Anda di halaman 1dari 6

e-Journal.

Volume 07 Nomor 02 Tahun 2018, Edisi Yudisium Periode Mei 2018, Hal 1-6

TENUN IKAT AMARASI KABUPATEN KUPANG NUSA TENGGARA TIMUR


Nurul Amalya Utami
Mahasiswa Program Studi S1 Pendidikan Tata Busana, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya
strowberrypears@gmail.com
Yulistiana
Dosen Program Studi S1 Tata Busana, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya
yulistiana@unesa.ac.id

Abstrak
Tenun ikat Amarasi merupakan warisan peninggalan nenek moyang. Tenun ikat Amarasi
mempunyai 64 motif. Ragam hias yang dipakai dalam tenun ikat Amarasi mempunyai makna dan
cerita masing-masing. Adapun warna yang dipakai dalam tenun ikat Amarasi mempunyai ciri khas
yang dapat membedakan antara tenun ikat Amarasi dengan tenun ikat lainnya, karena tenun ikat
Amarasi menggunakan pewarnaan dengan bahan alami. Dengan banyaknya ragam hias yang
terdapat dalam tenun ikat Amarasi serta memiliki warna yang khas, maka dari itu peneliti ingin
mengetahui makna ragam hias dan warna yang terdapat dalam tenun ikat Amarasi.Penelitian ini
menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif untuk mendeskripsikan makna ragam hias dan
warna tenun ikat Amarasi dengan menggunakan teknik pengumpulan data berupa observasi,
wawancara dan dokumentasi. Analisis data menggunakan triangulasi metode, dengan mengacu
pada pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian beberapa teknik pengumpulan
data.Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari tenun ikat Amarasi menjelaskan bahwa,
setiap ragam hias serta warna yang terdapat pada tenun ikat Amarasi mempunyai makna yang
menceritakan tentang masa kerajaan Amarasi dan kekayaan alamnya.
Kata Kunci: Tenun Ikat Amarasi, Ragam Hias , Makna

Abstract
Amarasi tie weaving are heritage of the ancestor. Amarasi tie weaving has 64 pattern. The
variety that used in Amarasi tie waeving has philosophy and each story. The color used in amarasi
tie weaving has characteristic that can distinguis Amarisi tie weaving with the other weaving,
because Amarasi tie weaving using natural coloration. With a lot decorative variety in Amarasi tie
weaving that consist characteristic color, so researcher wants to know the meaning behind
decorative variety and the color in Amarasi tie weaving.This research using qualitative descriptive
approach to describe the meaning of decorative variety and color ofAmarasi tie weaving with data
collection in form of observation , interview and documentation. The data analitic using
triagulation of methode, with referring to degre of trust checing the result of research from some
data collection technique.Based on the research result obtained of Amarasi tie weaving explained,
every decorative variety and color that consist in Amarasi tie weaving has meaning that tell about
the empire era of amarasi and the natural wealth.
Keywords: Amarasi Tie Weaving, Decorative, Meaning

PENDAHULUAN negara menjadikan tenun ikat Amarasi sebagai cen-


Kecamatan Amarasi Kabupaten Kupang Nusa dera mata khas dari Nusa Tenggara Timur.
Tenggara Timur merupakan salah satu penghasil te- Kelompok tenun ikat Kai NH¶H PHUXSDNDQ VD-
nun ikat yang dikenal dengan nama tenun ikat Ama- lah satu perajin tenun ikat yang berada di kabupaten
rasi. Tenun ikat bagi masyarakat Amarasi bukan han- Kupang kecamatan Amarasi Barat. Kelompok tenun
ya sebagai kebutuhan dasar manusia melainkan ber- ikat Kai 1H¶H masih memproduksi kain tenun ikat Ama-
nilai baik ekonomis, sosial, dan budaya. Tenun ini di- rasi dengan menggunakan Alat Tenun Bukan Mesin
pakai sebagai salah satu belis atau mas kawin dalam (ATBM). Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM) merupa-
upacara perkawinan, kain penutup jenasah, dan me- kan alat pembuat tenun secara manual yang masih di-
rupakan pemberi identitas status sosial dari pema- gerakan oleh manusia dan dikerjakan sambil duduk.
kaianya. Tenun ikat Amarasi sampai saat ini masih di- Pembuatan tenun ikat dengan menggunakan ATBM
gunakan oleh masyarakat Amarasi sebagai pakain membutuhkan waktu yang cukup lama dan memiliki
sehari-hari. Para wisatawan lokal maupun manca- ciri khas serta unsur seni yang berkualitas tinggi se-
hingga harga tenun ikat Amarasi cukup mahal.

