Anda di halaman 1dari 15

Bentuk Hegemoni Dan Kontra-Hegemoni

BENTUK HEGEMONI DAN KONTRA-HEGEMONI


DALAM NOVEL KITA PERGI HARI INI
KARYA ZIGGY ZEZSYAZEOVIENNAZABRIZKIE
(KAJIAN SOSIOLOGI SASTRA)
Adinda Putri Citradewi
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Surabaya
adinda.19085@mhs.unesa.ac.id

Tengsoe Tjahjono
Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Surabaya
tengsoetjahjono@unesa.ac.id

Abstrak
Penelitian ini membahas hegemoni dan kontra-hegemoni dalam novel Kita Pergi Hari Ini karya Ziggy
Zezsyazeoviennazabrizkie dengan menggunakan teori hegemoni Antonio Gramsci. Penelitian ini dilatar
belakangi oleh fenomena hegemoni dan kontra-hegemoni dari Kucing Luar Biasa dan anak-anak manusia
yang tergambar dalam novel Kita Pergi Hari Ini karya Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie. Tujuan penelitian
ini ialah untuk mendeskripsikan (a) bentuk hegemoni, dan (b) bentuk kontra-hegemoni yang ada dalam novel
Kita Pergi Hari Ini karya Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian
ini ialah pendekatan sosiologi sastra. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik baca-catat. Teknik
analisis data yang dgunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis deskriptif dan teknik analisis isi. Hasil
penelitian ini dari (a) bentuk hegemoni berupa (1) kepercayaan populer yakni konsep “Perompak, Perampok,
dan Pengusaha Kayu” yang membuktikan bahwa Kucing Luar Biasa adalah pihak yang memegang tangguk
kekuasaan kapitalis atas bangsa manusia, (2) kaum intelektual ditunjukkan dengan keberadaan Cara Lain
sebagai agen dari pihak penguasa yang menjalankan proses hegemoni terhadap anak-anak manusia dengan
berkedok sebagai pengasuh, (3) konsep negara integral yang ditunjukkan dalam novel ini terbagi menjadi
dua wilayah; yaitu masyarakat politik dengan adanya pemaksaan dan perbudakan anak-anak manusia, dan
masyarakat sipil dengan adanya perlakuan yang lebih manusiawi terhadap anak-anak manusia, sehingga
pihak yang dihegemoni tidak merasa terkekang. Hasil penelitian untuk (b) bentuk kontra-hegemoni berupa
(1) perlawanan pasif ditunjukkan dengan adanya anak-anak manusia melarikan diri dan berlindung, (2)
perlawanan humanistik ditandai dengan perencanaan misi “kita pergi hari ini”, (3) perlawanan keras ditandai
dengan tindakan pencurian susu domba di wilayah Kucing Peternak dan terbitnya buku kontroversial.
Kata Kunci: Hegemoni, Kontra-Hegemoni, Antonio Gramsci, dan Sosiologi Sastra.

Abstract
This study discusses hegemony and counter-hegemony in Kita Pergi Hari Ini novel by Ziggy
Zezsyazeoviennazabrizkie using Antonio Gramsci's hegemonic theory. This research is motivated by the
phenomenon of hegemony and counter-hegemony conducted by Extraordinary Cats (Kucing Luar Biasa)
and human children respectively as depicted in the Kita Pergi Hari Ini novel by Ziggy
Zezsyazeoviennazabrizkie. The purpose of this study is to describe (a) forms of hegemony, (b) forms of
counter-hegemony in Kita Pergi Hari Ini novel by Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie. The approach used in
this study is the sociology of literature approach. The type of research used in this research is qualitative
research. The data collection technique used in this research is the reading-note technique. Data analysis
techniques used in this study are descriptive analysis techniques and content analysis techniques. The results
of this study are (a) forms of hegemony in the form of (1) popular belief, namely the "Pirates, Robbers and
Timber Entrepreneurs" concept which proves that the Extraordinary Cats is the party holding capitalist power
over the human race, (2) intellectuals are described by the existence of Another Way (Cara Lain) as an agent
of the ruling party (Extraordinary Cats) who carries out a process of hegemony over human children as a
caregiver in disguise, (3) the concept of an integral state presented in this novel is divided into two areas;
namely political society with the human children forced to slavery and treated violently, and civil society
with more humane treatment of human children, so that they as the one received the hegemony do not feel
repressed. Then the results of research for (b) forms of counter-hegemony, are in the form of (1) passive
resistance shown by the human children who are running away and taking refuge, (2) humanistic resistance
BAPALA, Volume 10 Nomor 1 Tahun 2023 hlm 271--285

characterized by the human children planning on "we go today (kita pergi hari ini)", (3) strong resistance
marked by the theft of sheep's milk by infiltrating the Breeder Cat area and the publication of the
controversial book.
Keywords: Hegemony, Counter-Hegemony, Antonio Gramsci, and Sosiology of Literature.

nilai-nilai moral dan kemanusiaan, maka akan terjadi


PENDAHULUAN
perlawanan dari sekolompok masyarakat tersebut.
. Karya sastra adalah cerminan dari apa yang terjadi di Perlawanan terhadap hegemoni inilah yang disebut sebagai
realitas yang dituangkan ke dalam wadah tulisan dengan kontra-hegemoni (Sullivan, Spicer, & Bohm, 2011 :707).
bahasa sebagai medium yang di dalamnya mengemukakan Novel adalah salah satu bentuk karya sastra yang vokal
berbagai aspek kehidupan masyarakat sosial yang sarat dalam menggambarkan fenomena sosial. Hiburan yang
akan kompleksitas. Hal inilah yang menjadikan karya diperoleh oleh pembaca melalui cerita dan tokoh-tokoh
sastra tergolong sebagai lembaga sosial yang mewakilkan fiksi hasil imajinasi penulis sudah cukup dalam menyusupi
gambaran kehidupan sosial seperti hubungan dan menyampaikan pandangan sosial dari sastrawan
antarmasyarakat, antara masyarakat dengan orang-seorang, kepada para pembaca. Perspektif penulis disimbolisasikan
antarmanusia, dan antarperistiwa yang terjadi dalam batin melalui tokoh dan plot cerita yang diciptakan. Salah
seseorang (Damono, 2020:3). satunya contohnya ialah melalui novel bergenre fantasi.
Mendalami sastra dengan pendekatan sosiologi Umumnya penikmat karya sastra sangat menggemari novel
tentunya dapat menguak penilaian kritis terhadap fantasi dikarenakan dari buah hasil imajinasi yang
fenomena sosial yang terselubung dalam suatu karya sastra. dituangkan oleh penulis itu sendiri. Justru dari konsepnya
Dengan ini dapat disimpulkan bahwa pandangan dan latar yang surealis dan segar mendorong para pembaca untuk
belakang sosial sastrawan berpengaruh besar terhadap menikmati novel fantasi sebagai ajang pelarian singkat dan
karya sastra yang diciptakan, di mana perspektif sosial dari pelepas penat dari realitas. Selain itu, novel fantasi acap
seorang sastrawan bisa menjadi perwakilan bagi golongan kali berperan besar dalam menyusupkan unsur-unsur dan
tertentu yang sepandangan dengan sastrawan tersebut akan fenomena sosial dengan metode sekreatif dan
suatu peristiwa dan realitas sosial dalam kehidupan semenyenangkan mungkin. Meskipun demikian, tetaplah
bermasyarakat yang tidak sesuai dengan nilai-nilai moral bergantung pada proses kreatif penulis untuk meracik
yang telah mendarah daging dan diwariskan secara turun- unsur-unsur sosial tersebut dengan natural dan tidak
temurun. Bahkan refleksi kehidupan sosial dalam sastra terkesan memaksakan dalam cerita fantasi yang dikarang.
acapkali berlaku melampaui zamannya yang telah menjadi Novel Kita Pergi Hari Ini adalah salah satu karya Ziggy
keunikan tersendiri dari karya sastra. Zezsyazeoviennazabrizkie yang berlatar belakang dunia
Apabila membahas kehidupan bermasyarakat, proses fantasi yang sarat akan fenomena sosial, intrik politik, balas
hegemoni akan selalu menjadi sesuatu yang tak terpisahkan dendam, dan penyalahgunaan kekuasaan. Menceritakan
dari berbagai sendi dan sudut kehidupan yang dijalani tentang keluarga Mo yang terdiri atas, Pak Mo, Bu Mo, Mi,
sehari-hari oleh masyarakat sosial. Berdasarkan teori Ma, dan Mo. Pak Mo dan Bu Mo yang sedang mengalami
hegemoni yang pertama kali dicetuskan oleh Antonio kesenjangan ekonomi sangat membutuhkan Waktu untuk
Gramsci, hegemoni adalah bagaimana cara seseorang atau bisa mencari Uang. Tetapi keinginan Pak Mo dan Bu Mo
pihak dengan kekuasaan tertinggi memberi asupan ide dan itu terhambat karena keduanya tidak bisa meninggalkan
pemikiran berupa ideologi, sistem, maupun budaya dengan ketiga anak mereka yang masih kecil. Karena tidak punya
tujuan mendominasi suatu kelompok masyarakat. cukup Uang untuk mengupahi pengasuh, Pak Mo dan Bu
Keberhasilan proses hegemoni ditandai oleh persetujuan Mo memutuskan meminta bantuan Cara Lain untuk
dari pihak masyarakat akan selipan pemikiran dari menjaga anak-anaknya. Cara Lain adalah Kucing Luar
penguasa dengan kesadaran penuh maupun secara tidak Biasa bernama Nona Gigi yang tidak seperti kucing pada
sadar (Harjito, 2014: 20). Umumnya hegemoni ini umumnya karena tingkah lakunya seperti manusia. Dengan
tersalurkan melalui media, seni, lembaga pendidikan, kedatangan tetangga baru dan teman baru (Fifi dan Fufu),
hingga karya sastra. Nona Gigi tiba-tiba mengajak bertualang menuju kampung
Berhubungan dengan pernyataan sebelumnya bahwa halamannya, yaitu Kota Terapung Kucing Luar Biasa. Lalu
karya sastra adalah media yang menyuarakan pandangan dimulailah petualangan Mi, Ma, Mo, Fifi, Fufu, dan Nona
dan kritikan dari sastrawan, baik itu mengenai kesetujuan Gigi yang akhirnya berujung dengan tragedi yang
dan ketidaksetujuannya, akan fenomena sosial yang terjadi. mencekam dan menyedihkan. Petualangan anak-anak di
Jika suatu kelompok masyarakat bersikeras untuk menolak Kota Terapung Kucing Luar Biasa inilah yang menjadi
suatu pemikiran dari penguasa yang bertentangan dengan
Bentuk Hegemoni Dan Kontra-Hegemoni

