Anda di halaman 1dari 19

TIM PENYUSUN:

Kata Pengantar
MGMP SENI BUDAYA SMP Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
terselesainya penyusunan Suplemen Seni Budaya untuk SMP.
Pembina: Harapan kami buku ini dapat menjadi salah satu alat atau media
untuk mempersiapkan siswa mengahadapi tantangan kehidupan
Drs. Sukristiono S.S, M.Si.
secara mandiri dan berkarakter.
Kurikulum 2013 dirancang untuk memperkuat kompetensi
Editing Naskah: siswa dari sisi pengetahuan,keterampilan, dan sikap secara utuh.
M. Agus Salim, S.Pd. Keutuhan tersebut menjadi dasar dalam perumusan kompetensi
Layout: dasar tiap mata pelajaran, sehingga kompetensi dasar tiap mata
M. Agus Salim, S.Pd. pelajaran mencakup kompetensi dasar kelompok sikap,
Penelaah: Tim MGMP kompetensi dasar kelompok pengetahuan, dan kompetensi dasar
kelompok keterampilan. Semua mata pelajaran dirancang
mengikuti rumusan tersebut.
Penyusun berusaha menyajikan buku medali dengan
menekankan pada kompetisi yang dipahami, diketahui, dan
Penulis Naskah: dilakukan siswa sebagai hasil belajar mata pelajaran seni budaya.
Penyusunan buku medali dimaksudkan untuk digunakan guru dan
M. Agus Salim, S.Pd. Nazula siswa dalam proses belajar mengajar di sekolah ataupun pada saat
siswa belajar secara mandiri maupun kelompok di luar kelas atau di
Widhiastuti, S.Pd. Sriyanti S.Pd rumah. Semoga buku medali ini memenuhi harapan guru, siswa
Choirun Nadip, S.Pd. serta orang tua untuk dapat memberikan bimbingan dan
meningkatkan daya kreativitas dan inovatif, serta dapat dijadikan
media belajar secara mandiri bagi siswa.
Akhir kata penyusun mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu penyelesaian buku medali ini.
Kritik dan saran dari rekan rekan guru seni budaya serta pembaca,
kami nantikan demi kemajuan dan kesempurnaan buku medali ini
pada penyusunan berikutnya.