1
e-Journal. Volume 07 Nomor 02 Tahun 2018, Edisi Yudisium Periode Mei 2018, Hal 1-6

Tenun ikat Amarasi masih menggunakan pe- terurai pada jurnal penelitian di atas, maka penulis
warnaan alami dari bahan-bahan alam yang bergan- mengambil tenun ikat Amarasi sebagai objek pene-
tung pada kekayaan alam di daerah Amarasi, salah litian untuk diteliti makna ragam hias dan warna di-
satu bahan pewarna alami yang hanya terdapat di karenakan setiap daerah memiliki warisan budaya
Nusa Tenggara Timur khususnya pulau Timor yaitu kain dengan makna ragam hias dan warna yang ber-
daun kacang arbila. Daun kacang arbila menghasilkan beda-beda. Keindahan kain akan semakin sempurna
warna hijau. Pewarnaan alami pada tenun ikat Ama- dirasakan jika orang yang melihatnya mengerti akan
rasi dapat bertahan dalam jangka waktu yang cukup makna simbolis yang terkandung di dalamnya.
lama dibandingkan dengan tenun ikat yang menggu- Kartiwa (1993:91), mengatakan tenun ikat ada-
nakan pewarnaan sintetik atau kimia, hal ini dikare- lah suatu teknik membuat ragam hias dengan cara di-
nakan pewarnaan menggunakan bahan kimia pada ikat, pada bagian-bagian benang pakannya atau be-
jangka panjang dapat merusak serat kain. nang lungsinya atau pada keduanya benang pakan dan
Ragam hias yang terdapat ditenun ikat Ama- lungsinya. Tenunan tradisional yang dikenal di Nusa
rasi beranekaragam, hal ini dipengaruhi oleh kebuda- Tenggara Timur pada umumnya adalah tenun ikat, na-
yaan masyarakat Amarasi yang mempunyai adat isti- ma ini dikenal melalui etnografi-Indonesia yang ber-
adat yang masih terbilang kental karena masyarakat asal dari Belanda yaitu G.P.Rouffaer, sekitar tahun
Amarasi masih banyak yang menggunakan ajaran a- 1900 mengadakan penelitian pembuatan ragam hias
tau kebiasaan yang diturunkan oleh nenek moyang. Di dan proses pewarnaan kain tenun. Roffaer menyim-
era globalisasi saat ini yang penuh dengan kecang- pulkan bahwa ragam hias yang dihasilkan merupakan
gihan teknologi, banyak hal yang akan berubah mulai hasil celupan benang lungsi yang diikat sehingga te-
dari cara berfikir masyarakat, mengikuti budaya mo- nunan ini dimanakan Tenunan Ikat (Museum Negeri
deren dan timbulnya ketertarikan untuk mengubah Propinsi NTT, 1995:1).
motif-motif baru. Ragam hias tenun ikat Amarasi juga Prayitno (2010:40), mengatakan tenun ikat ada-
mengalami pengembangan yang dipengaruhi oleh lah tenunan yang ragam hias dan motifnya didapat
globalisasi, sehingga pada tahun 2016 tenun ikat dari cara mengikat benang ditempat-tempat tertentu.
Amarasi mengalami pengembangan sebanyak 64 mo- Sebelum dicelup dan ditenun bagian-bagian benang
tif ragam hias serta memiliki makna dan cerita yang terikat tidak diwarnai, sehingga setelah ikatan-
masing-masing. Keragaman motif tenun ikat Amarasi nya dibuka benang tetap seperti warna aslinya. Be-
bukan hanya sebatas kreasi seni, akan tetapi corak dan nang yang diikat dalam kain akan membentuk motif.
ragam hiasnya mempunyai arti dan cerita mengenai Bagian yang tidak dicelup adalah warna dasar.
