Anda di halaman 1dari 7

ANALISIS SEMIOTIKA PIERCE DALAM NOVEL

“SANG KERIS”
KARYA PANJI SUKMA
Ahmad Nur Maulidi
S1 Sastra Indoensia
Fakultas Bahasa dan Seni
Universitas Negeri Surabaya

Abstrak
Artikel ini memaparkan hasil analisis terhadap novel “Sang Keris” karya Panji Sukma yang
menggunakan teori semiotika. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif, yaitu metode
yang memiliki tujuan memberikan penjelasan dengan menggunakan analisis. Pelaksanaannya
bersifat subjektif dan cenderung lebih fokus pada landasan teori. Teori semiotika yang
digunakan adalah teori semiotika Charles Sanders Pierce. Teori semiotika pierce menjelaskan
tentang system tanda. Pierce memnbagi tanda – tanda tersebut ke dalam tiga representamen
korelat tanda, onjek, dan interpretan ke dalam tiga trikotomi. Di trikotomi pertama, Pierce
membagi tanda ke dalam qualisin, sinsign, dan legisign. Di trikotomi kedua ada ikon, indeks,
dan simbol. Serta di trikotomi ketiga terdapat rheme, dicent, dan argument.

Kata Kunci : Semiotika, Tanda, Pierce, Trikotomi, Novel Sang Keris.

PENDAHULUAN
Semiotika adalah ilmu yang mempelajari tanda dalam sebuah karya sastra. Dengan
menggunakan semiotika, kita akan tahu maksud dari tanda – tanda tersebut. Pierce sendiri
memasukkan tanda ke dalam tiga trikotomi, yaitu Representamen, Objek dan Interpretan.
Trikotomi pertama (Representamen) yang mengkaji tanda dengan sesuai apa yang ada dalam
karya sastra, terbagi ke dalam tiga bagian, yaitu qualisign, sinsign, dan legisign. Lalu
trikotomi kedua (Objek) mengkaji suatu tanda yang ada dalam karya sastra dengan
menggunakan pikiran, juga terbagi ke dalam tiga bagian, yaitu ikon, indeks, dan simbol.
Trikotomi ketiga (Interpretan) yang merupakan makna dari tanda tersebut, juga terbagi
menjadi tiga bagian, yaitu rheme, dicent, dan argument.

Novel sendiri merupakan karya sastra yang banyak digemari oleh masyarakat modern
di banding dengan prosa ataupun cerpen, karena isinya yang begitu menarik. Novel “Sang
Keris” sendiri merupakan novel yang menceritakan tentang sebuah keris yang menjadi saksi
bisu sejarah dari Indonesia, dari jaman kerajaan hingga jaman modern. Keris tersebut juga
menjadi saksi bisu tentang ramalan oleh orang jaman dahulu tentang keadaan Indonesia di
masa yang akan mendatang. Analisis tanda yang digunakan dalam novel “Sang Keris”
menggunakan system tanda Pierce dengan tahapan – tahapannya bertujuan untuk menemukan
arti atau makna dari tanda yang ada dalam novel tersebut. Berikut ini adalah tanda – tanda
yang saya temukan dalam novel tersebut.

PEMBAHASAN

Gambar keris yang terdapat pada cover buku bagian depan.


Penjelasan tanda keris dalam tahapan trikotomi pertama (Representamen) terbagi ke
dalam tiga bagian yaitu Qualisign, Sinsign, dan Legisign. Qualisign keris, keris biasa
digunakan senjata perang pada jaman dahulu. Sinsgin keris, keris adalah benda pusaka yang
biasa di gunakan untuk berperang pada jaman kerajaan. Legisign keris, keris merupakan
benda keramat yang hanya orang – orang tertentu yang memilikinya.

Penjelasan tanda keris dalam tahapan trikotomi kedua (Objek) terbagi menjadi tiga
bagian yaitu Ikon, Indeks, dan Simbol. Ikon keris, benda pusaka yang biasa digunakan untuk
berperang. Indeks keris, keris ada karena ada yang membuatnya. Simbol keris, keris
menyimbolkan suatu kedudukan orang yang memilikinya.