Tim Penyusun
MGMP SENI BUDAYA
BAB I
RAGAM HIAS PADA BAHAN BUATAN

3.3 Memahami prosedur penerapan ragam hias pada bahan buatan


4.3 Membuat karya dengan berbagai motif ragam hias pada bahan buatan

Penerapan ragam hias flora, fauna, dan geometris pada bahan tekstil banyak dijumpai di
berbagai daerah di Indonesia. Penerapan ragam hias pada bahan tekstil dapat dilakukan dengan
cara membatik, menenun, membordir, menyulam dan melukis. Tekstil adalah bahan yang berasal
dari serat yang diolah menjadi benang atau kain sebagai bahan untuk pembuatan busana dan
berbagai produk kerajinan lainnya. Bahan tekstil dibuat dengan menjalin benang pakan dan lungsi
dengan beragam pola jalinan. Alat yang digunakan untuk membuat bahan tekstil bisa dilakukan
dengan alat tenun tradision maupun yang modern.
A. Jenis dan Sifat Bahan Tekstil
Bahan tekstil memiliki keanekaragaman jenis dan bahan dasar yang berasal dari alam
maupun buatan. Bahan dasar tekstil akan mempengaruhi sifat dari bahan tekstil yang telah
diproduksi. Jenis tekstil dapat diketahui dari perbedaan jenis benang dan permukaan
teksturnya. Benang dibuat dari bahan alam atau bahan buatan. Pada dasarnya serat tekstil
berasal dari tiga unsur utama, yaitu serat yang berasal dari alam (tumbuh-tumbuhan dan
hewan), serat buatan (sintetis) dan galian (asbes, logam).
 Serat alam yang berasal dari tumbuh-tumbuhan antara lain: kapas, lenan, rayon, nenas,
pisang. Serat alam yang berasal dari hewan yakni: dari bulu beri-beri, adapun bahan yang
berasal dari serat tersebut adalah bahan wol.sedangkan serat dari ulat sutra menghasilkan
bahan tekstil sutra
 Serat buatan (termoplastik) merupakan bahan tekstil yang berasal dari serat buatan ini
adalah berupa Dacron, polyester, nylon.
 Serat galian adalah bahan yang berasal dari dalam tanah, contoh asbes dan logam, benang
logam, bahan asbes banyak digunakan untuk sumbu kompor minyak tanah, untuk mengisi
aneka bunga yang berasal dari bermacam-macam bahan tekstil seperti: stoking, nylon, tula
dan bahan rajutan.
 Serat logam lebih banyak digunakan untuk membuat bermacam-macam jenis benang,
seperti, benang emas, benang perak, tembaga, aluminium, selain itu ada pula benang
logam yang dilapisi dengan plastik.
Benang katun dibuat dari kapas. Benang sutera dibuat dari serat yang berasal dari
kepompong ulat sutera. Kain wol dibuat dari bulu domba. Bahan benang buatan misalnya
dakron, polyester dan nilon digunakan untuk membuat tekstil dengan jenis tertentu. Bahan
benang yang lain, misalnya serat agel dan serat rami, digunakan untuk produk tekstil yang
lain, seperti tas dan makrame. Jenis-jenis bahan tekstil ini memiliki sifat yang berbeda-beda,
sebagai berikut:
 Katun memiliki sifat menyerap air, mudah kusut, lentur, dan dapat disetrika dalam
temperatur panas yang tinggi.
 Wol memiliki sifat sangat lentur, tidak mudah kusut, dapat menahan panas, apabila
dipanaskan menjadi lebih lunak.
 Sutera memiliki lembut, licin, berkilat, lentur, dan kuat. Bahan sutera banyak menyerap air
dan memiliki rasa sejuk apabila digunakan.
 Tekstil dari bahan dacron, polyester dan nilon memiliki sifat tidak tahan panas, tidak
mudah kusut, tidak perlu disetrika, kuat, dan jika dicuci cepat kering.
 Bahan tekstil yang berasal dari brokat, lame dan songket ini mudah berubah warna, tidak
mudah kusut, kurang menyerap air, tidak tahan temperatur setrika yang tinggi.
B. Jenis dan Bahan Pewarna Tekstil
Bahan tekstil dapat diberi warna baik dari bahan pewarna alami maupun buatan.
Masing-masing bahan pewarna ini memiliki sifat dan jenis yang berbeda-beda.
Zat warna alam (natural dyes) adalah zat warna yang diperoleh dari alam/tumbuh-
tumbuhan baik secara langsung maupun tidak langsung. Pewarna alam dihasilkan dari ekstrak
akar-akaran, daun, buah, kulit kayu dan kayu. Pewarna alami misalnya soga dan kesumba.
 Soga merupakan bahan pewarna alami yang berasal dari pohon soga. Bahan yang berasal
dari kulit soga jambal berwarna merah sawo, sedangkan kulit pohon soga tengeran
menghasilkan warna kuning, soga tinggi menghasilkan warna merah.
 Kayu kuning (cudranis javanenses) menghasilkan warna kuning.
 Alpokat menghasilkan warna hijau dan cokelat.
 Jati dan secang penghasil warna merah.
 Mengkudu atau pace menghasilkan warna cokleat.
 Kesumba menghasilkan warna oranye.
Pewarna buatan (sintetis) dibuat dari bahan kimia, misalnya naptol dan indigosol.
Jenis pewarna naptol digunakan dengan teknik celup, sedangkan pewarna indigosol dapat
digunakan dengan teknik celup atau colet (lukis). Bahan pewarna buatan memiliki sifat tidak
mudah luntur dan tahan terhadap sinar matahari. Sebaliknya, pewarna alami memiliki sifat
mudah luntur dan mudah pudar karena tidak tahan terhadap sinar matahari.
Kesumba sebagai pewarna tekstil alami Bahan Pewarna alami Batik

