Anda di halaman 1dari 21

PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


Jalan Jend. Ahmad Yani No. 02, Kel. Bende, Kec. Kadia, Kota Kendari, 93117, Telp. (0401) 3121374 Fax. (0401) 3123254

L A P O R A N P E N D A H U L UA N
(LAPORAN SURVEY DAN KONSEP DESAIN)

PERENCANAAN REHABILITASI LABORATORIUM


FISIKA SMAN 3 KENDARI

DIBUAT OLEH :
KONSULTAN PERENCANA

2021
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PENDAHULUAN
(LAPORAN SURVEY DAN KONSEP DESAIN)

PEKERJAAN :
PERENCANAAN REHABILITASI
LABORATORIUM FISIKA SMAN 3 KENDARI

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2021

Diperiksa : Dibuat Oleh :


Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) Konsultan Perencana
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan CV. 51 MANDIRI KONSULTAN
Provinsi Sulawesi Tenggara

ASIKIN E FASIHU, ST. YESSY ARIESANDY MAYA SARI.A, ST.


NIP.196607311998031002 Direktur

Di Ketahui Oleh:
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Provinsi Sulawesi Tenggara

Drs. ASRUN LIO, M.Hum.,Ph.D


Pembina Utama Muda, Gol, IV/c
NIP. 19680525 199303 1 001
Kata Pengantar
Dengan mengucap Puji Syukur Kepada ALLAH Subhanahu Wa Ta'ala, penulisan
Laporan Pendahuluan (Laporan Survey Dan Konsep Desain) Kegiatan Perencanaan
Rehabilitasi Laboratorium Fisika SMAN 3 Kendari pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2021 dapat terselesaikan.

Laporan ini merupakan laporan pelaksanaan tugas - tugas yang diberikan kepada
Konsultan Perencana pada Kegiatan Perencanaan Rehabilitasi Laboratorium Fisika SMAN 3
Kendari pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2021,
sebagaimana tertuang dalam Surat Perintah Kerja antara Pejabat Pelaksana Teknis
Kegiatan (PPTK) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Tenggara, dengan
Konsultan Perencana (CV. 51 Mandiri Konsultan).

Semoga laporan ini dapat memberikan informasi umum tentang pelaksanaan tugas
Konsultan Perencana pada Kegiatan Perencanaan Rehabilitasi Laboratorium Fisika SMAN 3
Kendari pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2021.
Saran dan masukan senantiasa diharapkan demi tercapainya tujuan utama pelaksanaan
kegiatan ini.

Kendari, November 2021


Konsultan Perencana
CV. 51 MANDIRI KONSULTAN

YESSY ARIESANDY MAYA SARI.A, ST.


Direktur

i
Daftar Isi
Kata Pengantar ................................................................................................ i

Daftar Isi .......................................................................................................... ii

Daftar Gambar ................................................................................................. iii

Bab 1 Pendahuluan ..................................................................................... 1-1

A. Latar Belakang ...................................................................... 1-1

B. Maksud, dan Tujuan .............................................................. 1-2

C. Sasaran ................................................................................. 1-2

D. Keluaran ................................................................................. 1-3

Bab 2 Pemahaman Umum ....................................................................... 2-1

A. Pemahaman Terhadap KAK................................................... 2-1

B. Tahapan Kegiatan ................................................................. 2-4

C. Klasifikasi dan Tugas Tenaga ................................................ 2-7

D. Jadwal Kegiatan ..................................................................... 2-8

Bab 3 Lokasi Kegiatan ............................................................................. 3-1

A. Aspek Geografis ..................................................................... 3–1

B. Gambaran Umum SMA Negeri 3 Kendari ............................. 3–4

Bab 4 Rencana Umum Kegiatan ............................................................. 4-1

A. Tahapan Persiapan ................................................................ 4-1

B. Realisasi Kegiatan ................................................................. 4-1

Bab 5 Penutup ......................................................................................... 5-1

A. Kesimpulan ............................................................................ 5–1

B. Saran ..................................................................................... 5–1

ii
Bab 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Pembangunan Sarana dan Prasarana yang dilaksanakan di bawah naungan


Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Tenggara meliputi :
1. Renovasi Sekolah Menengah Negeri yang rusak berat dan rusak sedang;
2. Renovasi Madrasah Negeri yang rusak berat dan rusak sedang;
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Tenggara bermaksud
melakukan upaya percepatan Pembangunan/Renovasi Sarana Prasarana
Pendidikan dalam upaya untuk meningkatkan sosial ekonomi masyarakat.
Atas maksud tersebut di atas dengan memperhatikan kondisi di lapangan, maka
upaya yang dilakukan agar kegiatan tersebut dapat dilaksanakan secara efektif
dan bermanfaat bagi masyarakat adalah dengan terlebih dahulu melakukan
proses identifikasi, verifikasi lapangan penyiapan pengorganisasian, penyiapan
desain dan konstruksi.

