Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH

PRAKARYA & KEWIRAUSAHAAN

SMA NEGERI 11 BEKASI


Jl. Wibawa Mukti KAV. PATI AURI Jatisari, Jatiasih,
Bekasi
A. Nama Kelompok :
1. Bagus Ferdian Muhammad
2. Cindy Indah Qonita
3. Davina Allya Fachroosi
4. Kane Dayori Virgomukti
5. Muhammad Fazzil Qurba
6. Nurul Aqmarina
7. Sabrina Sekar Kinasih
8. Vivi Irma Latifah Firdaus
9. Zaenal Arifin

B. Tugas Perorangan
1. Bagus : Membuat Makalah

2. Cindy : Menjahit

3. Davina : Menjahit

4. Kane : Membuat Makalah

5. Fazzil : Membuat Makalah

6. Nurul : Membuat Pola

7. Sabrina : Menjahit

8. Vivi : Menjahit

9. Zaenal : Menggunting
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat dan hidayah-
Nya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang
sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk
maupun pedoman bagi pembaca.
Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga
kedepannya dapat lebih baik.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh
karena itu, kami mengundang pembaca untuk memberikan saran dan kritik yang dapat membangun
kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah
selanjutnya.

Bekasi, November 2014


BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Kewirausahaan adalah kemampuan yang sangat dibutuhkan dalam abad 21 mengingat
keterbatasan dukungan sumberdaya alam terhadap kesejahteraan penduduk dunia yang makin
bertambah dan makin kompetitif. Jiwa dan semangat kewirausahaan yang terbentuk dan terasah
dengan baik sejak remaja akan dapat menghasilkan sumberdaya manusia inovatif yang mampu
membebaskan bangsa dan negaranya dari ketergantungan pada sumberdaya alam.
Kewirausahaan yang diperlukan tentunya adalah yang memberikan dampak signifikan terhadap
peningkatan output ekonomi dalam mendukung kesejahteraan bangsa melalui penciptaan karya
nyata orisinil yang bermanfaat. Sebagai bagian dari Kurikulum 2013, pembelajaran Prakarya dan
Kewirausahaan bagi peserta didik pada jenjang Pendidikan Menengah Kelas X harus mencakup
aktivitas dan materi pembelajaran yang secara utuh dapat meningkatkan kompetensi
pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperlukan untuk menciptakan karya nyata,
menciptakan peluang pasar, dan menciptakan kegiatan bernilai ekonomi dari produk dan pasar
tersebut. Pembelajarannya dirancang berbasis aktivitas terkait dengan sejumlah ranah karya
nyata, yaitu karya kerajinan, karya teknologi, karya pengolahan, dan karya budidaya dengan
contoh-contoh karya konkret berasal dari tema-tema karya populer yang sesuai untuk peserta
didik Kelas X.
Pada kesempatan ini akan dibahas sebagian materi tentang kerajinan tekstil.
Kerajinan tekstil adalah produk tekstil yang menuntut keterampilan tangan. Tekstil itu sendiri
memiliki pengertian jalinan antara lungsin dan pakan atau dapat dikatakan sebuah anyaman yang
mengikat satu sama lain, tenunan atau rajutan. Di Negara Kesatuan Republik Indonesia yang kita
cintai ini terdapat macam-macam kerajinan tekstil. Kerajinan tekstil di Indonesia terbagi menjadi
kerajinan tekstil modern dan tradisional.
1.2. TULISAN PENULISAN
Penulisan makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan tentang prakarya dan untuk
melengkapi nilai ulangan harian ke-3

1.3. RUMUSAN MASALAH

a) Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan Penulisan
1.3 Rumusan Masalah
b) Bab II Landasan Teori
2.1 Kerajinan
2.1.1 Kerajinan Tkestil Tradisional
2.1.2 Kerajinan Tekstil Modern
2.2 Bahan Tekstil
2.2.1 Bahan Tekstil Alami
2.2.2 Bahan Tekstil Sintetis
2.2.3 Pewarnaan Tekstil
2.3.1 Pewarnaan Tekstil Alami
2.3.2 Pewarnaan Tekstil Sintetis
2.3.3 Teknik Pewarnaan
2.4 Pola
2.5 Pengemasan
2.6 Flanel
2.7 Laporan Laba Rugi

c) Bab III Analisa Dan Pembahasan


3.1 Analisa
3.2 Pembahasan

d) Bab IV Kesimpulan
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran

e) Bab V Penutup

Daftar Pustaka
Lampiran
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1. KERAJINAN TEKSTIL INDONESIA


Kerajinan tekstil merupakan karya seni atau kerajinan yang dibuat atau memakai tekstil sebagai
bahan utama. Contoh kerajinan tekstil adalah hiasan dinding, sarung bantal kursi, bed cover,
tirai, taplak
ja makan, dan tutup tudung saji.
Tidak semua produk yang berbahan tekstil itu dapat disebut karya seni. Perwujudan
karya seni harus memenuhi prinsip kesatuan (unity), kerumitan (complexity), dan
kesungguhan (intensity). Kesatuan mengandung arti bahwa dalam suatu benda harus
mengandung kesatuan dan perpaduan dari unsur-unsur pembentuknya. Kerumitan berarti
bahwa karya tersebut memiliki unsur-unsur yang berpadu dengan kerumitan tertentu.
Misalnya, adanya unsur bertentangan, berlawanan, dan saling menyeimbangkan.
Kesungguhan adalah apabila suatu benda memiliki kualitas yang menonjol dalam
penampilannya. Misalnya, nilai lembut atau kasar, gembira atau duka, dll.

