3
BAB
Dampak Lingkungan,
UKL dan UPL
Berisikan kegiatan identifikasi dampak pembangunan Pelabuhan Olo-oloho terhadap
lingkungan, yang diprakirakan termasuk besar dan penting. Selanjutnya diuraikan masing-
masing dampak berdasarkan Tahap Pra Konstruksi, Tahap Konstruksi, dan Tahap Operasional.
KAJIAN LINGKUNGAN
PELABUHAN OLO-OLOHO
KABUPATEN KOLAKA UTARA – PROVINSI SULAWESI TENGGARA
LAPORAN AKHIR
III-0
KAJIAN LINGKUNGAN PELABUHAN OLO-OLOHO
KABUPATEN KOLAKA UTARA – PROVINSI SULAWESI TENGGARA
3.1 Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan Rencana Usaha dan atau Kegiatan
Mengacu pada rencana kegiatan Pembangunan Pelabuhan Olo-Oloho serta
kondisi rona lingkungan, maka berdasarkan pada Peraturan Menteri Negara
Lingkungan Hidup No. 13 Tahun 2010 tentang Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UKL-UPL), tahapan kegiatan yang
diperkirakan menimbulkan dampak adalah meliputi :
Tahap Pra-Konstruksi
Tahap Konstruksi
Tahap Operasional
2. Tahap Konstruksi
Kegiatan yang diperkirakan menimbulkan dampak penting terhadap lingkungan pada
tahap konstruksi antara lain:
1) Penerimaan dan mobilisasi tenaga kerja;
2) Mobilisasi alat-alat dan bahan konstruksi;
3) Pematangan lahan;
4) Pembangunan bedeng kerja;
5) Pembangunan Dermaga;
6) Pembangunan sarana penunjang pelabuhan;
3. Tahap Operasional
Komponen kegiatan pada tahap operasional yang diperkirakan menimbulkan dampak
penting terhadap lingkungan antara lain:
1) Perubahan tata guna lahan;
2) Penerimaan dan mobilisasi tenaga kerja;
3) Bongkar muat barang;
LAPORAN AKHIR
III-1
KAJIAN LINGKUNGAN PELABUHAN OLO-OLOHO
KABUPATEN KOLAKA UTARA – PROVINSI SULAWESI TENGGARA
LAPORAN AKHIR
III-2
KAJIAN LINGKUNGAN PELABUHAN OLO-OLOHO
KABUPATEN KOLAKA UTARA – PROVINSI SULAWESI TENGGARA
LAPORAN AKHIR
III-3
KAJIAN LINGKUNGAN PELABUHAN OLO-OLOHO
KABUPATEN KOLAKA UTARA – PROVINSI SULAWESI TENGGARA
LAPORAN AKHIR
III-4
KAJIAN LINGKUNGAN PELABUHAN OLO-OLOHO
KABUPATEN KOLAKA UTARA – PROVINSI SULAWESI TENGGARA
LAPORAN AKHIR
III-5
KAJIAN LINGKUNGAN PELABUHAN OLO-OLOHO
KABUPATEN KOLAKA UTARA – PROVINSI SULAWESI TENGGARA
e. Pembangunan Dermaga
Pembangunan dermaga dibangun di atas lahan urugan dikhawatirkan dapat
menyebabkan amblesan. Bertambahnya beban berat yang ditimbulkan oleh bangunan
bertingkat dikhawatirkan melampaui daya dukung lahan yang pada akhirnya dapat
menyebabkan terjadinya penurunan permukaan tanah. Dampak dikategorikan negatif
penting terhadap komponen fisiografis.
Dampak lain adalah penurunan kualitas udara, timbulnya debu, dan peningkatan
kebisingan serta resiko timbulnya kecelakaan kerja. Dampak tersebut dikategorikan
negatif penting karena peningkatan CO, debu, dan NOx yang dirasakan penduduk
sekitar tapak proyek dan yingkat kebisingan di sekitar tapak proyek.
Adapun dampak terkait limbah yaitu penurunan kualitas badan air akibat
timbulnya limbah cair domestik. Dampak tersebut dikategorikan negatif penting.
f. Pembangunan Sarana Penunjang Pelabuhan
Terganggunya stabilitas lahan sebagai akibat yang ditimbulkan oleh beban berat
di atasnya dapat menyebabkan terjadinya longsoran. Selain itu, apabila daya dukung
tanah terlampaui maka dapat terjadi amblesan yang dikhawatirkan dapat merusak fisik
bangunan. Dampak tersebut dikategorikan negatif penting. Penilaian ini didasarkan
kepada intensitas dampak yang ditimbulkan cukup besar, berlangsung dalam jangka
waktu yang lama, bersifat kumulatif dan tidak berbalik. Besaran dampak dilihat dari
jumlah area vegetasi yang hiang, jumlah satwa yang berkurang dan luasan area yang
terkonversi untuk pembangunan sarana penunjang pelabuhan.
Dampak lain adalah penurunan kualitas udara, timbulnya debu, dan peningkatan
kebisingan dan tangguan kenyamanan lingkungan. Dampak tersebut dikategorikan
negatif penting dikarenakan Peningkatan CO, debu, dan NOx yang dirasakan penduduk
sekitar tapak proyek dan tingkat kebisingan yang dirasakan penduduk sekitar tapak
proyek. Salah satu dampak positif adalah Peningkatan perekonomian masyarakat.