C. Teknik Menggambar Ragam Hias Pada Bahan Tekstil


Penerapan ragam hias pada bahan tekstil dilakukan dengan teknik yang berbeda-beda,
misalnya sulam, batik, sablon, tenun ikat, bordir, dan songket.
1. Menyulam
Menyulam merupakan salah satu teknik menggambar yang bertujuan untuk dekoratif
dengan menggunakan alat jahit seperti jarum sulam, benang, pemidangan. Selain benang,
hiasan untuk sulaman atau bordir dapat menggunakan bahan-bahan seperti potongan
logam, mutiara, manik-manik, bulu burung, dan payet.
Bordir atau sulaman adalah hiasan yang dibuat di atas kain atau bahan-bahan lain dengan
jarum jahit dan benang. Selain benang, hiasan untuk sulaman atau bordir dapat
menggunakan bahan-bahan seperti potongan logam, mutiara, manik-manik, bulu burung,
dan payet. Di antara jenis tusukan yang umum dikenal dalam menyulam adalah tusuk
rantai, tusuk jelujur, tusuk kelim, dan tusuk silang. Selain dijahit dengan tangan, sulaman
dibuat dengan mesin jahit dan Mesin Bordir komputer.
Kain dan benang yang dipakai untuk seni bordir berbeda-beda menurut tempat dan negara.
Sejak ribuan tahun yang lalu, kain atau bedang dari wol, linen, dan sutra sudah dipakai
untuk membuat sulaman. Selain benang dari wol, linen, dan sutra, sulaman modern
menggunakan benang sulam dari katun atau rayon.
Sulam pita adalah sulaman yang menggunakan pita berbagai ukuran dan bahan untuk
membuat motif-motif bunga. Pita memberi efek tiga dimensi karena ukuran pita lebih
besar dari benang.
Hasil sulaman pita juga lebih dekoratif karena bahan pita yang lebih beragam.
Hasil akhir sulaman dapat dibedakan menjadi:
a. Sulam datar: hasil sulaman rata dengan permukaan kain
b. Sulam terawang (kerawang): hasil sulaman berlubang-lubang, misalnya untuk taplak
meja dan pinggiran kebaya
c. Sulam timbul: hasil sulaman membentuk gelombang di permukaan kain sesuai lekuk
gambar.
2. Teknik Batik
Membatik adalah cara membuat/menggambar motif pada kain atau bahan yang lain
dengan sistem tutup dengan bahan malam, cetak dan celup dengan warna. Batik tulis
menggunakan canting, batik cetak menggunakan cetakan, batik celup menggunkan ikatan.
Teknik batik adalah teknik yang dilakukan dengan cara mewarnai kain yang telah ditutupi
lilin membentuk motif dan pola tertentuk.
Macam teknik dalam membatik yaitu;
a. Teknik Canting Tulis
Teknik canting tulis adalah teknik membatik dengan menggunakan alat yang disebut
canting (Jawa). Canting terbuat dari tembaga ringan dan berbentuk seperti teko kecil
dengan corong di ujungnya. Canting berfungsi untuk menorehkan cairan malam pada
sebagian pola. Saat kain dimasukkan ke dalam larutan pewarna, bagian yang tertutup
malam tidak terkena warna. Membatik dengan canting tulis disebut teknik membatik
tradisional.
b. Teknik Celup Ikat
Teknik celup ikat merupakan pembuatan motif pada kain dengan cara mengikat
sebagian kain, kemudian dicelupkan ke dalam larutan pewarna. Setelah diangkat dari
larutan pewarna dan ikatan dibuka bagian yang diikat tidak terkena warna. Namun kini
celup ikat tidak hanya dapat dilakukan dengan cara dicelup, tapi dapat juga dilakukan
dengan cara disiram, disuntik, spray, dan lain-lain. Celup ikat menggunakan tali,
benang, dan karet sebagai bahan penghambat atau perintang warna. Celup ikat dikenal
dibeberapa daerah di Indonesia dengan nama jumputan, tritik (Jawa Tengah dan
Yogyakarta, Sasirangan (Banjarmasin), dan Pelangi (Palembang).
c. Teknik Printing dan Teknik Cap
Teknik printing atau cap merupakan cara pembuatan motif batik menggunakan canting
cap. Canting cap merupakan ke pingan logam atau pelat berisi gambar yang agak
menonjol. Permukaan canting cap yang menonjol dicelupkan dalam cairan malam (lilin
batik). Selanjutnya, canting cap dicapkan pada kain. Canting cap akan meninggalkan
motif. Motif inilah yang disebut klise. Canting cap membuat proses pemalaman lebih
cepat. Oleh karena itu, teknik printing dapat menghasilkan kain batik yang lebih banyak
dalam waktu yang lebih singkat.
Berbeda dengan batik cap, batik sablon printing ini hanya satu sisi kain mori saja yang
mengalami proses pewarnaan. Sehingga warna dari batik sablon printing ini relatif lebih
mudah pudar. Kelebihan dari batik sablon printing adalah kecepatan dalam
produksinya, karena sekali cetak satu warna hanya membutuhkan waktu 5 menit
dengan hasil sesuai dengan ukuran plangkan yang digunakan. Selain itu motif batiknya