Proses tersebut dilakukan oleh Tim Pelaksana Verifikasi yang terdiri dari
unsur Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota yang terkait dengan
pembangunan/renovasi sarana prasaran pendidikan. Tim Pelaksana Verifikasi
tersebut akan dibantu oleh Tim Pendukung yang memiliki keahlian teknis dibidang
konstruksi untuk menilai kondisi bangunan secara teknis dan mempersiapkan
dokumen- dokumen yang dibutuhkan untuk persiapan pelaksanaan konstruksi.
Proses Penunjukan Konsultan Perencana tersebut dilakukan oleh Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi terkait dengan pantauan dari Dit. Bina
Penataan Bangunan, Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian PUPR.

Tim Pendukung tersebut diharapkan dapat membantu Tim Pelaksana


Verifikasi untuk menilai kondisi sarana dan prasarana pendidikan yang telah
ditetapkan dalam modul survey dan membantu percepatan penyusunan dokumen
perencanaan teknis agar pekerjaan pembangunan tersebut dapat segera
dilaksanakan.

1-1
Dasar Hukum :
1. Peraturan/Instruksi Presiden (Perluasan Tusi Kementerian PUPR);
2. Peraturan Presiden nomor 15 tahun 2015 Tentang Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat;
3. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2005 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang – Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan
Gedung;
5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 45/PRT/M2007 Tentang
Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara;
6. Permen PU No. 17 PRT/M/2010 tentang Pedoman Teknis Pendataan
Bangunan Gedung;
7. Permen PUPR No. 05 PRT/M/2016 tentang Izin Mendirikan Bangunan
Gedung
8. Peraturan pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 Tentang
Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan;
9. Arahan Presiden melalui Kepala Bappenas dan Menteri Keuangan
mengatur penetapan anggaran penguatan SDM melalui Surat Bersama
Menteri PPN/ Kepala Bappenas dan Menteri Keuangan Nomor: S-
536/MK.02/2018 dan B.400/M.PP/D.8/KU.01.01/07/2018.

B. Maksud dan Tujuan.


Adapun maksud dan tujuan Penunjukan Konsultan Perencana adalah
membantu Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Tenggara dalam
bidang keahlian teknis bidang konstruksi bangunan untuk mempercepat
implementasi kegiatan.

C. Sasaran
Sasaran Penunjukan Konsultan Perencana adalah sebagai berikut :
1. Mengikuti konsinyasi Konsultan Perencana yang akan dilaksanakan di tingkat
provinsi;
2. Melakukan survey ;
3. Melakukan penyusunan daftar rencana komponen infrastruktur (ruang
lingkup pekerjaan) yang akan dilaksanakan;

1-2
4. Melakukan penyusunan Gambar Kertas A3, Rincian Anggaran Biaya,
Spesifikasi Teknis Bangunan, Rencana Kerja & Syarat-Syarat; dan

D. Keluaran
Adapun hasil/keluaran yang diharapkan dari kegiatan ini adalah sebagai baerikut
1. Laporan Pendahuluan (Laporan Survey & Konsep Desain)
2. Laporan Akhir :
 Cetak Gambar Kertas A3
 Rincian Anggaran Biaya
 Spesifikasi Teknis Bangunan
 Rencana Kerja & Syarat-Syarat

1-3
Bab 2
PEMAHAMAN UMUM
A. Pemahaman Terhadap KAK
1. Dasar hukum
a. Peraturan/Instruksi Presiden (Perluasan Tusi Kementerian PUPR);
b. Peraturan Presiden nomor 15 tahun 2015 Tentang Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat;
c. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung;
d. Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2005 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang
Bangunan Gedung;
e. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 45/PRT/M2007 Tentang
Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara;
f. Permen PU No. 17 PRT/M/2010 tentang Pedoman Teknis Pendataan
Bangunan Gedung;
g. Permen PUPR No. 05 PRT/M/2016 tentang Izin Mendirikan Bangunan
Gedung
h. Peraturan pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013
Tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan;
i. Arahan Presiden melalui Kepala Bappenas dan Menteri Keuangan
mengatur penetapan anggaran penguatan SDM melalui Surat Bersama
Menteri PPN/ Kepala Bappenas dan Menteri Keuangan Nomor: S-
536/MK.02/2018 dan B.400/M.PP/D.8/KU.01.01/07/2018.

