L A P O R A N P E N D A H U L UA N
(LAPORAN SURVEY DAN KONSEP DESAIN)
DIBUAT OLEH :
KONSULTAN PERENCANA
2021
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PENDAHULUAN
(LAPORAN SURVEY DAN KONSEP DESAIN)
PEKERJAAN :
PERENCANAAN REHABILITASI
LABORATORIUM FISIKA SMAN 3 KENDARI
Di Ketahui Oleh:
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Provinsi Sulawesi Tenggara
Laporan ini merupakan laporan pelaksanaan tugas - tugas yang diberikan kepada
Konsultan Perencana pada Kegiatan Perencanaan Rehabilitasi Laboratorium Fisika SMAN 3
Kendari pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2021,
sebagaimana tertuang dalam Surat Perintah Kerja antara Pejabat Pelaksana Teknis
Kegiatan (PPTK) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Tenggara, dengan
Konsultan Perencana (CV. 51 Mandiri Konsultan).
Semoga laporan ini dapat memberikan informasi umum tentang pelaksanaan tugas
Konsultan Perencana pada Kegiatan Perencanaan Rehabilitasi Laboratorium Fisika SMAN 3
Kendari pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2021.
Saran dan masukan senantiasa diharapkan demi tercapainya tujuan utama pelaksanaan
kegiatan ini.
i
Daftar Isi
Kata Pengantar ................................................................................................ i
ii
Bab 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proses tersebut dilakukan oleh Tim Pelaksana Verifikasi yang terdiri dari
unsur Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota yang terkait dengan
pembangunan/renovasi sarana prasaran pendidikan. Tim Pelaksana Verifikasi
tersebut akan dibantu oleh Tim Pendukung yang memiliki keahlian teknis dibidang
konstruksi untuk menilai kondisi bangunan secara teknis dan mempersiapkan
dokumen- dokumen yang dibutuhkan untuk persiapan pelaksanaan konstruksi.
Proses Penunjukan Konsultan Perencana tersebut dilakukan oleh Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi terkait dengan pantauan dari Dit. Bina
Penataan Bangunan, Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian PUPR.
1-1
Dasar Hukum :
1. Peraturan/Instruksi Presiden (Perluasan Tusi Kementerian PUPR);
2. Peraturan Presiden nomor 15 tahun 2015 Tentang Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat;
3. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2005 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang – Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan
Gedung;
5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 45/PRT/M2007 Tentang
Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara;
6. Permen PU No. 17 PRT/M/2010 tentang Pedoman Teknis Pendataan
Bangunan Gedung;
7. Permen PUPR No. 05 PRT/M/2016 tentang Izin Mendirikan Bangunan
Gedung
8. Peraturan pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 Tentang
Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan;
9. Arahan Presiden melalui Kepala Bappenas dan Menteri Keuangan
mengatur penetapan anggaran penguatan SDM melalui Surat Bersama
Menteri PPN/ Kepala Bappenas dan Menteri Keuangan Nomor: S-
536/MK.02/2018 dan B.400/M.PP/D.8/KU.01.01/07/2018.