2.1.1. KERAJINAN TEKTIL TRADISIONAL


Kerajinan tekstil tradisonal itu adalah kaya kerajinan atau sebuah karya seni
yang dibuat dengan tekstil sebagai bahan utama dan dibuat dengan cara masih
tradisional masih menggunakan tangan.

Karya kerajinan tekstil tradisional Indonesia, secara fungsi dapat dibagi sebagai :

1. Sebagai pemenuhan kebutuhan sandang yang melindungi tubuh, seperti kain


panjang, sarung dan baju daerah

2. Sebagain alat bantu atau alat rumah tangga, seperti kain gendongan bayi dan
untuk membawa barang
3. Sebagai alat ritual (busana khusus ritual tradisi tertentu), contohnya,
Kain tenun Ulos
Kain pembungkus kafan batik motif doa
Kain ikat celup Indonesia Timur (penutup jenazah)
Kain Tapis untuk pernikahan masyarakat daerah Lampung
Kain Cepuk untuk ritual adat di Pulau Nusa Penida
Kain Songket untuk pernikahan dan khitanan
Kain Poleng dari Bali untuk acara ruwatan (penyucian)
Kreativitas bangsa Indonesia mampu mengembangkan satu jenis kain tenun Patola
Gujarat menjadi beragam tekstil yang sangat indah di seluruh daerah di Indonesia. Contoh
perkembangan kain Patola ini hanya salah satu dari bukti kreativitas tinggi yang dimiliki
oleh bangsa kita.

Pada tekstil tradisional, selain untuk memenuhi kebutuhan sandang, juga memiliki
makna simbolis di balik fungsi utamanya. Beberapa kain tradisional Indonesia dibuat untuk
memenuhi keinginan penggunanya untuk menunjukkan status sosial maupun kedudukannya
dalam masyarakat melalui simbolsimbol bentuk ragam hias dan pemilihan warna. Selain itu
ada pula kain tradisional Indonesia yang dikerjakan dengan melantunkan doa dan
menghiasinya dengan penggalan kata maupun kalimat doa sebagai ragam hiasnya.
Tujuannya, agar yang mengenakan kain tersebut diberi kesehatan, keselamatan, dan
dilindungi dari marabahaya.

Kain tradisional Indonesia dibuat dengan ketekunan, kecermatan yang teliti dalam
menyusun ragam hias, corak warna maupun maknanya. Akibatnya, kain Indonesia yang
dihasilkan mengundang kekaguman dunia internasional karena kandungan nilai estetikanya
yang tinggi.

2.1.2. KERAJINAN TEKSTIL MODERN


Kerajinan tekstil modern itu adalah kaya kerjainan atau sebuah karya seni
yang dibuat dengan tekstil sebagai bahan utama dan dibuat dengan cara yang
modern seperti menggunakan mesin.
Karya kerajinan tekstil, secara fungsi dapat dibagi sebagai berikut :
1) Sebagai pemenuhan kebutuhan sandang dan fashion
a) Busana
b) Aksesoris
c) Sepatu
d) Topi
e) Tas
2) Sebagai pelengkap interior
a) Kain tirai
b) Kain salut kursi
c) Perlengkapan rumah tangga (cempal, alas makan dan minum, sprei)
d) Aksesori ruangan (wadah tissue, taplak, hiasan dekorasi ruangan)

3) Sebagai wadah dan pelindung benda


a) Tas laptop
b) Aneka tas
C) Aneka wadah
D) Aneka dompet
E) dan lain-lain

2.2. BAHAN TEKSTIL


Tekstil adalah bahan yang berasal dari serat yang diolah menjadi benang atau
kain sebagai bahan untuk pembuatan busana dan berbagai produk kerajinan lainnya.
Dari pengertian tekstil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa bahan/produk tekstil
meliputi produk serat, benang, kain, pakaian dan berbagai jenis benda yang terbuat
dari serat. Pada umumnya bahan tekstil dikelompokkan menurut jenisnya sebagai
berikut:

1. Berdasar jenis produk/bentuknya: serat staple, serat filamen, benang, kain,


produk jadi (pakaian / produk kerajinan dll)
2. Berdasar jenis bahannya: serat alam, serat sintetis, serat campuran
3. Berdasarkan jenis warna/motifnya: putih, berwarna, bermotif/bergambar
4. Berdasarkan jenis kontruksinya: tenun, rajut, renda, kempa. benang tunggal,
benang gintir

2.2.1. BAHAN TESTIL ALAMI


Serat alam yang berasal dari tumbuh-tumbuhan antara lain: kapas, lenan,
rayon, nenas, pisang. Serat alam yang berasal dari hewan yakni: dari bulu beri-beri,
adapun bahan yang berasal dari serat tersebut adalah bahan wol.sedangkan serat dari
ulat sutra menghasilkan bahan tekstil sutra

2.2.2. BAHAN TEKSTIL TRADISIONAL


Serat buatan (termoplastik) bahan tekstil yang berasal dari serat buatan ini
adalah berupa Dacron, polyester, nylon.
2.3. PEWARNAAN TEKSTIL

Proses pewarnaan pada bahan tekstil pada umumnya meliputi proses berikut ini :

- Pencelupan yaitu pemberian warna pada bahan tekstil secara merata dengan warna yang
sama pada seluruh bahan tekstil dengan 3 komponen bahan utama yaitu zat warna, air dan
obat bantu.