Dampak tersebut dikategorikan negatif penting karena Jarak lingkungan terdekat
dengan proyek ± 50 m Dan akan timbul usaha perekonomian seperti warung, toko, dan
jasa transportasi.
LAPORAN AKHIR
III-6
KAJIAN LINGKUNGAN PELABUHAN OLO-OLOHO
KABUPATEN KOLAKA UTARA – PROVINSI SULAWESI TENGGARA
LAPORAN AKHIR
III-7
KAJIAN LINGKUNGAN PELABUHAN OLO-OLOHO
KABUPATEN KOLAKA UTARA – PROVINSI SULAWESI TENGGARA
LAPORAN AKHIR
III-8
KAJIAN LINGKUNGAN PELABUHAN OLO-OLOHO
KABUPATEN KOLAKA UTARA – PROVINSI SULAWESI TENGGARA
III-9
KAJIAN LINGKUNGAN PELABUHAN OLO-OLOHO
KABUPATEN KOLAKA UTARA – PROVINSI SULAWESI TENGGARA
III-10
KAJIAN LINGKUNGAN PELABUHAN OLO-OLOHO
KABUPATEN KOLAKA UTARA – PROVINSI SULAWESI TENGGARA
LAPORAN AKHIR
III-11
KAJIAN LINGKUNGAN PELABUHAN OLO-OLOHO
KABUPATEN KOLAKA UTARA – PROVINSI SULAWESI TENGGARA
III-12
KAJIAN LINGKUNGAN PELABUHAN OLO-OLOHO
KABUPATEN KOLAKA UTARA – PROVINSI SULAWESI TENGGARA
III-13
KAJIAN LINGKUNGAN PELABUHAN OLO-OLOHO
KABUPATEN KOLAKA UTARA – PROVINSI SULAWESI TENGGARA
III-14
KAJIAN LINGKUNGAN PELABUHAN OLO-OLOHO
KABUPATEN KOLAKA UTARA – PROVINSI SULAWESI TENGGARA
III-15
KAJIAN LINGKUNGAN PELABUHAN OLO-OLOHO
KABUPATEN KOLAKA UTARA – PROVINSI SULAWESI TENGGARA
III-16
KAJIAN LINGKUNGAN PELABUHAN OLO-OLOHO
KABUPATEN KOLAKA UTARA – PROVINSI SULAWESI TENGGARA
LAPORAN AKHIR
III-17
KAJIAN LINGKUNGAN PELABUHAN OLO-OLOHO
KABUPATEN KOLAKA UTARA – PROVINSI SULAWESI TENGGARA
III-18
KAJIAN LINGKUNGAN PELABUHAN OLO-OLOHO
KABUPATEN KOLAKA UTARA – PROVINSI SULAWESI TENGGARA
III-19
KAJIAN LINGKUNGAN PELABUHAN OLO-OLOHO
KABUPATEN KOLAKA UTARA – PROVINSI SULAWESI TENGGARA
LAPORAN AKHIR
III-20
KAJIAN LINGKUNGAN PELABUHAN OLO-OLOHO
KABUPATEN KOLAKA UTARA – PROVINSI SULAWESI TENGGARA
III-21
KAJIAN LINGKUNGAN PELABUHAN OLO-OLOHO
KABUPATEN KOLAKA UTARA – PROVINSI SULAWESI TENGGARA
III-22
KAJIAN LINGKUNGAN PELABUHAN OLO-OLOHO
KABUPATEN KOLAKA UTARA – PROVINSI SULAWESI TENGGARA
III-23
KAJIAN LINGKUNGAN PELABUHAN OLO-OLOHO
KABUPATEN KOLAKA UTARA – PROVINSI SULAWESI TENGGARA
III-24
KAJIAN LINGKUNGAN PELABUHAN OLO-OLOHO
KABUPATEN KOLAKA UTARA – PROVINSI SULAWESI TENGGARA
III-25
KAJIAN LINGKUNGAN PELABUHAN OLO-OLOHO
KABUPATEN KOLAKA UTARA – PROVINSI SULAWESI TENGGARA
LAPORAN AKHIR
III-26
KAJIAN LINGKUNGAN PELABUHAN OLO-OLOHO
KABUPATEN KOLAKA UTARA – PROVINSI SULAWESI TENGGARA
LAPORAN AKHIR
III-27
KAJIAN LINGKUNGAN PELABUHAN OLO-OLOHO
KABUPATEN KOLAKA UTARA – PROVINSI SULAWESI TENGGARA
6) Periode Pengelolaan
Tahap pra konstruksi (sebelum kegiatan konstruksi dilaksanakan)
7) Institusi Pengelola Lingkungan Hidup
Pelaksana : Dinas Perhubungan Kominfo Provinsi Sulawesi Tenggara
Pengawas : BLH Provinsi Sulawesi Tenggara
Pelaporan : BLH Provinsi Sulawesi Tenggara
LAPORAN AKHIR
III-28
KAJIAN LINGKUNGAN PELABUHAN OLO-OLOHO
KABUPATEN KOLAKA UTARA – PROVINSI SULAWESI TENGGARA
LAPORAN AKHIR
III-29
KAJIAN LINGKUNGAN PELABUHAN OLO-OLOHO
KABUPATEN KOLAKA UTARA – PROVINSI SULAWESI TENGGARA
LAPORAN AKHIR
III-30
KAJIAN LINGKUNGAN PELABUHAN OLO-OLOHO
KABUPATEN KOLAKA UTARA – PROVINSI SULAWESI TENGGARA
1) Sumber Dampak
Aktivitas kendaraan pengangkut alat berat dan material
2) Jenis Dampak
Penurunan kualitas udara ; Dispesi debu (saat kemarau) ; Peningkatan
kebisingan; Ceceran material / tanah, dengan besaran dampak sebagai berikut :
Dampak tergolong negatif (-)
Volume debu dari tanah urugan yang terdispersi saat dilewati kendaraan
Volume gas buang dari kendaraan angkut.