2. Gambaran Umum
a. Dalam upaya untuk menjadi negara yang maju dan sejahtera, perlu
adanya peningkatan berbagai aspek melalui pembangunan, baik dari
segi fisik maupun non fisik. Salah satunya melalui peningkatan kualitas
Sumber Daya Manusia (SDM). Hal ini penting dilakukan karena
kemajuan suatu negara sangat bergantung pada kemampuan Sumber
Daya Manusia (SDM) yang dimiliki. Usaha peningkatan sumber daya

2-1
manusia dapat dilakukan melalui beberapa cara, salah satunya melalui
peningkatan kualitas pendidikan. Akan tetapi apabila melihat dari
kualitas prasarana infrastruktur pendidikan yang terdapat di Indonesia
masih terdapat beberapa prasarana infrastruktur Sekolah/Madrasah
yang belum layak yang kemudian dapat mengakibatkan terhambatnya
kegiatan belajar mengajar. Maka dari itu Presiden mengarahkan
adanya peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) melalui
percepatan pembangunan atau renovasi Prasarana Infrastruktur
Pendidikan.
b. Berdasarkan arahan Presiden RI pemanfaatan Belanja Barang
direalokasikan untuk belanja-belanja yang lebih prioritas, antara lain
percepatan prasarana infrastruktur pendidikan. Kegiatan tersebut
semula dibawah kewenangan Kementerian Agama dan Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan. Pembangunan Prasarana infrastruktur
tersebut akan diimplementasikan dan dilaksanakan oleh Kementerian
PUPR pada TA. 2019. Dukungan oleh Kementerian PUPR tersebut
melingkupi Renovasi Sekolah Dasar dan Menengah Negeri serta
Madrasah yang rusak berat dan rusak sedang. Total alokasi yang di
sediakan untuk prasarana infrastruktur pendidikan bersumber dari
alokasi anggaran Kementerian PUPR TA. 2019. Kegiatan
Pembangunan/Renovasi Prasarana infrastruktur Pendidikan ini adalah
terbangunnya kembali sekolah, madrasah di wilayah 3T (terdepan,
terluar, tertinggal) dan desa berkembang dalam rangka percepatan
pembangunan prasarana infrastruktur pendidikan yang terhenti,
sehingga dapat meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.
c. Hubungan antara Kementerian/Lembaga dalam percepatan
pembangunan prasarana infrastruktur pendidikan sesuai dengan
arahan dari Presiden, Menteri PUPR berkoordinasi dengan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Agama, dan Menteri Dalam
Negeri. Kemudian Menteri PUPR memberi instruksi kepada Dirjen
Cipta Karya dalam pembangunan prasarana infrastruktur tersebut.
Dirjen Cipta Karya berkoordinasi dengan beberapa dirjen terkait di
lingkungan Kemendikbud, Kemenag serta Kemendagri. Selanjutnya
dalam menjalankan pembangunan, Dirjen Cipta Karya membentuk

