Anda di halaman 1dari 87

KAJIAN LINGKUNGAN PELABUHAN OLO-OLOHO

KABUPATEN KOLAKA UTARA – PROVINSI SULAWESI TENGGARA

3
BAB
Dampak Lingkungan,
UKL dan UPL
Berisikan kegiatan identifikasi dampak pembangunan Pelabuhan Olo-oloho terhadap
lingkungan, yang diprakirakan termasuk besar dan penting. Selanjutnya diuraikan masing-
masing dampak berdasarkan Tahap Pra Konstruksi, Tahap Konstruksi, dan Tahap Operasional.

KAJIAN LINGKUNGAN
PELABUHAN OLO-OLOHO
KABUPATEN KOLAKA UTARA – PROVINSI SULAWESI TENGGARA

DINAS PERHUBUNGAN KOMINFO PROVINSI


SULAWESI TENGGARA

LAPORAN AKHIR
III-0
KAJIAN LINGKUNGAN PELABUHAN OLO-OLOHO
KABUPATEN KOLAKA UTARA – PROVINSI SULAWESI TENGGARA

3.1 Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan Rencana Usaha dan atau Kegiatan
Mengacu pada rencana kegiatan Pembangunan Pelabuhan Olo-Oloho serta
kondisi rona lingkungan, maka berdasarkan pada Peraturan Menteri Negara
Lingkungan Hidup No. 13 Tahun 2010 tentang Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UKL-UPL), tahapan kegiatan yang
diperkirakan menimbulkan dampak adalah meliputi :
 Tahap Pra-Konstruksi
 Tahap Konstruksi
 Tahap Operasional

Berdasarkan tahapan tersebut, pembangunan pelabuhan Olo-oloho meliputi


kegiatan yang antara lain sebegai berikut:
1. Tahap Pra-Konstruksi
Kegiatan pada tahap Pra-Konstruksi yang diperkirakan menimbulkan dampak terhadap
lingkungan antara lain:
1) Pembebasan Lahan;
2) Proses perizinan;
3) Kegiatan Survey

2. Tahap Konstruksi
Kegiatan yang diperkirakan menimbulkan dampak penting terhadap lingkungan pada
tahap konstruksi antara lain:
1) Penerimaan dan mobilisasi tenaga kerja;
2) Mobilisasi alat-alat dan bahan konstruksi;
3) Pematangan lahan;
4) Pembangunan bedeng kerja;
5) Pembangunan Dermaga;
6) Pembangunan sarana penunjang pelabuhan;

3. Tahap Operasional
Komponen kegiatan pada tahap operasional yang diperkirakan menimbulkan dampak
penting terhadap lingkungan antara lain:
1) Perubahan tata guna lahan;
2) Penerimaan dan mobilisasi tenaga kerja;
3) Bongkar muat barang;

LAPORAN AKHIR
III-1
KAJIAN LINGKUNGAN PELABUHAN OLO-OLOHO
KABUPATEN KOLAKA UTARA – PROVINSI SULAWESI TENGGARA

4) Pembuangan limbah cair dan limbah padat dari kapal berlabuh;


5) Aktivitas lalu lintas kapal dan perahu motor

Pada Tabel berikut, diringkaskan identifikasi dampak pembangunan Pelabuhan


Olo-oloho terhadap lingkungan, yang diprakirakan termasuk besar dan penting.
Selanjutnya diuraikan masing-masing dampak berdasarkan Tahap Pra Konstruksi,
Tahap Konstruksi, dan Tahap Operasional. Setiap kegiatan pada tahapan tersebut akan
menimbulkan dampak lingkungan yang perlu dikaji. Berikut analisis dampak yang
mungkin terjadi pada setiap tahapan.
Tabel 3. 1 Matrik identifikasi dampak kegiatan pembangunan Pelabuhan Olo-oloho
Komponen Kegiatan
Komponen
No Pra Konstruksi Operasional
Lingkungan
1 2 3 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5
Geo-Fisik-
1
Kimia
a Iklim
Kualitas Udara
b
& kebisingan
Fisiografi dan
c
morfologi
Kualitas Air
d
tanah
e Hidrologi
2 Biologi
a Biota darat
b Biota laut
3 Sosial
a Ekonomi
b Sosial budaya
Persepsi
c
masyarakat
Kesehatan
d
masyarakat

LAPORAN AKHIR
III-2
KAJIAN LINGKUNGAN PELABUHAN OLO-OLOHO
KABUPATEN KOLAKA UTARA – PROVINSI SULAWESI TENGGARA

Sumber : Pengamatan dan analisis

Berikut merupakan penjelasan beberapa tabel mengenai analisis dampak pada


tahap pra konstruksi, kontsruksi dan pada tahap operasional.

3.1.1 Dampak pada Tahap Pra Konstruksi


Dampak pada tahap pra konstruksi pembangunan Pelabuhan Olo-Oloho
meliputi kegiatan pembebasan lahan, proses perizinan dan. kegiatan survei.

a. Kegiatan Pembebasan Lahan


Pada kegiatan pembebasan lahan untuk pembangunan Pelabuhan Olo-oloho
akan menimbulkan dampak berupa keresahan masyarakat dan konflik pembebasan
lahan. Setiap dampak tersebut bersumber dari adanya alih fungsi lahan pembangunan
pelabuhan tersebut. Besaran dampak pada kegiatan pembebasan lahan dilihat dari
jumlah masyarakat yang menolak kegiatan pembebasan lahan dan luas lahan yang
harus dibebaskan untuk pembangunan pelabuhan. Berdasarkan hasil survei, responden
menyatakan tidak keberatan apabila terkena pembebasan lahan dengan syarat
meminta ganti rugi. Dampak negatif seperti kerasahan masyarakat dan konflik
pembebasan lahan dapat dikurangi dengan adanya pendekatan kepada masyarakat
b. Kegiatan Proses Perizinan
Jenis dampak yang dapat diidentifikasi pada tahap ini berupa dokumen perijinan
kurang maksimal dan adanya keresahan masyarakat. Sedangkan besaran dampak
dapat diukur melalui keterlambatan pembangunan dan timbulnya berbagai spekulasi di
masyarakat akibat keterlambatan pembangunan. Dampak negatif dapat diminimalisir
dengan sosialisasi kepada masyarakat.
c. Kegiatan Survei
Jenis dampak dari kegiatan survei tehadap sikap dan persepsi masyarakat berupa
terjadinya keresahan dan timbulnya persepsi masyarakat, Menimbulkan keingin-
tahuan dan spekulasi dari sebagian anggota masyarakat di sekitar tapak proyek
terhadap kepastian lokasi, ganti rugi atau kompensasi lahan. Besaran dampak pada
kegiatan survey dapat dilihat dari jumlah pengaduan masyarakat yang tidak setuju
dengan kegiatan pembangunan pelabuhan dan juga dapat dilihat dari terjadinya
gangguan keamanan dan ketertiban akibat penolakan terhadap pelabuhan atau
bentrokan kepentingan.

LAPORAN AKHIR
III-3
KAJIAN LINGKUNGAN PELABUHAN OLO-OLOHO
KABUPATEN KOLAKA UTARA – PROVINSI SULAWESI TENGGARA

Dampak bersifat positif tersebar luas, berlangsung selama tahap pra-konstruksi.


Dampak negatif dapat dikurangi dengan pengelolaan melalui pendekatan sosial,
ekonomi, dan teknis lingkungan. Berdasarkan hasil wawancara dengan masyrakat
setempat, 76% masyarakat sudah mengetahui rencana pengembangan Pelabuhan Olo-
oloho dan masyarakat setuju dengan rencana tersebut.

3.1.2 Dampak Terhadap Tahap Konstruksi


Dampak pada tahap konstruksi pembangunan Pelabuhan Olo-Oloho meliputi
kegiatan penerimaan dan mobilisasi tenaga kerja; mobilisasi alat-alat dan bahan
konstruksi; pematangan lahan; pPembangunan bedeng kerja; pembangunan dermaga;
dan pembangunan sarana penunjang pelabuhan.
a. Penerimaan dan Mobilisasi Tenaga Kerja
Terdapat Dampak yang tergolong negatif (-) dari kegiatan ini, meliputi penurunan
kualitas udara akibat asap kendaraan dan kebisingan akibat mobilitas kendaraan dan
penurunan tingkat kesehatan masyarakat. Besaran dampak yang dihasilkan terhadap
kualitas udara ambien untuk parameter debu, SO2, NO2, CO2 dan O3 diharapkan tidak
melebihi Baku Mutu Udara Ambien Nasional untuk pengukuran 1 jam sesuai PP No. 41
Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara.
Besaran dampak yang akan dihasilkan oleh kegiatan konstruksi mencapai
kebisingan 75-88 dBA yang bersumber dari dump truck. Tingkat kebisingan diprakirakan
akan melebihi baku mutu bilamana kendaraan pengangkut melintas, namun tingkat
bising akan berkurang sesuai dengan jarak.

b. Mobilisasi Alat-alat dan Bahan Konstruksi


Dampak yang ditimbulkan adalah penurunan kualitas udara, dispesi debu (saat
kemarau), peningkatan kebisingan dan ceceran material / tanah. Dampak tersebut
tergolong negatif (-) karena volume debu dari tanah urugan yang terdispersi saat
dilewati kendaraan, kemudian Volume gas buang dari kendaraan angkut dan Kadar
debu yang dihasilkan oleh kegiatan lalu lintas akan melampaui baku mutu maksimum
yang dipersyaratkan.

LAPORAN AKHIR
III-4
KAJIAN LINGKUNGAN PELABUHAN OLO-OLOHO
KABUPATEN KOLAKA UTARA – PROVINSI SULAWESI TENGGARA

Dampak berikutnya adalah Bangkitan lalu lintas, Penurunan kualitas jaringan


jalan. Dampak tersebut tergolong negatif (-) karena merupakan dampak yang
berkelanjutan apabila tidak adanya penanganan Jumlah Truck yang lewat setiap
harinya. Adapun Dampak yang ditimbulkan terkait dengan dampak turunan karena
penurunan kualitas udara dan peningkatan kebisingan serta terkait dengan dampak
langsung terhadap kenyamanan dan keselamatan berlalu-lintas. Memicu munculnya
kekhawatiran akan keselamatan lalu-lintas serta terganggunya kenyaman. Selain itu
juga munculnya kecemburuan sosial berkaitan dengan peluang dan kesempatan
bekerja pada kegiatan proyek. Kegiatan mengakibatkan terjadinya perubahan terhadap
kualitas udara berupa peningkatan kadar debu, yang terpapar pada msyarakat sekitar
maupun terhadap para pekerja proyek. Dampak tersebut dikategorikan negatif dan
penting. Pengelolaan dampak negatif dapat diminimasi dengan pendekatan sosial dan
teknologi.
c. Pematangan Lahan
Kegiatan pembersihan lahan pada lokasi rencana pengembangan dapat
mengubah bentuk morfologi setempat karena pemotongan/ penggalian pada daerah
yang tinggi, pengurugan daerah yang cekung/ rendah dan pemadatan/ penstabilan
lereng diprakirakan akan menimbulkan dampak terhadap komponen fisiografi,
Peningkatan erosi tanah dengan cepat. Dampak dari kegiatan dikategorikan negatif
dan penting (-P). Intensitas dampak yang ditimbulkan dinilai cukup besar, berlangsung
dalan jangka waktu yang singkat . selain itu Berdampak lanjutan terhadap tanah
(peningkatan laju erosi), air (peningkatan kekeruhan dan suspended solid), dan biota
terrestrial dan biota air.
Adapun dampak lain Berkurang atau hilangnya flora darat (vegetasi) sebagai
habitat berbagai jenis fauna darat, yang berlanjut hilangnya kelompok Aves,
Mammalia, Reptilia, Amphibia. Dampak ini dikategori-kan negatif dan penting.
Penilaian ini didasarkan kepada intensitas dampak yang ditimbulkan cukup besar
meski-pun berlangsung dalam jangka pendek.
d. Pembangunan Bedeng Kerja
Konstruksi bangunan dibangun di areal tapak Pelabuhan Olo-Oloho
dikhawatirkan terlampauinya daya dukung yang menyebabkan amblesan secara lokal
dan perubahan topografi. Dampak aktifitas pembangunan tapak kerja dikategorikan
negatif penting. Besaran dampak dapat dilihat pada jumlah area vegetasi yang hilang,
jumlah satwa yang berkurang dan luasan area yang terkonversi penggunaan lahannya.

LAPORAN AKHIR
III-5
KAJIAN LINGKUNGAN PELABUHAN OLO-OLOHO
KABUPATEN KOLAKA UTARA – PROVINSI SULAWESI TENGGARA

e. Pembangunan Dermaga
Pembangunan dermaga dibangun di atas lahan urugan dikhawatirkan dapat
menyebabkan amblesan. Bertambahnya beban berat yang ditimbulkan oleh bangunan
bertingkat dikhawatirkan melampaui daya dukung lahan yang pada akhirnya dapat
menyebabkan terjadinya penurunan permukaan tanah. Dampak dikategorikan negatif
penting terhadap komponen fisiografis.
Dampak lain adalah penurunan kualitas udara, timbulnya debu, dan peningkatan
kebisingan serta resiko timbulnya kecelakaan kerja. Dampak tersebut dikategorikan
negatif penting karena peningkatan CO, debu, dan NOx yang dirasakan penduduk
sekitar tapak proyek dan yingkat kebisingan di sekitar tapak proyek.
Adapun dampak terkait limbah yaitu penurunan kualitas badan air akibat
timbulnya limbah cair domestik. Dampak tersebut dikategorikan negatif penting.
f. Pembangunan Sarana Penunjang Pelabuhan
Terganggunya stabilitas lahan sebagai akibat yang ditimbulkan oleh beban berat
di atasnya dapat menyebabkan terjadinya longsoran. Selain itu, apabila daya dukung
tanah terlampaui maka dapat terjadi amblesan yang dikhawatirkan dapat merusak fisik
bangunan. Dampak tersebut dikategorikan negatif penting. Penilaian ini didasarkan
kepada intensitas dampak yang ditimbulkan cukup besar, berlangsung dalam jangka
waktu yang lama, bersifat kumulatif dan tidak berbalik. Besaran dampak dilihat dari
jumlah area vegetasi yang hiang, jumlah satwa yang berkurang dan luasan area yang
terkonversi untuk pembangunan sarana penunjang pelabuhan.
Dampak lain adalah penurunan kualitas udara, timbulnya debu, dan peningkatan
kebisingan dan tangguan kenyamanan lingkungan. Dampak tersebut dikategorikan
negatif penting dikarenakan Peningkatan CO, debu, dan NOx yang dirasakan penduduk
sekitar tapak proyek dan tingkat kebisingan yang dirasakan penduduk sekitar tapak
proyek. Salah satu dampak positif adalah Peningkatan perekonomian masyarakat.
Dampak tersebut dikategorikan negatif penting karena Jarak lingkungan terdekat
dengan proyek ± 50 m Dan akan timbul usaha perekonomian seperti warung, toko, dan
jasa transportasi.

3.1.3 Dampak Terhadap Tahap Operasional


a. Perubahan Tata Guna Lahan

LAPORAN AKHIR
III-6
KAJIAN LINGKUNGAN PELABUHAN OLO-OLOHO
KABUPATEN KOLAKA UTARA – PROVINSI SULAWESI TENGGARA

Kegiatan ini menimbulkan beberapa jenis dampak yang meliputi keresahan


masyarakat karena adanya konversi lahan dan dampak positif berupa peningkatan
perekonomian karena adanya aktivitas yang berkembang akibat kegiatan konversi
lahan. Kegiatan perubahan tata guna lahan memberikan stimulasi positif pada aktivitas
bangkitan kegiatan pada kawasan Pelabuhan Olo-Oloho.
b. Penerimaan dan mobilisasi tenaga kerja
Dampak yang ditimbulkan dari kegiatan penerimaan dan mobilisasi tenaga kerja
adalah penurunan kualitas udara, dispersi debu (saat kemarau), peningkatan kebisingan
dan ceceran material / tanah. Dampak tersebut tergolong negatif (-) karena volume
debu dari tanah urugan yang terdispersi saat dilewati kendaraan, volume gas buang
dari kendaraan angkut dan kadar debu yang dihasilkan oleh kegiatan lalu lintas akan
melampaui baku mutu maksimum yang dipersyaratkan.
Dampak lain adalah bangkitan lalu lintas dan penurunan kualitas jaringan jalan.
Dampak tersebut tergolong negatif (-) karena merupakan dampak yang berkelanjutan
apabila tidak adanya penanganan Jumlah Truck yang lewat setiap harinya. Dampak
yang ditimbulkan terkait dengan dampak turunan karena penurunan kualitas udara dan
peningkatan kebisingan serta terkait dengan dampak langsung terhadap kenyamanan
dan keselamatan berlalu-lintas. Adapula memicu munculnya kekhawatiran akan
keselamatan lalu-lintas serta terganggunya kenyaman
Dampak kegiatan berasal dari munculnya kecemburuan sosial berkaitan dengan
peluang dan kesempatan bekerja pada kegiatan proyek. Kegiatan mengakibatkan
terjadinya perubahan terhadap kualitas udara berupa peningkatan kadar debu, yang
terpapar pada msyarakat sekitar maupun terhadap para pekerja proyek. Dampak
tersebut dikategorikan negatif dan penting. Pengelolaan dampak negatif dapat
diminimasi dengan pendekatan sosial dan teknologi.
c. Bongkar muat barang
Kegiatan bongkar muat menghasilkan bunyi/ kebisingan yang relatif tinggi, bising
ini merupakan paparan (exposure) bagi tenaga kerja dan berpotensi juga untuk
menyebar ke pemukiman terdekat. Dari segi intensitas dampak, dinilai besar karena
diprediksi dapat meningkatkan kebisingan pada permukiman terdekat sampai melebihi
baku mutu yang ditetapkan. Dari sisi waktu dampak ini berlangsung lama yaitu selama
kegiatan operasi dan dampak ini menyebabkan dampak turunan terhadap biota darat
(terutama fauna) dan persepsi masyarakat. Oleh karena itu dampak ini diklasifikasikan
sebagai dampak besar dan penting negatif (-)

LAPORAN AKHIR
III-7
KAJIAN LINGKUNGAN PELABUHAN OLO-OLOHO
KABUPATEN KOLAKA UTARA – PROVINSI SULAWESI TENGGARA

d. Pembuangan Limbah dari kapal berlabuh


Limbah domestik umumnya bersumber dari hasil ekskresi (wc), kamar mandi, dan
dapur yang disalurkan ke dalam septic tank. Limbah ini dianggap tidak terbuang ke
lingkungan, sehingga tidak menghasilkan dampak. Sedangkan limbah non domestik
berasal dari air larian lapangan. Jika limbah cair yang dibuang ke lingkungan sekitar
tersebut tanpa proses pengolahan terlebih dahulu. Diprakirakan akan
dapmenyebabkan penurunan kualitas air yang akan berdampak lanjut terhadap biota
akuatik pada badan air penerima limbah cair tersebut. Dampak bersifat negatif, besar,
dan penting (-P). Berlangsung dalam jangka panjang (selama tahap operasi). Intensitas
dampak yang ditimbulkan tergolong besar dan berdampak lanjut terhadap komponen
lingkungan biota air, sosial, budaya, sikap dan persepsi masyarakat.
Limbah padat yang potensial berdampak terhadap biota akuatik bersumber dari
endapan lumpur (sludge) yang terkumpul di dasar kolam pengendapan air larian
permukaan lapangan penumpukan batubara dan kolam instalasi pengolahan air limbah
lainnya. Dampak tidak langsung dari pembuangan limbah terhadap biota air dapat
melalui penurunan kualitas air sebagai media hidup biota akuatik. Dampak
dikategorikan negatif penting. Intensitas dampak yang ditimbulkan dinilai besar,
berlangsung dalam jangka waktu yang lama dan terus-menerus .
e. Aktivitas lalu lintas kapal dan perahu motor
Dampak dari kegiatan lalu lintas kapal dan perahu motor adalah adanya
penurunan kualias udara sehingga terjadi peningkatan polusi udara. Hal tersebut
disebabkan oleh emisi gas buangan kapal dan perahu motor terhadap kualitas udara.

LAPORAN AKHIR
III-8
KAJIAN LINGKUNGAN PELABUHAN OLO-OLOHO
KABUPATEN KOLAKA UTARA – PROVINSI SULAWESI TENGGARA

Tabel 3. 2 Tabel Analisis Dampak Tahap Pra Konstruksi


Kegiatan Sumber Dampak Jenis Dampak Besaran Dampak Keterangan
Tahap Pra Konstruksi
Pembebasan Lahan  Alih fungsi lahan tidak  Keresahan masyarakat  Jumlah masyarakat yang
terbangun menjadi lahan  Konflik pembebasan lahan menolak pembebasan lahan
terbangun  Luas lahan yang perlu
dibebaskan untuk
kepentingan pembangunan
pelabuhan adalah sebesar 2
hektar.
Proses perizinan  Aktifitas perizinan  (Keresahan masyarakat)  Keterlambatan
pembangunan pelabuhan  Tidak lengkapnya dokumen pembangunan dari rencana
 Timbulnya berbagai spekulasi
di masyarakat
Kegiatan Survey  Aktifitas survei dan mobilitas  Menimbulkan keingin-tahuan  Jumlah pengaduan Berdasarkan hasil wawancara
tim survei dan spekulasi dari sebagian masyarakat yang tidak setuju dengan masyrakat setempat,
anggota masyarakat di sekitar dengan pembangunan 76% masyarakat sudah
tapak proyek terhadap pelabuhan mengetahui rencana
kepastian lokasi, ganti rugi atau  Terjadinya gangguan pengembangan Pelabuhan
kompensasi lahan, keamanan dan ketertiban Olo-oloho dan masyarakat
 Adanya persetujuan dari akibat penolakan terhadap setuju dengan rencana
masyarakat . pembangunan pelabuhan tersebut
atau bentrokan kepentingan

III-9
KAJIAN LINGKUNGAN PELABUHAN OLO-OLOHO
KABUPATEN KOLAKA UTARA – PROVINSI SULAWESI TENGGARA

Tabel 3. 3 Tabel Analisis Dampak Tahap Konstruksi


Kegiatan Sumber Dampak Jenis Dampak Besaran Dampak Keterangan
Tahap Konstruksi
Penerimaan dan Aktifitas mobilisasi tenaga  Penurunan kualitas udara akibat  Besaran dampak yang dihasilkan Kegiatan pengangkutan tenaga kerja
mobilisasi tenaga kerja dan penerimaan asap kendaraan dan kebisingan terhadap kualitas udara ambien diperkirakan menyebabkan
kerja; tenaga kerja baru akibat mobilitas kendaraan untuk parameter debu, SO2, perubahan kualitas udara, terutama
 Penurunan tingkat kesehatan NO2, CO2 dan O3 diharapkan debu yang dihasilkan.
Dampak terhadap: masyarakat tidak melebihi Baku Mutu Udara LAPORAN
Kualitas udara secara kimia danAKHIR
fisika
1. kualitas udara Ambien Nasional untuk (Debu) saat ini menunjukkan hasil MS
2. Tingkat kebisingan pengukuran 1 jam sesuai PP No. BML, jika kegiatan mobilisasi terjadi
3. Kondisi Fisik Jalan 41 Tahun 1999 tentang terus menerus dapat melebihi baku
4. Dampak sosial dan Pengendalian Pencemaran Udara mutu debu sebasar 230 µg/Nm2.
ekonomi  Jumlah masyarakat yang terkena Tingkat kebisingan pun tidak boleh
5. Budaya ISPA akibat kegiatan mobilisasi melebihi 55-70 dBA
material
 Besaran dampak yang akan
dihasilkan oleh kegiatan
konstruksi mencapai kebisingan
75 – 88 dBA yang bersumber dari
dump truck. Tingkat kebisingan
diprakirakan akan melebihi baku
mutu bilamana kendaraan
pengangkut melintas, namun
tingkat bising akan berkurang
sesuai dengan jarak.
 Bangkitan lalulintas  Sepanjang akses jalan utama Semakin tinggi volume lalu lintas
 Kerusakan dan penurunan menuju pelabuhan mengalami maka beban jaringan jalan untuk
kualitas jalan penurunan kualitas perkerasan menampung volume kendaraan akan
jalan karena bangkitan lalu lintas meningkat dan berpengaruh terhadap
yang tinggi. perkerasan jalan
 Pengerahan tenaga kerja akan  Dampak dikategorikan positif, Dalam Tahap Konstruksi, tenaga kerja
menciptakan lapangan kerja dan besar, dan penting. Penilaian ini yang diperlukan terdiri atas tenaga
kesempatan berusaha bagi didasarkan kepada intensitas manajerial, tenaga administrasi
masyarakat. dampak yang ditimbulkan proyek, operator kendaraan beban
 Dengan terbukanya kesempatan berlangsung dalam jangka waktu dan kendaraan operasional lapangan,
berusaha dapat terjadi kenaikan yang lama dan berlanjut. operator alat berat, tenaga kerja
pendapatan sehingga  Estimasi lowongan pekerjaan konstruksi bangunan, dan tenaga

III-10
KAJIAN LINGKUNGAN PELABUHAN OLO-OLOHO
KABUPATEN KOLAKA UTARA – PROVINSI SULAWESI TENGGARA

Kegiatan Sumber Dampak Jenis Dampak Besaran Dampak Keterangan


berdampak terhadap terjadi untuk pembangunan pelabuhan kerja spesifik lainnya.
efek multiplier pada konsumsi adalah untuk 100 orang pekerja.
dan tabungan sesuai fungsi yang  Estimasi kenaikan pendapatan
diperoleh. adalah sebesar 2 kali lipat.