juga bisa lebih detail. Teknik batik sablon printing umumnya digunakan oleh produsen
batik untuk memenuhi seragam dalam jumlah yang cukup besar, sehingga biaya
produksinya bisa lebih hemat.
d. Teknik Colet
Batik Tulis Warna. Motif batik juga dapat dibuat dengan teknik colet. Motif yang
dihasilkan dengan teknik ini tidak berupa klise. Teknik colet biasa disebut juga dengan
teknik lukis, merupakan cara mewarnai pola batik dengan cara mengoleskan cat atau
pewarna kain jenis tertentu pada pola batik dengan alat khusus atau kuas. Hasil karya
dari batik colet sangat di pengaruhi oleh cita rasa, kreatifitas dan ketelatenan (skill)
maupun kombinasi warna dari pelukis batik ini. Ketika semakin kecil, rumit dan detil
gambar(warna) yang di hasilkan oleh pelukis batik, dengan sendirinya akan semakin
tinggi nilai seni dan nilai jual dari batik colet ini(jangan heran kalau anda melihat harga
sebuah karya batik dengan harga yang begitu mencengangkan).
3. Teknik Sablon
Sablon adalah sebuah teknik untuk menggambar diatas bahan dengan bentuk yang kita
kehendaki. Proses penyablonan menggunakan screen sablon dan rakel sablon dalam proses
pengerjaannya.
Teknik cetak dalam menghias bahan tekstil sesungguhnya sudah merupakan insdustri.
produksi tekstil yang dihasilkan menjadi lebih cepat dan harganya menjadi lebih murah.
meskipun demikian, desain motif yang dibuat sebelum proses produksi tetap merupakan
karya seni rupa. desain inilah yang kemudian disalin dan direproduksi menjadi komoditas
industri
Teknik cetak pada tekstil bermacam-macam. yang paling banyak dikenal di lingkungan
industri tekstil adalah teknik cetak saring dan teknik cetak rotary. teknik cetak saring
(disebut juga dengan teknik sablon) menggunakan screen printing yang telah berisi motif.
cat tekstil kemudian dituangkan ke dalam cetakan tersebut dan digunakan untuk mencetak
kain yang sudah dipersiapkan di atas meja besar sebagai alas
4. Teknik Tenun
Tenun ikat adalah karya tenun berupa kain yang ditenun dari helaian benang pakan atau
benang lungsin yang sebelumnya diikat dan dicelupkan ke dalam zat pewarna alami. Alat
tenun yang dipakai adalah alat tenun bukan mesin.
Teknik Tenun merupakan teknik dalam pembuatan kain yang dibuat dengan prinsip yang
sederhana, yaitu dengan menggabungkan benang secara memanjang dan melintang.
Dengan kata lain bersilangnya antara benang lusi dan pakan secara bergantian. Kain tenun
biasanya terbuat dari serat kayu, kapas, sutra, dan lainnya.
Pembuatan kain tenun ini umum dilakukan di Indonesia, terutama di daerah Jawa,
Sumatera, dan Kalimantan. Biasanya produksi kain tenun dibuat dalam skala rumah
tangga. Beberapa daerah yang terkenal dengan produksi kain tenunnya adalah Sumatera
Barat, Palembang, dan Jawa Barat. Seni tenun berkaitan erat dengan sistem pengetahuan,
budaya, kepercayaan, lingkungan alam, dan sistem organisasi sosial dalam masyarakat.
Karena kultur sosial dalam masyarakat beragam, maka seni tenun pada masing-masing
daerah memiliki perbedaan. Oleh sebab itu, seni tenun dalam masyarakat selalu bersifat
partikular atau memiliki ciri khas, dan merupakan bagian dari representasi budaya
masyarakat tersebut. Kualitas tenunan biasanya dilihat dari mutu bahan, keindahan tata
warna, motif, dan ragi hiasannya.
5. Teknik Bordir
Bordir adalah hiasan yang dibuat di atas kain atau bahan-bahan lain dengan jarum jahit dan
benang. Perbedaan bordir dan sulaman terdapat pada alat yang digunakan pada sulaman
menggunakan tangan sedangkan bordir menggunakan mesin bordir.
6. Teknik Songket
Teknik songket adalah teknik tenun menggunakan benang emas atau benang perak. Selain
benang emas atau perak, ada jenis benang sutera yang berwarna, ada yang menggunakan
benang sulam, ada yang menggunakan benang katun berwarna dan sebagainya. Tetapi
semua jenis benang tersebut dipergunakan untuk menghias permukaan kain tenun,
bentuknya seperti sulaman dan dibuat pada waktu yang bersamaan dengan menenun dasar
kain tenunnya.
7. Teknik Rajut
Merajut (knitting) adalah metode membuat kain, pakaian atau perlengkapan busana dari
benang rajut. Berbeda dari menurun yang menyilangkan dua jajaran benang yang saling
tegak lurus, merajut hanya menggunakan sehelai benang. Sebaris tusukan yang sudah
selesai dipegang di salah satu jarum rajut sampai dimulainya tusukan yang baru. Merajut