kerajaan serta kebudayaan Amarasi. Tahun 2007 kain Berdasarkan beberapa pengertian tersebut da-
tenun ikat Amarasi dipamerkan di Darwin Australia, pat disimpulkan bahwa tenun ikat adalah hasil karya
pameran yang bertajuk Ta Teut Amarasi Awakening seni dari Indonesia berupa kain yang ditenun dari he-
ini mengkolaborasikan antara Darwin seniman dan laian benang lungsin atau benang pakan yang pada
sanggar Uim Nima selaku kolektor tenun Indonesia. proses pembuatannya diikat dan dicelupkan ke zat pe-
Pameran ini bertujuan untuk mengembangkan kete- warna.
rampilan dan karya baru serta membangun kemitraan Ragam hias biasa disebut juga ornamen. Orna-
antara Australia dan Indonesia yang menjadikan tenun PHQ EHUDVDO GDUL EDKDVD /DWLQ GDUL NDWD ³ornare´ \DQJ
ikat Amarasi sebagai warisan budaya Amarasi. artinya menghiasi. Ornamen adalah komponen produk
Jurnal penelitian oleh Kunian (2016) dengan seni yang ditambahkan atau sengaja dibuat untuk tu-
MXGXO ³0DNQD 5DJDP +LDV 0RWLI 1DJR %HVDXQJ SDGD juan sebagai hiasan. Jadi, berdasarkan pengertian itu,
Kain Songket 3DOHPEDQJ´ hasil analisis menunjuk- ornamen merupakan penerapan hiasan pada suatu pro-
kan bahwa simbolisasi dari motif nago besaung meru- duk (Gustami,1978) dalam Sunaryo (2009:3). Motif
pakan unsur kepercayaan dari masyarakat Palembang hias adalah bentuk dasar pada suatu bidang atau ruang
yang di dalamnya mengandungpengertian yang khu- yang membentuk sesuatu yang indah. Keanekaraga-
sus. Kehadirannya erat kaitan dengan pernikahan yang man motif hias disebut juga ragam hias. Berdasarkan
tentunya semua itu telah mengalami kesepakatan pengertian ragam hias tersebut diatas, maka ragam
(konvensi) dari masyarakat Palembang. Penelitian hias adalah segala macam atau jenis komponen pro-
yang dilakukan oleh Kartikasari (2017) dengan judul duk seni yang ditambahkan dengan sengaja yang di-
³Makna Motif Batik Gedog sebagai Refleksi Ka- buat untuk memperelok suatu benda atau barang.
rakteristik Masyarakat Tuban´ menjelaskan bahwa Jenis ± jenis ragam hias adalah :
setiap obyek dapat dimaknai sesuai dengan pemakna- 1. Ragam hias geometris
an subyek yang memakainya, motif-motif dalam batik Ragam hias tertua dari ornamen adalah bentuk
juga menunjukkan sikap dan perilaku dari masyarakat geometris, motif ini lebih banyak memanfaatkan
yang menciptakan batik dapat dilihat dari simbol serta unsur-unsur dalam ilmu ukur seperti garis-garis
fungsi yang tertuang dalam batik. lengkung dan lurus, lingkaran, segitiga, segiempat,
Makna ragam hias dan motif yang terdapat da- bentuk meander, swastika (simbol atau ornamen
lam kain merupakan hal yang penting untuk diketahui dengan bentuk yang menyerupai salib dengan
sebagai upaya dalam melestarikan kebudayaan yang silang-silang membengkok sudut siku-siku, umum-
diwariskan oleh nenek moyang serta sebagai ilmu nya diartikan sebagai lambang peredaran semesta,
pengetahuan tentang makna ragam hias seperti yang matahari), dan bentuk pilin, dan lain-lain.