- Pencapan adalah pemberian warna pada bahan tekstil secara setempat pada permukaan
bahan tekstil sehingga menimbulkan komposisi warna dan motif tertentu dengan 3
komponen bahan utama adalah zat warna, pengental dan obat bantu.

Proses pewarnaan diatas umumnya dilakukan di Industri tekstil. Untuk produk


tekstil yang digunakan untuk kepentingan terbatas (biasanya menyangkut karya seni )ada
juga cara pewarnaan lain seperti menggunakan teknik lukis, colet, air brush dsb.

Proses pencelupan dapat dilakukan pada bahan tekstil baik masih berupa serat,
benang ataupun kain. Pencelupan pada serat biasanya dilakukan untuk menghasilkan motif
atau komposisi warna pada benang ataupun kain yang komposisi warna/motif tersebut bukan
dari hasil pencapan namun efek warna yang ditimbulkan oleh campuran seratnya.
Pencelupan pada benang dilakukan untuk memberi warna pada benang dan jika benang
tersebut ditenun akan menghasilkan kain yang memiliki komposisi warna /corak tertentu
dari susunan dan persilangan benang lusi dan pakan. Misalnya corak yang ada pada sarung,
lurik, baju kotak kotak, kain kasur, kain selimut bergaris dsb. Pencelupan pada kain
dilakukan untuk mewarnai kain secara merata dengan warna yang sama pada seluruh kain.
Proses pencelupan juga dapat menimbulkan motif/corak tertentu jika kain/benang tersusun
atas dua jenis atau lebih serat yang berbeda karena masing masing jenis serat memiliki
kemampuan celup dan efek warna yang berbeda beda terhadap satu jenis zat warna yang
digunakan.

Proses pencapan pada bahan tekstil dapat dilakukan pada benang atau kain. Pada
proses pencapan diperlukan pasta cap yang terdiri dari zat warna, pengental dan zat zat
pembantu yang tergantung pada jenis serat dan jenis zat warna yang digunakan. Berdasarkan
alat atau mesin yang digunakan, pencapan digolongkan sebagai berikut:

a. Pencapan semprot (Spray printing)

b. Pencapan Blok (Block Printing)


c. Pencapan Penotine (penotine printing)

d. Pencapan bulu (Flock Printing)

e. Pencapan kasa (Screen Printing)

f. Pencapan Rotary (Rotary Printing)

g. Pencapan Rol (Roller Printing)

h. Pencapan transfer (Tranfer printing)

Yang banyak dan paling popular digunakan adalah screen printing dimana dalam
proses sederhananya adalan seperti proses cetak sablon yang mungkin sudah sering/biasa
kita lakukan.

Faktor keberhasilan pewarnaan pada bahan tesktil ditentukan oleh :

a. Pemilihan zat warna (kesesuaian zat warna dan jenis serat)

b. Peralatan dan Sistem pewarnaan

c. Proses pewarnaan meliputi, larutan/pasta zat warna, PH, Suhu, Waktu dsb.

