Anda di halaman 1dari 4

Bergembira Menyambut Ramadhan

Assalamu’alaikum, Wr. Wb.


Yang terhormat, Bapak/Ibu hadirin,
Serta rekan-rekan yang berbahagia

Pertama untuk mengawali pidato saya, marilah kita panjatkan puji syukur kepada Allah
SWT atas nikmat iman, nikmat islam, nikmat waktu, dan nikmat kesehatan, sehingga
kita dapat berkumpul di sini untuk menyambut bulan suci Ramadhan 1444 Hijriah.

Tidak lupa shalawat serta salam kita kirimkan kepada Nabi Muhammad SAW. Semoga
kita memperoleh syafaat di hari akhir nanti.

Bapak/Ibu dan rekan-rekan,


Hanya tinggal menghitung hari, kita akan berjumpa kembali dengan bulan suci
Ramadhan 1444 Hijriah di tahun 2023 ini.

Sebagai seorang muslim, sudah sepatutnya kita bersyukur karena, insyaAllah, Allah
memberikan kita kesempatan untuk beribadah di bulan yang penuh berkah.

Jika kita lihat, mungkin di luar sana ada saudara-saudara kita yang tidak dapat
berpuasa dan menikmati indahnya ibadah di bulan Ramadhan karena sakit.

Bapak/Ibu dan rekan-rekan yang berbahagia,


Bulan Ramadhan juga adalah bulan yang istimewa dan spesial. Oleh karena itu,
hendaknya kita menyambut bulan yang mulia ini dengan penuh kegembiraan.

Gembira, dalam hal ini, bukan berarti kita euforia. Akan tetapi, kita bergembira melalui
persiapan-persiapan menuju Ramadhan yang mantap. Dengan begitu, kita bisa
beribadah dengan maksimal.

Apabila kita hanya menyambut dengan biasa-biasa saja, atau bahkan tidak terlalu
peduli, maka kita termasuk orang yang merugi.

Dalam Alquran surat Al Baqarah ayat 183, Allah SWT berfirman: 

.‫ين ِم ْن َقْبلِ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم َتَّت ُقو َن‬


َ
ِ َّ‫الصيام َكما ُكتِب علَى ال‬
‫ذ‬ َ َ َ َُ ُ ِّ ‫م‬‫ك‬ُ ‫ي‬
ْ ‫ل‬
َ ‫ع‬
َ ‫ب‬
َ
ِ‫يا َأيُّها الَّ ِذين آمنُوا ُكت‬ 
َ َ َ َ
Yang artinya: “Wahai orang-orang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa
sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu. (Berpuasa) agar kamu
bertakwa.” 

Dalam hadits riwayat Ahmad dalam Al Musnad , dikatakan bahwa Rasulullah SAW
memberikan kabar gembira bagi para sahabat tentang datangnya bulan Ramadhan.

Beliau bersabda, “Telah datang kepadamu bulan Ramadhan, bulan yang diberkahi.
Allah mewajibkan atas kalian berpuasa.

Di bulan Ramadhan, pintu-pintu surga dibuka dan pintu-pintu neraka ditutup, serta
setan-setan dibelenggu.
Di dalamnya terdapat sebuah malam yang lebih baik dibandingkan dengan seribu
bulan. Siapa yang dihalangi dari kebaikannya, maka sungguh ia tidak memperoleh apa
pun.”

Ada banyak keberkahan yang Allah berikan di bulan Ramadhan. Maka dari itu, marilah
kita berdoa kepada Allah agar dipertemukan dengan bulan Ramadhan.

Kita berdoa agar diberikan kesempatan berupa usia dan kesehatan untuk bisa
menjalankan ibadah puasa.

Marilah kita senantiasa menjaga kesehatan. Kita tinggalkan hal-hal yang kurang
bermanfaat dan melunasi hutang-hutang puasa bagi yang masih memiliki hutang
puasa.

Di bulan kesembilan yang amat spesial ini, para setan dibelenggu dan pintu neraka
ditutup.

Hal itu bermakna bahwa ampunan Allah berlaku penuh selama bulan Ramadhan.
Dengan syarat bahwa niat puasa kita adalah benar hanya untuk Allah.

Dalam hadits riwayat Imam Bukhari dan Imam Muslim, Nabi Muhammad SAW
bersabda bahwa barangsiapa berpuasa di bulan Ramadhan karena iman dan
mengharapkan pahala dari Allah, maka dosanya di masa lalu akan diampuni.

