Anda di halaman 1dari 13

BAB II

TINJAUAN UMUM

2.1 Lokasi dan Kesampaian Daerah


Lokasi pertambangan PT. Adaro Indonesia secara administratif termasuk
ke dalam dua provinsi, empat kabupaten dan tiga belas kecamatan. Di Provinsi
Kalimantan Selatan, yaitu Kabupaten Tabalong yang terdiri dari : Kecamatan
Muara Harus, Murung Pundak, Upau, Tanta, Kelua, dan Tanjung. Selanjutnya
Kabupaten Balangan terdiri dari : Kecamatan Paringin, Awayan, Lampihung, Juai
dan Batu Mandi. Sedangkan di Provinsi Kalimantan Tengah meliputi Kabupaten
Barito Selatan dan Kabupaten Barito Timur, dengan Kecamatan Kelanis, Murung
Ilung, dan Pasar Panas.
Daerah pertambangan batubara PT. Adaro Indonesia termasuk dalam
wilayah kuasa pertambangan Eksploitasi DU. 182/Kal-Sel dengan luas 35.549 Ha.
Areal kuasa pertambangan PT. Adaro Indonesia meliputi empat lokasi endapan
cadangan yaitu, daerah Paringin, Tutupan, Wara dan Warukin. Operasi
penambangan batubara tambang Paringin mulai beroperasi bulan September 1991,
sedangkan tambang Tutupan mulai beroperasi bulan Desember 1996. Sedangkan
tambang Wara pernah dilakukan penambangan tetapi karena tidak dianggap
ekonomis, maka penambangan di Blok Wara dihentikan, sedangkan di Blok
Warukin walaupun memiliki cadangan yang banyak, tetapi batubaranya adalah
batubara muda dan terletak di daerah perkampungan penduduk.
Lokasi penambangan di daerah Tutupan terletak 215 km dari kota
Banjarmasin dan 15 km dari kota Tanjung. Kondisi jalan antara kota Banjarmasin
dengan kota Tanjung telah diaspal. Jalan raya ini merupakan bagian dari ruas jalan
trans kalimantan yang menghubungkan Kota Banjarmasin dan Balikpapan, salah
satu kotamadya di Provinsi Kalimantan Timur. Untuk mengangkut batubara dari
ROM Tutupan ke tempat pengapalan dibuatlah haul road oleh PT. Adaro
Indonesia dengan kondisi jalan beraspal dengan lebar 16 m sepanjang 74 km ke
arah barat, sehingga masalah pengangkutan hasil tambang tidak mengalami

6
kesulitan (peta kesampaian daerah PT. Adaro Indonesia dapat dilihat pada
Gambar 2.1).

o
115 0`0``BT 115o30`0``BT 116o0`0``BT 116o30`0``BT

Balikpapan 1o30`0``LS
U

o
2 0`0``LS

rai t
sar s t

2o30`0``LS
Maka

o
3 0`0``LS

Gambar 2.1 Peta Kesampaian Daerah PT. Adaro Indonesia

7
2.2 Perizinan
PT. Adaro Indonesia merupakan unit usaha pertambangan Perseroan yang
telah memperoleh surat No. B-81/Pres/10/1982, perihal persetujuan atas
perjanjian kerjasama dibidang pertambangan batubara antara PN. Tambang
Batubara dan Enadimsa, Spanyol, di daerah Kalimantan Selatan dalam rangka
Undang-Undang Penanaman Modal Asing dan Undang-Undang Pokok
Pertambangan yang dikeluarkan oleh presiden Republik Indonesia.
PT. Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk yang bekerja sama
dengan PT. Adaro Indonesia telah memperoleh Kuasa Tambang Eksploitasi
berdasarkan kepada surat keputusan Direktur Jenderal Pertambangan Umum No.
67.K/2014/DDJF/1995 untuk area tambang Paringin seluas 860,80 Ha di
kabupaten Hulu Sungai Utara, Provinsi Kalimantan Selatan.
Untuk area di luar tambang Paringin berdasarkan kepada surat keputusan
Direktur Jenderal Pertambangan Umum No. 635.K/20.01/DJP/98 tanggal 18
November 1998, tentang wilayah Pertambangan Perjanjian Karya Pengusahaan
Pertambangan Batubara Adaro. Berdasarkan hal tesebut, maka luas area PKP2B
PT. Adaro Indonesia mencapai 35.800,80 Ha.