2-2
PMU yang bertugas untuk membantu dalam proses kegiatan
Pembangunan/Renovasi Prasarana Infrastruktur Satuan pendidikan.
PMU berkoordinasi dengan para Direktur di lingkungan Ditjen. Cipta
Karya, serta Direktur yang terkait di lingkungan Dirjen Kementerian
Pendidikan dan Kebudayan dan Kementerian Agama. Selain itu PMU
juga berkoordinasi dengan Kasatker Pusat dan Kabalai/Kasatker PBL
Provinsi yang mendapat arahan langsung dari Direktur Bina
Penataan Bangunan. Pada tingkat provinsi Kepala Dinas PUPR,
Kepala Balai/Kasatker PBL provinsi serta, Dinas Dikbud, Ka Kanwil/
Kadis terkait berkoordinasi di tingkat Provinsi. Pada tingkat
kabupaten/kota Ka Kandep/ Kadis Kabupaten/ Kota terkait, yang dalam
hal ini Ka Kandep tersebut berkoordinasi dengan Kepala Dinas
PUPR Kabupaten/ Kota. Selanjutnya Ka Kandep/ Kadis Kabupaten/
Kota memberi instruksi kepada komite sekolah/madrasah di tingkat
Kabupaten/ Kota serta berkoordinasi langsung dengan Penyedia Jasa.
d. PMU (Project Management Unit) dibentuk oleh Dirjen Cipta Karya,
dimana tugas dari PMU adalah sebagai koordinator pembangunan
prasarana infrastruktur satuan pendidikan. PMU bertanggung jawab
langsung terhadap Dirjen Cipta Karya. Dalam pelaksanaan tugasnya
PMU dibantu oleh beberapa asisten, diantaranya adalah asisten
kegiatan dan evaluasi, asisten bidang sekolah, asisten bidang
madrasah dan PTKIN, dan asisten bidang PTN dan pasar, serta
asisten umum Nantinya PMU ini akan berkoordinasi dengan Direktur
BPB, Direktur KIP dan Direktur terkait, Kasatker Pusat, Tim Advisory,
dengan struktur organisasi PMU sebagai berikut.
e. Tim Pelaksana Kegiatan (Tim Teknis). Tim Teknis yang ada akan
terlibat mulai dari tahap persiapan, survey, dan penyusunan DED,
tahap pelaksanaan konstruksi, hingga pada pasca konstruksi
Aset/BMN. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan tidak seluruh
sekolah dan madrasah ditangani, sehingga apabila terdapat sekolah
atau madrasah yang belum mampu tertangani maka peran dari tim
teknis tersebut akan berhenti pada tahap persiapan, survey, dan
penyusunan DED.

2-3
f. Tim Advisory berpartisipasi dalam kegiatan workshop, konsolidasi dan
verifikasi kebutuhan kegiatan pembangunan prasarana sarana
sekolah/madrasah dan memberikan masukan teknis akademis terkait
dengan pembangunan prasarana sarana sekolah/madrasah.
g. Konsultan Perencana terdiri dari Tenaga Teknis Arsitektur
berpengalaman dalam pelaksanaan konstruksi baik sebagai perencana
dan Tenaga Teknik Sipil (S1) berpengalaman dalam pelaksanaan
konstruksi.
h. Kegiatan tersebut merupakan kegiatan stimulant dalam rangka
percepatan pembangunan prasarana infrastruktur pendidikan yang
terhenti, sehingga dapat meningkatkan kualitas pendidikan di
Indonesia.
3. Alasan Kegiatan Dilaksanakan
a. Arahan Presiden RI pemanfaatan Belanja Barang direalokasikan untuk
belanja-belanja yang lebih prioritas, antara lain percepatan Prasarana
Infrastruktur Pendidikan. Kegiatan tersebut semula dibawah
kewenangan Kementerian Agama dan Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.
B. Tahapan Kegiatan
1. Pendekatan Teknis
a. Kegiatan Perencanaan Rehabilitasi Laboratorium Fisika SMAN 3
Kendari T.A 2021 ini sesuai dengan pagu anggaran Dinas Pendidikan
dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Tenggara yang telah difinalisasi.
b. Kegiatan Perencanaan Rehabilitasi Laboratorium Fisika SMAN 3
Kendari T.A 2021 dilakukan melalui kegiatan:
a) Survey dan Penentuan Kerusakan bangunan yang menjadi
pokok renovasi/rehabilitasi.
2. Identivikasi dan Verifikasi Lapangan
Dalam identifikasi kerusakan pada sekolah dan madrasah
dikategorikan sesuai dengan tingkat kerusakannya, sebagai berikut:
a. Kategori Kerusakan Tingkat Sedang. Kerusakan sedang adalah
kerusakan pada sebagian komponen non struktural, dan atau
komponen struktural seperti struktur atap, lantai, dan lain-lain
(Permen PUPR No 16 tahun 2010).