Penjelasan tanda keris dalam tahapan trikotomi ketiga (Interpretan) terbagi menjadi
tiga bagian yaitu Rheme, Dicent, dan Argument. Rheme keris, sebuah benda yang terbuat dari
besi yang biasa di gunakan sebagai senjata untuk berperang. Dicent keris, keris biasa
digunakan sebagai senjata perang pada jaman kerajaan sebelum tergantikan oleh senjata lain.
Argument keris, keris merupakan benda keramat yang terbuat dari besi yang biasa digunakan
untuk berperang pada jaman kerajaan sehingga menyimpan banyak sejarah.

Masih segar wangi bunga di setiap sudut rumah (Sukma, 2020:01)


Penjelasan tanda bunga dalam tahapan trikotomi pertama (Representamen) terbagi ke
dalam tiga bagian yaitu Qualisign, Sinsign dan Legisign. Qualisign bunga, bunga biasa
menghasilkan aroma yang wangi maupun busuk. Sinsign bunga, bunga ialah alat reproduksi
seksual pada tumbuhan berbunga. Legisign bunga, bunga merupakan hiasan untuk upacara
atau kegiatan – kegiatan tertentu.

Penjelasan tanda bunga dalam tahapan trikotomi kedua (Objek) terbagi menjadi tiga
yaitu Ikon, Indeks, dan Simbol. Ikon bunga, yaitu taman yang rindang. Indeks bunga, bunga
ada dikarenakan ada seseorang yang menanam dan merawatnya, seperti memberi pupuk atau
menyiraminya. Simbol bunga, bunga menyimbolkan suatu suasana yang gembira atau
senang.

Penjelasan tanda bunga dalam tahapan trikotomi ketiga (Interpretan) terbagi menjadi
tiga yaitu Rheme, Dicent, dan Argument. Rheme bunga, bunga bisa menandakan kesenangan,
kegembiraan, kepuasan batin. Dicent bunga, bunga pada kenyataannya menjelaskan suatu
keadaan yang senang atau gembira. Argument bunga, jika ada seseorang yang meninggal
dunia dalam masyarakat, rumah orang yang di tinggal mati biasanya masih ada aroma bunga
yang menandakan bahwa roh seseorang yang sudah meninggal tadi masih ada di sekeliling
rumah.

Ia disegani di dunia persilatan, baik golongan putih maupun hitam. (Sukma, 2020:20)
Penjelasan tanda putih dan hitam dalam tahapan trikotomi pertama (Representamen)
terbagi menjadi tiga bagian yaitu Qualisign, Sinsign, dan Legisign. Qualisign putih dan hitam,
putih dan hitam sama dengan cahaya dan kegelapan. Sinsign putih dan hitam, putih dan hitam
merupakan dua hal yang tak akan pernah bersama. Legisign putih dan hitam, putih dan hitam
menandakan dua hal yang saling berlawanan.

Penjelasan tanda putih dan hitam dalam tahapan trikotomi kedua (Objek) terbagi
menjadi tiga bagian yaitu Ikon, Indeks dan Simbol. Ikon putih dan hitam, dua halk yang saling
berlawanan. Indeks putih dan hitam, karena sesuatu pasti bersifat kontradiksi. Simbol putih
dan hitam. Putih dan hitam menandakan dua hal yang saling berlawanan satu sama lain,
seperti terang dan gelap, atas dan bawah.

