Kabupaten Kebumen
TAHUN 2022
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Pelaksanaan Rencana Tindak Lanjut Diklat Calon Kepala Sekolah yang
disusun oleh :
KabupatenKebumen
KATA PENGANTAR
Alhamdulilah segala Puji bagi Allah S.W.T. yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat mengikuti Diklat Calon Kepala
Sekolah tahun 2022 dengan baik serta menyelesaikan laporan Pelaksanaan
Rencana Tindak Lanjut (RTL) dengan tepat waktu. Sebagai kegiatan akhir On
The Job Trainning pada program diklat tersebut adalah penyusunan Laporan
Rencana Tindak Lanjut.
Laporan Rencana Tindak Lanjut (RTL) merupakan laporan serangkaian
kegiatan pada On-the Job Training (OJT ) yang menyangkut RPK yang penulis
laksanakan sebagai peserta kegiatan. On the Job Training adalah pembelajaran di
lapangan dalam situasi pekerjaan yang nyata. Dilakukan di sekolah asal, yaitu SD
Negeri Pesalakan Kecamatan Kutowinangun Kabupaten Kebumen. Proses
penyelesaian laporan ini tentunya didasarkan pada perencanaan yang telah penulis
susun berdasarkan arahan dari pengajar diklat padapelaksanaan In Service 1 (IST-
1). Tentunya ada beberapa hal yang menjadi tantangan, namun dapat diatasi
dengan kolaborasi anatara panitia dan pihak lain yang terlibat.
Dalam penyusunan laporan ini kami tidak dapat bekerja sendiri, untuk itu
kami ucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Drs.Budi Santosa, M.Si Kepala Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan Kabupaten
Kebumen yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti
kegiatan seleksi calon kepala sekolah tahun 2022.
2. Ibu Reisky Bestari, S.Pd., M.Pd. yang telah membimbing, memotivasi dan
memberikan arahan demi sempurnanya laporan ini;
3. Koordinator Diklat Calon Kepala Sekolah Kelas H yang telah memberikan
bimbingan serta pelayanan dalam kegiatan Diklat Calon Kepala Sekolah.
4. Panitia Diklat Calon Kepala Sekolah dari PPGB yang telah memberikan
pelayanan dan fasilitas dalam kegiatan Diklat Calon Kepala Sekolah Tahun
2022
5. Bapak Suparno, S.Pd.SD, Kepala SD Negeri Pesalakan yang telah memberikan
bimbingan, dan pelayanan yang baik pada kegiatan Rencana Proyek
Kepemimpinan (RPK) di SD Negeri Pesalakan Kecamatan Kutowinangun
Kabupaten Kebumen.
6. Semua Dewan guru, dan tenaga kependidikan di SD Negeri yang telah
memberikan motivasi, dukungan dan kerja samanya sehingga dapat
memperlancar kegiatan Rencana Tindak Lanjut (RTL) penulis sebagai calon
kepala sekolah.
Akhirnya penulis menyadari penyusunan laporan ini tentunya jauh dari
sempurna, untuk itu penulis sangat mengharap kritik dan saran yang bersifat
membangun demi sempurnanya laporan ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
B. Tujuan .................................................................................... 4
A. Kesimpulan ............................................................................ 00
B. Saran ....................................................................................... 00
LAMPIRAN-LAMPIRAN............................................................................... 00
6. Matrik PK ............................................................................................ 00
A. Latar Belakang
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 6 Tahun 2018
tentang Penugasan Guru Sebagai Kepala Sekolah, menyatakan bahwa Kepala
Sekolah adalah guru yang diberi tugas untuk memimpin dan mengelola satuan
pendidikan yang meliputi Taman Kanak-Kanak ( TK ), Sekolah Dasar ( SD ),
Sekolah Dasar Luar Biasa ( SDLB ), Sekolah Menengah pertama ( SMP ),
Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa ( SMPLB ), Sekolah Menengah Atas
( SMA ), Sekolah Menengah Kejuruan ( SMK ), atau Sekolah Indonesia di
Luar Negeri. Merujuk pada peraturan tersebut, beban kerja Kepala Sekolah
sepenuhnya adalah melaksanakan tugas pokok manajerial, pengembangan
kewirausahaan, dan supervisi kepada pendidik dan tenaga kependidikan dalam
rangka mengembangkan sekolah dan meningkatkan mutu sekolah berdasarkan
8 ( delapan ) Standar Nasional pendidikan sesuai dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 19 tahun 2005 jo Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015, yaitu:
1. Standar Kompetensi Kelulusan;
2. Standar Isi;
3. Standar Proses;
4. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan;
5. Standar Sarana dan Prasarana;
6. Standar Pengelolaan;
7. Standar Pembiayaan;
8. Standar Penilaian
Sejalan dengan amanah Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 6 tahun 2018 tentang Penugasan Guru sebagai Kepala Sekolah, yang
menyebutkan bahwa Guru yang akan diangkat menjadi Kepala Sekolah harus
mengikuti Pendidikan dan Pelatihan Calon Kepala Sekolah untuk mendapatkan
Sertifikat Tanda Tamat Pendidikan salah satu syarat administrasi
pengangkatan.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 tahun 2007 tentang
standar Kepala Sekolah/ Madrasah menyatakan bahwa Kepala Sekolah sebagai
pemimpin tertinggi di sekolah dituntut memiliki lima dimensi kompetensi yaitu
dimensi kompetensi kepribadian, manajerial, kewirausahaan, supervisi dan
sosial. Sebagai konsekuensinya secara akademik pendidikan dan pelatihan
calon Kepala Sekolah harus mampu menjamin adanya peningkatan kelima
dimensi kompetensi tersebut.
Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Calon Kepala Sekolah adalah
penyiapan kompetensi calon kepala sekolah untuk memantapkan wawasan,
pengetahuan, sikap, nilai dan keterampilan dalam memimpin sekolah,
sebagaimana dinyatakan dalam Permendikbud Nomor 6 Tahun 2018. Tujuan
Diklat Calon Kepala Sekolah adalah:
1. memberikan pengalaman belajar yang terpadu antara sikap, pengetahuan,
dan keterampilan pada dimensi kompetensi kepribadian, manajerial,
kewirausahaan, supervisi, dan sosial dengan pengalaman empirik
(kontekstual) sesuai karakteristik calon kepala sekolah;
2. mengembangkan kemampuan calon kepala sekolah dalam
mengidentifikasi masalah pembelajaran untuk meningkatkan capaian
belajar peserta didik;
3. mengembangkan kemampuan calon kepala sekolah dalam menentukan
strategi penyelesaian masalah sehingga dapat membangun budaya belajar
sekolah dalam satu ekosistem persekolahan; dan
4. mengembangkan kemampuan kepemimpinan calon kepala sekolah dalam
menggerakkan warga sekolah untuk membantu penyelesaian masalah
pembelajaran di sekolah, yang bermuara pada terwujudnya student
wellbeing.
B. Tujuan
Tujuan Penyusunan Laporan Pelaksanaan Kegiatan On The Job Training
(OJT02) Pendidikan dan Pelatihan Calon Kepala Sekolah mampu :
2. Standar Isi
Capaian kinerja SDN Pesalakanpada standar isi dapat dilihat dari
komponen – komponen KTSP dan tahapan – tahapan pengembangan KTSP.
Komponen –komponen KTSP yang dimaksud adanya visi, misi dan tujuan
sekolah, adanya muatan kurikuler, pengaturan beban belajar siswa dan
beban kerja guru, adanya silabus, RPP dan kalender pendidikan yang
kesemuanya itu adalah bagian dari dokumen 1 yang telah di kembangkan
oleh tim pengembang kurikulum SDN Pesalakan 01dan telah disahkan oleh
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kebumen. Tim
pengembang kurikulum SDN Pesalakan 01merupakan tim yang ditunjuk
oleh kepala sekolah dan ditetapkan dengan surat keputusan kepala sekolah.
Kaitannya dengan muatan kurikuler, SDN Pesalakan 01menggunakan
kurikulum tingkat satuan pendidikan 2013 (KTSP 2013) sejak tahun
pelajaran 2013/ 2014. Kurikulum ini dikembangkan di tingkat satuan
pendidikan dengan mempertimbangkankarakter daerah, kebutuhan sosial
masyarakat, kondisi budaya, usia dan karakteristik peserta didik, dan
kebutuhan pembelajaran berdasarkan ketentuan dan petunjuk yang ada.
Kurikulum ini juga sangat memperhatikan dan memprioritaskan aspek
penilaian sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan peserta
didik.
Kurikulum 2013 di SDN Pesalakan 01memuat 9 mata pelajaran
muatan nasional yaitu Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti (PadBP),
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn), Bahasa Indonesia,
Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS),
Seni Budaya dan Prakarya (SBdP) dan pendidikan Jasmani, Olahraga dan
Kesehatan (PJOK) dan 1 mata pelajaran muatan lokal yaitu Bahasa Daerah.
Alokasi waktu setiap muatan pelajaran pada setiap tingkatan kelas di
SDN Pesalakan 01berdasarkan Permendikbud RI nomor 67 tahun 2013
tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Dasar/Madrasah
Ibtidaiyah ditampilkan pada tabel di bawah ini :
3. Standar Proses
Di SDN Pesalakan 01guru telah melakukan 3 hal penting sebagai
pemenuhan standar proses. Yang pertama yaitu membuat rancangan
pembelajaran yang terdiri dari silabus dan rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP), yang kedua melaksanakan pembelajaran dan yang
ketiga adalah hasil pembelajaran, sedangkan kepala sekolah dan pengawas
telah melakukan pengawasan pembelajaran atau supervisi dengan cara
peman auan berupa pengamatan, pencatatan, perekaman dan wawancara
serta tindak lanjut.
Kaitannya dengan rancangan pembelajaran, guru telah
mengembangkan silabus yang mengacu pada standar isi, standar
kompetensi lulusan dan panduan penyusunan KTSP. Kegiatan
penyusunan dan pengembangkan silabus dilakukan secara mandiri atau
berkelompok oleh guru-guru di sekolah sendiri, walaupun silabus yang
dikembangkan oleh guru-guru belum sepenuhnya berasal dari hasil
pemikiran sendiri, namun sebagian masih mencontoh silabus dari
sekolah-sekolah lain dengan beberapa perbaikan-perbaikan. Kegiatan
pembelajaran yang dirancang dalam silabus belum merumuskan dan
menjelaskan tentang penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak
terstruktur maksimal 40% dari jam tatap muka serta pengembangan diri
(layanan konseling).
Selain dari penyusunan silabus, agar pembelajaran berlangsung
secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, efisien,
memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan
ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai
dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta
didik. Guru membuat RPP yang disusun berdasarkan KD atau subtema
yang dilaksanakan untuk l kali pertemuan dan telah mengupayakan
untuk memenuhi komponen – komponen RPP yang terdiri dari identitas
sekolahh, identitas mata pelajaran atau tema/subtema, kelas/semester,
materi pokok, alokasi waktu, kompetensi inti, kompetensi dasar dan
indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran yang dirumuskan
berdasarkan KD dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat
diamati dan diukur, yang mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan, materi pembelajaran, metode pembelajaran, media
pernbelajaran yang berupa alat bantu proses pembelajaran untuk
menyampaikan rnateri pelajaran, sumber belajar, langkah langkah
pernbelajaran dilakukan melalui tahapan pendahuluan, inti, dan penutup
dan penilaian hasil pembelajaran. Walaupun pada faktanya RPP yang
telah dibuat oleh sebagian guru masih banyak kekurangan dan perlu
pembimbingan lebih lanjut.
