Kata Pengantar
MGMP SENI BUDAYA SMP Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
terselesainya penyusunan Suplemen Seni Budaya untuk SMP.
Pembina: Harapan kami buku ini dapat menjadi salah satu alat atau media
untuk mempersiapkan siswa mengahadapi tantangan kehidupan
Drs. Sukristiono S.S, M.Si.
secara mandiri dan berkarakter.
Kurikulum 2013 dirancang untuk memperkuat kompetensi
Editing Naskah: siswa dari sisi pengetahuan,keterampilan, dan sikap secara utuh.
M. Agus Salim, S.Pd. Keutuhan tersebut menjadi dasar dalam perumusan kompetensi
Layout: dasar tiap mata pelajaran, sehingga kompetensi dasar tiap mata
M. Agus Salim, S.Pd. pelajaran mencakup kompetensi dasar kelompok sikap,
Penelaah: Tim MGMP kompetensi dasar kelompok pengetahuan, dan kompetensi dasar
kelompok keterampilan. Semua mata pelajaran dirancang
mengikuti rumusan tersebut.
Penyusun berusaha menyajikan buku medali dengan
menekankan pada kompetisi yang dipahami, diketahui, dan
Penulis Naskah: dilakukan siswa sebagai hasil belajar mata pelajaran seni budaya.
Penyusunan buku medali dimaksudkan untuk digunakan guru dan
M. Agus Salim, S.Pd. Nazula siswa dalam proses belajar mengajar di sekolah ataupun pada saat
siswa belajar secara mandiri maupun kelompok di luar kelas atau di
Widhiastuti, S.Pd. Sriyanti S.Pd rumah. Semoga buku medali ini memenuhi harapan guru, siswa
Choirun Nadip, S.Pd. serta orang tua untuk dapat memberikan bimbingan dan
meningkatkan daya kreativitas dan inovatif, serta dapat dijadikan
media belajar secara mandiri bagi siswa.
Akhir kata penyusun mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu penyelesaian buku medali ini.
Kritik dan saran dari rekan rekan guru seni budaya serta pembaca,
kami nantikan demi kemajuan dan kesempurnaan buku medali ini
pada penyusunan berikutnya.
Tim Penyusun
MGMP SENI BUDAYA
BAB I
RAGAM HIAS PADA BAHAN BUATAN
Penerapan ragam hias flora, fauna, dan geometris pada bahan tekstil banyak dijumpai di
berbagai daerah di Indonesia. Penerapan ragam hias pada bahan tekstil dapat dilakukan dengan
cara membatik, menenun, membordir, menyulam dan melukis. Tekstil adalah bahan yang berasal
dari serat yang diolah menjadi benang atau kain sebagai bahan untuk pembuatan busana dan
berbagai produk kerajinan lainnya. Bahan tekstil dibuat dengan menjalin benang pakan dan lungsi
dengan beragam pola jalinan. Alat yang digunakan untuk membuat bahan tekstil bisa dilakukan
dengan alat tenun tradision maupun yang modern.
A. Jenis dan Sifat Bahan Tekstil
Bahan tekstil memiliki keanekaragaman jenis dan bahan dasar yang berasal dari alam
maupun buatan. Bahan dasar tekstil akan mempengaruhi sifat dari bahan tekstil yang telah
diproduksi. Jenis tekstil dapat diketahui dari perbedaan jenis benang dan permukaan
teksturnya. Benang dibuat dari bahan alam atau bahan buatan. Pada dasarnya serat tekstil
berasal dari tiga unsur utama, yaitu serat yang berasal dari alam (tumbuh-tumbuhan dan
hewan), serat buatan (sintetis) dan galian (asbes, logam).
Serat alam yang berasal dari tumbuh-tumbuhan antara lain: kapas, lenan, rayon, nenas,
pisang. Serat alam yang berasal dari hewan yakni: dari bulu beri-beri, adapun bahan yang
berasal dari serat tersebut adalah bahan wol.sedangkan serat dari ulat sutra menghasilkan
bahan tekstil sutra
Serat buatan (termoplastik) merupakan bahan tekstil yang berasal dari serat buatan ini
adalah berupa Dacron, polyester, nylon.
Serat galian adalah bahan yang berasal dari dalam tanah, contoh asbes dan logam, benang
logam, bahan asbes banyak digunakan untuk sumbu kompor minyak tanah, untuk mengisi
aneka bunga yang berasal dari bermacam-macam bahan tekstil seperti: stoking, nylon, tula
dan bahan rajutan.