LAPORAN AKHIR

III-11
KAJIAN LINGKUNGAN PELABUHAN OLO-OLOHO
KABUPATEN KOLAKA UTARA – PROVINSI SULAWESI TENGGARA

Kegiatan Sumber Dampak Jenis Dampak Besaran Dampak Keterangan


 Tenaga yang berasal dari luar  Tenaga kerja dari luar daerah -
daerah diprakirakan akan diperkiranakan sebesar 50% dari
berdampak terhadap kondisi total tenaga kerja yang
sosial budaya masyarakat dibutuhkan, dan 50% lainnya
setempat. berasal dari penduduk lokal.
 Dampak yang mungkin timbul  Dampak negatif dapat diminimasi
berupa berubah atau dengan pengelolaan LAPORAN AKHIR
bergesernya nilai dan norma menggunakan pendekatan sosial-
budaya akibat terpengaruh oleh budaya, dan ekonomi.
adat dan norma yang bersumber
dari tenaga kerja luar daerah.
Mobilisasi alat-alat dan Aktivitas kendaraan  Penurunan kualitas udara  Besaran dampak yang dihasilkan Material yang dibutuhkan seperti:
bahan konstruksi pengangkut alat berat dan  Dispesi debu (saat kemarau) terhadap kualitas udara ambien batu, pasir, tanah urug, besi beton,
material  Peningkatan kebisingan. untuk parameter debu, SO2, besi baja, kayu, genteng,
Dampak terhadap:  Ceceran material / tanah NO2, CO2 dan O3 diharapkan Kegiatan pengadaan material
1. Kualitas udara  Penurunan tingkat kesehatan tidak melebihi Baku Mutu Udara bangunan diprakirakan menyebabkan
2. Tingkat kebisingan masyarakat Ambien Nasional untuk perubahan kualitas udara, terutama
3. Kondisi Fisik Jalan pengukuran 1 jam sesuai PP No. debu.
4. Persepsi 41 Tahun 1999 tentang
masyarakat Pengendalian Pencemaran Udara
 Jumlah masyarakat yang terkena
ISPA akibat kegiatan mobilisasi
material
 Besaran dampak yang akan
dihasilkan oleh kegiatan
konstruksi mencapai kebisingan
75 – 88 dBA yang bersumber dari
dump truck. Tingkat kebisingan
diprakirakan akan melebihi baku
mutu bilamana kendaraan
pengangkut melintas, namun
tingkat bising akan berkurang
sesuai dengan jarak.

III-12
KAJIAN LINGKUNGAN PELABUHAN OLO-OLOHO
KABUPATEN KOLAKA UTARA – PROVINSI SULAWESI TENGGARA

Kegiatan Sumber Dampak Jenis Dampak Besaran Dampak Keterangan


 Bangkitan lalu lintas  Sepanjang akses jalan utama Berkembangnya Pelabuhan Olo-oloho
 Penurunan kualitas jaringan menuju pelabuhan mengalami akan membuat meingkatkan volume
jalan penurunan kualitas perkerasan kendaraan
jalan karena bangkitan lalu lintas
yang tinggi.
 Dampak yang ditimbulkan  Dampak dikategorikan negatif  Kecelakaan lalu lintas atau
terkait dengan dampak turunan dan penting. LAPORAN
hambatan perjalanan AKHIR
kendaraan
karena penurunan kualitas udara  Pengelolaan dampak negatif umum di jalan yang melibatkan
dan peningkatan kebisingan dapat diminimasi dengan kegiatan sangat jarang terjadi
serta terkait dengan dampak pendekatan sosial dan teknologi (peluang < 1%), namun tetap
langsung terhadap kenyamanan berdampak terhadap sikap
dan keselamatan berlalu-lintas. masyarakat.
 memicu munculnya  Kondisi kesehatan penduduk Desa
kekhawatiran akan keselamatan Sipakainge masih dalam kondisi
lalu-lintas serta terganggunya baik karena telah tersedia fasilitas
kenyaman kesehatan yang memadai. Namun
 Dampak kegiatan berasal dari adanya penurunan kualitas udara,
munculnya kecemburuan sosial dispesi debu (saat kemarau) dan
berkaitan dengan peluang dan peningkatan kebisingan akibat dari
kesempatan bekerja pada mobilisasi alat-alat dan bahan
kegiatan proyek konstruksi dapat menyebabkan
 Kegiatan mengakibatkan penurunan tingkat kesehtan
terjadinya perubahan terhadap masyarakat di sekitar Pelabuhan
kualitas udara berupa Olo-Oloho.
peningkatan kadar debu, yang
terpapar pada msyarakat sekitar
maupun terhadap para pekerja
proyek

III-13
KAJIAN LINGKUNGAN PELABUHAN OLO-OLOHO
KABUPATEN KOLAKA UTARA – PROVINSI SULAWESI TENGGARA

Kegiatan Sumber Dampak Jenis Dampak Besaran Dampak Keterangan


Pematangan lahan Aktifitas tenaga kerja  Kegiatan pembersihan lahan  Terjadinya erosi pada musim  Pengupasan tanah atas pada
dalam pematangan lahan pada lokasi rencana hujan kegiatan pembukaan dan
Dampak terhadap: pengembangan dapat  Tingkat kesuburan tanah pematangan lahan akan
1. Fisiografi dan mengubah bentuk morfologi menurun pada area pematangan menghilangkan lapisan atas tanah
morofologi tanah setempat karena pemotongan/ lahan seluas 2 hektar. (solum) yang relatip lebih subur
2. Biota Darat penggalian pada daerah yang dibandingkan dengan lapisan
tinggi, pengurugan daerah yang bawah. LAPORAN AKHIR
cekung/ rendah dan pemadatan/  Nilai erosi akan meningkat tajam
penstabilan lereng diprakirakan puluhan kali lipat seiring dengan
akan menimbulkan dampak pembukaan lahan.
terhadap komponen fisiografi  Pelabuhan Olo-oloho termasuk
 Peningkatan erosi tanah dengan wilayah daratan pantai dan
cepat bantaran sungai yang relatif sangat
terbatas (sempit) sebagai transisi
antara paparan laut dan topografi
terjal, bersifat menyebar.
 Berkurang atau hilangnya flora  Dampak dikategorikan negatif  Mangrove di Pelabuhan Olo-oloho
darat (vegetasi) sebagai habitat dan penting. Penilaian ini merupakan formasi tumbuhan
berbagai jenis fauna darat, yang didasarkan kepada intensitas pantai yang kompleks dan dinamis
berlanjut hilangnya kelompok dampak yang ditimbulkan cukup di wilayah daratan pesisir pantai.
Aves, Mammalia, Reptilia, besar meskipun berlangsung Mangrove dipengaruhi oleh pasang
Amphibia. dalam jangka pendek. dan fluktuasi lingkungan yang luas.
 Jumlah area vegetasi yang hilang Sehingga aktivitas tenaga kerja
 Jumlah satwa yang berkurang dalam pematangan lahan bisa
mempengaruhi keberadaan
tumbuhan mangrove di wilayah
daratan.
Pembangunan bedeng Aktifitas membangun  Konstruksi bangunan dibangun  Jumlah area vegetasi yang hilang  Aktivitas pembangunan pada saat
kerja bedeng atau gudang atau di areal tapak Palabuhan Olo-  Jumlah satwa yang berkurang beroperasi menimbulkan getaran
tempat peristirahatan bagi Oloho dikhawatirkan  Luasan area yang terkonversi dan bersama beban bangunan akan
Dampak terhadap: pekerja. terlampauinya daya dukung penggunaan lahannya. menambah beban diatas tanah
1. Fisiografi yang menyebabkan amblesan penumpu bangunan.
secara lokal dan perubahan  Aktifitas pembangunan di tapak
topografi kerja juga akan berdampak
terjadinya perubahan relief
topografi dengan permukaannya

III-14
KAJIAN LINGKUNGAN PELABUHAN OLO-OLOHO
KABUPATEN KOLAKA UTARA – PROVINSI SULAWESI TENGGARA

Kegiatan Sumber Dampak Jenis Dampak Besaran Dampak Keterangan


datar.
 Kondisi rona lingkungan topografi di
wilayah studi cukup bervariasi
dimulai dari pesisir, dataran pantai,
landai - bergelombang, perbukitan,
sampai pegunungan
LAPORAN AKHIR

III-15
KAJIAN LINGKUNGAN PELABUHAN OLO-OLOHO
KABUPATEN KOLAKA UTARA – PROVINSI SULAWESI TENGGARA

Kegiatan Sumber Dampak Jenis Dampak Besaran Dampak Keterangan


Pembangunan Aktifitas pembangunan  Pembangunan dermaga  Jumlah area vegetasi yang hilang  Pengupasan tanah atas pada
Dermaga fisik dermaga dibangun di atas lahan urugan  Jumlah satwa yang berkurang kegiatan pembukaan dan
dikhawatirkan dapat  Luasan area yang terkonversi pematangan lahan akan
Dampak terhadap: menyebabkan amblesan. penggunaan lahannya. menghilangkan lapisan atas tanah
1. Fisiografi dan  Bertambahnya beban berat (solum) yang relatip lebih subur
morfologi yang ditimbulkan oleh dibandingkan dengan lapisan
2. Kualitas udara dan bangunan bertingkat bawah. LAPORAN AKHIR
kebisingan dikhawatirkan melampaui daya  Nilai erosi akan meningkat tajam
3. Kualitas air dukung lahan yang pada puluhan kali lipat seiring dengan
akhirnya dapat menyebabkan pembukaan lahan
terjadinya penurunan
permukaan tanah
 Penurunan kualitas udara,  Besaran dampak yang dihasilkan  Kualitas udara pada kondisi sebelum
timbulnya debu, dan terhadap kualitas udara ambien adanya proyek antara lain SO2,CO,
peningkatan kebisingan untuk parameter debu, SO2, NO2, dan Debu termasuk dalam
 Resiko Timbulnya kecelakaan NO2, CO2 dan O3 diharapkan kondisi MS BML yang artinya
kerja tidak melebihi Baku Mutu Udara memenuhi syarat baku mutu
Ambien Nasional untuk lingkungan.pada tahap konstruksi
pengukuran 1 jam sesuai PP No. CO dan NO2 akan mengalami
41 Tahun 1999 tentang peningkatan
Pengendalian Pencemaran Udara  Kondisi suhu sebelum proyek
 Jumlah masyarakat yang terkena menghasilkan angka normal yang
ISPA akibat kegiatan mobilisasi artinya suhu yang terdapat di Area
material Pelabuhan Olo-Oloho telah sesuai
 Besaran dampak yang akan dengan standart dan tidak
dihasilkan oleh kegiatan menyebbabkan gangguan
konstruksi mencapai kebisingan kesehatan manusia, pada tahap
75 – 88 dBA yang bersumber dari konstruksi suhu akan meningkat
dump truck. Tingkat kebisingan karena adanya alat-alat berat dan
diprakirakan akan melebihi baku mesin peralatan dalam
mutu bilamana kendaraan pembangunan dermaga
pengangkut melintas, namun  Tingkat kebisingan di Pelabuhan
tingkat bising akan berkurang Olo-oloho sebelum adanya proyek
sesuai dengan jarak. tergolong MS BML, tingkat
kebisingan pada tahap konstruksi
dapat meningkat karena adanya

III-16
KAJIAN LINGKUNGAN PELABUHAN OLO-OLOHO
KABUPATEN KOLAKA UTARA – PROVINSI SULAWESI TENGGARA

Kegiatan Sumber Dampak Jenis Dampak Besaran Dampak Keterangan


alat-alat berat untuk pembangunan
dermaga

LAPORAN AKHIR

III-17
KAJIAN LINGKUNGAN PELABUHAN OLO-OLOHO
KABUPATEN KOLAKA UTARA – PROVINSI SULAWESI TENGGARA

Kegiatan Sumber Dampak Jenis Dampak Besaran Dampak Keterangan


 Pencemaran air laut dan  Dampak tersebut dikategorikan  Kondisi sanitasi permukiman Desa
berkurangnya jumlah biota laut. negatif penting Sipakainge kurang memenuhi
 Penurunan kualitas air badan air kriteria sehat terutama kondisi
akibat timbulnya limbah cair pembuangan limbah domestik yang
domestik langsung diarahkan ke laut, sistem
 Volume limbah cair = 0,5 m3/hari pembuangan secara terbuka ini
memudahkan bakteriLAPORAN AKHIR
dan virus
menyebar ke sekitar area air laut
akibatnya kualitas air laut semakin
menurun.
Pembangunan sarana Aktivitas pembangunan  Konstruksi bangunan dibangun  Jumlah area vegetasi yang hilang -
penunjang pelabuhan fisik Bangunan Efektif dan di areal tapak Pelabuhan Olo-  Jumlah satwa yang berkurang
Sarana Pendukung Oloho dikhawatirkan  Luasan area yang terkonversi
Dampak terhadap: terlampauinya daya dukung penggunaan lahannya.
1. Fisiografi dan yang menyebabkan amblesan
morfologi secara lokal dan perubahan
topografi

III-18
KAJIAN LINGKUNGAN PELABUHAN OLO-OLOHO
KABUPATEN KOLAKA UTARA – PROVINSI SULAWESI TENGGARA

Kegiatan Sumber Dampak Jenis Dampak Besaran Dampak Keterangan


2. Kualitas udara  Penurunan kualitas udara,  Besaran dampak yang dihasilkan  Pembangunan sarana penunjang
3. Tingkat kebisingan timbulnya debu, dan terhadap kualitas udara ambien pelabuhan meningkatkan CO yang
4. Ekonomi peningkatan kebisingan untuk parameter debu, SO2, berdasarkan hasil uji awal di stasiun
5. Kualitas air  Gangguan kenyamanan NO2, CO2 dan O3 diharapkan 1 sebesar 222 µg/Nm2 dan di stasiun
lingkungan tidak melebihi Baku Mutu Udara 2 sebesar 238 µg/Nm2, Serta
Ambien Nasional untuk peningkatan kadar NO2 yang
pengukuran 1 jam sesuai PP No. berdasarkan hasilLAPORAN
uji awal di AKHIR
stasiun
41 Tahun 1999 tentang 1 sebesar 1,19 µg/Nm2 dan di stasiun
Pengendalian Pencemaran Udara 2 sebesar 1,21 µg/Nm2.
 Jumlah masyarakat yang terkena  Tingkat kebisingan yang meningkat
ISPA akibat kegiatan mobilisasi sebagai akibat dari segala peralatan
material berat dan teknologi yang digunakan
 Besaran dampak yang akan untuk pembangunan sarana
dihasilkan oleh kegiatan penunjang pelabuhan.
konstruksi mencapai kebisingan
75 – 88 dBA yang bersumber dari
dump truck. Tingkat kebisingan
diprakirakan akan melebihi baku
mutu bilamana kendaraan
pengangkut melintas, namun
tingkat bising akan berkurang
sesuai dengan jarak.
 Peningkatan perekonomian  Jarak lingkungan terdekat dengan Dengan adanya pengembangan
masyarakat. proyek ± 50 m pelabuhan, maka dapat mengurangi
 Timbulnya usaha perekonomian tingkat pengangguran.
seperti warung, toko, dan jasa
transportasi
 Peningkatan pendapatan
masyarakat sebesar lebih dari 2
kali lipat.
 Penurunan kualitas air badan air  Dampak tersebut dikategorikan  Limbah cair sebagai sisa dari
akibat timbulnya limbah cair negatif penting pembangunan sarana penunjang
domestik  Volume limbah cair = 0,5 m3/hari pelabuhan apabila langsung
dibuang kearah laut maka akan
mengakibatkan bakteri dan virus
tumbuh dengan lebih cepat dan

III-19
KAJIAN LINGKUNGAN PELABUHAN OLO-OLOHO
KABUPATEN KOLAKA UTARA – PROVINSI SULAWESI TENGGARA

Kegiatan Sumber Dampak Jenis Dampak Besaran Dampak Keterangan


menurunkan kualitas air.

LAPORAN AKHIR

III-20
KAJIAN LINGKUNGAN PELABUHAN OLO-OLOHO
KABUPATEN KOLAKA UTARA – PROVINSI SULAWESI TENGGARA

Tabel 3. 4 Tabel Analisis Dampak Tahap Operasional


Kegiatan Sumber Dampak Jenis Dampak Besaran Dampak Keterangan
Perubahan tata guna lahan  Pembangunan  Alih fungsi lahan tidak terbangun  Tergolong dampak posisitf  Dengan adanya pembangunan
dermaga baru menjadi lahan terbangun apabila mendorong dermaga baru dan sarana
 Pembangunan sarana  Keresahan masyarakat/persepsi pertumbuhan ekonomi dan penunjang maka akan tercipta
penunjang masyarakat lapangan pekerjaan kesempatan kerja baru baik
LAPORAN untuk
AKHIR
 Peningkatan perekonomian masyarakat dermaga maupun sarana
dengan adanya peluang usaha  Peluang timbulnya usaha baru penunjang, dengan terserapnya
untuk masyarakat karena tenaga kerja maka dapat
peningkatan aktifitas di desa meningkatkan kondisi
Sipakainge akibat dari perekonomian Desa Sipakainge.
beroperasinya pelabuhan  Berdasarkan hasil konsultasi
 Tergolong dampak negatif (-) publik maka adanya
apabila menimbulkan pembangunan dermaga dan
keresahan masyarakat sarana penunjang tidak
menyebabkan keresahan
masyarakat apabila memenuhi
isu pokok yang didapat dari
pendapat masyarakat berikut.
a. Kejelasan sosialisasi rencana
kegiatan pembangunan
Pelabuhan Olo-Oloho
b.Peningkatan ekonomi
masyarakat
c. Penerimaan tenaga kerja
d.Pembebasan lahan dan ganti
rugi
Penerimaan dan mobilisasi Aktifitas mobilisasi  Penurunan kualitas udara  Dampak tergolong negatif (-) Material yang dibutuhkan seperti:
tenaga kerja tenaga kerja dan  Dispesi debu (saat kemarau)  Volume debu dari tanah batu, pasir, tanah urug, besi beton,
penerimaan tenaga kerja  Peningkatan kebisingan. urugan yang terdispersi saat besi baja, kayu, genteng,
Dampak yang terjadi konstruksi  Ceceran material / tanah dilewati kendaraan Kegiatan pengadaan material
terhadap:  Volume gas buang dari bangunan diprakirakan
1. Kualitas udara kendaraan angkut. menyebabkan perubahan kualitas
2. Tingkat kebisingan  Kadar debu yang dihasilkan udara, terutama debu.
3. Kualita fisik jaringan oleh kegiatan lalu lintas akan

III-21
KAJIAN LINGKUNGAN PELABUHAN OLO-OLOHO
KABUPATEN KOLAKA UTARA – PROVINSI SULAWESI TENGGARA

Kegiatan Sumber Dampak Jenis Dampak Besaran Dampak Keterangan


jalan melampaui baku mutu
4. Persepsi masyarakat maksimum yang
dipersyaratkan
 Bangkitan lalu lintas  Dampak tersebut tergolong Berkembangnya Pelabuhan Olo-
 Penurunan kualitas jaringan jalan negatif (-) karena merupakan oloho akan membuat meingkatkan
dampak yang berkelanjutan volume kendaraan
apabila tidak adanya LAPORAN AKHIR
penanganan Jumlah Truck
yang lewat setiap harinya
 Dampak yang ditimbulkan terkait  Dampak dikategorikan negatif  Kecelakaan lalu lintas atau
dengan dampak turunan karena dan penting. hambatan perjalanan kendaraan
penurunan kualitas udara dan  Pengelolaan dampak negatif umum di jalan yang melibatkan
peningkatan kebisingan serta dapat diminimasi dengan kegiatan sangat jarang terjadi
terkait dengan dampak langsung pendekatan sosial dan (peluang < 1%), namun tetap
terhadap kenyamanan dan teknologi berdampak terhadap sikap
keselamatan berlalu-lintas. masyarakat.
 memicu munculnya kekhawatiran  Kondisi kesehatan masyarakat
akan keselamatan lalu-lintas serta dapat menurun akibat
terganggunya kenyaman meningkatnya kadar CO, NO2
 Dampak kegiatan berasal dari serta debu. Selain itu perubahan
munculnya kecemburuan sosial suhu yang menjadi semakin tinggi
berkaitan dengan peluang dan akibat semakin banyaknya
kesempatan bekerja pada perkerasan menyebabkan kondisi
kegiatan proyek kesehatan masyarakat tidak stabil.
 Kegiatan mengakibatkan
terjadinya perubahan terhadap
kualitas udara berupa peningkatan
kadar debu, yang terpapar pada
msyarakat sekitar maupun
terhadap para pekerja proyek
Bongkar muat barang Aktivitas kendaraan  Kegiatan bongkar muat  Dari segi intensitas dampak, Tingkat kebisingan di Area
pengangkut barang dan menghasilkan bunyi/ kebisingan dinilai besar karena diprediksi Pelabuhan Olo-Oloho
Dampak yang terjadi: bongkar muat barang yang relatif tinggi, bising ini dapat meningkatkan kebisingan berdasarkan hasil uji rona
1. Tingkat Kebisingan merupakan paparan (exposure) pada permukiman terdekat lingkungan awal pada ST 1 dan
bagi tenaga kerja dan berpotensi sampai melebihi baku mutu ST 2 masing-masing bernilai 50
juga untuk menyebar ke yang ditetapkan. Dari sisi waktu dBA, hal ini berarti telah

III-22
KAJIAN LINGKUNGAN PELABUHAN OLO-OLOHO
KABUPATEN KOLAKA UTARA – PROVINSI SULAWESI TENGGARA

Kegiatan Sumber Dampak Jenis Dampak Besaran Dampak Keterangan


pemukiman terdekat dampak ini berlangsung lama memenuhi standar baku mutu
yaitu selama kegiatan operasi lingkungan. Dengan adanya
dan dampak ini menyebabkan pengembangan Pelabuhan Olo-
dampak turunan terhadap biota Oloho maka tingkat kebisingan
darat (terutama fauna) dan akan meningkat sehingga dapat
persepsi masyarakat. Oleh mengganggu aktivitas penduduk
karena itu dampak ini di permukimanLAPORAN
terdekat. AKHIR
diklasifikasikan sebagai dampak
besar dan penting negatif (-)