Selain itu, dalam hadits riwayat Bukhari dan Muslim juga disebutkan bahwa siapa yang
melakukan shalat tarawih karena iman dan mencari pahala, maka dosanya di masa lalu
akan diampuni.

Apakah hanya itu saja?

Tentu ampunan Allah tidak sebatas itu aja. Masih ada banyak peluang yang bisa kita
dapatkan.

Misalnya, dengan bersedekah di bulan Ramadhan atau dengan membaca Al-Qur’an di


bulan Ramadhan.

Itu hanya contoh saja, ada banyak amalan di bulan Ramadhan yang bisa kita lakukan.

Maka dari itu, kita harus memaksimalkannya dan meraih taqwa. Juga tidak lupa kita
jaga kesehatan jasmani dan rohani.

Tidak lupa, marilah kita saling memaafkan. Agar kita dapat menyambut Ramadhan
dengan hati yang lapang.

Demikian pidato singkat yang bisa saya sampaikan untuk menyambut bulan Ramadhan
2023 ini. Mohon maaf apabila terdapat kesalahan.

Wassalamu’alaikum, Wr. Wb.


Sejarah Puasa dalam Agama

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala nikmat yang selama ini
telah diberikan sehingga kita dapat berkumpul di masjid ini tanpa halangan suatu apa
pun.

Sholawat dan salam tidak lupa kita haturkan kepada nabi Muhammad SAW, semoga
kita termasuk dalam golongan umatnya yang besok di hari kiamat mendapat
syafaatnya, aamiin

Alhamdulillah, tepat di bulan yang suci ini, kita semua dipertemukan kembali dalam
keadaan sehat  wal afiat. Bulan Ramadhan alangkah baiknya untuk mengumpulkan
pahala dan amal baik.

Pada kesempatan kali ini, saya akan menyampaikan ceramah atau khutbah tentang
sejarah puasa di dalam agama-agama.

Ya ayyuhalladziina aamanuu kutiba ‘alaikumus shiyaamu kamaa kutiba ‘alal ladziina


min qablikum la’allakum tattaquun”.

Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian puasa sebagaimana


diwajibkan kepada orang-orang sebelum kalian, agar kalian bertaqwa.

Puasa merupakan rukun Islam, setiap ramadhan kita melaksanakan Ibadah ini dengan
senang hati. Demikian juga dengan umat sebelumnya, diwajibkan berpuasa. Kemudian
timbul pertanyaan dalam hati kita, bagaimana puasa umat-umat terdahulu?

Nabi Nuh AS, umurnya 950 tahun, melaksanakan puasa selama hidupnya kecuali hari
raya Idul Fitri dan Qur’ban. Kemudian setelah kita tela’ah kembali kata “min qoblikum”
itu bagaimana?

Di dalam agama Yahudi, puasa diwajibkan selama 40 hari. Mulanya adalah 30 hari, lalu
kemudian menjadi 40 hari. Lain halnya dengan orang-orang kristen yang lebih bersifat
spiritualistik. Saking spiritualitasnya orang-orang kristen mengharamkan apa yang
dihalalkan oleh Allah SWT. Mereka di wajibkan puasa selama 50 hari. Sedangkan di
dalam Islam diwajibkan selama 30 hari.

Hadirin yang dimuliakan oleh Allah, puasa tidak hanya menahan lapar dan haus saja,
tetapi harus memiliki sikap sabar. Sabar berasal dari bahasa Arab sobaru yasbiru yang
berarti menahan. Arti dari kata menahan cukup luas.
Misalnya saat puasa sabar untuk menahan hawa nafsu, keinginan untuk makan
maupun minum dari subuh hingga waktu maghrib tiba. Sabar juga dapat terlihat dalam
perilaku. Contohnya tidak emosi dan membalas perbuatan jahat orang lain.

Satu hal yang harus Anda ketahui adalah sikap sabar tidak bisa didapatkan secara
instan. Semua butuh proses, latihan dan tidak lupa selalu mendekatkan diri kepada
Allah, berdoa agar selalu diberi kekuatan serta kesabaran dalam menjalani ujian hidup.

Oleh karena itu, kita harus selalu sabar dalam berpuasa maupun beribadah, menyikapi
kehidupan dan lain sebagainya. Seseorang yang sedang mendapat ujian namun tetap
menjalankan kewajibannya, shalat tepat waktu dan beramal maka Allah akan
senantiasa menolongnya.

Demikian kultum yang dapat saya sampaikan, semua yang benar datangnya dari Allah.
Semoga kita termasuk hamba yang selalu mendapat rahmat ridho-Nya. Aamiin.

Anda mungkin juga menyukai