poin penting dari novel ini. Kota berpenduduk kucing itu Tujuan kajian ilmu sosiologi yaitu untuk
menyimpan misteri dan horor yang mengerikan yang pada menggambarkan pola-pola kehidupan bermasyarakat dan
penghujung cerita menjadi mimpi buruk menjadi interaksi sosial antar manusia di dalamnya. Seperti yang
kenyataan bagi para tokoh anak-anak tersebut. telah dikemukakan oleh Roucek & Warren (2009:18)
Berdasarkan perspektif penulis melalui acara bincang bahwa sosiologi merupakan ilmu yang mendalami
santai daring “Kita Curhat Hari Ini” yang disiarkan secara kehidupan dan interaksi manusia secara berkelompok.
langsung dari kanal Youtube Gramedia Pustaka Utama, Menurut Damono (2020:7), studi tentang masyarakat pada
sejatinya novel ini mengungkapkan keluhan penulis intinya bersifat objektif yang meneliti tentang manusia dan
terhadap fenomena-fenomena sosial yang hangat masyarakat, mengenai lembaga dan proses sosial yang ada.
diperbincangkan di Indonesia. Khususnya, kekerasan pada Selain itu, ilmu ini berperan dalam menjawab pertanyaan
hewan yang hingga kini terus marak bahkan melalui mengenai bagaimana masyarakat dimungkinkan,
peternakan sekalipun melalui tangan-tangan manusia yang bagaimana cara kerjanya, dan mengapa masyarakat itu
tidak bertanggung jawab. Hal tersebut bisa dilihat dari bertahan hidup. Berkebalikan dengan ilmu sastra yang
bagaimana posisi manusia ditukar dengan hewan ternak cenderung terselubung dalam menembus permukaan
melalui novel tersebut. Penggambaran yang brutal dan kehidupan sosial dan menampilkan cara pandang manusia
horor dalam novel yang dibalut dengan nuansa dongeng dalam menelaah masyarakat dengan perasaannya sehingga
yang manis dan memiliki tokoh utama anak-anak inilah bersifat subjektif dan personal.
yang menjadikannya menarik. Meskipun demikian, Berdasarkan pendapat Santosa dan Wahyuningtyas
pertukaran tempat ini merupakan cara penulis (2011: 24) mengenai kompleksitas dan keunikan karya
menunjukkan ironi tersendiri yang dapat membuat sastra yang tak luput dari kehidupan sosial di dalamnya,
pembaca untuk merefleksi diri dengan sesama. Mengingat membuat karya sastra tak jarang disebut sebagai cermin
penulis ini dikenal dengan kepiawaiannya dalam meramu dari realitas sosial. Disebut demikian sebab permasalahan
cerita tentang sisi gelap manusia yang egois, pendendam, yang ditampilkan dalam karya sastra mengikuti
arogan, sewenang-wenang, haus kekuasaan, dan lain permasalahan sosial yang ada di lingkungan kehidupan
sebagainya. penulis sebagai anggota masyarakat. Hal inilah yang
Sementara itu, yang akan dibahas dalam penelitian ini menjadikan terjadinya interaksi interdisiplin dalam
adalah perihal upaya penguasaan dan hegemoni bangsa mengkaji suatu karya sastra.
kucing untuk menundukkan dan menaklukkan manusia, Dalam mengkaji karya sastra ada tiga hubungan
dan bagaimana pihak manusia melakukan perlawanan atas deskriptif yang perlu diteliti untuk menentukan ada
hegemoni dari bangsa kucing. Tentunya konflik kedua tidaknya hubungan yang nyata antara sastra dan
bangsa yang berbeda ini sangatlah unik dan menarik untuk masyarakat (Wellek & Warren, 2014:100). Yang pertama
dianalisis secara mendalam dengan menggunakan kajian adalah sosiologi pengarang yang. berhubungan dengan
sosiologi sastra. Penelitian ini bertujuan untuk menguak profesi pengarang dan institusi sastra. Pengarang karya
hegemoni dan perlawanan melalui dinamika konflik antara sastra merupakan makhluk sosial yang keberadaannya
bangsa kucing dan manusia yang ditinjau dengan teori terikat oleh status sosialnya dalam masyarakat, ideologi
hegemoni Antonio Gramsci, yang kemudian dilanjut yang dipegangnya, posisinya dalam masyarakat, juga
dengan mengkaji lebih dalam bagaimana dampak dari hubungannya dengan pembaca. Yang kedua adalah
situasi menegangkan tersebut melalui sudut pandang para sosiologi karya sastra, di mana karya sastra
tokoh anak-anak dan juga secara menyeluruh. merepresentasikan realitas sosial yang terdapat dalam
KAJIAN PUSTAKA kehidupan masyarakat. Yang ketiga adalah sosiologi
Sosiologi sastra merupakan salah satu pendekatan pembaca, yang mana pembaca menjadi salah satu model
yang memadukan antara kajian ilmu sastra dengan ilmu kajian sosiologi sastra yang berfokus kepada hubungan
sosiologi. Hal ini bertujuan untuk memberikan pemahaman antara karya sastra dengan pembaca.
yang lebih dalam menyelami aspek kemasyarakatan dan Teori hegemoni dipelopori oleh Antonio Gramsci
realitas sosial yang terkandung dalam sebuah karya sastra. yang merupakan seorang revolusioner Italia dari golongan
Melalui pendekatan ini, sastra yang bersifat interdispliner kiri. Konsep hegemoni ini terlahir dari pengalaman dan
pun dapat menjadi simbol dan perwakilan dari apa yang hasil pengamatannya secara langsung terhadap fenomena
telah menjadi fenomena sosial di lingkungan masyarakat. sosial yang terjadi di lingkungan sekitarnya. Melalui kaca
Dengan hal ini bisa dikatakan bahwa sastra menjembatani matanya, Gramsci menyaksikan adanya ketimpangan
antara alam sosial di kehidupan nyata dengan alam fiksi kelas dan ketidakadilan yang signifikan dalam hubungan
yang tertuang melalui imajinasi penulis. Maka pendekatan sosial politik antara buruh di kota dengan petani di
ini sangat membantu kita menelaah sastra dengan sudut pedesaan. Puncaknya adalah ketika terjadi suatu
pandang sosiologi (Damono, 2020:5). pemberontakan dari kelas buruh yang dikenal sebagai
BAPALA, Volume 10 Nomor 1 Tahun 2023 hlm 271--285

Gerakan Dewan Pabrik yang berlangsung sepanjang tahun Dengan arti, kelompok kelas bawah menjalani hidup di
1917-1920 (Siswati, 2017:13). bawah naungan dominasi sesuai dengan yang diinginkan
Peristiwa kekalahan kelas buruh oleh kekuasaan kelas kelas penguasa. Hal ini akhirnya berdampak pada
borjuis atau kaum fasis yang otoriter inilah yang kehidupan kelas bawah sebagai objek yang dikekang
mengilhami Gramsci akan kelahiran teori hegemoni. Kata kebebasan hidupnya. Apabila kelas penguasa mampu
hegemoni berasal dari bahasa Yunani, hegemonia, yang menyusupi dan mempengaruhi suatu kelompok
merujuk pada kepemimpinan yang memegang kekuasaan masyarakat dari segi nilai sosial, kultural, dan politik,
dan dominasi atas golongan bawah. Sejalan dengan itu, maka hegemoni telah tercapai. Sebagai tambahan,
Sugiono (2006:31) menyatakan bahwasanya Gramsci keberhasilan mutlak dari proses hegemoni terletak pada
berpandangan demikian sebab adanya premis bagaimana suatu kelompok masyarakat sepakat dan
ketidakmampuan secara fisik yang mengarah pada tidak mengikuti dominasi yang telah ditentukan oleh kelas
adanya kendali dalam sosial politik. Hal tersebut penguasa dengan sukarela dan secara sadar.
ditunjukkan dengan kekalahan komunisme atas kaum fasis
yang menyebabkan adanya pihak yang dikuasai dan 2.) Ideologi
tunduk pada pihak penguasa di mana dari situ terjadilah Secara sederhana, ideologi merupakan sebuah
persetujuan subordinasi dari pihak yang dikuasai. Dengan pemikiran, ide, gagasan, atau keyakinan. Menurut Ratna
ini proses dominasi pihak penguasa telah dikatakan (2007:176), pengartian ideologi secara umum meliputi, (1)
berhasil dan melancarkan tindakan hegemoni (Faruk, ilmu pengetahuan mengenai cita-cita, (2) cara berpikir
2010:135). seseorang atau kelompok, dan (3) paham yang dikaitkan
Patria (2009: 121) mengemukakan bahwa konsep dengan kelompok tertentu. Sejalan dengan itu, Turner
hegemoni yang dirumuskan oleh Gramsci ialah hegemoni (2010:268) memaparkan bahwasanya ideologi mengarah
merupakan tindakan penguasa yang berusaha pada suatu keyakinan yang meliputi banyak hal, seperti
mendominasi dari berbagai sendi kehidupan sosial. Usaha halnya pengetahuan ilmiah, religi, hingga keyakinan yang
itu melibatkan penyebaran konsep realitas sosial seperti menjadi pedoman dalam kehidupan sehari-hari terkait
moralitas, adat, religi, prinsip-prinsip politik, dan semua dengan adab, perilaku, hingga tradisi. Sementara menurut
relasi sosial. Berdasarkan pemaparan tersebut dapat pemahaman Gramsci, ideologi sejatinya mampu
disimpulkan bahwa hegemoni pada dasarnya adalah upaya menggerakkan dan memberikan kesadaran akan posisi
penyusupan kelas penguasa melalui relung-relung nilai manusia dalam kehidupan. Bahwasanya ideologi akan
kehidupan, norma, kebudayaan dalam kehidupan sosial selalu menjadi eksistensi yang selalu beriringan dalam
masyarakat baik secara sadar maupun tidak sadar hingga setiap aktivitas manusia shari-hari.
kelas bawah tunduk dan patuh akan dominasi tersebut 3.) Kaum Intelektual
yang menandakan kesuksesan dari proses hegemoni. Dalam upaya mencapai keberhasilan hegemoni,
Penggambaran proses hegemoni ini pun dapat penyebarluasan ideologi adalah langkah yang paling
ditelusuri melalui karya sastra. Karya sastra pada utama. Namun penyusupan ideologi tentunya
umumnya mencerminkan kompleksitas kehidupan sosial membutuhkan bantuan dari lembaga-lembaga sosial dari
masyarakat dari berbagai realitas yang berbeda-beda, berbagai wilayah. Lembaga-lembaga sosial inilah yang
bergantung dari latar belakang sosial masing-masing menjadi perwakilan dalam memberikan asupan ideologi
penulis. Sebagai pelopor teori hegemoni, Gramsci pun dari kelas penguasa kepada masyarakat luas. Proses
mengonfirmasi bahwasanya karya sastra dapat dijadikan dominasi ini secara umum diberlakukan oleh alat-alat
sebagai alat yang memiliki fungsi otonom dan formatif kekuasaan negara, yakni sekolah, modal, media, dan
terhadap lingkup masyarakat. Artinya, pemikiran lembaga-lembaga negara. Penyebarluasan ideologi yang
hegemoni Gramsci telah mulai diterapkan dalam karya dijalankan oleh lembaga-lembaga tersebut tentunya
sastra yang kini disebut sebagai Teori Kultural/ Ideologis melibatkan pihak fungsionaris yang disebut sebagai kaum
General Gramsci (Faruk, 2010:130). Penerapan pemikiran intelektual (Faruk, 2010:150)
hegemoni dalam sastra ini terbagi menjadi enam kunci Menurut Siswati (2017:25), intelektual sendiri terbagi
konsep hegemoni, yakni (1) hegemoni, (2) ideologi, (3) atas dua, yakni intelektual tradisional dan intelektual
kaum intelektual, (4) kepercayaan populer, (5) negara organik. Intelektual tradisional merupakan intelektual
integral, dan (6) kebudayaan. yang memihak kelas penguasa atau dominan, dan
1.) Hegemoni cenderung tunduk dan menjustifikasi segala kebijakan
Hegemoni pada dasarnya adalah dominasi pemikiran kelas penguasa dengan imbalan sebagai ganti. Artinya
yang dilakukan oleh kelas penguasa terhadap kelas intelektual tradisional berkiblat pada kapitalisme dan
bawahan. Bentuk dominasi tersebut beragam baik itu menjadi peralatan dominasi dari kelas penguasa. Yang
ideologi, kebudayaan, dan aspek-aspek sosial lainnya. kedua adalah intelektual organik. Berkebalikan dengan
Bentuk Hegemoni Dan Kontra-Hegemoni