2.3 Keadaan Topografi dan Geologi


2.3.1 Topografi
Keadaan topografi di daerah tambang Tutupan adalah mendatar dengan
ketinggian 30 m di atas muka air laut, sedangkan daerah perbukitannya setinggi
200 m dan dialiri banyak sungai-sungai kecil. Pada daerah yang lebih rendah
dipenuhi oleh sawah masyarakat, perkebunan karet dan padang rumput sedangkan
daerah perbukitannya dipenuhi dengan hutan.

2.3.2 Geologi
Bukit Tutupan dengan panjang sekitar 20 km tersebar dari timur laut ke
barat daya. Bukit ini dibentuk oleh adanya pergerakan dua struktur sesar yang
berdekatan satu dengan lainnya. Salah satu struktur sesar itu adalah struktur Sesar
Dahai tersebar sepanjang bagian barat kaki Bukit Tutupan, yang awalnya berada
8
di Desa Buliak di daerah selatan dan terus berlanjut hingga daerah timur laut di
luar areal kontrak PT. Adaro Indonesia. Sesar ini diinterpretasikan seperti terletak
pada batas antara Formasi Dahor di sebelah barat dan Formasi Warukin di sebelah
timur. Formasi Warukin terdorong di atas Formasi Dahor.
Adapun sesar lainnya adalah Sesar Tanah Abang-Tutupan Timur
mendorong sesar yang keluar sepanjang timur kaki bukit. Sesar tersebut meluas
sepanjang selatan Sesar Dahai sampai ke lapangan minyak timur laut tepian timur.
Kejadian sesar-sesar ini telah dibuktikan lewat data seismik dan pengeboran pada
sumur minyak. Sesar Tanah Abang-Tutupan Timur merupakan salah satu struktur
antiklin yang saat ini masih ada dan terletak di bagian barat kaki Bukit Tutupan.

2.3.2.1 Geologi Regional


Secara garis besar lokasi kontrak kerja PT. Adaro Indonesia terletak pada
Formasi Warukin yang banyak mengandung endapan batubara yang diselingi oleh
batulempung dan batupasir (lihat Gambar 2.2).
Tambang batubara PT. Adaro Indonesia terdapat pada tiga blok yang
terpisah yaitu, Blok Tutupan, Wara dan Paringin. Blok Tutupan mengandung tiga
lapisan batubara utama (major seam) yaitu, lapisan T 100, T 200, T 300, serta
beberapa lapisan minor yaitu pada T 100 adalah lapisan A, B, C, D, pada T 200
terdapat lapisan E, F dan pada T 300 terdapat lapisan G, H. Batubara pada Blok
Tutupan memiliki ketebalan hingga 50 m dengan kemiringan lapisan berkisar
antara 30° sampai 50°. Dalam Blok Paringin hanya terdapat satu lapisan batubara
utama yaitu, lapisan P 500 dan terdapat juga beberapa lapisan minor. Pada Blok
Paringin ini, ketebalan batubara mencapai 38 m dengan kemiringan lapisan
berkisar antara 10° sampai 25°. Sedangkan pada Blok Wara memiliki tiga lapisan
batubara utama yaitu, lapisan W 100, W 200, dan W 300 dengan kemiringan
lapisan berkisar antara 10° sampai 35° dengan ketebalan batubara mencapai 12
hingga 14 m.

9
Gambar 2.2 Peta Geologi Regional PT. Adaro Indonesia

10
2.3.2.2 Stratigrafi
Wilayah kuasa pertambangan PT. Adaro Indonesia secara regional
termasuk dalam Cekungan Kutai. Cekungan Kutai ini dibagi menjadi dua bagian
yaitu, Cekungan Barito yang terdapat di sebelah barat Pegunungan Meratus dan
Cekungan Pasir yang terdapat di sebelah timur Pegunungan Meratus. Secara
khusus wilayah kerja penambangan PT. Adaro Indonesia terletak pada Cekungan
Barito yang terletak di terletak di tepi bagian timur Sub-cekungan Barito di dekat
Pegunungan Meratus. Sub-cekungan Barito merupakan bagian selatan Cekungan
Kutai yang berupa satu cekungan luas dan meliputi daerah kalimantan bagian
selatan dan timur selama zaman tersier (sekitar 70 sampai 2 juta tahun silam).
Cekungan Barito terdiri dari empat formasi yang berumur Eosen sampai Pliosen
(peta geologi regional PT. Adaro Indonesia dapat dilihat pada Gambar 2.2).
Adapun urut-urutan stratigrafi formasi Cekungan Barito berdasarkan waktu
terbentuknya adalah :