Serat logam lebih banyak digunakan untuk membuat bermacam-macam jenis benang,
seperti, benang emas, benang perak, tembaga, aluminium, selain itu ada pula benang
logam yang dilapisi dengan plastik.
Benang katun dibuat dari kapas. Benang sutera dibuat dari serat yang berasal dari
kepompong ulat sutera. Kain wol dibuat dari bulu domba. Bahan benang buatan misalnya
dakron, polyester dan nilon digunakan untuk membuat tekstil dengan jenis tertentu. Bahan
benang yang lain, misalnya serat agel dan serat rami, digunakan untuk produk tekstil yang
lain, seperti tas dan makrame. Jenis-jenis bahan tekstil ini memiliki sifat yang berbeda-beda,
sebagai berikut:
Katun memiliki sifat menyerap air, mudah kusut, lentur, dan dapat disetrika dalam
temperatur panas yang tinggi.
Wol memiliki sifat sangat lentur, tidak mudah kusut, dapat menahan panas, apabila
dipanaskan menjadi lebih lunak.
Sutera memiliki lembut, licin, berkilat, lentur, dan kuat. Bahan sutera banyak menyerap air
dan memiliki rasa sejuk apabila digunakan.
Tekstil dari bahan dacron, polyester dan nilon memiliki sifat tidak tahan panas, tidak
mudah kusut, tidak perlu disetrika, kuat, dan jika dicuci cepat kering.
Bahan tekstil yang berasal dari brokat, lame dan songket ini mudah berubah warna, tidak
mudah kusut, kurang menyerap air, tidak tahan temperatur setrika yang tinggi.
B. Jenis dan Bahan Pewarna Tekstil
Bahan tekstil dapat diberi warna baik dari bahan pewarna alami maupun buatan.
Masing-masing bahan pewarna ini memiliki sifat dan jenis yang berbeda-beda.
Zat warna alam (natural dyes) adalah zat warna yang diperoleh dari alam/tumbuh-
tumbuhan baik secara langsung maupun tidak langsung. Pewarna alam dihasilkan dari ekstrak
akar-akaran, daun, buah, kulit kayu dan kayu. Pewarna alami misalnya soga dan kesumba.
Soga merupakan bahan pewarna alami yang berasal dari pohon soga. Bahan yang berasal
dari kulit soga jambal berwarna merah sawo, sedangkan kulit pohon soga tengeran
menghasilkan warna kuning, soga tinggi menghasilkan warna merah.
Kayu kuning (cudranis javanenses) menghasilkan warna kuning.
Alpokat menghasilkan warna hijau dan cokelat.
Jati dan secang penghasil warna merah.
Mengkudu atau pace menghasilkan warna cokleat.
Kesumba menghasilkan warna oranye.
Pewarna buatan (sintetis) dibuat dari bahan kimia, misalnya naptol dan indigosol.
Jenis pewarna naptol digunakan dengan teknik celup, sedangkan pewarna indigosol dapat
digunakan dengan teknik celup atau colet (lukis). Bahan pewarna buatan memiliki sifat tidak
mudah luntur dan tahan terhadap sinar matahari. Sebaliknya, pewarna alami memiliki sifat
mudah luntur dan mudah pudar karena tidak tahan terhadap sinar matahari.
Kesumba sebagai pewarna tekstil alami Bahan Pewarna alami Batik
Batik Solo
Kalimantan
Kalimantan Timur
Kalimantan Tengah
B. Proyek Kelompok
Carilah bahan-bahan tekstil modern(Naptol) Buatlah proyek pewarnaan batik di kaos.
Pewarna boleh menggunakan Akrilik.Lihatlah contoh desain di atas. Teori seni budaya ini
bisa di lihat di Moodle.
C. Penilaian diri
1. Dapatkah kamu mengumpulkan bahan teori seni budaya khususnya tekstil tradisional dan
modern khas Nusantara?
2. Dapatkah kamu menuliskannya menjadi tugas resume tentang bahan tekstil Nusantara?
E. Tes Pengetahuan
1. Jelaskan perbedaan Motif batik Pesisiran dengan motif batik Pedalaman menurut
pengamatan kamu dari gambar yang ada.
2. Jelaskan perbedaan warna dan bahan pada motif batik pesisiran dan pedalaman.