intelektual tradisional, intelektual organik cenderung 6.) Kebudayaan


mengadakan perlawanan terjadap hegemoni atau Gramsci (dalam Faruk, 2010:139) mengungkapkan
penindasan dari kelas penguasa yang bisa disebut sebagai bahwasanya kebudayaan bersifat demokratik. Selain itu
kontra-hegemoni. kebudayaan pun berperan sebagai organisasi, disiplin
Harjito (2014:18) berpandangan bahwa seni dalam diri manusia, yang merupakan pencapaian suatu
merupakan salah satu upaya persiapan budaya sebelum kesadaran yang lebih tinggi, apabila dengan sokongannya
sebuah kelas melakukan tindakan politik. Hal ini seseorang dapat berhasil dalam memahami nilai historis
menandakan bahwa seniman/sastrawan termasuk dirinya, fungsinya di dalam kehidupan hak-hak dan
intelektual. Untuk mengidentifikasi ideologi, tidak hanya kewajiban. Jika tidak, maka manusia tidak akan bisa
melihat karya seni/karya sastra, tetapi juga memperhatikan membedakan mana yang fakta dan mana yang tidak,
intensi pengarang dan pandangan seniman mengenai bahwa selalu ada yang melakukan eksploitasi dan yang
kehidupan, serta kondisi sosial historis pada saat yang dieksploitasi, dikarenakan doktrin yang telah menjadi
bersangkutan. Dengan ini dapat disimpulkan bahwa karya asupan sehari-hari hingga menyatu dalam relung
sastra pun berkontribusi besar dalam penanaman pemikiran.
hegemoni maupun kontra-hegemoni. Kontra-Hegemoni merupakan istilah perlawanan
4.) Kepercayaan Populer terhadap hegemoni. Menurut Gramsci (dalam Patria,
Kepercayaan populer tidaklah asing bagi tiap kelas 2009:167), masyarakat yang tertindas oleh hegemoni kelas
sosial yang ada dalam realitas. Baik itu mengenai konsep penguasa harus memperoleh kesadaran dalam upaya untuk
kehidupan manusia, nilai-nilai moral, hingga pandangan melakukan perlawanan hegemoni penguasa. Perlawanan
kultural, Menanggapi hal tersebut, Gramsci memberinya atau revolusi bisa terwujud apabila masyarakat yang
istilah pemikiran awam (common sense). Pada umumnya, terhegemoni tergerak untuk menyuarakan ketidakadilan
pemikiran awam akan disangkut pautkan pada kesamaan yang dialami dari dominasi kelas penguasa. Maka dari itu,
pikiran dari lingkup masyarakat yang telah menjadi hal dari masyarakat itu sendiri perlu memahami posisi dan
yang biasa, terkesan sepele, dan tidak perlu dianggap situasi macam apa yang sedang dihadapi. Berdasarkan
serius. Tentunya kejadian ini sangatlah menguntungkan pemaparan Siswati (2017:28), masyarakat sipil berperan
bagi kelas penguasa untuk mengambil celah dan penting dalam membentuk kesadaran massa, dan
menyusupi masyarakat dengan hegemoni pemikiran. merupakan wadah di mana kelompok sosial yang dominan
Sesuai dengan pendapat Simon (2004: 92) bahwa mengatur konsensus dan hegemoni. Dalam masyarakat
kepercayaan populer merupakan tempat dibangunnya sipil pula melibatkan kelompok-kelompok sosial yang
ideologi penguasa di dalam alam pikiran kelas bawah, lebih rendah (subordinat) dalam menyusun perlawanan
yang secara bersamaan mampu menjadi bumerang bagi dan membangun hegemoni alternatif atau hegemoni
penguasa melalui perlawanan kelas bawah sebagai aksi tandingan (kontra-hegemoni).
ketidaksetujuan terhadap dominasi penguasa. Dapat disimpulkan bahwa kontra-hegemoni adalah
5.) Negara Integral upaya dari kelas yang didominasi untuk menentang atau
Cicil society (masyarakat sipil) dan political society melawan upaya mendominasi dari kelas yang memegang
(masyarakat politik) adalah dua struktur utama dalam tangguk kekuasaan yang mengekang pihak yang
suprastuktur yang mewakili dua wilayah yang berbeda didominasi. Selain itu, ia juga berperan untuk menantang
tetapi berkaitan, yaitu wilayah adanya kekuatan (force) hegemoni penguasa dengan hegemoni tandingan sebagai
dalam masyarakat politik, dan wilayah adanya persetujuan pengganti dari nilai-nilai hegemoni terdahulu yang telah
dalam masyarakat sipil. Masyarakat politik pada dipertanyakan kebijakannya. Bentuk-bentuk perlawanan
keunggulan kelompok sosial melalui cara dominasi atau ini dimanifestasikan melalui metode yang berbeda-beda,
pemaksaan kehendak. Masyarakat sipil merujuk pada antara lain melalui perlawan keras, perlawanan pasif, dan
keunggulan kelompok sosial melalui kepemimpinan perlawanan humanistik.
intelektual dan moral. Gabungan dari masyarakat sipil dan 1.) Perlawanan Keras
masyarakat politik, atau dengan kata lain, hegemoni yang Bentuk perlawanan ini dilakukan secara bertatap
dilindungi oleh tameng koersif, disebut negara integral. langsung di hadapan kelas penguasa dan mengambil
Negara integral adalah istilah yang digunakan Gramsci tindakan atau mendirikan pemberontakan secara terang-
untuk menyebut negara sebagai sebuah kombinasi terangan (Taum, 2015:98). Aksi ini secara terbuka
kompleks antara kediktatoran dan hegemoni, di mana menunjukkan bahwa masyarakat tidak menerima akan
kelas yang berkuasa tidak hanya mempertahankan diberlakukannya hegemoni kelas penguasa. Dalam arti,
dominasi tetapi juga berusaha untuk memenangkan pihak yang dihegemoni menentang kebijakan penguasa
persetujuan aktif dari pihak yang dikuasai (Siswati, yang sudah tidak lagi manjur ditanamkan dalam persepsi
2017:29).
BAPALA, Volume 10 Nomor 1 Tahun 2023 hlm 271--285