2
e-Journal. Volume 07 Nomor 02 Tahun 2018, Edisi Yudisium Periode Mei 2018, Hal 1-6

2. Ragam hias flora 1. Metode pengamatan (observasi)


Ragam hias Flora adalah ragam hias yg meng- Pada penelitian ini pengamatan dilakukan
gunakan bentuk flora (tumbuhan) sebagai objek langsung pada ketua Kelompok tenun ikat Kai
motif ragam hias. Bentuknya ada yang berupa a- 1H¶H GDQ para pengrajin tenuQ LNDW .DL 1H¶H GL
kar, daun, bunga, biji, tunas, buah, ranting, atau kelurahan Teunbaun kecematan Amarasi Kabu-
pohonnya. paten Kupang NTT, tentang makna ragam rias dan
3. Ragam hias fauna warna tenun ikat Amarasi.
Ragam hias fauna adalah ragam hias yang 2. Metode wawancara (interview)
menggunakan bentuk fauna atau hewan tertentu Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan je-
sebagai objek motif ragam hias. nis pedoman wawancara secara tersturktur. Wa-
4. Ragam hias benda alam dan pemandanga. wancara memuat berbagai pertanyaan yang diaju-
Ragam hias pemandangan dan benda alam di- kan secara tersetruktur. Adapun yang menjadi na-
ciptakan dengan mengambil inspirasi dari alam, rasumber dari pengumpulan data ini ialah ketua
misalnya benda-benda langit seperti matahari, bu- dari kelompok tenun ikat .DL 1H¶H serta pengrajin
lan, bintang, dan awan. Adapun diciptakan dengan WHQXQ LNDW .DL 1H¶H
mengambil inspirasi dari pemandangan alam se- 3. Metode Dokumentasi
perti gunung, perbukitan, bebatuan, api, dan air. Dalam penelitian ini menggunakan catatan ten-
5. Ragam Hias Manusia tang data ± data yang berhubungan dengan obyek
Ragam hias manusia pada umumnya masih penelitian serta foto dan perekaman dari tenun ikat
meneruskan gaya primitif sebagai penggambaran Amarasi
nenek moyang, dan merupakan kelanjutan dari Instrumen penelitian yang digunakan dalam pe-
bentuk-bentuk seni monumental di zaman praseja- nelitian ini adalah:
rah. Biasanya sosok manusia dilukiskan secara 1. Pedoman observasi
frontal, menghadap kedepan dan kedua kaki serta Pengamatan atau observasi berisi petunjuk se-
tangan dalam sikap merentang. cara garis besar tentang hal ± hal yang diamati, hal
Warna adalah spektrum tertentu yang terdapat ini dilakukan melalui pengamatan terhadap warga
di dalam suatu cahaya sempurna (warna putih) yang pengrajin tenun ikat di kelompok tenun ikat Kai
merupakan pantulan tertentu dari cahaya yang di- 1H¶H .HOXUDKDQ 7eunbaun Kecamatan Amarasi
pengaruhi oleh pigmen yang terdapat dipermukaan Kabupaten Kupang NTT.
benda (Soewignjo, 2013: 1). Pewarnaan benang dapat 2. Pedoman wawancara (interview)