Kadar debu yang dihasilkan oleh kegiatan lalu lintas akan melampaui baku
mutu maksimum yang dipersyaratkan
Bangkitan lalu lintas ; Penurunan kualitas jaringan jalan, dengan besaran
dampak sebagai berikut :
Dampak tersebut tergolong negatif (-) karena merupakan dampak yang
berkelanjutan apabila tidak adanya penanganan Jumlah Truck yang lewat
setiap harinya
Dampak yang ditimbulkan terkait dengan dampak turunan karena penurunan
kualitas udara dan peningkatan kebisingan serta terkait dengan dampak
langsung terhadap kenyamanan dan keselamatan berlalu-lintas, memicu
munculnya kekhawatiran akan keselamatan lalu-lintas serta terganggunya
kenyaman. Dampak kegiatan berasal dari munculnya kecemburuan sosial
berkaitan dengan peluang dan kesempatan bekerja pada kegiatan proyek.
Kegiatan ini mengakibatkan terjadinya perubahan terhadap kualitas udara
berupa peningkatan kadar debu, yang terpapar pada msyarakat sekitar maupun
terhadap para pekerja proyek. Besaran dampak dari jenis-jenis dampak
tersebut adalah sebagai berikut :
Dampak dikategorikan negatif dan penting.
Pengelolaan dampak negatif dapat diminimasi dengan pendekatan sosial
dan teknologi
LAPORAN AKHIR
III-31
KAJIAN LINGKUNGAN PELABUHAN OLO-OLOHO
KABUPATEN KOLAKA UTARA – PROVINSI SULAWESI TENGGARA
LAPORAN AKHIR
III-32
KAJIAN LINGKUNGAN PELABUHAN OLO-OLOHO
KABUPATEN KOLAKA UTARA – PROVINSI SULAWESI TENGGARA
4) Lokasi Pengelolaan
Area Tapak Proyek Pelabuhan Olo-Oloho di Desa Sipakaine
5) Periode Pengelolaan
Tahap konstruksi
6) Institusi Pengelola Lingkungan Hidup
Pelaksana : Dinas Perhubungan Kominfo Provinsi Sulawesi Tenggara
Pengawas : BLH Provinsi Sulawesi Tenggara
Pelaporan : BLH Provinsi Sulawesi Tenggara
LAPORAN AKHIR
III-33
KAJIAN LINGKUNGAN PELABUHAN OLO-OLOHO
KABUPATEN KOLAKA UTARA – PROVINSI SULAWESI TENGGARA
2) Jenis Dampak
Konstruksi bangunan dibangun di areal tapak Palabuhan Olo-Oloho dikhawatirkan
terlampauinya daya dukung yang menyebabkan amblesan secara lokal dan
perubahan topografi
3) Besaran Dampak
Dampak aktifitas pembangunan tapak kerja dikategorikan negatif penting.
4) Bentuk Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
Tumpukan vegetasi dipisahkan dari tanah lapisan atas. Vegetasi dibiarkan
membusuk (sebagai humus) tanpa dibakar.
Tanah lapisan atas dan humus dikembalikan ke tempat semula terutama pada
lahan yang akan dijadikan taman.
Mencegah terjadinya longsoran tebing dan timbunan tanah atau batuan:
Pembukaan tanah yang membentuk lereng dibuat berjenjang, lebar jenjang
minimal 5 m, dan tinggi jenjang tunggal maksimum 10 m, dan kemiringan
lereng secara keseluruhan maksimum 45º.
Mengatur penempatan material galian dengan lebar jenjang 10 m, tinggi 10 m,
dan kemiringan lereng secara keseluruhan 30º untuk penempatan permanen,
dan 45º untuk penempatan sementara.
Melaksanakan soil test dengan baik dan merancang pondasi yang benar untuk
semua bangunan dan struktur.
Perlu dibuat rencana kegiatan penghijauan di areal proyek dengan senantiasa
mengadopsi jenis-jenis tanaman lokal.
Semaksimal mungkin mempertahankan alur sungai seperti keadaan aslinya,
sehingga konservasi terhadap flora alamiah masih dapat terjaga.
Membuat koleksi jenis tumbuhan yang dilindungi agar kemudian hari
keberadaannya dapat dipertahankan.