2-4
Bangunan dikategorikan mengalami kerusakan struktur tingkat
sedang apabila terjadi hal-hal sebagai berikut:
1) Retak besar (lebar celah lebih besar dari 0,6 cm) pada dinding.
2) Retak menyebar luas di banyak tempat, seperti pada dinding
pemikul beban, kolom.
3) Kemampuan struktur untuk memikul beban sudah
berkurang sebagian.
4) Laik fungsi/huni.
b. Kategori Kerusakan Tingkat Berat. Kerusakan berat adalah kerusakan
pada sebagian besar komponen bangunan, baik structural maupun
non struktural yang apabila setelah diperbaiki masih dapat berfungsi
dengan baik sebagaimana mestinya (Permen PUPR No 16 tahun
2010).
Bangunan dikategorikan mengalami kerusakan struktur tingkat
berat apabila terjadi hal- hal sebagai berikut :
1) Dinding pemikul beban terbelah dan runtuh.
2) Bangunan terpisah akibat kegagalan unsure unsur pengikat.
3) Diperkirakan 50% elemen utama mengalami kerusakan.
4) Tidak layak fungsi/huni.
3. Identivikasi Komponen Kepemilikan Prasarana
Komponen kepemilikan prasarana pada pembangunan/renovasi
sekolah dan madrasah diantaranya adalah sebagai berikut :
Jenis Sarana/Prasarana
Ruang Kelas √
Ruang Perpustakaan √
Ruang Pimpinan √
Ruang Guru √
Tempat Ibadah √
Ruang UKS √
Jamban √
Gudang √
Ruang Sirkulasi √
Tempat Bermain/Berolahraga √
Ruang Organisasi Kesiswaan √
Ruang Konseling √
Ruang Tata Usaha √
Laboratorium Biologi √
2-5
Laboratorium Fisika √
Laboratorium Kimia √
Laboratorium Komputer √
Laboratorium Bahasa √

Selain komponen kepemilikan prasarana pendidikan dapat juga


dilaksanakan prasarana pelengkap lainnya seperti, saluran drainase, jalan
masuk, pagar pengaman, dan persampahan dengan tingkat urgensi yang
tinggi dan mendesak.
4. Tata Alur Kerja Pembangunan/Renovasi Prasarana Infrastruktur
Sekolah dan Madrasah
Tata alur kerja pembangunan/renovasi prasarana infrastruktur sekolah
dan madrasah dimulai dari perencanaan yang dilakukan oleh Konsultan
Perencana sampai dengan tersusunnya Laporan Akhir kemudian dilakukan
pelelangan, pelaksanaan pembangunan fisik; sampai dengan serah terima
aset.
5. Klasifikasi Kerusakan pada Ruang Kelas Sekolah dan Madrasah
Dalam mengidentifkasi kerusakan ruang kelas terdapat alur kerja
pemeriksaan dimulai dari substruktur, berangsur-angsur ke struktur di
atasnya hingga struktur atap. Setelah semua struktur diperiksa kemudian
dilanjutkan dengan pemeriksaan komponen arsitektur dan MEP untuk
menilai kelaikan fungsi bangunan. Masing-masing tahapan pemeriksaan
memiliki bobot penilaian sehingga dapat dihasilkan klasifikasi
kerusakannya.

Gambar 2.2 : Bagan Klasifikasi Kerusakan Berat pada Ruang Kelas Sekolah dan Madrasah

2-6
6. Metode Pelaksanaan
Pelaksanaan Pembangunan/Renovasi Prasarana Infrastruktur Satuan
pendidikan mencakup:
a. Persiapan
b. Indentifikasi, Verifikasi dan Rencana Penanganan
c. Penyusunan Desain Teknis
C. Klasifikasi dan Tugas Tenaga