dapat dilakukan dengan tangan ataupun mesin. Ada berbagai jenis gaya dan teknik
merajut. Teknik dasar dalam merajut adalah tusuk atas dan tusuk bawah. Tusuk atas
dilakukan dengan cara mengaitkan benang dari arah depan, sementara tusuk bawah adalah
mengait benang dari arah belakang. Hasil rajutan memiliki pola seperti huruf v yang
bersambungan. Perajutan datar yang dilakukan memakai dua jarum rajut atau jarum
melingkar. Hasilnya berupa kain lurus dan mendatar (persegi panjang). Perajutan
melingkar yang dilakukan memakai jarum rajut berujung dua atau jarum melingkar.
Hasilnya berupa kain berbentuk silinder seperti kaus kaki dan lengan baju hangat.
Berbagai jenis jarum rajut serta ukuran benang dipakai untuk menghasilkan rajutan dengan
bentuk yang berbeda-beda. Produk garmen yang dibuat dari hasil rajutan, misalnya: baju
hangat, syal, selimut, topi. kaus kaki, hingga blus, gaun dan tunik. Teknik merajut dengan
sebatang jarum rajut disebut merenda (crochet). Pada dasarnya, merenda dan merajut
sama-sama bertujuan mengait benang melalui lubang tusukan yang ada, namun
menggunakan teknik rajutan dan jarum yang berbeda. Jarum untuk merenda disebut jarum
renda atau hakpen (dari bahasa Belanda: haakpen) yang memiliki pengait pada ujungnya.
D. Macam Macam Motif Batik di Indonesia
1. Motif tersebut antara lain:
a. Motif kawung pada kain batik jogyakarta
b. Motif paksi naga liman pada kain batik Cirebon
c. Motif bilik sisi kembang pada kain batik garut
d. Motif buketan pada kain batik pekalongan
e. Motif kaligrafi pada kain batik jambi
f. Motif lokal yang diambil dari seni ukir asmat pada kain batik papua.
2. Keunikan motif hias nusantara
Keunikan motif motif hias batik nusantara dapat dilihat dari.....
a. perbedaan latar belakang budaya
b. letak geografis
c. adat istiadat
d. lingkungan alam
Berikut ini contoh keunikan kain batik dari daerah jogyakarta, cirebon, jambi, dan
kalimantan timur adalah:
a. Batik dari jogyakarta(Batik Pedalaman)
Menampilkan simbol-simbol falsafah kerajaan jawa.
berikut ini adalah nama kain batik dari daerah jogyakarta berserta simbolnya.
 motif sidomukti yang melambangkan kebahagiaan dan kasih sayang
 motif trumtum yang melambangkan tumbuhnya cinta kasih
 motif pisan bali yang melambangkan harapan akan keselamatan, dan kebahagiaan.
b. Batik Cirebon (Batik Pesisiran)
 motif paksi naga liman
 singa barong
 taman arum dan naga seba.
motif hias dari cirebon umumnya tersusun secara horizontal dalam tiga jalur
c. Batik Jambi
Motif batik jambi umumnya dibuat dengan susunan warna yang sederhana, warna -
warna itu antara lain, biru, kream, hitam dan merah.
motif hias yang digunakan adalah motif hias flora, fauna dan geomertris dalam ukuran
kecil.
contoh motif jambi adalah motif durian pecah dan motif stilasi flora dan fauna.
d. Batik Kalimantan timur
ciri khas batik dari kalimantan timur adalah penggunaan warna-warna yang cerah.
warna-warna yang digunakan adalah merah, hitam, kuning, hijau dan biru.
motif hiasnya adalah motif patung dan tameng.
3. Apresiasi terhadap keunikan motif hias batik nusantara
Apresiasi adalah kesadaran akan nilai-nilai seni budaya daerah. Memberikan penilaian
terhadap suatu karya seni merupakan salah satu bentuk apresiasi.
Apresiasi terhadap keunikan motif hias nusantara dapat dilihat dari :
a. daerah asal batik
b. motif hiasnya
c. warna batiknya
d. tehnik pembuatannya.
Berbagai jenis motif batik di Indonesia
a. Batik Pedalaman
Batik pedalaman diidentikkan dengan Yogya dan Solo yang kuat tradisi
kratonnya. Kreasi batik bermula dari kraton yang mengembangkan tekstil tradisional
sebagai lambang kekuatan, kekuasaan dan tingginya mistis yang berkembang. Makna
batik bermula dari bahasa jawa “amba” artinya menulis dan titik(nitik) membuat titik-
titik. Jadi khas batik itu terletak pada titik-titik yang bisa dikembangkan secara lebih
luas menjadi motif ragam hias.
Ciri khas pedalaman adalah pada pewarnaan yang tidak terlalu ramai. Lebih ke
warna-warna alami yang dihasilkan dari pewarna alam seperti Kayu soga, tingi, jalawi,
secang, tegeran dan tanah liat. Batik pedalaman sering dikait-kaitkan dengan khas
budaya jawa yang kuat secara tradisi. Bahkan konon dalam membatik para pekerja atau
putri kraton harus berpuasa dulu untuk menghasilkan batik yang benar-benar
berpengaruh pada kewibawaan dan mempengaruhi aura seseorang yang memakainya.

