KELOMPOK 1
Alhamdullilah puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, yang atas Rahmat-nya dan
karuniannya kami dapat menyelesaikan makalah ini, Adapun judul dari makalah ini adalah “kain
songket”
Kami menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak
untuk itu kami menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua
pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna baik
materi maupun cara penulisannya. Namun, demikian, kami telah berupaya dengan segala
kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai dengan baik dan oleh
karenanya, kami dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka menerima masukan, saran dan
usul guna penyempurnaan makalah ini.
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kain tenun songket adalah kain yang ditenun dengan menggunakan benang emas atau benang
perak dan dihasilkan dari daerah-daerah tertentu saja di sebagian besar wilayah Indonesia.
Variasi atau aneka warna songket dilihat dari penggunaan jenis benangnya. Benang tersebut
kemudian dipergunakan untuk mengisi permukaan kain tenun, bentuknya seperti sulaman dan
dibuat pada waktu yang bersamaan dengan menenun dasar tenunnya ( Kartiwa: 1989).
Desa Sukarara merupakan Desa penghasil kain tenun songket tradisional unggulan yang terkenal
di Lombok. Dimana masyarakat di Desa Sukarara membuat kain tenun songket turun-temurun
menggunakan alat tradisional. Keunikan dari kain tenun songket Desa Sukarara yang
membedakannya dari jenis-jenis kain songket di daerah lain bukan hanya karena motif, akan
tetapi dengan kekayaan akan variasi warna yang bermacam-macam sehingga membuat kain
tenun songket Desa Sukarara terlihat indah dan menawan serta bahan dasar untuk jenis
pewarnaanya memakai pewarna alami yang langsung didapatkan dari alam. Terutama pada
penggunaan ragam hias dalam songket Lombok lebih padat/penuh menutupi semua bidang kain
dibandingkan songket-songket Melayu yang ragam 3 hiasnya relatif lebih jarang-jarang. Ragam
hias adalah susunan pola hias yang menggunakan motif hias dengan kaidah-kaidah tertentu pada
suatu bidang atau ruang sehingga menghasilkan bentuk yang berupa tulisan pada kain (misalnya
batik), songket, ukiran, atau pahatan pada kayu/batu.Ragam hias dapat distilisasi sehingga
bentuknya bervariasi (Kasiyan,2013:10).
B. RUMUSAN MASALAH
A. PENGERTIAN
kain songket lombok adalah kain tradisional yang berasal dari pulau Lombok dan dibuat secara
manual oleh masyarakat setempat yaitu masyarakat sasak. Kain songket lombok banyak
ditemukan di desa desa yang merupakan sentra dari songket lombok.
Desa desa yang merupakan sentra songket lombok yaitu desa getap, desa sukadana, desa ungga
dan desa sukarara yang terdapat di Lombok barat dan Lombok tengah. Pada songket lombok
tidak menggunakan benang perak atau emas, namun menggunakan benang katun yang warna
warni.
1. Pembuatan benang
Pembuatan benang secara tradisional dilakukan dengan menggunakan alat berbentuk
seperti gasing yang terbuat dari kayu
Untuk bahan membuat benang bisa menggunakan kapas, kulit kayu, serat pisang, serat
nanas, daun palem dan lain sebagainya.
Benang katun yang dipakai sebagai dasar tenunan maupun motif hias pada kain songket
Lombok sekarang diperoleh dengan cara membeli di toko.
Proses pembuatan kain songket di butuhkan waktu rata rata dua bulan, bahkan hingga setahun
tergantung dari rumitnya motif yang harus dibuat. Dalam satu tenunan kain songket diperlukan
sekira 6000 helai benang.
Kain songket lombok dibagi menjadi beberapa jenis berdasarkan kegunaannya, diantaranya
yaitu:
Selewoq
Biasanya kain jenis selewoq digunakan sebagai kain panjang oleh kaum pria.
Bendang
Kain songket lombok jenis bendang ini digunakan oleh kaum wanita sebagai kain
panjang.
Dodot atau Leang
Kain songket lombok jenis dodot digunakan sebagai saput oleh para kaum pria.
Bebet
Kain songket lombok jenis bebet ini digunakan sebagai ikat pinggang oleh kaum pria.