Dalam pelaksanaannya pada proses pembelajaran, guru telah
menggunakan metode yang interaktif, inspirati ( menyenangkan, kreatif,
menantang dan memotivasi siswa. Walaupun sebagian guru masih ada
yang menggunakan pembelajaran konvensional dengan model pembel
jaran langsung, itu disebabkan karena keterbatasan sarana media
pembelajarn dan faktor guru itu sendiri yang kurang kreatif dan selalu
menunda diri untuk terns belajar. Guru pun dalam prosesnya telah
melakukan kegiatan pembelajaran remedial bagi peserta didik yang
belum tuntas dan kegiatan pengayaan bagi peserta didik yang sudah
tuntas.
Namun pada masa pandemi covid - 19 Kurikulum yang
diberlakukan adalah kurikulum darurat. Muatan kurikulum tetap sama
dengan kurikulum tahun lalu, tetapi yang dikurangi jumlah pembelajarannya
dan disederhanakan materi pembelajarannya. Meskipun begitu tuntutan
penuntasan Kompetensi Dasar tetap sama dengan kurikulum biasa. Materi
pembelajaran disisipi dengan pengetahuan tentang penyakit Corona dan
pencegahannya. Sehingga diharapkan siswa mampu mengetahui dan
melaksanakan pola hidup sehat untuk mencegah tertular virus corona.
6. Standar Pengelolaan
Visi, misi dan tujuan sekolah disusun oleh sekolah melalui tim
pengembang sekolah yang ditetapkan oleh kepala sekolah dengan surat
keputusan. Visi, misi dan tujuan sekolah dirumuskan berdasarkan
kekuatan dan kelemahan sekolah dan mende ngarkan masukan dari
.
pihak terkait dan dilakukan peninjauan terhadap visi, misi dan tujuan
sekolah tersebut secara periodik. Visi, misi dan tujuan sekolah telah
disosialisasikan kepada siswa, guru dan kepada orang tua siswa/warga
masyarakat melalui spanduk yang ditempel/dipajang di dinding sekolah
pada tempat yang mudah dilihat.
Sama halnya dengan visi, misi dan tujuan sekolah, rencana kerja
sekolah yang terdiri dari RKJM 4 tahunan dan RKT SDN Pesalakan
01dirumuskan oleh tim pengembang sekolah dan disusun sesuai
rekomendasi dan diputuskan melalui rapat dewan guru yang pada
akhirnya dituangkan dalam dokumen tertulis dan disahkan oleh
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kebumen berikut
dokumen pengelolaan
pendidikan yang dimiliki oleh SDN Pesalakanantara lain
dokumen KTSP, kalender pendidikan, struktur organisasi sekolah,
pembagian tugas guru, tata tertib sekolah dan bantuan operasional
sekolah. Sedangkan dokumen pengelolaan pendidikan yang belum
dimiliki SDN Pesalakan 01antara lain Gedung Perpustakaan selain itu
sekolahpun belum melaksanakan sepenuhnya apa yang telah
diprogramkan sendiri pada RKJM ataupun pada RKT.
7. Standar Pembiayaan
Sumber keuangan sekolah masih bergantung pada bantuan
pemerintah berupa dana BOS APBN. Bantuan Operasional Sekolah
dikhususkan untuk membiayai seluruh operasional sekolah. Sebelum
membelanjakan dana BOS, sekolah wajib menyusun Rencana Kegiatan
Anggaran Sekolah (RKAS). SDN Pesalakanmenyusun RKAS setiap
tahun di awal tahun anggaran tapi tidak dilakukan revisi di awal tahun
pelajaran, padahal berdasarkan petunjuk teknis yang ada RKAS harus
direvisi di awal tahun pelajaran karena terjadi perubahan jumlah siswa,
RKAS pun disusun oleh kepala sekolah bersama dan komite sekolah.
RKAS ditetapkan melalui rapat dewan pendidik.
Sekolah sudah menggunkan dana BOS sesuai petunjuk teknis,
namun masih ada beberapa hal yang seharusnya dibiayai tapi belum
dianggarkan karena anggaran yang terbatas. Dalam hal ini, sekolah harus
pintar mencari dana misalnya sumbangan alumni dan lain-lain.
Pada masa pandemi covid-19 dilakukan perubahan anggaran dari
RKAS yang sudah dibuat. Anggaran lebih dominan untuk kegiata
pencegahan dan antisipasi Covid-19 dengan menganggarkan untuk
pembelian masker, termo gun, pembuatan tempat cuci tangan, pemasangan
spanduk / banner tentang bahaya covid, gejalanya, dan penanganannya.
8. Standar Penilaian
Guru menyusun perencanaan penilaian mulai dari menentukan
teknik penilaian, membuat instrumen penilaian dan mengolah basil
penilaian. Untuk mengukur ketuntasan belajar siswa, sekolah
menetapkan KKM (kriteria ketuntasan minim l) tapi dalam penetapan
KKM masih ada yang kurang karena belum begitu memperhatikan
kompleksitas materi, intake siswa dan daya dukung sekolah. Guru
menentukan KKM terkesan tidak berdasar dan hanya berpatokan kepada
KKM tahun sebelumnya.
Penilaian di SDN Pesalakanada tiga yaitu penilaian kompetensi
pengetahuan, keterampilan dan sikap. Dalam pelaksanaan penilian hasil
belajar, untuk kompetensi pengetahuan guru melakukan dengan kegiatan
ulangan yaitu ulangan/penilaian harian (PH), penilaian tengah semester
(PTS), penilaian akhir semester (PAS), penilaian akhir tahun (PAT) dan
ujian sekolah (US). Penilaian hasil belajar pun diperoleh melalui
pengamatan dan penugasan. Pengamatan itu berupa pengamatan sikap
spiritual/religius dan sikap sosial yang dilakukan dengan cara pengamatan,
pencatatan, tindak lanjut, deskripsi dan laporan, sedangkan penugasan
berbentuk penilaian kinerja/praktik untuk menilai keterampilan siswa.