5) Lokasi Pengelolaan
Area Tapak Proyek Pelabuhan Olo-Oloho di Desa Sipakaine
6) Periode Pengelolaan
Tahap konstruksi
7) Institusi Pengelola Lingkungan Hidup
Pelaksana : Dinas Perhubungan Kominfo Provinsi Sulawesi Tenggara
Pengawas : BLH Provinsi Sulawesi Tenggara
Pelaporan : BLH Provinsi Sulawesi Tenggara
LAPORAN AKHIR
III-34
KAJIAN LINGKUNGAN PELABUHAN OLO-OLOHO
KABUPATEN KOLAKA UTARA – PROVINSI SULAWESI TENGGARA
LAPORAN AKHIR
III-35
KAJIAN LINGKUNGAN PELABUHAN OLO-OLOHO
KABUPATEN KOLAKA UTARA – PROVINSI SULAWESI TENGGARA
Membentuk lereng yang benar dan perlindungan lereng pada semua tempat.
4) Lokasi Pengelolaan
Area Tapak Proyek Pelabuhan Olo-Oloho di Desa Sipakaine
5) Periode Pengelolaan
Tahap konstruksi
6) Institusi Pengelola Lingkungan Hidup
Pelaksana : Dinas Perhubungan Kominfo Provinsi Sulawesi Tenggara
Pengawas : BLH Provinsi Sulawesi Tenggara
Pelaporan : BLH Provinsi Sulawesi Tenggara
LAPORAN AKHIR
III-36
KAJIAN LINGKUNGAN PELABUHAN OLO-OLOHO
KABUPATEN KOLAKA UTARA – PROVINSI SULAWESI TENGGARA
Penurunan kualitas air badan air akibat timbulnya limbah cair domestik, dengan
besaran dampak sebagai berikut:
Dampak tersebut dikategorikan negatif penting
Volume limbah cair = 0,5 m3/hari
3) Bentuk Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
Tumpukan vegetasi dipisahkan dari tanah lapisan atas. Vegetasi dibiarkan
membusuk (sebagai humus) tanpa dibakar
Tanah lapisan atas dan humus dikembalikan ke tempat semula terutama pada
lahan yang akan dijadikan taman.
Pencegahan erosi dengan membuat terasering.
Alur sungai dan vegetasinya semaksimal mungkin tetap dipertahankan seperti
keadaan aslinya.
Melaksanakan soil test dengan baik dan merancang pondasi yang benar untuk
semua bangunan dan struktur
Merancang dengan benar struktur yang berat dan tinggi, memperhitungkan
daya dukung tanah dan beban lain seperti angin, dan sebagainya.
Analisis intensif terhadap pembebanan bangunan terhadap daya dukung tanah.
Membentuk lereng yang benar dan perlindungan lereng pada semua tempat.
Konstruksi bangunan pelabuhan semaksimal mungkin di luar alur sungai
Mengendalikan, membatasi volume dan waktu pengambilan air dengan
memperhatikan ketersediaan dan kecukupan air untuk pemanfaatan lainnya.
Menyediaan alternatif sumber air lain antara lain sebagai cadangan untuk
menutupi kekurangan air pada bulan-bulan kering
4) Lokasi Pengelolaan
Area Tapak Proyek Pelabuhan Olo-Oloho di Desa Sipakaine
5) Periode Pengelolaan
Tahap konstruksi
6) Institusi Pengelola Lingkungan Hidup
Pelaksana : Dinas Perhubungan Kominfo Provinsi Sulawesi Tenggara
Pengawas : BLH Provinsi Sulawesi Tenggara
Pelaporan : BLH Provinsi Sulawesi Tenggara
LAPORAN AKHIR
III-37
KAJIAN LINGKUNGAN PELABUHAN OLO-OLOHO
KABUPATEN KOLAKA UTARA – PROVINSI SULAWESI TENGGARA
LAPORAN AKHIR
III-38
KAJIAN LINGKUNGAN PELABUHAN OLO-OLOHO
KABUPATEN KOLAKA UTARA – PROVINSI SULAWESI TENGGARA
3) Besaran Dampak
Tergolong dampak posisitf apabila mendorong pertumbuhan ekonomi dan
lapangan pekerjaan masyarakat
Tergolong dampak negatif (-) apabila meninmbulkan keresahan masyarakat
4) Bentuk Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
Tumpukan vegetasi dipisahkan dari tanah lapisan atas. Vegetasi dibiarkan
membusuk (sebagai humus) tanpa dibakar.
Tanah lapisan atas dan humus dikembalikan ke tempat semula terutama pada
lahan yang akan dijadikan taman.
Pencegahan erosi dengan membuat terasering.
Melaksanakan soil test dengan baik dan merancang pondasi yang benar untuk
semua bangunan dan struktur.
Mendorong berkembangnya perekonomian lokal seperti toko, kios, warung
dengan penyediaan bahan keperluan sehari-hari secara lengkap, mencukupi,
dan berkualitas dengan harga bersaing.
