Anda di halaman 1dari 11

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan berjudul Projek Pelajar Pancasila (P5 Kearifan Lokal)


Smp Negri 06 Pemalang

Diserahkan oleh/disetujui Oleh

Wali kelas Kepala sekolah

Dwi Meiningsih S.P.D Dra.Herlinawati


NIP: 19970502 200901 2 003 NIP:199302 2 003 199302 2 003
KATA PENGANTAR

Alhamdullilahhirobila'alamin banyak nikmat yang Allah swt berikan tetapi


sedikit sekali yg ingat.segala puji hanya layak kepada Allah swt atas segala
berkat,rahmat,taufiq,serta hidayahnya yang tiada terkira besarnya,sehingga kami
dapat menyelesaikan tugas hasil.lapora p5 kearifan lokal ini.
Dalam pernyataan ini saya mengucapkan trimakasih kepada guru dan teman-
teman yang membantu menyelesaikan hasil laporan Projek ini,semoga semua ini
bisa memberikan sedikit kebahagiaan dan menuntun pada langkah yang baik lagi.
Meskipun saya berharap isi laporan projek saya bebas dari kekurangan dan
kesalahan,namun selalu ada yang kurang.Oleh karena itu,saya mengharapkan
kritik dan saran yang membangun agar hasil laporan projek hari ini dapat lebih
baik lagi.
Akhir kata saya mengucapkan banyak trimakasih,semoga hasil laporan projek
saya ini bermanfaat.

Pemalang,14 september 2023

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sejak dahulu kala kebutuhan akan pangan atau pakaian telah menjadi
sebuah kebutuhan yang diprioritaskan. Hal ini dikarenakan pakaian
mempunyai manfaat bagi manusia dalam mempertahankan kelangsungan
hidupnya. Dimana saat cuaca dingin pakaian dapat menghangatkan tubuh,
pakaian itu juga menunjukkan kepribadian seseorang untuk dikatakan baik
atau tidak, kesopansantunan.
Zaman dahulu dengan keterbatasan alat maupun bahan serta tingkat
sumber daya manusia yang rendah, manusia membentuk sebuah pakaian dari
kulit kayu. Karena merasa kurang nyaman mengenakan pakaian dari kulit
kayu, pasalnya pakaian dari kulit kayu ini dapat menimbulkan gatal dan
merusak kulit maka nenek moyang kala itu mulai mencari alternatif kain yaitu
membuat pakaian dari bahan dasar kapas. Sehingga sejak saat itu muncullah
pakaian dari tenun ikat dari berbagai wilayah.
Sering berjalannya waktu, muncul berbagai tenun dengan beragam motif
dan hias yang bervariasi dengan arti-arti yang berbeda. Arti-arti inilah yang
menunjukan latar belakang kebudayaan suatu daerah atau ciri khas dari suatu
daerah.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan isi dari makalah ini maka ada beberapa permasalahan yang perlu
di bahas. Agar kita dapat mengetahui dan memahami tentang kerajinan tenun.
Diantaranya adalah :
1. Apa yang dimaksud dengan tenun ?
2. Apa yang dimaksud dengan tenun ikat ?
3. Bagaimana cara pembuatan tenun ikat ?

C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dibuatnya makalah ini karena :
1. Ingin mengetahui jenis tenun baik tenun ikat
2. Memberikan pengerahuan mengenai kerajinan Tenun
3. Sebagai suatu media untuk menambah wawasan dan pengetahuan
4. Menambah kepustakaan
D. Hambatan Melaksanakan P5
Meskipun Proyek P5 memiliki banyak manfaat, pelaksanannya juga tidak
lepas dari berbagai hambatan. Berikut adalah beberapa hambatan yang sering
ditemui dalam pelaksanaan Proyek P5 :
1. Kurangnya Pemahaman Guru tentang Proyek P5
2. Kurangnya Waktu dan Sumber Daya
3. Kurangnya Motivasi Siswa
4. Kurangnya Dukungan dari Orang Tua
5. Kurangnya Infrastruktur
BAB II
LANDASAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR

A. Perkenalan 7 tema proyek p5


1. Gaya Hidup Berkelanjutan
Tema ini dimaksudkan untuk memahami dampak dari aktivitas
manusia, baik jangka pendek maupun panjang, terhadap kelangsungan
kehidupan di dunia maupun lingkungan sekitarnya.
Hal yang ditekankan di sini adalah membangun kesadaran untuk
bersikap dan berperilaku ramah lingkungan serta mencari jalan keluar
untuk masalah lingkungan.

2. Kearifan Lokal
Saat ini Indonesia sedang dilanda krisis identitas diri yang
disebabkan oleh lunturnya budaya dan juga kearifan lokal masyarakat.
Maka, dari itu tema ini dipilih agar dapat membangun rasa ingin tahu dan
kemampuan inkuiri melalui eksplorasi tentang budaya dan kearifan lokal
masyarakat sekitar atau daerah tersebut, serta perkembangannya.

3. Bhinneka Tunggal Ika


Intoleransi dan radikalisme menjadi isu yang cukup menjadi sorotan
belakangan ini.Oleh karena itu, Kemendikbudristek merasa perlu
mengangkat tema bineka tunggal ika dalam Proyek Penguatan Profil
Pelajar Pancasila.