1. Formasi Tanjung
Formasi paling tua yang ada di daerah penambangan, berumur
Eosen, yang diendapkan pada lingkungan paralis hingga neritik yang
ketebalannya 900-1100 m, terdiri dari litologi bagian atas dan bawah.
Litologi bagian atas Formasi Tanjung terdiri dari interkalasi dari serpih
dan pasir dengan beberapa seam batubara yang tipis. Sedangkan litologi
bagian bawah Formasi Tanjung terdiri dari serpih, pasir, dan konglomerat
sebagai komponen utama. Hubungan Formasi Tanjung tidak selaras
dengan batu pra-tersier.

2. Formasi Berai
Formasi ini diendapkan pada lingkungan lagon hingga neritik
tengah dengan ketebalan antara 107-1300 m. Formasi ini berumur
Oligosen sampai Miosen bawah, hubungannya selaras dengan Formasi
Tanjung yang terletak di bawahnya. Formasi Berai terdiri dari
pengendapan laut dangkal di bagian bawah, batugamping dan napal di
bagian atas.
11
3. Formasi Warukin
Formasi ini diendapkan pada lingkungan neritik dalam hingga
deltaik, dengan ketebalan 1000 m hingga 2400 m, dan merupakan formasi
paling produktif yang berumur Miosen tengah. Pada formasi ini terdapat
tiga lapisan paling dominan, yaitu :
A. Batu lempung dengan ketebalan ± 100 m
B. Batulumpur dan batupasir dengan ketebalan 600-900 m, dengan
bagian atas terdapat endapan batubara sepanjang 10 m.
C. Lapisan batubara dengan tebal cadangan 20-50 m, yang pada
bagian bawah lapisannya terdiri dari pelapisan pasir dan batupasir
yang tidak kompak dan lapisan bagian atasnya yang berupa
batulempung dengan ketebalan 150-850 m.
Formasi Warukin ini hubungannya selaras dengan Formasi Berai yang
berada di bawahnya.

4. Formasi Dahor
Formasi ini diendapkan pada lingkungan litoral hingga supralitoral,
yang berumur Miosen atas sampai Pliosen dengan ketebalan mencapai 450-
840 m. Formasi Dahor letaknya tidak selaras dengan ketiga formasi yang
berada di bawahnya dan tidak selaras dengan endapan aluvial yang berada
di atasnya. Formasi ini adalah perselingan antara batuan konglomerat dan
batupasir yang tidak kompak, pada formasi ini juga ditemukan batu lanau,
batulempung lunak, lignit, dan limonit.

Formasi yang mengandung endapan batubara pada PT. Adaro Indonesia


adalah Formasi Tanjung dan Warukin. Adapun stratigrafi Cekungan Barito
tersusun atas perselingan batupasir, batubara dan batulempung (Stratigrafi
Cekungan Barito dapat dilihat pada Gambar 2.3)

12
STRATIGRAFI CEKUNGAN BARITO
(ADARO RESOURCES REPORT, 1999)
KOLOM TEBAL
UMUR STRATIGRAFI LITOLOGI FASIES
STRATIGRAFI (m)
KUARTER ALLUVIUM Deposit sungai dan rawa

PLIOSEN Batuan klastik, konglomerat, batupasir, LOWER


batulanau dan batulempung. DELTA lebih dari
FORMASI DAHOR
PLAIN 840
ATAS

ANGGOTA Seam batubara berketebalan 30 - 40 m, UPPER


ATAS interbedded dari batulempung calcareous DELTA 850
BATUBARA dan pasir halus. PLAIN

ANGGOTA
Lapisan tebal dari sangat halus hingga
FORMASI kasar, batulanau, batulempung dan LOWER
PASIR 500
beberapa seam batubara, konglomerat DELTA
TENGAH PLAIN
ATAS sebagai dasar.
TENGAH
MIOSEN
WARUKIN ANGGOTA Interkalasi dan pasir halus, batulanau, LOWER
PASIR batulempung dan beberapa seam DELTA 600
BAWAH batubara tipis. PLAIN

BAWAH
ANGGOTA Serpih, kadang-kadang calcareous, DELTA
pasir halus dan marl. FRONT 450
LEMPUNG