2.3.1. PEWARNAAN TESKTIL ALAMI

Pertama, Zat Pewarna Alam (ZPA) yaitu zat warna yang berasal dari bahan-bahan
alam seperti dari hasil ekstrak tumbuhan atau hewan.
Pada jaman dahulu proses pewarnaan tekstil menggunakan zat warna alam. Namun,
seiring peningkatan kebutuhan dan kemajuan teknologi dengan ditemukannya zat warna
sintetis untuk tekstil maka semakin terkikislah penggunaan zat warna alam. Zat Pewarna
Alam semakin sulit ditemukan di jaman seperti sekarang ini. Hutan-hutan sudah mulai
ditebangi, sehingga sumber zat pewarna alam yang berasal dari tumbuhan dan hewan sudah
mulai langka.
Berbeda dengan zat pewarna alam, zat pewarna sintetis akan lebih mudah diperoleh
di pasaran, ketersediaan warna terjamin, jenis warna bermacam macam, dan lebih praktis
dalam penggunaannya .
Rancangan busana maupun kain batik yang menggunakan zat warna alam memiliki
nilai jual atau nilai ekonomi yang tinggi karena memiliki nilai seni dan warna khas, ramah
lingkungan sehingga berkesan etnik dan eksklusif.
Zat pewarna alam untuk bahan tekstil pada umumnya diperoleh dari hasil ekstrak
berbagai bagian tumbuhan seperti akar, kayu, daun, biji ataupun bunga. Pengrajin-pengrajin
batik telah banyak mengenal tumbuhan-tumbuhan yang dapat mewarnai bahan tekstil
beberapa diantaranya adalah : daun pohon nila (indofera), kulit pohon soga tingi (Ceriops
candolleana arn), kayu tegeran (Cudraina javanensis), kunyit (Curcuma), teh (Tea), akar
mengkudu (Morinda citrifelia), kulit soga jambal (Pelthophorum ferruginum), kesumba
(Bixa orelana), daun jambu biji (Psidium guajava). (Sewan Susanto,1973).
Mori yang diwarnai dengan zat warna alam adalah yang berasal dari serat alam
contohnya sutera, wol dan kapas (katun). Sedangkan mori dari serat sintetis seperti polyester
, nilon dan lainnya tidak memiliki afinitas (daya serap) terhadap zat warna alam sehingga zat
warna alam tidak bisa menempel dan meresap di mori sintetis tersebut. Bahan dari sutera
pada umumnya memiliki afinitas paling bagus terhadap zat warna alam dibandingkan
dengan bahan dari kapas.
Salah satu kendala pewarnaan mori menggunakan zat warna alam adalah variasi
warnanya sangat terbatas dan ketersediaan bahannya yang tidak siap pakai sehingga
diperlukan proses-proses khusus untuk dapat dijadikan larutan pewarna mori. Oleh karena
itu zat warna alam dianggap kurang praktis penggunaannya. Namun dibalik kekurangannya
tersebut zat warna alam memiliki potensi pasar yang tinggi sebagai komoditas unggulan
produk Indonesia memasuki pasar global dengan daya tarik pada karakteristik yang unik,
etnik dan eksklusif.
Untuk itu, sebagai upaya mengangkat kembali penggunaan zat warna alam untuk
tekstil maka perlu dilakukan pengembangan zat warna alam dengan melakukan eksplorasi
sumber- sumber zat warna alam dari potensi sumber daya alam Indonesia yang melimpah.
Eksplorasi ini dimaksudkan untuk mengetahui secara kualitatif warna yang dihasilkan oleh
berbagai tanaman di sekitar kita untuk pencelupan tekstil. Dengan demikian hasilnya dapat
semakin memperkaya jenis jenis tanaman sumber pewarna alam sehingga ketersediaan
zat warna alam selalu terjaga dan variasi warna yang dihasilkan semakin beragam.
Eksplorasi zat warna alam ini bisa diawali dari memilih berbagai jenis tanaman yang ada di
sekitar kita baik dari bagian daun, bunga, batang, kulit ataupun akar . Sebagai indikasi awal,
tanaman yang kita pilih sebagai bahan pembuat zat pewarna alam adalah bagian
tanamantanaman yang berwarna atau jika bagian tanaman itu digoreskan ke permukaan
putih meninggalkan bekas/goresan berwarna. Pembuatan zat warna alam untuk pewarnaan
bahan mori dapat dilakukan menggunakan teknologi dan peralatan sederhana
2.3.2. PEWARNA TEKSTIL SINTESIS

Zat Pewarna Sintesis (ZPS) yaitu Zat warna buatan atau sintesis yang dibuat melalui
proses reaksi kimia dengan bahan dasar ter arang batu bara atau minyak bumi yang
merupakan hasil senyawa turunan hidrokarbon aromatik seperti benzena, naftalena dan
antrasena.

2.4. POLA / DESAIN (DESIGN)

Pola desain atau pola rancangan (bahasa Inggris: design pattern) adalah sebuah
istilah di dalam rekayasa perangkat lunak yang mengacu pada solusi umum yang bisa
dipergunakan kembali atau berulang-ulang untuk menyelesaikan masalah-masalah yang
umum terjadi dalam konteks tertentu atau khusus yang ditemui pada desain perangkat lunak.
Sebuah pola desain yang sudah terbentuk bukan berarti desain tersebut dapat langsung
digunakan untuk menulis program.

Pola desain dapat di analogikan sebagai sebuah resep makanan yang dapat
digunakan untuk membuat makanan, namun pada kenyataannya selera orang berbeda-beda
sehingga untuk menggunkan resep tersebut agar menghasilkan makanan yang enak dan
sesuai harus dilakukan penyesuaian dengan kebutuhan dan keadaan. Pola yang sudah
dibangun diformulasikan sedemikian rupa untuk menemukan cara terbaik memecahkan
masalah, namun tetap saja programmer harus menerapkan pola tersebut dengan pendekatan
yang sesuai dengan konteks masalah yang sedang dialami, dengan penyesuaian terhadap
kebutuhan.

Ada banyak jenis pola desain. Contohnya :

Pola Strategi Algoritma yang menangani masalah yang berkaitan dengan strategi tingkat
tinggi yang menggambarkan bagaimana memanfaatkan karakteristik aplikasi pada
platform komputasi.

Pola Desain Komputasi menangani masalah yang berkaitan dengan identifikasi


perhitungan kunci atau id.

Pola Eksekusi berkaitan dengan hal-hal yang mendukung proses eksekusi aplikasi,
termasuk strategi untuk melaksanakan alur tugas dan blok bangunan untuk mendukung
tugas sinkronisasi.
Pola Strategi Implementasi menangani masalah terkait dengan pelaksanaan kode untuk
mendukung organisasi program dan struktur data umum khusus untuk pemrograman
paralel.

Pola Desain Struktural menangani masalah yang berkaitan dengan struktur tingkat tinggi
aplikasi yang dikembangkan.

2.5. PENGEMASAN

2.5.1. PENGERTIAN

Pengemasan merupakan sistem yang terkoordinasi untuk menyiapkan barang


menjadi siap untuk ditransportasikan, didistribusikan, disimpan, dijual, dan dipakai. Adanya
wadah atau pembungkus dapat membantu mencegah atau mengurangi kerusakan,
melindungi produk yang ada di dalamnya, melindungi dari bahaya pencemaran serta
gangguan fisik (gesekan, benturan, getaran). Di samping itu pengemasan berfungsi untuk
menempatkan suatu hasil pengolahan atau produk industri agar mempunyai bentuk-bentuk
yang memudahkan dalam penyimpanan, pengangkutan dan distribusi. Dari segi promosi
wadah atau pembungkus berfungsi sebagai perangsang atau daya tarik pembeli. Karena itu
bentuk, warna dan dekorasi dari kemasan perlu diperhatikan dalam perencanaannya.