dilakukan dengan dua cara, pewarnaan alami dengan 3DGD SHQHOLWLDQ ³Makna Ragam Hias dan War-
menggunakan bahan-bahan alam dan pewarnaan sin- na Tenun Ikat Amarasi di Kabupaten Kupang,
tetis menggunakan bahan kimia. Proses pewarnaan 177´ peneliti melakukan wawancara dengan pi-
benang dengan bahan pewarna alami memerlukan hak yang terkait. Wawancara akan dilakukan pada
waktu yang lebih lama. Dibandingkan dengan pe- Ketua NHORPSRN WHQXQ LNDW .DL 1H¶H GDQ Peng-
warna alam, proses pewarna dengan pewarna sintetis rajin tenun ikat Amarasi di Kelompok tenun ikat
lebih praktis dan waktunya lebih singkat.Pewarnaan .DL 1H¶H.
dengan menggunakan warna sintetis dalam jangka 3. Pedoman dokumentasi
panjang dapat merusak kesehatan dan lingkungan. 7HNQLN GRNXPHQWDVL SDGD SHQHOLWLDQ ³0DNQD
Hal ini dikarenakan limbah dari pewarna industri ragam hias dan warna tenun ikat Amarasi di Ka-
dapat merusak tanah dan sumber air bila pengolahan- EXSDWHQ .XSDQJ 177´ EHUXSD IRWR-foto pada
nya tidak tepat. saat pengambilan data, gambar tenun ikat Amarasi
dan catatan-catatan mengenai tenun ikat Amarasi,
dan dokumen-dokumen lain yang berkaitan deng-
METODE PENELITIAN an tenun ikat Amarasi.
Berdasarkan rumusan masalah pada penelitian Analisis data yang digunakan pada penelitian ini
\DQJ EHUMXGXO ³7HQXQ ,NDW $PDUDVL .DEXSDWHQ .X- adalah menggunakan triangulasi sumber dan triang-
SDQJ 177´ PDND MHQLV SHQHOLWLDQ \DQJ DNDQ GLJXQD- ulasi metode dengan membandingkan dan mengecek
kan pada penelitian ini, yaitu deskriptif kualitatif. Pe- kembali suatu informasi yang diperoleh dengan meng-
nelitian ini akan menggambarkan, menguraikan, men- gunakan teknik pengumpulan data pada beberapa sum-
jelaskan dan menerangkan dalam bentuk kata dan ka- ber data. Sumber data tersebut merupakan hasil dari
limat mengenai makna ragam hias dan warna Tenun pengumpulan data dengan teknik observasi atau peng-
,NDW $PDUDVL GL NHORPSRN 7HQXQ ,NDW .DL 1H¶H NH- amatan, wawancara (interview), dan dokumentasi.
lurahan Teunbaun Kecamatan Amarasi Kabupaten Ku-
pang, NTT.
Obyek penelitian ini adalahragam hias tenun ikat HASIL DAN PEMBAHASAN
Amarasi, makna ragam hias dan warna pada tenun 1. Ragam Hias Tenun Ikat Amarasi
ikat Amarasi di Kecamatan Amarasi Kabupaten Ku- Sumber ide atau inspirasi yang tertuang pada
pang Nusa Tenggara Timur. tenun ikat Amarasi berasal dari cerita legenda
Adapun teknik pengumpulan data dilakukan masyarakat Amarasi serta berasal dari flora dan
dengan cara sebagai berikut:

