Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH TEKSTIL

“MACAM- MACAM TENUNAN”

Disusun Oleh :
NAMA : NIM :
NURUL FADILAH SYAFITRI -5211143005
NADYA THASYA -5212143001
ADE RAHMI HASIBUAN -5211143009
NUR RAHMAYANTI SOFIA -5211143003
Dosen Pengampu:
Prof,DR. Dina Ampera,M.Si
Ibuk Yudhistira Anggraini, M.Pd

KELAS A

PRODI PENDIDIKAN TATA BUSANA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. Kepada-Nya kita memuji dan


besyukur, memohon pertolongan dan ampunan. Kepada-Nya pula kita
memohon perlindungan dari keburukan diri dan syaiton yang selalu
menghembuskan kebatilan kepada diri kita.
Dengan rahmat dan pertolongan-Nya, Alhamdulillah Kami
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul macam-maca tenunan
ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas Ibu Prof,DR. Dina Ampera,M.Si dan Ibuk Yudhistira
Anggraini, M.Pd pada mata kuliah Tekstil. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan dan menambah pengetahuan sesuai
dengan bidang studi yang kami tekuni.
kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan
kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Penulis,
DAFTAR ISI

JUDUL………………………………………………………………………………………. i

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………….... ii

DAFTAR ISI………………………………………………………………………………...iii

BAB I PENDAHULUAN......................................................................
A…Latar Belakang Masalah……………………………………1
B…Rumusan Masalah…………………………………………..2
C…Tujuan Pembahasan………………………………………...
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………….
A…
B…
C…
BAB III PENUTUP…………………………………………………….
A…Kesimpulan………………………………………………....
DAFTAR PUSAKA…………………………………………………...
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Sejak dahulu kala kebutuhan akan pangan atau pakaian telah
menjadi sebuah kebutuhan yang diprioritaskan. Hal ini dikarenakan
pakaian mempunyai manfaat bagi manusia dalam mepertahankan
kelangsungan hidupnya. Dimana saat cuaca dingin pakaian dapat
menghangatkan tubuh, pakaian itu juga menunjukan kepribadian
seseorang untuk dikatakan baik atau tidak, kesopansantunan.
Zaman dahulu dengan keterbatasan alat maupun bahan serta
tingkat sumber daya manusia yang rendah, manusia membentuk sebuah
pakaian dari kulit kayu. Karena merasa kurang nyaman mengenakan
pakaian dari kulit kayu, pasalnya pakaian dari kulit kayu ini dapat
menimbulkan gatal dan merusak kulit maka nenek moyang kala itu
mulai mencari alternatif lain yaitu membuat pakain dari bahan dasar
kapas.
Sehingga sejak saat itu muncullah pakaian dari tenun ikat dari
berbagai wilayah. Seiring berjalannya waktu, muculnya berbagai tenun
dengan beragam motif dan hias yang bervariasi dengan arti – arti yang
berbeda. Arti – arti inilah yang menunjukan latar belakang kebudayaan
suatu daerak atau ciri khas dari suatu daerah.
B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan yang di maksud dengan tenun !
2. sebutkan macam-macam tenunan!

C. TujuanPembahasan
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di
atas, maka menjadi tujuan penulisan adalah :
1. Mengetahui pengertian tenun
2. Mengetahui dan memahami macam-macam tenunan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Tenun
Tenun merupakan salah satu seni budaya kain
tradisional lndonesia yang diproduksi di berbagai wilayah
di seluruh Nusantara (Sumatera, Kalimantan, Bali,
Sulawesi, lombok, Sumbawa, dan lainya. Tenun memiliki
makna, nilai sejarah, dan teknik yang tinggi dari segi
warna, motif, dan jenis bahan serta benang yang
digunakan dan tiap daerah memiliki ciri khas masing-
masing.
Tenun sebagai salah satu warisan budaya tinggi
(heritage) merupakan kebanggaan bangsa Indonesia, dan
mencerminkan jati diri bangsa. Oleh sebab itu, tenun baik
dari segi teknik produksi, desain dan produk yang
dihasilkan harus dijaga dan dilestarikan keberadaannya,
serta dimasyarakatkan kembali penggunaannya.
Terkait dengan banyaknya daerah yang menjadi
produsen tenun, keberagaman motif tidak perlu
dipertanyakan. Adanya perbedaan latar belakang budaya
dan lingkungan, akan menciptakan keunikan hasil tenun
pada setiap daerah.
B. Macam-macam Tenunan
1. Tenun Ikat

Tenun ikat merupakan kain yang ditenun dari


helaian benang pakan atau benang lungsing yang
sebelumnya di ikat dan di celupkan ke dalam zat
pewarna alami. Alat yang biasa di gunakan untuk
membuat tenun ikat adalah Alat Tenun Bukan Mesin
(ATBM). Tenun ikat dapat di jahit untuk di jadikan
pakaian, kain pelapis mebel, perlengkapan busana,
maupun penghias interior rumah.

