Abstrak
PENDAHULUAN
Setelah membaca karya sastra dari pengarang Minang ini, lalu penulis
mencoba mendapatkan tulisan-tulisan mengenai manusia harimau yang disebut
cindaku. Dari hasil studi pustaka melalui media buku ataupun internet banyak
sekali ditemukan opini tentang sejarah manausia harimau khususnya di Kerinci
dan Sumatera Barat. Namun tidak sedikit juga masyarakat modern saat ini yang
masih percaya dengan keberadaan cindaku itu. Melalui studi pustaka yang
dilakukan, penulis mengetahui bahwa cindaku adalah sebutan untuk manusia
harimau yang berasal dari daerah Sumatera Barat. Menurut kepercayaan
masyarakat Sumatera Barat, manusia memiliki hubungan batin dengan harimau.
Bahwasanya di bumi ini tumbuh suatu kepercayaan magis spritual tentang
hubungan batin tersebut, sehingganya kemudian tidak mengherankan di tengah
masyarakat Sumatera Barat ada pula yang berkeyakinan kalau memang ada
manusia harimau (uhangkayo.webs.com, 2008).
TUJUAN
METODE
1. Penyajian data
Penelitian ini disajikan dalam bentuk deskriptif yaitu dengan cara menjelaskan
hasil analisis data yang didapatkan pada proses analisis karya.
2. Kesimpulan
Bapak tiri sama dengan ayah kandung tetapi ayah tiri memiliki batasan
dalam beberapa hal, seperti menikahkan atau menjadi wali dan lain lain. Dalam
novel titisan cindaku ini, hubungan antara bapak dan anak sangat terbina baik
seperti yang di tulis penulis di halaman 47. Pada halaman ini tertulis bahwa
walaupun hanya Bapak tiri dan terkadang bersikap galak kepadanya, namun Sony
sangat menghormati. Bapak tiri Sony pun perhatian dengan Sony dia tidak ingin
anaknya terlalu manja, ini di sampaikan pada halaman 9 pada novel “Bu… Bu..
sebaiknya jangan terlalu dimanjakan si Sony itu. Dia sudah besar. Biarkan dia
sendiri yang mencuci pakaian kotornya. Sudah saatnya dia belajar mandiri” disitu
nampak seorang bapak tiri yang sayang pada anaknya, dia takut anakanya jadi
orang yang manja.
Hubungan Pertemanan
Hubungan pertemanan dalam kamus besar bahasa indonesia berarti orang
yg bersama-sama bekerja dalam berbuat. Sedangkan dalam kamus bahasa
Minangkabau pertemanan atau bakawan adalah teman biasa. Dalam novel ini
pertemanan sangat mencolok karena banyak kisah yang terjadi sewaktu mereka
bersama, sikap bantu membantu, setia kawan dan saling menjaga satu sama lain.
minangkabau tentang dunia gaib dan dunia nyata yang dijembatani oleh
perwujudan “manusia harimau atau cindaku “ yang tidak nampak secara fisik.
Dalam akal pemikiran masyarakat Minangkabau dan juga sebagai pembatas gerak
rimba. seperti tidak berkata kasar di dalam rimba , dan bagaimana cara untuk
bebas atau antisipasi sewaktu bertemu atau bepapasan dengan harimau sewaktu
cara mengusir harimau dan bagaimana agar harimau itu tidak mengejar dan
menerkam manusia dan mitos cindaku juga mengajarkan kepada masyrakat agar
tidak melakukan perjalanan sendirian di malam hari agar tidaklah terjadi hal-hal
transformatif itu bisa terpadu dalam satu mitos, atau bisa juga terwujud dalam
versi baru pada mitos yang sama seperti disampaikan dalam novel-novel baru
seperti novel Titisan Cindaku yang saya jadikan bahan skripsi saya dan juga
seperti film-film sinetron yang ada berkembang padasaat kini seperti film manusia
seramnya hutan rimba yang ada di wilayah hutan sumatra khususnya sumatra
barat karena banyaknya harimau liar berkeliaran disana. jadi bisa di pahami juga
bahwa mitos cindaku tersebut bisa di sebarkan agar masyarakat tidak melakukan
hunian hewan bisa tetap terjaga dan juga agar tidak ada yang melakukan
daerah tersebut
Tokoh utama dalam novel ini adalah Sony Hal ini dibuktikan dengan
dominasi tokoh Sony dalam novel, tokoh yang kedua adalah irfan, ketiga adalah
Vira, keempat adalah Upik, kelima Mak Minah (ibu Sony) .Tokoh yang akan
dibicarakan dalam analisis ini adalah tokoh utama dan tokoh bawahan
berdasarkan fungsinya masing-masing. Tokoh utama adalah tokoh yang
memegang peranan penting dalam intensitas keterlibatan yang besar dalam
peristiwa-peristiwa yang membangun cerita, sedangkan tokoh bawahan adalah
tokoh yang tidak sentral namun kehadirannya sangat diperlukan untuk menunjang
atau mendukung tokoh utama. Namun hanya beberapa tokoh saja yang diambil
karena berhubungan dengan kepentingan penelitian ini.