5) Lokasi Pengelolaan
Area Tapak Proyek Pelabuhan Olo-Oloho di Desa Sipakaine
6) Periode Pengelolaan
Tahap Operasional
7) Institusi Pengelola Lingkungan Hidup
Pelaksana : Dinas Perhubungan Kominfo Provinsi Sulawesi Tenggara
Pengawas : BLH Provinsi Sulawesi Tenggara
Pelaporan : BLH Provinsi Sulawesi Tenggara
LAPORAN AKHIR
III-39
KAJIAN LINGKUNGAN PELABUHAN OLO-OLOHO
KABUPATEN KOLAKA UTARA – PROVINSI SULAWESI TENGGARA
Kadar debu yang dihasilkan oleh kegiatan lalu lintas akan melampaui baku
mutu maksimum yang dipersyaratkan
Bangkitan lalu lintas ; Penurunan kualitas jaringan jalan, dengan besaran
dampak sebagai berikut :
Dampak tersebut tergolong negatif (-) karena merupakan dampak yang
berkelanjutan apabila tidak adanya penanganan Jumlah Truck yang lewat
setiap harinya
Dampak yang ditimbulkan terkait dengan dampak turunan karena penurunan
kualitas udara dan peningkatan kebisingan serta terkait dengan dampak
langsung terhadap kenyamanan dan keselamatan berlalu-lintas. Hal tersebut
memicu munculnya kekhawatiran akan keselamatan lalu-lintas serta
terganggunya kenyaman. Dampak kegiatan berasal dari munculnya
kecemburuan sosial berkaitan dengan peluang dan kesempatan bekerja pada
kegiatan proyek. Kegiatan mengakibatkan terjadinya perubahan terhadap
kualitas udara berupa peningkatan kadar debu, yang terpapar pada msyarakat
sekitar maupun terhadap para pekerja proyek. Besaran dampak dari jenis-jenis
dampak ini adalah sebagai berikut :
Dampak dikategorikan negatif dan penting.
Pengelolaan dampak negatif dapat diminimasi dengan pendekatan sosial
dan teknologi
3) Bentuk Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
Mengadakan penerimaan tenaga kerja yang transparan dan dengan
memberikan kesempatan yang sama kepada semua masyarakat, khususnya
bagi masyaraka lokal sesuai kebutuhan dan kualifikasinya.
Kegiatan mobilisasi tenaga kerja dilakukan secara bijak baik pada
pertimbangan komposisi tenaga kerja lokal maupun tenaga kerja dari luar
daerah.
4) Lokasi Pengelolaan
Area Tapak Proyek Pelabuhan Olo-Oloho di Desa Sipakaine
5) Periode Pengelolaan
Satu kali setiap tahun
6) Institusi Pengelola Lingkungan Hidup
Pelaksana : Dinas Perhubungan Kominfo Provinsi Sulawesi Tenggara
Pengawas : BLH Provinsi Sulawesi Tenggara
LAPORAN AKHIR
III-40
KAJIAN LINGKUNGAN PELABUHAN OLO-OLOHO
KABUPATEN KOLAKA UTARA – PROVINSI SULAWESI TENGGARA
3.2.3.4 Pembuangan limbah cair dan limbah padat dari kapal berlabuh
1) Sumber Dampak
Aktifitas kapal-kapal yang berlabuh dan aktifitas pelabuhan yang lain
2) Jenis dan Dampak
LAPORAN AKHIR
III-41
KAJIAN LINGKUNGAN PELABUHAN OLO-OLOHO
KABUPATEN KOLAKA UTARA – PROVINSI SULAWESI TENGGARA
Limbah domestik umumnya bersumber dari hasil ekskresi (wc), kamar mandi,
dan dapur yang disalurkan ke dalam septic tank. Limbah ini dianggap tidak
terbuang ke lingkungan, sehingga tidak menghasilkan dampak. Sedangkan
limbah non domestik berasal dari air larian lapangan. Jika limbah cair yang
dibuang ke lingkungan sekitar tersebut tanpa proses pengolahan terlebih
dahulu. Diprakirakan akan dapmenyebabkan penurunan kualitas air yang akan
berdampak lanjut terhadap biota akuatik pada badan air penerima limbah cair
tersebut, dengan besaran dampak sebagai berikut :
Dampak bersifat negatif, besar, dan penting (-P). Berlangsung dalam
jangka panjang (selama tahap operasi). Intensitas dampak yang
ditimbulkan tergolong besar dan berdampak lanjut terhadap komponen
lingkungan biota air, sosial, budaya, sikap dan persepsi masyarakat
Volume limbah cair = 0,5 m3/hari.
Limbah padat yang potensial berdampak terhadap biota akuatik bersumber
dari endapan lumpur (sludge) yang terkumpul di dasar kolam pengendapan air
larian permukaan lapangan penumpukan batubara dan kolam instalasi
pengolahan air limbah lainnya. Dampak tidak langsung dari pembuangan
limbah terhadap biota air dapat melalui penurunan kualitas air sebagai media
hidup biota akuatik. dengan besaran dampak sebagai berikut :
Dampak dikategorikan negatif penting. Intensitas dampak yang
ditimbulkan dinilai besar, berlangsung dalam jangka waktu yang lama dan
terus-menerus
LAPORAN AKHIR
III-42
KAJIAN LINGKUNGAN PELABUHAN OLO-OLOHO
KABUPATEN KOLAKA UTARA – PROVINSI SULAWESI TENGGARA
LAPORAN AKHIR
III-43
KAJIAN LINGKUNGAN PELABUHAN OLO-OLOHO
KABUPATEN KOLAKA UTARA – PROVINSI SULAWESI TENGGARA
LAPORAN AKHIR
III-44
KAJIAN LINGKUNGAN PELABUHAN OLO-OLOHO
KABUPATEN KOLAKA UTARA – PROVINSI SULAWESI TENGGARA
LAPORAN AKHIR
III-45
KAJIAN LINGKUNGAN PELABUHAN OLO-OLOHO
KABUPATEN KOLAKA UTARA – PROVINSI SULAWESI TENGGARA
1) Sumber Dampak
Aktifitas mobilisasi tenaga kerja dan penerimaan tenaga kerja baru
2) Jenis dan Besaran Dampak
Penurunan kualitas udara akibat asap kendaraan dan kebisingan akibat
mobilitas kendaraan, dengan besaran dampak sebagai berikut:
Dampak tergolong negatif (-)
Volume debu dari tanah urugan yang terdispersi saat dilewati kendaraan
Volume gas buang dari kendaraan angkut.