Identifkasi kerusakan ruang kelas terdapat alur kerja pemeriksaan dimulai


dari substruktur, berangsur-angsur ke struktur di atasnya hingga struktur atap.
Setelah semua struktur diperiksa kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan
komponen arsitektur dan MEP untuk menilai kelaikan fungsi bangunan. Masing-
masing tahapan pemeriksaan memiliki bobot penilaian sehingga dapat dihasilkan
klasifikasi kerusakannya. Dalam mengidentifikasi, menilai dan memverivikasi
komponen sarana prasarana sekolah/madrasah dibutuhkan personil dari tim
Tenaga teknis yang akan berkoordinasi dengan Tenaga Pelaksana Kegiatan. Tim
Tenaga Teknis terdiri dari :
1.1 Orang Tenaga Ahli Arsitektur (Team Leader)
2. 1 Orang Tenaga Ahli Sipil
3. 1 orang Tenaga Drafter dengan kualifikasi pendidikan S1 - Arsitektur
(Tanpa SKA) Diploma-3 (D3 Arsitektur dan D3 Sipil) ataun
SMK/Sederajat.
1. Persyaratan Tenaga Drafter
a. Pendidikan S1-Teknik Arsitektur, D3-Teknik Arsitektur, serta Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK)/Sederajat.
b. Berpengalaman dalam Bidang Jasa Konstruksi atau bidang yang relevan
minimal 2 Tahun.
2. Prinsip Kerja Tenaga Drafter
a. Dapat membuat gambar rencana dan gambar detail secara lengkap dan
jelas.
b. Dapat menyelesaikan gambar rencana dan gambar detail tepat waktu.
c. Dapat bekerja sama dalam tim.
3. Klasifikasi Tugas Drafter
a. Mampu membuat gambar rencana dan gambar detail secara lengkap
dan jelas
2-7
b. Dapat menggambar secara manual atau menggunakan aplikasi gambar
c. Menguasai program Autocaad 2 dimensi dan tiga dimensi, serta program
3 dimensi dan aplikasi pendukung desain grafis lainnya.
d. Menguasai ilmu dan prinsip-prinsip teknik gambar bangunan.
e. Mengetahui jenis-jenis material bangunan.
4. Output Kegiatan
a. Adanya dokumen daftar rincian pekerjaan secara lengkap berdasarkan
hasil data verifikasi rehabilitasi di lapangan.
b. Dokumen Laporan Akhir
5. Program Kerja
Kegiatan Perencanaan Rehabilitasi Laboratorium Fisika SMAN 3 Kendari
T.A 2021 dalam hal ini dilaksanakan melalui tahapan-tahapan sebagai
berikut:
a. Melakukan Rapat Koordinasi bersama Dinas Terkait
b. Survey Lapangan
c. Pengambilan data lapangan
d. Pengolahan data lapangan

D. Jadwal Kegiatan
Jangka waktu pelaksanaan kegiatan Perencanaan Rehabilitasi Laboratorium
Fisika SMAN 3 Kendari T.A 2021 dalam kurun waktu sesuai yang tercanatum
dalam Kontrak Kerja.

2-8
Bab 3
Lokasi Kegiatan
A. Aspek Geografis

Adapun Lokasi kegiatan Perencanaan Rehabilitasi Laboratorium Fisika


SMAN 3 Kendari adalah di Kec. Kasilampe, Kota Kendari. Kendari adalah nama
kotamadya dan juga sebagai ibukota dari provinsi Sulawesi Tenggara,
Indonesia. Kendari diresmikan sebagai kotamadya (kini kota) dengan UU RI
No. 6 Tahun 1995 tanggal 27 September 1995.

Ketika pertama diberlakukan UU No. 6 tahun 1995 tentang Pembentukan


Kota Madya Kendari. Kota ini memiliki luas 301,00 km² (30.100 Ha) dan
berpenduduk sebanyak 343.202 jiwa (2020)..

Dengan terbitnya Perpu Nomor 2 Tahun 1964 Jo. Undang-Undang Nomor


13 Tahun 1964, Kota Kendari ditetapkan sebagai Ibukota Provinsi Sulawesi
Tenggara yang terdiri dari 2 (dua) wilayah kecamatan, yakni Kecamatan
Kendari dan Kecamatan Mandonga dengan luas Wilayah ± 75,76 Km².

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 1978, Kendari


menjadi Kota Administratif yang meliputi tiga wilayah kecamatan yakni
Kecamatan Kendari, Mandonga dan Poasia dengan 26 kelurahan dan luas
wilayah ± 18.790 Ha. Mengingat pertumbuhan dan perkembangan Kota
Kendari, maka dengan keluarnya Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1995 Kota
Kendari ditetapkan menjadi Kota Madya Daerah Tingkat II Kendari, dengan luas
wilayah mengalami perubahan menjadi 296 Km².

Kota Kendari terletak di jazirah Tenggara Pulau Sulawesi. Wilayah


daratannya sebagian besar terdapat di daratan, mengelilingi Teluk Kendari dan
terdapat satu pulau, yaitu Pulau Bungkutoko, secara geografis terletak di
bagian selatan garis khatulistiwa, berada di antara 3º54’30” - 4º3’11” Lintang
Selatan dan 122º23’ - 122º39’ Bujur Timur dengan batas wilayah:

3-1
 Sebelah Utara : Kecamatan Soropia, Kabupaten Konawe
 Sebelah Timur : Laut Banda
 Sebelah Selatan : Kecamatan Moramo dan Kecamatan Konda, Kabupaten
Konawe Selatan
 Sebelah Barat : Kecamatan Ranomeeto, Kabupaten Konawe Selatan dan
Kecamatan Sampara, Kabupaten Konawe

Gambar 3.1: Peta Kota Kendari

Dengan keluarnya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang


Pemerintahan Daerah, Kotamadya Daerah Tingkat II Kendari berubah menjadi
Kota Kendari. Berdasarkan Perda Nomor 1 Tahun 2003 telah dimekarkan
menjadi 10 kecamatan dengan jumlah kelurahan setelah pemekaran pada
bulan Oktober 2006 sebanyak 64 kelurahan.