4. Bangunlah Jiwa dan Raganya


Selain intoleransi dan radikalisme, perundungan juga menjadi
perhatian khusus, terutama di lingkungan sekolah.Tema ini
diperuntukkan bagi satuan pendidikan guna membangun kesadaran dan
keterampilan peserta didik untuk memelihara kesehatan fisik dan mental,
baik untuk dirinya maupun orang sekitarnya.Satuan pendidikan bisa
membuat kegiatan hari anti-bullying dan sebagainya untuk menekan
kasus perundungan di lingkungannya.5. Suara Demokrasi
Indonesia merupakan negara demokrasi di mana setiap keputusan
sebisa mungkin diambil secara musyawarah. Hal ini diangkat dalam
Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila untuk menumbuhkan jiwa-
jiwa demokrasi peserta didik melalui kegiatan-kegiatan tertentu.
5. Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI
Pemanfaatan teknologi yang maksimal bisa menandakan majunya
kualitas SDM sebuah bangsa. Maka dari itu, implementasi rekayasa dan
teknologi terus didorong agar peserta didik dapat berkolaborasi dalam
melatih daya pikir kritis, kreatif, inovatif, sekaligus kemampuan
berempati untuk berekayasa membangun produk berteknologi yang
memudahkan kegiatan dirinya dan juga sekitarnya.Satuan pendidikan
dapat membuat proyek yang mendorong peserta didik membuat desain
inovatif sederhana dengan menerapkan teknologi yang dapat menjawab
permasalahan yang ada di sekitar sekolah.

6. Kewirausahaan
Tema ini diusung dalam rangka menumbuhkan jiwa-jiwa
kewirausahaan bagi peserta didik. Peserta didik nantinya akan
mengidentifikasi potensi ekonomi dan peluang usaha di tingkat lokal dan
masalah yang ada dalam pengembangan potensi dan pengembangan
usaha tersebut, serta kaitannya dengan aspek lingkungan, sosial dan
kesejahteraan masyarakat.

B. Pengertian kearifan lokal


Kearifan lokal merupakan bagian dari budaya suatu masyarakat yang
tidak dapat dipisahkan dari bahasa masyarakat itu sendiri. Kearifan lokal
biasanya diwariskan secara turun temurun dari satu generasi ke generasi
melalui cerita dari mulut ke mulut.

C. Pengertian Menenun (ATBM)


Alat tenun bukan mesin merupakan alat untuk melakukan penenunan
yang digerakkan oleh manusia. ATBM dapat dipergunakan sambil duduk
maupun berdiri. Dalam industri tekstil besar, ATBM tidak mungkin
digunakan.
1. Alat dan Bahan menenun (ATBM)
a. Bahan menenun
 Kapas

Kapas adalah bahan yang peling utama atau bahan dasar


untuk membuat kain tenun. Kapas yang nantinya akan di jadikan
benang setelah di proses. Kapas dihasilkan dari tanaman kapas
yang hidup di cuaca tropis di Indonesia. Tumbuhan kapas dapat
di ambil seratnya. Serat itu akan di jemur dan di pisahkan dari
biji-biji menggunakan alat yang di sebut golong. Kemudian
kapas di lembutkan agar menggumpal pada saat di pintal
menjadi benang. Kapas menghasilkan benang kaun.

 Kepompong Ulat sutra

Kepompong sutra akan menghasilkan benang sutra dan benang


emas. Benang ini sangat lembut dan tergolong mahal harganya
karena di hasilkan dari ulat sutra. Kain songket menggunakan
bahan dasar benang sutera atau benang emas.

 Lilin sarang lebah

Lilin sarang lebih di gunakan untuk memisahkan antar benang-


benang. Banyaknya benang akan sutit jika menggumpal jadi
satu. Akan lebih mudah jika menggunakan lilin sarang lebih
yang bertugas memisahkan sehingga bisa tersusun rapi berjejer
 Akar Serai Wangi

Akar serai wangi digunakan sebagai pengawet benang.


Pengawet masih menggunakan bahan yang alami misalnya akar
serai wangi ini. Kualitas benang jika menggunakan pengawet
akar serangi sangat bagus dan tahan lama.

b. Alat menenun
 sekoci, untuk menaruh benang pakan,
 tempat benang kelos, untuk menaruh benang kelos saat proses
pengebooman,
 Sisir silang/sisir hani, untuk mengatur dan menyusun helaian
benang,
 Kelos, untuk menggulung helaian benang,
 Penamplikan, untuk membentangkan benang,
 Pemalpalan, untuk menggulung benang pakan dan merapikan
susunan helaian benang pakan yang sudah dicatri,
 Undar, untuk membentangkan benang agar mudah dipindahkan
ke dalam ulakan
 Pengeredegan/pengehengan, untuk menggulung benang ke
dalam ulakan,
 Pemaletan, untuk menggulung benang pakan
 Motif tenun
Kain tenun memiliki warna dan motif yang beraneka ragam
yaitu motif yang berbentuk Manusia, Binatang, Tumbuhan,
simbol, hingga yang berbentuk gejala alam.
 Tenun gringsing
 Songket silungkang

 Songket palembang

Anda mungkin juga menyukai