Kadar debu yang dihasilkan oleh kegiatan lalu lintas akan melampaui baku
mutu maksimum yang dipersyaratkan
Tingkat kebisingan akan semakin meningkat
Tolak ukur: Baku Mutu Udara Ambien menurut PP No. 41 Tahun 1999
Kerusakan dan penurunan kualitas jalan, dengan besaran dampak sebagai
berikut: Dampak tersebut tergolong negatif (-) karena merupakan dampak
yang berkelanjutan apabila tidak adanya penanganan.
Pengerahan tenaga kerja akan menciptakan lapangan kerja dan kesempatan
berusaha bagi masyarakat. Dengan terbukanya kesempatan berusaha dapat
terjadi kenaikan pendapatan sehingga berdampak terhadap terjadi efek
multiplier pada konsumsi dan tabungan sesuai fungsi yang diperoleh. Besaran
dampak dari jenis dampak pengerahan tenaga kerja ini adalah sebagai berikut:
Dampak dikategorikan positif, besar, dan penting. Penilaian ini didasarkan
kepada intensitas dampak yang ditimbulkan berlangsung dalam jangka
waktu yang lama dan berlanjut
Tenaga yang berasal dari luar daerah diprakirakan akan berdampak terhadap
kondisi sosial budaya masyarakat setempat. Dampak yang mungkin timbul
berupa berubah atau bergesernya nilai dan norma budaya akibat terpengaruh
oleh adat dan norma yang bersumber dari tenaga kerja luar daerah. besaran
dampak dari jenis dampak pengerahan tenaga kerja ini adalah sebagai berikut:
Dampak dikategorikan negatif, kecil tetapi penting. Penilaian ini
didasarkan kepada intensitas dampak yang ditimbulkan berlangsung
dalam jangka waktu yang lama
Dampak negatif dapat diminimasi dengan penge-lolaan menggunakan
pen-dekatan sosial-budaya, dan ekonomi.
3) Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
LAPORAN AKHIR
III-46
KAJIAN LINGKUNGAN PELABUHAN OLO-OLOHO
KABUPATEN KOLAKA UTARA – PROVINSI SULAWESI TENGGARA
LAPORAN AKHIR
III-47
KAJIAN LINGKUNGAN PELABUHAN OLO-OLOHO
KABUPATEN KOLAKA UTARA – PROVINSI SULAWESI TENGGARA
LAPORAN AKHIR
III-48
KAJIAN LINGKUNGAN PELABUHAN OLO-OLOHO
KABUPATEN KOLAKA UTARA – PROVINSI SULAWESI TENGGARA
LAPORAN AKHIR
III-49
KAJIAN LINGKUNGAN PELABUHAN OLO-OLOHO
KABUPATEN KOLAKA UTARA – PROVINSI SULAWESI TENGGARA
4) Lokasi Pemantauan
Area Tapak Proyek Pelabuhan Olo-Oloho di Desa Sipakaine
5) Periode Pemantauan
Tahap konstruksi
6) Institusi Kegiatan Pemantauan Lingkungan Hidup
Pelaksana : Dinas Perhubungan Kominfo Provinsi Sulawesi Tenggara
Pengawas : BLH Provinsi Sulawesi Tenggara
Pelaporan : BLH Provinsi Sulawesi Tenggara
LAPORAN AKHIR
III-50
KAJIAN LINGKUNGAN PELABUHAN OLO-OLOHO
KABUPATEN KOLAKA UTARA – PROVINSI SULAWESI TENGGARA
LAPORAN AKHIR
III-51
KAJIAN LINGKUNGAN PELABUHAN OLO-OLOHO
KABUPATEN KOLAKA UTARA – PROVINSI SULAWESI TENGGARA
LAPORAN AKHIR
III-52
KAJIAN LINGKUNGAN PELABUHAN OLO-OLOHO
KABUPATEN KOLAKA UTARA – PROVINSI SULAWESI TENGGARA
LAPORAN AKHIR
III-53
KAJIAN LINGKUNGAN PELABUHAN OLO-OLOHO
KABUPATEN KOLAKA UTARA – PROVINSI SULAWESI TENGGARA
Melaksanakan soil test dengan baik dan merancang pondasi yang benar untuk
semua bangunan dan struktur
Merancang dengan benar struktur yang berat dan tinggi, memperhitungkan
daya dukung tanah dan beban lain seperti angin, dan sebagainya.
Analisis intensif terhadap pembebanan bangunan terhadap daya dukung tanah.
Membentuk lereng yang benar dan perlindungan lereng pada semua tempat.
Konstruksi bangunan pelabuhan semaksimal mungkin di luar alur sungai
Mengendalikan, membatasi volume dan waktu pengambilan air dengan
memperhatikan ketersediaan dan kecukupan air untuk pemanfaatan lainnya.