3
e-Journal. Volume 07 Nomor 02 Tahun 2018, Edisi Yudisium Periode Mei 2018, Hal 1-6

fauna yang ada pada masa kerajaan Amarasi. Ra- nenek moyang kepada anak cucu, sehingga
gam hias tenun ikat Amarasi yang diproduksi ke- walaupun terpisah dalam karya, namun se-
lompok tenun ikat Kai Ne,e mempunyai 3 (tiga) mangat kebersamaan terus dibangun dima-
jenis ragam hias yaitu ragam hias geometris, ra- napun kita berada.
gam hias tumbuhan (flora) dan ragam hias bina-
tang (fauna). Ciri khas dari tenun ikat Amarasi
adalah ragam hias yang digunakan berwarna dasar
merah, serta tenun ikat Amarasi memiliki motif
yang penuh dan susah dalam pengerjaannya. Te-
nun ikat Amarasi mempunyai makna dan cerita
Gambar 3. Motif .DL 1H¶H
yang didapatkan dari nenek moyang pada peme-
rintahan kerajaan Amarasi. Makna disetiap ragam
4) Pan Buay Ana
hias tenun ikat Amarasi yaitu.
Motif Pan Buay Ana berarti peti kecil
a. Ragam hias geometris
atau keranda kecil. Menurut ceritanya, mo-
1) Kaimanfafa
tif ini terinspirasi dari peti kecil atau ke-
Motif kaimanfafa dahulu kala hanya
randa yang berada di kerajaan Amarasi
dipakai oleh raja Amarasi, seiring dengan
yang digunakan untuk menyimpan benda-
perkembangan zaman siapapun boleh me-
benda berharga serta pusaka yang di miliki
makainya. Motif kaimanfafa artinya ber-
oleh kerajaan Amarasi. Berdasarkan cerita
gandengan tangan, motif ini menggambar-
tersebut munculah motif Pan Buay Ana.
kan dahulu kala raja Amarasi senang be-
kerja sama dan berteman dengan kerajaan
lainnya. Hal ini ditunjukan dengan adanya
kerjasama antara kerajaan amarasi dengan
kerajaan di pulau Timor seperti kerajaan di
Soe.

Gambar 4. Motif Pan Buay Ana

b. Ragam Hias Flora


1) Kret No Tenu
Pada zaman kerajaan Amarasi motif
Gambar 1. Motif Kaimanfafa
Kret No Tenu digunakan oleh bidan atau
dukun bersalin kerajaan, diceritakan bahwa
2) Noe Riu
apabila bidan atau dukun bersalin meng-
Motif 1R¶H 5LX adalah motif yang dipa-
gunakan tenun ikat Kret no Tenu masya-
kai oleh masyarakat biasa. Motif ini men-
rakat dan warga kerajaan mengetahui bah-
ceritakan bahwa pada masa penjajahan
wa ratu atau permasuri akan melahirkan.
masyarakat Amarasi mengalahkan banyak
Hal ini menunjukan bahwa arti dari motif
musuh dan membuang mayat musuh-
Kret No Tenu adalah bidan atau dukun ber-
musuhnya di sungai yang berkelok. Sungai
salin.
tersebut terletak di sekitar kerajaan Ama-
rasi. Berdasarkan cerita tersebut munculah
motif Noe Riu yang artinya sungai berke-
lok.

Gambar 5. Motif Kret No Tenu

2) Esi
Gambar 2. Motif Noe Riu
Motif Esi berarti daun ubi. Pada zaman
kerajaan Amarasi banyak daun ubi yang
3) .DL 1H¶H
tumbuh di sekitar kerajaan Amarasi. Hal ini
Motif .DL 1H¶H artinya enam simbol ke-
yang menginspirasi untuk menuangkan mo-
temukungan (Uim Ne'e- 6 rumah). Enam
tif daun ubi sebagai motif untuk kain tenun
rumah tersebut berada pada masa pemerin-
ikat Amarasi.
tahan kerajaan Amarasi pada masa lampau.
Keenam ketemukungan tersebut adalah So-
nafreno, Nunraen, Kuanbaun, Oetnona,
Songkoro dan Oerantium. Motif Kai Ne'e
ini menggambarkan sebuah ikatan persau-
daraan yang terus menerus diwariskan dari Gambar 6. Motif Esi

4
e-Journal. Volume 07 Nomor 02 Tahun 2018, Edisi Yudisium Periode Mei 2018, Hal 1-6

