Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS TANDAK SEBUAH KUMPULAN CERITA

KARYA ROYYAN JULIAN


KAJIAN HEGEMONI GRAMSCI

Ahmad Nur Maulidi


(19020144043)
S1 Sastra Indonesia
Fakultas Bahasa dan Seni
Universitas Negeri Surabaya

Abstrak
Analisis ini bertujuan untuk mencari unsur dari beberapa cerpen dalam buku “Tandak”
melalui analisis onjektif. Teori yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teori Hegemoni
Antonio Gramsci. Dalam teori ini terdapat enam kunci, yaitu kebudayaan, hegemoni,
kepercayaan popular, kaum intelektual, dan negara. Dari banyaknya cerpen yang ada dalam
buku ini, ditemukan beberapa cerpen yang memiliki unsur hegemoni. Diantaranya adalah
cerita yang berjudul Biografi Pohon Sidrah, Bulan Mandi Darah dan Sirkuit Jahannam.

Kata Kunci : Hegemoni, Gramsci, Tandak, Biografi Pohon Sidrah, Bulan Mandi Darah,
Sirkuit Jahannam

Pendahuluan

Dari jaman dahulu sampai saat ini, banyak sekali cerita – cerita yang beredar dalam
masyarakat. baik yang kebenarannya bisa di buktikan maupun yang tidak bisa di buktikan,
namun para pendengar atau pembaca tidak pernah menghiraukannya. Sementara cerita adalah
suatu tuturan yang membentangkan bagaimana terjadinya suatu hal baik itu peristiwa,
kejadian dan lain sebagainya. Tandak berisi tentang beberapa cerita, dimana setiap judul
cerita memiliki cerita yang menarik. Diawali dengan cerita yang berjudul “Memburu Gogor”
dimana menceritakan tentag keresahan warga dimana ternak – ternak mereka yang mati
karena diteror oleh gogor, anjing siluman berbulu legam yang membuat mereka mencurigai
Mariah dan Sujai sebagai pelakunya, karena mereka berdua di anggap memiliki suatu
hubungan yang misterius. Dan diakhiri dengan cerita yang berjudul “Tandak” yang sama
dengan judul buku ini, yang menceritakan tentang kisah seseorang yang menjadi seorang
tandak (penari).

Dari cerita – cerita yang ada dalam buku ini, beberqpa diantaranya dapat di analisis
dengan menggunakan Teori Hegemoni Antonio Gramsci. Gramsci membagi ada enam pilar
kunci dalam teorinya, yaitu kebudayaan, hegemoni, ideologi, kepercayaan popular, kaum
intelektual, dan negara.

1. Kebudayaan
Bagi Gramsci konsep kebudayaan yang lebih tepat, lebih adil, dan lebih
demokratis, adalah kebudayaan sebagai organisasi, disiplin batinilah seseorang,
yang merupakan pencapaian suatu kesadaran yang lebih tinggi, seseorang berhasil
dalam memahami nilai historis dirinya, fungsinya di dalam kehidupan, hak – hak
dan kewajibannya. (Faruk, 2017:139)
2. Hegemoni
Hegemoni diartikan sebagai hubungan antara rakyat dengan pemimpinnya.
Sifat kompleks dari hubungan antara massa rakyat dengan kelompok pemimpin –
pemimpin masyarakat. Suatu hubungan yang tidak harus politis dalam pengertian
sempit, tetapi juga persoalan mengenai gagasan – gagasan atau kesadaran. (Faruk,
2017)
3. Ideologi
Dalam mencapai suatu hegemoni, diperlukan ideologi dimana ada tiga cara
penyebaran gagasan – gagasan ideologi, yaitu melalui common sense, bahasa, dan
folklor. Common sense bukan merupakan sesuatu yang kaku melainkan selalu
mentranformasikan dirinya, memperkaya dirinya, dengan perilaku – perilaku yang
logis. Dalam ideologi Bahasa, didalamnya sudah mencakup tentang kebudayaan
dan dunia. Sedangkan folkor adalah cara melihat suatu kegiatan – kegiatan yang
dipercaya sebagai tahayul.