Hasil penilaian kompetensi pengetahuan digunakan untuk
perbaikan proses pembelajaran, mengukur pencapaian kompetensi
pengetahuan, dan laporan kemajuan hasil belajar. Hasil penilaian sikap
digunakan untuk mengetahui perkembangan perilaku sehari-hari siswa dan
sebagai dasar pembinaan karakter kepada siswa agar menjadi manusia yang
sopan, santun, berbudi luhur, beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME,
disiplin, bertanggungjawab, jujur, dan sebagainya. Sedangkan hasil
penilaian keterampilan digunakan untuk mengukur pencapaian kompetensi
keterampilan dan sebagai dasar pembinaan bakat minat siswa.
Penilaian yang dilakukan di saat pandemi Covid – 19 baik
penilaian harian, penilaian tengah semester, penilaian Semester, dan
penilaian kenaikan kelas dilakukan dengan penyederhanaan Kompetensi
dasar. Tempat penilaian dilaksanakan di kelompok – kelompok belajar
dengan pengawasan dari guru kelas. Setelah penilaian ketua kelompok
mengumpulkan lembar soal dan lembar jawab ke sekolahdan mengambil
soal untuk hari berikutnya.
2. Standar Isi
SD Negeri SD Negeri Pesalakan memiliki kurikulum sendiri
yang dikembangkan dengan menggunakan panduan yang disusun BSNP
dengan mempertimbangkan karakter daerah, kebutuhan sosial masyarakat,
kondisi budaya, usia peserta didik, dan kebutuhan pembelajaran. Mata
pelajaran Bahasa Daerah dan baca tulis al-qur' an adalah mata pelajaran
muatan lokal sekolah yang merupakan kebutuhan sosial masyarakat Desa
Kutowinangun Kecamatan Majenang Kabupaten Kebumen yang mayoritas
beragama Islam.
Kaitannya dengan muatan kurikuler, SDN SD Negeri Pesalakan
menggunakan kurikulum tingkat satuan pendidikan 2013 (KTSP 2013)
sejak tahun pelajaran 2013/2014.
Kurikulum ini dikembangkan di tingkat satuan pendidikan dengan
mempertimbangkan karakter daerah, kebutuhan sosial masyarakat,
kondisi budaya, usia dan karakteristik peserta didik, dan kebutuhan
pembelajaran . berdasarkan ketentuan dan petunjuk yang ada.
Kurikulum ini juga sangat memperhatikan dan memprioritaskan aspek
penilaian sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan
peserta didik.
Program pembelajaran remedial dan pengayaan bagi siswa belum
berjalan secara sistematis sebagaimana mestinya . Bagi siswa yang
dinyatakan belum mencapai nilai ketuntasan minimal dalam pencapaian
kompetensi hanya diberikan kesempatan mempelajari sendiri indikator-
indikator kompetensi yang belum dikuasai untuk mempersiapkan diri
dalam mengikuti ulangan perbaikan . Pembelajaran remedial dan
pengayaan mestinya dilaksanakan diluar jam pelajaran terjadwal disore
hari. Hal ini dilakukan untuk memastikan tercapainya pelayanan kepada
siswa yang memerlukan penjelasan ulang tentang kompetensi yang belum
dikuasai ataupun yang ingin dikembangkan. Kegiatan ekstrakurikuler yang
disediakan mengacu kepada kebutuhan pen embangan pribadi siswa.
3. Standar Proses
Silabus yang dikembangkan oleh guru-guru berdasarkan Standar
lsi (SI), Standar Kompetensi Lulusan (SKL), dan panduan penyusunan
KTSP. Kegiatan penyusunan dan pengembangkan silabus dilakukan
secara mand iri. Guru-guru memiliki rencana pela ksanaan pembelajaran
(RPP) yang disusun berdasarkan pada prinsip-prinsip perencanaan
pembelajaran baik mata pelajaran muatan nasional ataupun mata
pelajaran muatan lokal. Seperti halnya dengan silabus, kegiatan
penyusunan RPP juga dilakukan oleh guru-guru secara mandiri . RPP
yang disusun guru sebagian gru masih mengcopy paste RPP sekolah lain
dengan beberapa perubahan-pe rubahan. Namun ada juga beberapa guru
yang telah menyusun RPP berdasarkan hasil pemikiran sendiri ataupun
kelompok dengan memperhati kan lingkungan sekolah atau sis wa, ni la i-
nilai , dan nonna-norma yang ada dalam masyarakat Kabupaten Kebumen.
Metode pembelaj.aran yang dirancang guru-guru dalam silabus
dan RPP sebahagian sudah menggunakan metode yang interaktit:
inspiratif , menyenangkan, kreatif, menantang dan memotivasi siswa .
Sebahagian guru masih ada yang menggunakan pembelajaran
konvensional dengan model pembelajaran langsung.
Keterbatasan jumlah buku referensi yang dimiliki sekolah
mengakibatkan terbatasnya sumber belajar dari buku. Kebijakan
pelarangan penjualan buku paket di sekolah sangat merugikan siswa
sendiri. Buku-buku yang dise diakan sekolah pa ling lama bertahan satu
atau dua tahun dimanfaatkan oleh siswa. Umur penggunaan buku buku
pllket yang singkat sangat terkait dengan kepribadian siswa yang senang
merusak atau menghilangkan buku-buku yang dipinjamkan.
7. Standar Pembiayaan
SD Negeri SD Negeri Pesalakan mempunyai RKAS yang
disusun oleh tim pengembang sekolah yang terdiri atas kepala sekolah,
beberapa guru, unsur komite dan unsur siswa. Meski
demikianpenyusunan RKAS belum melibatkan secara langsung pihak
komite sekolah ataupun pernangku kepentingan yang relevan , namun
tetap mempertimbangkan usulan-usulannya.
Sumber keuangan sekolah masih tergantung pada bantuan
pemerintah berupa dana BOS APBN. Sekolah belum mampu untuk
mencari sumber keuangan lain misalnya dengan membangun kerja sama
yang sahng menguntungkan dengan dunia usaha dan industri.
Penyusunan rencana keuangan sekolah telah dilakukan secara
transparan, efisien dan akuntabel. Laporan keuangan sekolah di samping
ditujukan kepada pemerintah sebagai pemberi dana, juga telah
dilaporkan kepada komite sekolah dan rapat dewan guru serta RKAS
telah dipajang pada papan transparansi.