Menyediaan alternatif sumber air lain antara lain sebagai cadangan untuk
menutupi kekurangan air pada bulan-bulan kering
4) Lokasi Pemantauan
Area Tapak Proyek Pelabuhan Olo-Oloho di Desa Sipakaine
5) Periode Pemantauan
Tahap konstruksi
6) Institusi Kegiatan Pemantauan Lingkungan Hidup
Pelaksana : Dinas Perhubungan Kominfo Provinsi Sulawesi Tenggara
Pengawas : BLH Provinsi Sulawesi Tenggara
Pelaporan : BLH Provinsi Sulawesi Tenggara
LAPORAN AKHIR
III-54
KAJIAN LINGKUNGAN PELABUHAN OLO-OLOHO
KABUPATEN KOLAKA UTARA – PROVINSI SULAWESI TENGGARA
LAPORAN AKHIR
III-55
KAJIAN LINGKUNGAN PELABUHAN OLO-OLOHO
KABUPATEN KOLAKA UTARA – PROVINSI SULAWESI TENGGARA
LAPORAN AKHIR
III-56
KAJIAN LINGKUNGAN PELABUHAN OLO-OLOHO
KABUPATEN KOLAKA UTARA – PROVINSI SULAWESI TENGGARA
LAPORAN AKHIR
III-57
KAJIAN LINGKUNGAN PELABUHAN OLO-OLOHO
KABUPATEN KOLAKA UTARA – PROVINSI SULAWESI TENGGARA
2) Jenis Dampak
Kegiatan bongkar muat menghasilkan bunyi/ kebisingan yang relatif tinggi, bising
ini merupakan paparan (exposure) bagi tenaga kerja dan berpotensi juga untuk
menyebar ke pemukiman terdekat
3) Besaran Dampak
Dari segi intensitas dampak, dinilai besar karena diprediksi dapat meningkatkan
kebisingan pada permukiman terdekat sampai melebihi baku mutu yang
ditetapkan. Dari sisi waktu dampak ini berlangsung lama yaitu selama kegiatan
operasi dan dampak ini menyebabkan dampak turunan terhadap biota darat
(terutama fauna) dan persepsi masyarakat. Oleh karena itu dampak ini
diklasifikasikan sebagai dampak besar dan penting negatif (-).
4) Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Penggunaan alat pelindung diri berupa sumbat atau tutup telinga bagi pekerja
operator
Memasang peredam suara untuk fan dan safety valve untuk mengurangi
kebisingan
5) Lokasi Pemantauan
Area Tapak Proyek Pelabuhan Olo-Oloho di Desa Sipakaine
6) Periode Pemantauan
Tiga bulan sekali
7) Institusi Kegiatan Pemantauan Lingkungan Hidup
Pelaksana : Dinas Perhubungan Kominfo Provinsi Sulawesi Tenggara
Pengawas : BLH Provinsi Sulawesi Tenggara
Pelaporan : BLH Provinsi Sulawesi Tenggara
3.3.3.4 Pembuangan Limbah Cair dan Limbah Padat Dari Kapal Berlabuh
1) Sumber Dampak
Aktifitas kapal-kapal yang berlabuh dan aktifitas pelabuhan yang lain
2) Jenis dan Dampak
LAPORAN AKHIR
III-58
KAJIAN LINGKUNGAN PELABUHAN OLO-OLOHO
KABUPATEN KOLAKA UTARA – PROVINSI SULAWESI TENGGARA
Limbah domestik umumnya bersumber dari hasil ekskresi (wc), kamar mandi,
dan dapur yang disalurkan ke dalam septic tank. Limbah ini dianggap tidak
terbuang ke lingkungan, sehingga tidak menghasilkan dampak. Sedangkan
limbah non domestik berasal dari air larian lapangan. Jika limbah cair yang
dibuang ke lingkungan sekitar tersebut tanpa proses pengolahan terlebih
dahulu. Diprakirakan akan dapmenyebabkan penurunan kualitas air yang akan
berdampak lanjut terhadap biota akuatik pada badan air penerima limbah cair
tersebut, dengan besaran dampak sebagai berikut :
Dampak bersifat negatif, besar, dan penting (-P). Berlangsung dalam
jangka panjang (selama tahap operasi). Intensitas dampak yang
ditimbulkan tergolong besar dan berdampak lanjut terhadap komponen
lingkungan biota air, sosial, budaya, sikap dan persepsi masyarakat
Volume limbah cair = 0,5 m3/hari.