4. Kepercayaan Populer

Menurut Gramsci gagasan – gagasan atau kepercayaan itu tersebar sedemikian


rupa sehingga memperngaruhi pandangan seseorang tentang dunia,
(Faruk, 2017;144). Menjadikan seseorang memiliki pandangan dan kepercayaan
yang sama pada sesuatu tertentu.

5. Kaum Intelektual
Intelektual di sini harus dipahami sebagai suatu strata sosial yang menyekuruh
yang menjalankan suatu fungsi organisasional dalam pengertian yang luas. (Faruk,
2017;150). Gramsci membagi kaum intelektual ke dalam 2 kelompok, yaitu kaum
intelektual tradisional dan kaum intelektual organik. Kaum intelektual tradisional
ialah suatu kaum yang memiliki kemampuan untuk memimpin tetapi wilayahnya
masih di bawah oleh kaum intelektual organik. Sementara kaum intelektual
organik ialah suatu kaum yang memiliki kekuasaan yang menyeluruh, dan lebih
dipercaya oleh kaum – kaum yang lainnya.

6. Negara

Negara adalah suatu tempat terjadinya dimana Hegemoni itu terjadi. Bagi
Gramsci, Negara tidak hanya menyangkut aparat – aparat pemerintah, melainkan
juga aparat – aparat hegemoni atau masyarakat sipil. Gramsci juga membedakan
dua wilayah dalam negara: dunia masyarakat sipil dan masyarakat politik.
Masyarakat sipil ialah suatu kelompok yang memiliki persetujuan dalam wilayah
kekuasaan seperti desa atau keluarga. Sedangkan masyarakat politik memiliki
suatu wilayah kekuasaan lebih dalam negara yang dapat mengendalikan segala
aspek sosial.

Pembahasan

1. KEBUDAYAAN
1.1 Kebudayaan dalam cerita Biografi pohon Sidrah
Kebudayaan masyarakat pada saat itu adalah ketika seseorang menemukan sesuatu
yang di anggap belum pernah diketahui atau ketika menemukan sesuatu yang menarik,
maka seseorang itu akan memberitahukan kepada masyarakat.
Aku tak mau mukjizat ini kunikmati sendiri. Lalu kuceritakan semuanya kepada teman – temanku.
Kuantar mereka ke tempat ini. (Julian, 2015;14)
Ketika seseorang telah menemukan seseuatu lalu menceritakan kepada teman –
temannya / masyarakat disitulah terjalin erat hubungan sesama. Dimana ketika seseorang
merasakan sesuatu yang dapat membuatnya senang, maka ia tidak menikmatinya sendiri
tetapi membagi kebahagiaan tersebut.

1.2 Kebudayaan dalam cerita Bulan Mandi Darah


Kebudayaan pada saat itu adalah ketika seorang anak bangsawan menikah maka harus
dirayakan dengan cara yang mewah juga, karena martabat mereka. Seperti dalam kutipan
berikut ini
Kau Bercanda, Cempaka. Ayah adalah pengusaha kaya. Tidak, Cempaka, kau tak bisa membuat ayah
malu. Putri bangsawan kaya tak mungkin menikah dengan cara yang miskin (Julian, 2015:33).
Dari kutipan di atas, Ayah dari Cempaka tidak setuju jika pernikahan putrinya hanya
dilakukan dengan tidak seperti martabat mereka dimana ia adalah seorang pengusaha
kaya.
Kebudayaan yang lain juga diperlihatkan oleh Raden Sopak lebih mencintai harta
daripada wanita. Dan budaya Raden Sopak yang bila ia sedang ingin meluapkan birahinya
ia tinggal menyewa pelacur. Dibuktikan dalam kutipan berikut.
Pada akhirnya ia tahu bahwa kecintaan Raden Sopak terhadap harta melebihi kecintaannya terhadap
wanita. Bila memang ingin meluapkan berahi, ia tinggal memakai jasa perempuan jalang (Julian, 2015:35).