1. Judul RPK
2. Tujuan
a. Meningkatkan kompetensi pedagogik guru pada penguasaan dan
pemahaman serta penggunaan model dalam pembelajaran bagi guru-guru
SDN PesalakanKecamatan Kutowinangun, Kabupaten Kebumen, Provinsi
Jawa Tengah.
b. Meningkatkanan motivasi dan semangat belajar pada peserta didik setelah
guru menggunakan model pembelajaran yang inovatif.
c. Meningkatan hasil belajar siswa.
3. Indikator Keberhasilan
a. Setelah melaksanakan IHT penggunaan model pembelajaran inovatif, guru
mampu :
1. Menguasai dan memahami serta dapat menggunakan model
pembalajaran inovatif dalam pembelajaran
2. Adanya peningkatan kompetensi pedagogik bagi guru.
b. Setelah melaksanakan kegiatan IHT penggunaan model pembelajaran
inovatif, Calon Kepala Sekolah mampu :
1. Meningkatkan pembiasaan melaksanakan tugas-tugas dengan
perencanaan yang matang dan evaluasi berkelanjutan.
2. Meningkatkan perencanaan kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan
dan keterampilan dalam melaksanakan tugas-tugas kepala sekolah,
melalui berbagai kegiatan pengembangan diri.
3. Meningkatkan pengalaman dalam melakukan kerja sama dengan
perseorangan dan institusi lain, baik institusi pemerintah atau swasta,
untuk mendukung penyelenggaraan pendidikan di sekolah.
4. Meningkatkan cara melakukan evaluasi dan perbaikan terhadap
program dan kegiatan kerjasama dengan perseorangan dan institusi
pemerintah atau swasta.
5. Meningkatkan program-program inovatif yang bisa meningkatkan
keefektifan sekolah dengan baik.
6. Meningkatkan rasa optimis, pantang menyerah, dan berpikir alternatif
terbaik untuk mencapai keberhasilan di sekolah.
c. Setelah melaksanakan kegiatan IHT penggunaan model pembelajaran
inovatif, siswa mampu :
1. Pengetahuan siswa meningkat
2. Komunikasi siswa dalam pembelajaran meningkat
3. Nilai hasil belajar siswa meningkat
4. Program Kegiatan
Program kegiatan dalam pelaksanakan Rencana Proyek
Kepemimpinan ini adalah IHT penggunaan model pembelajaran inovatif di
SD Negeri PesalakanKecamatan Kutowinangun Kabupaten Kebumen.
5. Langkah-Langkah Kegiatan
Rencana Proyek Kepimpinan dilaksanakan dengan dua siklus dengan
tahapan-tahapan sebagai berikut:
a. persiapan,
b. pelaksanaan,
c. monev,
d. refleksi,
e. tindak lanjut
Adapun uraian kegiatan RPK di SD Negeri Pesalakansebagai
berikut:
I. Siklus 1
1. Persiapan
a. Melakukan koordinasi dan permohonan ijin kepada Kepala Sekolah
untuk mengadakan kegiatan Rencana Proyek Kepemimpinan (RPK)
tentang IHT penggunaan model pembelajaran inovatif di SD Negeri
Pesalakan 01.
b. Melakukan sosialisasi dan pembentukan panitia Rencana Proyek
Kepemimpinan (RPK) oleh Kepala sekolah sebagai
penanggungjawab dan ditetapkan dalam Surat Keputusan Kepala
Sekolah tentang Susunan Panitia Penyelenggara Kegiatan IHT
Penggunaan Model Pembelajaran Inovatif di SD Negeri Pesalakan
01.
c. Menyusun panduan dan proposal kegiatan Rencana Proyek
Kepemimpinan (RPK).
d. Membuat Jadwal Kegiatan RPK
e. Menyusun anggaran kegiatan RPK
f. Membuat surat tugas IHT penggunaan model pembelajaran inovatif
di SD Negeri Pesalakan 01.
g. Membuat Undangan IHT untuk narasumber dan peserta
h. Menyusun dan menanalisis program RPK
i. Menyiapkan sarana dan prasarana yang diperlukan untuk RPK
(Spanduk, LCD Proyektor, dan tempat).
j. Menata ruangan untuk kegiatan RPK
2. Pelaksanaan
Kegiatan Rencana Proyek Kepemimpinan (RPK) tentang IHT
penggunaan model pembelajaran inovatif dilaksanakan pada:
3. Monev
Setelah kegiatan IHT penggunaan model pembelajaran inovatif
selesai, calon kepala sekolah sebagai ketua penyelenggara dan penulis
laporan melakukan monitoring dan evaluasi dengan tehnik
observasi/pengamatan dan pengisian angket menggunakan instrumen
monev yang telah dipersiapkan.
Dari analisis hasil Pre Tes terdapat 1 orang bernilai 70 ( Cukup )
sedangkan yang lain adalah 1 0rang nilai 60 (Cukup), 2 orang bernilai
50 (kurang) dan 3 orang ber nilai 40 ( Kurang) maka dapat di simpulkan
bahwa konsep dasar penggunaan model pemelajaran inovasi belum di
pahami oleh sebagain guru di SDN Pesalakan 01.
Berdasarkan hasil analisis observasi keaktifan peserta IHT dari 7
orang guru yang mengikuti , ada 2 guru memperoleh 83 dan 4 guru
memperoleh nilai 87, dan 1 guru memperoleh nilai 93.
Berdasarkan analisis evaluasi terhadap fasilitator/ narasumber dari
7 orang guru yang mengikuti, ada 2 guru memberikan nilai 91 dan 3
guru memberikan nilai 93, dan ada 2 guru memberikan nilai 94.
Dari Analisis Evaluasi Hasil Kegiatan IHT siklus I dari 7 guru di
peroleh 4 orang memberikan nilai 75 maka dapat disimpulkan bahwa
pelaksanaan RPK di SDN Pesalakanmendapat predikat baik.
Berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi, kegiatan IHT
berjalan lancar. Kehadiran peserta 100%, minat dan antusias peserta
terhadap materi IHT tinggi, guru sudah menggunakan model
pembelajaran inovatif dengan baik, namun masih ada beberapa guru
yang belum menggunakan model pembelajaran inovatif dalam
pembelajaran.
Berdasarkan hasil analisis pelaksanaan monev sebanyak 7 guru,
ada 4 orang mendapatkan memberikan nilai 88 dan 3 orang
memberikan nilai 94.
Berdasarkan hasil evaluasi peningkatan kompetensi kepala
sekolah dalam kegiatan IHT Siklus 1 calon kepala sekolah sudah
menunjukan hasil baik dan diharapkan ditingkatkan lagi, ketercapaian
hasil evaluasi peningkatan kompetensi kepala sekolah memperoleh
nilai rata-rata 80 % dengan predikat baik.
Berdasarkan hasil instrument peningkatan prestasi peserta didik,
memperoleh rata-rata 85.
4. Refleksi
Berdasarkan hasil analisis monitoring kegiatan IHT penggunaan
model pembelajaran inovatif, penulis merekomendasikan untuk
melakukan hal-hal berikut ini:
a. Melakukan presentasi penggunaan model pembelajaran inovatif.
b. Melakukan simulasi mengajar (Peer Teaching) pada siklus ke-2.
5. Tindak Lanjut
Dengan mencermati hasil refleksi kegiatan IHT penggunaan
model pembelajaran inovatif pada siklus ke-1, maka perlu:
a. Melakukan presentasi materi penggunaan model pembelajaran
inovatif yang baik dan benar.
b. Salah satu peserta IHT melaksanakan simulasi mengajar (Peer
Teaching) pada siklus ke-2, sehingga diharapkan semua
peserta mampu menggunakan model pembelajaran inovatif
serta dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa.
II. Siklius 2
1. Persiapan
a. Melaporkan hasil kegiatan Rencana Proyek Kepemimpinan
(RPK) Siklus ke-1 kepada Kepala Sekolah.
b. Melakukan koordinasi dan permohonan ijin kepada Kepala
Sekolah untuk mengadakan kegiatan Rencana Proyek
Kepemimpinan (RPK) Siklus ke-2.
c. Membuat Jadwal Kegiatan RPK Siklus ke-2
d. Membuat undangan pelaksanaan RPK Siklus ke- 2.
e. Menyiapkan peserta dan nara sumber:
f. Menyiapkan tempat
Kegiatan dilakukan di ruang serba guna SD Negeri Pesalakan
01
g. Menyiapkan sarana dan prasarana.
Menyiapkan LCD Proyektor, Laptop, banner.
h. Biaya Kegiatan
Biaya kegiatan difasilitasi dana bos dan swadaya/mandiri dari
Calon Kepala Sekolah.
i. Persiapan pelaporan:
Dokumen pelaporan terdiri dari foto, dan video kegiatan
menunjuk petugas khusus.
2. Pelaksanaan
Kegiatan Rencana Proyek Kepemimpinan (RPK) Siklus ke-2
tentang IHT penggunaan model pembelajaran inovatif yang
dilaksanakan pada:
Hari/tanggal : Selasa, 27 Oktober 2022
Waktu : pukul 07.30 s.d. 12.15
Tempat : Ruang Kelas VI
SD Negeri PesalakanKutowinangun
Langkah-langkah pelaksanaan pada RPK Siklus ke-2 disusun
sebagai berikut:
a. Tujuan dari RPK
Meningkatan kompetensi pedagogik guru dalam penggunaan
model pembelajaran inovatif.
b. Indikator Keberhasilan
1) Guru mampu merancang model pembelajaran inovatif.
2) Guru mampu melaksanakan proses pembelajaran
menggunakan model pembelajaran inovatif sehingga dapat
membangun peserta didik untuk kreatif dan motivasi
belajar siswa yang berdampak pada Student Welbeing
dengan hasil akhir prestasi belajar siswa meningkat.
c. Program Kegiatan OJT
Program kegiatan OJT yaitu melaksanakan pendampingan
setelah kegiatan IHT.
d. Skenario Kegiatan.
Skenario kegiatan yang dilakukan mengacu kepada indikator
keberhasilan yang hendak dicapai. Adapun skenario kegiatan
tersebut adalah sebagai berikut;
1) Guru mampu merancang model pembelajaran inovatif.
2) Guru mampu melaksanakan proses pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran inovatif.
Pada kegiatan RPK 2 fokus kegiatannya adalah simulasi mengajar
(mikro teaching) 1 peserta dan pendampingan proses pembelajaran
di kelas masing-masing setelah IHT terhadap semua guru/peserta
IHT.
3. Monev
Monioring dan evaluasi pada kegiatan RPK siklus ke-2,
penulis berfokus pada monitoring dan evaluasi pelaksanaan
kegiatan RPK secara administrasi, evaluasi hasil kegiatan bagi
peserta IHT dalam peningkatan pedagogik guru, monitoring dan
evaluasi penyelenggaraan IHT terhadap Peningkatan Prestasi
Peserta Didik, dan evaluasi Pelaksanaan IHT dalam Pencapaian
Students Wellbeing (Kebahagiaan Murid).
Setelah kegiatan peningkatan pedagogik guru melalui IHT
penggunaan model pembelajaran inovatif selesai, calon kepala
sekolah sebagai ketua penyelenggara dan penulis laporan
melakukan monitoring dan evaluasi dengan tehnik
observasi/pengamatan dan pengisian angket menggunakan
instrumen monev yang telah dipersiapkan.
Dari analisis hasil Post Tes dari 7 guru terdapat 4 orang
bernilai 90 ( Amat Baik ) sedangkan yang lain adalah 3 0rang nilai
80 ( Baik),maka dapat di simpulkan bahwa konsep dasar
penggunaan model pemelajaran inovasi sudah di pahami oleh
semua guru di SDN Pesalakantinggal bagimana
mengimplementasikanya dalam pembelajaran.