masyarakat yang telah mengandalkan rasionalitas dan perlawanan keras, perlawanan pasif, dan perlawanan
mempertanyakan kebijakan yang terkesan ganjil. humanistik. Perbedaan dengan penelitian ini ialah, dalam
2.) Perlawanan Pasif penelitian tersebut hanya mengkaji dua bentuk hegemoni
Bentuk perlawanan ini cenderung tidak menjalankan yakni wilayah masyarakat politik dan masyarakat sipil,
perlawanan yang bersifat mainstream atau melakukan sementara penelitian ini membahas tentang tiga bentuk
tindakan mengandung risiko yang dapat mengorbankan hegemoni dan kontra-hegemoni.
nyawa sebagai bentuk protes terhadap kelas dominan atau Ketiga, penelitian Sunarti, Juanda, dan Hajrah
penguasa (Taum, 2015:102). (2019) yang berjudul Representasi Counter-Hegemoni
3.) Perlawanan Humanistik dalam Novel Jalan Pulang Karya Jazuli Imam: Kajian
Bentuk perlawanan ini tidak melibatkan kekerasan Hegemoni Antonio Gramsci dari Universitas Negeri
dalam upaya melawan hegemoni kelas dominan. Makassar. Hasil dari penelitian tersebut ialah
Perlawanan ini mengandalkan pembicaraan dalam forum ditemukannya lima ideologi dari tokoh-tokoh dalam novel
sebagai perenungan bersama dan mempertimbangkan tersebut dan tiga bentuk kontra-hegemoni. Kelima
matang-matang akan tepat atau tidaknya suatu tindakan ideologi tersebut terdiri dari anarkisme, humanisme,
perlawanan mainstream untuk menyusun tindakan sosialisme, kapitalisme, dan konservatisme. Kemudian
alternatif lainnya yang lebih tepat dilakukan (Taum, dua bentuk kontra-hegemoni yang ada dalam novel ini
2015:104). adalah melalui perlawanan keras, perlawanan pasif, dan
perlawanan humanistik. Perbedaan dari penelitian tersebut
Berikut ini merupakan empat penelitian terdahulu yang dengan penelitian ini, ialah penelitian tersebut berfokus
relevan mengenai kajian hegemoni Gramsci. Penelitian pada ideologi tokoh dan kontra-hegemoni. Sementara
pertama yaitu, Mahadi (2020) dengan judul Praktik penelitian ini lebih menekankan pada bentuk hegemoni
Hegemoni Dalam Novel Orang-Orang Proyek Karya dan kontra-hegemoni.
Ahmad Tohari dari Universitas Negeri Surabaya. Keempat, penelitian Susandi dan Agustina (2022)
Penelitian ini dikaji dengan teori hegemoni Antonio dengan judul Klasifikasi Emosi Tokoh Mi, Ma, Dan Mo
Gramsci dengan menggunakan pendekatan mimetik dan Dalam Novel Kita Pergi Hari Ini Karya Ziggy
teknik analisis deskriptif sebagai metode penelitian. Hasil Zezsyazeoviennazabrizkie dari Universitas Hasanuddin.
penelitian tersebut menunjukkan bahwa terdapat enam Penelitian ini mengkaji tentang klasifikasi emosi yang
praktik hegemoni yang terkandung dalam novel tersebut, dirasakan oleh tokoh-tokoh dalam novel tersebut yang
antara lain (1) praktik hegemoni melalui negara, (2) mana menghasilkan 15 data penelitian, yakni rasa
praktik hegemoni melalui kebudayaan, (3) praktik bersalah, rasa malu, kesedihan, kebencian, dan cinta.
hegemoni melalui ideologi, (4) praktik hegemoni melalui Namun, emosi yang paling dominan oleh tokoh dalam
kaum intelektual, (5) praktik hegemoni melalui novel tersebut ialah kebencian. Keterkaitan antara
kepercayaan populer, dan (6) praktik hegemoni melalui penelitian tersebut dengan penelitian ini ialah melalui
hegemoni. Perbedaan dengan penelitian ini ialah, beberapa bentuk emosi dari tokoh-tokoh yang
penelitian tersebut hanya mengkaji bentuk hegemoni, berhubungan dengan dampak hegemoni dan kontra
sementara untuk penelitian ini mengkaji baik dari segi hegemoni yang mengakibatkan para tokoh merasakan rasa
hegemoni dan kontra-hegemoni. kesedihan dan kebencian. Persamaan dari penelitian
Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Wiharjo (2018) tersebut dengan penelitian ini ialah, objek penelitian yang
dengan judul Bentuk-Bentuk Hegemoni dan Counter- digunakan sama, yakni novel Kita Pergi Hari Ini karya
Hegemoni dalam Novel Entrok Karya Okky Madasari Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie. Perbedaannya, fokus
Perspektif Hegemoni Antonio Gramsci dari Universitas penelitian terdahulu mengkaji tentang klasifikasi emosi,
Sanata Dharma. Penelitian dikaji dengan teori hegemoni sementara penelitian ini berfokus pada bentuk hegemoni
dan kontra-hegemoni Antonio Gramsci menggunakan dan kontra-hegemoni.
pendekatan struktural dan teknik deskriptif kualitatif
sebagai metode penelitian. Hasil penelitian tersebut dikaji METODE
menjadi tiga bagian, yakni struktur cerita dalam novel, Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini ialah
bentuk hegemoni, dan bentuk kontra-hegemoni. Dari segi pendekatan sosiologi sastra. Menurut Faruk (2010: 1-15)
hegemoni, ditemukan dua wilayah hegemoni yakni dari pendekatan sosiologi sastra merupakan pendekatan sastra
masyarakat sipil dengan masyarakat politik. Lalu terdapat berupa studi objektif dan ilmiah tentang manusia dalam
tahapan-tahapan bentuk hegemoni yang berupa, ancaman masyarakat, studi lembaga-lembaga, dan proses-proses
atasan terhadap bawahan, cara mempertahankan sosial. Pendekatan ini memberikan pemahaman terhadap
kekuasaan, dan strategi untuk menyingkirkan penentang. kehidupan sosial dan hubungan antara karya sastra dengan
Kemudian ada tiga bentuk kontra-hegemoni, antara lain masyarakat. Berdasarkan pernyataan tersebut dapat
Bentuk Hegemoni Dan Kontra-Hegemoni

diketahui bahwa pendekatan sosiologi sastra sangat sesuai Salah satu konsep penerapan pemikiran hegemoni
dengan rancangan dalam penelitian ini. Pendekatan di atas ialah kepercayaan populer. Kepercayaan populer adalah
digunakan untuk menganalisis bentuk hegemoni dan bentuk pemikiran awam yang telah tertanam dalam relung
kontra-hegemoni dalam novel Kita Pergi Hari Ini karya pikiran pihak yang terhegemoni, sehingga menjadi sesuatu
Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie. yang dianggap biasa. Dalam novel “Kita Pergi Hari Ini”
Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini karya Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie terdapat berbagai
adalah kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan suatu bentuk kepercayaan populer, di antaranya ialah mengenai
pendekatan dalam melakukan penelitian yang berorientasi konsep “Perompak, Perampok, dan Pengusaha Kayu.”
pada gejala-gejala yang bersifat alamiah (Nazir, 2009:159). Konsep ini telah sangat melekat dalam pikiran bangsa
Sejatinya penelitian ini menyaring data dan informasi manusia di mana manusia digambarkan mengalami
berupa penjabaran kalimat, kata-kata tertulis, atau lisan dari kesulitan mencari uang dikarenakan uang-uang tersebut
suatu individu. Dengan demikian, penelitian tersebut yang dahulu selalu bisa ditemukan di dasar laut, di bawah
digunakan untuk menginterpretasikan bentuk hegemoni tanah, dan di ranting pohon kini telah diambil perompak,
dan kontra-hegemoni pada novel Kita Pergi Hari Ini karya perampok, dan pengusaha kayu yang jahat.
Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie.
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini “Di masa lain, uang selalu bisa
adalah novel Kita Pergi Hari Ini Karya Ziggy ditemukan di dasar laut, bawah tanah, dan
Zezsyazeoviennazabrizkie. Novel tersebut pertama kali ranting pohon. Sayangnya, ketika Kota Suara
diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama pada bulan telah melupakan namanya, semua uang yang
Agustus 2021. Novel ini terdiri atas 185 halaman yang di tersedia di dasar laut sudah diambil oleh para
antaranya memuat 5 babak cerita dan 13 subbab. Alasan perompak, uang di bawah tanah diambil oleh
dipilihnya novel ini sebagai sumber data penelitian karena para perampok, dan uang di ranting pohon
baru ada satu penelitian yang meneliti novel ini. Selain itu, diambil oleh pengusaha kayu yang jahat. Jadi,
sumber konflik yang terjadi dalam novel ini sangat relevan satu-satunya jalan untuk mendapatkan uang
dengan topik penelitian yang digunakan, yakni berkaitan adalah dengan bekerja cukup keras dan
dengan hegemoni dan kontra-hegemoni. berharap perompak, perampok, atau
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini pengusaha kayu yang jahat menjadi kasihan
menggunakan teknik baca-catat. Dalam upaya padamu dan memberikanmu uang yang
pengumpulan data karya sastra, teknik ini sangat mereka rompak, rampok, atau usahakan
dianjurkan. Teknik ini dilakukan dengan membaca karya dengan jahat. Ini bukan hal yang mudah
sastra yang diteliti secara cermat, kritis, dan berulang-ulang dilakukan, dan akan membutuhkan Waktu.”
(Endraswara, 2011:162-163). Adapun langkah-langkah (Zezsyazeoviennazabrizkie, 2021:4)
yang dilakukan dalam pengumpulan data penelitian ini
dalah sebagai berikut. (1) membaca dan mengamati novel, Bentuk pemikiran awam ini merupakan salah satu
(2) menandai data, (3) menentukan data, (4) proses hegemoni dari Bangsa Kucing Luar Biasa.
mengklasifikasi data, (5) menyeleksi data, (6) menyusun Perompak, perampok, dan pengusaha kayu yang dimaksud
korpus data, dan (7) memasukan data. ini adalah para Kucing yang sengaja mengambil uang-
Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan uang tersebut demi menjadikan Kota Terapung Kucing
teknik deskriptif dan teknik analisis isi (content analysis). Luar Biasa sebagai kota yang kaya raya. Hal tersebut
Teknik analisis deskriptif mengutamakan penafsiran dari didukung dengan data berikut.
deskripsi data yang diperoleh. Dalam menganalisis novel
yang berupa teks, maka yang harus dilakukan dalam “Kucing Anatolia kemudian muncul
menganalisis isi novel tersebut ialah dengan membaca dengan ide brilian, yaitu untuk mengambil
keseluruhan teks novel secara sistematis dan lengkap, dari semua uang yang ada di lautan—mereka
awal hingga akhir cerita. kemudian dikenal sebagai Perompak, dalam
bahasa manusia. Si manis-manis bengal
PEMBAHASAN coupari menipu atau mengalihkan perhatian
manusia dengan tampang menggemaskannya
4.1 Bentuk-Bentuk Hegemoni dalam Novel Kita Pergi supaya bisa mengambil uang dari dompet atau
Hari Ini Karya Ziggy Zezsyazeoviennazabizkie
rumah mereka—mereka kemudian dikenal
4.1.1 Konsep “Perompak, Perampok, dan Pengusaha sebagai Perampok. Kucing Abisinia yang
Kayu” gagah menebang semua kayu dan
mengusahakannya untuk uang tambahan—
BAPALA, Volume 10 Nomor 1 Tahun 2023 hlm 271--285