1.3 Kebudayaan dalam cerita Sirkuit Jahannam


Ketika seorang Kyai memiliki suatu anak, maka kebudayaan mereka biasanya adalah
menjalankan sesuatu yang selalu berkaitan erat dengan ajaran agama. Seperti dalam
kutipan berikut ini.
Tak seperti istrinya yang dulu, Zakiyah seakan – akan tak punya bakat menjadi anak kiai-dan istri
seorang pemuka agama seperti dirinya. Zakiyah tampak jarang melakukan amalan – amaloan sunnah, salat
malam, berzikir, membaca kitab suci, puasa senin – kamis. (Julian, 2015;56)
Amalan – amalan sunnah seperti di atas biasanya lazim dilakukan atau sebagai
pencapaian diri oleh anak seorang Kyai.

2. HEGEMONI
2.1 Hegemoni dalam cerita Bigrafi Pohon Sidrah
Hegemoni dominasi yang sesuai dengan konsep Gramsci di tunjukkan oleh Musawir
kepada gurunya.
Tentu aku lebih percaya kepada Kyai Ahyar yang rerputasinya sudah tak diragukan daripada kepada
Lien meskipun ia tak pernah berdusta. (Julian, 2015;12)
Hegemoni yang dilakukan Musawir adalah ia lebih mempercayai Kyai Ahyar yang
merupakan gurunya ketimbang Lien ketika mereka berdebat mengani keberadaan pohon
sidrah.

2.2 Hegemoni dalam cerita Bulan Mandi Darah


Hegemoni terjadi kepada Cempaka yang dilakukan oleh ayahnya. Oleh ayahnya ia
disuruh tinggal di rumah Tuan Herman. Namun Cempaka menolak permintaan itu karena
alas an yang tidak jelas oleh ayahnya tetapi ia tidak bisa berbuat apa-apa karena yang
menyuruhnya adalah ayahnya sendiri. Terbukti dalam kutipan beruikut.
Segalanya berjalan normal hingga pada suatu kali, ayahnya, Raden Arya Sopak berkata, “Kau akan
tinggal di rumah Tuan Herman Van Vleutan” Petinggi Hindia di wilayah itu. Cempaka terkejut bukan main.”
(Julian, 2015:32).
Hegemoni selanjutnya kembali terjadi kepada Cempaka yang dilakukan oleh Tuan
Herman yang telah mengambil kesuciannya sebagai seorang perempuan dan selalu
memperlakukannya layaknya seperti seorang pecun atau nama lain dari seorang pelacur.
Dapat dibuktikan dalam kutipan berikut.
Sejak hari pertama, Tuan Herman telah merampas kesuciannya. Cempaka bukan lagi perawan sunti. Ia
tidak merasa diperlakukan secara terhormat sebagaimana nyai-nyai pada umumnya. Ia lebih merasa disikapi
seperti seorang pecun ketimbang seorang gundik.” (Julian, 2015:37)

2.3 Hegemoni dalam cerita Sirkuit Jahannam

Hegemoni dalam cerita ini diperlihatkan oleh Habib, dimana ia memimpin jemaatnya
untuk memberantas kelompok yang mereka anggap zindik. Dibuktikan dalam kutipan
berikut.

Ia dan jamaatnya tak sungkan-sungkan membabat kelompok-kelompok yang dianggap zindik,


membakar tempat ibadah mereka, memboikot mereka. (Julian, 2015;54)

"ia" yang merujuk pada tokoh Habib memimpin jemaatnya untuk melakukan
beberapa tindakan terhadap kelompok yang dianggap zindik. Hegemoni dilakukan oleh
Habib kepada jemaatnya

3. IDEOLOGI
3.1 Ideologi dalam cerita Biografi Pohon Sidrah
Ideologi dalam cerita ini di tunjukkan ketika Lien menemukan pohon yang
menyerupai pohon sidrah. Dibuktikan dalam kutipan berikut.
Kalau kau percaya bahwa pohon sidrah hanya tumbuh di lapis langit ketujuh. Kau salah besar,
Musawir. Aku melihatnya di area gundukan tanah dusun Palanggaran. Setiap matahari jatuh di kaki langit,
serumpun pohon akan memijarkan cahaya hijau yang lembut; meredupkan pendar ribuan kunang – kunang
yang beterbangan di sekitarnya. (Julian, 2015;12)
Ideologi yang dilakukan oleh Lien termasuk ke dalam ideologi sekularisme, dimana ia
mempercayai apa yang ada di akhirat juga ada di dunia.