Tenun ikat terdiri dari 4 jenis, yaitu :

 Tenun ikat sederhana


Tenun ikat sederhana merupakan tenun ikat yang
dihasilkan dari benang pakan masuk keluar
kedalam benang lungsi dengan ritme yang sama.
Hal tersebut dapat menghasilkan tenun polos
tanpa corak atau dengan corak garis-garis, kotak-
kotak, sesuai dengan warna dan jenis benang
yang dipakai.
Tenun ikat sederhana ini banyak dihasilkan
di daerah Jawa Barat, Jawa Tengah, DI
Yogyakarta, dan Sulawesi Tenggara.
 Tenun Ikat Lungsi
Tenun ikat lungsi merupakan tenun ikat yang di
desain dari kumpulan benang lungsi yang di
bentangkan pada alat perentang, kemudian di
ikat dengan tali rafia berbagai warna yang
disesuaikan dengan ragam hias dan warna yang
diinginkan. Setelah itu benang tersebut
dicelupkan kedalam pewarna yang telah
disiapkan. Setelah kering, kemudian ditata pada
alat tenun dan di tenun dengan benang pakan
warna tertentu sesuain dengan warna yang
diinginkan.
Tenun ikat lungsi ini banyak dihasilkan di
daerah NTB, NTT, Maluku, Kalimantan Timur,
Kalimantan Barat, Sulawesi Barat, Sulawesi
Utara, Papua Barat.

 Tenun Ikat Pakan


Tenun ikat pakan secara keseluruhannya hampir
sama dengan ikat lungsi,perbedaanya adalah
benang yang diikat merupakan kumpulan benang
pakan sesuai dengan ragam hias dan warna yang
diinginkan, kemudian di tenun pada bentangan
benang lungsi yang sudah tertata pada alat tenun.
Tenun ikat pakan ini banyak dihasilkan
didaerah Bengkulu, Sumatera Selatan, Jawa
Barat, Jawa Timur, Bali, NTB, Kalimantan
Barat, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan,
Sulawesi Tengah.

 Tenun Ikat Ganda


Tenun ikat ganda dibuat dari menenun benang
pakan dan benang lusing yang keduannya sudah
di beri motif melalui teknik pengiakatan sebelum
dicelup kedalam pewarna. Corak akan terbentuk
dari persilangan benang lungsi dan benang pakan
yang bertumpuk pada titik pertemuan corak yang
dikehendaki.
Tenun ikat ganda ini banyak dihasilkan di
daerah Bali (Tenganan), Sulawesi Tengah,dan
Sulawesi Tenggara.
2. Tenun Songket
Tenun songket dibuat dengan menambah benang
pakan sebagai hiasan. Caranya adalah dengan
menyisipkan benang perak, emas, tembaga, atau
benang warna diatas benang lusi.
Tenun songket ini banyak dihasilkan di
daerah Aceh, Sumatera Utara,Sumatera Barat,
Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan, Lampung,
Banten, Jawabarat, Jawa Timur, Bali, NTB,
NTT, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur,
Sulawesi Selatan, Maluku Utara

Berbagai Macam Kain Tenun Di Indonesia

 Tenun Lurik
Berasal dari Jawa Tengah, Solo dan Yogyakarta.
Dahulu tenun lurik dibuat menggunakan non-
mesin.Karena Lurik sangat populer, kini
produksinya sudah menggunakan mesin.Lurik
memiliki motif garis-garis dengan warna yang
solid.

 Tenun ulos
Ulos berasal dari Sumatera Utara. Hingga kini
Ulos juga digunakan untuk berbagai momen
formal.Ulos digunakan sebagai selendang atau
sarung pada adat Batak. Memiliki karakteristik
warna yang hitam, cokelat, merah. Terkadang
dengan aksen emas dan perak.