Kota Kendari dikepalai oleh seorang Wali kota, dalam melaksanakan


tugasnya Wali kota Kendari dibantu oleh Sekretaris Wilayah Kota yang
membawahi beberapa Asisten, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
(BAPPEDA) dan Inspektorat Wilayah Daerah serta dibantu oleh berbagai
3-2
Instansi Dinas/Vertikal yang masing-masing mempunyai lingkup tugas yang
berbeda-beda. Di setiap kecamatan dan kelurahan, Wali kota Kendari
mendudukkan masing-masing seorang Camat dan seorang Lurah dalam upaya
untuk membantu kelancaran pelaksanaan pembangunan dan kemasyarakatan
sampai ke bawah.

Penduduk Kota Kendari pada tahun 2003 sebanyak 221.723 jiwa


meningkat menjadi 222.955 jiwa pada tahun 2004 dan pada tahun 2005
penduduk Kota Kendari telah mencapai 226.056 jiwa. Berdasarkan data
tersebut di atas, terlihat bahwa laju pertumbuhan penduduk Kota selama kurun
waktu tahun 2003-2005 sebesar 0,97 persen per tahun.

Untuk laju pertumbuhan penduduk menurut kecamatan, laju pertumbuhan


penduduk Kecamatan Poasia, Kecamatan Abeli dan Kecamatan Baruga berada
di atas laju pertumbuhan penduduk rata-rata Kota Kendari, yaitu masing-
masing 7,00 persen 1,89 dan 1 persen. Sedangkan tiga kecamatan lainnya
berada di bawah laju pertumbuhan penduduk rata-rata Kota Kendari, yaitu
Kecamatan Kendari tercatat mengalami pertumbuhan negatif -3,33 persen,
Kecamatan Kendari Barat -1,04 persen dan Kecamatan Mandonga sebesar
0,17 persen.

Pada tahun pelajaran 2005/2006 jumlah TK tidak mengalami peningkatan


dibanding tahun pelajaran 2004/2005, yakni berjumlah 70 unit. Namun jumlah
gurunya bertambah 15 orang, yaitu dari 235 orang tahun pelajaran 2004/2005
menjadi 250 orang. Demikian pula dengan jumlah muridnya mengalami
kenaikan, yaitu dari 2.589 orang tahun 2004/2005 menjadi 2.874 orang,
sedangkan rasio antara murid terhadap guru sebesar 11 tetap saja bila
dibandingkan dengan tahun pelajaran 2004/2005.

Jumlah Sekolah Dasar pada tahun pelajaran 2005/2006 mengalami


kenaikan sebesar 1 unit, yaitu pada tahun pelajaran 2004/2005 sebanyak 122
unit menjadi 123, jumlah murid mengalami kenaikan dari 34.775 orang tahun
pelajaran 2004/2005 menjadi 35.275 dan jumlah guru mengalami peningkatan
dari 1.405 orang tahun pelajaran 2004/2005 menjadi 1.424 orang pada tahun
pelajaran 2005/2006. Rasio antara murid terhadap guru sebesar 24.

3-3
Jumlah Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) pada tahun pelajaran
2005/2006 terdapat 26 unit, berkurang 1 unit jika dibandingkan dengan tahun
pelajaran 2004/2005 sebanyak 27 unit. Jumlah guru menurun 53 orang yakni
dari 730 orang pada tahun 2004/2005 menjadi 677 orang pada tahun
2005/2006, demikian pula jumlah murid juga mengalami penurunan dari 10.776
orang pada tahun 2004/2005 menjadi 9.154 orang. Rasio antara murid
terhadap guru rata-rata 13 orang pada tahun pelajaran 2005/2006.
Jumlah Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) pada tahun pelajaran
2005/2006 terdapat 23 unit, meningkat 3 unit bila dibandingkan dengan tahun
2004/2005 yang berjumlah 20 unit. Jumlah guru mengalami penurunan 196
orang, yakni dari 710 orang pada tahun 2004/2005 menjadi 514 orang. Jumlah
murid meningkat 2.908 orang yakni dari 7.780 tahun 2004/2005 menjadi 10.688
orang. Pada tahun 2005/2006 rasio murid terhadap guru rata-rata sebanyak 21.
Jumlah Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta pada tahun pelajaran
2005/2006 sebanyak 6 unit dan menampung mahasiswa sebanyak 14.628
orang pada semester ganjil dan 14.020 pada semester genap dengan tenaga
dosen tetap dan tidak tetap sebanyak 1.386 orang.