ANGGOTA
Marl, lempung, lanau dan interbedded
dari lapisan batugamping tipis, berisi PRODELTA 225
BAWAH
MARL pita-pita batubara.
ATAS

FORMASI ANGGOTA
Batugamping kristalin, interbedded
PRODELTA 600
BATUGAMPING lapisan tipis marl.
BERAI

OLIGOSEN ANGGOTA
Marl, batugamping, serpih, lanau dan
beberapa interbedded seam batubara. PRODELTA 250
MARL
BAWAH

FORMASI ATAS Interkalasi dari serpih dan pasir dengan


beberapa seam batubara tipis. MARINE
EOSEN 900
TANJUNG BAWAH Serpih, pasir dan konglomerat DELTA FRONT

PRATERSIER BASEMENT PRATERSIER Serpih, kuarsit dan batuan beku

Gambar 2.3 Stratigrafi Cekungan Barito

13
2.4 Iklim dan Curah Hujan
Daerah Provinsi Kalimantan Selatan termasuk daerah yang beriklim tropis.
Suhu rata-rata setiap tahun sekitar 27oC. Kelembaban udara rata-rata 82%, yang
mana variasi kelembaban dari bulan ke bulan relatif kecil. Pada bulan November
hingga bulan April bertiup angin musim barat laut ke arah selatan yang membawa
hujan, sedangkan pada bulan Mei hingga bulan September angin bertiup dari
timur maupun tenggara yang merupakan angin kering.

2.5 Sumber Daya, Cadangan dan Kualitas Batubara


Kegiatan eksplorasi oleh konsultan PT. Adaro Indonesia berhasil
menemukan cadangan batubara dalam jumlah yang sangat besar (lebih dari satu
milyar ton) yang terdapat di tiga daerah yaitu, Blok Tutupan, Blok Paringin, dan
Blok Wara. Batubara di daerah ini terdapat dalam Formasi Warukin yang berumur
Miosen tengah. Jumlah sumberdaya dan cadangan batubara di daerah Blok
Tutupan, Blok Paringin, dan Blok Wara dapat dilihat pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1
Sumberdaya dan Cadangan Batubara Tambang Tutupan, Paringin, dan Wara
(per 31 Desember 2008, dalam juta ton)

Potensi Tutupan Paringin Wara Total


Sumberdaya 2.224 774 1.520 4.518
Cadangan 1.260,77 185,64 517,7 1964.11

Kualitas merupakan hal terpenting dalam batubara, karena dari nilai


kualitas ini akan mempengaruhi harga penjualan dari batubara yang akan dijual
kepada pembeli dan konsumen dengan mengacu pada standard quality. Kualitas
rata-rata batubara dari masing-masing daerah tersebut dapat dilihat pada Tabel
2.2.

14
Tabel 2.2
Kualitas Batubara PT. Adaro Indonesia

Parameter unit Tutupan Wara Paringin


Calori Value (adb) kkal/kg 5.515 5.241 5.743
Sulfur (adb) % 0.11 0,23 0.17
Ash (adb) % 2.10 3.21 1.85
Total Moisture (ar) % 27.20 38 25.06

2.6 Kegiatan Penambangan


Operasi penambangan yang dilakukan oleh PT. Adaro Indonesia
disesuaikan dengan perencanaan tambang yang telah dibuat oleh Technical
Service Departement. Adapun urutan kegiatan penambangan di PT. Adaro
Indonesia (lihat Gambar 2.4) meliputi :

Sumber : Technical Service Department PT. Adaro,2009

Gambar 2.4 Bagan Alir Kegiatan Penambangan Batubara PT. Adaro Indonesia

15
2.6.1 Pembukaan Lokasi Tambang dan Pembersihan Lantai (land clearing)
Pembukaan lokasi penambangan merupakan kegiatan awal untuk
mempersiapkan medan kerja yang baik untuk kegiatan penambangan. Kegiatan
pembukaan lokasi penambangan meliputi pekerjaan pembersihan lahan dari
vegetasi (land clearing), pengupasan tanah penutup dan pembuatan jalan masuk
ke medan kerja.