2.5.2. JENIS

1.Stapler

Stapler dipakai sebagai alat untuk menyatukan antara potongan kardus satu dengan yang
lainnya. Desain menjadi kelihatan kurang rapi.

2.Lem

Penggunaan lem sebagai alat untuk mengikat potongan kardus membuat kemasan menjadi
lebih rapi dengan harga yang lebih mahal dari stapler. Juga tergantung penyedia jasa desain
kardus dan percetakannya.

3.Glueless

Penggunaan glueless merupakan sarana untuk mendapatkan desain kemasan yang paling
rapi. Hanya saja kertas yang dipakai untuk membangun satu kemasan menjadi lebih banyak
daripada sistem lem dan stapler. Ujung-ujungnya harga menjadi lebih mahal.
4.Wrapping

Wrapping dipakai untuk mendapatkan hasil kemasan yang utuh dan sudah siapa diedarkan.
Teknik wrapping bisa menggunakan bahan plastik, tali, sticker dan sejenisnya.

2.5.3. TUJUAN

Tujuannya agar terlihat lebih menarik dan tahan lama.

2.6. FLANEL

Flanel atau felt adalah jenis kain yang dibuat dari serat wol tanpa ditenun, dibuat
dengan proses pemanasan dan penguapan sehingga menghasilkan kain dengan beragam
tekstur dan jenis (tergantung bahan pembuatnya).

A. SEJARAH
Flanel adalah jenis kain tertua lebih tua dari kain tenun dan rajut. Di Turki,
bekas penggunaan kain flanel yang ditemukan diperkirakan berasal dari tahun
6500 SM, jenis kain flanel terumit ditemukan dalam bentuk awetan di Siberia
pada tahun 600 M. Legenda di Sumeria, menyatakan bahwa kain flanel pertama
kali dibuat oleh Urnamman.
B. MACAM-MACAM PRAKARYA DARI KAIN FLANEL
1. Bross
2. Gantungan kunci
3. Tempat pensil
4. Boneka
5. Tempat pensil
6. Sarung bantal
7. Dompet
8. Dll.

C. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN KAIN FLANEL


Kain flannel memiliki kelebihan, yaitu mudah mudah dijahit dan tidak
hancur pinggiran kain nya jika digunting.
Kain flanel juga memiliki kekurangan, yaitu bila telah lama digunakan kain
tersebut akan brudul-brudul dan mudah kotor.

D. ALAT YANG DIBUTUHKAN


1. Kain felt
2. Gunting
3. Lem uhu/fox (untuk menempelkan aksesoris dan mute),
4. Manic-manik
5. Aksesoris kecil (seperti mata boneka, pita, dsb)
6. Besi gantungan kunci (untuk membuat gantungan)
7. Peniti pin (untuk membuat pin)
8. Kapas atau dakron (untuk isi boneka flanel)
9. Jarum dan benangnya (usahakan warna benang match dengan warna
kain flanel nya), dsb.

E. TUSUK JAHITAN YANG DIPAKAI


1. Tusuk feston.
Tusuk ini digunakan untuk menjahit sekeliling flanel atau untuk
menggabungkan dua kain flanel. coba deh tusuk festonnya ga terlalu
panjang. sepanjang 2mm saja, biar jadinya lebih imut.
2. Tusuk rol.
Tusuk ini juga digunakan untuk menjahit sekeliling flanel dan dapat
digunakan untuk menggabungkan dua atau lebih kain flanel. Tetapi
tusuk ini tidak lebih rapi dibandingkan tusuk feston. Biasanya pada
bagian belakang, tusuk rol menjadi miring-miring.
3. Tusuk tikam jejak.
Tusuk ini digunakan untuk membuat hiasan pada aplikasi, contohnya
digunakan untuk membentuk mulut yang cukup lebar.
4. Tusuk batang.
Tusuk ini juga digunakan untuk membuat hiasan pada aplikasi.
Misalnya untuk membuat tangkai bunga, cocok memakai tusuk ini.
5. Tusuk jeruji.
Digunakan juga untuk membuat aplikasi.
6. Tusuk rantai terbuka.
Biasanya digunakan untuk membuat bentuk mulut yang tersenyum,
usahakan tusukan yang terakhir kecil saja.
7. Tusuk pipih.
Digunakan untuk membuat aplikasi, contohnya daun.
8. Tusuk simpul.
Selain menggunakan manik-manik, mata boneka juga dapat dibuat
menggunakan tusuk ini. Biji pada buah strawberry juga dapat dibuat
menggunakan tusuk ini.
2.7. LAPORAN LABA-RUGI

Laporan laba rugi adalah suatu laporan yang menunjukkan


pendapatan-pendapatan dan biaya-biaya dari suatu usaha untuk suatu
periode tertentu. Selisih antara pendapatan-pendapatan dan biaya merupakan
laba yang diperoleh atau rugi yang diderita oleh perusahaan. Laporan laba
rugi yang kadang-kadang disebut laporan penghasilan atau laporan
pendapatan dan biaya merupakan laporan yang menunjukkan kemajuan
keuangan perusahaan dan jga merupakan tali penghubung dua neraca yang
berurutan.