B. Gambaran Umum SMA Negeri 3 Kendari

Dalam Proses kegiatan Perencanan Perencanaan Rehabilitasi


Laboratorium Fisika SMAN 3 Kendari, terlebih dahulu akan dilakukan survey di
SMA Negeri 3 Kendari.
SMAN 3 KENDARI adalah salah satu satuan pendidikan dengan jenjang
SMA di Kessilampe, Kec. Kendari, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara. Dalam
menjalankan kegiatannya, SMAN 3 KENDARI berada di bawah naungan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
SMAN 3 KENDARI beralamat di JL. RA KARTINI NO. 127 KDI,
Kessilampe, Kec. Kendari, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, dengan kode pos
93126.
SMAN 3 KENDARI menyediakan listrik untuk membantu kegiatan belajar
mengajar. Sumber listrik yang digunakan oleh SMAN 3 KENDARI berasal dari
PLN.
SMAN 3 KENDARI memiliki akreditasi A, berdasarkan sertifikat 40/BAP-
SM/SULTRA/X/2017.

3-4
Bab 4
RENCANA UMUM KEGIATAN
A. Tahapan Persiapan
Tahapan Persiapan kegiatan Perencanaan Rehabilitasi Laboratorium Fisika
SMAN 3 Kendari T.A 2021 antara lain sebagai berikut :
a. Melakukan Rapat Koordinasi;
b. Melakukan Survey Lapangan;
c. Pengambilan data lapangan;
d. Pengolahan data lapangan.

B. Realisasi Kegiatan
Adapun kegiatan yang terealisasi adalah sebagai berikut:

a. Survey Lokasi dan Pengambilan Data Lapangan

Gambar 4.3 : Survey Lokasi dan Pengambilan Data Lapangan SMA Negeri 3 Kendari

b. Penyusunan Laporan Pendahuluan (Laporan Survey & Konsep Desain)


c. Penyusunan Laporan Akhir meliputi :
1. Penyusunan Gambar Rencana kerja
2. Penyusunan Rincian Anggaran Biaya
3. Penyusunan Spesifikasi Teknis Bangunan
4. Penyusunan Rencana Kerja & Syarat-Syarat

4-1
Bab 5
Penutup
A. Kesimpulan
Dengan kegiatan Perencanaan Rehabilitasi Laboratorium Fisika SMAN 3
Kendari ini, diharapkan dengan terbangunnya Kembali Laboratorium Fisika
SMA Negeri 3 Kendari, sehingga dapat meningkatkan kualitas pendidikan di
SMA Negeri 3 Kendari pada khususnya.
Dalam mengidentifkasi kerusakan, sebaiknya mengikuti alur kerja
pemeriksaan, dimulai dari substruktur, berangsur-angsur ke struktur di
atasnya hingga struktur atap. Setelah semua struktur diperiksa kemudian
dilanjutkan dengan pemeriksaan komponen arsitektur dan MEP (Mechanical,
Electrical & Plumbing) untuk menilai kelaikan fungsi bangunan. Masing-
masing tahapan pemeriksaan memiliki bobot penilaian sehingga
menghasilkan klasifikasi sesuai tingkat kerusakannya.

B. Saran
Perencanaan Rehabilitasi Laboratorium Fisika SMAN 3 Kendari T.A
2021 harus dimulai dari perencanaan yang dilakukan oleh Konsultan
Perencana sampai dengan tersusunnya Laporan Akhir. Selain itu dalam
proses perencanaan diharapkan agar tetap mempertahankan kearifan lokal.
Laporan Akhir perlu disiapkan, untuk kemudian dilakukan pelelangan
pelaksanaan pembangunan fisik sampai dengan serah terima aset.

5-1

Anda mungkin juga menyukai