III-23
KAJIAN LINGKUNGAN PELABUHAN OLO-OLOHO
KABUPATEN KOLAKA UTARA – PROVINSI SULAWESI TENGGARA

Kegiatan Sumber Dampak Jenis Dampak Besaran Dampak Keterangan


Pembuangan limbah cair Aktifitas kapal-kapal  Limbah domestik umumnya  Dampak bersifat negatif, besar, Pembuangan limbah cair yang
dan limbah padat dari kapal yang berlabuh dan bersumber dari hasil ekskresi (wc), dan penting (-P). Berlangsung langsung diarahkan ke laut dapat
berlabuh aktifitas pelabuhan yang kamar mandi, dan dapur yang dalam jangka panjang (selama mengganggu kualitas biota laut
lain disalurkan ke dalam septic tank. tahap operasi). Intensitas dan kualitas air serta dapat lebih
Dampak terhadap: Limbah ini dianggap tidak terbuang dampak yang ditimbulkan cepat mengembangkan bakteri
1. Kualitas air ke lingkungan, sehingga tidak tergolong besar dan berdampak dan virus di air laut yang dapat
2. Biota laut menghasilkan dampak. Sedangkan lanjut terhadap komponen menyebabkanLAPORAN
berkurangnya
AKHIR
limbah non domestik berasal dari air lingkungan biota air, sosial, kualitas air laut. Tingkat salinitas
larian lapangan. Jika limbah cair budaya, sikap dan persepsi dapat berkurang akibat
yang dibuang ke lingkungan sekitar masyarakat benyaknya pemasukan air tawar
tersebut tanpa proses pengolahan  Volume limbah cair = 0,5 yang berasal dari limbah dari
terlebih dahulu. Diprakirakan akan m3/hari. darat.
dapat menyebabkan penurunan
kualitas air yang akan berdampak
lanjut terhadap biota akuatik pada
badan air penerima limbah cair
tersebut
 Limbah padat yang potensial  Dampak dikategorikan negatif  Rata-rata kelimpahan
berdampak terhadap biota akuatik penting. Intensitas dampak yang fitoplankton 792,97 ind/liter.
bersumber dari endapan lumpur ditimbulkan dinilai besar, Rata-rata keanekaragaman
(sludge) yang terkumpul di dasar berlangsung dalam jangka fitoplankton mencapai 0,962,
kolam pengendapan air larian waktu yang lama dan terus- sedangkan rata-rata dominansi
permukaan lapangan penumpukan menerus fitoplankton di lokasi survei
batubara dan kolam instalasi adalah 0,41 (sumber data :
pengolahan air limbah lainnya. laporan kegaitan identifikasi
Dampak tidak langsung dari kawasan konservasi perairan
pembuangan limbah terhadap biota Kabupaten Kolaka Utara).
air dapat melalui penurunan kualitas  Biota perairan laut seperti :
air sebagai media hidup biota terumbu karang sebelum adanya
akuatik. pengembangan Pelabuhan Olo-
Oloho sudah banyak yang mati
sekitar 23 – 79 % akibat aktivitas
masyarakat yang membuang
limbah ke laut.
 Padang Lamun memiliki jumlah
dan kepadatan relative rendah di

III-24
KAJIAN LINGKUNGAN PELABUHAN OLO-OLOHO
KABUPATEN KOLAKA UTARA – PROVINSI SULAWESI TENGGARA

Kegiatan Sumber Dampak Jenis Dampak Besaran Dampak Keterangan


wilayah studi
 Dengan adanya pengembangan
Pelabuhan Olo-Oloho
dimungkinkan akan berdampak
pada biota laut apabila tidak ada
penanganan pengelolaan air
limbah. LAPORAN AKHIR
Aktivitas lalu lintas kapal Emisi gas buangan kapal  Penurunan kualitas udara dan  Terjadi penurunan kualitas
dan perahu motor dan perahu motor peningkatan polusi udara. udara parameter SO2, NO2,
terhadap kualitas udara CO2 dan O3
 Emisi gas buang jika
terakumulasi dapat
meningkatkan efek rumah kaca
yang berdampak pada
meningkatnya suhu bumi

III-25
KAJIAN LINGKUNGAN PELABUHAN OLO-OLOHO
KABUPATEN KOLAKA UTARA – PROVINSI SULAWESI TENGGARA

3.2 Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup


3.2.1 Tahap Pra Konstruksi
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup pada tahap pra konstruksi meliputi
pengelolaan pada dampak kegiatan pembebasan lahan pada sikap dan persepsi
masyarakat, proses perizinan pada sikap dan persepsi masyarakat, dan kegiatan survey
pada sikap dan persepsi masyarakat.
3.2.1.1 Pembebasan Lahan
Pada kegiatan pembebasan lahan, variabel yang diuraikan adalah mengenai
sumber dampak, jenis dampak, besaran dampak, upaya pengelolaan lingkungan hidup,
lokasi, periode dan institusi yang melaksanakan pengelolaan. Berikut penjelasannya
secara detail:
1) Sumber Dampak
Alih fungsi lahan tidak terbangun menjadi lahan terbangun
2) Jenis Dampak
Penggunaan lahan baru untuk pembangunan fasilitas pendukung
Keresahan masyarakat
Konflik pembebasan lahan
3) Besaran Dampak
Dampak negatif seperti kerasahan masyarakat dan konflik pembebasan lahan
dapat dikurangi dengan adanya pendekatan kepada masyarakat
4) Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
Melaksanakan sosialisasi rencana kegiatan untuk memberikan kejelasan kepada
masyarakat tentang:
a) tujuan dan manfaat pembangunan dan pengoperasian pelabuhan;
b) adanya kompensasi, tali asih lahan, tanaman, bangunan yang lahannya
digunakan sebagai lokasi Pelabuhan;
c) adanya proses pembebasan lahan yang berpedoman pada norma-norma yang
berlaku, dengan mengutamakan asas musyawarah mufakat dan
menyelesaikannya sesegera mungkin sesuai dengan mekanisme yang
disepakati.
Melaksanakan komunikasi dan dialog antara masyarakat di wilayah perencanaan
dengan masyarakat luas untuk memperoleh umpan balik yang efektif dan
menangkap aspirasi logis yang berkembang di masyarakat.
5) Lokasi Pengelolaan

LAPORAN AKHIR
III-26
KAJIAN LINGKUNGAN PELABUHAN OLO-OLOHO
KABUPATEN KOLAKA UTARA – PROVINSI SULAWESI TENGGARA

Permukiman di lokasi perencanaan proyek di Desa Sipakaine


6) Periode Pengelolaan
Tahap pra konstruksi (sebelum kegiatan konstruksi dilaksanakan)
7) Institusi Pengelola Lingkungan Hidup
Pelaksana : Dinas Perhubungan Kominfo Provinsi Sulawesi Tenggara
Pengawas : BLH Provinsi Sulawesi Tenggara
Pelaporan : BLH Provinsi Sulawesi Tenggara

3.2.1.2 Proses Perizinan


Pada kegiatan proses perizinan, variabel yang diuraikan sama seperti pada
kegiatan sebelumnya yakni mengenai sumber dampak, jenis dampak, besaran dampak,
upaya pengelolaan lingkungan hidup, lokasi, periode dan institusi yang melaksanakan
pengelolaan. Berikut penjelasannya secara detail:
1) Sumber Dampak
Aktifitas perizinan pembangunan pelabuhan
2) Jenis Dampak
Aktifitas perizinan pembangunan pelabuhan
3) Besaran Dampak
Dampak negatif dapat diminimalisir dengan sosialisasi kepada masyarakat
4) Bentuk Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
Melaksanakan sosialisasi rencana kegiatan untuk memberikan kejelasan kepada
masyarakat tentang:
a) tujuan dan manfaat pembangunan dan pengoperasian pelabuhan,
b) adanya kompensasi, tali asih lahan, tanaman, bangunan yang lahannya
digunakan sebagai lokasi Pelabuhan,
c) adanya proses pembebasan lahan yang berpedoman pada norma-norma yang
berlaku, dengan mengutamakan asas musyawarah mufakat dan
menyelesaikannya sesegera mungkin sesuai dengan mekanisme yang
disepakati.

Melaksanakan komunikasi dan dialog antara masyarakat di wilayah perencanaan


dengan masyarakat luas untuk memperoleh umpan balik yang efektif dan
menangkap aspirasi logis yang berkembang di masyarakat.
5) Lokasi Pengelolaan
Permukiman di lokasi perencanaan proyek di Desa Sipakaine

LAPORAN AKHIR
III-27
KAJIAN LINGKUNGAN PELABUHAN OLO-OLOHO
KABUPATEN KOLAKA UTARA – PROVINSI SULAWESI TENGGARA

6) Periode Pengelolaan
Tahap pra konstruksi (sebelum kegiatan konstruksi dilaksanakan)
7) Institusi Pengelola Lingkungan Hidup
Pelaksana : Dinas Perhubungan Kominfo Provinsi Sulawesi Tenggara
Pengawas : BLH Provinsi Sulawesi Tenggara
Pelaporan : BLH Provinsi Sulawesi Tenggara

3.2.1.3 Kegiatan Survey


Pada kegiatan survey, variabel yang diuraikan sama seperti pada kegiatan
sebelumnya yakni mengenai sumber dampak, jenis dampak, besaran dampak, upaya
pengelolaan lingkungan hidup, lokasi, periode dan institusi yang melaksanakan
pengelolaan. Berikut penjelasannya secara detail:
1) Sumber Dampak
Aktifitas survei dan mobilitas tim survei
2) Jenis Dampak
Menimbulkan keingin-tahuan dan spekulasi dari sebagian anggota masyarakat di
sekitar tapak proyek terhadap kepastian lokasi, ganti rugi atau kompensasi lahan
dan adanya persetujuan dari masyarakat.
3) Besaran Dampak
Berdasarkan hasil wawancara dengan masyrakat setempat, 76% masyarakat sudah
mengetahui rencana pengembangan Pelabuhan Olo-oloho dan masyarakat setuju
dengan rencana tersebut. Sehingga, besaran dampak adalah sebagai berikut :
Dampak bersifat positif tersebar luas, berlangsung selama tahap pra-konstruksi
Dampak negatif dapat dikurangi dengan pengelolaan melalui pendekatan
sosial, ekonomi, dan teknis lingkungan
4) Bentuk Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
Melaksanakan sosialisasi rencana kegiatan untuk memberikan kejelasan kepada
masyarakat tentang:
a) tujuan dan manfaat pembangunan dan pengoperasian pelabuhan,
b) adanya kompensasi yang lahannya digunakan sebagai lokasi Pelabuhan,
c) adanya proses pembebasan lahan yang berpedoman pada norma-norma yang
berlaku, dengan mengutamakan asas musyawarah mufakat dan
menyelesaikannya sesegera mungkin sesuai dengan mekanisme yang
disepakati.

LAPORAN AKHIR
III-28
KAJIAN LINGKUNGAN PELABUHAN OLO-OLOHO
KABUPATEN KOLAKA UTARA – PROVINSI SULAWESI TENGGARA

Melaksanakan komunikasi dan dialog antara masyarakat di wilayah perencanaan


dengan masyarakat luas untuk memperoleh umpan balik yang efektif dan
menangkap aspirasi logis yang berkembang di masyarakat.
5) Lokasi Pengelolaan
Permukiman di lokasi perencanaan proyek di Desa Sipakaine
6) Periode Pengelolaan
Tahap pra konstruksi (sebelum kegiatan konstruksi dilaksanakan)
7) Institusi Pengelola Lingkungan Hidup
Pelaksana : Dinas Perhubungan Kominfo Provinsi Sulawesi Tenggara
Pengawas : BLH Provinsi Sulawesi Tenggara
Pelaporan : BLH Provinsi Sulawesi Tenggara

3.2.2 Tahap Konstruksi


3.2.2.1 Penerimaan dan Mobilisasi Tenaga Kerja
1) Sumber Dampak
Aktifitas mobilisasi tenaga kerja dan penerimaan tenaga kerja baru
2) Jenis dan Besaran Dampak
Penurunan kualitas udara akibat asap kendaraan dan kebisingan akibat
mobilitas kendaraan, dengan besaran dampak sebagai berikut:
 Dampak tergolong negatif (-)
 Volume debu dari tanah urugan yang terdispersi saat dilewati kendaraan
 Volume gas buang dari kendaraan angkut.
 Kadar debu yang dihasilkan oleh kegiatan lalu lintas akan melampaui baku
mutu maksimum yang dipersyaratkan
 Tingkat kebisingan akan semakin meningkat
 Tolok ukur: Baku Mutu Udara Ambien menurut PP No. 41 Tahun 1999
Kerusakan dan penurunan kualitas jalan, dengan besaran dampak sebagai
berikut: Dampak tersebut tergolong negatif (-) karena merupakan dampak
yang berkelanjutan apabila tidak adanya penanganan.
Pengerahan tenaga kerja akan menciptakan lapangan kerja dan kesempatan
berusaha bagi masyarakat. Dengan terbukanya kesempatan berusaha dapat
terjadi kenaikan pendapatan sehingga berdampak terhadap terjadi efek
multiplier pada konsumsi dan tabungan sesuai fungsi yang diperoleh. Besaran
dampak dari jenis dampak pengerahan tenaga kerja ini adalah sebagai berikut:

LAPORAN AKHIR
III-29
KAJIAN LINGKUNGAN PELABUHAN OLO-OLOHO
KABUPATEN KOLAKA UTARA – PROVINSI SULAWESI TENGGARA

 Dampak dikategorikan positif, besar, dan penting. Penilaian ini didasarkan


kepada intensitas dampak yang ditimbulkan berlangsung dalam jangka
waktu yang lama dan berlanjut
Tenaga yang berasal dari luar daerah diprakirakan akan berdampak terhadap
kondisi sosial budaya masyarakat setempat. Dampak yang mungkin timbul
berupa berubah atau bergesernya nilai dan norma budaya akibat terpengaruh
oleh adat dan norma yang bersumber dari tenaga kerja luar daerah. besaran
dampak dari jenis dampak pengerahan tenaga kerja ini adalah sebagai berikut:
 Dampak dikategorikan negatif, kecil tetapi penting. Penilaian ini
didasarkan kepada intensitas dampak yang ditimbulkan berlangsung
dalam jangka waktu yang lama
 Dampak negatif dapat diminimasi dengan penge-lolaan menggunakan
pen-dekatan sosial-budaya, dan ekonomi.
3) Bentuk Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
Mengadakan penerimaan tenaga kerja yang transparan dan dengan
memberikan kesempatan yang sama kepada semua masyarakat, khususnya
bagi masyaraka lokal sesuai kebutuhan dan kualifikasinya.
Kegiatan mobilisasi tenaga kerja dilakukan secara bijak baik pada
pertimbangan komposisi tenaga kerja lokal maupun tenaga kerja dari luar
daerah.
Penempatan petugas pengatur lalu lintas di lokasi yang rawan kemacetan
Koordinasi dengan instansi terkait mengenai rute jalan.
Pembatasan kecepatan kendaraan angkut maksimum 40 km/jam di jalan umum
dan 25 km/jam di jalan desa
4) Lokasi Pengelolaan
Permukiman di lokasi perencanaan proyek di Desa Sipakaine
5) Periode Pengelolaan
Tahap konstruksi
6) Institusi Pengelola Lingkungan Hidup
Pelaksana : Dinas Perhubungan Kominfo Provinsi Sulawesi Tenggara
Pengawas : BLH Provinsi Sulawesi Tenggara
Pelaporan : BLH Provinsi Sulawesi Tenggara

3.2.2.2 Mobilisasi Alat-Alat dan Bahan Konstruksi

LAPORAN AKHIR
III-30
KAJIAN LINGKUNGAN PELABUHAN OLO-OLOHO
KABUPATEN KOLAKA UTARA – PROVINSI SULAWESI TENGGARA

1) Sumber Dampak
Aktivitas kendaraan pengangkut alat berat dan material
2) Jenis Dampak
Penurunan kualitas udara ; Dispesi debu (saat kemarau) ; Peningkatan
kebisingan; Ceceran material / tanah, dengan besaran dampak sebagai berikut :
 Dampak tergolong negatif (-)
 Volume debu dari tanah urugan yang terdispersi saat dilewati kendaraan
 Volume gas buang dari kendaraan angkut.
 Kadar debu yang dihasilkan oleh kegiatan lalu lintas akan melampaui baku
mutu maksimum yang dipersyaratkan
Bangkitan lalu lintas ; Penurunan kualitas jaringan jalan, dengan besaran
dampak sebagai berikut :
 Dampak tersebut tergolong negatif (-) karena merupakan dampak yang
berkelanjutan apabila tidak adanya penanganan Jumlah Truck yang lewat
setiap harinya
Dampak yang ditimbulkan terkait dengan dampak turunan karena penurunan
kualitas udara dan peningkatan kebisingan serta terkait dengan dampak
langsung terhadap kenyamanan dan keselamatan berlalu-lintas, memicu
munculnya kekhawatiran akan keselamatan lalu-lintas serta terganggunya
kenyaman. Dampak kegiatan berasal dari munculnya kecemburuan sosial
berkaitan dengan peluang dan kesempatan bekerja pada kegiatan proyek.
Kegiatan ini mengakibatkan terjadinya perubahan terhadap kualitas udara
berupa peningkatan kadar debu, yang terpapar pada msyarakat sekitar maupun
terhadap para pekerja proyek. Besaran dampak dari jenis-jenis dampak
tersebut adalah sebagai berikut :
 Dampak dikategorikan negatif dan penting.
 Pengelolaan dampak negatif dapat diminimasi dengan pendekatan sosial
dan teknologi

3) Bentuk Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup


Penempatan petugas pengatur lalu lintas di lokasi yang rawan kemacetan
Koordinasi dengan instansi terkait mengenai rute jalan.
Pembatasan kecepatan kendaraan angkut maksimum 40 km/jam di jalan umum
dan 25 km/jam di jalan desa

LAPORAN AKHIR
III-31
KAJIAN LINGKUNGAN PELABUHAN OLO-OLOHO
KABUPATEN KOLAKA UTARA – PROVINSI SULAWESI TENGGARA

Mendukung pelaksanaan pembangunan sektor kesehatan melalui bantuan


fasilitas dan bantuan pelayanan kesehatan bagi karyawan
Melaksanakan pengelolaan terhadap kualitas udara
4) Lokasi Pengelolaan
Permukiman di lokasi perencanaan proyek di Desa Sipakaine
5) Periode Pengelolaan
Tahap konstruksi
6) Institusi Pengelola Lingkungan Hidup
Pelaksana : Dinas Perhubungan Kominfo Provinsi Sulawesi Tenggara
Pengawas : BLH Provinsi Sulawesi Tenggara
Pelaporan : BLH Provinsi Sulawesi Tenggara

3.2.2.3 Pematangan lahan


1) Sumber Dampak
Aktifitas tenaga kerja dalam pematangan lahan
2) Jenis dan Besaran Dampak
Kegiatan pembersihan lahan pada lokasi rencana pengembangan dapat
mengubah bentuk morfologi setempat karena pemotongan/ penggalian pada
daerah yang tinggi, pengurugan daerah yang cekung/ rendah dan pemadatan/
penstabilan lereng diprakirakan akan menimbulkan dampak terhadap
komponen fisiografi. Selain itu juga dapat menyebabkan peningkatan erosi
tanah dengan cepat. Besaran dampak dari jenis-jenis dampak tersebut adalah
sebagai berikut:
 Dampak dari kegiatan dikategorikan negatif dan penting (-P). Intensitas
dampak yang ditimbulkan dinilai cukup besar, berlangsung dalan jangka
waktu yang singkat
 Berdampak lanjutan terhadap tanah (peningkatan laju erosi), air
(peningkatan kekeruhan dan suspended solid), dan biota terrestrial dan
biota air.
Berkurang atau hilangnya flora darat (vegetasi) sebagai habitat berbagai jenis
fauna darat, yang berlanjut hilangnya kelompok Aves, Mammalia, Reptilia,
Amphibia, dengan besaran dampak adalah sebagai berikut:

LAPORAN AKHIR
III-32
KAJIAN LINGKUNGAN PELABUHAN OLO-OLOHO
KABUPATEN KOLAKA UTARA – PROVINSI SULAWESI TENGGARA

 Dampak dikategori-kan negatif dan penting. Penilaian ini didasarkan


kepada intensitas dampak yang ditimbulkan cukup besar meski-pun
berlangsung dalam jangka pendek

3) Bentuk Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup


Mencegah terjadinya longsoran tebing dan timbunan tanah atau batuan:
Pembukaan tanah yang membentuk lereng dibuat berjenjang, lebar jenjang
minimal 5 m, dan tinggi jenjang tunggal maksimum 10 m, dan kemiringan
lereng secara keseluruhan maksimum 45º.
Mengatur penempatan material galian dengan lebar jenjang 10 m, tinggi 10 m,
dan kemiringan lereng secara keseluruhan 30º untuk penempatan permanen,
dan 45º untuk penempatan sementara.
Melaksanakan soil test dengan baik dan merancang pondasi yang benar untuk
semua bangunan dan struktur
Perlu dibuat rencana kegiatan penghijauan di areal proyek dengan senantiasa
mengadopsi jenis-jenis tanaman lokal.
Semaksimal mungkin mempertahankan alur sungai seperti keadaan aslinya,
sehingga konservasi terhadap flora alamiah masih dapat terjaga.
Membuat koleksi jenis tumbuhan yang dilindungi agar kemudian hari
keberadaannya dapat dipertahankan

4) Lokasi Pengelolaan
Area Tapak Proyek Pelabuhan Olo-Oloho di Desa Sipakaine
5) Periode Pengelolaan
Tahap konstruksi
6) Institusi Pengelola Lingkungan Hidup
Pelaksana : Dinas Perhubungan Kominfo Provinsi Sulawesi Tenggara
Pengawas : BLH Provinsi Sulawesi Tenggara
Pelaporan : BLH Provinsi Sulawesi Tenggara

3.2.2.4 Pembangunan Bedeng Kerja


1) Sumber Dampak
Aktifitas membangun tapak kerja

LAPORAN AKHIR
III-33
KAJIAN LINGKUNGAN PELABUHAN OLO-OLOHO
KABUPATEN KOLAKA UTARA – PROVINSI SULAWESI TENGGARA

2) Jenis Dampak
Konstruksi bangunan dibangun di areal tapak Palabuhan Olo-Oloho dikhawatirkan
terlampauinya daya dukung yang menyebabkan amblesan secara lokal dan
perubahan topografi
3) Besaran Dampak
Dampak aktifitas pembangunan tapak kerja dikategorikan negatif penting.
4) Bentuk Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
Tumpukan vegetasi dipisahkan dari tanah lapisan atas. Vegetasi dibiarkan
membusuk (sebagai humus) tanpa dibakar.
Tanah lapisan atas dan humus dikembalikan ke tempat semula terutama pada
lahan yang akan dijadikan taman.
Mencegah terjadinya longsoran tebing dan timbunan tanah atau batuan:
Pembukaan tanah yang membentuk lereng dibuat berjenjang, lebar jenjang
minimal 5 m, dan tinggi jenjang tunggal maksimum 10 m, dan kemiringan
lereng secara keseluruhan maksimum 45º.
Mengatur penempatan material galian dengan lebar jenjang 10 m, tinggi 10 m,
dan kemiringan lereng secara keseluruhan 30º untuk penempatan permanen,
dan 45º untuk penempatan sementara.
Melaksanakan soil test dengan baik dan merancang pondasi yang benar untuk
semua bangunan dan struktur.
Perlu dibuat rencana kegiatan penghijauan di areal proyek dengan senantiasa
mengadopsi jenis-jenis tanaman lokal.
Semaksimal mungkin mempertahankan alur sungai seperti keadaan aslinya,
sehingga konservasi terhadap flora alamiah masih dapat terjaga.
Membuat koleksi jenis tumbuhan yang dilindungi agar kemudian hari
keberadaannya dapat dipertahankan.
5) Lokasi Pengelolaan
Area Tapak Proyek Pelabuhan Olo-Oloho di Desa Sipakaine
6) Periode Pengelolaan
Tahap konstruksi
7) Institusi Pengelola Lingkungan Hidup
Pelaksana : Dinas Perhubungan Kominfo Provinsi Sulawesi Tenggara
Pengawas : BLH Provinsi Sulawesi Tenggara
Pelaporan : BLH Provinsi Sulawesi Tenggara

LAPORAN AKHIR
III-34
KAJIAN LINGKUNGAN PELABUHAN OLO-OLOHO
KABUPATEN KOLAKA UTARA – PROVINSI SULAWESI TENGGARA

3.2.2.5 Pembangunan Dermaga


1) Sumber Dampak
Aktifitas pembangunan fisik dermaga
2) Jenis dan Besaran Dampak
Pembangunan dermaga dibangun di atas lahan urugan dikhawatirkan dapat
menyebabkan amblesan. Bertambahnya beban berat yang ditimbulkan oleh
bangunan bertingkat dikhawatirkan melampaui daya dukung lahan yang pada
akhirnya dapat menyebabkan terjadinya penurunan permukaan tanah. Besaran
dampak dari jenis dampak ini adalah sebagai berikut :
 Dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan pembangunan dermaga terhadap
komponen fisiografi dikategorikan negatif penting
Penurunan kualitas udara, timbulnya debu, dan peningkatan kebisingan. Selain
itu juga beresiko timbulnya kecelakaan kerja. Besaran dampak dari kedua jenis
dampak tersebut adalah sebagai berikut :
 Dampak tersebut dikategorikan negatif penting
 Peningkatan CO, debu, dan NOx yang dirasakan penduduk sekitar tapak
proyek
 Tingkat kebisingan yang dirasakan penduduk sekitar tapak proyek
Penurunan kualitas air badan air akibat timbulnya limbah cair domestik, dengan
besaran dampak sebagai berikut :
 Dampak tersebut dikategorikan negatif penting
 Volume limbah cair = 0,5 m3/hari
3) Bentuk Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
Tumpukan vegetasi dipisahkan dari tanah lapisan atas. Vegetasi dibiarkan
membusuk (sebagai humus) tanpa dibakar
Tanah lapisan atas dan humus dikembalikan ke tempat semula terutama pada
lahan yang akan dijadikan taman.
Pencegahan erosi dengan membuat terasering.
Alur sungai dan vegetasinya semaksimal mungkin tetap dipertahankan seperti
keadaan aslinya.
Melaksanakan soil test dengan baik dan merancang pondasi yang benar untuk
semua bangunan dan struktur
Merancang dengan benar struktur yang berat dan tinggi, memperhitungkan
daya dukung tanah dan beban lain seperti angin, dan sebagainya.