C. Sasaran
Sasaran Penunjukan Konsultan Perencana adalah sebagai berikut :
1. Mengikuti konsinyasi Konsultan Perencana yang akan dilaksanakan di tingkat
provinsi;
2. Melakukan survey ;
3. Melakukan penyusunan daftar rencana komponen infrastruktur (ruang
lingkup pekerjaan) yang akan dilaksanakan;
1-2
4. Melakukan penyusunan Gambar Kertas A3, Rincian Anggaran Biaya,
Spesifikasi Teknis Bangunan, Rencana Kerja & Syarat-Syarat; dan
D. Keluaran
Adapun hasil/keluaran yang diharapkan dari kegiatan ini adalah sebagai baerikut
1. Laporan Pendahuluan (Laporan Survey & Konsep Desain)
2. Laporan Akhir :
Cetak Gambar Kertas A3
Rincian Anggaran Biaya
Spesifikasi Teknis Bangunan
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
1-3
Bab 2
PEMAHAMAN UMUM
A. Pemahaman Terhadap KAK
1. Dasar hukum
a. Peraturan/Instruksi Presiden (Perluasan Tusi Kementerian PUPR);
b. Peraturan Presiden nomor 15 tahun 2015 Tentang Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat;
c. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung;
d. Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2005 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang
Bangunan Gedung;
e. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 45/PRT/M2007 Tentang
Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara;
f. Permen PU No. 17 PRT/M/2010 tentang Pedoman Teknis Pendataan
Bangunan Gedung;
g. Permen PUPR No. 05 PRT/M/2016 tentang Izin Mendirikan Bangunan
Gedung
h. Peraturan pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013
Tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan;
i. Arahan Presiden melalui Kepala Bappenas dan Menteri Keuangan
mengatur penetapan anggaran penguatan SDM melalui Surat Bersama
Menteri PPN/ Kepala Bappenas dan Menteri Keuangan Nomor: S-
536/MK.02/2018 dan B.400/M.PP/D.8/KU.01.01/07/2018.
2. Gambaran Umum
a. Dalam upaya untuk menjadi negara yang maju dan sejahtera, perlu
adanya peningkatan berbagai aspek melalui pembangunan, baik dari
segi fisik maupun non fisik. Salah satunya melalui peningkatan kualitas
Sumber Daya Manusia (SDM). Hal ini penting dilakukan karena
kemajuan suatu negara sangat bergantung pada kemampuan Sumber
Daya Manusia (SDM) yang dimiliki. Usaha peningkatan sumber daya
2-1
manusia dapat dilakukan melalui beberapa cara, salah satunya melalui
peningkatan kualitas pendidikan. Akan tetapi apabila melihat dari
kualitas prasarana infrastruktur pendidikan yang terdapat di Indonesia
masih terdapat beberapa prasarana infrastruktur Sekolah/Madrasah
yang belum layak yang kemudian dapat mengakibatkan terhambatnya
kegiatan belajar mengajar. Maka dari itu Presiden mengarahkan
adanya peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) melalui
percepatan pembangunan atau renovasi Prasarana Infrastruktur
Pendidikan.
b. Berdasarkan arahan Presiden RI pemanfaatan Belanja Barang
direalokasikan untuk belanja-belanja yang lebih prioritas, antara lain
percepatan prasarana infrastruktur pendidikan. Kegiatan tersebut
semula dibawah kewenangan Kementerian Agama dan Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan. Pembangunan Prasarana infrastruktur
tersebut akan diimplementasikan dan dilaksanakan oleh Kementerian
PUPR pada TA. 2019. Dukungan oleh Kementerian PUPR tersebut
melingkupi Renovasi Sekolah Dasar dan Menengah Negeri serta
Madrasah yang rusak berat dan rusak sedang. Total alokasi yang di
sediakan untuk prasarana infrastruktur pendidikan bersumber dari
alokasi anggaran Kementerian PUPR TA. 2019. Kegiatan
Pembangunan/Renovasi Prasarana infrastruktur Pendidikan ini adalah
terbangunnya kembali sekolah, madrasah di wilayah 3T (terdepan,
terluar, tertinggal) dan desa berkembang dalam rangka percepatan
pembangunan prasarana infrastruktur pendidikan yang terhenti,
sehingga dapat meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.
c. Hubungan antara Kementerian/Lembaga dalam percepatan
pembangunan prasarana infrastruktur pendidikan sesuai dengan
arahan dari Presiden, Menteri PUPR berkoordinasi dengan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Agama, dan Menteri Dalam
Negeri. Kemudian Menteri PUPR memberi instruksi kepada Dirjen
Cipta Karya dalam pembangunan prasarana infrastruktur tersebut.