Berdasarkan hasil analisis observasi keaktifan peserta IHT
dari 7 orang guru yang mengikuti, ada 5 guru memperoleh nilai 93
dan 2 orang guru memperoleh nilai 97.
Berdasarkan analisis evaluasi terhadap fasilitator/narasumber
dari 7 orang guru yang mengikuti , ada 1 guru memberikan nilai 94
dan 6 guru membeikan nilai 96.
Dari analisis evaluasi hasil kegiatan IHT siklus II dari 7 guru
memberikan nilai 83 ada 2 orang dan 92 ada 5 0rang. maka dapat
disimpulkan bahwa pelaksanaan RPK di SDN Pesalakanmendapat
predikat baik dengan nilai rata.rata 83,93.
Dari analisis pelaksanaan monev TKP di siklus II dari 7
guru ada 3 guru memberikan nilai 92 dan 4 0rang memberikan nilai
100 maka dapat di simpulkan bahwa pelaksanaan IHT penggunaan
model Pembelajaran Inovatif di adalah sangat memuaskan dengan
predikat A.
Berdasarkan hasil evaluasi peningkatan kompetensi kepala
sekolah yaitu kompetensi kepribadian, kompetensi kewirausahaan
dan kompetensi sosial dalam kegiatan IHT Siklus II calon kepala
sekolah sudah menunjukan peningkatan di kompetensi tersebut,
ketercapaian hasil evaluasi peningkatan kompetensi kepala sekolah
memperoleh nilai rata-rata 86% dengan predikat Sangat Baik.
Berdasarkan hasil instrumen peningkatan prestasi peserta
didik , memperoleh rata-rata 93 dengan predikat Sangat Baik.
Berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi, kegiatan IHT
Siklus ke-2 berjalan lancar. Kehadiran peserta 100%, minat dan
antusias peserta terhadap materi IHT tinggi.
Berdasarkan hasil kegiatan study dokumen pembelajaran
(model pembelajaran inovatif) dan observasi penggunaan model
pembelajaran inovatif terhadap peserta IHT Siklus ke-2,
penggunaan model pembelajaran inovatif sudah baik dan kreatif.
4. Refleksi
Berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi kegiatan RPK
siklus ke-2, kegiatan Peningkatan Kompetensi Pedagogik Guru
melalui IHT penggunaan model pembelajaran inovatif ternyata :
a. Mampu meningkatkan Kompetensi Pedagogik dalam
penggunaan model pembelajaran inovatif.
b. Guru mampu merancang dan menggunakan model
pembelajaran inovatif sesuai dengan tepat dan benar sehingga
dapat membangun keaktifan dan motivasi belajar siswa yang
berdampak pada Student Welbeing dengan hasil akhir prestasi
belajar siswa meningkat.
6. Sumber Daya
Kegiata IHT dapat berjalan dengan lancar, dan sesuai dengan
rencana karena didukung oleh sumber daya, diantaranya:
a. Sumber daya manusia:
Narasumber (guru)
Kepala Sekolah
Panitia penyelenggara
Peserta (guru)
b. Sumber daya keuangan
Sumber dana BOS dan sumbangan mandiri CKS
c. Sarana dan prasarana
Tempat/ruang serba guna
Banner
LCD Proyektor
Laptop
Soundsystem
8. Student Wellbeing
Berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi penyelenggaraan
kegiatan Rencana Proyek Kepemimpinan (RPK) Peningkatan Kompetensi
Pedagogik Guru melalui IHT penggunaan model pembelajaran inovatif dapat
dinyatakan berhasil dan dapat meningkatkan kompetensi Pedagogik Guru
yang lebih terfokus pada kemampuan guru dalam penggunaan model
pembelajaran inovatif dan menyajikan proses pembelajaran di kelas dan
terbukti juga dapat menciptakan siswa aktif, nyaman dalam belajar serta
menyenangkan (Student Wellbeing).
Berdasarkan hasil analisis pencapaian students wellbeing dari kegiatan
"IHT penggunaan model pembelajaran inovatif terjadi peningkatan rata-rata
dari 85,2 pada siklus 1 menjadi 94,6 pada siklus 2. Dari 10 siswa perwakilan
siswa kelas 1-VI dengan jumlah 6 rombel diperoleh data bahwa 10 siswa
mengalami peningkatan. Semua hasil penilaian siswa berpredikat A pada
siklus 2. Hal ini membuktikan bahwa kegiatan "IHT penggunaan model
pembelajaran inovatif " berdampak pada siswa terutama mencapai students
well being diantaranya rasa ingin tahu siswa untuk mencoba besar, siswa
menjadi aktif dalam mengikuti pembelajaran, siswa menjadi lebih kreatif
dalam menggunaan model pembelajaran inovatif dan membuat belajar
siswa menjadi menyenangkan.
B. PENINGKATAN KOMPETENSI ( PK )
Kompetensi
No Indikator Lemah/Rendah
Kepala Sekolah
Supervisi Guru dan Memahami cara memberikan umpan balik hasil supervisi
3
Tenaga Pendidik kepada para guru secara konstruktif
Senin,
1 Menjelaskan kegiatan PK di SD Magang 2 08.00 – 10.00
23 November 2022
2. Pelaksanaan
3. Hasil
b. Kompetensi Manajerial
Pada kompetensi manajerial hal yang ditanyakan terkait dengan
indikator AKPK yang rendah yaitu mampu menggunakan media teknologi,
informasi dan komunikasi (TIK) untuk meningkatkan kualitas pembelajaran
peserta didik di kelas. Setelah melaksanakan peningkatan kompetensi
melaului kegiatan wawancara dan studi dokumentasi hasil yang diharapkan
yaitu mampu menerapkan hasil wawancara dan studi dokumentasi tentang
pengetahuan dan pengalaman untuk bahan perbaikan dalam menggunakan
media teknologi, informasi dan komunikasi (TIK) untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran peserta didik di kelas.