Penjelasan tanda putih dan hitam dalam tahapan trikotomi ketiga (Interpretan)
terbagi menjadi tiga bagian yaitu Rheme, Dicent, dan Argument. Rheme putih dan hitam,
putih dan hitam menandakan dua hal yang saling berlawanan. Dicent putih dan hitam, putih
dan hitam adalah dua hal yang saling berlawanan sama seperti benar dan salah, atas dan
bawah. Argument putih dan hitam, dalam dunia persilatan masyarakat membagi menjadi dua
kubu yaitu kubu putih atau terang atau cahaya dan kubu hitam atau gelap.
Namun tidak begitu bagi Sang Prabu, ia mengerti jika semua itu adalah kehendak jagat (Sukma,
2020:56)
Penjelasan tanda kehendak jagat dalam tahapan trikotomi pertama (Representamen)
terbagi menjadi tiga bagian yaitu Qualisign, Sinsign, dan Legisign. Qualisign kehendak jagat,
kehendak jagat merupakan ketetapan dari Sang Maha Kuasa yang tidak bisa di ubah. Sinsign
kehendak jagat, kehendak jagat biasa dinamakan dengan takdir. Legisign kehendak jagat,
kehendak jagat merupakan sebuah ketetapan dari Sang Maha Kuasa terhadap sesuatu.

Penjelasan tanda kehendak jagat dalam tahapan trikotomi kedua (Objek) terbagi
menjadi tiga bagian yaitu Ikon, Indeks, dan Simbol. Ikon kehendak jagat, sesuatu yang telah
di gariskan yang tidak akan dapat di ubah. Indeks kehendak jagat, kehendak jagat ada karena
sesuatu itu pasti mempunyai garis masing – masing. Simbol kehendak jagat, menyimbolkan
sesuatu yang tak dapat kita ubah karena diluar kemampuan.

Penjelasan tanda kehendak jagat dalam tahapan trikotomi ketiga (Interpretan) terbagi
menjadi tiga bagian yaitu Rheme, Dicent dan Argument. Rheme kehendak jagat, kehendak
jagat menandakan sebuah ketetapan yang tidak dapat diubah. Dicent kehendak jagat,
kehendak jagat adalah keputusan atau ketetapan. Argument kehendak jagat, manusia tidak
bisa mengubah sesuatu (pasrah) yang telah menjadi kehendak jagat karena tidak memiliki
kuasa diatasnya.

Tiba – tiba Empu Supa Anom menangkap kelebat medi atau setan yang berayun – ayun (Sukma,
2020:62)
Penjelasan tanda medi dalam tahapan trikotomi pertama (Representamen) terbagi
menjadi tiga bagian yaitu Qualisign, Sinsign, dan Legisign, Qualisign medi, medi bisa
bersifat baik juga bisa bersifat buruk. Sinsign medi, medi ialah sebangsa lelembut yang
menampakkan diri. Legisign medi, medi menandakan adanya kehidupan lain yang sama
seperti manusia namun tidak tampat oleh mata.

Penjelasan tanda medi dalam tahapan trikotomi kedua (Objek) terbagi menjadi tiga
bagian yaitu Ikon, Indeks, dan Simbol. Ikon medi, seseuatu yang tidak terlihat yang tampak
seperti bayangan manusia namun berwujud tidak seperti manusia. Indeks medi, medi ada
sebab kehidupan tidak hanya yang tampak oleh mata saja dimana. Simbol medi, medi
menyimbolkan adanya kehidupan lain yang ada di dunia.

Penjelasan tanda medi dalam tahapan trikotomi ketiga (Interpretan) terbagi menjadi
tiga yaitu Rheme, Dicent, dan Argument. Rheme medi, suatu bayangan yang hidup dan
menyerupai manusia. Dicent medi, medi ialah suatu bayangan yang berwujud seperti manusia
namun hidup dalam dunia yang lain. Argument medi, masyarakat yang mempunyai ilmu
khusus biasa menggunakan atau menyuruh medi untuk membantu mengerjakan sesuatu.

Bahkan orang – orang berambut pirang yang dating dari Batavia kerap menjuluki penduduk dari
Kawedanan Bekonang sebagai orang – orang dari tanah merah (Sukma, 2020:79)
Penjelasan tanda tanah merah dalam tahapan trikotomi pertama (Representamen)
terbagi menjadi tiga bagian yaitu Qualisign, Sinsign dan Legisign. Qualisign tanah merah,
tanah merah dapat dijadikan sebagai makanan. Sinsign tanah merah, tanah merah ialah tanah
lempung yang berwarna merah. Legisign tanah merah, tanah merah menandakan sesuatu
yang berasal dari daerah tropis.