1.Sony
Sony digambarkan dalam novel ini adalah pemuda yang biak,hal tersebut
digambarkan di dalam novel ini sebagai seorang pemuda sederhana dan setia
kawan
2.Irfan
3.Vira
Dalam novel ini sosok Vira digambarkan seorang gadis cantik yang baik
hati, disayang teman-temannya dan ia adalah seorang wanita idola di kampusnya
4.Upik
Dalam novel ini karater Upik adalaah seorang teman yang baik,yang suka
menolong teman-temannya.
Di sini mak minah digambarkan sebagai ibu yang baik hati, sangat
memanjakan, dan sangat khawatir dengan perkembangan anaknya
Latar
Sebuah cerita pada hakikatnya ialah peristiwa atau kejadian yang menimpa
atau dilakukan oleh satu atau beberapa orang tokoh pada suatu waktu tertentu dan
pada tempat tertentu. Menurut Nadjid (2003:25) latar ialah penempatan waktu dan
tempat beserta lingkungannya dalam prosa fiksi. Menurut Nurgiyantoro
(2004:227-233) unsur latar dapat dibedakan ke dalam tiga unsur pokok, antara
lain sebagai berikut.
a. Latar Tempat
Latar tempat yang kedua adalah di daerah Bukit Tinggi . dalam novel ini
digambarkan Bukit tinggi adalah tempat si tokoh utama menuntut ilmu di sebuah
perguruan tinggi di daerah tersebut. Latar tempat yang ketiga adalah di kelok 44
(ampek puluah ampek) disini tempat awal terjadinya misteri dalam novel tersebut
Latar tempat keempat adalah tempat yang menjadi tempat dimana klimaks
cerita di dalam novel ini terjadi . tempat itu berada di puncak lawang, salah satu
tempat wisata yang indah di daerah agam.
Latar Waktu
Pada novel ini tidak dijelaskan tahun dan bulan kapan cerita ini bermula
kita hanya bisa mengambarkan tahunnya dari beberapa benda yang ada di cerita
seperti penggambaran motor mio yang di sebut pada halaman 13 seperti ini :
Pada kutipan di atas terdapat nama merk sebuah kendaraan dari salah satu
pabrikan kendaraan bermotor, dari situ kita bisa menggambarkan tahun yang ada
di novel tersebut .
Pada kutipan tersebut digambarkan motor mio tersebut dirilis pada tahun
2003 . jadi bisa di gambarkan bahwa latar waktu yang di pakai disini pada tahun
2003 .karena pada tahun itu motor mio menjadi primadona motor metic untuk
wanita pada tahun tersebut
Latar Sosial
Dalam novel ini sosial masyarakat sangat terasa . digambarkan pada novel
ini penduduk saling bergotong royong dalam mencari Vira dan Upik yang diculik
Cindaku dan di bawa lari ke dalam hutan rimba
Sebagai sebuah novel yang sarat dengan nilai sosial, novel Titisan Cindaku
karya Eni Setiati sangat cocok didekati dengan pendekatan sosiologi sastra.
sosiologi sastra sebagai studi ilmiah dan objektf mengenai manusia dalam
masyarakat, studi mengenai lembaga, nilai-nilai dan proses-proses social yang ada
dalam masyarakat.
tampak pada novel itu dengan keadaan sebenarnya yang ada di sosial
yang ada dalam novel tersebut menggambarkan sosial budaya masyarakat Lubuak
Basuang sejak dari adanya mitos Cindaku ini hingga saat ini. Hal ini dibuktikan
bermasyrakat, saling menjaga nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku dan lain
novel tersebut.
Persahabatan dan kesetiaan Ifan dan Vira kepada Soni sangat kuat, ini
tergambar dari perilaku Ifan dan Vira yang tetap mengunjungi Soni di hutan,
walaupun ia telah berubah menjadi Cindaku
Persahabatan ini juga digambarkan pada sosok, Ifan yang mau menanggung dosa
temannya, dengan menikahi Vira yang tengah hamil buah cinta kasihnya dengan
Soni. Untuk menutupi aib temannya, Irfan rela menjadi suami pura-pura Vira atas
permintaan sahabatnya Soni.
sebagai doktrin atau dianggap sebagai pesan yang perlu dijalankan dan sangat di
seperti tidak berkata kasar di dalam rimba , dan bagaimana cara untuk bebas atau
perjalanan di dalam hutan rimba. Antisipasi ini seperti bagaimana cara mengusir
harimau dan bagaimana agar harimau itu tidak mengejar dan menerkan manusia
dan mitos cindaku juga mengajarkan kepada masyrakat agar tidak melakukan
perjalanan sendirian di malam hari agar tidaklah terjadi hal-hal yang tidak
diinginkan.