Maka arti penting dari laporan laba rugi yaitu sebagai alat untuk
mengetahui kemajuan yang dicapai perusahaan dan juga mengetahui
berapakah hasil bersih atau laba yang didapat dalam suatu periode.

Berikut ini istilah-istilah yang digunakan dalam laporan laba rugi


yang diambilkan dari Statement of Financial Accounting Concepts Nomor 6
yang dikeluarkan oleh FASB.

Pendapatan (revenue)

Adalah aliran masuk atau kenaikan lain aktiva suatu badan usaha atau
pelunasan utangnya (atau kombinasi keduanya) selama suatu periode yang
berasal dari penyerahan atau pembuatan barang, penyerahan jasa, atau dari
kegiatan lain yang merupakan kegiatan utama badan usaha.

Biaya (expense)

Adalah aliran keluar atau pemakaian lain aktiva atau timbulnya utang (atau
kombinasi keduanya) selama satu periode yang berasal dari penyerahan atau
pembuatan barang, penyerahan jasa, atau dari pelaksanaan kegiatan lain
yang merupakan kegiatan utama badan usaha.

Penghasilan (income)

Adalah selisih penghasilan-penghasilan sesudah dikurangi biaya-biaya. Bila


pendapatan lebih kecil daripada biaya, selisihnya sering disebut rugi.

Laba (gain)

Adalah kenaikan modal 9aktiva bersih) yang berasal dari transaksi


sampingan atau transaksi yang jarang terjadi dari suatu badan usaha, dan
dari semua transaksi atau kejadian lain yang mempengaruhi badan usaha
selama suatu periode kecuali yang timbul dari pendapatan (revenue) atau
investasi oleh pemiliknya. Contohnya adalah laba yang timbul dari
penjualan aktiva tetap.

Rugi (loss)

Adalah penurunan modal (aktiva bersih) dan transaksi sampingan atau


transaksi yang jarang terjadi dari suatu badan usaha dan dari semua
transaksi atau kejadian lain yang mempengaruhi badan usaha selama suatu
periode kecuali yang timbul dari biaya (expense) atau distribusi pada
pemilik. Contohnya adalah rugi penjualan surat berharga.

Harga Perolehan (cost)

Adalah jumlah uang yang dikeluarkan atau utang yang timbul untuk
memperoleh barang atau jasa. Jumlah ini pada saat terjadinya transaksi akan
dicatat sebagai aktiva. Misalnya pembelian mesin, dan pembayaran uang
muka sewa (persekot biaya).

Laporan Laba Rugi Mempunyai 2 Unsur Yaitu Pendapatan Dan


Beban/Biaya.

1) Pendapatan

Dalam pengertian akuntansi, penghasilan meliputi pendapatan dari


penjualan (sales) barang/jasa, pendapatan sewa, dividen, bunga, royalti,
honorarium profesioanal, komisi dan keuntungan (gains) dari penjualan
surat berharga atau aktiva tetap. Tidak termasuk penghasilan adalah
peningkatan aktiva perusahaan yang timbul dari investasi pemilik (investor).

Terjadinya penghasilan mengakibatkan penambahan terhadap aktiva


atau pengurangan terhadap kewajiban. Penghasilan diakui dalam laporan
laba rugi kalau kenaikan nilai aktiva atau penurunan nilai kewajiban sebagai
akibatnya telah terjadi dan dapat diukur dengan andal. Oleh karena itu
penghasilan diakui sebagai berikut:

Pendapatan dari penjualan barang (produk) diakui pada saat terjadi


transaksi penjualan.Pendapatan dari penjualanjasa diakui pada saat terjadi
transaksi penyerahan jasa.Pendapatan yang diperoleh sebagai imbalan atas
penggunaan sumber ekonomi perusahaan oleh pihak lain seperti pendapatan
sewa, bunga atau. royalti diakui secara proporsional (sebanding) dengan
waktu penggunaan sumber ekonomi yang bersangkutan.Keuntungan (gains)
yang diperoleh dari penjualan aktiva selain barang dagangan seperti aktiva
tetap atau surat berharga, diakui pada saat teijadi transaksi penjualan.

Dalam laporan laba rugi, penghasilan perusahaan secara garis besar


diklasifikasikan menjadi dua golongan, yaitu: (1) penghasilan usaha, dan (2)
penghasilan di luar usaha.

(1) Pendapatan usaha (operating income) adalah penghasilan yang diperoleh


dari aktivitas usaha pokok (utarna) perusahaan. Misalnya aktivitas usaha
pokok perusahaan dagang adalah pembelian dan penjualan barang
dagangan. Penghasilan yang berhubungan langsung dengan kegiatan yang
utama dilakukan perusahaan dagang adalah hasil penjualan barang
dagangan. Dengan demikian pengahasilan usaha perusahaan dagang adalah
hasil penjualan barang dagangan, biasa disingkat dengan istilah penjualan
(sales). Sementara, penghasilan usaha perusahaan yang bergerak di bidang
jasa adalah hasil penjualan jasa.

