Anda di halaman 1dari 7

Seluruh ornamen yang telah tercipta sejak awal kelahirannya sampai saat ini telah tercipta lebih kurang

123 bentuk ornamen dengan rincian 3 buah bentuk ornamen yang tercipta di dalam lingkungan keraton jumlahnya tidak terlalu banyak, memiliki nilai simbolik termasuk kelompok jenis kangkungan, di antaranya :

1. Ornamen ornamen Patran

Kangkungan memiliki makna persembahan pada yang

maha agung, dalam arti kata bahwa hidup ini hanya untuk mengabdi pada yang maha agung dan oleh karena itu batik dengan ornamen ini hanya dipakai pada upacara ritual. 2. Ornamen

Dalungan masih termasuk pada kelompok ragam hias kangkungan yang

telah dikembangkan baik bentuk pola dasar ornamen maupun penyusunan tata letak ornamennya. 3. Ornamen

Lenggang Kangkung

juga masih termasuk kelompok jenis ornamen

kangkungan yang telah dikembangkan. Ketiga jenis ornamen batik inilah yang memiliki nilai simbolik, 4. ornamen batik Simbar 5.

Menjangan dan ornamen batik Simbar Kendo


adalah ragam hias batik keraton yang mendapat pengaruh dari keraton Yogyakarta.

Ornamen batik yang dikembangkan diluar keraton dan bergaya keratonan jumlahnya lebih banyak, dikatakan bergaya keratonan karena memang lahirnya ornamen ini diilhami oleh lingkungan alam keraton dan kecintaan rakyat pada sultannya yang juga sekaligus sebagai seorang ulama, ornamen batik ini di antaranya motif hias

1. 2.

Keblekan, Paksi Naga Liman,

3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26.

Sawung Galing, Buraq, Naga Seba, Kanoman, Taman Arum Kasepuhan, Taman Sunyaragi, Gunung Jatian, Tanjakan Gunung Jati, Sunyaragian, Gedong Sunyaragi, Trusmian, Taman Teratai, Siti Inggil, Gunung Giwur, Lawang Gada, Keprabonan, Supit Urang, Puser Bumi, RajegWesi, Wadas Grompol, Panji Semirang, Sumping Darawati, Naga Utah-utahan, Sawat Pengantin dan
Ornamen batik yang berbentuk pola dasar awan ada dua yaitu motif hias

27. Banjar Sarong. 28. Mega Mendung dan 29. Mega Sumirat.

Ornamen batik gaya ini lahir karena tuntutan pasar dimana batik yang dikembangkan masyarakat ini telah dijadikan sebagai lahan berusaha, sumber ekonomi masyarakat, jumlahnya sangat banyak bahkan pada saat penelitian ini berlangsung masih terjadi penciptaan desain desain baru untuk dilempar ke pasar. Selain faktor pasar ornamen batik pesisiran juga dipengaruhi ajaran agama Islam yang melarang menggambarkan mahluk hidup seperti binatang dan manusia secara realistis. Oleh karena itu maka munculah ornamen dengan pola hias dasar tumbuhan beraneka ragam berbentuk:

Adalah ornamen batik yang menggambarkan stilasi bentuk tumbuhan yang kadangkala dipadukan dengan bentuk geometris, diantaranya motif hias

1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) 8) 9) 10) 11)

Liris Kembang Gedang, Liris Bengkol, Liris Keris, Liris Dasimah (Kata liris sama dengan kata lereng pada batik Tasik dan Garut
yang berarti hiasan yang ditata secara diagonal mengacu pada Parang Yogyakarta),

Kawung Gendewo, Kawung Rambutan, Kawung Kentang, Banji Tepak, Tambal Sewu, Lengko-Lengko dan Angen-Angen.

a. Jenis Pangkaan

Yang dimaksud dengan motif hias pangkaan ialah ornamen yang berbentung rangkaian tumbuhan lebih dari satu tangkai, ada yang digambarkan rimbun atau berdaun lebat dan ada pula yang divisualisakan dengan kondisi daun yang jarang/ sedikit. Jenis pangkaan terdiri dari motif hias

1) 2) 3) 4) 5) 6) 7)

Pring Sedapur, Soko Cino, Kembang Suru, Kelapa Setundun, Anggrek, Pangkaan Rimbun dan Pangkaan Gering.