3.2 Ideologi dalam cerita Bulan Mandi Darah


Ideologi kapitalisme di tunjukkan oleh Raden Sopak ketika ia hanya mementingkan
dirinya sendiri. Dibuktikan dalam kutipan berikut.
Dengan menjadi punggawa pemerintah Hindia, Raden sopak berharap bisnisnya kian lancar, meluas ke
seluruh Nusantara. Menjadi pembesar pemerintahan berarti turut mempermudah negoisasi bisnis dengan
orang-orang kulit putih. (Julian, 2015:36).
Dalam kutipan di atas, Raden Sopak berideologi kapitalisme karena yang hanya
dipikirkannya adalah bagaiaman cara membesarkan bisnisnya dan tentu saja dia selalu
memikirkan bagaimana cara menambah kekayaannya dan dia rela melakukan apapun demi
terwujudnya keinginannya.

3.3 Ideologi dalam cerita Sirkuit Jahannam

Ideologi logis ditunjukkan oleh Zakiyah ketika menjelaskan kepada suaminya tentang
kenapa ia melakukan penyuluhan terhadap mantan perempuan malam. Dibuktikan dalam
kutipan berikut.

"abi, daripada menjual diri, lebih baik mereka melakukan pekerjaan lain. Penyuluhan ini penting agar
mereka punya keterampilan.” kata kata itu mengunci mati mulut Habib. (Julian, 2015;56)
Dalam kutipan diatas, ideologi tokoh Zakiyah termasuk dalam common sense. Tokoh
Zakiyah melakukan tindakan dengan logis. Hal ini dilakukan untuk kepentingan
masyarakat.

4. KEPERCAYAAN POPULER
4.1 Kepercayaan popular dalam cerita Biografi Pohon Sidrah
Kepercayaan popular pada saat itu adalah ketika seseorang atau masyarakat melihat
atau menemukan tempat yang di kira jarang di temukan dan bisa membuat mereka
terkagum, maka mereka akan melantunkan zikir, do’a – do’a dan solawat untuk tempat
tersebut.
Pada hari – hari dan bulan – bulan tertentu, mereka berziarah ke pohon sidrah. Setelah menyambangi
pohon itu, mereka sebagaimana aku, Lien, dan teman – temanku merasa sangat spiritual. Ketakjuban,
keterpukaan, dan rasa tersihir membuiat orang – orang dari berbagai dusun mencawiskan do’a – do’a,
memadahkan zikir,dan salawat. (Julian, 2015;14)

4.2 Kepercayaan Populer dalam cerita Bulan Mandi Darah


Kepercayaan populer yang ada dalam masyarakat ialah kepercayaan bahwa jika ada
perempuan yang berada dalam kekuasaan Tuan Herman akan selalu menjadi seorang
gundik yang tak pernah bahagia dan selalu tersiksa. Dibuktikan dalam kutipan berikut.
Ia tahu bahwa di tangan Tuan Herman, gadis itu akan menjadi gundik yang tak bahagia. Tak bisa
Wildan menampakkan lara hati didepan kekasihnya.” (Julian, 2015:36).

4.3 Kepercayaan Populer dalam cerita Sirkuit Jahannam

Kepercayaan populer menurut Gramsci adalah memengaruhi seseorang terhadap


dunia, Tokoh Habib percaya bahwa membaca cerita khayal dapat melemahkan iman dan
membuat seseorang lari dari kenyataan yang ada. Dibuktikan dalam kutipan berikut.