LAPORAN AKHIR
III-35
KAJIAN LINGKUNGAN PELABUHAN OLO-OLOHO
KABUPATEN KOLAKA UTARA – PROVINSI SULAWESI TENGGARA

Membentuk lereng yang benar dan perlindungan lereng pada semua tempat.
4) Lokasi Pengelolaan
Area Tapak Proyek Pelabuhan Olo-Oloho di Desa Sipakaine
5) Periode Pengelolaan
Tahap konstruksi
6) Institusi Pengelola Lingkungan Hidup
Pelaksana : Dinas Perhubungan Kominfo Provinsi Sulawesi Tenggara
Pengawas : BLH Provinsi Sulawesi Tenggara
Pelaporan : BLH Provinsi Sulawesi Tenggara

3.2.2.6 Pembangunan sarana penunjang pelabuhan


1) Sumber Dampak
Aktivitas pembangunan fisik Bangunan Efektif dan Sarana Pendukung
2) Jenis Dampak
Terganggunya stabilitas lahan sebagai akibat yang ditimbulkan oleh beban
berat di atasnya dapat menyebabkan terjadinya longsoran ; Apabila daya
dukung tanah terlampaui maka dapat terjadi amblesan yang dikhawatirkan
dapat merusak fisik bangunan dengan besaran dampak sebagai berikut:
 Dampak tersebut dikategorikan negatif penting
 Penilaian ini didasarkan kepada intensitas dampak yang ditimbulkan
cukup besar, berlangsung dalam jangka waktu yang lama, bersifat
kumulatif dan tidak berbalik.
Penurunan kualitas udara, timbulnya debu, dan peningkatan kebisingan. Juga
mengakibatkan gangguan kenyamanan lingkungan, dengan besaran dampak
sebagai berikut:
 Dampak tersebut dikategorikan negatif penting
 Peningkatan CO, debu, dan NOx di sekitar tapak proyek
 Tingkat kebisingan yang dirasakan penduduk sekitar tapak proyek
Peningkatan perekonomian masyarakat, dengan besaran dampak sebagai
berikut:
 Dampak tersebut dikategorikan negatif penting
 Jarak lingkungan terdekat dengan proyek ± 50 m
 Timbulnya usaha perekonomian seperti warung, toko, dan jasa
transportasi

LAPORAN AKHIR
III-36
KAJIAN LINGKUNGAN PELABUHAN OLO-OLOHO
KABUPATEN KOLAKA UTARA – PROVINSI SULAWESI TENGGARA

Penurunan kualitas air badan air akibat timbulnya limbah cair domestik, dengan
besaran dampak sebagai berikut:
 Dampak tersebut dikategorikan negatif penting
 Volume limbah cair = 0,5 m3/hari
3) Bentuk Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
Tumpukan vegetasi dipisahkan dari tanah lapisan atas. Vegetasi dibiarkan
membusuk (sebagai humus) tanpa dibakar
Tanah lapisan atas dan humus dikembalikan ke tempat semula terutama pada
lahan yang akan dijadikan taman.
Pencegahan erosi dengan membuat terasering.
Alur sungai dan vegetasinya semaksimal mungkin tetap dipertahankan seperti
keadaan aslinya.
Melaksanakan soil test dengan baik dan merancang pondasi yang benar untuk
semua bangunan dan struktur
Merancang dengan benar struktur yang berat dan tinggi, memperhitungkan
daya dukung tanah dan beban lain seperti angin, dan sebagainya.
Analisis intensif terhadap pembebanan bangunan terhadap daya dukung tanah.
Membentuk lereng yang benar dan perlindungan lereng pada semua tempat.
Konstruksi bangunan pelabuhan semaksimal mungkin di luar alur sungai
Mengendalikan, membatasi volume dan waktu pengambilan air dengan
memperhatikan ketersediaan dan kecukupan air untuk pemanfaatan lainnya.
Menyediaan alternatif sumber air lain antara lain sebagai cadangan untuk
menutupi kekurangan air pada bulan-bulan kering
4) Lokasi Pengelolaan
Area Tapak Proyek Pelabuhan Olo-Oloho di Desa Sipakaine
5) Periode Pengelolaan
Tahap konstruksi
6) Institusi Pengelola Lingkungan Hidup
Pelaksana : Dinas Perhubungan Kominfo Provinsi Sulawesi Tenggara
Pengawas : BLH Provinsi Sulawesi Tenggara
Pelaporan : BLH Provinsi Sulawesi Tenggara

3.2.2.7 Perubahan Guna Lahan


1) Sumber Dampak

LAPORAN AKHIR
III-37
KAJIAN LINGKUNGAN PELABUHAN OLO-OLOHO
KABUPATEN KOLAKA UTARA – PROVINSI SULAWESI TENGGARA

Pembangunan dermaga baru dan Pembangunan sarana penunjang


2) Jenis dan Besaran Dampak
Alih fungsi lahan tidak terbangun menjadi lahan terbangun; Keresahaan
masyarakat/persepsi masyarakat, , dengan besaran dampak sebagai berikut:
 Tergolong dampak posisitf apabila mendorong pertumbuhan ekonomi dan
lapangan pekerjaan maasyarakat
 Tergolong dampak negatif (-) apabila meninmbulkan keresahan masyarakat
3) Bentuk Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
Tumpukan vegetasi dipisahkan dari tanah lapisan atas. Vegetasi dibiarkan
membusuk (sebagai humus) tanpa dibakar.
Tanah lapisan atas dan humus dikembalikan ke tempat semula terutama pada
lahan yang akan dijadikan taman.
Pencegahan erosi dengan membuat terasering.
Melaksanakan soil test dengan baik dan merancang pondasi yang benar untuk
semua bangunan dan struktur.
Mendorong berkembangnya perekonomian lokal seperti toko, kios, warung
dengan penyediaan bahan keperluan sehari-hari secara lengkap, mencukupi,
dan berkualitas dengan harga bersaing.
4) Lokasi Pengelolaan
Area Tapak Proyek Pelabuhan Olo-Oloho di Desa Sipakaine
5) Periode Pengelolaan
Tahap konstruksi dan operasional
6) Institusi Pengelola Lingkungan Hidup
Pelaksana : Dinas Perhubungan Kominfo Provinsi Sulawesi Tenggara
Pengawas : BLH Provinsi Sulawesi Tenggara
Pelaporan : BLH Provinsi Sulawesi Tenggara

3.2.3 Tahap Operasional


3.2.3.1 Perubahan Tata Guna Lahan
1) Sumber Dampak
Pembangunan dermaga baru ;Pembangunan sarana penunjang
2) Jenis Dampak
Alih fungsi lahan tidak terbangun menjadi lahan terbangun dan keresahan
masyarakat/persepsi masyarakat

LAPORAN AKHIR
III-38
KAJIAN LINGKUNGAN PELABUHAN OLO-OLOHO
KABUPATEN KOLAKA UTARA – PROVINSI SULAWESI TENGGARA

3) Besaran Dampak
Tergolong dampak posisitf apabila mendorong pertumbuhan ekonomi dan
lapangan pekerjaan masyarakat
Tergolong dampak negatif (-) apabila meninmbulkan keresahan masyarakat
4) Bentuk Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
Tumpukan vegetasi dipisahkan dari tanah lapisan atas. Vegetasi dibiarkan
membusuk (sebagai humus) tanpa dibakar.
Tanah lapisan atas dan humus dikembalikan ke tempat semula terutama pada
lahan yang akan dijadikan taman.
Pencegahan erosi dengan membuat terasering.
Melaksanakan soil test dengan baik dan merancang pondasi yang benar untuk
semua bangunan dan struktur.
Mendorong berkembangnya perekonomian lokal seperti toko, kios, warung
dengan penyediaan bahan keperluan sehari-hari secara lengkap, mencukupi,
dan berkualitas dengan harga bersaing.
5) Lokasi Pengelolaan
Area Tapak Proyek Pelabuhan Olo-Oloho di Desa Sipakaine
6) Periode Pengelolaan
Tahap Operasional
7) Institusi Pengelola Lingkungan Hidup
Pelaksana : Dinas Perhubungan Kominfo Provinsi Sulawesi Tenggara
Pengawas : BLH Provinsi Sulawesi Tenggara
Pelaporan : BLH Provinsi Sulawesi Tenggara

3.2.3.2 Penerimaan dan Mobilisasi Tenaga Kerja


1) Sumber Dampak
Aktifitas mobilisasi tenaga kerja dan Penerimaan tenaga kerja konstruksi
2) Jenis dan Dampak
Penurunan kualitas udara ; Dispesi debu (saat kemarau) ; Peningkatan
kebisingan; Ceceran material / tanah, dengan besaran dampak sebagai berikut :
 Dampak tergolong negatif (-)
 Volume debu dari tanah urugan yang terdispersi saat dilewati kendaraan
 Volume gas buang dari kendaraan angkut.

LAPORAN AKHIR
III-39
KAJIAN LINGKUNGAN PELABUHAN OLO-OLOHO
KABUPATEN KOLAKA UTARA – PROVINSI SULAWESI TENGGARA

 Kadar debu yang dihasilkan oleh kegiatan lalu lintas akan melampaui baku
mutu maksimum yang dipersyaratkan
Bangkitan lalu lintas ; Penurunan kualitas jaringan jalan, dengan besaran
dampak sebagai berikut :
 Dampak tersebut tergolong negatif (-) karena merupakan dampak yang
berkelanjutan apabila tidak adanya penanganan Jumlah Truck yang lewat
setiap harinya
Dampak yang ditimbulkan terkait dengan dampak turunan karena penurunan
kualitas udara dan peningkatan kebisingan serta terkait dengan dampak
langsung terhadap kenyamanan dan keselamatan berlalu-lintas. Hal tersebut
memicu munculnya kekhawatiran akan keselamatan lalu-lintas serta
terganggunya kenyaman. Dampak kegiatan berasal dari munculnya
kecemburuan sosial berkaitan dengan peluang dan kesempatan bekerja pada
kegiatan proyek. Kegiatan mengakibatkan terjadinya perubahan terhadap
kualitas udara berupa peningkatan kadar debu, yang terpapar pada msyarakat
sekitar maupun terhadap para pekerja proyek. Besaran dampak dari jenis-jenis
dampak ini adalah sebagai berikut :
 Dampak dikategorikan negatif dan penting.
 Pengelolaan dampak negatif dapat diminimasi dengan pendekatan sosial
dan teknologi
3) Bentuk Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
Mengadakan penerimaan tenaga kerja yang transparan dan dengan
memberikan kesempatan yang sama kepada semua masyarakat, khususnya
bagi masyaraka lokal sesuai kebutuhan dan kualifikasinya.
Kegiatan mobilisasi tenaga kerja dilakukan secara bijak baik pada
pertimbangan komposisi tenaga kerja lokal maupun tenaga kerja dari luar
daerah.
4) Lokasi Pengelolaan
Area Tapak Proyek Pelabuhan Olo-Oloho di Desa Sipakaine
5) Periode Pengelolaan
Satu kali setiap tahun
6) Institusi Pengelola Lingkungan Hidup
Pelaksana : Dinas Perhubungan Kominfo Provinsi Sulawesi Tenggara
Pengawas : BLH Provinsi Sulawesi Tenggara

LAPORAN AKHIR
III-40
KAJIAN LINGKUNGAN PELABUHAN OLO-OLOHO
KABUPATEN KOLAKA UTARA – PROVINSI SULAWESI TENGGARA

Pelaporan : BLH Provinsi Sulawesi Tenggara

3.2.3.3 Bongkar Muat Barang


1) Sumber Dampak
Aktivitas kendaraan pengangkut barang dan bongkar muat barang
2) Jenis Dampak
Kegiatan bongkar muat menghasilkan bunyi/ kebisingan yang relatif tinggi, bising
ini merupakan paparan (exposure) bagi tenaga kerja dan berpotensi juga untuk
menyebar ke pemukiman terdekat
3) Besaran Dampak
Dari segi intensitas dampak, dinilai besar karena diprediksi dapat meningkatkan
kebisingan pada permukiman terdekat sampai melebihi baku mutu yang
ditetapkan. Dari sisi waktu dampak ini berlangsung lama yaitu selama kegiatan
operasi dan dampak ini menyebabkan dampak turunan terhadap biota darat
(terutama fauna) dan persepsi masyarakat. Oleh karena itu dampak ini
diklasifikasikan sebagai dampak besar dan penting negatif (-).
4) Bentuk Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
Penggunaan alat pelindung diri berupa sumbat atau tutup telinga bagi pekerja
operator
Memasang peredam suara untuk fan dan safety valve untuk mengurangi
kebisingan
5) Lokasi Pengelolaan
Area Tapak Proyek Pelabuhan Olo-Oloho di Desa Sipakaine
6) Periode Pengelolaan
Tiga bulan sekali
7) Institusi Pengelola Lingkungan Hidup
Pelaksana : Dinas Perhubungan Kominfo Provinsi Sulawesi Tenggara
Pengawas : BLH Provinsi Sulawesi Tenggara
Pelaporan : BLH Provinsi Sulawesi Tenggara

3.2.3.4 Pembuangan limbah cair dan limbah padat dari kapal berlabuh
1) Sumber Dampak
Aktifitas kapal-kapal yang berlabuh dan aktifitas pelabuhan yang lain
2) Jenis dan Dampak

LAPORAN AKHIR
III-41
KAJIAN LINGKUNGAN PELABUHAN OLO-OLOHO
KABUPATEN KOLAKA UTARA – PROVINSI SULAWESI TENGGARA

Limbah domestik umumnya bersumber dari hasil ekskresi (wc), kamar mandi,
dan dapur yang disalurkan ke dalam septic tank. Limbah ini dianggap tidak
terbuang ke lingkungan, sehingga tidak menghasilkan dampak. Sedangkan
limbah non domestik berasal dari air larian lapangan. Jika limbah cair yang
dibuang ke lingkungan sekitar tersebut tanpa proses pengolahan terlebih
dahulu. Diprakirakan akan dapmenyebabkan penurunan kualitas air yang akan
berdampak lanjut terhadap biota akuatik pada badan air penerima limbah cair
tersebut, dengan besaran dampak sebagai berikut :
 Dampak bersifat negatif, besar, dan penting (-P). Berlangsung dalam
jangka panjang (selama tahap operasi). Intensitas dampak yang
ditimbulkan tergolong besar dan berdampak lanjut terhadap komponen
lingkungan biota air, sosial, budaya, sikap dan persepsi masyarakat
 Volume limbah cair = 0,5 m3/hari.
Limbah padat yang potensial berdampak terhadap biota akuatik bersumber
dari endapan lumpur (sludge) yang terkumpul di dasar kolam pengendapan air
larian permukaan lapangan penumpukan batubara dan kolam instalasi
pengolahan air limbah lainnya. Dampak tidak langsung dari pembuangan
limbah terhadap biota air dapat melalui penurunan kualitas air sebagai media
hidup biota akuatik. dengan besaran dampak sebagai berikut :
 Dampak dikategorikan negatif penting. Intensitas dampak yang
ditimbulkan dinilai besar, berlangsung dalam jangka waktu yang lama dan
terus-menerus

3) Bentuk Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup


Mengendalikan, membatasi volume dan waktu pengambilan air di Sungai
maupun laut memperhatikan ketersediaan dan kecukupan air untuk
pemanfaatan lainnya.
Menyediaan alternatif sumber air lain antara lain underground water atau air
water treatment sebagai cadangan untuk menutupi kekurangan air pada bulan-
bulan kering
Memanfaatkan kawasan pelabuhan untuk preservasi air tanah dengan
membuat: sumur-sumur resapan bagi air hujan dari bangunan, saluran air yang
menuju kolam-kolam penampung air hujan (runoff).

LAPORAN AKHIR
III-42
KAJIAN LINGKUNGAN PELABUHAN OLO-OLOHO
KABUPATEN KOLAKA UTARA – PROVINSI SULAWESI TENGGARA

Pengoperasian unit pengolahan air limbah (wastewater treatment) dan coal


yard pond seoptimal mungkin untuk memperoleh keluaran hasil olahan air
limbah sesuai kriteria yang dipersyaratkan
Mengelola limbah B3, oli bekas, dumping area di seluruh unit kegiatan
pelabuhan sesuai peraturan yang berlaku
Melakukan program Penghijauan di areal pelabuhan
4) Lokasi Pengelolaan
Area Tapak Proyek Pelabuhan Olo-Oloho di Desa Sipakaine
5) Periode Pengelolaan
Selama tahap operasi
6) Institusi Pengelola Lingkungan Hidup
Pelaksana : Dinas Perhubungan Kominfo Provinsi Sulawesi Tenggara
Pengawas : BLH Provinsi Sulawesi Tenggara
Pelaporan : BLH Provinsi Sulawesi Tenggara

3.3 Upaya Pemantauan Lingkungan


3.3.1 Tahap Pra Konstruksi
3.3.1.1 Pembebasan Lahan
Pada kegiatan pembebasan lahan, variabel yang diuraikan adalah mengenai
sumber dampak, jenis dampak, besaran dampak, upaya pengelolaan lingkungan hidup,
lokasi, periode dan institusi yang melaksanakan pengelolaan. Berikut penjelasannya
secara detail:
1) Sumber Dampak
Alih fungsi lahan tidak terbangun menjadi lahan terbangun
2) Jenis Dampak
Penggunaan lahan baru untuk pembangunan fasilitas pendukung
Keresahan masyarakat
Konflik pembebasan lahan
3) Besaran Dampak
Dampak negatif seperti kerasahan masyarakat dan konflik pembebasan lahan
dapat dikurangi dengan adanya pendekatan kepada masyarakat
4) Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup

LAPORAN AKHIR
III-43
KAJIAN LINGKUNGAN PELABUHAN OLO-OLOHO
KABUPATEN KOLAKA UTARA – PROVINSI SULAWESI TENGGARA

Pemantauan dampak dilakukan terhadap pengetahuan, pemahaman, dan


penerimaan masyarakat di sekitar tapak proyek mengenai rencana pelabuhan di
sekitar permukimannya.
5) Lokasi Pemantauan
Permukiman di lokasi perencanaan proyek di Desa Sipakaine
6) Periode Pemantauan
Tahap pra konstruksi (sebelum kegiatan konstruksi dilaksanakan)
7) Institusi Kegiatan Pemantauan Lingkungan Hidup
Pelaksana : Dinas Perhubungan Kominfo Provinsi Sulawesi Tenggara
Pengawas : BLH Provinsi Sulawesi Tenggara
Pelaporan : BLH Provinsi Sulawesi Tenggara

3.3.1.2 Proses Perizinan


Pada kegiatan proses perizinan, variabel yang diuraikan sama seperti pada
kegiatan sebelumnya yakni mengenai sumber dampak, jenis dampak, besaran dampak,
upaya pengelolaan lingkungan hidup, lokasi, periode dan institusi yang melaksanakan
pengelolaan. Berikut penjelasannya secara detail:
1) Sumber Dampak
Aktifitas perizinan pembangunan pelabuhan
2) Jenis Dampak
Aktifitas perizinan pembangunan pelabuhan
3) Besaran Dampak
Dampak negatif dapat diminimalisir dengan sosialisasi kepada masyarakat
4) Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Pemantauan dampak dilakukan terhadap pengetahuan, pemahaman, dan
penerimaan masyarakat di sekitar tapak proyek mengenai rencana pelabuhan di
sekitar permukimannya.
5) Lokasi Pemantauan
Permukiman di lokasi perencanaan proyek di Desa Sipakaine
6) Periode Pemantauan
Tahap pra konstruksi (sebelum kegiatan konstruksi dilaksanakan)
7) Institusi Kegiatan Pemantauan Lingkungan Hidup
Pelaksana : Dinas Perhubungan Kominfo Provinsi Sulawesi Tenggara
Pengawas : BLH Provinsi Sulawesi Tenggara

LAPORAN AKHIR
III-44
KAJIAN LINGKUNGAN PELABUHAN OLO-OLOHO
KABUPATEN KOLAKA UTARA – PROVINSI SULAWESI TENGGARA

Pelaporan : BLH Provinsi Sulawesi Tenggara

3.3.1.3 Kegiatan Survey


Pada kegiatan survey, variabel yang diuraikan sama seperti pada kegiatan
sebelumnya yakni mengenai sumber dampak, jenis dampak, besaran dampak, upaya
pengelolaan lingkungan hidup, lokasi, periode dan institusi yang melaksanakan
pengelolaan. Berikut penjelasannya secara detail:
1) Sumber Dampak
Aktifitas survei dan mobilitas tim survei
2) Jenis Dampak
Menimbulkan keingin-tahuan dan spekulasi dari sebagian anggota masyarakat di
sekitar tapak proyek terhadap kepastian lokasi, ganti rugi atau kompensasi lahan
dan adanya persetujuan dari masyarakat.
3) Besaran Dampak
Berdasarkan hasil wawancara dengan masyrakat setempat, 76% masyarakat sudah
mengetahui rencana pengembangan Pelabuhan Olo-oloho dan masyarakat setuju
dengan rencana tersebut. Sehingga, besaran dampak adalah sebagai berikut :
Dampak bersifat positif tersebar luas, berlangsung selama tahap pra-konstruksi
Dampak negatif dapat dikurangi dengan pengelolaan melalui pendekatan
sosial, ekonomi, dan teknis lingkungan
4) Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Pemantauan dampak dilakukan terhadap pengetahuan, pemahaman, dan
penerimaan masyarakat di sekitar tapak proyek mengenai rencana pelabuhan di
sekitar permukimannya.
5) Lokasi Pemantauan
Permukiman di lokasi perencanaan proyek di Desa Sipakaine
6) Periode Pemantauan
Tahap pra konstruksi (sebelum kegiatan konstruksi dilaksanakan)
7) Institusi Kegiatan Pemantauan Lingkungan Hidup
Pelaksana : Dinas Perhubungan Kominfo Provinsi Sulawesi Tenggara
Pengawas : BLH Provinsi Sulawesi Tenggara
Pelaporan : BLH Provinsi Sulawesi Tenggara