Batik Solo

Motif Batik Solo


Motif Yogyakarta

Motif Batik Yogyakarta


Motif Batik Yogyakarta

b. Motif Batik Pesisiran


Motif batik pesisiran lebih beragam. Pengaruh Cina dan pendatang sangat kuat
pada batik pesisiran . Warnanyapun lebih berani daripada batik pedalaman yang kadang
sering menggunakan warna cenderung gelap. Pewarnaan batik pesisiran juga lebih
maju dengan berbagai warna sintetik yang didatangkan dari China seperti pewarna
indigosol, Naptol(pewarna tekstil modern)

Motif batik Pesisiran bercampur dan terpengaruh motif Tiongkok


c. Motif batik Cirebon

Motif Batik Mega Mendung


d. Motif Batik Trusmi

Motif Batik Trusmi


e. Motif Batik Madura

Motif Batik Madura


f. Motif Batik Luar Jawa
 Motif Irian
Motif Irian dipengaruhi oleh suku yang kuat mengembangkan ragam hias
khas terutama dari suku asmat yang sudah terkenal. Pengaruh batik pada Papua
sebetulnya karena mereka belajar di jawa untuk mengembangkan batik yang
sebetulnya tidak menjadi tradisi tutrun temurun. Ciri khas ragam hias pada mereka
mungkin di terapkan pada bahan kayu dan kulit. Kekayaan alam Irian dan kuatnya
suku-suku yang tersebar di wilayah itu memberikan corak budaya yang kuat secara
tradisi.
 Motif Irian