(2) Pendapatan di luar usaha (non operating income) adalah penghasilan


yang diperoleh dari aktivitas di luar aktivitas pokok perusahaan, atau dari
kegiatan usaha sampingan yang dilakukan sewaktu-waktu. Misalnya: (a)
perusahaan bengkel selain menjual jasa bengkel, kadang-kadang
menyewakan kendaraan, (b) perusahaan dagang yang menyewakan sebagian
gedung kantornya. Sewa yang diterima oleh perusahaan tersebut merupakan
penghasilan di luar usaha. Termasuk juga penghasilan di luar usaha adalah
laba penjualan surat berharga, laba penjualan aktiva tetap yang dihentikan
penggunaannya.

2) Beban

Terjadinya beban (expenses) adalah berkurangnya nilai aktiva atau


bertambahnya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak
berhubungan dengan penarikan modal dan pembagian laba kepada penanam
modal. Seperti halnya penghasilan, beban dalam laporan laba rugi
dikelompokkan menjadi: (1) beban usaha (operating expenses), dan (2)
beban di luar usaha (non operating expenses).

Beban usaha adalah bebanbeban yang secara langsun g atau


tidak langsung berhubungan dengan aktivitas usaha pokok perusahaan.
Beban usaha digolongkan menjadi:

a) Harga pokokpenjualan (cost of goods sold) tepatnya beban pokokpenjualan,


adalah harga pokok barang yang dijual selama suatu periode akuntansi.
b) Beban penjualan (selling expenses), adalah beban-beban yang berhubungan
dengan usaha memperoleh pembeli (pelanggan) dan usaha melayani
pelanggan. Termasuk beban penjualan, antara lain: gaji pegawai bagian
penjualan, beban iklan, dan beban pengiriman barang ke luar.
c) Beban administrasi (administrative expenses) atau beban umum (general
expenses), yaitu beban-beban yang berhubungan dengan aktivitas umum
perusahaan, misalnya: gaji pegawai kantor, perlengkapan kantor yang habis
dipakai, beban penyusutan gedung dan peralatan kantor.

Beban di luar usaha adalah beban yang timbul dari aktivitas di luar
usaha pokok perusahaan, misalnya: rugi penjualan aktiva tetap, dan beban
bunga. Disamping beban usaha dan beban di luar usaha tersebut di atas,
harus diinformasikan terpisah dalam laporan laba rugi adalah kerugian yang
sifatnya tidak biasa seperti kerugian akibat kebakaran atau bencana banjir.

Susunan Laporan Laba Rugi

Laporan laba rugi adalah laporan yang menunjukkan hasil usaha


dan biaya-biaya selama satu periode akuntansi. Menurut PSAK 2002 No.1
(revisi 1998), laporan laba rugi perusahaan disajikan sedemikian rupa yang
menonjolkan unsur kinerja keuangan yang diperlukan bagi penyajian secara
wajar. Laporan laba rugi minimal mencakup pos-pos berikut ini :

a) Pendapatan;

b) Laba rugi usaha;

c) Beban pinjaman;

d) Bagian dari laba atau rugi perusahaan afiliasi dan asosiasi yang
diberlakukan menggunakan metode ekuitas;

e) Beban pajak;

f) Laba atau rugi dari aktivitas normal perusahaan;

g) Pos luar biasa;


h) Hak minoritas;

i) Laba atau rugi bersihuntuk periode berjalan.

Untuk menyajikan pos luar biasa seperti kebakaran, gempa, dan


sebagainya perusahaan dapat menganut salah satu dari 2 perlakuan berikut
ini:

ALL INCLUSIVE

Pencatatan kerugian dari pos luar biasa tsb dapat disajikan dalam
laporan laba rugi, sedangkan dalam laporan laba yang ditahan hanya berisi
net income yang ditransfer dari laporan rugi laba deklarasi (pembayaran
dividend), penyisihan dari laba (appropriation of retained earning)

CURRENT OPERATING PERFORMANCE/NON CLEAN


SURPLUS CONCEPT

Pecatatan kerugian dari pos luar biasa tidak boleh disajikan dalam
laporan laba rugi melainkan disajikan dalam laporan laba ditahan atau
laporan perubahan modal maka laporan laba rugi hanya menentukan hasil
dari operasi normal periode tersebut.

Bentuk Laporan Laba Rugi

Laporan laba rugi dapat disajikan dalam bentuk-bentuk sebagai


berikut:

a. Bentuk langsung (single step)

Dalam bentuk single step, penghasilan usaha dan penghasilan di luar usaha
disusun dalam satu kelompok. Demikian pula beban usaha dan beban di luar
usaha. Laba atau rugi bersih dihitung dengan cara mengurangi total
penghasilan dengan total beban.

b. Bentuk bertahap (multiple step)

Dalam bentuk ini baik penghasilan maupun beban dipisah secara rinci antara
pendapatan dan beban usaha dengan penghasilan dan beban di luar usaha
sehingga bias dihitung penghasilan-penghasilan sebagai berikut:

Laba bruto, yaitu hasil penjualan dikurangi harga pokok penjualan.


Penghasilan usaha bersih, yaitu laba bruto dikurangi biaya-biaya
usaha.Penghasilan bersih sebelum pajak, yaitu penghasilan usaha bersih
ditambah dan dikurangi dengan pendapatan-pendapatan dan biaya-biaya
diluar usaha.Penghasilan bersih sesudah pajak, yaitu penghasilan bersih
sebelum pajak dikurangi pajak penghasilan.Penghasilan bersih dan elemen-
elemen luar biasa, yaitu penghasilan bersih sesudah pajak ditambah dan
/atau dikurangi dengan elemen-elemen yang tidak biasa (sesudah
diperhitungkan pajak penghasilan untuk pos luar biasa).