mereka kemudian dikenal sebagai Pengusaha Bangsa Kucing Luar Biasa mengetahui fakta mengenai
Kayu yang Jahat. Sebentar saja, Kota para orang tua manusia yang tidak memiliki uang dan
Terapung Kucing Luar Biasa jadi tempat yang membutuhkan pengasuh, dan akhirnya menyajikan solusi
kaya-raya dan banyak makhluk yang datang yang menguntungkan dan disetujui kedua belah pihak.
untuk mencari pekerjaan, menjilat sedikit Dengan arti, para orang tua dengan sukarela menyerahkan
kesejahteraan, atau meminta saran.” anak-anaknya ke tangan Cara Lain, sementara orang tua
(Zezsyazeoviennazabrizkie, 2021:148) mencari uang, kemudian Cara Lain mengasuh anak-anak
tersebut selayaknya seorang pengasuh dan berusaha
Kenyataan ini mempersulit manusia untuk mencari memenangkan hati anak-anak asuhnya. Hal ini terjadi
uang, terutama bagi manusia berkeluarga. Dalam semesta pada anak-anak Keluarga Mo, yakni Mi, Ma, dan Mo yang
novel ini, bagi orang tua yang ingin mencari uang terpaksa diasuh Cara Lain bernama Nona Gigi. Contohnya seperti
meninggalkan anak-anaknya di rumah dikarenakan akan data berikut.
bahaya yang mengintai jika membawa anak-anak. Bahaya
yang dimaksud ialah para perompak, perampok, dan “Yang bisa menghentikan pertengkaran
pengusaha kayu yang dapat mencelakai anak-anak. Maka Anak Perempuan yang Sangat Rewel dan
solusi yang ada adalah dengan membiayai Pengasuh untuk Anak Lelaki yang Sangat Bandel hanya satu:
menjaga anak-anaknya. Sementara, bagi orang tua yang keranjang piknik. (Karena itulah Nona Gigi
tidak punya uang untuk membiayai Pengasuh pun memilih membawanya.)” (Zezsyazeoviennazabrizkie,
pengasuh alternatif, yakni Cara Lain. 2021:17)
Bentuk hegemoni dari Kucing Luar Biasa ini
merupakan langkah yang sangat mulus, sehingga bangsa Melalui data tersebut menunjukkan bahwa usaha
manusia akhirnya menerima kenyataan bahwa dengan Nona Gigi untuk menghentikan pertengkaran Mi dan Ma
adanya konsep “perompak, perampok, dan pengusaha dengan menunjukkan keranjang piknik yang berisi
kayu” ini bangsa manusia pun tak memiliki kuasa apa-apa. makanan lezat untuk mengalihkan kedua anak tersebut
Dengan ini, manusia yang memiliki anak dan mengalami dengan membuat mereka tergiur dengan makanan lezat.
krisis ekonomi pun mengambil langkah untuk mengutus Teknik asuhan Nona Gigi tersebut membuatnya
Cara Lain yang juga merupakan salah satu dari bentuk memperoleh kendali atas anak-anak asuhnya sehingga
kepercayaan populer atau yang ditanamkan oleh Bangsa mempermudah Nona Gigi untuk merayu anak-anak
Kucing Luar Biasa. tersebut supaya mau diajak ke kampung halamannya yaitu
4.1.2. Cara Lain sebagai Pengasuh Alternatif Kota Terapung Kucing Luar Biasa.
Cara Lain adalah simbol hegemoni dari Bangsa
Kucing Luar Biasa yang paling menonjol dalam novel Kita “… “aku akan mengajak kalian semua
Pergi Hari Ini karya Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie. makan makanan dalam keranjang piknik
Cara Lain merupakan pengasuh alternatif dari Bangsa sambil berjalan-jalan ke tempat yang sangat
Kucing Luar Biasa yang diutus oleh orang tua yang tidak hebat.”
memiliki uang untuk mengasuh anak-anaknya. Dengan Ma mendekati Nona Gigi. “Tempat hebat
adanya Cara Lain, para orang tua akhirnya memiliki seperti apa?”
kesempatan untuk mencari uang dan tak perlu Nona Gigi meletakkan tangannya di bahu
mengkhawatirkan anak-anaknya tidak dijaga. Fakta ini Ma, lalu tersenyum misterius dan berkata,
merupakan kepercayaan populer yang telah beredar di “Seperti Kota Terapung Kucing Luar Biasa.””
kalangan orang tua dan dapat dilihat melalui data berikut. (Zezsyazeoviennazabrizkie, 2021:50)

“Sangat praktis jika semua orangtua bisa Berdasarkan kutipan tersebut, reaksi Nona Gigi yang
memiliki Pengasuh, tapi tidak semua orangtua tersenyum misterius cukup memberikan kesan
memiliki cukup uang untuk membayar mencurigakan. Hal ini menunjukkan bahwa Nona Gigi
mereka. Tidak semua seberuntung Itu. Bagi sebagai Cara Lain memang sedari awal memiliki motif
orangtua yang tidak seberuntung Itu, mereka yang tidak baik, yakni membawa anak-anak asuhnya
harus mencari Cara Lain.” menuju malapetaka yang akan membahayakan nyawa
(Zezsyazeoviennazabrikie, 2021:6) anak-anak tersebut. Dalam konsep hegemoni, posisi Nona
Gigi sebagai Cara Lain tergolong dalam konsep kaum
Namun, sebenarnya eksistensi dari Cara Lain ini intelektual yang menjalankan proses hegemoni.
merupakan suatu skenario yang telah direncanakan oleh Dalam konsep kaum intelektual terbagi menjadi dua,
Bangsa Kucing Luar Biasa untuk menghegemoni manusia. yakni intelektual tradisional dan intelektual organik. Nona
Bentuk Hegemoni Dan Kontra-Hegemoni

Gigi adalah contoh intelektual tradisional di mana ia mereka hanyalah tulang. Baru tulangnya
memihak kelas penguasa yakni Bangsa Kucing Luar dikumpulkan. Aku Petugas Khusus Pengumpul
Biasa. Sejalan dengan pendapat Siswati (2017:25), Tulang Anak di Gerbong Kereta Bekas. Itu
intelektual tradisional sejatinya intelektual yang memihak pekerjaan terhormat.””
kelas penguasa atau dominan, dan cenderung tunduk dan (Zezsyazeoviennazabrizie, 2021:132)
menjustifikasi segala kebijakan kelas penguasa.
Perlakuan Nona Gigi terhadap Mi, Ma, dan Mo Berdasarkan kesaksian dari Kucing Petugas Sampah
layaknya pengasuh sendiri sejatinya adalah proses tersebut, akhirnya terungkap bahwa Bangsa Kucing Luar
penyusupan pemikiran pada anak-anak tersebut bahwa Biasa adalah makhluk yang mengonsumsi manusia baik
Cara Lain hanyalah Kucing Luar Biasa yang baik hati dan sebagai kebutuhan sandang, pangan, dan papan. Informasi
gemar mengajak anak-anak berjalan-jalan ke tempat yang yang disampaikan Kucing Petugas Sampah kepada Mi dan
menyenangkan. Hal tersebut membuat anak-anak tersebut Fufu ini pun secara tidak langsung memberikan pandangan
menaruh kepercayaan penuh pada Nona Gigi dan tingkat kepada Mi dan Fufu akan bagaimana nasib yang menanti
kewaspadaannya telah ditundukkan. kedua anak tersebut apabila keduanya terus menetap di
4.1.3. Pembudidayaan, Peternakan, dan Perbudakan Kota Terapung Kucing Luar Biasa.
Anak-Anak Manusia Bentuk hegemoni yang sesuai untuk perkara ini ialah
Dalam novel “Kita Pergi Hari Ini” karya Ziggy konsep negara integral yakni wilayah masyarakat politik
Zezsyazeoviennazabrizkie pun menghadirkan bentuk di mana manusia diperlakukan dengan kekerasan pada
hegemoni yang sangat mengerikan dari Bangsa Kucing mental dan fisik. Para korban anak-anak yang melarikan
Luar Biasa. Diceritakan bahwa Mi, Ma, Mo, beserta Anak- diri dan tidak ditangkap diceritakan berlindung dalam
Anak Tetangga Baru, Fifi dan Fufu, diajak berjalan-jalan gerbong kereta bekas lalu dibiarkan mati di sana untuk
oleh Nona Gigi menuju Kota Terapung Kucing Luar diambil tulang-belulangnya yang kemudian akan
Biasa. Dari situlah masing-masing tokoh anak-anak dijadikan sebagai bahan bangunan.
menjelajahi Kota Kucing tersebut dengan berpencar, di Kedua, menurut kesaksian dari Ma dan Fifi, Bangsa
mana Mi berjalan-jalan bersama Fufu, Ma berjalan-jalan Kucing Luar Biasa pun juga memiliki alternatif yang lebih
bersama Fifi, dan Mo anak terakhir yang masih bayi diajak halus yakni dengan memelihara anak-anak selayaknya
jalan-jalan bersama Nona Gigi. Pengungkapan tindak hewan peliharaan atau anak sendiri. Informasi ini Ma dan
hegemoni Kucing Luar Biasa ini terbagi dalam tiga Fifi peroleh dari Kucing Yang Punya. Kucing Yang Punya
perspektif yakni perspektif Mi dan Fufu, Ma dan Fifi, dan ialah jenis Kucing Luar Biasa yang memilih memelihara
Mo. anak-anak. Ketika Kucing Yang Punya mengajak Ma dan
Penjelajahan Mi dan Fufu ialah di suatu gerbong Fifi ke rumahnya, kedua anak itu diperlakukan dengan
kereta api yang sudah lama terlantarkan. Di sana mereka baik di mana keduanya diberi jamuan yang
bertemu dengan Kucing Petugas Sampah yang menyenangkan, diajak membantu di dapur, dan bahkan
bertanggung jawab mengumpulkan tulang-belulang yang diperbolehkan bermain. Hal tersebut dapat dilihat melalui
di gerbong kereta tersebut. Barulah kemudian Mi dan Fufu data berikut.
menyadari bahwa tulang-belulang tersebut adalah tulang ““Aku akan buatkan kalian jamuan yang
anak-anak yang melarikan diri dan mati di gerbong kereta menyenangkan,” katanya, sambil
bekas. melepaskan mantel biru cantiknya untuk
digantung di angkutan kayu, dan topinya
““Ada yang ditangkap dan digoreng dan untuk diletakkan di keranjang anyam. Ma
dimakan,” jelas si Kucing Petugas Sampah. mengeluh karena dia ingin Kucing Yang
“Ada yang ditangkap dan direbus dan dimakan. Punya tetap memakai pakaiannya yang
Ada yang ditangkap dan dibakar dan dimakan.” cantik itu. “Seduhan bunga-bungaan dan
(di sini Kucing Petugas Sampah menyebutkan susu, barangkali. Aku punya resep rahasia
112 cara mendapatkan tulang melalui metode untuk membuat susu mawar yang warnanya
penangkapan/pemeliharaan dan masakan yang seperti terumbu karang merah, cantik sekali.
dilanjutkan dengan proses memakan, apabila Rahasianya? Ho-ho-ho, tidak akan
dalam metode masakan tulang-tulang ini tidak kuberitahu. Tapi kalian boleh bermain di
lebih dahulu disisihkan untuk dibuat kaldu atau Ruang Anak-Anak—ada banyak mainan
dibuang), “atau, kalau memang tidak tertangkap asyik di sana. Aku akan buatkan kalian
dan termasak dan termakan, biar mereka kabur, biskuit untuk susunya. Nah! Bagaimana?
lalu mati sendiri, lalu semua daging-dagingnya Oh, tidak, tidak, barangkali lebih asyik kalau
akan kering sendiri, dan yang tersisa dari
BAPALA, Volume 10 Nomor 1 Tahun 2023 hlm 271--285