b. Jenis Semarangan.
Kata Semarangan bukan berarti berasal dari Semarang, namun berasal dari bahasa Cirebon yang berarti jarang/ langka. Ornamen semarangan adalah motif hias batik yang berpola pada bentuk bunga langka yang ditata secara bebas tapi estetis, kadangkala disisipi dengan dedaunan, ditampilkan secara ceplokan. Ornamen batik yang termasuk pada jenis semarangan ialah motif hias

1) 2) 3) 4) 5)

Piring Slampadan, Kembang Melati, Mawar Sepasang, Kembang Gempol dan Kembang Kantil.

c. Jenis Byur.
Ornamen Byur ialah hiasan yang menggambarkan kondisi lingkungan alam sekitar. Cirebon adalah daerah yang terletak dekat pantai utara, keadaan alamnya terdiri dari laut dengan pantai perahu dan nelayan, rawa-rawa dengan segala satwanya dan daratan

dengan segala aktifitasnya. Dalam ornamen ini lingkungan alam tersebut sangat kental pengaruhnya seperti yang tampak pada motif hias

1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) 8) 9) 10) 11) 12) 13) 14) 15) 16) 17)

Ganggengan, Kapal Minggir, Kapal Kandas, Iwak Mungup, Sawat Gruda, Sawat Oyod, Sawat Godong, Sawat Lokcan, Soko Cino, Tokolan, Karang Jae, Tikel Balung, Pucang Kanginan, Jalak Murai, Mawar Segerompol, Daro Tarung dan Banyak Anggrem.

Biasanya diterapkan pada ornamen batik pesisiran jenis pangkaan, dengan tujuan agar kain tidak terlalu sepi. Hiasan ini biasanya diberi warna yang sangat lembut dan tidak mencolok agar tidak menganggu ornamen utama. Pola hias ini biasanya diambil dari bentuk yang ada disekitar alam misalnya motif hias

1) 2) 3)

Krikilan, Jala-Jalaan, Melinjon,

4) 5) 6) 7) 8) 9) 10) 11) 12) 13) 14) 15)

Pager Lempeng, Meyer, Beras Utah-utahan, Kuku Macan, Ukel Kempes, Semanggen, Cebongan, Godong Kanginan Rambutan Rontog, Sabrangan, Kembang Suru dan Kembang Kates.

Ialah hiasan yang berfungsi mengisi bidang kosong pada hiasan pokok, biasanya terjadi karena pengaruh cucuk canting yang digunakan seperti isen tutul, isen tutul telu, isen tutul rembet, isen tutul engkok, dan isen tutul papat. Ada pula isen yang sengaja diciptakan untuk keperluan tertentu seperti

1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) 8) 9) 10)

isen biok, isen sawud gunung, isen sawud duwur, isen sawud Ri, isen blarak, isen pluntus, isen kembang suru, isen kembang pari, isen kembang pring, isen ukel kempes,

11) 12) 13) 14)

isen godong blimbing, isen kembang jagung, isen cengkahan, isen gresik.

Selain ornamen isian yang berfungsi mengisi bidang kosong pada ornamen pokok, juga terdapat jenis ornamen isen lain yang disebut ornamen tabur. Ornamen ini bentuknya abstrak setiap perajin batik tulis biasanya memiliki kebiasaan membuat bentuk ornamen sendiri dan sangat khas. Biasanya hiasan diterapkan pada kepala kain yaitu hiasan utama pada badan kain panjang atau sarong berbentuk tumpal.

Ialah hiasan yang khusus diterapkan pada tepi/pinggir kain, bentuknya khusus, terdiri atas tiga bagian, yaitu: 1.

Keliling, ialah hiasan pinggir terletak dibagian luar dan diapit oleh dua garis
batas, ornamennya berbentuk stilasi tumbuhan merambat, lebih sering diterapkan pada kain sarung.

2.

Ploi, juga merupakan

bagian hiasan tepi/pinggir, berbentuk stilasi tumbuhan

merambat, tidak diberi batas garis, namun di bagian luar biasanya diblok warna gelap. 3.

Surabayan, adalah hiasan tepi yang paling luar berada pada ujung sisi kain.
Kata surabayan bukan berarti berasal dari kata Surabaya, tapi berasal dari kata suirsuir atau garis-garis. Posisi hiasan pinggir ini ialah bagian dalam keliling, bagian tengah Ploi dan bagian paling ujung kain adalah surabayan.

Anda mungkin juga menyukai