Anda di halaman 1dari 5

Tais atau kain timor adalah benda adat yang digunakan untuk menyambut kedatangan tamu.

Selembar kain tenun itu dimaknai untuk mengikat tali persahabatan, persaudaraan dan
penghormatan kepada tamu yang baru saja datang. Secara verbal mereka hanya berkata "ini hanya
sebagai kenang-kenangan saja", tapi yakinlah ada makna yang lebih dalam dari sebatas kata-kata.
Fungsi lain dari kain timor adalah sebagai mahar atau mas kawin dalam sebuah perkawinan.

Motif Lafa Langgak

Kain Rote Ndao biasanya ditenun dalam bentuk selimut untuk digunakan laki-laki dan
sarung untuk perempuan. Proses pembuatan kain tenun di Rote Ndao yang termasuk daerah
Nusa Tenggara Timur (NTT) ini bisa berbulan bulan bahkan ada yang memakan waktu
hingga 1 tahun.

Menurut sejarah, fungsi kain tenun bagi masyarakat Pulau Rote Ndao adalah untuk upacara
adat dan digunakan sebagai upeti. Sedangkan untuk pakaian sehari-hari, mereka mengenakan
kaloro, atau bahkan tidak berpakaian.

Tenun Rote Ndao awalnya hanya berupa kain polos tanpa motif. baru pada periode tahun
1940-an pengrajin tenun di sana membuat motif pada kain tenunan. Umumnya, motif yang
dibuat tersebut terinspirasi dari mata pencaharian dan kepercayaan agama masyarakat
setempat.
Tenun Henak Anan makna daun pandan

Motif Tenun Rote Ndao


Berikut 10 motif dan gambar tenunan Rote Ndao yang terkenal:

1. Motif Lafa Langgak. Merupakan ciri khas seluruh tenun Rote yang berupa kepala
selimut yang berupa lambang kombinasi dari lilin dan salib. Makna yang
berhubungan dengan kepercayaan agama yang banyak dianut masyarakat lokal.
2. Motif Henak Anan. Bermakna anak pandan
3. Motif Lamak Nen. Merupakan corak bentuk anak belalang, hewan yang banyak
berkeliaran di sekitar tempat berladang.
4. Motif Ngganggu Dok. Menggambarkan daun kangkung dan daun daun kecil lain
yang biasanya menjadi makanan belalang.
5. Motif Hua Ana Langi. Motif raja yang spesial karena dianggap keramat. Corak hua
ana langi tidak boleh dipakai oleh rakyat biasa. Bila ada rakyat biasa ketahuan
mengenakan motif raja, maka kain tenun tersebut akan dimusnahkan saat itu juga
dengan cara dipotong potong kecil lalu dibakar.
6. Motif Roa`ju atau Su`u Dok. Berupa motif daun-daun besar yang dalam bahasa
Ndao disebut roa`ju, sedangkan dalam bahasa Ba`a disebut su`u dok.
7. Motif Pending. Motif ini ditiru dari bentuk pending yakni ikat pinggang tradisional
Rote.
8. Motif Hua Ana Langi. Motif yang mempunyai makna ikan Garagahing.
9. Motif Mada Karoko. Berupa gambar duri laut atau tek.
10. Motif Su’u Dok. Motif yang berasal dari bentuk daun sukun. Sekadar info, sukun
adalah makanan rakyat Ba’a ketika zaman perang melawan penjajah.
Motif Ngganggu Dok atau
Daun Kecil

Demikian penjelasan sekilas agar kita mendapat sedikit gambaran bila ditanya sebutkan motif
atau gambar dari tenunan Rote Ndao. Anda dapat menjawabnya bukan?

Motif Su’u Dok atau Daun Sukun


Motif tts
Kain Tenun Amanuban
Model dari Kecamatan Lewolema memadukan labu seluji atau baju bersulang dengan sarung me’a
dan pernak-pernik lainnya seperti sisir yang dihiasi dengan bulu ayam,dan manik-manik, anting
(belaon) yang dihiasi dengan benang merah,kalung atau nileng, gelang (kala) selendang atau ikat
pinggang met.Ada tiga motif yang tertera pada tenunan khas lewolema itu.Motif pertama adalah
kenireng lere, berbentuk perisai (dopi ) melambangkan kepahlawan. Motif kedua adalah kenire lema
yang melambangkan Lewolema dan motif ketiga adalah keniren telo sebagai simbol budaya
perkawinan lamaholot, tiga tungku atau kne’u telo.

Anda mungkin juga menyukai