Limbah padat yang potensial berdampak terhadap biota akuatik bersumber
dari endapan lumpur (sludge) yang terkumpul di dasar kolam pengendapan air
larian permukaan lapangan penumpukan batubara dan kolam instalasi
pengolahan air limbah lainnya. Dampak tidak langsung dari pembuangan
limbah terhadap biota air dapat melalui penurunan kualitas air sebagai media
hidup biota akuatik. dengan besaran dampak sebagai berikut :
Dampak dikategorikan negatif penting. Intensitas dampak yang
ditimbulkan dinilai besar, berlangsung dalam jangka waktu yang lama dan
terus-menerus
LAPORAN AKHIR
III-59
KAJIAN LINGKUNGAN PELABUHAN OLO-OLOHO
KABUPATEN KOLAKA UTARA – PROVINSI SULAWESI TENGGARA
LAPORAN AKHIR
III-60
KAJIAN LINGKUNGAN PELABUHAN OLO-OLOHO
KABUPATEN KOLAKA UTARA – PROVINSI SULAWESI TENGGARA
LAPORAN AKHIR
III-61
KAJIAN LINGKUNGAN PELABUHAN OLO-OLOHO
KABUPATEN KOLAKA UTARA – PROVINSI SULAWESI TENGGARA
LAPORAN AKHIR
III-62
KAJIAN LINGKUNGAN PELABUHAN OLO-OLOHO
KABUPATEN KOLAKA UTARA – PROVINSI SULAWESI TENGGARA
LAPORAN AKHIR
III-63
KAJIAN LINGKUNGAN PELABUHAN OLO-OLOHO
KABUPATEN KOLAKA UTARA – PROVINSI SULAWESI TENGGARA
LAPORAN AKHIR
III-64
KAJIAN LINGKUNGAN PELABUHAN OLO-OLOHO
KABUPATEN KOLAKA UTARA – PROVINSI SULAWESI TENGGARA
LAPORAN AKHIR
III-65
KAJIAN LINGKUNGAN PELABUHAN OLO-OLOHO
KABUPATEN KOLAKA UTARA – PROVINSI SULAWESI TENGGARA
LAPORAN AKHIR
III-66
KAJIAN LINGKUNGAN PELABUHAN OLO-OLOHO
KABUPATEN KOLAKA UTARA – PROVINSI SULAWESI TENGGARA
LAPORAN AKHIR
III-67
KAJIAN LINGKUNGAN PELABUHAN OLO-OLOHO
KABUPATEN KOLAKA UTARA – PROVINSI SULAWESI TENGGARA
LAPORAN AKHIR
III-68
KAJIAN LINGKUNGAN PELABUHAN OLO-OLOHO
KABUPATEN KOLAKA UTARA – PROVINSI SULAWESI TENGGARA
LAPORAN AKHIR
III-69
KAJIAN LINGKUNGAN PELABUHAN OLO-OLOHO
KABUPATEN KOLAKA UTARA – PROVINSI SULAWESI TENGGARA
LAPORAN AKHIR
III-70
KAJIAN LINGKUNGAN PELABUHAN OLO-OLOHO
KABUPATEN KOLAKA UTARA – PROVINSI SULAWESI TENGGARA
LAPORAN AKHIR
III-71
KAJIAN LINGKUNGAN PELABUHAN OLO-OLOHO
KABUPATEN KOLAKA UTARA – PROVINSI SULAWESI TENGGARA
LAPORAN AKHIR
III-72
KAJIAN LINGKUNGAN PELABUHAN OLO-OLOHO
KABUPATEN KOLAKA UTARA – PROVINSI SULAWESI TENGGARA
LAPORAN AKHIR
III-73
KAJIAN LINGKUNGAN PELABUHAN OLO-OLOHO
KABUPATEN KOLAKA UTARA – PROVINSI SULAWESI TENGGARA
LAPORAN AKHIR
III-74
KAJIAN LINGKUNGAN PELABUHAN OLO-OLOHO
KABUPATEN KOLAKA UTARA – PROVINSI SULAWESI TENGGARA
LAPORAN AKHIR
III-75
KAJIAN LINGKUNGAN PELABUHAN OLO-OLOHO
KABUPATEN KOLAKA UTARA – PROVINSI SULAWESI TENGGARA
LAPORAN AKHIR
III-76
KAJIAN LINGKUNGAN PELABUHAN OLO-OLOHO
KABUPATEN KOLAKA UTARA – PROVINSI SULAWESI TENGGARA
LAPORAN AKHIR
III-77
KAJIAN LINGKUNGAN PELABUHAN OLO-OLOHO
KABUPATEN KOLAKA UTARA – PROVINSI SULAWESI TENGGARA
LAPORAN AKHIR
III-78
KAJIAN LINGKUNGAN PELABUHAN OLO-OLOHO
KABUPATEN KOLAKA UTARA – PROVINSI SULAWESI TENGGARA
LAPORAN AKHIR
III-79
KAJIAN LINGKUNGAN PELABUHAN OLO-OLOHO
KABUPATEN KOLAKA UTARA – PROVINSI SULAWESI TENGGARA
LAPORAN AKHIR
III-80
KAJIAN LINGKUNGAN PELABUHAN OLO-OLOHO
KABUPATEN KOLAKA UTARA – PROVINSI SULAWESI TENGGARA
LAPORAN AKHIR
III-81
KAJIAN LINGKUNGAN PELABUHAN OLO-OLOHO
KABUPATEN KOLAKA UTARA – PROVINSI SULAWESI TENGGARA
LAPORAN AKHIR
III-82
KAJIAN LINGKUNGAN PELABUHAN OLO-OLOHO
KABUPATEN KOLAKA UTARA – PROVINSI SULAWESI TENGGARA
LAPORAN AKHIR
III-83
KAJIAN LINGKUNGAN PELABUHAN OLO-OLOHO
KABUPATEN KOLAKA UTARA – PROVINSI SULAWESI TENGGARA
LAPORAN AKHIR
III-84
KAJIAN LINGKUNGAN PELABUHAN OLO-OLOHO
KABUPATEN KOLAKA UTARA – PROVINSI SULAWESI TENGGARA
LAPORAN AKHIR
III-85
PENYUSUNAN DOKUMEN UKL UPL PELABUHAN OLO-OLOHO
KABUPATEN KOLAKA UTARA – PROVINSI SULAWESI TENGGARA
LAPORAN AKHIR
III-86