3.3.2 Tahap Konstruksi


3.3.2.1 Penerimaan dan Mobilisasi Tenaga Kerja

LAPORAN AKHIR
III-45
KAJIAN LINGKUNGAN PELABUHAN OLO-OLOHO
KABUPATEN KOLAKA UTARA – PROVINSI SULAWESI TENGGARA

1) Sumber Dampak
Aktifitas mobilisasi tenaga kerja dan penerimaan tenaga kerja baru
2) Jenis dan Besaran Dampak
Penurunan kualitas udara akibat asap kendaraan dan kebisingan akibat
mobilitas kendaraan, dengan besaran dampak sebagai berikut:
 Dampak tergolong negatif (-)
 Volume debu dari tanah urugan yang terdispersi saat dilewati kendaraan
 Volume gas buang dari kendaraan angkut.
 Kadar debu yang dihasilkan oleh kegiatan lalu lintas akan melampaui baku
mutu maksimum yang dipersyaratkan
 Tingkat kebisingan akan semakin meningkat
 Tolak ukur: Baku Mutu Udara Ambien menurut PP No. 41 Tahun 1999
Kerusakan dan penurunan kualitas jalan, dengan besaran dampak sebagai
berikut: Dampak tersebut tergolong negatif (-) karena merupakan dampak
yang berkelanjutan apabila tidak adanya penanganan.
Pengerahan tenaga kerja akan menciptakan lapangan kerja dan kesempatan
berusaha bagi masyarakat. Dengan terbukanya kesempatan berusaha dapat
terjadi kenaikan pendapatan sehingga berdampak terhadap terjadi efek
multiplier pada konsumsi dan tabungan sesuai fungsi yang diperoleh. Besaran
dampak dari jenis dampak pengerahan tenaga kerja ini adalah sebagai berikut:
 Dampak dikategorikan positif, besar, dan penting. Penilaian ini didasarkan
kepada intensitas dampak yang ditimbulkan berlangsung dalam jangka
waktu yang lama dan berlanjut
Tenaga yang berasal dari luar daerah diprakirakan akan berdampak terhadap
kondisi sosial budaya masyarakat setempat. Dampak yang mungkin timbul
berupa berubah atau bergesernya nilai dan norma budaya akibat terpengaruh
oleh adat dan norma yang bersumber dari tenaga kerja luar daerah. besaran
dampak dari jenis dampak pengerahan tenaga kerja ini adalah sebagai berikut:
 Dampak dikategorikan negatif, kecil tetapi penting. Penilaian ini
didasarkan kepada intensitas dampak yang ditimbulkan berlangsung
dalam jangka waktu yang lama
 Dampak negatif dapat diminimasi dengan penge-lolaan menggunakan
pen-dekatan sosial-budaya, dan ekonomi.
3) Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup

LAPORAN AKHIR
III-46
KAJIAN LINGKUNGAN PELABUHAN OLO-OLOHO
KABUPATEN KOLAKA UTARA – PROVINSI SULAWESI TENGGARA

Mengadakan penerimaan tenaga kerja yang transparan dan dengan


memberikan kesempatan yang sama kepada semua masyarakat, khususnya
bagi masyaraka lokal sesuai kebutuhan dan kualifikasinya.
Kegiatan mobilisasi tenaga kerja dilakukan secara bijak baik pada
pertimbangan komposisi tenaga kerja lokal maupun tenaga kerja dari luar
daerah.
Penempatan petugas pengatur lalu lintas di lokasi yang rawan kemacetan
Koordinasi dengan instansi terkait mengenai rute jalan.
Pembatasan kecepatan kendaraan angkut maksimum 40 km/jam di jalan umum
dan 25 km/jam di jalan desa
4) Lokasi Pemantauan
Permukiman di lokasi perencanaan proyek di Desa Sipakaine
5) Periode Pemantauan
Tahap konstruksi
6) Institusi Kegiatan Pemantauan Lingkungan Hidup
Pelaksana : Dinas Perhubungan Kominfo Provinsi Sulawesi Tenggara
Pengawas : BLH Provinsi Sulawesi Tenggara
Pelaporan : BLH Provinsi Sulawesi Tenggara

3.3.2.2 Mobilisasi alat-alat dan bahan konstruksi


1) Sumber Dampak
Aktivitas kendaraan pengangkut alat berat dan material
2) Jenis Dampak
Penurunan kualitas udara ; Dispesi debu (saat kemarau) ; Peningkatan
kebisingan; Ceceran material / tanah, dengan besaran dampak sebagai berikut :
 Dampak tergolong negatif (-)
 Volume debu dari tanah urugan yang terdispersi saat dilewati kendaraan
 Volume gas buang dari kendaraan angkut.
 Kadar debu yang dihasilkan oleh kegiatan lalu lintas akan melampaui baku
mutu maksimum yang dipersyaratkan
Bangkitan lalu lintas ; Penurunan kualitas jaringan jalan, dengan besaran
dampak sebagai berikut :

LAPORAN AKHIR
III-47
KAJIAN LINGKUNGAN PELABUHAN OLO-OLOHO
KABUPATEN KOLAKA UTARA – PROVINSI SULAWESI TENGGARA

 Dampak tersebut tergolong negatif (-) karena merupakan dampak yang


berkelanjutan apabila tidak adanya penanganan Jumlah Truck yang lewat
setiap harinya
Dampak yang ditimbulkan terkait dengan dampak turunan karena penurunan
kualitas udara dan peningkatan kebisingan serta terkait dengan dampak
langsung terhadap kenyamanan dan keselamatan berlalu-lintas, memicu
munculnya kekhawatiran akan keselamatan lalu-lintas serta terganggunya
kenyaman. Dampak kegiatan berasal dari munculnya kecemburuan sosial
berkaitan dengan peluang dan kesempatan bekerja pada kegiatan proyek.
Kegiatan ini mengakibatkan terjadinya perubahan terhadap kualitas udara
berupa peningkatan kadar debu, yang terpapar pada msyarakat sekitar maupun
terhadap para pekerja proyek. Besaran dampak dari jenis-jenis dampak
tersebut adalah sebagai berikut :
 Dampak dikategorikan negatif dan penting.
 Pengelolaan dampak negatif dapat diminimasi dengan pendekatan sosial
dan teknologi

3) Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup


Penempatan petugas pengatur lalu lintas di lokasi yang rawan kemacetan
Koordinasi dengan instansi terkait mengenai rute jalan.
Pembatasan kecepatan kendaraan angkut maksimum 40 km/jam di jalan umum
dan 25 km/jam di jalan desa
Mendukung pelaksanaan pembangunan sektor kesehatan melalui bantuan
fasilitas dan bantuan pelayanan kesehatan bagi karyawan
Melaksanakan pengelolaan terhadap kualitas udara
4) Lokasi Pemantauan
Permukiman di lokasi perencanaan proyek di Desa Sipakaine
5) Periode Pemantauan
Tahap konstruksi

6) Institusi Kegiatan Pemantauan Lingkungan Hidup


Pelaksana : Dinas Perhubungan Kominfo Provinsi Sulawesi Tenggara
Pengawas : BLH Provinsi Sulawesi Tenggara
Pelaporan : BLH Provinsi Sulawesi Tenggara

LAPORAN AKHIR
III-48
KAJIAN LINGKUNGAN PELABUHAN OLO-OLOHO
KABUPATEN KOLAKA UTARA – PROVINSI SULAWESI TENGGARA

3.3.2.3 Pematangan Lahan


1) Sumber Dampak
Aktifitas tenaga kerja dalam pematangan lahan
2) Jenis dan Besaran Dampak
Kegiatan pembersihan lahan pada lokasi rencana pengembangan dapat
mengubah bentuk morfologi setempat karena pemotongan/ penggalian pada
daerah yang tinggi, pengurugan daerah yang cekung/ rendah dan pemadatan/
penstabilan lereng diprakirakan akan menimbulkan dampak terhadap
komponen fisiografi. Selain itu juga dapat menyebabkan peningkatan erosi
tanah dengan cepat. Besaran dampak dari jenis-jenis dampak tersebut adalah
sebagai berikut:
 Dampak dari kegiatan dikategorikan negatif dan penting (-P). Intensitas
dampak yang ditimbulkan dinilai cukup besar, berlangsung dalan jangka
waktu yang singkat
 Berdampak lanjutan terhadap tanah (peningkatan laju erosi), air
(peningkatan kekeruhan dan suspended solid), dan biota terrestrial dan
biota air.
Berkurang atau hilangnya flora darat (vegetasi) sebagai habitat berbagai jenis
fauna darat, yang berlanjut hilangnya kelompok Aves, Mammalia, Reptilia,
Amphibia, dengan besaran dampak adalah sebagai berikut:
 Dampak dikategori-kan negatif dan penting. Penilaian ini didasarkan
kepada intensitas dampak yang ditimbulkan cukup besar meski-pun
berlangsung dalam jangka pendek

3) Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup


Mencegah terjadinya longsoran tebing dan timbunan tanah atau batuan:
Pembukaan tanah yang membentuk lereng dibuat berjenjang, lebar jenjang
minimal 5 m, dan tinggi jenjang tunggal maksimum 10 m, dan kemiringan
lereng secara keseluruhan maksimum 45º.
Mengatur penempatan material galian dengan lebar jenjang 10 m, tinggi 10 m,
dan kemiringan lereng secara keseluruhan 30º untuk penempatan permanen,
dan 45º untuk penempatan sementara.
Melaksanakan soil test dengan baik dan merancang pondasi yang benar untuk
semua bangunan dan struktur

LAPORAN AKHIR
III-49
KAJIAN LINGKUNGAN PELABUHAN OLO-OLOHO
KABUPATEN KOLAKA UTARA – PROVINSI SULAWESI TENGGARA

Perlu dibuat rencana kegiatan penghijauan di areal proyek dengan senantiasa


mengadopsi jenis-jenis tanaman lokal.
Semaksimal mungkin mempertahankan alur sungai seperti keadaan aslinya,
sehingga konservasi terhadap flora alamiah masih dapat terjaga.
Membuat koleksi jenis tumbuhan yang dilindungi agar kemudian hari
keberadaannya dapat dipertahankan

4) Lokasi Pemantauan
Area Tapak Proyek Pelabuhan Olo-Oloho di Desa Sipakaine
5) Periode Pemantauan
Tahap konstruksi
6) Institusi Kegiatan Pemantauan Lingkungan Hidup
Pelaksana : Dinas Perhubungan Kominfo Provinsi Sulawesi Tenggara
Pengawas : BLH Provinsi Sulawesi Tenggara
Pelaporan : BLH Provinsi Sulawesi Tenggara

3.3.2.4 Pembangunan Bedeng Kerja


1) Sumber Dampak
Aktifitas membangun tapak kerja
2) Jenis Dampak
Konstruksi bangunan dibangun di areal tapak Palabuhan Olo-Oloho dikhawatirkan
terlampauinya daya dukung yang menyebabkan amblesan secara lokal dan
perubahan topografi
3) Besaran Dampak
Dampak aktifitas pembangunan tapak kerja dikategorikan negatif penting.
4) Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Tumpukan vegetasi dipisahkan dari tanah lapisan atas. Vegetasi dibiarkan
membusuk (sebagai humus) tanpa dibakar.
Tanah lapisan atas dan humus dikembalikan ke tempat semula terutama pada
lahan yang akan dijadikan taman.
Mencegah terjadinya longsoran tebing dan timbunan tanah atau batuan:
Pembukaan tanah yang membentuk lereng dibuat berjenjang, lebar jenjang
minimal 5 m, dan tinggi jenjang tunggal maksimum 10 m, dan kemiringan
lereng secara keseluruhan maksimum 45º.

LAPORAN AKHIR
III-50
KAJIAN LINGKUNGAN PELABUHAN OLO-OLOHO
KABUPATEN KOLAKA UTARA – PROVINSI SULAWESI TENGGARA

Mengatur penempatan material galian dengan lebar jenjang 10 m, tinggi 10 m,


dan kemiringan lereng secara keseluruhan 30º untuk penempatan permanen,
dan 45º untuk penempatan sementara.
Melaksanakan soil test dengan baik dan merancang pondasi yang benar untuk
semua bangunan dan struktur.
Perlu dibuat rencana kegiatan penghijauan di areal proyek dengan senantiasa
mengadopsi jenis-jenis tanaman lokal.
Semaksimal mungkin mempertahankan alur sungai seperti keadaan aslinya,
sehingga konservasi terhadap flora alamiah masih dapat terjaga.
Membuat koleksi jenis tumbuhan yang dilindungi agar kemudian hari
keberadaannya dapat dipertahankan.
5) Lokasi Pemantauan
Area Tapak Proyek Pelabuhan Olo-Oloho di Desa Sipakaine
6) Periode Pemantauan
Tahap konstruksi
7) Institusi Kegiatan Pemantauan Lingkungan Hidup
Pelaksana : Dinas Perhubungan Kominfo Provinsi Sulawesi Tenggara
Pengawas : BLH Provinsi Sulawesi Tenggara
Pelaporan : BLH Provinsi Sulawesi Tenggara

3.3.2.5 Pembangunan Dermaga


1) Sumber Dampak
Aktifitas pembangunan fisik dermaga
2) Jenis dan Besaran Dampak
Pembangunan dermaga dibangun di atas lahan urugan dikhawatirkan dapat
menyebabkan amblesan. Bertambahnya beban berat yang ditimbulkan oleh
bangunan bertingkat dikhawatirkan melampaui daya dukung lahan yang pada
akhirnya dapat menyebabkan terjadinya penurunan permukaan tanah. Besaran
dampak dari jenis dampak ini adalah sebagai berikut :
 Dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan pembangunan dermaga terhadap
komponen fisiografi dikategorikan negatif penting
Penurunan kualitas udara, timbulnya debu, dan peningkatan kebisingan. Selain
itu juga beresiko timbulnya kecelakaan kerja. Besaran dampak dari kedua jenis
dampak tersebut adalah sebagai berikut :

LAPORAN AKHIR
III-51
KAJIAN LINGKUNGAN PELABUHAN OLO-OLOHO
KABUPATEN KOLAKA UTARA – PROVINSI SULAWESI TENGGARA

 Dampak tersebut dikategorikan negatif penting


 Peningkatan CO, debu, dan NOx yang dirasakan penduduk sekitar tapak
proyek
 Tingkat kebisingan yang dirasakan penduduk sekitar tapak proyek
Penurunan kualitas air badan air akibat timbulnya limbah cair domestik, dengan
besaran dampak sebagai berikut :
 Dampak tersebut dikategorikan negatif penting
 Volume limbah cair = 0,5 m3/hari
3) Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Tumpukan vegetasi dipisahkan dari tanah lapisan atas. Vegetasi dibiarkan
membusuk (sebagai humus) tanpa dibakar
Tanah lapisan atas dan humus dikembalikan ke tempat semula terutama pada
lahan yang akan dijadikan taman.
Pencegahan erosi dengan membuat terasering.
Alur sungai dan vegetasinya semaksimal mungkin tetap dipertahankan seperti
keadaan aslinya.
Melaksanakan soil test dengan baik dan merancang pondasi yang benar untuk
semua bangunan dan struktur
Merancang dengan benar struktur yang berat dan tinggi, memperhitungkan
daya dukung tanah dan beban lain seperti angin, dan sebagainya.
Membentuk lereng yang benar dan perlindungan lereng pada semua tempat.
4) Lokasi Pemantauan
Area Tapak Proyek Pelabuhan Olo-Oloho di Desa Sipakaine
5) Periode Pemantauan
Tahap konstruksi
6) Institusi Pengelola Lingkungan Hidup
Pelaksana : Dinas Perhubungan Kominfo Provinsi Sulawesi Tenggara
Pengawas : BLH Provinsi Sulawesi Tenggara
Pelaporan : BLH Provinsi Sulawesi Tenggara

3.3.2.6 Pembangunan Sarana Penunjang Pelabuhan


1) Sumber Dampak
Aktivitas pembangunan fisik Bangunan Efektif dan Sarana Pendukung
2) Jenis Dampak

LAPORAN AKHIR
III-52
KAJIAN LINGKUNGAN PELABUHAN OLO-OLOHO
KABUPATEN KOLAKA UTARA – PROVINSI SULAWESI TENGGARA

Terganggunya stabilitas lahan sebagai akibat yang ditimbulkan oleh beban


berat di atasnya dapat menyebabkan terjadinya longsoran ; Apabila daya
dukung tanah terlampaui maka dapat terjadi amblesan yang dikhawatirkan
dapat merusak fisik bangunan dengan besaran dampak sebagai berikut:
 Dampak tersebut dikategorikan negatif penting
 Penilaian ini didasarkan kepada intensitas dampak yang ditimbulkan
cukup besar, berlangsung dalam jangka waktu yang lama, bersifat
kumulatif dan tidak berbalik.
Penurunan kualitas udara, timbulnya debu, dan peningkatan kebisingan. Juga
mengakibatkan gangguan kenyamanan lingkungan, dengan besaran dampak
sebagai berikut:
 Dampak tersebut dikategorikan negatif penting
 Peningkatan CO, debu, dan NOx yang dirasakan penduduk sekitar tapak
proyek
 Tingkat kebisingan yang dirasakan penduduk sekitar tapak proyek
Peningkatan perekonomian masyarakat, dengan besaran dampak sebagai
berikut:
 Dampak tersebut dikategorikan negatif penting
 Jarak lingkungan terdekat dengan proyek ± 50 m
 Timbulnya usaha perekonomian seperti warung, toko, dan jasa
transportasi
Penurunan kualitas air badan air akibat timbulnya limbah cair domestik, dengan
besaran dampak sebagai berikut:
 Dampak tersebut dikategorikan negatif penting
 Volume limbah cair = 0,5 m3/hari
3) Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Tumpukan vegetasi dipisahkan dari tanah lapisan atas. Vegetasi dibiarkan
membusuk (sebagai humus) tanpa dibakar
Tanah lapisan atas dan humus dikembalikan ke tempat semula terutama pada
lahan yang akan dijadikan taman.
Pencegahan erosi dengan membuat terasering.
Alur sungai dan vegetasinya semaksimal mungkin tetap dipertahankan seperti
keadaan aslinya.

LAPORAN AKHIR
III-53
KAJIAN LINGKUNGAN PELABUHAN OLO-OLOHO
KABUPATEN KOLAKA UTARA – PROVINSI SULAWESI TENGGARA

Melaksanakan soil test dengan baik dan merancang pondasi yang benar untuk
semua bangunan dan struktur
Merancang dengan benar struktur yang berat dan tinggi, memperhitungkan
daya dukung tanah dan beban lain seperti angin, dan sebagainya.
Analisis intensif terhadap pembebanan bangunan terhadap daya dukung tanah.
Membentuk lereng yang benar dan perlindungan lereng pada semua tempat.
Konstruksi bangunan pelabuhan semaksimal mungkin di luar alur sungai
Mengendalikan, membatasi volume dan waktu pengambilan air dengan
memperhatikan ketersediaan dan kecukupan air untuk pemanfaatan lainnya.
Menyediaan alternatif sumber air lain antara lain sebagai cadangan untuk
menutupi kekurangan air pada bulan-bulan kering
4) Lokasi Pemantauan
Area Tapak Proyek Pelabuhan Olo-Oloho di Desa Sipakaine
5) Periode Pemantauan
Tahap konstruksi
6) Institusi Kegiatan Pemantauan Lingkungan Hidup
Pelaksana : Dinas Perhubungan Kominfo Provinsi Sulawesi Tenggara
Pengawas : BLH Provinsi Sulawesi Tenggara
Pelaporan : BLH Provinsi Sulawesi Tenggara

3.3.2.7 Perubahan Guna Lahan


1) Sumber Dampak
Pembangunan dermaga baru dan Pembangunan sarana penunjang
2) Jenis dan Besaran Dampak
Alih fungsi lahan tidak terbangun menjadi lahan terbangun; Keresahaan
masyarakat/persepsi masyarakat, , dengan besaran dampak sebagai berikut:
 Tergolong dampak posisitf apabila mendorong pertumbuhan ekonomi dan
lapangan pekerjaan maasyarakat
 Tergolong dampak negatif (-) apabila meninmbulkan keresahan masyarakat
3) Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Tumpukan vegetasi dipisahkan dari tanah lapisan atas. Vegetasi dibiarkan
membusuk (sebagai humus) tanpa dibakar.
Tanah lapisan atas dan humus dikembalikan ke tempat semula terutama pada
lahan yang akan dijadikan taman.

LAPORAN AKHIR
III-54
KAJIAN LINGKUNGAN PELABUHAN OLO-OLOHO
KABUPATEN KOLAKA UTARA – PROVINSI SULAWESI TENGGARA

Pencegahan erosi dengan membuat terasering.


Melaksanakan soil test dengan baik dan merancang pondasi yang benar untuk
semua bangunan dan struktur.
Mendorong berkembangnya perekonomian lokal seperti toko, kios, warung
dengan penyediaan bahan keperluan sehari-hari secara lengkap, mencukupi,
dan berkualitas dengan harga bersaing.
4) Lokasi Pemantauan
Area Tapak Proyek Pelabuhan Olo-Oloho di Desa Sipakaine
5) Periode Pemantauan
Tahap konstruksi dan operasional
6) Institusi Kegiatan Pemantauan Lingkungan Hidup
Pelaksana : Dinas Perhubungan Kominfo Provinsi Sulawesi Tenggara
Pengawas : BLH Provinsi Sulawesi Tenggara
Pelaporan : BLH Provinsi Sulawesi Tenggara

3.3.3 Tahap Operasional


3.3.3.1 Perubahan tata guna lahan
1) Sumber Dampak
Pembangunan dermaga baru ;Pembangunan sarana penunjang
2) Jenis Dampak
Alih fungsi lahan tidak terbangun menjadi lahan terbangun dan keresahan
masyarakat/persepsi masyarakat
3) Besaran Dampak
Tergolong dampak posisitf apabila mendorong pertumbuhan ekonomi dan
lapangan pekerjaan masyarakat
Tergolong dampak negatif (-) apabila meninmbulkan keresahan masyarakat
4) Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Tumpukan vegetasi dipisahkan dari tanah lapisan atas. Vegetasi dibiarkan
membusuk (sebagai humus) tanpa dibakar.
Tanah lapisan atas dan humus dikembalikan ke tempat semula terutama pada
lahan yang akan dijadikan taman.
Pencegahan erosi dengan membuat terasering.
Melaksanakan soil test dengan baik dan merancang pondasi yang benar untuk
semua bangunan dan struktur.