kalian menemaniku di dapur. Ayo!”” murung, wajahnya yang tirus dibungkus dengan
(Zezsyazeoviennazabrizkie, 2021:137-138) kulit yang tampak terlalu ketat untuknya.
Lengannya kurus tapi berotot, urat-uratnya
Dengan konsep memelihara anak-anak manusia ini tampak jelas sekali tercetak. Dari dekat, Mo bisa
merupakan bentuk hegemoni yang lebih ramah dan sangat melihat matanya yang teduh tapi kosong, bulu
mudah diterima oleh pihak yang dihegemoni. Hal ini matanya yang panjang dan tipis, kulitnya yang
terbukti dengan reaksi Ma dan Fifi yang merasa senang gelap dan berkilau karena keringat, bibirnya
dan nyaman dengan keberadaan Kucing Yang Punya. yang pecah-pecah, dan—terakhir—jemarinya
Dalam ranah hegemoni, perkara ini masuk dalam wilayah yang tak berkuku.” (Zezsyazeoviennazabrizkie,
masyarakat sipil dari konsep negara integral, dikarenakan 2021:129)
dengan tindak hegemoninya yang mengarah pada
kebebasan kehendak dan kesukarelaan (Faruk, 2010:153). Berdasarkan sudut pandang Mo pada data tersebut,
Dalam pemeliharaan Kucing Yang Punya, tindak remaja-remaja yang diperbudak itu terlihat menyedihkan
hegemoni yang dilakukan terhadap anak-anak manusia dengan tatapan kosong dan penampilan fisiknya yang
peliharaannya pun selalu diterima dengan baik meskipun sangat menggambarkan seorang budak. Perbudakan
anak-anak tersebut tahu kalau mereka kelak akan manusia ini tergolong dalam wilayah masyarakat politik
dibudidayakan untuk memenuhi kebutuhan sandang, karena adanya pengekangan dan pemaksaan kehendak
pangan, dan papan Bangsa Kucing Luar Biasa. Kenyataan sehingga remaja-remaja malang itu tidak memiliki kuasa
ini didukung melalui data berikut. apapun dan hanya tunduk pada kekangan Bangsa Kucing
Luar Biasa dengan keputusasaan.
““Anak-anakku,’ kata Kucing Yang Selain adanya perbudakan manusia ini, Mo
Punya dengan sedikit congkak, ‘hampir kemudian juga sengaja diperlihatkan dagangan yang ada
semuanya berusia panjang, karena mereka di sekitar dermaga oleh Nona Gigi dan Kucing Pelaut.
suka aku, dan aku suka mereka.’” Dagangan tersebut berupa makanan-makanan yang biasa
(Zezsyazeoviennazabrizkie, 2021:140) dikonsumsi oleh Kucing Luar Biasa.

Dalam naungan Kucing Yang Punya, anak-anak “Di antara cumi goreng tepung dan kepiting
peliharaannya pun sampai dibiarkan tumbuh besar seperti soka goreng tepung yang dilumur perasan jeruk
halnya anak sendiri. Dengan dirawat dengan baik, anak- nipis segar, ada juga jualan khas Dermaga Kota
anak tersebut tak pernah berpikir dan menganggap diri Terapung Kucing Luar Biasa: kuping manusia
mereka sebagai anak peliharaan dan ternak yang kelak krispi.” (Zezsyazeoviennazabrizkie, 2021:142)
akan dibudidayakan. Perlakuan halus Kucing Yang Punya
sebagai pihak yang menghegemoni ini berhasil Berdasarkan data tersebut, akhirnya Mo
menumpulkan kewaspadaan anak-anak tersebut. menyimpulkan bahwa selama ini Nona Gigi selaku
Tindak hegemoni yang terungkap melalui perspektif pengasuhnya ternyata memiliki maksud jahat untuk
Mo, ialah wilayah masyarakat politik dari konsep negara membawa Mo berserta anak-anak lainnya ke Kota
integral. Pengungkapan tindak hegemoni ini terjadi ketika Terapung Kucing Luar Biasa. Bahwa bagi Kucing Luar
Mo Yang Paling Kecil diajak Nona Gigi ke pelabuhan. Di Biasa, anak-anak manusia tak lebih hanya kebutuhan
pelabuhan, Mo bertemu dengan Kucing Pelaut yang pangan belaka. Namun tak hanya itu. Kemudian Mo juga
menceritakannya tentang sejarah dari terbentuknya Kota dibawa menuju pabrik pintalan. Seperti yang diduga,
Terapung Kucing Luar Biasa. Sejarah itu menyatakan pabrik pintalan tersebut memanfaatkan rambut manusia
bahwa Bangsa Kucing Luar Biasa melakukan perlawanan yang beraneka warna untuk dijadikan kain. Hal ini
dan berusaha menyingkirkan keberadaan manusia dari didukung dengan data berikut.
tempat tinggal mereka. Namun bagi anak-anak manusia
yang sengaja dibawa oleh Cara Lain ke Kota Terapung “Dia ditenangkan sedikit dengan dibawa
Kucing Luar Biasa justru tidak hanya dipelihara, namun ke pabrik pintalan, meski ternyata yang
juga diperbudak. Seperti halnya Kucing Pelaut yang dipintal bukan hanya bulu domba dan kapas,
merekrut manusia-manusia remaja untuk diperbudak di melainkan juga rambut manusia aneka warna.
bidang pelayaran. “Kami bisa membuatnya jadi kain yang sangat
kuat. Biasanya dijadikan layar kapal atau tas
“Dia memperhatikan seseorang remaja buru- belanja, tapi kalau warnanya bagus, dijadikan
buru berdiri dengan seutas tali digenggam erat- benang sulam.”” (Zezsyazeoviennazabrizkie,
erat di tangannya. Si remaja tampak tegang dan 2021:143)
Bentuk Hegemoni Dan Kontra-Hegemoni

baru untuk merekrut anak-anak ke Kota


Selain pabrik pintalan, Mo juga dibawa ke pabrik tas Terapung Kucing Luar Biasa untuk dibesarkan
yang sama-sama memanfaatkan kulit manusia untuk sebagai remaja tanpa karises sebagai bahan
dijadikan tas. Hal tersebut dapat dilihat melalui data bangunan—itulah yang dikerjakan Nona Gigi
berikut. sekarang.” (Zezsyazeoviennazabrizkie,
2021:149)
“Tapi di samping pabrik pintalan adalah
pabrik tas, dan mereka hanya menggunakan Bentuk penanaman hegemoni Nona Gigi dan Kucing
kualitas terbaik—sapi, babi, dan tentu saja, Pelaut kepada Mo terkait informasi sejarah Kota Terapung
manusia.” (Zezsyazeoviennazabrizkie, Kucing Luar Biasa, perbudakan, dan peternakan manusia
2021:143) ini sendiri cukup memberikan kekerasan secara mental.
Hal ini sesuai digolongkan dalam wilayah masyarakat
Seusai diajak melihat-lihat pabrik tas dan pabrik politik yang sarat kekerasan dan pemaksaan (Faruk,
pintalan, Mo kemudian dibawa Nona Gigi dan Kucing 2010:153). Tokoh Mo yang masih bayi dipaksa harus
Pelaut ke suatu peternakan yang luar biasa besar. Inilah menelan informasi-informasi mengerikan ini dalam
yang dimaksud dengan peternakan manusia yang didirikan benaknya karena kedua Kucing Luar Biasa itu yakin
oleh Bangsa Kucing Luar Biasa. Seperti bentuk hegemoni bahwa Mo dan keempat anak lainnya akan menjadi korban
sebelumnya, peternakan manusia ini juga tergolong dalam selanjutnya untuk memenuhi kebutuhan Kucing Luar
konsep negara integral yakni wilayah masyarakat politik. Biasa dan mengetahui bahwa Mo yang masih bayi tidak
Digolongkan demikian, sebab perlakuan Bangsa Kucing akan mampu berkutik atau bahkan kabur dari tempat itu.
Luar Biasa yang telah menganggap manusia sebagai 4.2 Bentuk Kontra-Hegemoni dalam Novel Kita Pergi
hewan ternak yang tak lepas dari kekerasan di mana Hari Ini Karya Ziggy Zezsyazeoviennazabizkie
manusia-manusia tersebut dipaksa diambil bagian-bagian 4.2.1. Perlawanan Pasif Anak-Anak Ternak dan
tubuhnya untuk dimanfaatkan sebagai kebutuhan sandang, Peliharaan
pangan, dan papan Bangsa Kucing Luar Biasa. Hal ini Dalam novel Kita Pergi Hari Ini karya Ziggy
didukung dengan data berikut. Zezsyazeoviennazabrizkie, diceritakan bahwa ada anak-
anak manusia terdahulu sebelum Mi, Ma, Mo, Fifi, dan
“…Peternakan cantik itu diisi manusia- Fufu datang ke Kota Terapung Kucing Luar Biasa, yang
manusia yang berkeliaran dengan wajah pernah membelot dan berusaha melepaskan diri dari
bingung, menunggu dibiakkan, diperah, atau cengkeraman Kucing Luar Biasa. Dalam ranah kontra-
disembelih.” (Zezsyazeoviennazabrizkie, hegemoni, terdapat perlawanan pasif yang merupakan
2021:145) bentuk perlawanan dari pihak yang dihegemoni terhadap
pihak penguasa, yang mana tidak melibatkan kekerasan
Setelah memperoleh informasi tentang perlakuan dan tidak berhadapan langsung pada pihak penguasa.
kejam Bangsa Kucing Luar Biasa terhadap manusia, Bentuk kontra-hegemoni yang dilakukan oleh anak-anak
akhirnya Mo mengetahui jati diri Nona Gigi yang ternak dan peliharaan dalam novel ini dapat dikategorikan
sebenarnya. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, sebagai perlawanan pasif. Berikut ini adalah salah satu
bahwa Nona Gigi adalah penjelmaan kaum intelektual contoh kutipan data yang mendukung.
tradisional dalam bentuk Cara Lain, yakni berpura-pura
menjadi pengasuh untuk memancing anak-anak dan ““Makanya, peternakan anak-anak kami
memperlakukannya seperti hewan ternak dan budak. Hal pindah ke pinggir dermaga—mereka lebih suka
ini sejalan dengan pendapat Nurholis (2019:169), bahwa ada di laut; karena mereka pikir bisa kabur,
kaum intelektual sejatinya menjalankan suatu fungsi sepertinya.”” (Zezsyazeoviennazabrizkie,
organisasional dalam pengertian luas, seperti halnya tokoh 2021:140)
Nona Gigi yang berperan sebagai pengasuh penyayang
anak-anak. Namun tujuan Nona Gigi, seperti namanya, Berdasarkan data tersebut, dengan dipindahnya
ialah untuk membesarkan anak-anak asuhnya supaya peternakan anak-anak manusia ke pinggir dermaga, anak-
menjadi remaja tanpa karises untuk diambil gigi-giginya anak manusia ternak tersebut berpikir untuk
sebagai bahan bangunan. menjadikannya kesempatan untuk dapat melarikan diri
melalui jalur laut. Dapat disimpulkan bahwa dahulu pernah
“Gigi yang paling bagus adalah gigi remaja ada anak-anak manusia yang berusaha melarikan diri dari
yang waktu kecilnya tidak banyak makan Kota Terapung Kucing Luar Biasa melalui jalur laut.
permen. Nah, muncullah lapangan pekerjaan Tindakan kontra-hegemoni yang dilakukan oleh anak-anak
BAPALA, Volume 10 Nomor 1 Tahun 2023 hlm 271--285