c. Ragam Hias Fauna


1) Korkase
Motif korkase adalah motif pendatang
baru, motif ini muncul setelah zaman pen-
jajahan yaitu pada tahun 1945. Motif kor- Gambar 10. Motif Bauneki
kase artinya burung garuda, motif ini meng-
gambarkan lambang negara Repuplik Indo- 2. Warna Tenun Ikat Amarasi
nesia yaitu burung garuda. Tenun ikat Amarasi mempunyai 5 (li-
ma) warna yaitu warna merah, putih, biru,
hijau, hitam. Warna yang menjadi ciri khas
dari tenun ikat Amarasi adalah warna merah.
Tenun ikat Amarasi memiliki makna warna.
Makna dari warna yang digunakan dari tenun
ikat Amarasi yaitu 1) Merah: Keberanian,
Gambar 7. Motif Korkase kekuatan dan semangat, 2) Putih: Kemur-
nian, kesucian dan kesejahteraan, 3) Hijau:
2) Kaun Tub Hitu Alam dan kehidupan, 4) Biru: Kepercayaan
Motif Kaun Tub Hitu berarti kepala dan ketenangan, 5) Hitam: Kegelapan, kuat
ular. Motif ini berasal dari cerita legenda dan duka. Pewarnaan alam yang digunakan
yang berasal dari Amarasi, di mana men- dalam pembuatan tenun ikat Amarasi yaitu
ceritakan tentang adanya seekor ular be- 1) Warna merah: Kulit akar mengkudu, 2)
sar bertumpuk tujuh yang menghuni da- Warna kuning: Kunyit, 3) Warna biru : daun
erah di sekitar kerajaan Amarasi. tarum, 4) Warna hijau: daun arbila, 5) Warna
hitam: lumpur hitam dan buah tinta. Bahan-
bahan pewarnaan alam tersebut ditanam sen-
diri di perkarangan rumah dan kebun.
3. .HORPSRN .DL 1H¶H
Terbentuknya tenun ikat Kai 1H¶H EHU-
awal dari kebiasaan masyarakat Amarasi me-
makai baju adat untuk acara keagamaan, a-
Gambar 8. Motif Kaun Tub Hitu cara adat dan kegiatan sehari-hari. Pada awal
WDKXQ NHORPSRN WHQXQ LNDW .DL 1H¶H
3) Kornak Matanab terdiri dari 8 orang penenun yang usianya
Motif ini menceritakan tentang ke- sudah cukup lanjut. Pada tahun 2010 sampai
kayaan alam flora dan fauna yang bera- WDKXQ NHORPSRN WHQXQ LNDW .DL 1H¶H
da di kerajaan Amarasi. Hal ini ditandai beranggotakan 27 orang, namun pada tahun
dengan banyaknya kawanan burung yang 2016 berkurang 3 orang sehingga saat ini k-
tinggal di hutan sekitar kerajaan Ama- ORPSRN WHQXQ LNDW .DL QH¶H EHUDQJJRWDNDQ
rasi dan saling bertabrakan. Oleh sebab 23 orang. Keahlian yang diperoleh kelompok
itu motif ini bergambar kepala burung WHQXQ LNDW .DL 1H¶H GLGDSDWNDQ WXUXQ WHPu-
yang saling bertabrakan. run dari nenek moyang. Proses pewarnaanya
tenun ikat Amarasi masih menggunakan pe-
warnaan dari bahan alami. Dalam pengerja-
annya untuk 1 buah selimut di butuhkan
waktu selama 6 bulan, untuk selendang da-
lam selang waktu 3 bulan dapat menghasil-
kan 5-10 buah selendang, sedangkan untuk
pembuatan pasmina dibutuhkan waktu 6 bu-
Gambar 9. Motif Kornak Matanab lan untuk menghasikan 5 buah pasmina. Pen-
MXDODQ GL NHORPSRN WHQXQ LNDW .DL 1H¶H WLGDN
4) Bauneki menentu. Hal ini dikarenakan penjualan ber-
Motif Bauneki berarti burung hantu. gantung pada wisatawan yang datang di
Motif ini menceritakan beragam fauna Amarasi, baik wisatawan lokal maupun man-
yang ada di kerajaan Amarasi, pada za- canegara. Rata ± rata dalam 1 tahun income
man kerajaan Amarasi burung hantu atau pendapatan Rp. 10.000.000,00 per-
banyak menghuni hutan-hutan yang ada orang.
di sekitar kerajaan. Hal ini yang meng-
inspirasi untuk menuangkan motif bu-
rung hantu sebagai motif untuk kain te-
nun ikat Amarasi.