LAPORAN AKHIR
III-55
KAJIAN LINGKUNGAN PELABUHAN OLO-OLOHO
KABUPATEN KOLAKA UTARA – PROVINSI SULAWESI TENGGARA

Mendorong berkembangnya perekonomian lokal seperti toko, kios, warung


dengan penyediaan bahan keperluan sehari-hari secara lengkap, mencukupi,
dan berkualitas dengan harga bersaing.
5) Lokasi Pemantauan
Area Tapak Proyek Pelabuhan Olo-Oloho di Desa Sipakaine
6) Periode Pemantauan
Tahap Operasional
7) Institusi Kegiatan Pemantauan Lingkungan Hidup
Pelaksana : Dinas Perhubungan Kominfo Provinsi Sulawesi Tenggara
Pengawas : BLH Provinsi Sulawesi Tenggara
Pelaporan : BLH Provinsi Sulawesi Tenggara

3.3.3.2 Penerimaan dan Mobilisasi Tenaga Kerja


1) Sumber Dampak
Aktifitas mobilisasi tenaga kerja dan Penerimaan tenaga kerja konstruksi
2) Jenis dan Dampak
Penurunan kualitas udara ; Dispesi debu (saat kemarau) ; Peningkatan
kebisingan; Ceceran material / tanah, dengan besaran dampak sebagai berikut :
 Dampak tergolong negatif (-)
 Volume debu dari tanah urugan yang terdispersi saat dilewati kendaraan
 Volume gas buang dari kendaraan angkut.
 Kadar debu yang dihasilkan oleh kegiatan lalu lintas akan melampaui baku
mutu maksimum yang dipersyaratkan
Bangkitan lalu lintas ; Penurunan kualitas jaringan jalan, dengan besaran
dampak sebagai berikut :
 Dampak tersebut tergolong negatif (-) karena merupakan dampak yang
berkelanjutan apabila tidak adanya penanganan Jumlah Truck yang lewat
setiap harinya

LAPORAN AKHIR
III-56
KAJIAN LINGKUNGAN PELABUHAN OLO-OLOHO
KABUPATEN KOLAKA UTARA – PROVINSI SULAWESI TENGGARA

Dampak yang ditimbulkan terkait dengan dampak turunan karena penurunan


kualitas udara dan peningkatan kebisingan serta terkait dengan dampak
langsung terhadap kenyamanan dan keselamatan berlalu-lintas. Hal tersebut
memicu munculnya kekhawatiran akan keselamatan lalu-lintas serta
terganggunya kenyaman. Dampak kegiatan berasal dari munculnya
kecemburuan sosial berkaitan dengan peluang dan kesempatan bekerja pada
kegiatan proyek. Kegiatan mengakibatkan terjadinya perubahan terhadap
kualitas udara berupa peningkatan kadar debu, yang terpapar pada msyarakat
sekitar maupun terhadap para pekerja proyek. Besaran dampak dari jenis-jenis
dampak ini adalah sebagai berikut :
 Dampak dikategorikan negatif dan penting.
 Pengelolaan dampak negatif dapat diminimasi dengan pendekatan sosial
dan teknologi
3) Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Mengadakan penerimaan tenaga kerja yang transparan dan dengan
memberikan kesempatan yang sama kepada semua masyarakat, khususnya
bagi masyaraka lokal sesuai kebutuhan dan kualifikasinya.
Kegiatan mobilisasi tenaga kerja dilakukan secara bijak baik pada
pertimbangan komposisi tenaga kerja lokal maupun tenaga kerja dari luar
daerah.
4) Lokasi Pemantauan
Area Tapak Proyek Pelabuhan Olo-Oloho di Desa Sipakaine
5) Periode Pemantauan
Satu kali setiap tahun
6) Institusi Kegiatan Pemantauan Lingkungan Hidup
Pelaksana : Dinas Perhubungan Kominfo Provinsi Sulawesi Tenggara
Pengawas : BLH Provinsi Sulawesi Tenggara
Pelaporan : BLH Provinsi Sulawesi Tenggara

3.3.3.3 Bongkar Muat Barang


1) Sumber Dampak
Aktivitas kendaraan pengangkut barang dan bongkar muat barang

LAPORAN AKHIR
III-57
KAJIAN LINGKUNGAN PELABUHAN OLO-OLOHO
KABUPATEN KOLAKA UTARA – PROVINSI SULAWESI TENGGARA

2) Jenis Dampak
Kegiatan bongkar muat menghasilkan bunyi/ kebisingan yang relatif tinggi, bising
ini merupakan paparan (exposure) bagi tenaga kerja dan berpotensi juga untuk
menyebar ke pemukiman terdekat
3) Besaran Dampak
Dari segi intensitas dampak, dinilai besar karena diprediksi dapat meningkatkan
kebisingan pada permukiman terdekat sampai melebihi baku mutu yang
ditetapkan. Dari sisi waktu dampak ini berlangsung lama yaitu selama kegiatan
operasi dan dampak ini menyebabkan dampak turunan terhadap biota darat
(terutama fauna) dan persepsi masyarakat. Oleh karena itu dampak ini
diklasifikasikan sebagai dampak besar dan penting negatif (-).
4) Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Penggunaan alat pelindung diri berupa sumbat atau tutup telinga bagi pekerja
operator
Memasang peredam suara untuk fan dan safety valve untuk mengurangi
kebisingan
5) Lokasi Pemantauan
Area Tapak Proyek Pelabuhan Olo-Oloho di Desa Sipakaine
6) Periode Pemantauan
Tiga bulan sekali
7) Institusi Kegiatan Pemantauan Lingkungan Hidup
Pelaksana : Dinas Perhubungan Kominfo Provinsi Sulawesi Tenggara
Pengawas : BLH Provinsi Sulawesi Tenggara
Pelaporan : BLH Provinsi Sulawesi Tenggara

3.3.3.4 Pembuangan Limbah Cair dan Limbah Padat Dari Kapal Berlabuh
1) Sumber Dampak
Aktifitas kapal-kapal yang berlabuh dan aktifitas pelabuhan yang lain
2) Jenis dan Dampak

LAPORAN AKHIR
III-58
KAJIAN LINGKUNGAN PELABUHAN OLO-OLOHO
KABUPATEN KOLAKA UTARA – PROVINSI SULAWESI TENGGARA

Limbah domestik umumnya bersumber dari hasil ekskresi (wc), kamar mandi,
dan dapur yang disalurkan ke dalam septic tank. Limbah ini dianggap tidak
terbuang ke lingkungan, sehingga tidak menghasilkan dampak. Sedangkan
limbah non domestik berasal dari air larian lapangan. Jika limbah cair yang
dibuang ke lingkungan sekitar tersebut tanpa proses pengolahan terlebih
dahulu. Diprakirakan akan dapmenyebabkan penurunan kualitas air yang akan
berdampak lanjut terhadap biota akuatik pada badan air penerima limbah cair
tersebut, dengan besaran dampak sebagai berikut :
 Dampak bersifat negatif, besar, dan penting (-P). Berlangsung dalam
jangka panjang (selama tahap operasi). Intensitas dampak yang
ditimbulkan tergolong besar dan berdampak lanjut terhadap komponen
lingkungan biota air, sosial, budaya, sikap dan persepsi masyarakat
 Volume limbah cair = 0,5 m3/hari.
Limbah padat yang potensial berdampak terhadap biota akuatik bersumber
dari endapan lumpur (sludge) yang terkumpul di dasar kolam pengendapan air
larian permukaan lapangan penumpukan batubara dan kolam instalasi
pengolahan air limbah lainnya. Dampak tidak langsung dari pembuangan
limbah terhadap biota air dapat melalui penurunan kualitas air sebagai media
hidup biota akuatik. dengan besaran dampak sebagai berikut :
 Dampak dikategorikan negatif penting. Intensitas dampak yang
ditimbulkan dinilai besar, berlangsung dalam jangka waktu yang lama dan
terus-menerus

3) Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup


Mengendalikan, membatasi volume dan waktu pengambilan air di Sungai
maupun laut memperhatikan ketersediaan dan kecukupan air untuk
pemanfaatan lainnya.
Menyediaan alternatif sumber air lain antara lain underground water atau air
water treatment sebagai cadangan untuk menutupi kekurangan air pada bulan-
bulan kering
Memanfaatkan kawasan pelabuhan untuk preservasi air tanah dengan
membuat: sumur-sumur resapan bagi air hujan dari bangunan, saluran air yang
menuju kolam-kolam penampung air hujan (run off).

LAPORAN AKHIR
III-59
KAJIAN LINGKUNGAN PELABUHAN OLO-OLOHO
KABUPATEN KOLAKA UTARA – PROVINSI SULAWESI TENGGARA

Pengoperasian unit pengolahan air limbah (wastewater treatment) dan coal


yard pond seoptimal mungkin untuk memperoleh keluaran hasil olahan air
limbah sesuai kriteria yang dipersyaratkan
Mengelola limbah B3, oli bekas, dumping area di seluruh unit kegiatan
pelabuhan sesuai peraturan yang berlaku
Melakukan program Penghijauan di areal pelabuhan
4) Lokasi Pemantauan
Area Tapak Proyek Pelabuhan Olo-Oloho di Desa Sipakaine
5) Periode Pemantauan
Selama tahap operasi
6) Institusi Kegiatan Pemantauan Lingkungan Hidup
Pelaksana : Dinas Perhubungan Kominfo Provinsi Sulawesi Tenggara
Pengawas : BLH Provinsi Sulawesi Tenggara
Pelaporan : BLH Provinsi Sulawesi Tenggara

LAPORAN AKHIR
III-60
KAJIAN LINGKUNGAN PELABUHAN OLO-OLOHO
KABUPATEN KOLAKA UTARA – PROVINSI SULAWESI TENGGARA

Tabel 3. 5 Matriks UKL-UPL Pembangunan Pelabuhan Olo-Oloho Provinsi Sulawesi Tenggara


Komponen UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
Lokasi Lokasi Periode Institusi Pengelola
Pengelolaan Periode Pengelolaan Upaya Pengelolaan Pengelolaan dan Pemantau KETERANGAN
Kegiatan Sumber Dampak Jenis Dampak Besaran Dampak Upaya Pengelolaan
Lingkungan Lingkungan Hidup Pemantauan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Hidup
Hidup Hidup Hidup
TAHAP PRA KONSTRUKSI
Pembebasan Alih fungsi lahan  Keresahan  Jumlah Melaksanakan Lokasi Tahap pra konstruksi Pemantauan Lokasi Tahap pra  Pelaksana : Dinas Berdasarkan hasil
Lahan tidak terbangun masyarakat masyarakat sosialisasi rencana perencanaan (sebelum kegiatan dampak dilakukan perencanaan konstruksi Perhubungan wawancara dengan
menjadi lahan  Konflik yang menolak kegiatan untuk di Desa konstruksi terhadap: di Desa (sebelum Kominfo Provinsi masyrakat setempat, 76%
terbangun pembebasan pembebasan memberikan Sipakainge dilaksanakan) Pengetahuan, Sipakainge kegiatan Sulawesi Tenggara masyarakat sudah
lahan lahan kejelasan kepada Kecamatan pemahaman, dan Kecamatan konstruksi  Pengawas : BLH mengetahui rencana
 Luas lahan yang masyarakat tentang: Pakue penerimaan Pakue dilaksanakan) Provinsi Sulawesi pengembangan
perlu (a) tujuan dan masyarakat di Tenggara Pelabuhan Olo-oloho dan
dibebaskan manfaat sekitar tapak  Pelaporan : BLH masyarakat setuju
untuk pembangunan dan proyek mengenai Provinsi Sulawesi dengan rencana tersebut
kepentingan pengoperasian rencana Tenggara
pembangunan pelabuhan, pelabuhan di
pelabuhan (b) adanya sekitar
adalah sebesar 2 kompensasi, tali asih permukimannya
hektar. lahan, tanaman,
Proses perizinan  Aktifitas  (Keresahan  Keterlambatan bangunan yang Lokasi Tahap pra konstruksi Lokasi Tahap pra  Pelaksana : Dinas
perizinan masyarakat) pembangunan lahannya digunakan perencanaan (sebelum kegiatan perencanaan konstruksi Perhubungan
pembangunan  Tidak lengkapnya dari rencana sebagai lokasi di Desa konstruksi di Desa (sebelum Kominfo Provinsi
pelabuhan dokumen  Timbulnya Pelabuhan, Sipakainge dilaksanakan) Sipakainge kegiatan Sulawesi Tenggara
berbagai (c) adanya proses Kecamatan Kecamatan konstruksi  Pengawas : BLH
spekulasi di pembebasan lahan Pakue Pakue dilaksanakan) Provinsi Sulawesi
masyarakat yang berpedoman Tenggara
pada norma-norma  Pelaporan : BLH
yang berlaku, dengan Provinsi Sulawesi
mengutamakan asas Tenggara
Kegiatan Survey  Aktifitas survei  Menimbulkan  Jumlah musyawarah mufakat Lokasi Tahap pra konstruksi Lokasi Tahap pra  Pelaksana : Dinas
dan mobilitas keingin-tahuan pengaduan dan perencanaan (sebelum kegiatan perencanaan konstruksi Perhubungan
tim survei dan spekulasi masyarakat menyelesaikannya di Desa konstruksi di Desa (sebelum Kominfo Provinsi
dari sebagian yang tidak sesegera mungkin Sipakainge dilaksanakan) Sipakainge kegiatan Sulawesi Tenggara
anggota setuju dengan sesuai dengan Kecamatan Kecamatan konstruksi  Pengawas : BLH
masyarakat di pembangunan mekanisme yang Pakue Pakue dilaksanakan) Provinsi Sulawesi
sekitar tapak pelabuhan disepakati. Tenggara
proyek terhadap  Terjadinya  Pelaporan : BLH
kepastian lokasi, gangguan Melaksanakan Provinsi Sulawesi
ganti rugi atau keamanan dan komunikasi dan Tenggara
kompensasi ketertiban dialog antara
lahan, akibat masyarakat di
 Adanya penolakan wilayah perencanaan
persetujuan dari terhadap dengan masyarakat
masyarakat . pembangunan luas untuk
pelabuhan atau memperoleh umpan
bentrokan balik yang efektif dan
kepentingan menangkap aspirasi
logis yang
berkembang di
masyarakat.

LAPORAN AKHIR
III-61
KAJIAN LINGKUNGAN PELABUHAN OLO-OLOHO
KABUPATEN KOLAKA UTARA – PROVINSI SULAWESI TENGGARA

Komponen UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP


Lokasi Lokasi Periode Institusi Pengelola
Pengelolaan Periode Pengelolaan Upaya Pengelolaan Pengelolaan dan Pemantau KETERANGAN
Kegiatan Sumber Dampak Jenis Dampak Besaran Dampak Upaya Pengelolaan
Lingkungan Lingkungan Hidup Pemantauan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Hidup
Hidup Hidup Hidup
TAHAP KONSTRUKSI
Penerimaan dan Aktifitas  Penurunan  Besaran dampak  Mengadakan Lokasi Tahap Konstruksi Pemantauan Lokasi Tahap  Pelaksana : Dinas Kegiatan pengangkutan
mobilisasi mobilisasi tenaga kualitas udara yang dihasilkan penerimaan perencanaan sesuai dengan dampak dilakukan perencanaan Konstruksi Perhubungan tenaga kerja diprakirakan
tenaga kerja; kerja dan akibat asap terhadap tenaga kerja yang di Desa indikasi program terhadap : di Desa sesuai Kominfo Provinsi menyebabkan perubahan
penerimaan kendaraan dan kualitas udara transparan dan Sipakainge perencanaan  Proporsi jumlah Sipakainge dengan Sulawesi Tenggara kualitas udara, terutama
Dampak tenaga kerja baru kebisingan akibat ambien untuk dengan Kecamatan pelabuhan masyarakat Kecamatan indikasi  Pengawas : BLH debu yang dihasilkan.
terhadap: mobilitas parameter debu, memberikan Pakue lokal dan luar Pakue program Provinsi Sulawesi Kualitas udara secara
1. kualitas kendaraan SO2, NO2, CO2 kesempatan yang daerah yang perencanaan Tenggara kimia dan fidika (Debu)
udara  Penurunan dan O3 sama kepada terserap dalam pelabuhan  Pelaporan : BLH saat ini menunjukkan
2. Tingkat tingkat diharapkan tidak semua proyek pada Provinsi Sulawesi hasil MS BML, jika
kebisingan kesehatan melebihi Baku masyarakat, Tahap Tenggara kegiatan mobilisasi terjadi
3. Kondisi Fisik masyarakat Mutu Udara khususnya bagi Konstruksi terus menerus dapat
Jalan Ambien masyaraka lokal  Ada tidaknya melebihi baku mutu debu
4. Dampak Nasional untuk sesuai kebutuhan keluhan hingga sebasar 230 µg/Nm2.
sosial dan pengukuran 1 dan kualifikasinya. unjuk rasa yang Tingkat kebisingan pun
ekonomi jam sesuai PP  Kegiatan memprotes tidak boleh melebihi 55-
Budaya No. 41 Tahun mobilisasi tenaga kebijaksanaan 70 dBA
1999 tentang kerja dilakukan penerimaan
Pengendalian secara bijak baik tenaga kerja.
Pencemaran pada  Lalu lintas
Udara pertimbangan kendaraan
 Jumlah komposisi tenaga angkutan
masyarakat kerja lokal maupun material yang
yang terkena tenaga kerja dari dioperasikan
ISPA akibat luar daerah.  Penanganan
kegiatan  Penempatan dan
mobilisasi petugas pengatur penyelesaian
material lalu lintas di lokasi kasus lalu lintas
 Besaran dampak yang rawan dan kasus
yang akan kemacetan lainnya yang
dihasilkan oleh  Koordinasi dengan berkenaan
kegiatan instansi terkait dengan
konstruksi mengenai rute kegiatan proyek
mencapai jalan.
kebisingan 75 –  Pembatasan
88 dBA yang kecepatan
bersumber dari kendaraan angkut
dump truck. maksimum 40
Tingkat km/jam di jalan
kebisingan umum dan 25
diprakirakan km/jam di jalan
akan melebihi desa
baku mutu
bilamana
kendaraan
pengangkut
melintas, namun

LAPORAN AKHIR
III-62
KAJIAN LINGKUNGAN PELABUHAN OLO-OLOHO
KABUPATEN KOLAKA UTARA – PROVINSI SULAWESI TENGGARA

Komponen UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP


Lokasi Lokasi Periode Institusi Pengelola
Pengelolaan Periode Pengelolaan Upaya Pengelolaan Pengelolaan dan Pemantau KETERANGAN
Kegiatan Sumber Dampak Jenis Dampak Besaran Dampak Upaya Pengelolaan
Lingkungan Lingkungan Hidup Pemantauan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Hidup
Hidup Hidup Hidup
tingkat bising
akan berkurang
sesuai dengan
jarak.

LAPORAN AKHIR
III-63
KAJIAN LINGKUNGAN PELABUHAN OLO-OLOHO
KABUPATEN KOLAKA UTARA – PROVINSI SULAWESI TENGGARA

Komponen UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP


Lokasi Lokasi Periode Institusi Pengelola
Pengelolaan Periode Pengelolaan Upaya Pengelolaan Pengelolaan dan Pemantau KETERANGAN
Kegiatan Sumber Dampak Jenis Dampak Besaran Dampak Upaya Pengelolaan
Lingkungan Lingkungan Hidup Pemantauan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Hidup
Hidup Hidup Hidup
 Kerusakan dan  Dampak Semakin tinggi volume
penurunan tersebut lalu lintas maka beban
kualitas jalan tergolong jaringan jalan untuk
 Pengerahan negatif (-) menampung volume
tenaga kerja karena kendaraan akan
akan merupakan meningkat dan
menciptakan dampak yang berpengaruh terhadap
lapangan kerja berkelanjutan perkerasan jalan
dan kesempatan apabila tidak
berusaha bagi adanya
masyarakat. penanganan
 Dengan  Besaran estimasi
terbukanya penerimaan
kesempatan tenaga kerja
berusaha dapat pada tahap
terjadi kenaikan konstruksi ini
pendapatan adalah sebanyak
sehingga 100 tenaga
berdampak kerja.
terhadap terjadi  Dampak
efek multiplier dikategorikan
pada konsumsi positif, besar,
dan tabungan dan penting.
Penilaian ini
didasarkan
kepada
intensitas
dampak yang
ditimbulkan
berlangsung
dalam jangka
waktu yang
lama dan
berlanjut

LAPORAN AKHIR
III-64
KAJIAN LINGKUNGAN PELABUHAN OLO-OLOHO
KABUPATEN KOLAKA UTARA – PROVINSI SULAWESI TENGGARA

Komponen UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP


Lokasi Lokasi Periode Institusi Pengelola
Pengelolaan Periode Pengelolaan Upaya Pengelolaan Pengelolaan dan Pemantau KETERANGAN
Kegiatan Sumber Dampak Jenis Dampak Besaran Dampak Upaya Pengelolaan
Lingkungan Lingkungan Hidup Pemantauan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Hidup
Hidup Hidup Hidup
 Tenaga yang  Tenaga kerja Dalam Tahap Konstruksi,
berasal dari luar dari luar daerah tenaga kerja yang
daerah diperkiranakan diperlukan terdiri atas
diprakirakan sebesar 50% dari tenaga manajerial, tenaga
akan berdampak total tenaga administrasi proyek,
terhadap kondisi kerja yang operator kendaraan
sosial budaya dibutuhkan, dan beban dan kendaraan
masyarakat 50% lainnya operasional lapangan,
setempat. berasal dari operator alat berat,
 Dampak yang penduduk lokal. tenaga kerja konstruksi
mungkin timbul  Dampak negatif bangunan, dan tenaga
berupa berubah dapat kerja spesifik lainnya
atau bergesernya diminimasi
nilai dan norma dengan
budaya akibat pengelolaan
terpengaruh oleh menggunakan
adat dan norma pendekatan
yang bersumber sosial-budaya,
dari tenaga kerja dan ekonomi.
luar daerah.

LAPORAN AKHIR
III-65
KAJIAN LINGKUNGAN PELABUHAN OLO-OLOHO
KABUPATEN KOLAKA UTARA – PROVINSI SULAWESI TENGGARA

Komponen UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP


Lokasi Lokasi Periode Institusi Pengelola
Pengelolaan Periode Pengelolaan Upaya Pengelolaan Pengelolaan dan Pemantau KETERANGAN
Kegiatan Sumber Dampak Jenis Dampak Besaran Dampak Upaya Pengelolaan
Lingkungan Lingkungan Hidup Pemantauan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Hidup
Hidup Hidup Hidup
Mobilisasi alat- Aktivitas  Penurunan  Besaran dampak  Penempatan Lokasi Tahap Konstruksi Pemantauan Lokasi Tahap  Pelaksana : Dinas Material yang dibutuhkan
alat dan bahan kendaraan kualitas udara yang dihasilkan petugas pengatur perencanaan sesuai dengan dampak dilakukan perencanaan Konstruksi Perhubungan seperti: batu, pasir, tanah
konstruksi pengangkut alat  Dispesi debu terhadap lalu lintas di lokasi di Desa indikasi program terhadap : di Desa sesuai Kominfo Provinsi urug, besi beton, besi
berat dan material (saat kemarau) kualitas udara yang rawan Sipakainge perencanaan  Lalu lintas Sipakainge dengan Sulawesi Tenggara baja, kayu, genteng,
 Peningkatan ambien untuk kemacetan Kecamatan pelabuhan kendaraan Kecamatan indikasi  Pengawas : BLH Kegiatan pengadaan
kebisingan. parameter debu,  Koordinasi Pakue angkutan Pakue program Provinsi Sulawesi material bangunan
 Ceceran SO2, NO2, CO2 dengan instansi material yang perencanaan Tenggar diprakirakan
material / tanah dan O3 terkait mengenai dioperasikan pelabuhan  Pelaporan : BLH menyebabkan perubahan
diharapkan tidak rute jalan.  Penanganan dan Provinsi Sulawesi kualitas udara, terutama
melebihi Baku  Pembatasan penyelesaian Tenggara debu
Mutu Udara kecepatan kasus lalu lintas
Ambien kendaraan dan kasus
Nasional untuk angkut lainnya yang
pengukuran 1 maksimum 40 berkenaan
jam sesuai PP km/jam di jalan dengan kegiatan
No. 41 Tahun umum dan 25 proyek
1999 tentang km/jam di jalan  Keluhan
Pengendalian desa karyawan dan
Pencemaran  Mendukung masyarakat
Udara pelaksanaan berkenaan
 Jumlah pembangunan dengan
masyarakat sektor kesehatan kesehatan yang
yang terkena melalui bantuan diduga
ISPA akibat fasilitas dan bersumber dari
kegiatan bantuan debu dan
mobilisasi pelayanan kualitas udara
material kesehatan bagi sebagai dampak
 Besaran dampak karyawan kegiatan proyek
yang akan  Melaksanakan  Sikap
dihasilkan oleh pengelolaan masyarakat
kegiatan terhadap kualitas terhadap debu
konstruksi udara yang
mencapai  Material ditimbulkan
kebisingan 75 – ditempatkan di oleh kegiatan
88 dBA yang luar jalur lalu lalu lintas
bersumber dari lintas proyek
dump truck.  Pemasangan
Tingkat rambu
kebisingan keselamatan
diprakirakan
akan melebihi
baku mutu
bilamana
kendaraan
pengangkut
melintas, namun
tingkat bising

LAPORAN AKHIR
III-66
KAJIAN LINGKUNGAN PELABUHAN OLO-OLOHO
KABUPATEN KOLAKA UTARA – PROVINSI SULAWESI TENGGARA

Komponen UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP


Lokasi Lokasi Periode Institusi Pengelola
Pengelolaan Periode Pengelolaan Upaya Pengelolaan Pengelolaan dan Pemantau KETERANGAN
Kegiatan Sumber Dampak Jenis Dampak Besaran Dampak Upaya Pengelolaan
Lingkungan Lingkungan Hidup Pemantauan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Hidup
Hidup Hidup Hidup
akan berkurang
sesuai dengan
jarak.