 Tenun Sumba
Tenun Sumba dapat memakan waktu yang
sangat lama untuk memproduksinya. Rentang
waktu yang dibutuhkan untuk membuat tenun
Sumba dapat memakan waktu mulai dari 4 bulan
hingga menahun. Tenun Sumba juga memiliki
keberagaman motif dan makna, umumnya
terinpirasi dari hewan.

 Tenun Toraja
Tenun Toraja memiliki motif yang
mencerminkan keindahan Toraja. Tenun Toraja
juga digunakan untuk menunjukkan status sosial
dan umumnya digunakan untuk upacara formal.

 Tenun Ikat Troso


Berasal dari Jepara, tepatnya dari desa Troso.
Tenun Troso memiliki banyak motif, dari motif
yang sangat etnis dan tradisional hingga terlihat
lebih modern dan kontemporer.

 Tenun Siak
Bisa juga disebut sebagai Songket Siak. Tenun
siak berasal dari Riau. Menariknya Tenun Siak
dahulu hanya dapat digunakan oleh kalangan
bangsawan Siak. Tenun siak memiliki ciri-ciri
motif tumbuhan dan hewan.

 Tenun Garut & Sukabumi


Tenun yang berasal dari Jawa Barat ini
umumnya memiliki karakteristik motif yang
geometris.

 Tenun Baduy
Tenun Baduy berasal dari Banten. Tenun ini
memilik motif garis-garis yang rumit yang
terinspirasi dari alam.

Cara Merawat Kain Tenun


Tenun ternyata memiliki perawatan yang cukup
mudah. Disarankan juga untuk menggunakan deterjen
yang lembut. Kalau perlu gunakanlah sabun lerak atau
sabun khusus batik. Saat mencuci, kamu tidak perlu
merendamnya semalaman atau terlalu lama, kamu hanya
perlu menguceknya saja dengan halus. Namun pada
pembelian pertama ada baiknya dicuci secara terpisah, hal
ini dilakukan agar warna tidak luntur dan mengenai
pakaian lainnya.
Selanjutnya, pada tahap pengeringan tidak
disarankan menjemurnya di bawah sinar matahari
langsung. Sinar matahari langsung berpotensi untuk
merusak warna dari kain. Setelah kering, kamu dapat
menyetrikanya agar rapi, setrikalah hanya pada bagian
dalam kain saja agar warna tidak rusak. Apabila terdapat
noda pada kain, disarankan untuk mewarnai ulang kain
dengan warna yang senada pada bagian yang bernoda.

Bentuk Tenunan Dasar


Berdasarkan konstruksi dasarnya bentuk tenunan yang
biasa dipakai untuk membuat bahan kain secara garis
besar dapat dibedakan menjadi tiga jenis yakni tenunan
polos, tenunan silang kepar dan tenunan silang satin yang
memiliki karakteristik berbeda satu sama lain.
1. Silang Polos
Konstruksi tenunan polos termasuk ke dalam jenis
tenunan yang paling tua di dunia dan paling sederhana di
antara tenunan lainnya. Prinsip yang diterapkan pada
pembuatan silang polos yaitu benang pakan saling
menyilang dengan benang lungsin secara berulang dan
terus menerus.
Dengan tenunannya yang unik bahan kain yang dihasilkan
dari teknik tenun ini secara umum akan memiliki sifat
yang kuat (karena banyak persilangan), tidak mudah
bertiras, benang tidak mudah tersangkut dan permukaan
kainnya licin (karena jarak persilangannya dekat).
Beberapa jenis kain yang ditenun dengan konstruksi
silang polos diantaranya kain blacu, kain berkolin, kain
muslin, kain mori, kain voile, kain organdi dan kain
poplin.
2. Silang Kepar
Silang kepar merupakan bentuk tenunan pada bahan kain
yang paling sering terlihat setelah tenun polos. Jika
diamati dengan teliti pola silang kepar ini secara umum
memiliki garis yang miring pada kain dan pada bagian
baik akan terlihat alur yang arahnya serong ke kiri atau ke
kanan.
Prinsip yang diterapkan pada pembuatan silang kepar
yaitu benang pakan dalam tenun silang kepar ini melintasi
dua atau lebih benang lungsin sehingga menghasilkan
pola diagonal. Setelah itu pada barisan berikutnya posisi
benang pakan akan berpindah satu benang lusi ke kiri atau
ke kanan.
Bentuk anyaman kepar yang paling mudah dijumpai pada
bahan kain diantarnya:
 Kepar pakan yang efek pakannya lebih panjang
dari pada efek lungsin.
 Kepar rangkap yang panjang efek lungsinya
sama atau seimbang dengan panjang efek
pakannya.
 Kepar lungsin yang efek lusinya lebih panjang
dari pada efek pakan. Tenunan ini biasanya
terkenal lebih awet dan tahan terhadap gosokan
dibandingkan kepar pakan.
 Kepar 450 yang garis keparnya membentuk
sudut 450 terhadap pakannya karena penyilangan
lungsin pada lungsin berikutnya bergeser satu
pakan.
 Kepar kanan yang garis keparnya miring ke
kanan dari bawah.
 Kepar kiri yang garis keparnya miring ke kiri
dari bawah.
 Kepar runcing yang dibentuk dari kombinasi
kepar kanan dan kepar kiri sehingga garis
keparnya bertemu pada masing-masing
ujungnya.
 Kepar tulang ikan yang dibentuk dari kombinasi
kepar kanan dan kepar kiri, tetapi garis kepar
tidak bertemu pada ujung-ujungnya.
 Dibandingkan dengan tenunan polos, tenunan
silang kepar pada prinsipnya memiliki
karakteristik yang lebih kuat karena melibatkan
lebih banyak benang.
Kain yang dibuat dengan tenunan kepar biasanya juga
lebih lembut karena benangnya masih lebih bebas
bergerak. Beberapa jenis kain yang ditenun dengan
konstruksi silang kepar diantaranya kain drill, kain
gabardin, kain kasur, kain chino, kain denim dan
veterban.