5
e-Journal. Volume 07 Nomor 02 Tahun 2018, Edisi Yudisium Periode Mei 2018, Hal 1-6

PENUTUP Saran
Simpulan 1. .HORPSRN WHQXQ ,NDW .DL 1H¶H KHQGDNQ\D WHWDS
1. Ragam Hias tenun ikat Amarasi menjaga motif tenun ikat Amarasi serta mengem-
Ragam hias tenun ikat Amarasi memiliki 64 bangkan dan menciptakan motif-motif baru, yang
motif yang terdiri dari motif asli dan motif pe- sesuai dengan keinginan pasar.
ngembangan. Ragam hias yang dipakai dalam te- 2. Masyarakat Amarasi agar dapat terus mengguna-
nun ikat amarasi mempunyai makna yang men- kan tenun ikat Amarasi sebagai busana adat dan
ceritakan tentang masa kerajaan Amarasi serta ke- sarana upacara adat agar tenun ikat Amarasi tetap
kayaan alam yang terdapat di Amarasi. Adapun lestari.
ragam hias yang terdapat pada tenun ikat Amarasi
ada 3 (tiga) yaitu, 1) Ragam hias geometris yaitu
a) Kaimanfafa: Bergandengan tangan, b) Noe Riu: DAFTAR PUSTAKA
Sungai berkelok-kelok, c) .DL 1H¶H: Enam simbol Kartiwa, Suwati. 1993. Tenun Ikat Indonesian Ikats.
ketemungkungan atau enam rumah, d) Pan Buay Jakarta: Djambatan.
Ana: Peti kecil atau keranda kecil. 2) Ragam hias Museum Negeri Propinsi Nusa Tenggara Timur.
flora yaitu a) Kret No Tenu: Dukun bersalin, b) 1995.
Esi: Daun Ubi. 3) Ragam hias Fauna yaitu a) Mengenal Kain Tenun Daerah Nusa Tenggara Timur.
Korkase: Burung garuda, b) Kaun tub hitu: Kepala Kupang.
ular, c) Kornak Matanab: Kepala burung yang sa- Prayitno, Teguh. 2010. Mengenal Produk Nasional
ling bertabrakan, d) Bauneki: Burung hantu. Batik dan Tenun. Semarang: PT. Sindu Press.
2. Warna tenun ikat Amarasi Soewignjo, Santosa. 2013.Seni Mengantarkan Kom-
Tenun ikat Amarasi mempunyai warna yang posisi Warna Digital. Yogyakarta: Taka Pub-
khas dan menjadi indentitas. hal ini dikarenakan lisher.
proses pewarnaan yang masih tradisional dan me- Sunaryo, Aryo. 2009. Ornamen Nusantara Kajian
makai bahan-bahan alami. Tenun ikat Amarasi ter- Khusus Tentang Ornamen Indonesia. Sema-
dapat 5 (lima) warna yang di gunakan yaitu war- rang: Dahara Prize.
na merah, putih, hijau, biru, dan hitam. Dalam hal
ini warna merah dalam tenun ikat Amarasi digu- Jurnal
nakan sebagai warna dasar. Adapun makna warna Kartikasari, Dwi Wahyu. 2017. Makna Motif Batik
dalam tenun ikat Amarasi adalah :1) Merah: Kebe- Gedog Sebagai Refleksi Karakter Masyarakat Tuban.
ranian, kekuatan dan semangat, 2) Putih: Kemur- Surabaya: PPs Universitas Negeri Surabaya.
nian, kesucian dan kesejahteraan, 3) Hijau: Alam Kurnian, Decky. 2016. Makna Ragam Hias Motif
dan kehidupan, 4) Biru: Kepercayaan dan kete- Nago
nangan, 5) Hitam: Kegelapan, kuat dan duka. Besaung Pada Kain Songket Palembang. Palembang:
PPs Universitas PGRI Palembang.

Anda mungkin juga menyukai