manusia tersebut disebut sebagai bentuk perlawanan pasif. Kelima tokoh anak-anak dalam novel Kita Pergi Hari
Selain itu juga ada pula yang kabur dan berlindung di Ini karya Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie yakni, Mi, Ma,
gerbong kereta bekas, seperti yang ditunjukkan melalui Mo, Fifi, dan Fufu, pun terlibat dalam pelaksanaan
data berikut. tindakan kontra-hegemoni di mana mereka mendiskusikan
rencana pelarian mereka secara matang-matang. Rencana
““Kenapa tidak kabur?” Mo bertanya, supaya melarikan diri kelima anak ini penulis sebut sebagai
dia tidak dibawa masuk untuk melihat dendeng Diskusi Rencana “Kita Pergi Hari Ini”. Hal ini didukung
manusia di ruang pengeringan. dengan data berikut.
“Oh, mereka kabur, kadang-kadang. Di
belakang rumah Nona Gigi ada gerbong kereta “Tapi setelah dua-tiga kali mereka
bekas—mereka sering datang ke sana, soalnya memikirkan nasib malang kembang sepatu,
itu satu-satunya benda buatan manusia yang akhirnya para anak mengangkat wajah mereka
tertinggal di sini. Kami tidak dekat-dekat tempat dan saling pandang. Dan Mo menyampaikan,
itu. Yang datang ke Kereta hanya petugas khusus dengan bahasa Prancis dalam aksen yang bisa
yang kerjaannya membersihkan gerbong kereta dimengerti bahkan bulir tepung gandum terbaik
bekas supaya tidak berkarat dan bobrok. sekalipun, plot yang dibangun anak-anak dalam
Bagaimanapun, itu tempat bersejarah.”” bahasa sunyi:
(Zezsyazeoviennazabrizkie, 2021: 145) “Kita pergi hari ini.””
(Zezsyazeoviennazabrizkie, 2021:157)
Berdasarkan data berikut, telah terkonfirmasi bahwa
terkadang ada beberapa manusia ternak yang berhasil kabur Berdasarkan data tersebut, kelima anak tersebut saling
ke gerbong kereta bekas karena gerbong itu merupakan berpandangan dengan kesepakatan bersama yang
satu-satunya benda buatan manusia yang tertinggal di Kota kemudian dikatakan oleh tokoh Mo dengan jelas bahwa
Terapung Kucing Luar Biasa yang mana adalah tempat rencana kelima anak tersebut adalah “kita pergi hari ini”.
yang bersejarah bagi bangsa Kucing Luar Biasa. Selain Sesuai dengan judul novel ini, akhirnya terungkap “kita
anak-anak ternak itu, ada juga anak-anak manusia pergi hari ini” sendiri adalah simbol perlawanan dari tokoh
perliharaan yang melarikan diri dari rumah Kucing Luar anak-anak dalam novel ini yang berusaha untuk melarikan
Biasa yang memelihara mereka, dan menjadikan gerbong diri dari Kota Terapung Kucing Luar Biasa. Dalam forum
kereta bekas sebagai tempat perlindungan. Hal tersebut diskusi perencanaan melarikan diri ini, berbagai pendapat
didukung dengan data berikut. diutarakan dari kelima anak tersebut.

“Banyak yang kabur, tidak suka rumahnya. “Ma mengingat banyak hal, karena Ma
Kabur ke sini karena tempatnya bagus dan bisa adalah anak perempuan dan mereka punya
tidur dan tidak kena hujan. Atau mereka kira Lemari berisi Laci yang menyimpan
keretanya masih jalan. Anak-anak kan banyak pengetahuan-pengetahuan berharga di kepala
yang bodoh.” (Zezsyazeoviennazabrizkie, 2021: mereka. Ma ingat bahwa Nona Gigi bilang, jika
132) mereka sangat membutuhkan bantuan, mereka
bisa berikan sebuah kancing ke kucing atau
Melalui penjelasan Kucing Petugas Sampah, trenggiling atau Pelikan Pos terdekat. Ibu-ibu
sebelumnya juga pernah ada anak-anak manusia peliharaan atau Kucing Luar Biasa akan datang membantu
Kucing Luar Biasa yang kabur lalu berlindung di gerbong mereka.
kereta bekas yang menurut anak-anak tersebut bagus, dapat “Jangan,” kata Mo, dalam bahasa Prancis
digunakan untuk tidur, dan tidak kehujanan. Sebagaimana beraksen jelek. “Tidak ada ibu-ibu di sini. Jadi,
karakter anak-anak yang polos, anak-anak yang kabur itu yang akan mengambil kancingnya adalah
mengira kereta tersebut dapat membawa anak-anak Kucing Luar Biasa. Nanti mereka makan kita.””
tersebut pergi dari Kota Terapung Kucing Luar Biasa. (Zezsyazeoviennazabrizkie, 2021:158)
Tindakan kontra-hegemoni yang dilakukan anak-anak
manusia ini sangat sesuai dikategorikan sebagai bentuk Pertama, tokoh Ma mengemukakan pendapatnya untuk
perlawanan pasif di mana anak-anak tersebut berupaya memberikan kancing kepada kucing, trenggiling, atau
menghindar dan menjauhi pihak penguasa (Taum, Pelikan Pos untuk meminta pertolongan. Namun,
2015:102). pendapatnya ditentang oleh Mo bahwa hal itu percuma
4.2.2. Perlawanan Humanistik Mi, Ma, Mo, Fifi, dan karena tidak ada ibu-ibu yang akan datang menyelamatkan,
Fufu karena kelima anak tersebut berada di Kota Terapung
Bentuk Hegemoni Dan Kontra-Hegemoni