3. Silang Satin
Tenun silang satin merupakan jenis tenunan yang
memiliki ciri khas berkilau dan lembut karena sedikitnya
jumlah silangan pada satin menyebabkan benang berimpit
satu sama lain. Untuk membuat silang satin dapat
digunakan benang yang kurang baik, karena dapat
disembunyikan dari permukaan tenunan.
Tenunan satin sendiri dapat dibedakan menjadi dua
macam varian yakni berupa satin lungsin dan satin pakan.
 Disebut satin lungsin apabila pada bagian baik satin
itu lebih banyak terlihat benang lungsin dari pada
benang pakannya.
 Disebut satin pakan apabila apabila pada bagian baik
satin itu lebih banyak terlihat benang pakan dari pada
benang lungsinnya.
Beberapa jenis kain yang ditenun dengan konstruksi
silang satin diantaranya kain satin, kain pique dan satinet.
Tenunan silang satin mempunyai benang bebas yang
panjang, oleh karenanya benang bebas ini lebih mudah
tersangkut dan putus. Meski demikian tenunan satin ini
tetap menawarkan banyak keunggulan.
 Tenunan satin hanya menonjolkan salah satu efek
pada permukaan kain, yaitu efek lusi atau efek pakan
seperti yang biasa terdapat pada kain satin.
 Penggunaan benang yang arah twistnya sama dengan
arah garis miring pada tenun satin akan menghasilkan
permukaan kain yang rata, mengkilap dan padat.
 Tenunan satin bisa digunakan pada semua jenis kain
termasuk kain satin tetapi tidak baik untuk kain
dengan kontruksi terbuka atau jarang.
 Untuk kain dengan kontruksi padat tenunan satin
lebih sesuai dari pada tenunan keper.
 Titik-titik silang pada tenunan satin letaknya tersebar,
tidak bersinggungan satu sama lain.
 Setiap benang lusi dalam satu rapot hanya
mempunyai satu titik silang.
Variasi Tenunan Kain
Selain tenunan dasar yang telah disebutkan diatas dikenal
pula bermacam-macam variasi tenunan lain yang tidak
kalah unik dan menarik. Beberapa diantaranya ada
tenunan silang alur yang didapatkan dari pengembangan
tenunan polos dan tenunan tulang ikan kering yang
diturunkan dari tenunan kepar.

1. Tenunan Silang Alur (Rib Weave)


Tenunan silang alur merupakan jenis tenunan yang
diturunkan dari tenunan polos. Pola tenunan silang alur
ini akan terjadi apabila dibuat dari benang pakan dan
benanag lungsin yang tidak sama besar. Untuk alurnya
ada dua macam yakni alur lungsin dan alur pakan.