LAPORAN AKHIR
III-67
KAJIAN LINGKUNGAN PELABUHAN OLO-OLOHO
KABUPATEN KOLAKA UTARA – PROVINSI SULAWESI TENGGARA

Komponen UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP


Lokasi Lokasi Periode Institusi Pengelola
Pengelolaan Periode Pengelolaan Upaya Pengelolaan Pengelolaan dan Pemantau KETERANGAN
Kegiatan Sumber Dampak Jenis Dampak Besaran Dampak Upaya Pengelolaan
Lingkungan Lingkungan Hidup Pemantauan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Hidup
Hidup Hidup Hidup
 Bangkitan lalu  Sepanjang akses Berkembangnya
lintas jalan utama Pelabuhan Olo-oloho
 Penurunan menuju akan membuat
kualitas jaringan pelabuhan meingkatkan volume
jalan mengalami kendaraan
penurunan
kualitas
perkerasan jalan
karena
bangkitan lalu
lintas yang
tinggi.

LAPORAN AKHIR
III-68
KAJIAN LINGKUNGAN PELABUHAN OLO-OLOHO
KABUPATEN KOLAKA UTARA – PROVINSI SULAWESI TENGGARA

Komponen UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP


Lokasi Lokasi Periode Institusi Pengelola
Pengelolaan Periode Pengelolaan Upaya Pengelolaan Pengelolaan dan Pemantau KETERANGAN
Kegiatan Sumber Dampak Jenis Dampak Besaran Dampak Upaya Pengelolaan
Lingkungan Lingkungan Hidup Pemantauan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Hidup
Hidup Hidup Hidup
 Dampak yang  Dampak  Kecelakaan lalu lintas
ditimbulkan dikategorikan atau hambatan
terkait dengan negatif dan perjalanan kendaraan
dampak turunan penting. umum di jalan yang
karena  Pengelolaan melibatkan kegiatan
penurunan dampak negatif sangat jarang terjadi
kualitas udara dapat (peluang < 1%), namun
dan peningkatan diminimasi tetap berdampak
kebisingan serta dengan terhadap sikap
terkait dengan pendekatan masyarakat.
dampak sosial dan  Kondisi kesehatan
langsung teknologi penduduk Desa
terhadap Sipakainge masih
kenyamanan dan dalam kondisi baik
keselamatan karena telah tersedia
berlalu-lintas. fasilitas kesehatan yang
 memicu memadai. Namun
munculnya adanya penurunan
kekhawatiran kualitas udara, dispesi
akan debu (saat kemarau)
keselamatan lalu- dan peningkatan
lintas serta kebisingan akibat dari
terganggunya mobilisasi alat-alat dan
kenyaman bahan konstruksi dapat
 Dampak menyebabkan
kegiatan berasal penurunan tingkat
dari munculnya kesehtan masyarakat di
kecemburuan sekitar Pelabuhan Olo-
sosial berkaitan Oloho
dengan peluang
dan kesempatan
bekerja pada
kegiatan proyek
 Kegiatan
mengakibatkan
terjadinya
perubahan
terhadap kualitas
udara berupa
peningkatan
kadar debu, yang
terpapar pada
msyarakat
sekitar maupun
terhadap para
pekerja proyek

LAPORAN AKHIR
III-69
KAJIAN LINGKUNGAN PELABUHAN OLO-OLOHO
KABUPATEN KOLAKA UTARA – PROVINSI SULAWESI TENGGARA

Komponen UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP


Lokasi Lokasi Periode Institusi Pengelola
Pengelolaan Periode Pengelolaan Upaya Pengelolaan Pengelolaan dan Pemantau KETERANGAN
Kegiatan Sumber Dampak Jenis Dampak Besaran Dampak Upaya Pengelolaan
Lingkungan Lingkungan Hidup Pemantauan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Hidup
Hidup Hidup Hidup
Pematangan Aktifitas tenaga  Kegiatan  Dampak dari Mencegah terjadinya Lokasi Tahap Konstruksi Pemantauan Lokasi Tahap  Pelaksana : Dinas  Pengupasan tanah atas
lahan kerja dalam pembersihan kegiatan longsoran tebing dan perencanaan sesuai dengan dampak dilakukan perencanaan Konstruksi Perhubungan pada kegiatan
pematangan lahan pada lokasi dikategorikan timbunan tanah atau di Desa indikasi program terhadap: di Desa sesuai Kominfo Provinsi pembukaan dan
lahan rencana negatif dan batuan: Sipakainge perencanaan  Stabilitas lahan Sipakainge dengan Sulawesi Tenggara pematangan lahan akan
pengembangan penting (-P). Pembukaan tanah Kecamatan pelabuhan yang Kecamatan indikasi  Pengawas : BLH menghilangkan lapisan
dapat mengubah Intensitas yang membentuk Pakue dimatangkan. Pakue program Provinsi Sulawesi atas tanah (solum) yang
bentuk morfologi dampak yang lereng dibuat  Keberadaan perencanaan Tenggara relatip lebih subur
setempat karena ditimbulkan berjenjang, lebar ekosistem dan pelabuhan  Pelaporan : BLH dibandingkan dengan
pemotongan/ dinilai cukup jenjang minimal 5 m, alur sungai Provinsi Sulawesi lapisan bawah.
penggalian pada besar, dan tinggi jenjang dalam tapak Tenggara  Nilai erosi akan
daerah yang berlangsung tunggal maksimum proyek meningkat tajam
tinggi, dalan jangka 10 m, dan kemiringan  Efektivitas puluhan kali lipat
pengurugan waktu yang lereng secara pengelolaan seiring dengan
daerah yang singkat keseluruhan dampak pembukaan lahan
cekung/ rendah  Terjadinya erosi maksimum 45°. terhadap  Pelabuhan Olo-oloho
dan pemadatan/ pada musim Mengatur keberadaan alur termasuk wilayah
penstabilan hujan penempatan material sungai sebagai daratan pantai dan
lereng  Tingkat galian dengan lebar habitat asli yang bantaran sungai yang
diprakirakan kesuburan tanah jenjang 10 m, tinggi dikonservasi relatif sangat terbatas
akan menurun pada 10 m, dan kemiringan  Fauna darat: (sempit) sebagai
menimbulkan area lereng secara populasi, transisi antara paparan
dampak pematangan keseluruhan 30° keanekaragama laut dan topografi
terhadap lahan seluas 2 untuk penempatan n (Aves, terjal, bersifat
komponen hektar. permanen, dan 45° Mammalia, menyebar
fisiografi untuk penempatan Reptilia,
 Peningkatan sementara. Amphibia) yang
erosi tanah Melaksanakan soil terdapat di
dengan cepat test dengan baik dan sekitar lokasi
 Berkurang atau  Dampak merancang pondasi proyek dalam Mangrove di Pelabuhan
hilangnya flora dikategorikan yang benar untuk radius .6 – 7 km Olo-oloho merupakan
darat (vegetasi) negatif dan semua bangunan dan formasi tumbuhan pantai
sebagai habitat penting. struktur yang kompleks dan
berbagai jenis Penilaian ini Perlu dibuat rencana dinamis di wilayah
fauna darat, yang didasarkan kegiatan penghijauan daratan pesisir pantai.
berlanjut kepada di areal proyek Mangrove dipengaruhi
hilangnya intensitas dengan senantiasa oleh pasang dan fluktuasi
kelompok Aves, dampak yang mengadopsi jenis- lingkungan yang luas.
Mammalia, ditimbulkan jenis tanaman lokal. Sehingga aktivitas tenaga
Reptilia, cukup besar Semaksimal mungkin kerja dalam pematangan
Amphibia. meskipun mempertahankan lahan bisa mempengaruhi
berlangsung alur sungai seperti keberadaan tumbuhan
dalam jangka keadaan aslinya, mangrove di wilayah
pendek. sehingga konservasi daratan.
 Jumlah area terhadap flora
vegetasi yang alamiah masih dapat
hilang terjaga.
 Jumlah satwa Membuat koleksi
jenis tumbuhan yang

LAPORAN AKHIR
III-70
KAJIAN LINGKUNGAN PELABUHAN OLO-OLOHO
KABUPATEN KOLAKA UTARA – PROVINSI SULAWESI TENGGARA

Komponen UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP


Lokasi Lokasi Periode Institusi Pengelola
Pengelolaan Periode Pengelolaan Upaya Pengelolaan Pengelolaan dan Pemantau KETERANGAN
Kegiatan Sumber Dampak Jenis Dampak Besaran Dampak Upaya Pengelolaan
Lingkungan Lingkungan Hidup Pemantauan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Hidup
Hidup Hidup Hidup
yang berkurang dilindungi agar
kemudian hari
keberadaannya
dapat dipertahankan

LAPORAN AKHIR
III-71
KAJIAN LINGKUNGAN PELABUHAN OLO-OLOHO
KABUPATEN KOLAKA UTARA – PROVINSI SULAWESI TENGGARA

Komponen UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP


Lokasi Lokasi Periode Institusi Pengelola
Pengelolaan Periode Pengelolaan Upaya Pengelolaan Pengelolaan dan Pemantau KETERANGAN
Kegiatan Sumber Dampak Jenis Dampak Besaran Dampak Upaya Pengelolaan
Lingkungan Lingkungan Hidup Pemantauan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Hidup
Hidup Hidup Hidup
Pembangunan Aktifitas  Konstruksi  Jumlah area  Tumpukan vegetasi Lokasi Tahap Konstruksi Pemantauan Lokasi Tahap  Pelaksana : Dinas  Aktivitas pembangunan
bedeng kerja membangun bangunan vegetasi yang dipisahkan dari perencanaan sesuai dengan dampak dilakukan perencanaan Konstruksi Perhubungan pada saat beroperasi
bedeng atau dibangun di areal hilang tanah lapisan atas. di Desa indikasi program terhadap: di Desa sesuai Kominfo Provinsi menimbulkan getaran
gudang atau tapak Palabuhan  Jumlah satwa Vegetasi dibiarkan Sipakainge perencanaan  Erosi dan Sipakainge dengan Sulawesi Tenggara dan bersama beban
tempat Olo-Oloho yang berkurang membusuk Kecamatan pelabuhan stabilitas lahan Kecamatan indikasi  Pengawas : BLH bangunan akan
peristirahatan dikhawatirkan  Luasan area (sebagai humus) Pakue yang Pakue program Provinsi Sulawesi menambah beban
bagi pekerja. terlampauinya yang terkonversi tanpa dibakar dimatangkan perencanaan Tenggara diatas tanah penumpu
daya dukung penggunaan  Tanah lapisan atas  Keberadaan pelabuhan  Pelaporan : BLH bangunan.
yang lahannya. dan humus ekosistem dan Provinsi Sulawesi  Aktifitas pembangunan
menyebabkan dikembalikan ke alur sungai Tenggara di tapak kerja juga akan
amblesan secara tempat semula dalam tapak berdampak terjadinya
lokal dan terutama pada proyek. perubahan relief
perubahan lahan yang akan  Efektivitas topografi dengan
topografi dijadikan taman. pengelolaan permukaannya datar.
 Mencegah dampak  Kondisi rona lingkungan
terjadinya terhadap topografi di wilayah
longsoran tebing keberadaan alur studi cukup bervariasi
dan timbunan sungai sebagai dimulai dari pesisir,
tanah atau batuan: habitat asli yang dataran pantai, landai -
 Pembukaan tanah dikonservasi bergelombang,
yang membentuk  Fauna darat: perbukitan, sampai
lereng dibuat populasi, pegunungan
berjenjang, lebar keanekaragama
jenjang minimal 5 n (Aves,
m, dan tinggi Mammalia,
jenjang tunggal Reptilia,
maksimum 10 m, Amphibia) yang
dan kemiringan terdapat di
lereng secara sekitar lokasi
keseluruhan proyek dalam
maksimum 45°. radius 6-7 km
 Mengatur
penempatan
material galian
dengan lebar
jenjang 10 m, tinggi
10 m, dan
kemiringan lereng
secara keseluruhan
30° untuk
penempatan
permanen, dan 45°
untuk penempatan
sementara.
 Melaksanakan soil
test dengan baik
dan merancang

LAPORAN AKHIR
III-72
KAJIAN LINGKUNGAN PELABUHAN OLO-OLOHO
KABUPATEN KOLAKA UTARA – PROVINSI SULAWESI TENGGARA

Komponen UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP


Lokasi Lokasi Periode Institusi Pengelola
Pengelolaan Periode Pengelolaan Upaya Pengelolaan Pengelolaan dan Pemantau KETERANGAN
Kegiatan Sumber Dampak Jenis Dampak Besaran Dampak Upaya Pengelolaan
Lingkungan Lingkungan Hidup Pemantauan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Hidup
Hidup Hidup Hidup
pondasi yang benar
untuk semua
bangunan dan
struktur
 Perlu dibuat
rencana kegiatan
penghijauan di
areal proyek
dengan senantiasa
mengadopsi jenis-
jenis tanaman
lokal.
 Semaksimal
mungkin
mempertahankan
alur sungai seperti
keadaan aslinya,
sehingga
konservasi
terhadap flora
alamiah masih
dapat terjaga.
 Membuat koleksi
jenis tumbuhan
yang dilindungi
agar kemudian hari
keberadaannya
dapat
dipertahankan

LAPORAN AKHIR
III-73
KAJIAN LINGKUNGAN PELABUHAN OLO-OLOHO
KABUPATEN KOLAKA UTARA – PROVINSI SULAWESI TENGGARA

Komponen UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP


Lokasi Lokasi Periode Institusi Pengelola
Pengelolaan Periode Pengelolaan Upaya Pengelolaan Pengelolaan dan Pemantau KETERANGAN
Kegiatan Sumber Dampak Jenis Dampak Besaran Dampak Upaya Pengelolaan
Lingkungan Lingkungan Hidup Pemantauan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Hidup
Hidup Hidup Hidup
Pembangunan Aktifitas  Pembangunan  Dampak yang  Tumpukan Lokasi Tahap Konstruksi Pemantauan Lokasi Tahap  Pelaksana : Dinas  Pengupasan tanah atas
Dermaga pembangunan dermaga ditimbulkan oleh vegetasi perencanaan sesuai dengan dampak dilakukan perencanaan Konstruksi Perhubungan pada kegiatan
fisik dermaga dibangun di atas kegiatan dipisahkan dari di Desa indikasi program terhadap: di Desa sesuai Kominfo Provinsi pembukaan dan
lahan urugan pembangunan tanah lapisan atas. Sipakainge perencanaan  Erosi dan Sipakainge dengan Sulawesi Tenggara pematangan lahan akan
dikhawatirkan dermaga Vegetasi dibiarkan Kecamatan pelabuhan stabilitas lahan Kecamatan indikasi  Pengawas : BLH menghilangkan lapisan
dapat terhadap membusuk Pakue yang Pakue program Provinsi Sulawesi atas tanah (solum) yang
menyebabkan komponen (sebagai humus) dimatangkan perencanaan Tenggara relatip lebih subur
amblesan. fisiografi tanpa dibakar  Keberadaan pelabuhan  Pelaporan : BLH dibandingkan dengan
 Bertambahnya dikategorikan  Tanah lapisan atas ekosistem dan Provinsi Sulawesi lapisan bawah.
beban berat yang negatif penting dan humus alur sungai Tenggara  Nilai erosi akan
ditimbulkan oleh  Jumlah area dikembalikan ke dalam tapak meningkat tajam
bangunan vegetasi yang tempat semula proyek. puluhan kali lipat
bertingkat hilang terutama pada  Keluhan seiring dengan
dikhawatirkan  Jumlah satwa lahan yang akan masyarakat pembukaan lahan
melampaui daya yang berkurang dijadikan taman. terhadap
dukung lahan  Luasan area  Pencegahan erosi kebisingan
yang pada yang terkonversi dengan membuat
akhirnya dapat penggunaan terasering.
menyebabkan lahannya.  Alur sungai dan
terjadinya vegetasinya
penurunan semaksimal
permukaan tanah mungkin tetap
 Penurunan  Besaran dampak dipertahankan  Kualitas udara pada
kualitas udara, yang dihasilkan seperti keadaan kondisi sebelum adanya
timbulnya debu, terhadap aslinya. proyek antara lain
dan peningkatan kualitas udara  Melaksanakan soil SO2,CO, NO2, dan Debu
kebisingan ambien untuk test dengan baik termasuk dalam kondisi
 Resiko parameter debu, dan merancang MS BML yang artinya
Timbulnya SO2, NO2, CO2 pondasi yang memenuhi syarat baku
kecelakaan kerja dan O3 benar untuk semua mutu lingkungan.pada
diharapkan tidak bangunan dan tahap konstruksi CO
melebihi Baku struktur dan NO2 akan
Mutu Udara  Merancang mengalami
Ambien dengan benar peningkatan
Nasional untuk struktur yang  Kondisi suhu sebelum
pengukuran 1 berat dan tinggi, proyek menghasilkan
jam sesuai PP memperhitungkan angka normal yang
No. 41 Tahun daya dukung tanah artinya suhu yang
1999 tentang dan beban lain terdapat di Area
Pengendalian seperti angin, dan Pelabuhan Olo-Oloho
Pencemaran sebagainya. telah sesuai dengan
Udara  Membentuk lereng standart dan tidak
 Jumlah yang benar dan menyebbabkan
masyarakat perlindungan gangguan kesehatan
yang terkena lereng pada semua manusia, pada tahap
ISPA akibat tempat. konstruksi suhu akan
kegiatan meningkat karena

LAPORAN AKHIR
III-74
KAJIAN LINGKUNGAN PELABUHAN OLO-OLOHO
KABUPATEN KOLAKA UTARA – PROVINSI SULAWESI TENGGARA

Komponen UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP


Lokasi Lokasi Periode Institusi Pengelola
Pengelolaan Periode Pengelolaan Upaya Pengelolaan Pengelolaan dan Pemantau KETERANGAN
Kegiatan Sumber Dampak Jenis Dampak Besaran Dampak Upaya Pengelolaan
Lingkungan Lingkungan Hidup Pemantauan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Hidup
Hidup Hidup Hidup
mobilisasi  Melakukan adanya alat-alat berat
material penyiraman di dan mesin peralatan
 Besaran dampak ruas jalan desa dalam pembangunan
yang akan setelah dilalui dermaga
dihasilkan oleh kendaraan proyek  Tingkat kebisingan di
kegiatan di daerah padat Pelabuhan Olo-oloho
konstruksi penduduk jika sebelum adanya proyek
mencapai terdapat ceceran tergolong MS BML,
kebisingan 75 – material tingkat kebisingan pada
88 dBA yang  Menutupi truk tahap konstruksi dapat
bersumber dari pengangkut meningkat karena
dump truck. material dengan adanya alat-alat berat
Tingkat terpal untuk pembangunan
kebisingan  Memeriksa tingkat dermaga
diprakirakan emisi kendaraan
akan melebihi pengangkut
baku mutu material
bilamana  Penyediaan RTH
kendaraan untuk solusi
pengangkut permasalahan
melintas, namun polusi udara dan
tingkat bising kebisingan
akan berkurang
sesuai dengan
jarak.

LAPORAN AKHIR
III-75
KAJIAN LINGKUNGAN PELABUHAN OLO-OLOHO
KABUPATEN KOLAKA UTARA – PROVINSI SULAWESI TENGGARA

Komponen UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP


Lokasi Lokasi Periode Institusi Pengelola
Pengelolaan Periode Pengelolaan Upaya Pengelolaan Pengelolaan dan Pemantau KETERANGAN
Kegiatan Sumber Dampak Jenis Dampak Besaran Dampak Upaya Pengelolaan
Lingkungan Lingkungan Hidup Pemantauan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Hidup
Hidup Hidup Hidup
 Pencemaran air  Dampak  Kondisi sanitasi
laut dan tersebut permukiman Desa
berkurangnya dikategorikan Sipakainge kurang
jumlah biota laut. negatif penting memenuhi kriteria
 Penurunan sehat terutama kondisi
kualitas air pembuangan limbah
badan air akibat domestik yang
timbulnya langsung diarahkan ke
limbah cair laut, sistem
domestik pembuangan secara
 Volume limbah terbuka ini
cair = 0,5 m3/hari memudahkan bakteri
dan virus menyebar ke
sekitar area air laut
akibatnya kualitas air
laut semakin menurun.
Pembangunan Aktivitas  Konstruksi  Jumlah area  Tumpukan Lokasi Tahap Konstruksi Pemantauan Lokasi Tahap  Pelaksana : Dinas  Pembangunan sarana
sarana pembangunan bangunan vegetasi yang vegetasi perencanaan sesuai dengan dampak dilakukan perencanaan Konstruksi Perhubungan penunjang pelabuhan
penunjang fisik Bangunan dibangun di areal hilang dipisahkan dari di Desa indikasi program terhadap: di Desa sesuai Kominfo Provinsi meningkatkan CO yang
pelabuhan Efektif dan Sarana tapak Palabuhan  Jumlah satwa tanah lapisan Sipakainge perencanaan  Erosi dan Sipakainge dengan Sulawesi Tenggara berdasarkan hasil uji
Pendukung Olo-Oloho yang berkurang atas. Vegetasi Kecamatan pelabuhan stabilitas lahan Kecamatan indikasi  Pengawas : BLH awal di stasiun 1
dikhawatirkan  Luasan area dibiarkan Pakue yang Pakue program Provinsi Sulawesi sebesar 222 µg/Nm2
terlampauinya yang terkonversi membusuk dimatangkan perencanaan Tenggara dan di stasiun 2 sebesar
daya dukung penggunaan (sebagai humus)  Keberadaan pelabuhan  Pelaporan : BLH 238 µg/Nm2, Serta
yang lahannya. tanpa dibakar ekosistem dan Provinsi Sulawesi peningkatan kadar NO2
menyebabkan  Tanah lapisan alur sungai Tenggara yang berdasarkan hasil
amblesan secara atas dan humus dalam tapak uji awal di stasiun 1
lokal dan dikembalikan ke proyek. sebesar 1,19 µg/Nm2
perubahan tempat semula  Pemantauan dan di stasiun 2 sebesar
topografi 1,21 µg/Nm2.