Kucing Luar Biasa sehingga yang datang kepada kelima tidaknya suatu tindakan perlawanan mainstream untuk
anak tersebut justru adalah Kucing Luar Biasa. Alih-alih menyusun tindakan alternatif lainnya yang lebih tepat
diselamatkan, kelima anak itu akan dimakan. dilakukan
4.2.3. Perlawanan Keras Mi, Ma, Mo, Fifi, dan Fufu
“Fifi mengusulkan mereka tinggal di dalam Setelah berbagai pertimbangan dan pendapat yang telah
gerbong kereta bekas sampai ada yang ingat dimusyawarahkan, Mi, Ma, Mo, Fifi, dan Fufu pun sepakat
bahwa mereka sudah lama tidak ada di rumah, menjalankan misi “kita pergi hari ini” yang diawali dengan
tapi Fufu mengingatkan bahwa mereka sudah mencuri susu domba dari peternakan domba milik Kucing
lama tidak ada di rumah dan, sampai sekarang, Peternak terdekat untuk diminum kelima anak tersebut,
tidak ada juga yang menjemput mereka.” supaya mereka dijemput kereta air untuk kabur dari Kota
(Zezsyazeoviennazabrizkie, 2021:158) Terapung Kucing luar Biasa. Pernyataan ini didukung
melalui data berikut.
Kedua, tokoh Fifi mengusulkan untuk tetap menunggu
di gerbong kereta bekas sampai ada yang menjemput “…Fifi setuju untuk turut berpartisipasi
kelima anak tersebut. Kemudian, Fufu mengingatkan dalam menyukseskan plot mereka, yaitu: berlari
bahwasanya mereka sudah lama tidak berada di rumah, dan ke peternakan domba, ambil susunya, bawa
selama itu tak ada satupun yang menjemput. Dengan ini susunya ke gerbong kereta bekas, minum
usulan Fufu tidak dapat diterima. susunya, dan naik Kereta Air ke tempat yang
banyak cahaya.” (Zezsyazeoviennazabrizkie,
““Kalau Burung Bulbul cerita kepada Wanita 2021:163)
Cahaya, mereka bisa membawa kita ke bulan dan
balik ke rumah!” simpul Mi, yang cukup mahir Berdasarkan cuplikan data tersebut, menunjukkan
membuat simpul karena dia adalah calon bahwasanya tokoh Fifi turut berpartisipasi dalam
anggota pramuka.” (Zezsyazeoviennazabrizkie, menyukseskan misi penyelamatan diri mereka. Bentuk
2021: 159) tindakan kontra-hegemoni yang sangat sesuai dengan misi
“kita pergi hari ini” tersebut, ialah perlawanan keras karena
Ketiga, tokoh Mi berpendapat bahwa alangkah baiknya tindakan kelima anak tersebut untuk melarikan diri
untuk bercerita ke Burung Bulbul supaya ia mengharuskan mereka untuk menyusup ke peternakan
meneruskannya ke Wanita Cahaya. Lalu Wanita Cahaya domba milik Kucing Peternak untuk memperoleh susu
datang untuk membawa kelima anak tersebut pulang domba. Tindakan ini berisiko membahayakan tokoh Fifi
kembali ke rumah. Dari sekian pendapat yang telah dan Fufu yang berpartisipasi dalam pencurian susu domba,
dimusyawarahkan dan dipertimbangkan, kelima anak apabila kedua anak tersebut tertangkap basah dalam misi
tersebut pun memperoleh hasil akhir yang telah mereka pencurian mereka.
sepakati bersama yang ditunjukkan melalui data berikut. Setelah berhasil menyelamatkan diri, Mi, Ma, Mo, dan
Fufu akhirnya memperoleh kenyataan mengerikan dari ibu
“Maka mereka harus setuju bahwa yang mereka yang selama ini diam-diam telah memasrahkan
paling baik adalah minta dijemput kereta air dan atau membuang mereka ke tangan Nona Gigi untuk
menunggu sampai sebuah Jagung menjemput dimanfaatkan oleh Kucing Luar Biasa di Kota Terapung
mereka dengan sepatu daun.” Kucing Luar Biasa. Melalui pengetahuan mengerikan ini,
(Zezsyazeoviennazabrizkie, 2021:161) kemudian lahirlah tindakan perlawanan lain dari salah satu
tokoh anak-anak ini yang didukung oleh data berikut.
Berdasarkan data tersebut, kelima anak tersebut sepakat
untuk kabur dengan menunggu dijemput kereta air, karena “Pengetahuan Terlarang dalam Laci
itulah satu-satunya cara yang setidaknya memungkinkan dalam Lemari 9020, Laci 2—Cara
bagi kelima anak tersebut untuk bisa pulang. Melalui Membungkam Anak-Anak yang Tahu:
penjabaran di atas bentuk kontra-hegemoni yang sesuai Kebohongan dan Manipulasi diterbitkan secara
ialah perlawanan humanistik, di mana tokoh-tokoh anak- anonim 57 tahun dari hari kejadian ini.”
anak merencanakan upaya melarikan diri dalam forum (Zezsyazeoviennazabrizkie, 2021:182)
diskusi.
Sejalan dengan pemaparan Taum (2015:104), Berdasarkan data di atas, terhitung 57 tahun semenjak
bahwasanya perlawanan humanistik mengandalkan kejadian pelarian tersebut, tokoh Ma menerbitkan buku
pembicaraan dalam forum sebagai perenungan bersama secara anonim. Melalui buku tersebut, Ma menyingkapkan
dan mempertimbangkan matang-matang akan tepat atau rahasia gelap dari berbagai upaya ibu-ibu untuk
BAPALA, Volume 10 Nomor 1 Tahun 2023 hlm 271--285

membungkam anak-anak yang mengetahui rahasia kelam Endraswara, Suwandi. 2011. Metodologi Penelitian
di balik Cara Lain dan Kota Terapung Kucing Luar Biasa. Sastra, Epistemologi, Model, Teori, dan Aplikasi.
Tindakan kontra-hegemoni ini sesuai dengan bentuk Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
perlawanan keras di mana Ma yang telah beranjak dewasa Faruk. 2010. Pengantar Sosiologi Sastra dari
ini mempublikasikan buku yang sangat kontroversial dan Strukturalisme Genetik sampai Post-
tentunya dapat membahayakan Ma beserta ketiga anak Modernisme. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
lainnya yang terlibat dalam misi pelarian dikarenakan isu Gramedia Pustaka Utama. Kita Curhat Hari Ini bersama
yang dibahas di dalam buku tersebut. Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie, Ruhaeni Intan,
dan Teguh Afandi. Diunggah pada Desember 20,
PENUTUP 2021. Video Youtube.
Simpulan https://www.youtube.com/watch?v=RP-
RyHRf4fE
Berdasarkan hasil penelitian mengenai bentuk hegemoni
Harjito. 2014. Hegemoni Gramsci dalam Sastra
dan kontra-hegemoni dalam novel Kita Pergi Hari Ini
Indonesia: Student Hijo, Nasionalisme, dan
karya Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie dengan penerapan
Wacana Kolonial. Semarang: UPGRIS PRESS
kajian hegemoni Antonio Gramsci telah diperoleh dua
Mahadi, Maulana Ahmad. 2020. Praktik Hegemoni Dalam
simpulan. Yang pertama, terdapat tiga bentuk hegemoni
Novel Orang-Orang Proyek Karya Ahmad
yang signifikan dalam novel ini, yakni kepercayaan
Tohari. Jurnal Bapala, 7 (1).
populer, kaum intelektual, dan negara integral.
https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/bapala/arti
Kepercayaan populer ditunjukkan dengan adanya konsep
cle/view/33228
“Perompak, Perampok, dan Pengusaha Kayu” yang
Nazir, Muhammad. 2009. Metode Penelitian. Bogor:
membuktikan bahwa Kucing Luar Biasa adalah pihak yang
Ghalia Indonesia Nurholis. 2019. Pengantar
memegang tangguk kekuasaan kapitalis atas bangsa
Sosiologi Sastra. Bandung: Pustaka Setia
manusia. Kaum intelektual ditunjukkan dengan keberadaan
Patria, Nezar & Andi Arif. 2009. Antonio Gramsci:
Cara Lain sebagai agen dari pihak penguasa yang
Negara & Hegemoni. Yogyakarta: Pustaka
menjalankan proses hegemoni terhadap anak-anak manusia
Pelajar
dengan berkedok sebagai pengasuh. Konsep negara
Ratna, Nyoman Kutha. 2007. Estetika Sastra dan Budaya.
integral yang ditunjukkan dalam novel ini terbagi menjadi
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
dua wilayah; yaitu masyarakat politik, yang ditandai
Ratna, Nyoman Kutha. 2011. Teori, Metode, dan Teknik
dengan pemaksaan terhadap anak-anak manusia yang
Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
diperlakukan seperti budak hingga ditindas secara batin,
Roucek, Joseph & Rolland Warren. 2009. Pengantar
dan masyarakat sipil, yang ditandai dengan adanya
Sosiologi Sastra dari Strukturalisme Genetik
perlakuan yang lebih manusiawi terhadap anak-anak
sampai Post-Modernisme. Yogyakarta: Pustaka
manusia, sehingga pihak yang dihegemoni tidak merasa
Pelajar.
terkekang.
Santosa, Heru Wijaya dan Sri Wahyuningtyas. 2011.
Kedua, bentuk kontra-hegemoni yang dilakukan oleh
Sastra: Teori dan Implementasi. Surakarta:
pihak anak-anak manusia dalam novel ini terdiri atas tiga
Yuma Pustaka.
bentuk, yakni perlawanan pasif, perlawanan humanistik,
Simon, Roger. 2004. Gagasan-Gagasan Politik Gramsci.
dan perlawanan keras. Perlawanan pasif ditunjukkan
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
dengan adanya upaya pelarian dan perlindungan diri anak-
Siswati, Endah. 2017. Anatomi Teori Hegemoni Antonio
anak manusia di Kota Terapung Kucing Luar Biasa.
Gramsci. Translitera: Jurnal Kajian Komunikasi
Perlawanan humanistik ditandai dengan perencanaan misi
Dan Studi Media, 5 (1), Hal. 11-33.
“kita pergi hari ini” atau misi melarikan diri dalam sebuah
https://ejournal.unisbablitar.ac.id/index.php/tran
forum diskusi. Perlawanan keras ditandai dengan tindakan
slitera/article/view/355
pencurian susu domba di wilayah Kucing Peternak yang
Sugiono, Muhadi. 2006. Kritik Antonio Gramsci Terhadap
dilakukan tokoh Fifi dan Fufu sebagai bagian dari misi
Pembangunan Dunia Ketiga. Yogyakarta:
“kita pergi hari ini” dari tokoh Mi, Ma, Mo, Fifi, dan Fufu.
Pustaka Pelajar
Selain itu, perlawanan keras juga ditandai dengan adanya
Sujarwa. 2019. Model dan Paradigma Teori Sosiologi
publikasi buku kontroversial.
Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Sullivan, Sian, Andre Spicer, and Steffen Bohm. 2011.
DAFTAR PUSTAKA
Becoming Global (Un)Civil Society: Counter-
Damono, Sapardi Joko. 2020. Sosiologi Sastra. Jakarta: Hegemonic Struggle and the Indymedia Network
Gramedia Pustaka Utama Journal 14 Globalizations, 8(5), 703-717. DOI:
Bentuk Hegemoni Dan Kontra-Hegemoni

http://dx.doi.org/10.1080/14747731.2011.61757
1.
Sunarti, Juanda, dan Hajrah. 2019. Representasi Counter-
Hegemoni dalam Novel Jalan Pulang Karya
Jazuli Imam: Kajian Hegemoni Antonio
Gramsci. Disertasi: Universitas Negeri
Makassar. http://eprints.unm.ac.id/14476/
Susandi dan Wiji Agustina. 2022. Klasifikasi Emosi Tokoh
Mi, Ma, Dan Mo Dalam Novel Kita Pergi Hari Ini
Karya Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie. Jurnal
Ilmu Budaya 10 (2). Universitas Hasanuddin.
http://journal.unhas.ac.id/index.php/jib/article/vi
ew/22207
Taum, Yoseph Yapi. 2015. Sastra dan Politik
Representasi Politik Tragedi 1965 dalam Negara
Orde Baru. Yogyakarta: Universitas Sanata
Dharma.
Turner, B. S. 2010. Kamus Sosiologi. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar
Wellek, Rene dan Austin Warren. 2014. Teori
Kesusastraan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Wiharjo, Fransiska Rini. 2018. Bentuk-Bentuk Hegemoni
dan Counter-Hegemoni dalam Novel Entrok
Karya Okky Madasari Perspektif Hegemoni
Antonio Gramsci. Skripsi: Universitas Sanata
Dharma. http://repository.usd.ac.id/30919/
Wiyatmi. 2013. Sosiologi Sastra. Yogyakarta: Kanwa
Publisher.
Zezsyazeoviennazabrizkie, Ziggy. 2021. Kita Pergi Hari
Ini. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Anda mungkin juga menyukai