 Alur lungsin (alur lintang) terjadi karena yang banyak


terlihat di atas ialah benang lungsin. Pada alur
lungsin benang pakan sama sekali tidak terlihat.
 Alur pakan (alur bujur) terjadi apabila benang lungsin
lebih besar dari pada benang pakan atau beberapa
benang lungsin disatukan.
2. Tenunan Tulang Ikan Hering (Herringbone Weave)
Tenunan tulang ikan hering alias herringbone weave
merupakan tenunan berpola bentuk huruf “V” yang juga
merupakan variasi dari pola kepar tenun. Nama
heringbone ini diberikan karena pola tenun yang
dihasilkan menyerupai struktur tulang ikan herring yang
terdiri dari barisan garis miring.
Beberapa jenis kain yang ditenun dengan konstruksi
tulang ikan hering diantaranya:

 Kain wool yang terbuat dari serat alami bulu


domba, kambing, serta hewan lain yang berasal
dari keluarga mamalia.
 Kain tweed yang terbuat dari bahan wool yang
masih agak kasar.
Tenunan pada bahan kain juga bisa dibedakan lagi
menjadi beberapa macam varian menurut kegunaannya,
ada yang tipis dan ada yang tebal.
1. Tenunan Biasa
Tenunan biasa dibuat dari satu susunan benang lungsin
dan satu susunan bennag pakan. Beberapa contoh bahan
kain yang ditenun dengan prinsip tenunan biasa antara
lain berupa kain poplin, kain berkolin, kain drill, kain
gabardin, satinet dan kain satin.

2. Tenunan Kembar
Tenunan kembar dibuat dari dua susunan benang pakan
dan lungsin. Dari kedua macam benang ini dibuat dua
tenunan (atas dan bawah) kemudian dihubungkan menjadi
satu dengan benang sehingga teunan merupakan satu
tenunan kembar.

 Tenunan kembar dapat dibuat dari dua tenunan yang


berlainan.
 Dengan memindahkan tenunan yang di atas dan
bawah atau sebaliknya maka akan terbentuk tenunan
yang berkotak-kotak.
 Hanya benang lungsin tenunan atas atau lungsin
tenunan bawah yang mengikat tenunan atas dan
tenunan bawah.
 Kain yang dibuat dengan tenunan kembar biasanya
lebih tebal, hangat dan banyak menghisap air.
Beberapa contoh bahan kain yang ditenun dengan
konstruksi tenun kembar diantaranya kain tetra, kain tirai,
kain taplak meja dan serbet kotak-kotak.

3. Tenunan Yang Diperkuat


Tenunan diperkuat merupakan jenis tenunan yang biasa
dibuat dari satu susunan benang lungsin dan dua benang
pakan, atau dibuat dari dua susunan benang lungsin dan
satu benang pakan.

 Tenunan yang diperkuat biasanya memiliki


karakteristik lebih tebal, lebih kuat dan lebih hangat.
 Hasil tenunan yang didapatkan memberi efek lebih
halus dan motifnya lain misalnya bergaris dan
berkotak.
Beberapa contoh bahan kain yang ditenun dengan
konstruksi tersebut diantaranya selimut wol, kain kursi,
kain untuk peignor, kain mantel dan bahan pakaian wanita
lainnya.
4. Tenunan Renggang
Tenunan renggang merupakan jenis tenunan yang banyak
digunakan untuk menciptakan kain yang jarang tetapi
cukup kuat. Berdasarkan cara pembuatannya, tenunan
renggang ini sebenarnya bisa ditenun silang kasar dan
juga silang polos.
 Tenunan renggang yang dibuat silang kasar biasanya
memiliki tampilan yang tembus terang tapi sangat
kuat. Beberapa jenis kain yang ditenun dengan
konstruksi seperti ini diantaranya tirai madras, kain
vitrase, kain tulle dan etamin.
 Tenunan renggang yang dibuat silang polos
kualitasnya kurang begitu baik karena kain yang
dihasilkan perlu dikuatkan dengan jalan dikanji.
Bahan kain yang dihasilkan dengan teknik ini yaitu
tirai bagdad, kain kasa, kain pelapis dan strimin.

5. Tenunan Sungkit
Tenunan sungkit sebenarnya memiliki konstruksi seperti
sulaman tapi pada sungkit benang untuk motif sejajar
dengan benang lungsin atau pakan, sedangkan pada
sulaman tidak. Sungkit ini dapat dibedakan
menjadisungkit pakan dan sungkit lungsin.
 Bila hiasannya menggunakan benang pakan maka
disebut sungkit pakan.
 Bila hiasannya menggunakan benang lungsin maka
disebut sungkit lungsin.
Beberapa contoh bahan kain yang dibuat dengan
tenunan sungkit yaitu berupa kain tenunan dari daerah
Bali, Minangkabau dan Palembang.