 Kalimantan

 Kalimantan Timur
 Kalimantan Tengah

 Kalimantan Tengah ( Batik dengan ragam hias khas Dayak )


Berbagai macam jenis kreasi karya batik
Penerapan ragam hias pada bahan tekstil misalnya dilakukan pada kaos oblong. Kaos
oblong dibuat dari bahan yang menyerap cat. Bahan pewarnaan yang digunakan misalnya cat
tekstil atau cat sablon dengan alat kuas. Berikut ini contoh penerapan ragam hias pada produk
kaos oblong, dengan teknik menggambar.
 Siapkan gambar rancangan ragam hias di atas kertas.
 Siapkan kaos oblong berwarna putih dan berilah alas dari bahan karton atau tripleks di
dalamnya, agar pengecatan tidak akan tembus ke belakang.
 Pindah gambar rancangan ragam hias ke permukaan kaos dengan pensil.
 Selesaikan gambar rancangan dengan menerapkan warna-warna yang menarik dengan alat
kuas.
 Keringkan hasil gambar ragam hias dengan hair dryer atau dijemur
Bentuk ragam hias dapat diaplikasikan pada media tekstil, salah satunya adalah
dengan menggunakan teknik menggambar. Menggambar pada bahan tekstil kaos, menjadi
pilihan yang bisa dilakukan. Pewarnaan bisa dilakukan dengan menggunakan cat tekstil atau
cat sablon. Proses pembuatannya dapat menggunakan kuas dan diberi campuran beraneka
warna

Menggambar dengan bahan tekstil (kaos) meliputi beberapa tahapan berikut:


 Buatlah sketsa ragam hias yang sudah dipilih.
 Gunakan kayu triplek atau karton tebal sebagai alas kaos dan letakkan di dalamnya agar
tidak tembus ke belakang.
 Berilah warna pada ragam hias.
 Keringkan hasil gambar pada sinar matahari atau gunakan pengering rambut (hair dryer).
Uji Kompetensi
A. Karya Individu
Buatlah desain Batik dengan mengambil tema batik nusantara dengan motif Pedalaman,
Pesisiran dan Luar pulau Jawa seperti motif kalimanatan dan Irian.atau yang lainnya

B. Proyek Kelompok
Carilah bahan-bahan tekstil modern(Naptol) Buatlah proyek pewarnaan batik di kaos.
Pewarna boleh menggunakan Akrilik.Lihatlah contoh desain di atas. Teori seni budaya ini
bisa di lihat di Moodle.

C. Penilaian diri
1. Dapatkah kamu mengumpulkan bahan teori seni budaya khususnya tekstil tradisional dan
modern khas Nusantara?
2. Dapatkah kamu menuliskannya menjadi tugas resume tentang bahan tekstil Nusantara?

D. Penilaian Unjuk Kerja


Kamu sudah menilai kemampuan diri sendiri. Kini kamu menilai gambar temanmu dengan
criteria pada table berikut:
Skor
No Aspek Yang dinilai Nilai
Maksimum
1 Penguasaan alat dan Media 30
2 Komposisi gambar ragam hias 40
3 Pewarnaan 20
4 Kerapian 10
Jumlah 100
Keterangan:
Penguasaan menggambar apabila hasil gambar menunjukkan komposisi, proporsi,
keseimbangan, pewarnaan dan kesesuaian bentuk ragam hias dengan aslinya.

E. Tes Pengetahuan
1. Jelaskan perbedaan Motif batik Pesisiran dengan motif batik Pedalaman menurut
pengamatan kamu dari gambar yang ada.
2. Jelaskan perbedaan warna dan bahan pada motif batik pesisiran dan pedalaman.

F. Penilaian berhubungan perilaku


Bagaimana tanggapanmu tentang berbagai motof yang berkembang hamper dio seluruh
pelosok Nusantara.
Penugasan
a. Buatlah Proyek bersama temanmu untuk membuat motif batik pedalaman dan pesisiran di
atas Triplek atau kain dengan panjang dan lebar kurang lebih 100 x 50 cm. Gunakan cat
akrilik, cat tembok, pigmen atau kalau ada cat pewarna alami.

Anda mungkin juga menyukai