Dirjen Cipta Karya berkoordinasi dengan beberapa dirjen terkait di
lingkungan Kemendikbud, Kemenag serta Kemendagri. Selanjutnya
dalam menjalankan pembangunan, Dirjen Cipta Karya membentuk
2-2
PMU yang bertugas untuk membantu dalam proses kegiatan
Pembangunan/Renovasi Prasarana Infrastruktur Satuan pendidikan.
PMU berkoordinasi dengan para Direktur di lingkungan Ditjen. Cipta
Karya, serta Direktur yang terkait di lingkungan Dirjen Kementerian
Pendidikan dan Kebudayan dan Kementerian Agama. Selain itu PMU
juga berkoordinasi dengan Kasatker Pusat dan Kabalai/Kasatker PBL
Provinsi yang mendapat arahan langsung dari Direktur Bina
Penataan Bangunan. Pada tingkat provinsi Kepala Dinas PUPR,
Kepala Balai/Kasatker PBL provinsi serta, Dinas Dikbud, Ka Kanwil/
Kadis terkait berkoordinasi di tingkat Provinsi. Pada tingkat
kabupaten/kota Ka Kandep/ Kadis Kabupaten/ Kota terkait, yang dalam
hal ini Ka Kandep tersebut berkoordinasi dengan Kepala Dinas
PUPR Kabupaten/ Kota. Selanjutnya Ka Kandep/ Kadis Kabupaten/
Kota memberi instruksi kepada komite sekolah/madrasah di tingkat
Kabupaten/ Kota serta berkoordinasi langsung dengan Penyedia Jasa.
d. PMU (Project Management Unit) dibentuk oleh Dirjen Cipta Karya,
dimana tugas dari PMU adalah sebagai koordinator pembangunan
prasarana infrastruktur satuan pendidikan. PMU bertanggung jawab
langsung terhadap Dirjen Cipta Karya. Dalam pelaksanaan tugasnya
PMU dibantu oleh beberapa asisten, diantaranya adalah asisten
kegiatan dan evaluasi, asisten bidang sekolah, asisten bidang
madrasah dan PTKIN, dan asisten bidang PTN dan pasar, serta
asisten umum Nantinya PMU ini akan berkoordinasi dengan Direktur
BPB, Direktur KIP dan Direktur terkait, Kasatker Pusat, Tim Advisory,
dengan struktur organisasi PMU sebagai berikut.
e. Tim Pelaksana Kegiatan (Tim Teknis). Tim Teknis yang ada akan
terlibat mulai dari tahap persiapan, survey, dan penyusunan DED,
tahap pelaksanaan konstruksi, hingga pada pasca konstruksi
Aset/BMN. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan tidak seluruh
sekolah dan madrasah ditangani, sehingga apabila terdapat sekolah
atau madrasah yang belum mampu tertangani maka peran dari tim
teknis tersebut akan berhenti pada tahap persiapan, survey, dan
penyusunan DED.
2-3
f. Tim Advisory berpartisipasi dalam kegiatan workshop, konsolidasi dan
verifikasi kebutuhan kegiatan pembangunan prasarana sarana
sekolah/madrasah dan memberikan masukan teknis akademis terkait
dengan pembangunan prasarana sarana sekolah/madrasah.
g. Konsultan Perencana terdiri dari Tenaga Teknis Arsitektur
berpengalaman dalam pelaksanaan konstruksi baik sebagai perencana
dan Tenaga Teknik Sipil (S1) berpengalaman dalam pelaksanaan
konstruksi.
h. Kegiatan tersebut merupakan kegiatan stimulant dalam rangka
percepatan pembangunan prasarana infrastruktur pendidikan yang
terhenti, sehingga dapat meningkatkan kualitas pendidikan di
Indonesia.
3. Alasan Kegiatan Dilaksanakan
a. Arahan Presiden RI pemanfaatan Belanja Barang direalokasikan untuk
belanja-belanja yang lebih prioritas, antara lain percepatan Prasarana
Infrastruktur Pendidikan. Kegiatan tersebut semula dibawah
kewenangan Kementerian Agama dan Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.