Sabuk Bendang atau Sabuk Anteng
Biasanya kain songket lombok jenis ini digunakan sebagai selendang atau ikat pingang
oleh kaum wanita.
E. MOTIF KAIN SONGKET DAN MAKNANYA
Motif Keker
Motif keker merupakan motif dari kain songket lombok yang sudah kuno dan berasal dari
desa sukarere. Motif keker ini berupa burung merah yang saling berhadapan yang berada
di bawah pohon. Motif keker pada kain songket lombok ini melambangkan mengenai
kebahagiaan dan kedamaian di dalam memadu kasih. Biasanya motif keker ini juga
disebut dengan motif bulan madu. Makna yang terkandung dalam motif keker adalah:
motif keker menggambarkan kedamaian dan kebahagiaan1)motif keker atau merak juga
sering disebut juga sebagai motif bulan madu karena motif ini melambangkan cinta suci
yang abadi 2)jika ada pasangan pengantin yang menggunakan kain songket Lombok
dengan motif keker saat prosesi adat perkawinan maka hubungan cinta mereka konon
akan abadi selamanya.
Motif Subahnale
Motif subahnale ini merupakan salah satu motif kuno dari kain songket lombok yang
paling terkenal. Nama subahnale ini mirip dengan pelafalan “subhanallah” yang
merupakan kalimat yang diucapkan oleh penenun ketika mengerjakan motif kuno yang
luar biasa rumitnya. Motif subahnale merupakan susunan geometris segi enam yang pada
tengahnya diisi dengan hiasan bunga seperti bunga tanjung, bunga kenanga dan bunga
remawa. Warna dasar yang digunakan dalam membuat motif ini yaitu warna hitam dan
merah marun. Motif subhnale mempunyai makna keikhlasan dan kesabaran, serta bentuk
berserah diri kepada tuhan yang maha Esa.
Motif wayang
Motif wayang terbentuk dari dua objek yaitu pasangan manusia dan payung. Motif
wayang ini termasuk ke dalam motif dekoratif yang mana objek utamanya meniru bentuk
dari manusia dan kemudian digayakan menjadi bentuk wayang. Pada motif wayang ini
pola yang digunakan yaitu pola tebar yaitu motif diletakkan pada jarak yang teratur.
Dalam membuat motif wayang pada kain songket lombok menggunakan prinsip
pengulangan dan selang seling yang berlawanan. Motif wayang ini dapat dimaknai bahwa
manusia tidak bisa hidup seorang diri atau sendirian, melainkan juga membutuhkan
bantuan dari orang lain atau orang yang berada disekitarnya. Motif wayang pada kain
songket lombok biasanya selalu digambarkan berpasang-pasangan. hal ini dimaknai
bahwa sebenarnya manusia itu tidak bisa hidup sendiri tapi juga memerlukan bantuan
orang lain.
Motif Panah
Motif panah ini termasuk ke dalam jenis dari motif geometris dan melambangkan sifat
yang jujur seperti anak panah yang jalannya meluncur lurus. Biasanya motif panah pada
kain songket lombok ini digunakan oleh kaum pria pada saat prosesi pernikahan.
Motif Nanas
Motif nanas merupakan motif yang menceritakan mengenai aktivitas dari masyarakat
Lombok. Aktivitas keseharian dari masyarakat lombok yaitu menanam nanas sebagai
sumber mata pencaharian tambahan.
BAB 3
KESIMPULAN
Kain songket merupakan kain tenun yang dibuat dari benang, dan alat yang digunakan untuk
pembuatannya dinamakan “ranggong dan cagcag”. Pembuatan songket cukup memakan waktu
yang lama, karena penganyaman songket ini cukup rumit, butuh kejelian dan ketelitian. Songket
memiliki berbagai macam jenis dan motif, inilah yang membuat banyak orang tertarik dengan
kain songket.
.
DAFTAR PUSTAKA
(EFENDI, 2014) tenun kain songket di desa sukarara, kecamatan jonggat, Lombok tengah,nusa
tenggara barat. tersedia: https://ejournal.undiksha.ac.id
(fitinline, 2019) jenis-jenis motif kain songket Lombok lengkap dengan fungsi dan makna
filosofinya tersedia: https://fitinline.com