LAPORAN AKHIR
III-76
KAJIAN LINGKUNGAN PELABUHAN OLO-OLOHO
KABUPATEN KOLAKA UTARA – PROVINSI SULAWESI TENGGARA

Komponen UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP


Lokasi Lokasi Periode Institusi Pengelola
Pengelolaan Periode Pengelolaan Upaya Pengelolaan Pengelolaan dan Pemantau KETERANGAN
Kegiatan Sumber Dampak Jenis Dampak Besaran Dampak Upaya Pengelolaan
Lingkungan Lingkungan Hidup Pemantauan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Hidup
Hidup Hidup Hidup
 Penurunan  Besaran dampak terutama pada dampak  Tingkat kebisingan
kualitas udara, yang dihasilkan lahan yang akan dilakukan yang meningkat
timbulnya debu, terhadap dijadikan taman. terhadap: sebagai akibat dari
dan peningkatan kualitas udara  Pencegahan erosi  Stabilitas lahan segala peralatan berat
kebisingan ambien untuk dengan membuat yang terbebani dan teknologi yang
 Gangguan parameter debu, terasering. oleh bangunan digunakan untuk
kenyamanan SO2, NO2, CO2  Alur sungai dan dan sarana pembangunan sarana
lingkungan dan O3 vegetasinya lainnya penunjang pelabuhan
diharapkan tidak semaksimal  Keberadaan
melebihi Baku mungkin tetap ekosistem dan
Mutu Udara dipertahankan alur sungai
Ambien seperti keadaan dalam tapak
Nasional untuk aslinya. proyek.
pengukuran 1  Melaksanakan  Aspek Hidrologi
jam sesuai PP soil test dengan yang meliputi:
No. 41 Tahun baik dan kondisi dan
1999 tentang merancang kuantitas air laut
Pengendalian pondasi yang dan air sungai
Pencemaran benar untuk
Udara semua bangunan
 Jumlah dan struktur
masyarakat  Merancang
yang terkena dengan benar
ISPA akibat struktur yang
kegiatan berat dan tinggi,
mobilisasi memperhitungka
material n daya dukung
 Besaran dampak tanah dan beban
yang akan lain seperti angin,
dihasilkan oleh dan sebagainya.
kegiatan  Analisis intensif
konstruksi terhadap
mencapai pembebanan
kebisingan 75 – bangunan
88 dBA yang terhadap daya
bersumber dari dukung tanah.
dump truck.  Membentuk
Tingkat lereng yang benar
kebisingan dan perlindungan
diprakirakan lereng pada
akan melebihi semua tempat.
baku mutu  Konstruksi
bilamana bangunan
kendaraan pelabuhan
pengangkut semaksimal
melintas, namun mungkin di luar
tingkat bising alur sungai
akan berkurang  Mengendalikan,

LAPORAN AKHIR
III-77
KAJIAN LINGKUNGAN PELABUHAN OLO-OLOHO
KABUPATEN KOLAKA UTARA – PROVINSI SULAWESI TENGGARA

Komponen UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP


Lokasi Lokasi Periode Institusi Pengelola
Pengelolaan Periode Pengelolaan Upaya Pengelolaan Pengelolaan dan Pemantau KETERANGAN
Kegiatan Sumber Dampak Jenis Dampak Besaran Dampak Upaya Pengelolaan
Lingkungan Lingkungan Hidup Pemantauan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Hidup
Hidup Hidup Hidup
 Peningkatan  Jarak lingkungan volume dan Dengan adanya
perekonomian terdekat dengan waktu pengembangan
masyarakat. proyek ± 50 m pengambilan air pelabuhan, maka akan
 Timbulnya dengan meningkatkan angka
usaha memperhatikan kerja
perekonomian ketersediaan dan
seperti warung, kecukupan air
toko, dan jasa untuk
transportasi pemanfaatan
 Peningkatan lainnya.
pendapatan  Menyediaan
masyarakat alternatif sumber
sebesar lebih air lain antara lain
dari 2 kali lipat. sebagai cadangan
 Penurunan  Dampak untuk menutupi  Limbah cair sebagai sisa
kualitas air badan tersebut kekurangan air dari pembangunan
air akibat dikategorikan pada bulan-bulan sarana penunjang
timbulnya limbah negatif penting kering pelabuhan apabila
cair domestik  Volume limbah  Melakukan langsung dibuang
cair = 0,5 m3/hari penyiraman di kearah laut maka akan
ruas jalan desa mengakibatkan bakteri
setelah dilalui dan virus tumbuh
kendaraan proyek dengan lebih cepat dan
di daerah padat menurunkan kualitas
penduduk jika air.
terdapat ceceran
material
 Menutupi truk
pengangkut
material dengan
terpal
 Memeriksa
tingkat emisi
kendaraan
pengangkut
material
 Penyediaan RTH
untuk solusi
permasalahan
polusi udara dan
kebisingan
TAHAP OPERASIONAL

LAPORAN AKHIR
III-78
KAJIAN LINGKUNGAN PELABUHAN OLO-OLOHO
KABUPATEN KOLAKA UTARA – PROVINSI SULAWESI TENGGARA

Komponen UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP


Lokasi Lokasi Periode Institusi Pengelola
Pengelolaan Periode Pengelolaan Upaya Pengelolaan Pengelolaan dan Pemantau KETERANGAN
Kegiatan Sumber Dampak Jenis Dampak Besaran Dampak Upaya Pengelolaan
Lingkungan Lingkungan Hidup Pemantauan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Hidup
Hidup Hidup Hidup
Perubahan tata  Pembangunan  Konversi lahan  Tergolong  Tumpukan Lokasi Tahap Konstruksi Pemantauan Lokasi Tahap  Pelaksana : Dinas  Dengan adanya
guna lahan dermaga baru tidak terbangun dampak positif vegetasi perencanaan dilaksanakan setelah dampak dilakukan perencanaan Konstruksi Perhubungan pembangunan
 Pembangunan menjadi lahan apabila dipisahkan dari di Desa kegiatan konstruksi terhadap: di Desa dilaksanakan Kominfo Provinsi dermaga baru dan
sarana terbangun mendorong tanah lapisan Sipakainge  Erosi dan Sipakainge setelah Sulawesi Tenggara sarana penunjang
penunjang  Keresahan pertumbuhan atas. Vegetasi Kecamatan stabilitas lahan Kecamatan kegiatan  Pengawas : BLH maka akan tercipta
masyarakat/pers ekonomi dan dibiarkan Pakue yang Pakue konstruksi Provinsi Sulawesi kesempatan kerja baru
epsi masyarakat lapangan membusuk dimatangkan Tenggara baik untuk dermaga
 Peningkatan pekerjaan (sebagai humus)  Keberadaan  Pelaporan : BLH maupun sarana
perekonomian masyarakat tanpa dibakar ekosistem dan Provinsi Sulawesi penunjang, dengan
dengan adanya  Peluang  Tanah lapisan alur sungai Tenggara terserapnya tenaga
peluang usaha timbulnya usaha atas dan humus dalam tapak kerja maka dapat
baru untuk dikembalikan ke proyek. meningkatkan kondisi
masyarakat tempat semula  Perubahan perekonomian Desa
karena terutama pada perekonomian Sipakainge.
peningkatan lahan yang akan lokal yang  Berdasarkan hasil
aktifitas di desa dijadikan taman. diamati dari konsultasi publik maka
Sipakainge  Pencegahan peningkatan adanya pembangunan
akibat dari erosi dengan jumlah usaha dermaga dan sarana
beroperasinya membuat ekonomi, fisik penunjang tidak
pelabuhan terasering. bangunan di menyebabkan
 Tergolong  Melaksanakan permukiman keresahan masyarakat
dampak negatif soil test dengan sekitar tapak apabila memenuhi isu
(-) apabila baik dan proyek pokok yang didapat
menimbulkan merancang dari pendapat
keresahan pondasi yang masyarakat berikut.
masyarakat benar untuk a. Kejelasan sosialisasi
semua bangunan rencana kegiatan
dan struktur pembangunan
 Mendorong Pelabuhan Olo-
berkembangnya Oloho
perekonomian b.Peningkatan
lokal seperti ekonomi masyarakat
toko, kios, c. Penerimaan tenaga
warung dengan kerja
penyediaan d.Pembebasan lahan
bahan keperluan dan ganti rugi
sehari-hari
secara lengkap,
mencukupi, dan
berkualitas
dengan harga
bersaing
Penerimaan dan Aktifitas  Penurunan  Dampak  Mengadakan Lokasi Tahap Konstruksi Pemantauan Lokasi Tahap  Pelaksana : Dinas Material yang dibutuhkan
mobilisasi mobilisasi tenaga kualitas udara tergolong penerimaan perencanaan dilaksanakan setelah dampak dilakukan perencanaan Konstruksi Perhubungan seperti: batu, pasir, tanah
tenaga kerja kerja dan  Dispersi debu negatif (-) tenaga kerja yang di Desa kegiatan konstruksi terhadap : di Desa dilaksanakan Kominfo Provinsi urug, besi beton, besi
Penerimaan (saat kemarau)  Volume debu transparan dan Sipakainge  Proporsi jumlah Sipakainge setelah Sulawesi Tenggara baja, kayu, genteng,
Dampak yang tenaga kerja  Peningkatan dari tanah dengan Kecamatan masyarakat Kecamatan kegiatan  Pengawas : BLH Kegiatan pengadaan

LAPORAN AKHIR
III-79
KAJIAN LINGKUNGAN PELABUHAN OLO-OLOHO
KABUPATEN KOLAKA UTARA – PROVINSI SULAWESI TENGGARA

Komponen UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP


Lokasi Lokasi Periode Institusi Pengelola
Pengelolaan Periode Pengelolaan Upaya Pengelolaan Pengelolaan dan Pemantau KETERANGAN
Kegiatan Sumber Dampak Jenis Dampak Besaran Dampak Upaya Pengelolaan
Lingkungan Lingkungan Hidup Pemantauan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Hidup
Hidup Hidup Hidup
terjadi konstruksi kebisingan. urugan yang memberikan Pakue lokal dan luar Pakue konstruksi Provinsi Sulawesi material bangunan
terhadap:  Ceceran terdispersi saat kesempatan yang daerah yang Tenggara diprakirakan
1. Kualitas udara material / tanah dilewati sama kepada terserap dalam  Pelaporan : BLH menyebabkan perubahan
2. Tingkat kendaraan semua proyek pada Provinsi Sulawesi kualitas udara, terutama
kebisingan  Volume gas masyarakat, Tahap Tenggara debu
3. Kualita fisik buang dari khususnya bagi Konstruksi
jaringan jalan kendaraan masyaraka lokal  Ada tidaknya
4. Persepsi angkut. sesuai kebutuhan keluhan hingga
masyarakat  Kadar debu yang dan unjuk rasa yang
dihasilkan oleh kualifikasinya. memprotes
kegiatan lalu  Kegiatan kebijaksanaan
lintas akan mobilisasi tenaga penerimaan
melampaui baku kerja dilakukan tenaga kerja
mutu secara bijak baik
maksimum yang pada
dipersyaratkan pertimbangan
 Bangkitan lalu  Dampak komposisi tenaga Berkembangnya
lintas tersebut kerja lokal Pelabuhan Olo-oloho
 Penurunan tergolong maupun tenaga akan membuat
kualitas jaringan negatif (-) kerja dari luar meingkatkan volume
jalan karena daerah. kendaraan
merupakan  Solusi untuk
dampak yang permasalahan
berkelanjutan kebisingan dan
apabila tidak penurunan
adanya kualitas udara
penanganan adalah dengan
Jumlah Truck mempertahankan
yang lewat keberadaan RTH
setiap harinya dengan
 Dampak yang  Dampak pemeliharaan  Kecelakaan lalu lintas
ditimbulkan dikategorikan pepohonan untuk atau hambatan
terkait dengan negatif dan meredam perjalanan kendaraan
dampak turunan penting. kebisingan dan umum di jalan yang
karena  Pengelolaan memperbaiki melibatkan kegiatan
penurunan dampak negatif kualitas udara. sangat jarang terjadi
kualitas udara dapat (peluang < 1%), namun
dan peningkatan diminimasi tetap berdampak
kebisingan serta dengan terhadap sikap
terkait dengan pendekatan masyarakat.
dampak sosial dan  Kondisi kesehatan
langsung teknologi masyarakat dapat
terhadap menurun akibat
kenyamanan dan meningkatnya kadar
keselamatan CO, NO2 serta debu.
berlalu-lintas. Selain itu perubahan
 memicu suhu yang menjadi

LAPORAN AKHIR
III-80
KAJIAN LINGKUNGAN PELABUHAN OLO-OLOHO
KABUPATEN KOLAKA UTARA – PROVINSI SULAWESI TENGGARA

Komponen UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP


Lokasi Lokasi Periode Institusi Pengelola
Pengelolaan Periode Pengelolaan Upaya Pengelolaan Pengelolaan dan Pemantau KETERANGAN
Kegiatan Sumber Dampak Jenis Dampak Besaran Dampak Upaya Pengelolaan
Lingkungan Lingkungan Hidup Pemantauan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Hidup
Hidup Hidup Hidup
munculnya semakin tinggi akibat
kekhawatiran semakin banyaknya
akan perkerasan
keselamatan lalu- menyebabkan kondisi
lintas serta kesehatan masyarakat
terganggunya tidak stabil.
kenyaman
 Dampak
kegiatan berasal
dari munculnya
kecemburuan
sosial berkaitan
dengan peluang
dan kesempatan
bekerja pada
kegiatan proyek
 Kegiatan
mengakibatkan
terjadinya
perubahan
terhadap kualitas
udara berupa
peningkatan
kadar debu, yang
terpapar pada
msyarakat
sekitar maupun
terhadap para
pekerja proyek

LAPORAN AKHIR
III-81
KAJIAN LINGKUNGAN PELABUHAN OLO-OLOHO
KABUPATEN KOLAKA UTARA – PROVINSI SULAWESI TENGGARA

Komponen UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP


Lokasi Lokasi Periode Institusi Pengelola
Pengelolaan Periode Pengelolaan Upaya Pengelolaan Pengelolaan dan Pemantau KETERANGAN
Kegiatan Sumber Dampak Jenis Dampak Besaran Dampak Upaya Pengelolaan
Lingkungan Lingkungan Hidup Pemantauan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Hidup
Hidup Hidup Hidup
Bongkar muat Aktivitas  Kegiatan  Dari segi  Penggunaan alat Lokasi Tahap Konstruksi Pemantauan Lokasi Tahap  Pelaksana : Dinas Tingkat
barang kendaraan bongkar muat intensitas pelindung diri perencanaan dilaksanakan setelah dampak dilakukan perencanaan Konstruksi Perhubungan kebisingan di Area
pengangkut menghasilkan dampak, dinilai berupa sumbat di Desa kegiatan konstruksi terhadap: di Desa dilaksanakan Kominfo Provinsi Pelabuhan Olo-Oloho
Dampak yang barang dan bunyi/ kebisingan besar karena atau tutup telinga Sipakainge Efektivitas Sipakainge setelah Sulawesi Tenggara berdasarkan hasil uji
terjadi: bongkar muat yang relatif diprediksi dapat bagi pekerja Kecamatan pengelolaan Kecamatan kegiatan  Pengawas : BLH rona lingkungan awal
Tingkat barang tinggi, bising ini meningkatkan operator Pakue dampak terhadap Pakue konstruksi Provinsi Sulawesi pada ST 1 dan ST 2
Kebisingan merupakan kebisingan pada  Memasang kebisingan yang Tenggara masing-masing bernilai
paparan permukiman peredam suara sekaligus akan  Pelaporan : BLH 50 dBA, hal ini berarti
(exposure) bagi terdekat sampai untuk fan dan digunakan untuk Provinsi Sulawesi telah memenuhi
tenaga kerja dan melebihi baku safety valve mengevaluasi Tenggara standar baku mutu
berpotensi juga mutu yang untuk kelayakan lingkungan. Dengan
untuk menyebar ditetapkan. Dari mengurangi teknologi yang adanya pengembangan
ke pemukiman sisi waktu dampak kebisingan digunakan Pelabuhan Olo-Oloho
terdekat ini berlangsung maka tingkat
lama yaitu selama kebisingan akan
kegiatan operasi meningkat sehingga
dan dampak ini dapat mengganggu
menyebabkan aktivitas penduduk di
dampak turunan permukiman terdekat.
terhadap biota
darat (terutama
fauna) dan
persepsi
masyarakat. Oleh
karena itu
dampak ini
diklasifikasikan
sebagai dampak
besar dan penting
negatif (-)
Pembuangan Aktifitas kapal-  Limbah domestik  Dampak bersifat  Mengendalikan, Lokasi Tahap Konstruksi Pemantau Lokasi Tahap  Pelaksana : Dinas Pembuangan
limbah cair dan kapal yang umumnya negatif, besar, membatasi volume perencanaan dilaksanakan setelah an dampak perencanaan Konstruksi Perhubungan limbah cair yang
limbah padat berlabuh dan bersumber dari dan penting (-P). dan waktu di Desa kegiatan konstruksi dilakukan di Desa dilaksanakan Kominfo Provinsi langsung diarahkan ke
dari kapal aktifitas hasil ekskresi (wc), Berlangsung pengambilan air di Sipakainge terhadap: Sipakainge setelah Sulawesi Tenggara laut dapat
berlabuh ; pelabuhan yang kamar mandi, dan dalam jangka Sungai maupun Kecamatan  Aspek Hidrologi Kecamatan kegiatan  Pengawas : BLH mengganggu kualitas
Dampak lain dapur yang panjang (selama laut Pakue yang meliputi: Pakue konstruksi Provinsi Sulawesi biota laut dan kualitas
terhadap: disalurkan ke tahap operasi). memperhatikan kondisi dan Tenggara air serta dapat lebih
Kualitas air dalam septic tank. Intensitas dampak ketersediaan dan kuantitas air  Pelaporan : BLH cepat
Biota laut Limbah ini yang ditimbulkan kecukupan air  Efektivitas Provinsi Sulawesi mengembangkan
dianggap tidak tergolong besar untuk pengelolaan Tenggara bakteri dan virus di air
terbuang ke dan berdampak pemanfaatan limbah cair agar laut yang dapat
lingkungan, lanjut terhadap lainnya. tidak menyebabkan
sehingga tidak komponen  Menyediaan mencemari berkurangnya kualitas
menghasilkan lingkungan biota alternatif sumber perairan dan air laut. Tingkat
dampak. air, sosial, budaya, air lain antara lain sekaligus salinitas dapat
Sedangkan limbah sikap dan persepsi underground water sebagai dasar berkurang akibat
non domestik masyarakat benyaknya pemasukan

LAPORAN AKHIR
III-82
KAJIAN LINGKUNGAN PELABUHAN OLO-OLOHO
KABUPATEN KOLAKA UTARA – PROVINSI SULAWESI TENGGARA

Komponen UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP


Lokasi Lokasi Periode Institusi Pengelola
Pengelolaan Periode Pengelolaan Upaya Pengelolaan Pengelolaan dan Pemantau KETERANGAN
Kegiatan Sumber Dampak Jenis Dampak Besaran Dampak Upaya Pengelolaan
Lingkungan Lingkungan Hidup Pemantauan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Hidup
Hidup Hidup Hidup
berasal dari air  Volume limbah atau air water untuk air tawar yang berasal
larian lapangan. cair = 0,5 m3/hari. treatment sebagai mengevaluasi dari limbah dari darat.
Jika limbah cair cadangan untuk teknologi
yang dibuang ke menutupi pengelolaan
lingkungan sekitar kekurangan air limbah cair yang
tersebut tanpa pada bulan-bulan diaplikasikan
proses pengolahan kering  Volume dan
terlebih dahulu.  Memanfaatkan kualitas air
Diprakirakan akan kawasan limbah di dalam
dapmenyebabkan pelabuhan untuk dan outlet
penurunan kualitas preservasi air tanah wastewater
air yang akan dengan membuat: treatment serta
berdampak lanjut sumur-sumur perairan
terhadap biota resapan bagi air penerima untuk
akuatik pada hujan dari parameter:
badan air bangunan, saluran warna, suhu, pH,
penerima limbah air yang menuju TSS, turbidity,
cair tersebut

LAPORAN AKHIR
III-83
KAJIAN LINGKUNGAN PELABUHAN OLO-OLOHO
KABUPATEN KOLAKA UTARA – PROVINSI SULAWESI TENGGARA

Komponen UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP


Lokasi Lokasi Periode Institusi Pengelola
Pengelolaan Periode Pengelolaan Upaya Pengelolaan Pengelolaan dan Pemantau KETERANGAN
Kegiatan Sumber Dampak Jenis Dampak Besaran Dampak Upaya Pengelolaan
Lingkungan Lingkungan Hidup Pemantauan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Hidup
Hidup Hidup Hidup
 Limbah padat  Dampak kolam-kolam DO, NH3-N, Fe,  Rata-rata kelimpahan
yang potensial dikategorikan penampung air Mn, H2S, BOD, fitoplankton 792,97
berdampak negatif penting. hujan (runoff). COD, minyak ind/liter. Rata-rata
terhadap biota Intensitas dampak  Pengoperasian unit dan lemak. keanekaragaman
akuatik bersumber yang ditimbulkan pengolahan air  Kemajuan fitoplankton mencapai
dari endapan dinilai besar, limbah (wastewater kegiatan/ 0,962, sedangkan rata-
lumpur (sludge) berlangsung treatment) dan coal program rata dominansi
yang terkumpul di dalam jangka yard pond penghijauan fitoplankton di lokasi
dasar kolam waktu yang lama seoptimal mungkin survei adalah 0,41
pengendapan air dan terus- untuk memperoleh (sumber data : laporan
larian permukaan menerus keluaran hasil kegaitan identifikasi
lapangan olahan air limbah kawasan konservasi
penumpukan sesuai kriteria yang perairan Kabupaten
batubara dan dipersyaratkan Kolaka Utara).
kolam instalasi  Mengelola limbah  Biota perairan laut
pengolahan air B3, oli bekas, seperti : terumbu
limbah lainnya. dumping area di karang sebelum
Dampak seluruh unit adanya pengembangan
tidak langsung dari kegiatan Pelabuhan Olo-Oloho
pembuangan pelabuhan sesuai sudah banyak yang
limbah terhadap peraturan yang mati sekitar 23 – 79 %
biota air dapat berlaku akibat aktivitas
melalui penurunan  Melakukan masyarakat yang
kualitas air sebagai program membuang limbah ke
media hidup biota Penghijauan di laut.
akuatik. areal pelabuhan  Padang Lamun
memiliki jumlah dan
kepadatan relative
rendah di wilayah studi
 Dengan adanya
pengembangan
Pelabuhan Olo-Oloho
dimungkinkan akan
berdampak pada biota
laut apabila tidak ada
penanganan
pengelolaan air limbah.

LAPORAN AKHIR
III-84
KAJIAN LINGKUNGAN PELABUHAN OLO-OLOHO
KABUPATEN KOLAKA UTARA – PROVINSI SULAWESI TENGGARA

Komponen UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP


Lokasi Lokasi Periode Institusi Pengelola
Pengelolaan Periode Pengelolaan Upaya Pengelolaan Pengelolaan dan Pemantau KETERANGAN
Kegiatan Sumber Dampak Jenis Dampak Besaran Dampak Upaya Pengelolaan
Lingkungan Lingkungan Hidup Pemantauan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Hidup
Hidup Hidup Hidup
Aktivitas lalu Emisi gas  Penurunan kualitas  Terjadi penurunan  Melakukan service  Pelabuhan  Selama tahap  Mengukur  Pelabuhan  Setiap 6  Pelaksana : Dinas 
lintas kapal dan buangan kapal udara dan kualitas udara kapal/perahu Olo-Oloho operasi kualitas udara di Wongko (enam) Perhubungan
perahu motor dan perahu motor peningkatan polusi parameter SO2, motor secara area pelabuhan Lakudo bulan sekali Kominfo Provinsi
terhadap kualitas udara. NO2, CO2 dan O3 berkala untuk  Mengecek emisi pada tahap Sulawesi Tenggara
udara  Emisi gas buang meminimalisir gas buang operasi  Pengawas : BLH
jika terakumulasi emisi gas buang kapal/perahu Provinsi Sulawesi
dapat  Melarang motor / Tenggara
meningkatkan melakukan oplos frekuensi service  Pelaporan : BLH
efek rumah kaca bahan berkala Provinsi Sulawesi
yang berdampak bakar/penggunaan Tenggara
pada bahan bakar
meningkatnya kualitas rendah
suhu bumi yang dapat
memperburuk
kualitas gas buang

LAPORAN AKHIR
III-85
PENYUSUNAN DOKUMEN UKL UPL PELABUHAN OLO-OLOHO
KABUPATEN KOLAKA UTARA – PROVINSI SULAWESI TENGGARA

LAPORAN AKHIR
III-86

Anda mungkin juga menyukai