Baginya, membaca cerita khayal dapat melemahkan iman, membuat manusia lari dari realitas yang
ditakdirkan (Julian,2015;53)
5. KAUM INTELEKTUAL
Kaum Intelektual terbagi menjadi dua, yaitu Kaum Intelektual Tradisional dan kaum
Intelektual Organik.
5.1 Kaum Intelektual dalam cerita Biografi Pohon Sidrah
5.1.1 Kaum intelektual Tradisional
Terdapat pada sosok Kiai Ahyar, dimana ia adalah seorang Tokoh
yang ada pada masyarakat dan memiliki kekuasaan untuk melarang
masyarakat menziarahi pohon sidrah itu karena menurutnya pohon sidrah
hanya ada di lapis langit ketujuh.
Lien, kau tahu apa yang dikatakan Kyai Ahyar setelah kuceritakan pohon itu kepada
beliau ? Gadis berkulit keramik itu menggeleng. Beliau bilang, pohon sidrah cuma ada di langit
ketujuh. Namun beliau tak pernah melarang orang – orang menziarahinya. (Julian, 2015;15)
5.1.2 Kaum Intelektual Organik
Di tunjukkan oleh Munawir, Lien dan masyarakat lainnya.
Pada hari – hari dan bulan – bulan tertentu, mereka berziarah ke pohon sidrah. Setelah
menyambangi pohon itu, mereka sebagaimana aku, Lien, dan teman – temanku merasa
sangat spiritual. (Julian, 2015;14)

5.2 Kepercayaan Populer dalam cerita Bulan Mandi Darah


5.2.1 Kaum Intelektual Tradisional
“Cempaka tidak yakin terhadap apa yang dituturkan ayahnya. Kekayaan ayahnya
bukanlah kekayaan biasa-biasa. Semua orang mengakui bahwa ayahnya adalah orang paling
beruntung di seantero pulau Madura.” (Julian, 2015:33).
Dalam kutipan di atas, saat Cempaka tidak yakin dengan perkataan
ayahnya yang mengatakan uang milik ayahnya tidak cukup untuk penikahan
dirinya. Padahal ayahnya adalah orang yang memiliki kekayaan yang sangat
besar dan semua orang sepulau Madura setuju bahwa ayahnya adalah orang
yang paling beruntung.
5.2.2 Kaum Intelektual Organik
“Lelaki itu meraih senapan yang terpajang di dinding. Lalu ia menjejalkan mocong
senapan itu ke dalam farji perempuan itu sambil berucap, “Kalau kau tak bisa diam, dari lubang
ini tubuhmu bakal meletus.” (Julian, 2015:37-38)
Dalam kutipan di atas, menunjukkan bahwa seorang Tuan Herman sedang
memanfaatkan kekuasaannya sebagai seorang pimpinan Hindia dengan cara
mengancam Cempaka dengan pistol yang akan ditembakkan ke lubang
kemaluan cempaka bila cempaka tidak bisa diam dan menuruti kemauannya.

5.3 Kepercayaan Populer dalam cerita Sirkuit Jahannam


5.3.1 Kaum Intelektual Tradisional
"Ia dan jamaatnya tak sungkan-sungkan membabat kelompok-kelompok yang
dianggap zindik, membakar tempat ibadah mereka, memboikot mereka."(Julian,2015;54)
Ia (tokoh Habib) merupakan kaum intelektual organik dengan
kemampuan mampu menggerakkan jemaatnya untuk melakukan perintahnya.
5.3.2 Kaum Intelektual Organik
"Ia dan jamaatnya tak sungkan-sungkan membabat kelompok-kelompok yang
dianggap zindik, membakar tempat ibadah mereka, memboikot mereka."(Julian,2015;54)
Dari kutipan di atas, Jemaat merupakan kaum intelektual organik
sebagai bawahan tokoh Hasan.