Laporan Laba Rugi : Single Step & Multiple Step


Laporan Laba Rugi merupakan salah satu komponen laporan
keuangan yang menyajikan informasi mengenai kinerja atau prestasi kerja
dari suatu perusahaan yang terdiir dari Pendapatan Usaha dan Beban Usaha
dalam satu periode tertentu. Jadi, laporan laba/rugi, yaitu terdiri dari
pendapatan dan beban.

Laporan Laba/Rugi memiliki 2 bentuk, yaitu :

Bentuk Single Step

Di dalam laporan Laba Rugi brntuk Single Step, semua Pendapatan


dikelompokkan tersendiri di bagian atas dan dijumlahkan. Artinya, jumlah
pendapatan dikurangi jumlah beban, selisihnya merupakan laba bersih atau
rugi bersih.

Jadi : Pendapatan Jasa Beban = Laba/Rugi

Contoh formatnya :
Bentuk Multiple Step

Di dalam laporan Laba Rugi bentuk Multiple Step, dibedakan menjadi pendapatan
usaha dan pendapatan lain-lain. Pendpatan dan beban disajikan pertama kemudian
pendapatan lain-lain disajikan kemudian.

Contoh formatnya :

BAB III
ANALISA DAN PEMBAHASAN
3.1 ANALISA

Dari penelitian kelompok kami, kain flanel merupakan prakarya yang sangat mudah diolah untuk dijadikan
kerajianan tangan seperti tempat pensil,bros,gantungan kunci. Oleh karena itu, kelompok kami juga
mengolah kain flanel menjadi kerajinan tangan, berikut hasilnya:

Daftar Pembelian :
a. Benang
b. Kain flannel
c. Dakron
d. Jarum
e. Benang wol
f. Lem
g. Resleting
h. Gantungan
i. Peniti bros

Hasil Penjualan :

Laporan Laba / Rugi

Pendapatan
> Pendapatan Usaha Rp.
> Pendapatan Lain-lain Rp.
--------------------------------- +
Total Pendapatan Rp.

Beban
>Beban Pembelian Barang Rp.
>Beban Lain-lain Rp.
--------------------------------- +
Total Beban

Laba Bersih Sebelum Pajak Rp.


Rp.
---------------------------------- -
Rp.

3.2 PEMBAHASAN
Semua kendala yang di hadapi kelompok kami dalam penjualan adalah :
1) Susahnya mencari keuntungan
2) Susahnya mecari tempat jualan
3) sedikitnya peminat

Dari semua karya kami,yang laku hanya 4 diantaranya :


a. 2 bros
b. 1 gantungan
c. 1 tempat pensil
Dan dari semua karya kami,yang tidak laku ada 9 diantaranya :
Bros
Gantungan
Tempat pensil

Alasan : Mungkin karena ada beberapa Gantungan kunci yang belom finishing,dan ada beberapa
bros yang kurang menarik minat pembeli,dan juga karena tingginya harga sebuah tempat pensil
untuk kalangan siswa SMP yang seharga 25-30 ribu rupiah.

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 KESIMPULAN

Jadi dari apa yang sudah kelompok kami kerjakan,pada pembuatan kerajinan kain flanel kami masih
menemui kendala-kendala seperti jahitan yang kurang rapid an sulitnya mencari bahan baku dari kain flanel
itu sendiri. Di Bekasi sendiri sudah banyak kami temukan UKM yang bergerak di usaha pembuatan kain
flanel, maka dari itu persaingan antar UKM tersebut dalam satu wilayah masih sangat terasa, jadi untuk
membuka usaha seperti ini dibutuhkan pemikiran yang matang karena omset dari penjualan tersebut tidak
menentu karena bidang usaha ini bukan barang pokok yang dibutuhkan masyarakat.

Kesimpulan Pribadi :

Bagus Ferdian Muhammad :

Cindy Indah Qonita :

Davina Allya F :

Kane Dayori V :

Muhammad Fazzil Q :

Nurul Aqmarina :

Sabrina Sekar ;

Vivi Irma :

Zaenal Arifin :

4.2 SARAN
BAB V
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA

Muhammad,bagus Ferdian.2014.Prakarya,Kerajinan Kain Flanel,Bekasi;Kelompok Prakarya

Qonita,Cindy Indah,2014.Prakarya.Kerajinan Kain Flanel,Bekasi:Kelompok Prakarya

Fachroosi,Davina Allya. 2014.Prakarya,Kerajinan Kain Flanel,Bekasi;Kelompok Prakarya

Virgomukti,Kane Dayori. 2014.Prakarya,Kerajinan Kain Flanel,Bekasi;Kelompok Prakarya

Qurba,Muhammad Fazzil. 2014.Prakarya,Kerajinan Kain Flanel,Bekasi;Kelompok Prakarya

Aqmarina,Nurul. 2014.Prakarya,Kerajinan Kain Flanel,Bekasi;Kelompok Prakarya

Sekar,Sabrina. 2014.Prakarya,Kerajinan Kain Flanel,Bekasi;Kelompok Prakarya

Irma,Vivi. 2014.Prakarya,Kerajinan Kain Flanel,Bekasi;Kelompok Prakarya

Arifin,Zaenal. 2014.Prakarya,Kerajinan Kain Flanel,Bekasi;Kelompok Prakarya

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai