Anda di halaman 1dari 59

LAPORAN HASIL ON THE JOB LEARNING INOVASI

PENGEMBANGAN SEKOLAH BERBASIS KEKUATAN

Disusun sebagai laporan akhir kegiatan On The Job Learning pada

Pendidikan dan Pelatihan Calon Kepala Sekolah

Kabupaten Kebumen

Periode 27 Oktober s/d 30 November 2022

Nama : SRI HASTUTI,S.Pd

NIP : 19770515 200502 2 003

Unit Kerja : SD N Pesalakan

PROGRAM PENYIAPAN CALON KEPALA SEKOLAH

DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN KEBUMEN

TAHUN 2022
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Pelaksanaan Rencana Tindak Lanjut Diklat Calon Kepala Sekolah yang
disusun oleh :

Nama : SRI HASTUTI, S.Pd.


NIP : 19771505 200502 2 003
Sekolah : SD Negeri Pesalakan
Kecamatan Kutowinangun Kabupaten Kebumen

Telah disetujui dan disyahkan sebagai bentuk pertanggungjawaban mengikuti


Diklat Calon Kepala Sekolah

Kebumen, 11 Desember 2022

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan

KabupatenKebumen

Drs. BUDI SANTOSA,M.Si.


Pembina Utama Muda
NIP. 19701226 199003 1 002

KATA PENGANTAR
Alhamdulilah segala Puji bagi Allah S.W.T. yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat mengikuti Diklat Calon Kepala
Sekolah tahun 2022 dengan baik serta menyelesaikan laporan Pelaksanaan
Rencana Tindak Lanjut (RTL) dengan tepat waktu. Sebagai kegiatan akhir On
The Job Trainning pada program diklat tersebut adalah penyusunan Laporan
Rencana Tindak Lanjut.
Laporan Rencana Tindak Lanjut (RTL) merupakan laporan serangkaian
kegiatan pada On-the Job Training (OJT ) yang menyangkut RPK yang penulis
laksanakan sebagai peserta kegiatan. On the Job Training adalah pembelajaran di
lapangan dalam situasi pekerjaan yang nyata. Dilakukan di sekolah asal, yaitu SD
Negeri Pesalakan Kecamatan Kutowinangun Kabupaten Kebumen. Proses
penyelesaian laporan ini tentunya didasarkan pada perencanaan yang telah penulis
susun berdasarkan arahan dari pengajar diklat padapelaksanaan In Service 1 (IST-
1). Tentunya ada beberapa hal yang menjadi tantangan, namun dapat diatasi
dengan kolaborasi anatara panitia dan pihak lain yang terlibat.
Dalam penyusunan laporan ini kami tidak dapat bekerja sendiri, untuk itu
kami ucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Drs.Budi Santosa, M.Si Kepala Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan Kabupaten
Kebumen yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti
kegiatan seleksi calon kepala sekolah tahun 2022.
2. Ibu Reisky Bestari, S.Pd., M.Pd. yang telah membimbing, memotivasi dan
memberikan arahan demi sempurnanya laporan ini;
3. Koordinator Diklat Calon Kepala Sekolah Kelas H yang telah memberikan
bimbingan serta pelayanan dalam kegiatan Diklat Calon Kepala Sekolah.
4. Panitia Diklat Calon Kepala Sekolah dari PPGB yang telah memberikan
pelayanan dan fasilitas dalam kegiatan Diklat Calon Kepala Sekolah Tahun
2022
5. Bapak Suparno, S.Pd.SD, Kepala SD Negeri Pesalakan yang telah memberikan
bimbingan, dan pelayanan yang baik pada kegiatan Rencana Proyek
Kepemimpinan (RPK) di SD Negeri Pesalakan Kecamatan Kutowinangun
Kabupaten Kebumen.
6. Semua Dewan guru, dan tenaga kependidikan di SD Negeri yang telah
memberikan motivasi, dukungan dan kerja samanya sehingga dapat
memperlancar kegiatan Rencana Tindak Lanjut (RTL) penulis sebagai calon
kepala sekolah.
Akhirnya penulis menyadari penyusunan laporan ini tentunya jauh dari
sempurna, untuk itu penulis sangat mengharap kritik dan saran yang bersifat
membangun demi sempurnanya laporan ini.

Penyusun
DAFTAR ISI

Halaman Sampul/Cover ................................................................................... i

Halaman Pengesahan ....................................................................................... ii

Kata Pengantar ................................................................................................. iii

Daftar Isi .......................................................................................................... iv

Daftar Tabel ..................................................................................................... v

Daftar Gambar ................................................................................................. iv

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1

A. Latar Belakang ....................................................................... 1

B. Tujuan .................................................................................... 4

C. Hasil Yang Diharapkan .......................................................... 5

BAB II KONDISI NYATA SEKOLAH MAGANG ................................ 00

A. Sekolah Magang 1 ............................................................... 00

B. Sekolah Magang II ................................................................. 00

BAB III PELAKSANAAN KEGIATAN ................................................... 00

A. Rencana Projek Kepemimpinan ............................................ 00

B. Peningkatan Kompetensi ....................................................... 00

BAB IV PENUTUP .................................................................................... 00

A. Kesimpulan ............................................................................ 00

B. Saran ....................................................................................... 00
LAMPIRAN-LAMPIRAN............................................................................... 00

1. Matrik RPK .......................................................................................... 00

2. Jurnal Kegiatan Harian ........................................................................ 00

3. Rekap Hasil Monev RPK (4 Macam) .................................................. 00

4. Jurnal Kegiatan Harian ........................................................................ 00

5. Bukti-bukti Kegiatan RPK (Undangan, Daftar Hadir, Notulen, Foto. . 00

6. Matrik PK ............................................................................................ 00

7. Rekap Hasil Monev PK ....................................................................... 00

8. Contoh Instrumen Monev PK Yang sudah Terisi ................................ 00

9. Bukti Kegiatan PK (Daftar hadir, Notulen, Foto Kegiatan) ................ 00


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 6 Tahun 2018
tentang Penugasan Guru Sebagai Kepala Sekolah, menyatakan bahwa Kepala
Sekolah adalah guru yang diberi tugas untuk memimpin dan mengelola satuan
pendidikan yang meliputi Taman Kanak-Kanak ( TK ), Sekolah Dasar ( SD ),
Sekolah Dasar Luar Biasa ( SDLB ), Sekolah Menengah pertama ( SMP ),
Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa ( SMPLB ), Sekolah Menengah Atas
( SMA ), Sekolah Menengah Kejuruan ( SMK ), atau Sekolah Indonesia di
Luar Negeri. Merujuk pada peraturan tersebut, beban kerja Kepala Sekolah
sepenuhnya adalah melaksanakan tugas pokok manajerial, pengembangan
kewirausahaan, dan supervisi kepada pendidik dan tenaga kependidikan dalam
rangka mengembangkan sekolah dan meningkatkan mutu sekolah berdasarkan
8 ( delapan ) Standar Nasional pendidikan sesuai dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 19 tahun 2005 jo Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015, yaitu:
1. Standar Kompetensi Kelulusan;
2. Standar Isi;
3. Standar Proses;
4. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan;
5. Standar Sarana dan Prasarana;
6. Standar Pengelolaan;
7. Standar Pembiayaan;
8. Standar Penilaian
Sejalan dengan amanah Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 6 tahun 2018 tentang Penugasan Guru sebagai Kepala Sekolah, yang
menyebutkan bahwa Guru yang akan diangkat menjadi Kepala Sekolah harus
mengikuti Pendidikan dan Pelatihan Calon Kepala Sekolah untuk mendapatkan
Sertifikat Tanda Tamat Pendidikan salah satu syarat administrasi
pengangkatan.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 tahun 2007 tentang
standar Kepala Sekolah/ Madrasah menyatakan bahwa Kepala Sekolah sebagai
pemimpin tertinggi di sekolah dituntut memiliki lima dimensi kompetensi yaitu
dimensi kompetensi kepribadian, manajerial, kewirausahaan, supervisi dan
sosial. Sebagai konsekuensinya secara akademik pendidikan dan pelatihan
calon Kepala Sekolah harus mampu menjamin adanya peningkatan kelima
dimensi kompetensi tersebut.
Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Calon Kepala Sekolah adalah
penyiapan kompetensi calon kepala sekolah untuk memantapkan wawasan,
pengetahuan, sikap, nilai dan keterampilan dalam memimpin sekolah,
sebagaimana dinyatakan dalam Permendikbud Nomor 6 Tahun 2018. Tujuan
Diklat Calon Kepala Sekolah adalah:
1. memberikan pengalaman belajar yang terpadu antara sikap, pengetahuan,
dan keterampilan pada dimensi kompetensi kepribadian, manajerial,
kewirausahaan, supervisi, dan sosial dengan pengalaman empirik
(kontekstual) sesuai karakteristik calon kepala sekolah;
2. mengembangkan kemampuan calon kepala sekolah dalam
mengidentifikasi masalah pembelajaran untuk meningkatkan capaian
belajar peserta didik;
3. mengembangkan kemampuan calon kepala sekolah dalam menentukan
strategi penyelesaian masalah sehingga dapat membangun budaya belajar
sekolah dalam satu ekosistem persekolahan; dan
4. mengembangkan kemampuan kepemimpinan calon kepala sekolah dalam
menggerakkan warga sekolah untuk membantu penyelesaian masalah
pembelajaran di sekolah, yang bermuara pada terwujudnya student
wellbeing.

Diklat Calon Kepala Sekolah dilaksanakan dengan 3 (tiga) tahap yaitu,


tahap In-Service Training (IST) 1, tahap On-the Job Training (OJT) 1, dan
tahap In-Service Training (IST) 2. Kegiatan On-The Job Training merupakan
tahapan yang penting dalam rangka melatih calon kepala sekolah
membiasaakan bekerja bekerja berbasis data melalui kegiatan pengamatan
(observe) kondisi nyata dan mengidentifikasi masalah pembelajaran,
melakukan refleksi (reflect) atas hasil observasi, mencari alternatif pemecahan
masalah dan menyusun rencana kegiatan pemecahan masalah dalam bentuk
Rencana Projek Kepemimpinan dan Peningkatan Kompetensi (plan) dan
melaksanakan kegiatan sesuai rencana (Act), melakukan monitoring dan
evaluasi kegiatan dan hasil kegiatan (evaluate) dan merefleksi tindakan yang
dilakukan (reflect).
Salah satu target kompetensi penting yang terkait dengan Rencana
Tindak lanjut yang dihasilkan pada OJT 1 adalah berhasil mengidentifikasi
permasalahan pembelajaran yang akan dipecahkan melalui projek
kepemimpinan, dan menemukan kompetensi/indikator kompetensi yang masih
lemah yang akan ditingkatkan dalam kegiatan peningkatan kompetensi di OJT
2.
In Service Training (IST01) adalah diklat calon kepala sekolah dengan
bimbingan pembelajaran langsung dengan pengajar Diklat selama 51 JP @ 45
menit. Dengan materi Pembentukan Karakter (Character Building), kompetensi
manajerial, monitoring dan evaluasi, supervisi guru dan tenaga kependidikan,
pengembangan kewirausahaan.
On-the Job Training (OJT ) adalah pembelajaran di lapangan dalam
situasi pekerjaan yang nyata. Dilakukan di sekolah asal, yakni di SD Negeri
Pesalakan Kecamatan Kutowinangun untuk melaksanakan Rencana Projek
Kepemimpinan (RPK).dan 30 JP dialokasikan untuk menyusun laporan RTL.
In-Service training (IST02) dilaksanakan setelah OJT0 selesai. Pada
kegiatan ini peserta Diklat melakukan gelar karya hasil RPK dan PK selama
OJT. Gelar karya dilakukan melalui presentasi penyajian lisan dan
menggunakan alat bantu komputer/PC dengan program aplikasi Power Point
selama minimal 30 menit per peserta (moda luring) dilanjutkan gelar karya dan
dilaksanakan selama 50 menit (moda daring).
Penulis berkeyakinan setelah selesai mengikuti serangkaian Diklat Calon
Kepala Sekolah, dapat memahami dan menerapkan lima kompetensi Kepala
sekolah, sehingga dapat memimpin pembelajaran yang bermuara pada
pembelajaran yang berpusat pada siswa (Student Wellbeing).

B. Tujuan
Tujuan Penyusunan Laporan Pelaksanaan Kegiatan On The Job Training
(OJT02) Pendidikan dan Pelatihan Calon Kepala Sekolah mampu :

1. Meningkatkan kompetensi kepribadian kepala sekolah dalam memimpin


pembelajaran di sekolah.
2. Menganailis, mengidentifikasi masalah di sekolahnya melalui Evaluasi
Diri sekolah (EDS) dan rapor mutu, serta menemukan masalah utama di
sekolah untuk membuat rencana kerja sekolah guna mewujudkan
kepemimpinan pembelajaran yang berfokus pada Student Wellbeing.
3. Melaksanakan monitoring dan evaluasi terhadap pendidik dan tenaga
kependidikan dalam kegiatan pengembangan sekolah.
4. Menemukan ide/gagasan baru untuk menghasilkan produk pembelajaran
yang inovatif, serta selalu berusaha menjalin kerja sama dengan Komite
sekolah, Dunia usaha di sekitar sekolah, Instansi pemerintah
setempat/Desa, Puskesmas, dan alumni sekolah dalam upaya untuk
mewujudkan kemajuan pendidikan di sekolah.
5. Melaksanakan interaksi sosial di lingkungan sekitar sekolah dengan tokoh
masyarakat, tokoh agama, dan organisasi masyarakat yang dapat
membantu pengembangan kegiatan sekolah guna mewujudkan pendidikan
yang berkarakter.

C. Hasil yang di harapkan


Kegiatan Rencana Proyek Kepemimpinan (RPK) di SD Negeri Pesalakan
Kecamatan Kutowinangun Kabupaten Kebumen, diharapkan dapat:
1. Mampu meningkatkan kompetensi pedagogik guru dalam merancang
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran yang inovatif,
sehingga dapat menciptakan pembelajaran yang bervariatif, inovatif serta
dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa.
2. Meningkatkan kompetensi calon Kepala Sekolah dari hasil analisis AKPK
kompetensi paling lemah, guna mengembangkan kepemimpinan
pembelajaran dalam rangka mewujudkan pendidikan yang lebih maju dan
berpusat pada pembelajaran siswa (Student Wellbeing).
BAB II
KONDISI NYATA SEKOLAH MAGANG
A. Profil Sekolah SD Negeri Pesalakan

Gambar 2.1: foto Sekolah magang


Nama sekolah SDN Pesalakan dengan NPSN 20304858 yang
beralamat di RT 01 RW 01 Desa Pesalakan K qqqqecamatan Kutowinangun
Kabupaten Kebumen. Didirikan pada 01-01-1957 tapi mempunyai SK
Pendirian nomor 421.2/NEG/04618/1993. Luas tanah yang di milik sekolah
adalah 2240 m2. Letak SDN Pesalakan dikatakan strategis karena terletak
dan berada di sisi jalan desa strategis karena terletak dan berada di sisi jalan
beraspal termasuk jalan utama dengan status tanah milik desa . banyaknya
siswa saat ini adalah 79 laki-laki dan 55 perempuan dengan jumlah 134 siswa.
Sejak berdirinya, SDN Pesalakan telah banyak mencetak generasi
– generasi penerus dan pembangun Bangsa. Alumni SDN Pesalakan telah
banyak berkarya di berbagai bidang kehidupan masyarakat, ada yang menjadi
TNI, guru, pengusaha, dan lain – lain. Saat ini SD Pesalakan terdiri dari 6
rombel dan menggunakan kurikulum 2013 sejak tahun pelajaran 2013/2014
sampai sekarang. Jumlah tenaga pendidik SDN Pesalakan sebanyak 7 Orang
yang terdiri 1 Kepala Sekolah, 1 Guru Agama, 1 Guru PJOK, 4 Guru kelas.
Dari sarana dan prasarana, SDN Pesalakanmemiliki sejumlah
gedung. Gedung sekolah yang dimaksud yaitu gedung kelas, gedung kantor,
dan WC sebanyak 3 Unit. Sedangkan fasilitas olahraga yang dimaksud adalah
lapangan volley yang juga dapat digunakan sebagai lapangan badminton dan
lapangan takraw serta 1 lapangan / meja tenis meja.
SDN Pesalakanmerupakan salah satu SD Inti di Kecamatan
Kutowinangun maka dari itu juga sebagai tempat kegiatan para guru dari SD
Imbas yang ada dan juga sebagai pusat kegiatan guru dalam KKG.
SDN Pesalakanmemiliki visi, misi dan tujuan sekolah yang
dirumuskan oleh tim pengembang sekolah. Visi, misi dan tujuan sekolah yang
telah di muat dalam kurikulum SDN Pesalakandalam hal ini adalah
Kurikulum 2013.
a. Tujuan Pendidikan Dasar
Tujuan pendidikan dasar adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan,
kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk mandiri dan
mengikuti pendidikan lebih lanjut.
1. Visi SD Negeri Pesalakan 01
“Terwujudnya warga sekolah yang beriman, berprestasi, berbudaya,
dan cinta terhadap lingkungan ”
2. Misi SD Negeri Pesalakan 01
a) Melaksanakan Pembelajaran Tematik Integrated, Pendekatan
Scientific, dan Penilaian Outentik, serta proses pembelajaran
menggunakan alat peraga;
b) Melaksanakan pembelajaran secara PAKEM sebagai upaya
mewujudkan sekolah sebagai pusat keunggulan dalam berprestasi;
c) Melaksanakan kegiatan keagamaan baik secara akademik maupun
non akademik agar siswa berbudi pekerti yang luhur;
d) Melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler untuk memupuk bakat dan
kreativitas guna menghasilkan peserta didik yang berprestasi dan
bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari;
e) Menerapkan manajemen berbasis sekolah yang partisipatif,
transparan dan akuntabel dengan melibatkan seluruh warga sekolah
agar terampil dan mandiri;
f) Memberikan keteladanan budi pekerti melalui pembiasaan budaya
sekolah dan upaya mencegah kerusakan lingkungan dengan
mengurangi sampah plastik, dan melakukan penghijauan secara
periodik;
a. Tujuan Sekolah SDN Pesalakan
1. Terlaksana Pembelajaran Tematik Integrated, Pendekatan
Scientific, dan Penilaian Outentik;
2. Terselenggaranya Proses Belajar Mengajar yang Aktif, Kreatif,
Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM);
3. Unggul dalam perolehan nilai US;
4. Peningkatan prestasi akademik, dan non akademik;
5. Terwujud peran serta masyarakat yang optimal;
6. Meningkatkan kegiatan keagamaan melalui praktik Asmaul Husna
dan hafalan surat-surat pendek, pembinaan akhlakul karimah serta
praktik sholat berjamaah;
7. Memfasilitasi kegiatan dalam rangka pemupukan bakat dan
kreativitas peserta didik;
8. Membudayakan semboyan “5S” (Senyum, Salam, Sapa, Sopan,
dan Santun) dengan yel-yel;
9. Melakukan kegiatan pemungutan sampah sebelum pembelajan,
dan penghijauan di lingkungan sekolah untuk mencegah kerusakan
lingkungan ( cinta terhadap lingkungan).

SDN Pesalakanadalah salah satu sekolah yang cukup diminati di


Kabupaten Kebumen khususnya di Kecamatan Kutowinangun Desa
Pesalakankarena prestasi akademik dan non kademik yang semua maju di
tingkat kecamatan dan dalam perolehan nilai UN lulus 100%, dan pernah
juara 3 dalam lomba MAPSI, Juara O2SN, Popda ( catur , atletik ),
Pramuka . baik siaga maupun penggalang bahkan pernah meraih kejuaraan
lomba perpustakaan.
Kinerja SDN Pesalakan 01dapat dilihat dari pencapaian 8 Standar
Nasional Pendidikan sebagai berikut :
1. Standar Kompetensi Kelulusan
Perolehan nilai ujian sekolah tahun pelajaran 2018/2019 untuk
masing-masing mata pelajaran memenuhi Standar kelulusan. Untuk setiap
mata pelajaran dapat dikatakan bahwa siswa sudah memperlihatkan
kemajuan yang lebih baik dalam mencapai target yang ditetapkan SKL,
dilihat dari tingkat kelulusan siswa 100% berhasil dan melanjutkan tingkat
sekolah berikutnya. Pada masa pandemi covid-19 kebjiakan pemerintah
meniadakan ujian nasional, sehingga kelulusan ditentukan dari akumuluasi
nilai sikap, pengetahuan, dan keterampilan dari kelas 4 sampai kelas 6
semester 1.
Secara umum siswa kelas 6 empat tahun terakhir dari tahun 2016/2017
sampai dengan 2019/2022 kelulusan siswa mencapai 100%. Perolehan rata-
rata Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) SD Negeri Pesalakan dalam
empat tahun terakhir sebagaimana pada table dan grafik berikut ini:

RERATA NILAI US/USBN SDN PESALAKAN 01


 Tahun Pelajaran B. INDO MTK IPA
2016/2017 74.2 64.4 73.2
2017/2018 64.9 51.0 56.2
2018/2019 62.2 56.7 80.2
2019/2022 74,2 60.2 78,6

Namun, keberhasilan satuan pendidikan tidak hanya dilihat dari


perolehan nilai pengetahuan peserta didik saja tapi tidak kalah penting
aspek sikap dan keterampilan.
Dalam prosesnya di SDN Pesalakan 01, siswa telah dibina,
dibimbing, dididik dan diharuskan untuk rnengembangkan sikap
spiritual seperti integrasi dalam pembelajaran, berdoa sebelum dan
sesudah belajar, santun dalam berbicara, berpakaian sopan,
mengucapkan salam saat masuk kelas, rajin beribadah, mensyukuri
nikmat, sikap saling menolong, menghormati perbedaan dan antre dalam
memakai fasilitas sekolah. Selain itu peserta didik dididik untuk
mengembangkan sikap sosial dan karakter seperti jujur · dan
bertanggungjawab, peduli, gotong royong dan demokratis, percaya diri
dan nasionalisme yang kesemuanya itu diharapkan dimiliki oleh siswa
sampai mereka melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi
bahkan diaplikasikan dalam lingkungan sosial masyarakat. Siswa pun
telah dibiasakan untuk mengembangkan gerakan literasi dan perilaku
sehat jasmani dan rohani.

2. Standar Isi
Capaian kinerja SDN Pesalakanpada standar isi dapat dilihat dari
komponen – komponen KTSP dan tahapan – tahapan pengembangan KTSP.
Komponen –komponen KTSP yang dimaksud adanya visi, misi dan tujuan
sekolah, adanya muatan kurikuler, pengaturan beban belajar siswa dan
beban kerja guru, adanya silabus, RPP dan kalender pendidikan yang
kesemuanya itu adalah bagian dari dokumen 1 yang telah di kembangkan
oleh tim pengembang kurikulum SDN Pesalakan 01dan telah disahkan oleh
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kebumen. Tim
pengembang kurikulum SDN Pesalakan 01merupakan tim yang ditunjuk
oleh kepala sekolah dan ditetapkan dengan surat keputusan kepala sekolah.
Kaitannya dengan muatan kurikuler, SDN Pesalakan 01menggunakan
kurikulum tingkat satuan pendidikan 2013 (KTSP 2013) sejak tahun
pelajaran 2013/ 2014. Kurikulum ini dikembangkan di tingkat satuan
pendidikan dengan mempertimbangkankarakter daerah, kebutuhan sosial
masyarakat, kondisi budaya, usia dan karakteristik peserta didik, dan
kebutuhan pembelajaran berdasarkan ketentuan dan petunjuk yang ada.
Kurikulum ini juga sangat memperhatikan dan memprioritaskan aspek
penilaian sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan peserta
didik.
Kurikulum 2013 di SDN Pesalakan 01memuat 9 mata pelajaran
muatan nasional yaitu Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti (PadBP),
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn), Bahasa Indonesia,
Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS),
Seni Budaya dan Prakarya (SBdP) dan pendidikan Jasmani, Olahraga dan
Kesehatan (PJOK) dan 1 mata pelajaran muatan lokal yaitu Bahasa Daerah.
Alokasi waktu setiap muatan pelajaran pada setiap tingkatan kelas di
SDN Pesalakan 01berdasarkan Permendikbud RI nomor 67 tahun 2013
tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Dasar/Madrasah
Ibtidaiyah ditampilkan pada tabel di bawah ini :

Dalam kurikulum 2013 mata pelajaran Bahasa Daerah tidak


ditentukan alokasi waktunya pada Permendikbud nomor 67 tahun 2013
karena Bahasa daerah dapat diajarkan secara terintegrasi dengan mata
pelajaran Seni Budaya dan Prakarya. Setiap rombel hanya ada 1 guru kelas
yang mengampu sedangkan guru Pendidikan Agama dan Budi Pekerti dan
guru PJOK mengampu semua tingkatan kelas.
Selain kegiatan intrakurikuler seperti yang tercantum di
dal;im struktur kurikulum diatas, terdapat pula kegiatan ekstrakurikuler
pada SDN Pesalakanantara lain Pramuka sebagai kegiatan
ekstrakurikuler wajib dan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). Kegiatan
ekstra kurikuler seperti Pramuka (wajib) dan Unit Kesehatan Sekolah
adalah kegiatan dalam rangka mendukung pembentukan kompetensi
sikap sosial peserta didik, terutamanya adalah sikap peduli . Disamping
itu juga dapat dipergunakan sebagai wadah dalam penguatan
pembelajaran berbasis pengamatan maupun dalam usaha memperkuat
kompetensi keterampilannya dalam ranah konkrit.
Namun pada masa pandemi covid - 19 Kurikulum yang diberlakukan
adalah kurikulum darurat . Muatan kurikulum tetap sama dengan kurikulum
tahun lalu, tetapi yang dikurangi jumlah pembelajarannya dan
disederhanakan materi pembelajarannya. Meskipun begitu tuntutan
penuntasan Kompetensi Dasar tetap sama dengan kurikulum biasa. Materi
pembelajaran disisipi dengan pengetahuan tentang penyakit Corona dan
pencegahannya. Sehingga diharapkan siswa mampu mengetahui dan
melaksanakan pola hidup sehat untuk mencegah tertular virus corona.

3. Standar Proses
Di SDN Pesalakan 01guru telah melakukan 3 hal penting sebagai
pemenuhan standar proses. Yang pertama yaitu membuat rancangan
pembelajaran yang terdiri dari silabus dan rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP), yang kedua melaksanakan pembelajaran dan yang
ketiga adalah hasil pembelajaran, sedangkan kepala sekolah dan pengawas
telah melakukan pengawasan pembelajaran atau supervisi dengan cara
peman auan berupa pengamatan, pencatatan, perekaman dan wawancara
serta tindak lanjut.
Kaitannya dengan rancangan pembelajaran, guru telah
mengembangkan silabus yang mengacu pada standar isi, standar
kompetensi lulusan dan panduan penyusunan KTSP. Kegiatan
penyusunan dan pengembangkan silabus dilakukan secara mandiri atau
berkelompok oleh guru-guru di sekolah sendiri, walaupun silabus yang
dikembangkan oleh guru-guru belum sepenuhnya berasal dari hasil
pemikiran sendiri, namun sebagian masih mencontoh silabus dari
sekolah-sekolah lain dengan beberapa perbaikan-perbaikan. Kegiatan
pembelajaran yang dirancang dalam silabus belum merumuskan dan
menjelaskan tentang penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak
terstruktur maksimal 40% dari jam tatap muka serta pengembangan diri
(layanan konseling).
Selain dari penyusunan silabus, agar pembelajaran berlangsung
secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, efisien,
memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan
ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai
dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta
didik. Guru membuat RPP yang disusun berdasarkan KD atau subtema
yang dilaksanakan untuk l kali pertemuan dan telah mengupayakan
untuk memenuhi komponen – komponen RPP yang terdiri dari identitas
sekolahh, identitas mata pelajaran atau tema/subtema, kelas/semester,
materi pokok, alokasi waktu, kompetensi inti, kompetensi dasar dan
indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran yang dirumuskan
berdasarkan KD dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat
diamati dan diukur, yang mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan, materi pembelajaran, metode pembelajaran, media
pernbelajaran yang berupa alat bantu proses pembelajaran untuk
menyampaikan rnateri pelajaran, sumber belajar, langkah langkah
pernbelajaran dilakukan melalui tahapan pendahuluan, inti, dan penutup
dan penilaian hasil pembelajaran. Walaupun pada faktanya RPP yang
telah dibuat oleh sebagian guru masih banyak kekurangan dan perlu
pembimbingan lebih lanjut.
Dalam pelaksanaannya pada proses pembelajaran, guru telah
menggunakan metode yang interaktif, inspirati ( menyenangkan, kreatif,
menantang dan memotivasi siswa. Walaupun sebagian guru masih ada
yang menggunakan pembelajaran konvensional dengan model pembel
jaran langsung, itu disebabkan karena keterbatasan sarana media
pembelajarn dan faktor guru itu sendiri yang kurang kreatif dan selalu
menunda diri untuk terns belajar. Guru pun dalam prosesnya telah
melakukan kegiatan pembelajaran remedial bagi peserta didik yang
belum tuntas dan kegiatan pengayaan bagi peserta didik yang sudah
tuntas.
Namun pada masa pandemi covid - 19 Kurikulum yang
diberlakukan adalah kurikulum darurat. Muatan kurikulum tetap sama
dengan kurikulum tahun lalu, tetapi yang dikurangi jumlah pembelajarannya
dan disederhanakan materi pembelajarannya. Meskipun begitu tuntutan
penuntasan Kompetensi Dasar tetap sama dengan kurikulum biasa. Materi
pembelajaran disisipi dengan pengetahuan tentang penyakit Corona dan
pencegahannya. Sehingga diharapkan siswa mampu mengetahui dan
melaksanakan pola hidup sehat untuk mencegah tertular virus corona.

4. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan


Sumber daya yang terpenting dalam pencapaian hasil
pembelajaran yang baik adalah pendidik dan tenaga kependidikan.
Jumlah guru di Pesalakansaat ini dan belum memenuhi SPM sebanyak 9
orang yang terdiri dari 1 kepala sekolah, 6 guru kelas, 1 guru agama Islam, 1
guru PJOK dan 4 orang berstatus PNS dan lainya Non PNS.
Dalam pemenuhan standar, kepala sekolah pun telah
memenuhi sebagian persyaratan standar saat diangkat sebagai kepala

sekolah yaitu kualifikasi akademik minimal S.1 , usia maksimal 56


tahun, golongan serendah-rendahnya 111/c, sehat jasmani dan rohani,
memiliki sertifikat pendidik, pengalaman mengajar minimal 5 tahun dan
tidak pemah dijatuhi hukuman disiplin sedangkan syarat yang tidak
terpenuhi adalah belum memiliki sertifikat kepala sekolah.
Dilihat dari kualifikasi pendidikannya, jumlah guru yang yang
memiliki kualifikasi pendidikan S.l bahkan ada 2 orang yang S2 dan
sedang menempuh S2 telah memenuhi standar kualifikasi akademik
seperti yang diatur dalam PP nomor 19 tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan.
Jumlah guru yang memiliki sertifikat pendidik sebanyak 3
orang, dan yang belum bersertifikat pendidi sebanyak 4 orang. Semua
guru di SDN Pesalakantelah mengikuti ujian kompetensi guru (UKG)
pada tahun 2015 untuk mengukur kompetensi pedagogik , kompetensi
profesionalisme guru, dan pada tahun 2016 terdapat 3 guru yang
dinyatakan harus memperbaiki nilai UKG karena berada di bawah KCM
(kriteria capaian minimal), namun pada kenyataannya hanya 1 guru yang
mendapat undangan dari Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan
Pendidik dan Tenaga Kependidikan Kemdikbud untuk memperbaiki
nilai UKG-nya pada tahun 2016 melalui program guru pembelajar.

5. Standar Sarana dan Prasarana


SDN Pesalakanmemiliki lahan seluas 2.240 m2 dengan kondisi
lahan terhindar dari potensi bahaya, terhindar dari pencemaran air,
terhindar dari pencemaran udara dan memiliki akses keselamatan
misalnya konstruksi bangunan yang stabil dan kokoh. Namun tidak bisa
dipungkiri masih ada beberapa hal yang belum terpenuhi terkait kondisi
lahan sekolah misalnya belum tersedia sistem pencegahan bahaya
kebakaran dan tidak adanya gedung perpustakaan. Juga memiliki 6 unit
bangunan gedung 1 lantai yang 6 gedung kelas, 1 unit gedung kantor, 1
unit gedung ruang guru kondisi kesemuanya dalam kondisi rusak sehingga
perlu perbaikan dan perawatan namun masih memiliki ventilasi udara,
pencahayaan yang baik dan bahan bangunan yang aman. Disamping
gedung, prasarana yang dimiliki Pesalakanadalah ruang kelas, ruang
pimpinan yang terintegrasi dengan ruang guru, ruang UKS, jamban,
tempat bermain/ berolahraga, kantin dan tempat parkir.
Ruang kelas SDN Pesalakanmemiliki ukuran masing-masing 8
x 7 m2 Setiap ruang kelas belum memiliki satu white board sebagai papan
tulis, satu meja dan kursi guru, satu lemari, masing-masing satu kursi
untuk setiap siswa dan satu meja untuk dua siswa, memiliki prasaran
lainnya seperti sapu, pengepel, tempat sampah,jam dinding dan
sebagainya untuk kelengkapan ruang kelas.
Ruang pimpinan yang terintegrasi dengan ruang guru berukuran
8 x 7 m2 memuat 7 meja panjang dan kursi guru, 1 meja dan kursi
pimpinan, 1 set kursi dan meja tamu, 2 lemari buku, 1 buah jam dinding,
komputer PC, printer 2 buah, bendera, cermin, dan lain-lain.
Ruang UKS memiliki ukuran 1,5 x 7 m2, di dalamnya terdapat
1 meja dan 1 kursi untuk petugas UKS, 1 tempat tidur dan 1 alat
timbangan berat badan. Ruang UKS ini belum berfungsi sebagaimana
mestinya karena belum memiliki petugas UKS khusus karena terkendala
masalah anggaran sekolah. Begitupun dengan buku teks pelajaran yang
dimiliki oleh sekolah, belum mampu memenuhi rasio buku terhadap
siswa 1 : 1 karena alasan anggaran sekolah.

6. Standar Pengelolaan
Visi, misi dan tujuan sekolah disusun oleh sekolah melalui tim
pengembang sekolah yang ditetapkan oleh kepala sekolah dengan surat
keputusan. Visi, misi dan tujuan sekolah dirumuskan berdasarkan
kekuatan dan kelemahan sekolah dan mende ngarkan masukan dari
.
pihak terkait dan dilakukan peninjauan terhadap visi, misi dan tujuan
sekolah tersebut secara periodik. Visi, misi dan tujuan sekolah telah
disosialisasikan kepada siswa, guru dan kepada orang tua siswa/warga
masyarakat melalui spanduk yang ditempel/dipajang di dinding sekolah
pada tempat yang mudah dilihat.
Sama halnya dengan visi, misi dan tujuan sekolah, rencana kerja
sekolah yang terdiri dari RKJM 4 tahunan dan RKT SDN Pesalakan
01dirumuskan oleh tim pengembang sekolah dan disusun sesuai
rekomendasi dan diputuskan melalui rapat dewan guru yang pada
akhirnya dituangkan dalam dokumen tertulis dan disahkan oleh
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kebumen berikut
dokumen pengelolaan
pendidikan yang dimiliki oleh SDN Pesalakanantara lain
dokumen KTSP, kalender pendidikan, struktur organisasi sekolah,
pembagian tugas guru, tata tertib sekolah dan bantuan operasional
sekolah. Sedangkan dokumen pengelolaan pendidikan yang belum
dimiliki SDN Pesalakan 01antara lain Gedung Perpustakaan selain itu
sekolahpun belum melaksanakan sepenuhnya apa yang telah
diprogramkan sendiri pada RKJM ataupun pada RKT.

7. Standar Pembiayaan
Sumber keuangan sekolah masih bergantung pada bantuan
pemerintah berupa dana BOS APBN. Bantuan Operasional Sekolah
dikhususkan untuk membiayai seluruh operasional sekolah. Sebelum
membelanjakan dana BOS, sekolah wajib menyusun Rencana Kegiatan
Anggaran Sekolah (RKAS). SDN Pesalakanmenyusun RKAS setiap
tahun di awal tahun anggaran tapi tidak dilakukan revisi di awal tahun
pelajaran, padahal berdasarkan petunjuk teknis yang ada RKAS harus
direvisi di awal tahun pelajaran karena terjadi perubahan jumlah siswa,
RKAS pun disusun oleh kepala sekolah bersama dan komite sekolah.
RKAS ditetapkan melalui rapat dewan pendidik.
Sekolah sudah menggunkan dana BOS sesuai petunjuk teknis,
namun masih ada beberapa hal yang seharusnya dibiayai tapi belum
dianggarkan karena anggaran yang terbatas. Dalam hal ini, sekolah harus
pintar mencari dana misalnya sumbangan alumni dan lain-lain.
Pada masa pandemi covid-19 dilakukan perubahan anggaran dari
RKAS yang sudah dibuat. Anggaran lebih dominan untuk kegiata
pencegahan dan antisipasi Covid-19 dengan menganggarkan untuk
pembelian masker, termo gun, pembuatan tempat cuci tangan, pemasangan
spanduk / banner tentang bahaya covid, gejalanya, dan penanganannya.
8. Standar Penilaian
Guru menyusun perencanaan penilaian mulai dari menentukan
teknik penilaian, membuat instrumen penilaian dan mengolah basil
penilaian. Untuk mengukur ketuntasan belajar siswa, sekolah
menetapkan KKM (kriteria ketuntasan minim l) tapi dalam penetapan
KKM masih ada yang kurang karena belum begitu memperhatikan
kompleksitas materi, intake siswa dan daya dukung sekolah. Guru
menentukan KKM terkesan tidak berdasar dan hanya berpatokan kepada
KKM tahun sebelumnya.
Penilaian di SDN Pesalakanada tiga yaitu penilaian kompetensi
pengetahuan, keterampilan dan sikap. Dalam pelaksanaan penilian hasil
belajar, untuk kompetensi pengetahuan guru melakukan dengan kegiatan
ulangan yaitu ulangan/penilaian harian (PH), penilaian tengah semester
(PTS), penilaian akhir semester (PAS), penilaian akhir tahun (PAT) dan
ujian sekolah (US). Penilaian hasil belajar pun diperoleh melalui
pengamatan dan penugasan. Pengamatan itu berupa pengamatan sikap
spiritual/religius dan sikap sosial yang dilakukan dengan cara pengamatan,
pencatatan, tindak lanjut, deskripsi dan laporan, sedangkan penugasan
berbentuk penilaian kinerja/praktik untuk menilai keterampilan siswa.
Hasil penilaian kompetensi pengetahuan digunakan untuk
perbaikan proses pembelajaran, mengukur pencapaian kompetensi
pengetahuan, dan laporan kemajuan hasil belajar. Hasil penilaian sikap
digunakan untuk mengetahui perkembangan perilaku sehari-hari siswa dan
sebagai dasar pembinaan karakter kepada siswa agar menjadi manusia yang
sopan, santun, berbudi luhur, beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME,
disiplin, bertanggungjawab, jujur, dan sebagainya. Sedangkan hasil
penilaian keterampilan digunakan untuk mengukur pencapaian kompetensi
keterampilan dan sebagai dasar pembinaan bakat minat siswa.
Penilaian yang dilakukan di saat pandemi Covid – 19 baik
penilaian harian, penilaian tengah semester, penilaian Semester, dan
penilaian kenaikan kelas dilakukan dengan penyederhanaan Kompetensi
dasar. Tempat penilaian dilaksanakan di kelompok – kelompok belajar
dengan pengawasan dari guru kelas. Setelah penilaian ketua kelompok
mengumpulkan lembar soal dan lembar jawab ke sekolahdan mengambil
soal untuk hari berikutnya.

B. Kondisi Sekolah Magang II ( SDN SD Negeri Pesalakan)

Nama sekolah SD Negeri SD Negeri Pesalakan dengan NPSN 20301375


yang beralamat di Jl. Kolonel Sugiono No.18 RT 04 RW 04 Desa
Kutowinangun kecamatan Kutowinangun Kabupaten Kebumen. Didirikan
pada 1993-04-05 tapi mempunyai SK Pendirian nomor 421.2/NEG/04618/1993
status Akreditasi B Terletak di daerah perkampungan dengan lingkungan yg
baik sumber air dan sanitasi baik, bebas dari pencemaran udara.meskipun
padat penduduk mudah di jangkau karena akses jalan sangat baik dan mudah.
Sekolah ini mempunyai 6 Rombel dengan jumlah siswa 141 anak dengan
jumlah tenaga pendidik dan kependidikan sebanyak 9 orang terdiri dari 1
kepala sekolah dengan kulifikasi pendidikan S2 dan semua guru dengan
kualifikasi pendidikan minimal S1
SD Negeri SD Negeri Pesalakan memiliki visi, misi dan tujuan
sekolah yang dirumuskanoleh tim pengembang sekolah. Visi, misi dan
tujuan sekolah SD Negeri SD Negeri Pesalakan sebagai berikut :
Visi SD Negeri SD Negeri Pesalakan Kecamatan Kutowinangun
.
“UNGGUL DALAM PRESTASI, BERKEPRIBADIAN DAN BERJIWA
SOSIAL TINGGI, BERDASARKAN IMAN DAN TAKWA”

Adapun Misinya adalah sebagai berikut :

1. Menumbuhkan sikap pengamalan dan pembiasaan terhadap agama yang


dianut.
2. Melaksanakan pembelajaran dengan pendekatan scientific dan
pembimbingan secara efektif sehingga setiap siswa berkembang secara
optimal sesuai dengan bakat, minat dan kemampuan.
3. Mendorong dan membantu siswa untuk mengenali potensi dirinya
sehingga dapat dikembangkan secara optimal, dan mampu berfikir kritis,
kretif, komunikatif serta kolaboratif atau kerja-sama yang sinergi.
4. Membantu dan menciptakan
siswa untuk meningkatkan sopan santun.

Pendidikan di Sekolah Dasar Negeri SD Negeri Pesalakan diarahkan


untuk mencapai tujuan sebagai berikut :

1. Meningkatkan kreatifitas melalui pemikiran kritis pada peserta didik


sesuai dengan tingkat perkembangan dan kemampuannya.
2. Membekali peserta didik dengan pengetahuan yang memadai agar dapat
berkomunikasi dan berkolaborasi atau bekerjasama untuk bekal
melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
3. Mengembangkan keragaman potensi dan karakteristik daerah dan
lingkungan untuk menghasilkan lulusan yang dapat memberi kontribusi
bagi pengembangan daerah.
4. Mendukung pelaksanaan pembangunan daerah dan nasional.
5. Mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.
6. Mendukung peningkatan rasa toleransi dan kerukunan antarumat
beragama
7. Mendorong peserta didik agar mampu bersaing secara global sehingga
dapat hidup berdampingan dengan anggota masyarakat bangsa lain
8. Mendorong wawasan dan sikap kebangsaan dan persatuan nasional ubtuk
memperkuat keutuhan bangsa dalam Negara Kesatuan Republik
Indonesia
9. Menunjang kelestarian dan keragaman budaya
10. Mendorong tumbuh kembangnya kesetaraan gender

1. Standar Kompetensi Lulusan

Perolehan nilai siswa kelas VI SD Negeri SD Negeri Pesalakan dari


aspek pengetahuan selama tiga tahun terakhir yaitu Tahun 2015/2016,
2016/2017, dan 2019/2022 adalah sebagai berikut :

 TAHUN B. INDO MTK IPA


TAPEL 2016/2017 84.09 72.27 76.13
TAPEL 2017/2018 71.88 60.05 67.88
TAPEL 2018/2019 59.9 58.5 73.4

Namun, keberhasilan satuan pendidikan tidak hanya dilihat dari


perolehan nilai pengetahuan peserta didik saja tapi tidak kalah penting aspek
sikap dan keterampilan. Untuk mengembangkan nilai-nilai agama khusunya
Islam dan budaya masyarakat Kabupaten Kebumen SD Negeri SD Negeri
Pesalakan melaksanakan kegiatan pesantren kilat setiap bulan ramadhan
dengan membentuk panitia amaliah ramadhan yang diketuai oleh guru
pendidikan agama islam. Selain itu, sekolah membudayakan saling
memberi salam setiap bertemu, baik guru maupun siswa.

2. Standar Isi
SD Negeri SD Negeri Pesalakan memiliki kurikulum sendiri
yang dikembangkan dengan menggunakan panduan yang disusun BSNP
dengan mempertimbangkan karakter daerah, kebutuhan sosial masyarakat,
kondisi budaya, usia peserta didik, dan kebutuhan pembelajaran. Mata
pelajaran Bahasa Daerah dan baca tulis al-qur' an adalah mata pelajaran
muatan lokal sekolah yang merupakan kebutuhan sosial masyarakat Desa
Kutowinangun Kecamatan Majenang Kabupaten Kebumen yang mayoritas
beragama Islam.
Kaitannya dengan muatan kurikuler, SDN SD Negeri Pesalakan
menggunakan kurikulum tingkat satuan pendidikan 2013 (KTSP 2013)
sejak tahun pelajaran 2013/2014.
Kurikulum ini dikembangkan di tingkat satuan pendidikan dengan
mempertimbangkan karakter daerah, kebutuhan sosial masyarakat,
kondisi budaya, usia dan karakteristik peserta didik, dan kebutuhan
pembelajaran . berdasarkan ketentuan dan petunjuk yang ada.
Kurikulum ini juga sangat memperhatikan dan memprioritaskan aspek
penilaian sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan
peserta didik.
Program pembelajaran remedial dan pengayaan bagi siswa belum
berjalan secara sistematis sebagaimana mestinya . Bagi siswa yang
dinyatakan belum mencapai nilai ketuntasan minimal dalam pencapaian
kompetensi hanya diberikan kesempatan mempelajari sendiri indikator-
indikator kompetensi yang belum dikuasai untuk mempersiapkan diri
dalam mengikuti ulangan perbaikan . Pembelajaran remedial dan
pengayaan mestinya dilaksanakan diluar jam pelajaran terjadwal disore
hari. Hal ini dilakukan untuk memastikan tercapainya pelayanan kepada
siswa yang memerlukan penjelasan ulang tentang kompetensi yang belum
dikuasai ataupun yang ingin dikembangkan. Kegiatan ekstrakurikuler yang
disediakan mengacu kepada kebutuhan pen embangan pribadi siswa.

3. Standar Proses
Silabus yang dikembangkan oleh guru-guru berdasarkan Standar
lsi (SI), Standar Kompetensi Lulusan (SKL), dan panduan penyusunan
KTSP. Kegiatan penyusunan dan pengembangkan silabus dilakukan
secara mand iri. Guru-guru memiliki rencana pela ksanaan pembelajaran
(RPP) yang disusun berdasarkan pada prinsip-prinsip perencanaan
pembelajaran baik mata pelajaran muatan nasional ataupun mata
pelajaran muatan lokal. Seperti halnya dengan silabus, kegiatan
penyusunan RPP juga dilakukan oleh guru-guru secara mandiri . RPP
yang disusun guru sebagian gru masih mengcopy paste RPP sekolah lain
dengan beberapa perubahan-pe rubahan. Namun ada juga beberapa guru
yang telah menyusun RPP berdasarkan hasil pemikiran sendiri ataupun
kelompok dengan memperhati kan lingkungan sekolah atau sis wa, ni la i-
nilai , dan nonna-norma yang ada dalam masyarakat Kabupaten Kebumen.
Metode pembelaj.aran yang dirancang guru-guru dalam silabus
dan RPP sebahagian sudah menggunakan metode yang interaktit:
inspiratif , menyenangkan, kreatif, menantang dan memotivasi siswa .
Sebahagian guru masih ada yang menggunakan pembelajaran
konvensional dengan model pembelajaran langsung.
Keterbatasan jumlah buku referensi yang dimiliki sekolah
mengakibatkan terbatasnya sumber belajar dari buku. Kebijakan
pelarangan penjualan buku paket di sekolah sangat merugikan siswa
sendiri. Buku-buku yang dise diakan sekolah pa ling lama bertahan satu
atau dua tahun dimanfaatkan oleh siswa. Umur penggunaan buku buku
pllket yang singkat sangat terkait dengan kepribadian siswa yang senang
merusak atau menghilangkan buku-buku yang dipinjamkan.

4. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan


Jumlah guru yang di SD Negeri SD Negeri Pesalakan adalah 5
orang berstatus PNS dan 3 guru berstatus Non PNS yaitu 6 guru kelas, 1
guru agama dan 1 guru PJOK, sedangkan untuk tenaga kependidikan
terdiri dari I orang pustakawan, 1 orang penjaga sekolah serta tenaga
administrasi sebanyak 1 orang.
Standar kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan SD
Negeri SD Negeri Pesalakan telah terukur dengan adanya hasil
penilaian yang mengukur 2 kompetensi guru melalui UKG, dan pihak
sekolah terus berusaha meningkatkan kompetensi tenaga pendidik
melalui pelatihan-pelatihan baik di tingkat gugus maupun tingkat yang
lebih tinggi.

5. Standar Sarana dan Prasarana


SD Negeri Pesalakan memiliki luas lahan 1.241 m2 dengan
jumlah gedung sebanyak 6 Unit, . Ruang kelas yang digunakan sebagai
tempat proses belajar mengajar sebanyak 3 unit yang terdiri dari 9 ruang
kelas dengan luas masing-masing 7 x 8 m2 per ruang kelas. 3 unit yang
lainnya adalah perpustakaan, sekolah 2 unit. Setiap ruang kelas masing-
masing memiliki satu white board , satu meja dan kursi guru, masing-
masing satu meja dan kursi untuk setiap siswa.
Sarana dan prasana sekolah lainnya adalah jamban (WC) siswa
dan guru, ruang perpustakaan, ruang uks, kantin, gudang dan Musholla.
.
6. Standar Pengelolaan
Visi dan misi serta tujuan pendidikan SD Negeri Pesalakan
disosialisasikan kepada warga sekolah, masyarakat ataupun pemangku
kepentingan melalui beberapa cara diantaranya menuliskannya ditembok
di halaman sekolah, dan pada pertemuan – pertemuan dengan komite
sekolah.
Rencana kerja sekolah (RKS), rencana kerja tahunan (RKT)
ataupun rencana kerja jangka menengah (RKJM) sudah disosialisasikan
kepada warga sekolah.
Demikian pula dengan rencana kegiatan dan anggaran sekolah
(RKAS) sudah disosialisasikan kepada warga sekolah. Sekolah setiap
tahun melakukan pengisian EDS sehingga RKAS yang disusun telah
mengacu padadelapan standar.
Kegiatan supervisi belum dilaksanakan secara berkala dan
berkelanjutan sehingga masih sulit untuk mengukur dan menilai kinerja
untuk rnelakukan perbaikan-perbaikan terutama dalarn peningkatan
hasi_l belajar siswa.

7. Standar Pembiayaan
SD Negeri SD Negeri Pesalakan mempunyai RKAS yang
disusun oleh tim pengembang sekolah yang terdiri atas kepala sekolah,
beberapa guru, unsur komite dan unsur siswa. Meski
demikianpenyusunan RKAS belum melibatkan secara langsung pihak
komite sekolah ataupun pernangku kepentingan yang relevan , namun
tetap mempertimbangkan usulan-usulannya.
Sumber keuangan sekolah masih tergantung pada bantuan
pemerintah berupa dana BOS APBN. Sekolah belum mampu untuk
mencari sumber keuangan lain misalnya dengan membangun kerja sama
yang sahng menguntungkan dengan dunia usaha dan industri.
Penyusunan rencana keuangan sekolah telah dilakukan secara
transparan, efisien dan akuntabel. Laporan keuangan sekolah di samping
ditujukan kepada pemerintah sebagai pemberi dana, juga telah
dilaporkan kepada komite sekolah dan rapat dewan guru serta RKAS
telah dipajang pada papan transparansi.

8. Standar Penilaian Pendidikan


Sebagian guru sudah menyusun perencanaan penilaian
berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar. KKM yang telah
ditetapkan oleh masing-masing guru diinformasikan oleh ·sebagian guru
kepada siswa di awal pertemuan tatap muka dan sebagiannya
menginfonnasikan KKM sebelum pelaksanaan setiap ulangan harian dan
masing-masing guru kelas rnemajang KKM semua mata pelajaran
di kelas masing-masmg.
Guru melaksanakan penilaian melalui pelaksanaan penilaian harian
(PH) , penilaian tengah semester (PTS), penilaian akhir semester (PAT),
ujian sekolah (US) dan ujian nasional (UN) . Penilaian melalui ulangan

harian kadang tidak dilaksanakan berdasark an rencana yang telah dibuat


.
oleh sebahagian guru.
Hasil penilaian sebahagian guru pada pelaksanaan ulangan
harian ataupun tugas-tugas pekerjaan rumah ditambahkan informasi
berupa komentar dan masuka n untuk perbaikan. Setiap guru
menyampaikan basil penilaian sikap dan akadem ik siswa kepada kepala
sekolah.
BAB III
PELAKSANAAN RENCANA TINDAK LANJUT

A. Pelaksanaan Rencana Proyek Kepemimpinan (RPK)


Rencana Proyek Kepemimpinan (RPK) adalah penjabaran rencana
pengembangan sekolah secara operasional yang di dalamnya memuat
tindakan-tindakan kepemimpinan calon kepala sekolah dalam menjalankan
program/kegiatan untuk memecahkan masalah pembelajaran dalam rangka
meningkatkan kompetensi calon kepala sekolah dan kinerja sekolah/
madrasah serta berdampak kepada prestasi peserta didik dan pencapaian
student wellbeing.
Rencana Proyek Kepemimpinan adalah sebuah upaya untuk
memberikan pengalaman kepemimpinan calon kepala sekolah di sekolah
sendiri untuk memberikan kesempatan kepada calon kepala sekolah
menerapkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap dalam mempengaruhi,
menggerakkan, mengembangkan, dan memberdayakan terhadap seluruh atau
sebagian warga sekolah. Seorang calon kepala sekolah diharapkan mampu
menentukan masalah yang harus diatasi, menentukan tujuan dan indikator
pencapaian yang harus dicapai, menyusun program kegiatan yang akan
efektif untuk mengatasi masalah, menggambarkan skenario kegiatan dalam
penanganan masalah, menggunakan berbagai bentuk metode pengumpulan
dan menggunakan berbagai bentuk metode pengumpulan data menggunakan
hasil temuan data hasil kegiatan sebagai refleksi untuk menentukan upaya
tindakan selanjutnya.
Secara komperhensif, rencana proyek kepemimpinan dimaksudkan
untuk melatih seorang calon kepala sekolah belajar mengatasi berbagai
masalah di sekolah, dari masalah ketidaksempurnaan kompetensi dan potensi
yang telah dimiliki calon serta ketidakmapanan kinerja sekolah yang
mencakup pencapaian 8 standar nasional pendidikan. Dengan rencana
tindakan kepemimpinan maka seorang calon kepala sekolah terlatih untuk
menghadapi dan mengatasi masalah dan ke depan tidak ada lagi kepala
sekolah yang melakukan pembiaran ataupun menghindari masalah yang
terjadi di sekolah.
Rencana proyek kepemimpinan seorang calon kepala sekolah dibuat
berdasarkan analisis hasil rapor mutu sekolah tahun 2019, hasil evaluasi diri
sekolah (EDS), hasil supervisi guru dan tendik, serta hasil observasi terhadap
masalah-masalah yang sering terjadi di sekolah. Berdasarkan hasil analisis
tersebut SD Negeri Pesalakanbahwa dari 8 standar yaitu standar isi, standar
proses, standar kompetensi kelulusan, standar pendidik dan tenaga
kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar
pembiayaan dan standar penilaian diperoleh kesimpulan bahwa kelemahan
yang tampak di SD Negeri Pesalakanadalah salah satunya terdapat pada
standar proses, khususnya ada beberapa guru belum menggunakan model
pembelajaran yang inovatif.

1. Judul RPK

Berdasarkan kondisi di atas, maka selaku peserta diklat calon kepala


sekolah akan mengangkat judul dalam rencana proyek kepemimpinan (RPK)
sesuai hasil analisis rapor mutu sekolah, EDS, hasil supervisi guru dan tendik,
serta hasil observasi terhadap masalah-masalah yang sering terjadi di sekolah
yaitu “Peningkatan Kompetensi Pedagogik Guru Dalam Penggunaan
Model Pembelajaran Inovatif Melalui IHT Di SD Negeri
PesalakanKecamatan Kutowinangun Kabupaten Kebumen”. Kegiatan RPK
ini dilakukan melalui 2 siklus, yaitu pelaksanaan RPK siklus 1 dan siklus 2,
hal ini bertujuan untuk peningkatan kompetensi bagi guru-guru dalam
penggunaan model pembelajaran inovatif.

2. Tujuan
a. Meningkatkan kompetensi pedagogik guru pada penguasaan dan
pemahaman serta penggunaan model dalam pembelajaran bagi guru-guru
SDN PesalakanKecamatan Kutowinangun, Kabupaten Kebumen, Provinsi
Jawa Tengah.
b. Meningkatkanan motivasi dan semangat belajar pada peserta didik setelah
guru menggunakan model pembelajaran yang inovatif.
c. Meningkatan hasil belajar siswa.

3. Indikator Keberhasilan
a. Setelah melaksanakan IHT penggunaan model pembelajaran inovatif, guru
mampu :
1. Menguasai dan memahami serta dapat menggunakan model
pembalajaran inovatif dalam pembelajaran
2. Adanya peningkatan kompetensi pedagogik bagi guru.
b. Setelah melaksanakan kegiatan IHT penggunaan model pembelajaran
inovatif, Calon Kepala Sekolah mampu :
1. Meningkatkan pembiasaan melaksanakan tugas-tugas dengan
perencanaan yang matang dan evaluasi berkelanjutan.
2. Meningkatkan perencanaan kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan
dan keterampilan dalam melaksanakan tugas-tugas kepala sekolah,
melalui berbagai kegiatan pengembangan diri.
3. Meningkatkan pengalaman dalam melakukan kerja sama dengan
perseorangan dan institusi lain, baik institusi pemerintah atau swasta,
untuk mendukung penyelenggaraan pendidikan di sekolah.
4. Meningkatkan cara melakukan evaluasi dan perbaikan terhadap
program dan kegiatan kerjasama dengan perseorangan dan institusi
pemerintah atau swasta.
5. Meningkatkan program-program inovatif yang bisa meningkatkan
keefektifan sekolah dengan baik.
6. Meningkatkan rasa optimis, pantang menyerah, dan berpikir alternatif
terbaik untuk mencapai keberhasilan di sekolah.
c. Setelah melaksanakan kegiatan IHT penggunaan model pembelajaran
inovatif, siswa mampu :
1. Pengetahuan siswa meningkat
2. Komunikasi siswa dalam pembelajaran meningkat
3. Nilai hasil belajar siswa meningkat

4. Program Kegiatan
Program kegiatan dalam pelaksanakan Rencana Proyek
Kepemimpinan ini adalah IHT penggunaan model pembelajaran inovatif di
SD Negeri PesalakanKecamatan Kutowinangun Kabupaten Kebumen.

5. Langkah-Langkah Kegiatan
Rencana Proyek Kepimpinan dilaksanakan dengan dua siklus dengan
tahapan-tahapan sebagai berikut:

a. persiapan,
b. pelaksanaan,
c. monev,
d. refleksi,
e. tindak lanjut
Adapun uraian kegiatan RPK di SD Negeri Pesalakansebagai
berikut:
I. Siklus 1
1. Persiapan
a. Melakukan koordinasi dan permohonan ijin kepada Kepala Sekolah
untuk mengadakan kegiatan Rencana Proyek Kepemimpinan (RPK)
tentang IHT penggunaan model pembelajaran inovatif di SD Negeri
Pesalakan 01.
b. Melakukan sosialisasi dan pembentukan panitia Rencana Proyek
Kepemimpinan (RPK) oleh Kepala sekolah sebagai
penanggungjawab dan ditetapkan dalam Surat Keputusan Kepala
Sekolah tentang Susunan Panitia Penyelenggara Kegiatan IHT
Penggunaan Model Pembelajaran Inovatif di SD Negeri Pesalakan
01.
c. Menyusun panduan dan proposal kegiatan Rencana Proyek
Kepemimpinan (RPK).
d. Membuat Jadwal Kegiatan RPK
e. Menyusun anggaran kegiatan RPK
f. Membuat surat tugas IHT penggunaan model pembelajaran inovatif
di SD Negeri Pesalakan 01.
g. Membuat Undangan IHT untuk narasumber dan peserta
h. Menyusun dan menanalisis program RPK
i. Menyiapkan sarana dan prasarana yang diperlukan untuk RPK
(Spanduk, LCD Proyektor, dan tempat).
j. Menata ruangan untuk kegiatan RPK

2. Pelaksanaan
Kegiatan Rencana Proyek Kepemimpinan (RPK) tentang IHT
penggunaan model pembelajaran inovatif dilaksanakan pada:

Hari/tanggal : Senin, 26 Oktober 2022


Waktu : pukul 07.30 s.d. 14.30
Tempat : Ruang Kelas VI
SD Negeri PesalakanKutowinangun

Kegiatan RPK dimulai pukul 07.30 dengan agenda


registrasi/pendaftaran peserta, dibuka oleh Korwil Bidang Pendidikan
Kecamatan Kutowinangun. Setelah kegiatan dibuka dilanjutkan
kegiatan Pre Tes (Tes Awal) bagi semua peserta IHT.
Kegiatan selanjutnya adalah telaah RPP. Peserta IHT menelaah
RPP yang ada di sekolah tersebut. RPP yang sudah ada di telaah
disesuaikan dengan instrument telaah RPP dan kaidah-kaidah
penyusunan RPP yang benar. Ternyata 60% RPP yang ada sudah sesuai
dengan kaidah dan aturan RPP yang baik dan benar. Sedangkan 40%
RPP masih perlu perbaikan. Kekurangan RPP di sekolah tersebut
adalah belum mencantumkan penggunaan model pembelajaran inovatif.
Penyampaian materi IHT penggunaan model pembelajaran
inovatif oleh Narasumber dilaksanakan selama 2 jam pelajaran
dilanjutkan pendalaman materi melalui diskusi peserta IHT.
Narasumber memberikan tanggapan dan jawaban atas pertanyaan
pendalaman materi IHT penggunaan model pembelajaran inovatif serta
memberikan penguatan terhadap pemahaman materi.
Pada kegiatan siklus 1 ini diakhiri dengan evaluasi dan refleksi
tentang penggunaan model pembelajaran inovatif.

3. Monev
Setelah kegiatan IHT penggunaan model pembelajaran inovatif
selesai, calon kepala sekolah sebagai ketua penyelenggara dan penulis
laporan melakukan monitoring dan evaluasi dengan tehnik
observasi/pengamatan dan pengisian angket menggunakan instrumen
monev yang telah dipersiapkan.
Dari analisis hasil Pre Tes terdapat 1 orang bernilai 70 ( Cukup )
sedangkan yang lain adalah 1 0rang nilai 60 (Cukup), 2 orang bernilai
50 (kurang) dan 3 orang ber nilai 40 ( Kurang) maka dapat di simpulkan
bahwa konsep dasar penggunaan model pemelajaran inovasi belum di
pahami oleh sebagain guru di SDN Pesalakan 01.
Berdasarkan hasil analisis observasi keaktifan peserta IHT dari 7
orang guru yang mengikuti , ada 2 guru memperoleh 83 dan 4 guru
memperoleh nilai 87, dan 1 guru memperoleh nilai 93.
Berdasarkan analisis evaluasi terhadap fasilitator/ narasumber dari
7 orang guru yang mengikuti, ada 2 guru memberikan nilai 91 dan 3
guru memberikan nilai 93, dan ada 2 guru memberikan nilai 94.
Dari Analisis Evaluasi Hasil Kegiatan IHT siklus I dari 7 guru di
peroleh 4 orang memberikan nilai 75 maka dapat disimpulkan bahwa
pelaksanaan RPK di SDN Pesalakanmendapat predikat baik.
Berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi, kegiatan IHT
berjalan lancar. Kehadiran peserta 100%, minat dan antusias peserta
terhadap materi IHT tinggi, guru sudah menggunakan model
pembelajaran inovatif dengan baik, namun masih ada beberapa guru
yang belum menggunakan model pembelajaran inovatif dalam
pembelajaran.
Berdasarkan hasil analisis pelaksanaan monev sebanyak 7 guru,
ada 4 orang mendapatkan memberikan nilai 88 dan 3 orang
memberikan nilai 94.
Berdasarkan hasil evaluasi peningkatan kompetensi kepala
sekolah dalam kegiatan IHT Siklus 1 calon kepala sekolah sudah
menunjukan hasil baik dan diharapkan ditingkatkan lagi, ketercapaian
hasil evaluasi peningkatan kompetensi kepala sekolah memperoleh
nilai rata-rata 80 % dengan predikat baik.
Berdasarkan hasil instrument peningkatan prestasi peserta didik,
memperoleh rata-rata 85.

4. Refleksi
Berdasarkan hasil analisis monitoring kegiatan IHT penggunaan
model pembelajaran inovatif, penulis merekomendasikan untuk
melakukan hal-hal berikut ini:
a. Melakukan presentasi penggunaan model pembelajaran inovatif.
b. Melakukan simulasi mengajar (Peer Teaching) pada siklus ke-2.

5. Tindak Lanjut
Dengan mencermati hasil refleksi kegiatan IHT penggunaan
model pembelajaran inovatif pada siklus ke-1, maka perlu:
a. Melakukan presentasi materi penggunaan model pembelajaran
inovatif yang baik dan benar.
b. Salah satu peserta IHT melaksanakan simulasi mengajar (Peer
Teaching) pada siklus ke-2, sehingga diharapkan semua
peserta mampu menggunakan model pembelajaran inovatif
serta dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa.
II. Siklius 2
1. Persiapan
a. Melaporkan hasil kegiatan Rencana Proyek Kepemimpinan
(RPK) Siklus ke-1 kepada Kepala Sekolah.
b. Melakukan koordinasi dan permohonan ijin kepada Kepala
Sekolah untuk mengadakan kegiatan Rencana Proyek
Kepemimpinan (RPK) Siklus ke-2.
c. Membuat Jadwal Kegiatan RPK Siklus ke-2
d. Membuat undangan pelaksanaan RPK Siklus ke- 2.
e. Menyiapkan peserta dan nara sumber:
f. Menyiapkan tempat
Kegiatan dilakukan di ruang serba guna SD Negeri Pesalakan
01
g. Menyiapkan sarana dan prasarana.
Menyiapkan LCD Proyektor, Laptop, banner.
h. Biaya Kegiatan
Biaya kegiatan difasilitasi dana bos dan swadaya/mandiri dari
Calon Kepala Sekolah.
i. Persiapan pelaporan:
Dokumen pelaporan terdiri dari foto, dan video kegiatan
menunjuk petugas khusus.
2. Pelaksanaan
Kegiatan Rencana Proyek Kepemimpinan (RPK) Siklus ke-2
tentang IHT penggunaan model pembelajaran inovatif yang
dilaksanakan pada:
Hari/tanggal : Selasa, 27 Oktober 2022
Waktu : pukul 07.30 s.d. 12.15
Tempat : Ruang Kelas VI
SD Negeri PesalakanKutowinangun
Langkah-langkah pelaksanaan pada RPK Siklus ke-2 disusun
sebagai berikut:
a. Tujuan dari RPK
Meningkatan kompetensi pedagogik guru dalam penggunaan
model pembelajaran inovatif.
b. Indikator Keberhasilan
1) Guru mampu merancang model pembelajaran inovatif.
2) Guru mampu melaksanakan proses pembelajaran
menggunakan model pembelajaran inovatif sehingga dapat
membangun peserta didik untuk kreatif dan motivasi
belajar siswa yang berdampak pada Student Welbeing
dengan hasil akhir prestasi belajar siswa meningkat.
c. Program Kegiatan OJT
Program kegiatan OJT yaitu melaksanakan pendampingan
setelah kegiatan IHT.
d. Skenario Kegiatan.
Skenario kegiatan yang dilakukan mengacu kepada indikator
keberhasilan yang hendak dicapai. Adapun skenario kegiatan
tersebut adalah sebagai berikut;
1) Guru mampu merancang model pembelajaran inovatif.
2) Guru mampu melaksanakan proses pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran inovatif.
Pada kegiatan RPK 2 fokus kegiatannya adalah simulasi mengajar
(mikro teaching) 1 peserta dan pendampingan proses pembelajaran
di kelas masing-masing setelah IHT terhadap semua guru/peserta
IHT.

3. Monev
Monioring dan evaluasi pada kegiatan RPK siklus ke-2,
penulis berfokus pada monitoring dan evaluasi pelaksanaan
kegiatan RPK secara administrasi, evaluasi hasil kegiatan bagi
peserta IHT dalam peningkatan pedagogik guru, monitoring dan
evaluasi penyelenggaraan IHT terhadap Peningkatan Prestasi
Peserta Didik, dan evaluasi Pelaksanaan IHT dalam Pencapaian
Students Wellbeing (Kebahagiaan Murid).
Setelah kegiatan peningkatan pedagogik guru melalui IHT
penggunaan model pembelajaran inovatif selesai, calon kepala
sekolah sebagai ketua penyelenggara dan penulis laporan
melakukan monitoring dan evaluasi dengan tehnik
observasi/pengamatan dan pengisian angket menggunakan
instrumen monev yang telah dipersiapkan.
Dari analisis hasil Post Tes dari 7 guru terdapat 4 orang
bernilai 90 ( Amat Baik ) sedangkan yang lain adalah 3 0rang nilai
80 ( Baik),maka dapat di simpulkan bahwa konsep dasar
penggunaan model pemelajaran inovasi sudah di pahami oleh
semua guru di SDN Pesalakantinggal bagimana
mengimplementasikanya dalam pembelajaran.
Berdasarkan hasil analisis observasi keaktifan peserta IHT
dari 7 orang guru yang mengikuti, ada 5 guru memperoleh nilai 93
dan 2 orang guru memperoleh nilai 97.
Berdasarkan analisis evaluasi terhadap fasilitator/narasumber
dari 7 orang guru yang mengikuti , ada 1 guru memberikan nilai 94
dan 6 guru membeikan nilai 96.
Dari analisis evaluasi hasil kegiatan IHT siklus II dari 7 guru
memberikan nilai 83 ada 2 orang dan 92 ada 5 0rang. maka dapat
disimpulkan bahwa pelaksanaan RPK di SDN Pesalakanmendapat
predikat baik dengan nilai rata.rata 83,93.
Dari analisis pelaksanaan monev TKP di siklus II dari 7
guru ada 3 guru memberikan nilai 92 dan 4 0rang memberikan nilai
100 maka dapat di simpulkan bahwa pelaksanaan IHT penggunaan
model Pembelajaran Inovatif di adalah sangat memuaskan dengan
predikat A.
Berdasarkan hasil evaluasi peningkatan kompetensi kepala
sekolah yaitu kompetensi kepribadian, kompetensi kewirausahaan
dan kompetensi sosial dalam kegiatan IHT Siklus II calon kepala
sekolah sudah menunjukan peningkatan di kompetensi tersebut,
ketercapaian hasil evaluasi peningkatan kompetensi kepala sekolah
memperoleh nilai rata-rata 86% dengan predikat Sangat Baik.
Berdasarkan hasil instrumen peningkatan prestasi peserta
didik , memperoleh rata-rata 93 dengan predikat Sangat Baik.
Berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi, kegiatan IHT
Siklus ke-2 berjalan lancar. Kehadiran peserta 100%, minat dan
antusias peserta terhadap materi IHT tinggi.
Berdasarkan hasil kegiatan study dokumen pembelajaran
(model pembelajaran inovatif) dan observasi penggunaan model
pembelajaran inovatif terhadap peserta IHT Siklus ke-2,
penggunaan model pembelajaran inovatif sudah baik dan kreatif.

4. Refleksi
Berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi kegiatan RPK
siklus ke-2, kegiatan Peningkatan Kompetensi Pedagogik Guru
melalui IHT penggunaan model pembelajaran inovatif ternyata :
a. Mampu meningkatkan Kompetensi Pedagogik dalam
penggunaan model pembelajaran inovatif.
b. Guru mampu merancang dan menggunakan model
pembelajaran inovatif sesuai dengan tepat dan benar sehingga
dapat membangun keaktifan dan motivasi belajar siswa yang
berdampak pada Student Welbeing dengan hasil akhir prestasi
belajar siswa meningkat.

III. Peningkatan Siklus I ke Siklus II


Berdasarkan hasil analisis Pre test dan Post Tes sebanyak 7
guru ada 1 orang guru nilai 70 ( cukup ) sedangkan yg lain masih
kurang nilai 50 ada 2 orang dan ada 3 orang nilai 40 ( kurang ) dan
setelah dilaksanakan post test meningkat sangat signifikan yaitu
ada 4 guru yang nilainya 90 (Amat Baik ), 3 orang mendapat nilai
80 ( Baik) maka dapat di simpulkan bahwa pelaksanaan IHT
Penggunaan media pembelajaran Inovatif Di SDN
Pesalakanpelaksanaanya sangat memauaskan dan sangat berhasil
dalam prosesnya.
Dari Analisis Evaluasi Hasil Kegiatan IHT siklus I dan II,
dari 7 guru di peroleh 4 orang memberikan nilai 75 dan 3 0rang
memberikan nilai 83 kemudian di siklus II dari 7 guru memberikan
nilai 83 ada 2 orang dan 92 ada 5 0rang maka dapat disimpulkan
bahwa pelaksanaan RPK di SDN Pesalakanmendapat predikat baik
dengan nilai rata.rata 83,93.
Dari analisis pelaksanaan monev TKP di siklus I dari 7 guru
ada 4 orang mendapatkan memberikan nilai 88 dan 3 orang
memberikan nilai 94 dan sikus II dari 7 guru , 3 guru memberikan
nilai 92 dan 4 0rang memberikan nilai 100 maka dapat di
simpulkan bahwa pelaksanaan IHT penggunaan model
Pembelajaran Inovatif di adalah sangat memuaskan dengan
predikat A.
Berdasarkan hasil analisis peningkatan prestasi peserta
didik terjadi peningkatan rata-rata dari 85 pada siklus 1 menjadi 93
pada siklus 2. Dari 10 siswa perwakilan siswa kelas 1-VI dengan
jumlah 6 rombel deperoleh data bahwa 10 siswa mengalami
peningkatan. Semua hasil penilaian siswa berpredikat A, pada
siklus 2. Hal ini membuktikan bahwa kegiatan “Penggunaan Model
Pembelajaran Inovatif “ berdampak pada siswa terutama mencapai
diantaranya rasa ingin tahu siswa untuk mencoba besar, siswa
menjadi aktif dalam mengikuti pembelajaran, siswa menjadi lebih
kreatif mengerjakan tugas dan membuat belajar siswa menjadi
menyenangkan
Berdasarkan hasil evaluasi peningkatan kompetensi kepala
sekolah yaitu kompetensi kepribadian, kompetensi kewirausahaan
dan kompetensi sosial dalam kegiatan IHT Siklus I dan II,
ketercapaian hasil evaluasi peningkatan kompetensi kepala sekolah
memperoleh nilai rata-rata di siklus I 80% dan di siklus II 86%,
calon kepala sekolah sudah menunjukan peningkatan di kompetensi
tersebut dengan predikat Sangat Baik.

Table 3.1. Perbandingan hasil pelaksanaan IHT Siklus I dan II


No Uraian Siklus I Siklus II
Kegiatan
1 A 50 86
2 B 87 94
3 C 93 96
4 D 77 89
5 E 91 98
6 F 80 86
7 G 85 93

Grafik 3.1. Perbandingan hasil pelaksanaan IHT Siklus I dan II


Keterangan:
A : Hasil Pre test dan Post test
B : Instrumen evaluasi aktivitas peserta kegiatan
C : Instrumen evaluasi aktivitas nara sumber
D : Instrumen evaluasi hasil kegiatan
E : Instrumen monitoring pelaksanaan RPK
F : Hasil peningkatan kompetensi calon kepala sekolah
G. Instrumen peningkatan prestasi peserta didik

Berdasarkan perbandingan dari data analisis IHT Siklus I


dan Siklus II diketahui adanya peningkatan nilai pada hasil angket
instrument sehingga dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan
kegiatan penggunaan model pembelajaran inovatif sudah
memenuhi kriteria keberhasilan.

6. Sumber Daya
Kegiata IHT dapat berjalan dengan lancar, dan sesuai dengan
rencana karena didukung oleh sumber daya, diantaranya:
a. Sumber daya manusia:
 Narasumber (guru)
 Kepala Sekolah
 Panitia penyelenggara
 Peserta (guru)
b. Sumber daya keuangan
 Sumber dana BOS dan sumbangan mandiri CKS
c. Sarana dan prasarana
 Tempat/ruang serba guna
 Banner
 LCD Proyektor
 Laptop
 Soundsystem

7. Metode Pengumpulan Data


Untuk mendapatkan data yang nantinya digunakan untuk pelaporan
kegiatan OJT maka diperlukan metode untuk pengumpulan data. Metode
yang digunakan diantaranya adalah;
a. Tes, Prosedur tes yang digunakan dalam siklus 2 adalah pos tes.
b. Observasi, kegiatan ini adalah kegiatan yang dilakukan oleh calon kepala
sekolah untuk mengamati sekaligus membimbing para guru dalam dalam
penggunaan model pembelajaran inovatif.
c. Study Dokumentasi, kegiatan ini dilakukan dengan melihat dokumen
yang dibuat.

8. Student Wellbeing
Berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi penyelenggaraan
kegiatan Rencana Proyek Kepemimpinan (RPK) Peningkatan Kompetensi
Pedagogik Guru melalui IHT penggunaan model pembelajaran inovatif dapat
dinyatakan berhasil dan dapat meningkatkan kompetensi Pedagogik Guru
yang lebih terfokus pada kemampuan guru dalam penggunaan model
pembelajaran inovatif dan menyajikan proses pembelajaran di kelas dan
terbukti juga dapat menciptakan siswa aktif, nyaman dalam belajar serta
menyenangkan (Student Wellbeing).
Berdasarkan hasil analisis pencapaian students wellbeing dari kegiatan
"IHT penggunaan model pembelajaran inovatif terjadi peningkatan rata-rata
dari 85,2 pada siklus 1 menjadi 94,6 pada siklus 2. Dari 10 siswa perwakilan
siswa kelas 1-VI dengan jumlah 6 rombel diperoleh data bahwa 10 siswa
mengalami peningkatan. Semua hasil penilaian siswa berpredikat A pada
siklus 2. Hal ini membuktikan bahwa kegiatan "IHT penggunaan model
pembelajaran inovatif " berdampak pada siswa terutama mencapai students
well being diantaranya rasa ingin tahu siswa untuk mencoba besar, siswa
menjadi aktif dalam mengikuti pembelajaran, siswa menjadi lebih kreatif
dalam menggunaan model pembelajaran inovatif dan membuat belajar
siswa menjadi menyenangkan.

B. PENINGKATAN KOMPETENSI ( PK )

Semua peserta Program Diklat Calon Kepala Sekolah LPPKS


sebelum mengikuti diklat diwajibkan untuk mengisi angket Analisis
Kebutuhan Pengembangan Keprofesian (AKPK). Pengisisan angket AKPK
ini berguna untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan pengalaman yang
sudah dimiliki oleh calon kepala sekolah.

Tujuan utama dilakukannya AKPK bagi calon kepala sekolah adalah


untuk mengidentifikasi bagian-bagian kompetensi yang dikuasai oleh calon
kepala sekolah (merupakan kekuatan) yang ditunjukan melalui pengetahuan
dan pengalamnya. Selain itu, juga untuk mengidentifikasi bagian-bagian
kompetensi yang belum dikuasai oleh calon kepala sekolah (sebagai
kelemahan) dan memerlukan pengalaman pengetahun serta pengalaman,
sehingga akan menjadi bahan pengembangan lebih lanjut dalam diklat calon
kepala sekolah.

Pelaksanaan kegiatan peningkatan kompetensi calon kepala sekolah


berdasarkan hasil AKPK (Analisis Kebutuhan Pengembangan Keprofesian)
yang merupakan kebutuhan individu calon kepala sekolah untuk meningkatkan
kompetensi dengan belajar dari kepala sekolah magang 2 (mentor 2) terkait
indikator AKPK calon kepala sekolah yang lemah/ rendah yang
pelaksanaannnya dilaksanakan di SD magang 2 yaitu SD Negeri SD Negeri
Pesalakan Kecamatan Kutowinangun.
Waktu pelaksanaan peningkatan kompetensi dilaksanakan selama 5 hari
mulai tanggal 23 s.d 27 November 2022. Dalam upaya mewujudkan tujuan
penulis dalam meningkatkan kompetensi melakukan beberapa kegiatan
pengkajian data dan penggalian informasi seperti wawancara, studi dokumen
dan observasi di SD Negeri SD Negeri Pesalakan Kecamatan Kutowinangun
Kabupaten Kebumen. Adapun langkah-langkah pada kegiatan Peningkatan
Kompetensi (PK) adalah sebagai berikut:
1. Persiapan

Pada tahap persiapan kegiatan peningkatan kompetensi penulis


melakukan koordinasi dengan kepala sekolah SD Negeri SD Negeri Pesalakan
Kecamatan Kutowinangun yang merupakan sekolah magang 2. Kegiatan
koordinasi dilaksanakan pada hari Senin, 23 November 2022. Penulis
menyampaikan maksud dan tujuan kepada kepala sekolah magang 2 tentang
pelaksanaan kegiatan peningkatan kompetensi calon kepala sekolah yang
merupakan tugas diklat calon kepala sekolah LPPKS tahun 2022 dengan
memperlihatkan surat tugas dari Dinas P dan K Kabupaten Kebumen. Terkait
pelaksanaan peningkatan kompetensi penulis juga menjelaskan tentang
peningkatan kompetensi dari hasil AKPK berkenaan dengan 5 standar
kompetensi Kepala sekolah. Dari masing-masing standar kompetensi diambil 1
indikator yang terendah dari hasil AKPK tersebut. Indikator yang lemah atau
terendah berdasarkan hasil AKPK adalah sebagai berikut:
Table 3.1 Indikator yang lemah/paling rendah berdasarkan AKPK

Kompetensi
No Indikator Lemah/Rendah
Kepala Sekolah

Mampu menerapkan cara berbicara, bersikap dan berperilaku


1 Kepribadian yang dapat diteladani oleh warga sekolah dan masyarakat
dalam menjalankan tugas sehari-hari.

Mampu menggunakan media teknologi, informasi dan


2 Manajerial komunikasi (TIK) untuk meningkatkan kualitas pembelajaran
peserta didik di kelas.

Supervisi Guru dan Memahami cara memberikan umpan balik hasil supervisi
3
Tenaga Pendidik kepada para guru secara konstruktif

Memiliki rasa optimis, pantang menyerah dan berpikir


4 Kewirausahaan alternatif terbaik untuk mencapai keberhasilan sekolah
Melakukan kerjasama dengan perseorangan dan institusi lain,
5 Sosial baik institusi pemerintah atau swasta, untuk mendukung tugas
sehari-hari.

Selanjutnya penulis meminta izin agar kepala sekolah magang 2 mau


berkenan untuk berbagi pengetahuan dan pengalamannya kepada penulis.
Kemudian penulis menyampaikan beberapa hal yang akan dilaksanakan dalam
kegiatan peningkatan kompetensi yaitu penulis menyampaikan jadwal dan
uraian kegiatan, menyiapkan daftar hadir, menyampaikan teknik dan cara
pengambilan data dan informasi, menyampaikan kegiatan yang akan dilakukan
yaitu kegaiatan wawancara, studi dokumentasi dan observasi menggali
informasi profil sekolah magang 2, pengambilan dokumentasi fisik sekolah.
Agar dalam pelaksanaan kegiatan peningkatan kompetensi lebih tertib dan
terencana penulis membuat jadwal pertemuan yang telah disepakati Bersama
antara penulis dan kepala sekolah magang 2. Adapun jadwal kegiatannya
sebagai berikut:
Table 3.2 Jadwal Kegiatan Pelaksanaan PK di SD Negeri SD Negeri Pesalakan
No Hari, Tanggal Kegiatan Waktu

Senin,
1 Menjelaskan kegiatan PK di SD Magang 2 08.00 – 10.00
23 November 2022

Selasa, Wawancara : Kompetensi Kepribadian


2 08.00 – 12.00
24 November 2022 Study Dokumentasi

Wawancara : Kompetensi Manajerial dan


Kamis,
3 Supervisi 08.00 – 12.00
26 November 2022
Study Dokumentasi

4 Jum’at, Wawancara : Kompetensi Kewirausahaan 08.00 – 11.00


dan Sosial
27 November 2022
Study Dokumentasi

Penutupan: Ucapan terimakasih dan


berpamitan terhadap kepa sekolah dan
guru SDN SD Negeri Pesalakan

2. Pelaksanaan

Dalam pelaksanaan penulis berusaha mempelajari 5 kompetensi kepala


sekolah yang dimiliki oleh kepala sekolah dengan cara melakukan wawancara
kepada kepala sekolah mentor 2.
Pelaksanaan pertemuan ke-1 pada hari Senin, 23 November 2022 mulai
pukul 08.00 s.d. 10.00 WIB, penulis menjelaskan kegiatan PK di SD Magang
2.
Pelaksanaan pertemuan ke-2 pada hari Selasa, 24 November 2022
pelaksanaan pada pukul 08.00 s.d 12.00 WIB penulis melakukan kegiatan
wawancara terkait kompetensi kepribadian dengan indicator wawancara:
mampu menerapkan cara berbicara, bersikap dan berperilaku yang dapat
diteladani oleh warga sekolah dan masyarakat dalam menjalankan tugas sehari-
hari.
Pelaksanan pertemuan ke-3 waktu pelaksanaan pada hari Kamis, 26
November 2022 pukul 08.00 s.d 12.00 WIB melaksanakan kegiatan wawancara
terkait kompetensi manajerial dan kompetensi supervisi guru dan tenaga
kependidikan ,dengan indicator kompetensi manajerial : mampu menggunakan
media teknologi, informasi dan komunikasi (TIK) untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran peserta didik di kelas. Selanjutnya melaksanakan kegiatan
wawancara terkait kompetensi supervisi guru dan tenaga kependidikan dengan
indicator: memahami cara memberikan umpan balik hasil supervisi kepada
para guru secara konstruktif.Selain wawancara penulis juga melaksanakan
observasi , dimana guru-guru di sekolah tersebut dalam melaksanakan
pembelajaran di kelas telah menggunakan media TIK yang membuat siswa bisa
berinovasi dalam pembelajaran .
Pelaksanan pertemuan ke-4 waktu pelaksanaan pada hari Jum’at, 27
November 2022 pukul 08.00 s.d 11.00 WIB melaksanakan kegiatan wawancara
terkait kompetensi kewirausahaan dan kompetensi Sosial, dengan indicator
kompetensi kewirausahaan : memiliki rasa optimis, pantang menyerah dan
berpikir alternatif terbaik untuk mencapai keberhasilan sekolah. Selanjutnya
melaksanakan kegiatan wawancara terkait kompetensi sosial dengan indicator:
melakukan kerjasama dengan perseorangan dan institusi lain, baik institusi
pemerintah atau swasta, untuk mendukung tugas sehari-hari.

3. Hasil

Hasil dari wawancara dan studi dokumen kepala sekolah disimpulkan


bahwa kompetensi yang dimiliki Kepala SD Negeri SD Negeri Pesalakan
Kecamatan Kutowinangun sangat baik. Sikap dan tindakan, kemampuan,
pengetahuan, dan wawasan serta keterampilan yang dimilikinya dapat
dijadikan sebagai pembelajaran yang berarti bagi penulis sebagai calon kepala
sekolah. Dari hasil wawancara penulis merangkumnya sebagai berikut:
a. Kompetensi Kepribadian
Pada Kompetensi ini melakukan kegiatan wawancara terkait indikator
yang rendah dari AKPK yaitu mampu menerapkan cara berbicara, bersikap
dan berperilaku yang dapat diteladani oleh warga sekolah dan masyarakat
dalam menjalankan tugas sehari-hari. Hasil yang diharapkan dari kegiatan
ini adalah “mampu menerapkan cara berbicara, bersikap dan berperilaku
yang dapat diteladani oleh warga sekolah dan masyarakat dalam
menjalankan tugas sehari-hari.”
Kepala sekolah hendaknya dalam berbicara ,bersikap dan berperilaku
dapat menyelaraskan perkataan dan tindakan. Dengan begitu akan menjadi
orang yang dipercaya dan di teladani oleh warga sekolah dan masyarakat.
Cara mencapai hal tersebut adalah dengan selalu konsisten dengan setiap
yang dikatakan dengan perbuatan yang dilakukan. Kepala sekolah harus
melakukan terlebih dahulu apa yang diperintahkannya. Kepala sekolah
harus memberi contoh untuk guru-gurunya. Dan di masyarakat kepala
sekolah juga menjadi teladan/ contoh. Kepala Sekolah dapat dipercaya
jika seseorang itu jujur ucapannya, benar tindakannya, tuntas dan
berkualitas pekerjaannya. Kepala Sekolah yang dapat dipercaya akan
berperilaku : (1) Berkata sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, (2)
Sejalan pikiran, ucapan dan perbuatannya, (3) Menepati janji yang
diucapkannya, (4) Menjaga rahasia sebaik-baiknya, (5) Tidak
berprasangka buruk terhadap siapapun, (6) Bertindak benar menurut
kaidah agama, hukum, norma masyarakat dan peraturan.

b. Kompetensi Manajerial
Pada kompetensi manajerial hal yang ditanyakan terkait dengan
indikator AKPK yang rendah yaitu mampu menggunakan media teknologi,
informasi dan komunikasi (TIK) untuk meningkatkan kualitas pembelajaran
peserta didik di kelas. Setelah melaksanakan peningkatan kompetensi
melaului kegiatan wawancara dan studi dokumentasi hasil yang diharapkan
yaitu mampu menerapkan hasil wawancara dan studi dokumentasi tentang
pengetahuan dan pengalaman untuk bahan perbaikan dalam menggunakan
media teknologi, informasi dan komunikasi (TIK) untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran peserta didik di kelas.
Kepala Sekolah harus mampu menggunakan media
teknologi ,informasi dan komunikasi untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran peserta didik di kelas tujuanya adalah jika ada guru yang
mengalami kesulitan dalam penggunakan TIK setidaknya kepala sekolah
sudah bisa dan dapat membantu gurunya dalam penggunaan TIK. Dan
penggunaan TIK di kelas oleh guru diharapkan akan meningkatkan prestasi
belajar siswa. Dengan bimbingan kepala sekolah guru-guru akan lebih
meningkat dalam penggunaan TIK di kelas dalam proses pembelajaran.

c. Kompetensi Supervisi
Pada kompetensi supervisi hal yang ditanyakan terkait dengan
indikator AKPK yang rendah yaitu memahami cara memberikan umpan
balik hasil supervisi kepada para guru secara konstruktif. Setelah
melaksanakan peningkatan kompetensi melaului kegiatan wawancara dan
studi dokumentasi hasil yang diharapkan yaitu mampu menerapkan hasil
wawancara dan studi dokumentasi tentang pengetahuan dan pengalaman
untuk bahan perbaikan dalam memahami cara memberikan umpan balik
hasil supervisi kepada para guru secara konstruktif. Penulis juga melakukan
wawancara dengan guru terkait supervisi akademik dan supervisi
pembelajaran.
Kepala Sekolah yang baik hendaknya melakukan supervisi akademik
dengan teknik yang tepat. Agar bisa melakukan supervisi dengan baik perlu
dibuat perencanaan dan persiapan sebelumnya. instrumen supervisi
disampaikan secara terbuka kepada guru, pelaksanaan supervisi di tentukan
bersama agar sama-sama mempersiapkan diri . Setelah mengadakan
supervisi kemudian ada monitoring dan evaluasi untuk menentukan tindak
lanjut hasil supervisi tersebut. Kepala sekolah hendaknya mampu
memberikan umpan balik hasil supervisi kepada para guru secara kontruktif.

d. Kompetensi Kewirausahaan
Pada kompetensi kewirausahaan hal yang ditanyakan terkait dengan
indikator AKPK yang rendah yaitu memiliki rasa optimis, pantang
menyerah dan berpikir alternatif terbaik untuk mencapai keberhasilan
sekolah. Setelah melaksanakan peningkatan kompetensi melaului kegiatan
wawancara dan studi dokumentasi hasil yang diharapkan yaitu mampu
menerapkan hasil wawancara dan studi dokumentasi tentang pengetahuan
dan pengalaman dalam rasa optimis, pantang menyerah dan berpikir
alternatif terbaik untuk mencapai keberhasilan sekolah.
Kepala Sekolah hendaknya mempunyai rasa optimis, pantang
menyerah, dan berpikir alternatif terbaik untuk mencapai keberhasilan di
sekolah. Mampu memecahkan masalah yang relevan dan tepat, dan mencari
solusi terbaik sehingga menghasilkan kinerja yang efektif dan efisien.
Dalam menyelesaikan masalah yang ada di Sekolah, seorang kepala sekolah
harus mampu memberdayakan semua warga sekolah agar terjalin Kerjasama
yang harmonis antara warga sekolah. Dengan keharmonisan dan
kekeluargaan yang terjalin dapat mengatasi permasalahan yang dihadapi.

e. Kompetensi Sosial
Pada kompetensi sosial hal yang ditanyakan terkait dengan
indikator AKPK yang rendah yaitu melakukan kerjasama dengan
perseorangan dan institusi lain, baik institusi pemerintah atau swasta, untuk
mendukung tugas sehari-hari. Setelah melaksanakan peningkatan
kompetensi melaului kegiatan wawancara dan studi dokumentasi hasil yang
diharapkan yaitu mampu menerapkan hasil wawancara dan studi
dokumentasi tentang pengetahuan dan pengalaman dalam melakukan
kerjasama dengan perseorangan dan institusi lain, baik institusi pemerintah
atau swasta, untuk mendukung tugas sehari-hari.
Kepala Sekolah supaya mampu menyusun program kerjasama
dengan pihak lain baik perseorangan maupun institusi untuk mendukung
pelaksanaan kegiatan pendidikan di sekolah. Kepala sekolah hendaknya
memiliki pengalaman dalam melakukan kerjasama dengan perseorangan
dan institusi lain , baik institusi pemerintah atau swasta. Manfaat dari
menjalin kerjasama dapat memberi kemudahan pengelolaan sekolah untuk
memenuhi kebutuhan sekolah, baik dibidang sarana dan prasarana maupun
pelayanan pendidikan yang maksimal bagi siswa.

C.DOKUMENTASI KEGIATAN RPK DAN PK


Setelah melaksanakan rangkaian kegiatan RPK dan PK , kami
merangkum semua kegiatan dalam bentuk video, yang bisa dilihat di chanel
Youtub melalui link hhtps://youtu.be/zpYGLkdYZtQ.
BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Setelah Calon Kepala Sekolah (CKS) melaksanakan kegiatan


Rencana Proyek Kepemimpinan ( RPK ) di sekolah sendiri yaitu di SDN
PesalakanKecamatan Kutowinangun dan Peningkatan Kompetensi ( PK ) di
sekolah magang yaitu di SDN SD Negeri Pesalakan Kecamatan
Kutowinangun, serta berdasarkan ketercapaian tujuan On The Job Training
( OJT ) 2 maka penulis dapat menyimpulkan dalam uraian sebagai berikut :

I. Kegiatan Rencana Proyek Kepemimpinan ( RPK )


Dengan kegiatan rencana proyek kepemimpinan dapat
meningkatkan kemampuan calon kepala sekolah dalam berbgai hal antara
lain :

a) Menambah wawasan calon Kepala Sekolah tentang kompetensi yang


harus dimiliki oleh kepala sekolah yaitu : kompetensi kepribadian ,
manajerial , kewirausahaan , supervisi dan sosial itulah yang harus
dimiliki oleh calon kepala sekolah.
b) Mampu menyiapkan, mempengaruhi, menggerakkan,
memberdayakan dan mengembangkan sumber daya yang ada di
sekolah.
c) Mampu mengidentifikasi masalah yang terkait dengan standar
nasional pendidikan dengan melaksanakan kegiatan proyek
kepemimpinan sesuai dengan rencana yang sudah disusun

d) Melaksanakan monitoring dan evaluasi kegiatan pengembangan


sekolah
e) Menganalisis hasil monitoring dan evaluasi kegiatan proyek
kepemimpinan

II. Kegiatan Peningkatan Kompetensi ( PK )

Dengan dilaksanakan kegiatan peningkatan kompetensi calon


Kepala Sekolah di Sekolah Magang 2 dapat meningkatkan kompetensi
calon Kepala Sekolah dari indikator yang masih lemah diantaranya :

1. Kompetensi kepribadian
a) Mampu menerapkan cara berbicara, bersikap dan berperilaku yang
dapat diteladani oleh warga sekolah dan masyarakat dalam menjalankan
tugas sehari-hari.
b) Melaksanakan tugas-tugas dengan perencanaan yang matang dan
evaluasi berkelanjutan
2. Kompetensi Manajerial
a) Mampu menggunakan media teknologi, informasi dan komunikasi
(TIK) untuk meningkatkan kualitas pembelajaran peserta didik di kelas.
b) Memiliki pengalaman dalam menyelesaikan masalah terkait
penggunakan media teknologi, informasi dan komunikasi (TIK) untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran peserta didik di kelas.
3. Kompetensi Supervisi guru dan tenaga kependidikan
a) Memahami cara memberikan umpan balik hasil supervisi kepada para
guru secara konstruktif.
b) Memahami Teknik – Teknik dalam melakukan supervisi akademik.
4. Kompetensi kewirusahaan
a) Membuat program – program inovatif yang bisa meningkatkan
keefektifan sekolah dengan baik
b) Memiliki rasa optimis, pantang menyerah dan berpikir alternatif
terbaik untuk mencapai keberhasilan sekolah
5. Kompetensi sosial
a) Melakukan kerjasama dengan perseorangan dan institusi lain, baik
institusi pemerintah atau swasta, untuk mendukung tugas sehari-hari.
b) Menyusun program Kerjasama dengan pihak lain baik perseorangan
maupun institusi dengan baik, untuk mendukung pelaksanaan kegiatan
Pendidikan di sekolah.

B. SARAN-SARAN

Berdasarkan kegiatan On The Job Training ( OJT ) 2 yang sudah


dilaksanakan oleh Calon Kepala Sekolah ( CKS ) selama program diklat
penyiapan calon kepala sekolah yang diselenggarakan oleh LP@KSPS, maka
penulis memberikan saran dan masukan antara lain kepada:

1. Pihak Penyelenggara Diklat


Sebaiknya setiap rangkaian kegiatan diklat calon kepala sekolah
yang dilaksanakan secara daring di masa pandemi Covid-19 melalui LMS
baik itu On The Job Training ( OJT ) 1, In Servis Training ( IST ) 1, On
The Job Training ( OJT ) 2,maupun In Servis Training ( IST ) 2 diberi
waktu jeda, artinya tidak harus ada kegiatan setiap harinya secara online di
LMS, atau bahkan untuk hari Minggu dan hari libur nasional juga tidak
ada kegiatan di LMS secara daring supaya peserta diklat calon kepala
sekolah bisa istirahat sejenak untuk tidak melakukan aktivitas di depan
laptop terus -menerus.
2. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kebumen
a. Seleksi calon kepala sekolah secara administrasi dilaksanakan oleh
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kebumen sudah
sangat baik oleh karena itu mohon untuk dilanjutkan secara
transparan serta diimbangi dengan penghargaan yang setimpal
bagi para calon kepala sekolah yang telah lolos
b. Calon kepala sekolah yang telah dinyatakan lulus diklat oleh
LP2KSPS diharapkan dapat memberikan kontribusi yang positif
terhadap kemajuan pendidikan serta dapat menciptakan Calon
Kepala Sekolah yang profesional di masa yang akan datang di
Kabupaten Kebumen , oleh karena itu Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan Kabupaten Kebumen seyogyanya memberikan
aspresiasi kepada CKS yang lulus Diklat sesuai dengan kebijakan
dinas.
c. Sebaiknya Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kebumen
melaksanakan kerjasama dengan LP2KSPS dalam pelaksanaan
seleksi subtansi dan diklat calon kepala sekolah secara
mandiri/biaya pemda sehingga kuota kebutuhan kepala sekolah di
Kebumen selalu dapat terpenuhi sesuai amanat Permendikbud No.6
Tahun 2018 bahwa calon kepala sekolah harus lulus seleksi
administrasi dan lulus seleksi subtansi , kemudian mengikuti diklat
dan dinyatakan lulius diklat serta mempunyai STTPP sebagai
syarat untuk pengangkatan kepala sekolah .
3. Peserta Diklat CKS
a. Hasil kegiatan On The Job Training ( OJT ) 2 agar menjadi bekal
bagi peserta diklat calon kepala sekolah pada umumnya untuk
mengimplementasikan kompetensi kepala sekolah kelak setelah
diangkat menjadi kepala sekolah.
b. Peserta diklat CKS agar lebih memahami tentang tupoksi kepala
sekolah, maka perlu belajar mandiri dan menggali pengalaman
langsung dari kepala sekolah lain.

Anda mungkin juga menyukai