Perilaku amarah dan main hakim sendiri dapat dilihat pada klimak cerita ini
dimana ketika Vira belum juga ditemukan, Sony berinisiatif memasang jebakan
untuk menangkap babi hutan di sekitar menghilangnya Vira. Semua warga
berkumpul di rumah Datuk Sati. Malam itu sungguh sangat mencekam, semua
orang berjaga sampai jam 3 subuh. Ketika melihat jebakan kembali, di sudut lain
terdengar suara kentongan warga, tak disangka seorang bapak paruh baya
ditemukan terikat di jebakan tersebut dan bapak tersebut di arak ke rumah Datuk
Sati dan dihakimi karena dia dikira Cindaku karena mukanya berbulu belang
lebat seperti harimau.
kesetiaan Vira kepada Soni membawanya pada lembah dosa yang lebih
dalam lagi. Mereka melakukan zina hingga Vira hamil. Dosa ini mereka tutupi
dengan memohon pada Irfan untuk menjadi suami Vira agar aib mereka tidak
terbongkar. Perilau asmara membuta yang berujung pada tindakan zina yang
kemudian diikuti dengan dosa-dosa lainnya terus berlanjut
Latar belakang atau penyebab tidak adanya kebahagiaan dalam perkawinan karena
landasan perkawinan yang dibangun bukan atas dasar agama, tetapi atas dasar
persahabatan yang berlebihan, walaupun itu bertentangan dengan norma-norma
agama yang berlaku. Kehidupan dibawah kepura-puraan ini menyebabkan
rusaknya sendiri kesucian perkawinan itu sendiri, sehingga pelakunya akan selalu
dihantui perasaan tidak bahagia dalam perkawinannya.
KESIMPULAN
Dalam novel titisan cindaku ini kita bisa melihat berbagai macam aspek –
aspek sosial yang ada di masyarakat . seperti Sifat amarah dan main hakim sendiri
serta hidup dalam kepura-puraan, hal- hal ter sebut tidak akan pernah bisa
membuat kita dapat mencapai tujuan yang diinginkan dalam persabatan maupun
keluarga dan yang muncul malah pertikaian anatara sahabat dan anggota keluarga.
Pernikahan tanpa landasan agama yang bertujuan menutupi aib tidak akan pernah
menghadirkan sebuah kebahagian dalam rumah tangga namun yang terjadi malah
sebaliknya yaitu kesengsaraan salah seorang diantara keduanya dan jika terus
berlanjut, berikut akan ditanggung oleh keturunannya. Perbuatan dosa dalam
beragama akan menyengsarakan diri sendiri baik didunia maupun di akhirat. Juga
hal tersebut berakibat pada orang lain. Perilaku tersebut diatas dalam kehidupan
sosial adalah hal-hal yang bakal merugikan kehidupan sosial itu sendiri.
Di dalam novel tersebut kita bisa melihat tingkah laku anak muda zaman sekarang
yang sudah melupakan mitos-mitos yang berkembang di masyarakat sehingga
merekan berbuat seenaknya dan juga kita dapat melihat tingkah laku tokoh utama
yang tidak mengindahkan nasihat orangtuanya .dan akhirnya banyak ragedi yang
terjadi karen satu larangan yang di bantah
Nilai – nilai sosial sangat penting dimasyarakat agar nilai-nilai dan budi
perkerti masyarakat dapat terjaga dengan baik, karena budi pekerti sangat
berperan elok di tengah masyarakat .Dalam mitos cindaku yang terdapat pada
novel titisan cindaku tersebut menggambarkan keseraman mahluk jadi-jadian
yang menyerupai harimau sumatra ini, ketakutan dan cekaman dari cindaku itu
sangat terasa kuat.
Astuti .S. 2012. Pola Relasi Sosial Masayarakat Agraris diakses dalam
Jalasutra.
Bulfinch, Thomas (2004), Bulfinch's Mythology, Whitefish: Kessinger
Honko, Lauri (1984), "The Problem of Defining Myth", in Alan Dundes, Sacred
Putra, Miko Juni. 2006. “Biografi dan Dokumentasi Cerita Tentang Ungku Saliah
Rahmad, Wahyudi. 2012. “Sosial Budaya Cina Dalam Kaba Siti Kalasun
Saydam, Gouzali. Drs Bc. TT. 2004. Kamus Lengkap Bahasa Minang ( Bagian
Sastra Unand.