Kepala Sekolah harus mampu menggunakan media
teknologi ,informasi dan komunikasi untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran peserta didik di kelas tujuanya adalah jika ada guru yang
mengalami kesulitan dalam penggunakan TIK setidaknya kepala sekolah
sudah bisa dan dapat membantu gurunya dalam penggunaan TIK. Dan
penggunaan TIK di kelas oleh guru diharapkan akan meningkatkan prestasi
belajar siswa. Dengan bimbingan kepala sekolah guru-guru akan lebih
meningkat dalam penggunaan TIK di kelas dalam proses pembelajaran.
c. Kompetensi Supervisi
Pada kompetensi supervisi hal yang ditanyakan terkait dengan
indikator AKPK yang rendah yaitu memahami cara memberikan umpan
balik hasil supervisi kepada para guru secara konstruktif. Setelah
melaksanakan peningkatan kompetensi melaului kegiatan wawancara dan
studi dokumentasi hasil yang diharapkan yaitu mampu menerapkan hasil
wawancara dan studi dokumentasi tentang pengetahuan dan pengalaman
untuk bahan perbaikan dalam memahami cara memberikan umpan balik
hasil supervisi kepada para guru secara konstruktif. Penulis juga melakukan
wawancara dengan guru terkait supervisi akademik dan supervisi
pembelajaran.
Kepala Sekolah yang baik hendaknya melakukan supervisi akademik
dengan teknik yang tepat. Agar bisa melakukan supervisi dengan baik perlu
dibuat perencanaan dan persiapan sebelumnya. instrumen supervisi
disampaikan secara terbuka kepada guru, pelaksanaan supervisi di tentukan
bersama agar sama-sama mempersiapkan diri . Setelah mengadakan
supervisi kemudian ada monitoring dan evaluasi untuk menentukan tindak
lanjut hasil supervisi tersebut. Kepala sekolah hendaknya mampu
memberikan umpan balik hasil supervisi kepada para guru secara kontruktif.
d. Kompetensi Kewirausahaan
Pada kompetensi kewirausahaan hal yang ditanyakan terkait dengan
indikator AKPK yang rendah yaitu memiliki rasa optimis, pantang
menyerah dan berpikir alternatif terbaik untuk mencapai keberhasilan
sekolah. Setelah melaksanakan peningkatan kompetensi melaului kegiatan
wawancara dan studi dokumentasi hasil yang diharapkan yaitu mampu
menerapkan hasil wawancara dan studi dokumentasi tentang pengetahuan
dan pengalaman dalam rasa optimis, pantang menyerah dan berpikir
alternatif terbaik untuk mencapai keberhasilan sekolah.
Kepala Sekolah hendaknya mempunyai rasa optimis, pantang
menyerah, dan berpikir alternatif terbaik untuk mencapai keberhasilan di
sekolah. Mampu memecahkan masalah yang relevan dan tepat, dan mencari
solusi terbaik sehingga menghasilkan kinerja yang efektif dan efisien.
Dalam menyelesaikan masalah yang ada di Sekolah, seorang kepala sekolah
harus mampu memberdayakan semua warga sekolah agar terjalin Kerjasama
yang harmonis antara warga sekolah. Dengan keharmonisan dan
kekeluargaan yang terjalin dapat mengatasi permasalahan yang dihadapi.
e. Kompetensi Sosial
Pada kompetensi sosial hal yang ditanyakan terkait dengan
indikator AKPK yang rendah yaitu melakukan kerjasama dengan
perseorangan dan institusi lain, baik institusi pemerintah atau swasta, untuk
mendukung tugas sehari-hari. Setelah melaksanakan peningkatan
kompetensi melaului kegiatan wawancara dan studi dokumentasi hasil yang
diharapkan yaitu mampu menerapkan hasil wawancara dan studi
dokumentasi tentang pengetahuan dan pengalaman dalam melakukan
kerjasama dengan perseorangan dan institusi lain, baik institusi pemerintah
atau swasta, untuk mendukung tugas sehari-hari.
Kepala Sekolah supaya mampu menyusun program kerjasama
dengan pihak lain baik perseorangan maupun institusi untuk mendukung
pelaksanaan kegiatan pendidikan di sekolah. Kepala sekolah hendaknya
memiliki pengalaman dalam melakukan kerjasama dengan perseorangan
dan institusi lain , baik institusi pemerintah atau swasta. Manfaat dari
menjalin kerjasama dapat memberi kemudahan pengelolaan sekolah untuk
memenuhi kebutuhan sekolah, baik dibidang sarana dan prasarana maupun
pelayanan pendidikan yang maksimal bagi siswa.
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Kompetensi kepribadian
a) Mampu menerapkan cara berbicara, bersikap dan berperilaku yang
dapat diteladani oleh warga sekolah dan masyarakat dalam menjalankan
tugas sehari-hari.
b) Melaksanakan tugas-tugas dengan perencanaan yang matang dan
evaluasi berkelanjutan
2. Kompetensi Manajerial
a) Mampu menggunakan media teknologi, informasi dan komunikasi
(TIK) untuk meningkatkan kualitas pembelajaran peserta didik di kelas.
b) Memiliki pengalaman dalam menyelesaikan masalah terkait
penggunakan media teknologi, informasi dan komunikasi (TIK) untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran peserta didik di kelas.
3. Kompetensi Supervisi guru dan tenaga kependidikan
a) Memahami cara memberikan umpan balik hasil supervisi kepada para
guru secara konstruktif.
b) Memahami Teknik – Teknik dalam melakukan supervisi akademik.
4. Kompetensi kewirusahaan
a) Membuat program – program inovatif yang bisa meningkatkan
keefektifan sekolah dengan baik
b) Memiliki rasa optimis, pantang menyerah dan berpikir alternatif
terbaik untuk mencapai keberhasilan sekolah
5. Kompetensi sosial
a) Melakukan kerjasama dengan perseorangan dan institusi lain, baik
institusi pemerintah atau swasta, untuk mendukung tugas sehari-hari.
b) Menyusun program Kerjasama dengan pihak lain baik perseorangan
maupun institusi dengan baik, untuk mendukung pelaksanaan kegiatan
Pendidikan di sekolah.
B. SARAN-SARAN