6. NEGARA
6.1 Negara dalam cerita Biografi Pohon Sidrah
6.1.1 Mayarakat Politik
Rupanya pemerintah Hindia wilayah kami mendengar cerita tentang pohon sidrah; tentang
orang – orang berbagai dusun yang menziarahinya. Selama ini, pemerintah belanda melarang
orang – orang berkumpul, berserikat. (Julian, 2015;15-16)
Terlihat pemerintah Hindia – Belanda adalah bagian dari pemerintahan.
Dimana mereka di tugaskan di wilayah tersebut.
6.1.2 Masyarakat Sipil
Di tunjukkan oleh Munawir dan Lien ketika mereka mendapati serdadu
belanda berjalan menuju ke pohon sidrah untuk menebangnya yang selama ini
banyak di ziarahi oleh masyarakat sekitar, dan mereka tidak bisa berbuat apa –
apa.
Kami mengikuti mereka diam – diam. Tentu kami juga tak bisa berbuat apa – apa. Itu
menunjukkan kami lebih mencintai nyawa kami ketimbang pohon keramat itu.

6.2 Negara dalam cerita Bulan Mandi Darah


6.2.1 Masyarakat Politik
“Tuan Herman akan menjanjikan jabatan strategis kepada ayah bila kau mau tinggal
bersamanya.” (Julian, 2015:33).
Dari bukti di atas, terjadi hegemoni melalui Negara yang dilakukan
oleh masyarakat politik. Yang dimaksud masyarakat politik dari bukti di atas
ialah Tuan Herman yang membujuk Raden Sopak. Dengan cara memberi
penawaran jabatan strategis kepada Raden Sopak bila dapat menyuruh
Cempaka untuk tinggal bersama Tuan Herman
6.2.2 Masyarakat Sipil
“Cempaka, pernikahan kita akan dihadiri oleh para habaib dan syarifah beserta tetua
seluruh klan Arab di kerajaan Pamekasan. Adalah kebanggaan tersendiri bila pernikahan
seorang bekas hamba sepertiku bisa dihadiri oleh orang-orang terhormat.” (Julian, 2015:34)
Dari kutipan di atas termasuk hegemoni melalui Negara yang
dilakukan oleh masyarakat sipil. Yang dimaksud masyarakat sipil dari bukti di
atas ialah Wildan yang mengatakan kepada Cempaka bahwa pernikahan
mereka akan dihadiri orang-orang terhormat walaupun Wildan adalah seorang
mantan budak. Contoh yang sama seperti dalam kutipan di atas, saat seorang
pengawal Presiden menikah lalu ia sangat merasa tersanjung bila seorang
Presiden datang ke pesta pernikahannya dan memberi kata selamat kepadanya.

6.3 Negara dalam cerita Sirkuit Jahannam


6.3.1 Masyarakat Politik
"Namun laskar Habib telah menghancurkannya—atas izin pemda setempat"
(Julian,2015;57)
Dalam kutipan diatas, laskar Habib dan pemda merupakan masyarakat
politik yang melakukan kekerasan terhadap rakyat biasa. Laskar Habib dan
pemda memiliki kemampuan untuk mengendalikan segala aspek sosial
meskipun dengan pemaksaan.
6.3.2 Masyarakat Sipil
“Saya akan jadi istri satu – satunya, Ayah. Istrinya sudah meninggal.” Setelah itu tak
ada alasan bagi Kiai Razak untuk menolak. Pernikahan itu terjadi. (Julian, 2015;55)
Dalam kutipan diatas, masyarakat sipil ditunjukkan oleh Zakiyah.
Dimana ia menyetujui pernikahannya dengan Habib. Ia memiliki kekuasaan
menemukan persetujuan dalam ruang lingkup keluarga Kiai Razak.
Penutup
Berdasarkan pembahasan di atas, beberapa dari cerita yang ada dalam kumpulan
cerita “Tandak” dapat di analisis menggunakan teori hegemoni. Karena di dalamnya
ditemukan unsur – unsur hegemoni Gramsci.

Daftar Pustaka
Faruk. 2017. Pengantar Sosiologi Sastra dari Strukturalisme Genetik Sampai Post-
Modernisme. Yogyakarta. Pustaka Belajar.
Julian, Royaan. 2015. TANDAK, kumpulan cerita. Surabaya. Panitia Sayembara Sastra
Dewan Kesenian Jawa Timur.

Anda mungkin juga menyukai