B. Tahapan Kegiatan
1. Pendekatan Teknis
a. Kegiatan Perencanaan Rehabilitasi Laboratorium Fisika SMAN 3
Kendari T.A 2021 ini sesuai dengan pagu anggaran Dinas Pendidikan
dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Tenggara yang telah difinalisasi.
b. Kegiatan Perencanaan Rehabilitasi Laboratorium Fisika SMAN 3
Kendari T.A 2021 dilakukan melalui kegiatan:
a) Survey dan Penentuan Kerusakan bangunan yang menjadi
pokok renovasi/rehabilitasi.
2. Identivikasi dan Verifikasi Lapangan
Dalam identifikasi kerusakan pada sekolah dan madrasah
dikategorikan sesuai dengan tingkat kerusakannya, sebagai berikut:
a. Kategori Kerusakan Tingkat Sedang. Kerusakan sedang adalah
kerusakan pada sebagian komponen non struktural, dan atau
komponen struktural seperti struktur atap, lantai, dan lain-lain
(Permen PUPR No 16 tahun 2010).
2-4
Bangunan dikategorikan mengalami kerusakan struktur tingkat
sedang apabila terjadi hal-hal sebagai berikut:
1) Retak besar (lebar celah lebih besar dari 0,6 cm) pada dinding.
2) Retak menyebar luas di banyak tempat, seperti pada dinding
pemikul beban, kolom.
3) Kemampuan struktur untuk memikul beban sudah
berkurang sebagian.
4) Laik fungsi/huni.
b. Kategori Kerusakan Tingkat Berat. Kerusakan berat adalah kerusakan
pada sebagian besar komponen bangunan, baik structural maupun
non struktural yang apabila setelah diperbaiki masih dapat berfungsi
dengan baik sebagaimana mestinya (Permen PUPR No 16 tahun
2010).
Bangunan dikategorikan mengalami kerusakan struktur tingkat
berat apabila terjadi hal- hal sebagai berikut :
1) Dinding pemikul beban terbelah dan runtuh.
2) Bangunan terpisah akibat kegagalan unsure unsur pengikat.
3) Diperkirakan 50% elemen utama mengalami kerusakan.
4) Tidak layak fungsi/huni.
3. Identivikasi Komponen Kepemilikan Prasarana
Komponen kepemilikan prasarana pada pembangunan/renovasi
sekolah dan madrasah diantaranya adalah sebagai berikut :
Jenis Sarana/Prasarana
Ruang Kelas √
Ruang Perpustakaan √
Ruang Pimpinan √
Ruang Guru √
Tempat Ibadah √
Ruang UKS √
Jamban √
Gudang √
Ruang Sirkulasi √
Tempat Bermain/Berolahraga √
Ruang Organisasi Kesiswaan √
Ruang Konseling √
Ruang Tata Usaha √
Laboratorium Biologi √
2-5
Laboratorium Fisika √
Laboratorium Kimia √
Laboratorium Komputer √
Laboratorium Bahasa √
Gambar 2.2 : Bagan Klasifikasi Kerusakan Berat pada Ruang Kelas Sekolah dan Madrasah
2-6
6. Metode Pelaksanaan
Pelaksanaan Pembangunan/Renovasi Prasarana Infrastruktur Satuan
pendidikan mencakup:
a. Persiapan
b. Indentifikasi, Verifikasi dan Rencana Penanganan
c. Penyusunan Desain Teknis
C. Klasifikasi dan Tugas Tenaga
D. Jadwal Kegiatan
Jangka waktu pelaksanaan kegiatan Perencanaan Rehabilitasi Laboratorium
Fisika SMAN 3 Kendari T.A 2021 dalam kurun waktu sesuai yang tercanatum
dalam Kontrak Kerja.
