitam, cokelat, merah. Terkadang
dengan aksen emas dan perak.
Tenun Sumba
Tenun Sumba dapat memakan waktu yang
sangat lama untuk memproduksinya. Rentang
waktu yang dibutuhkan untuk membuat tenun
Sumba dapat memakan waktu mulai dari 4 bulan
hingga menahun. Tenun Sumba juga memiliki
keberagaman motif dan makna, umumnya
terinpirasi dari hewan.
Tenun Toraja
Tenun Toraja memiliki motif yang
mencerminkan keindahan Toraja. Tenun Toraja
juga digunakan untuk menunjukkan status sosial
dan umumnya digunakan untuk upacara formal.
Tenun Siak
Bisa juga disebut sebagai Songket Siak. Tenun
siak berasal dari Riau. Menariknya Tenun Siak
dahulu hanya dapat digunakan oleh kalangan
bangsawan Siak. Tenun siak memiliki ciri-ciri
motif tumbuhan dan hewan.
Tenun Baduy
Tenun Baduy berasal dari Banten. Tenun ini
memilik motif garis-garis yang rumit yang
terinspirasi dari alam.
3. Silang Satin
Tenun silang satin merupakan jenis tenunan yang
memiliki ciri khas berkilau dan lembut karena sedikitnya
jumlah silangan pada satin menyebabkan benang berimpit
satu sama lain. Untuk membuat silang satin dapat
digunakan benang yang kurang baik, karena dapat
disembunyikan dari permukaan tenunan.
Tenunan satin sendiri dapat dibedakan menjadi dua
macam varian yakni berupa satin lungsin dan satin pakan.
Disebut satin lungsin apabila pada bagian baik satin
itu lebih banyak terlihat benang lungsin dari pada
benang pakannya.
Disebut satin pakan apabila apabila pada bagian baik
satin itu lebih banyak terlihat benang pakan dari pada
benang lungsinnya.
Beberapa jenis kain yang ditenun dengan konstruksi
silang satin diantaranya kain satin, kain pique dan satinet.
Tenunan silang satin mempunyai benang bebas yang
panjang, oleh karenanya benang bebas ini lebih mudah
tersangkut dan putus. Meski demikian tenunan satin ini
tetap menawarkan banyak keunggulan.
Tenunan satin hanya menonjolkan salah satu efek
pada permukaan kain, yaitu efek lusi atau efek pakan
seperti yang biasa terdapat pada kain satin.
Penggunaan benang yang arah twistnya sama dengan
arah garis miring pada tenun satin akan menghasilkan
permukaan kain yang rata, mengkilap dan padat.
Tenunan satin bisa digunakan pada semua jenis kain
termasuk kain satin tetapi tidak baik untuk kain
dengan kontruksi terbuka atau jarang.
Untuk kain dengan kontruksi padat tenunan satin
lebih sesuai dari pada tenunan keper.
Titik-titik silang pada tenunan satin letaknya tersebar,
tidak bersinggungan satu sama lain.
Setiap benang lusi dalam satu rapot hanya
mempunyai satu titik silang.
Variasi Tenunan Kain
Selain tenunan dasar yang telah disebutkan diatas dikenal
pula bermacam-macam variasi tenunan lain yang tidak
kalah unik dan menarik. Beberapa diantaranya ada
tenunan silang alur yang didapatkan dari pengembangan
tenunan polos dan tenunan tulang ikan kering yang
diturunkan dari tenunan kepar.
2. Tenunan Kembar
Tenunan kembar dibuat dari dua susunan benang pakan
dan lungsin. Dari kedua macam benang ini dibuat dua
tenunan (atas dan bawah) kemudian dihubungkan menjadi
satu dengan benang sehingga teunan merupakan satu
tenunan kembar.
5. Tenunan Sungkit
Tenunan sungkit sebenarnya memiliki konstruksi seperti
sulaman tapi pada sungkit benang untuk motif sejajar
dengan benang lungsin atau pakan, sedangkan pada
sulaman tidak. Sungkit ini dapat dibedakan
menjadisungkit pakan dan sungkit lungsin.
Bila hiasannya menggunakan benang pakan maka
disebut sungkit pakan.
Bila hiasannya menggunakan benang lungsin maka
disebut sungkit lungsin.
Beberapa contoh bahan kain yang dibuat dengan
tenunan sungkit yaitu berupa kain tenunan dari daerah
Bali, Minangkabau dan Palembang.
6. Tenunan Berbulu
Tenunan berbulu banyak digunakan untuk membuat
bahan kain yang memiliki bulu-bulu terikat pada tenunan
dasar. Tenunan yang mempunyai bulu-bulu kurang dari 1
½ mm disebut beledu, sedangkan tenunan yang
mempunyai bulu lebih dari 1 ½ mm disebut plus.
7. Tenunan Bersengkelit
Tenunan bersengkelit merupakan jenis tenunan yang pada
dasarnya terdapat sengkelit, dibuat sama dengan membuat
beledu lungsin (frise), tetapi sengkelitm pada tenunan ini
tidak dipotong. Tenunan bersengkelit ini biasanya disebut
juga sebagai kain tuala atau kain handuk yang tahan cuci
dan tahan panas matahari.
Kualitas kain bersengkelit umumnya sangat bergantung
pada beberapa faktor seperti rapat renggangnya bulu,
panjang pendeknya bulu, asal bahan, kekuatan
melekatnya bulu, kekuatan tenunan dasarnya dan daya
resap air.
8. Tenunan Damask
Tenunan damask biasanya dibuat dengan kombinasi
silang misalnya silang polos dan silang satin, sehingga
memerlukan mesin istimewa seperti mesin jackquard
dalam proses pembuatannya. Untuk menciptakan motif
bunga-bunga atau motif lain digunakan tenunan silang
satin sehingga kilau pada damask ini sangat terlihat.
Beberapa jenis kain yang dibuat dengan tenunan damask
yaitu berupa damask untuk setelan taplak meja, serbet,
kain tirai dan kain kasur.
9. Tenunan Dobby
Tenunan dobby merupakan jenis tenunan bermotif yang
memiliki ciri khas berupa gambar kecil-kecil bentuk
huruf, angka maupun bunga dan biasanya tersusun dalam
bentuk yang geometris. Gambar pada kain dobby ini
umumnya dibentuk langsung oleh struktur tenun kain
secara berulang-ulang.