2.6.2 Pengupasan Lapisan Penutup


Setelah kegiatan penggusuran selesai dikerjakan, selanjutnya pekerjaan
yang dilakukan adalah pengupasan lapisan penutup yang terdiri dari tanah dan
batuan. Penanganan tanah penutup berupa top soil dan sub soil berbeda dengan
penanganan batuan penutup yang terdiri dari batupasir dan clay.
Top soil ini kaya dengan unsur hara (humus) dan tebalnya sekitar 10-30
cm dipindahkan ke tempat tertentu yang nantinya akan digunakan kembali untuk
reklamasi pada daerah bekas tambang. Top Soil ini dipisahkan tempat
penumpukannya dari sub soil. Pada areal tertentu yang lapisan top soil nya tipis,
penanganannya dilakukan sekaligus dengan sub soil, yaitu ditimbun dan
ditempatkan bersamaan, ini dapat juga disebabkan karena medan kerjanya yang
sulit misalnya, untuk daerah yang curam dan terjal sehingga untuk memudahkan
pekerjaan digusur bersamaan tanpa membedakan antara top soil atau sub soil.
Batuan penutup (pasir dan clay) ditangani dengan menggunakan tiga metode
yaitu,
1. Direct digging
Batuan penutup yang lunak digali langsung dengan alat gali mekanis
Hydraulic Excavator.
2. Ripping dan dozing
Sedangkan untuk batuan penutup yang agak keras, maka dilakukan
terlebih dahulu penggaruan (ripping) dengan mengunakan Giant Ripper
Variable Type Bulldozer, material yang telah tergaru digusur pada suatu
tempat sehingga memudahkan alat muat dalam melakukan pemuatan
terhadap alat angkut.
16
3. Drilling dan Blasting
Pelaksanaan operasional pemboran dan peledakan dilakukan
berdasarkan rencana target produksi yang ditetapkan. Adapun urutan
kegiatan pemboran dan peledakan adalah
a. Menyiapkan lokasi pemboran dan peledakan
b. Menentukan desain pemboran
c. Melakukan pemboran berdasarkan desain
d. Pengangkutan bahan peledak
e. Kegiatan peledakan

2.6.3 Penggalian dan Pengangkutan Batubara dari “Pit ke ROM-Stockpile”


Setelah kegiatan pengupasan lapisan tanah penutup, kemudian dilakukan
penggalian batubara dengan alat gali Hydraulic Excavator kemudian diangkut
dengan alat angkut truk dengan kapasitas 40-60 ton ke tempat penimbunan
sementara (ROM - stockpile). Hal ini dilakukan untuk memudahkan pekerjaan di
lapangan karena cara ini sangat efektif dan efisien ditinjau dari segi biaya, waktu,
dan peluang untuk terjadinya kecelakaan kerja, karena dengan demikian tidak
banyak alat yang masuk ke daerah kerja yang relatif sempit pada lantai kerja
(sampai ke floor).

2.6.4 Pengangkutan Batubara dari “ROM-Stockpile ke Crushing Plant”


Batubara dari ROM - stockpile dimuat oleh wheel loader ke alat angkut
double truck trailer, kemudian diangkut melalui jalan tambang menuju ke
crushing plant dan dermaga batubara di Kelanis (Kalimantan Tengah) dengan
jarak 76 km dari tambang Tutupan.

2.6.5 Pengangkutan dan Pengapalan


Batubara yang telah direduksi ukurannya hingga -50 mm ditimbun di
stockpile atau langsung dimasukkan menggunakan conveyor menuju ke tongkang
yang kemudian akan ditarik oleh kapal motor. Tongkang membawa batubara
menyusuri Sungai Barito sepanjang 240 km ke hilir, sebelum dialihkan ke kapal.
17
Pemindahan batubara dari tongkang ke kapal dilakukan di daerah Taboneo
(lihat Gambar 2.5), sekitar 24 km dari lepas pantai Banjarmasin, dengan
menggunakan tiga unit derek terapung (floating crane) yaitu :
 Donna Anna berkapasitas 4000 mt/day
 Donna Clara berkapasitas 10000 mt/day
 Donna Floor berkapasitas 10000 mt/day
Adapun penggolongan kapal berdasarkan kapasitas muat yang digunakan
untuk memasarkan batubara ke negara konsumen adalah sebagai berikut.
 Handymax berkapasitas 20000 - 40000 mt
 Panamax berkapasitas 40000 - 70000 mt
 Cape Size berkapasitas 70000 - 120000 mt
 Super Cape Size berkapasitas 120000 – 3000000 mt

Gambar 2.5 Pengapalan Batubara

18

Anda mungkin juga menyukai