2-8
Bab 3
Lokasi Kegiatan
A. Aspek Geografis
3-1
Sebelah Utara : Kecamatan Soropia, Kabupaten Konawe
Sebelah Timur : Laut Banda
Sebelah Selatan : Kecamatan Moramo dan Kecamatan Konda, Kabupaten
Konawe Selatan
Sebelah Barat : Kecamatan Ranomeeto, Kabupaten Konawe Selatan dan
Kecamatan Sampara, Kabupaten Konawe
3-3
Jumlah Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) pada tahun pelajaran
2005/2006 terdapat 26 unit, berkurang 1 unit jika dibandingkan dengan tahun
pelajaran 2004/2005 sebanyak 27 unit. Jumlah guru menurun 53 orang yakni
dari 730 orang pada tahun 2004/2005 menjadi 677 orang pada tahun
2005/2006, demikian pula jumlah murid juga mengalami penurunan dari 10.776
orang pada tahun 2004/2005 menjadi 9.154 orang. Rasio antara murid
terhadap guru rata-rata 13 orang pada tahun pelajaran 2005/2006.
Jumlah Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) pada tahun pelajaran
2005/2006 terdapat 23 unit, meningkat 3 unit bila dibandingkan dengan tahun
2004/2005 yang berjumlah 20 unit. Jumlah guru mengalami penurunan 196
orang, yakni dari 710 orang pada tahun 2004/2005 menjadi 514 orang. Jumlah
murid meningkat 2.908 orang yakni dari 7.780 tahun 2004/2005 menjadi 10.688
orang. Pada tahun 2005/2006 rasio murid terhadap guru rata-rata sebanyak 21.
Jumlah Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta pada tahun pelajaran
2005/2006 sebanyak 6 unit dan menampung mahasiswa sebanyak 14.628
orang pada semester ganjil dan 14.020 pada semester genap dengan tenaga
dosen tetap dan tidak tetap sebanyak 1.386 orang.
3-4
Bab 4
RENCANA UMUM KEGIATAN
A. Tahapan Persiapan
Tahapan Persiapan kegiatan Perencanaan Rehabilitasi Laboratorium Fisika
SMAN 3 Kendari T.A 2021 antara lain sebagai berikut :
a. Melakukan Rapat Koordinasi;
b. Melakukan Survey Lapangan;
c. Pengambilan data lapangan;
d. Pengolahan data lapangan.
B. Realisasi Kegiatan
Adapun kegiatan yang terealisasi adalah sebagai berikut:
Gambar 4.3 : Survey Lokasi dan Pengambilan Data Lapangan SMA Negeri 3 Kendari
4-1
Bab 5
Penutup
A. Kesimpulan
Dengan kegiatan Perencanaan Rehabilitasi Laboratorium Fisika SMAN 3
Kendari ini, diharapkan dengan terbangunnya Kembali Laboratorium Fisika
SMA Negeri 3 Kendari, sehingga dapat meningkatkan kualitas pendidikan di
SMA Negeri 3 Kendari pada khususnya.
Dalam mengidentifkasi kerusakan, sebaiknya mengikuti alur kerja
pemeriksaan, dimulai dari substruktur, berangsur-angsur ke struktur di
atasnya hingga struktur atap. Setelah semua struktur diperiksa kemudian
dilanjutkan dengan pemeriksaan komponen arsitektur dan MEP (Mechanical,
Electrical & Plumbing) untuk menilai kelaikan fungsi bangunan. Masing-
masing tahapan pemeriksaan memiliki bobot penilaian sehingga
menghasilkan klasifikasi sesuai tingkat kerusakannya.
B. Saran
Perencanaan Rehabilitasi Laboratorium Fisika SMAN 3 Kendari T.A
2021 harus dimulai dari perencanaan yang dilakukan oleh Konsultan
Perencana sampai dengan tersusunnya Laporan Akhir. Selain itu dalam
proses perencanaan diharapkan agar tetap mempertahankan kearifan lokal.
Laporan Akhir perlu disiapkan, untuk kemudian dilakukan pelelangan
pelaksanaan pembangunan fisik sampai dengan serah terima aset.
5-1