6. Tenunan Berbulu
Tenunan berbulu banyak digunakan untuk membuat
bahan kain yang memiliki bulu-bulu terikat pada tenunan
dasar. Tenunan yang mempunyai bulu-bulu kurang dari 1
½ mm disebut beledu, sedangkan tenunan yang
mempunyai bulu lebih dari 1 ½ mm disebut plus.

7. Tenunan Bersengkelit
Tenunan bersengkelit merupakan jenis tenunan yang pada
dasarnya terdapat sengkelit, dibuat sama dengan membuat
beledu lungsin (frise), tetapi sengkelitm pada tenunan ini
tidak dipotong. Tenunan bersengkelit ini biasanya disebut
juga sebagai kain tuala atau kain handuk yang tahan cuci
dan tahan panas matahari.
Kualitas kain bersengkelit umumnya sangat bergantung
pada beberapa faktor seperti rapat renggangnya bulu,
panjang pendeknya bulu, asal bahan, kekuatan
melekatnya bulu, kekuatan tenunan dasarnya dan daya
resap air.

8. Tenunan Damask
Tenunan damask biasanya dibuat dengan kombinasi
silang misalnya silang polos dan silang satin, sehingga
memerlukan mesin istimewa seperti mesin jackquard
dalam proses pembuatannya. Untuk menciptakan motif
bunga-bunga atau motif lain digunakan tenunan silang
satin sehingga kilau pada damask ini sangat terlihat.
Beberapa jenis kain yang dibuat dengan tenunan damask
yaitu berupa damask untuk setelan taplak meja, serbet,
kain tirai dan kain kasur.
9. Tenunan Dobby
Tenunan dobby merupakan jenis tenunan bermotif yang
memiliki ciri khas berupa gambar kecil-kecil bentuk
huruf, angka maupun bunga dan biasanya tersusun dalam
bentuk yang geometris. Gambar pada kain dobby ini
umumnya dibentuk langsung oleh struktur tenun kain
secara berulang-ulang.

10. Tenunan Pellen


Tenunan pellen merupakan jenis tenunan yang berasal
dari kapas dan lenan atau lenan saja yang ditenun dengan
teknik sebagai berikut:

 Teknik satin lungsin atau satin pakan.


 Teknik silang kepar lungsin atau silang kepar
berganti-ganti.

Dari kedua teknik tersebut corak yang dihasilkan


sebenarnya sama saja yakni selalu persegi panjang atau
bujur sangkar, sifatnya berkilau dan kuat. Untuk
membuatnya diperlukan mesin dobby, mesin bergun atau
pellen.
Beberapa contoh bahan tekstil yang banyak dibuat dengan
tenunan pelen antara lain berupa bahan taplak meja,
serbet, handuk, bahan tirai.
11. Tenunan Yang Dilapisi (Laminated)
Tenunan yang dilapisi merupakan jenis tenunan yang
dilapisi dengan resin termoplastik alam seperti halnya
karet dan resin termoplastik kimia.
 Resin termoplastik alam bisa dipergunakan untuk
melapisi kain pada jas hujan, untuk membuat benang
lungsinnya lebih tahan gesek dan benangnya tidak
licin misal sebagai dasar karpet.
 Resin termoplastik kimia bisa dipakai untuk melapisi
benang atau kain dari bahan termoplastik. Sifat pling
khas dari resin termoplastik yaitu bila dipanaskan
akan menjadi lunak dan kembali keras setelah dingin.

Selain resin termoplastik ada juga resin termosetting


(thermo keras) yang dapat dipakai untuk bahan
pelapis kain kemudian dikeringkan dan selanjutnya
dilicinkan/diembos.

12. Tenunan Crepe


Tenunan crepe merupakan jenis tenunan yang
permukaannya tidak rata karena beberapa hal, seperti
misalnya:
 Tenunan dibuat dari benang yang lewat pilin dan
benang yang lewat sering.
 Crepe dibuat dengan melewatkan kain antara dua
gilingan yang bermotif dan dipanasi. Sifat crepe yang
dibuat demikian tidak tahan lama.
 Tenunan crepe didapatkan dengan meletakkan titik
silang berjauhan, maka cahaya yang mengenai
tenunan dikembalikan seperti pada pasir.
 Crepe dibuat dengan mencap tenunan kapas dengan
pada tempat tertentu sehingga tenunannya menjadi
susut tetapi tidak rata.

Anda mungkin juga menyukai