Penjelasan tanda tanah merah dalam tahapan trikotomi kedua (Objek) terbagi
menjadi tiga bagian yaitu Ikon, Indeks, dan Simbol. Ikon tanah merah, seseuatu yang
berwarna merah yang menghasilkan aura panas. Indeks tanah merah, tanah merah disebabkan
karena daerah yang beriklim panas. Simbol tanah merah, tanah merah menyimbolkan sesuatu
yang

Penjelasan tanda tanah merah dalam tahapan trikotomi ketiga (Interpretan) terbagi
menjadi tiga bagian yaitu Rheme, Dicent, dan Argument. Rheme tanah merah, tanah merah
merupakan tanah lempung yang berwarna merah. Dicent tanah merah, tanah merah ialah
tanah yang warnanya berubah menjadi merah karena berada di daerah yang beriklim panas.
Argument tanah merah, masyarakat beranggapan bahwa orang – orang yang berasal dari
tanah merah mereka adalah orang – orang yang pendendam atau berapi – api.

Itulah pajupat, timur, selatan, barat, utara, dan keraton menjadi pusatnya. (Sukma, 2020:90)
Penjelasan tanda pajupat dalam tahapan trikotomi pertama (Representamen) terbagi
menjadi tiga bagian yaitu Qualisign, Sinsign, dan Legisign. Qualisign pajupat, titik pusat atau
tumpuan dari empat arah. Sinsign pajupat, pajupat ialah gabungan dari empat arah mata angin
yang berubah menjadi mata angin kelima dan berada di tengah. Legisign pajupat, pajupat
menyimbolkan titik pusat yang berada di tengah – tengah.

Penjelasan tanda pajupat dalam tahapan trikotomi kedua (Objek) terbagi menjadi tiga
bagian yaitu Ikon, Indeks, dan Simbol. Ikon pajupat, sebuah titik yang menjadi pusat dari
empat arah. Indeks pajupat, pajupat ada karena adanya gabungan antara empat arah mata
angin. Simbol pajupat, pajupat menyimbolkan suatu tempat atau wilayah yang menjadi titik
pusat dari keempat arah.
Penjelasan tanda pajupat dalam tahapan trikotomi ketiga (Interpretan) terbagi
menjadi tiga bagian yaitu Rheme, Dicent, dan Argument. Rheme pajupat, sesuatu yang
menjadi titik pusat. Dicent pajupat, pajupat ialah gabungan dari empat arah mata angin yang
menjadi mata angina kelima dan berada di tengah – tengah empat arah mata angin tersebut.
Argument pajupat, masyarakat menjadikan keraton pusat dari empat arah mata angin karena
dinilai memiliki sesuatu yang keramat.

Penutup

Berdasarkan analisis di atas tampak arti yang sebenarnya dari tanda – tanda yang ada
dalam novel “Sang Keris”. Sebuah novel memang terbentuk dari tanda – tanda yang saling
berhubungan satu sama lain, sehingga membentuk satu kesatuan dari suatu karya sastra.

Analisis system tanda menggunakan teori Pierce terhadap tanda – tanda yang ada
dalam novel dapat mengantarkan pembaca untuk mengetahui arti dari tanda – tanda yang
disampaikan oleh penulis. Tetapi tidak semua tanda bisa di analisis dalam novel ini, karena
sudah mengandung makna sekaligus arti dari tanda tersebut.
Daftar Pustaka

Noth, winfried. 2006. Handbook Of Semiotics terjemahan Abdul Syukur. Surabaya. Airlangga
University Press

Sukma, Panji. 2020. Sang Keris. Jakarta. PT Gramedia Pustaka Utama

Anda mungkin juga menyukai